Anda di halaman 1dari 24

BAB III

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DAN RUANGAN


A. Gambaran Umum Rumah Sakit
1. Sejarah perkembangan rumah sakit
Rumah Sakit Daerah Madani Provensi Sulawesi Tengah merupakan satu-
satunya Rumah Sakit Jiwa milik pemerintah provensi Sulawesi tengah dan terletak di
Kelurahan Mamboro Kecamatan Palu Utara, kira-kira 13 km sebelah utara kota palu.
Rumah Sakit ini mulai dibangun sejak 1979 dengan Dana APBN dan resmi
berdiri pada tanggal 5 juli 1984 dengan berlakunya keputusan Maenkes RI Nomor
350/Menkes/SK/VII?1984 tentang pembentukan Rumah Sakit Jiwa Pusat Kelas B di
Palu. Status awal pengelolaan Rumah sakit Jiwa pusat Palu di bawah Dirjen
pelayanan medi DEPKES-RI.
Pada tahun 2001 dalam rangka penerapan UU No.22 Tahun 1999 tentang
pelaksanaan Otonomi Daerah, pengelolaan Rumah Sakit Jiwa Pusat Palu diserahkan
ke Pemda Kota Palu Pada Tahun 2002 RSJ Pusat Palu diserahkan pengelolaanya
kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Perda No 12 tahun 2002
tentang Organisasi dan Tata Laksana RSJ Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, berubah
menjadi lembaga teknis daerah yang berbentuk badab.
Dengan mangacu pada Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor
188.44/1726/RO.ORPEG-ST/2003 tentang Uraian Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit
Jiwa Madani Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Di tahun 2003 Rumah Sakit Jiwa
Pusat Palu berubah nama dan berkembang menjadi Rumah sakit Jiwa Madani dengan
penambahan 4 pelayanan spesialitik dasar (non jiwa).
Pada perkembangan selanjutnya, RSJ Madani Berubah menjadi Rumah Sakit
Daerah Madani, melalui Perda Nomor 7 Tahun 2009. Pengemangan ini diharapkan
dapat meningkatkan kerja sama RSD Madani dengan Rumah Sakit Daerah lainnya
dalam melaksanakan urusan pemerintah bidang kesehatan menuju pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu baik pada pelayanan kesehatan jiwa maupun pelayanan
kesehatan umum. Selanjutnya, pada tanngal 27 desember 2010 melalui Keputusan
Gubernur Sulawesi Tengah nomor : 900/695/RSD MADANI-G.ST/2010 tentang
penetapan Pola Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi
Sulawesi Tengah Sebagai Badan Layanan Umum Daerah Dengan Status Penuh.
Sejak berdiri RSD MADANI telah mengalami 8 ahli pergantian direktur yaitu:
a. dr. Paul Hamdani, DSJ (1985-1992)
b. dr. Slamet Susilo Setyodarmoko, DSJ (1992-1997)
c. dr. Eko Susanto Marsoeki, Sp.K. J (1997-2004)
d. dr. Hj. Muslimah L. Gadi, MSi. (2004-2008)
e. dr. Isharwati, M. Kes. (2008- 2017)
f. dr. Nirwansyah Parampasi, Sp., PA (2017- sekarang)
Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah adalah Rumah Sakit
kelas B khusus dengan kapasitas 204 tempat tidur yang terdiri dari kelas utama (VIP),
kelas I, kelas II dan kelas III dan merupakan rumah sakit rujukan untuk kesehatan
jiwa di Provinsi Sulawesi Tengah, setelah diserahkan kepada Pemda Sulawesi Tengah
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit ini ditambah dengan pelayanan kesehatan
umum dengan 4 spesialis dasar.
2. Kajian Situasi Rumah Sakit
a. Visi Rumah Sakit

Menjadi Rumah Sakit Umum dengan keunggulan pelayanan kesehatan holistik

yang menjadi pusat rujukan kesehatan jiwa di Sulawesi.

b. Misi Rumah Sakit

1) Menyajikan pelayanan kesehatan umum yang holistik berorientasi kebutuhan


masyarakat.
2) Secara berkesinambungan meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan
kesehatan bermutu dan berdedikasi dengan menjunjung tinggi etika
3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuia perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4) Mewujudkan manejemen rumah sakit yang kredibel, akuntabel, transparan,
bertanggung jawab dan adil.
5) Mengupayakan peningkatan pendapatan rumah sakit secara berkesinambungan
untuk perbaikan mutu pelayanan kesehatan
b. Nilai-Nilai Dasar
M: Motivasi dan Komitmen
A: Aktif / Antisipatif
D: Disiplin
A: Adil
N: Mengaungkan Nilai-nilai Luhur
I: Insiatif dan Profesional
c. Moto Rumah Sakit
MASINTUVU MOSIPAKALOMPE”
Artinya : bersatu untuk saling memperbaiki.
d. Sifat, Maksud, Dan Tujuan Rumah Sakit
“ kepuasan Anda kebahagian kami”
3. Kajian Situasi Ruangan
a. Karakteristik Unit
1) Visi Ruangan
Memberikan pelayanan kesehatan yang prima, holistik, berkualitas,
profesionall dan penuh kasih saying kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
2) Misi Ruangan
a. Membudayakan disiplin kerja dan memberikan kesejukan dalam
pelayanan asuhan keperawatan terhadap pasien
b. Melaksanakan pekerjaan secara tim yang profesional, dinamis, inovatif,
dedikasi tinggi dan terpercaya.
c. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan harmonis
d. Menjunjung tinggi nilai loyalitas terhadap pimpinan
e. Peduli terhadap peningkatan kesejahteraan, kualitas, sumber daya manusia
dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya
3) Filosofi Ruangan
S : Sentuhanmu adakah penyembuhku
A : Aman dan nyaman
L : Lingkungan bersih dan sehat
A : Aktif dan kreatif
K : Kesembuhan adalah tujuan utama kami
4) Moto Ruangan
Kesempurnaan, kesembuhan anda berawal dari komitmen dan komunikasi
yang baik
5) Model Layanan : Rawat Inap
6) Struktur Organisasi Ruangan Salak
Ruangan Salak dipimpin oleh Kepala ruangan dan dibantu oleh dua ketua tim
dengan 10 perawat pelaksana. Adapun stuktur organisasinya adalah sebagai
berikut:

STRUKTUR ORGANISASI PERAWAT RUANGAN SALAK


UPT RSUD MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH

KEPALA RUANGAN
Ni Ketut Suharyani, A.MD.Kep

TIM 1 TIM II
KETUA TIM 1 KETUA TIM II
Lisman A.MD.Kep Karlina A.MD.Kep

PERAWAT PERAWAT
PELAKSANA PELAKSANA
7) Letak Ruangan : Denah Ruangan

3 4

5
2

8
B
1

U S

6
7

T
Keterangan :
1. Ruangan KARU (Kepala Ruangan)
2. Ruangan Perawat
3. Ruangan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok)
4. Ruangan Perawatan
5. Ruangan Observasi
6. WC Perawat
7. Ruangan Tindakan
8. Nursing Station

Tempat Tidur Pasien


Tempat Tidur Perawat
WC Pasien
Lemari
Meja karu
Meja perawat
Wastavel
Tempat Pakaian Kotor Pasien
Tong Sampah Medis
Tong Sampah Non Medis
Kulkas
Pintu Masuk Ruangan Salak

4. Analisis Terhadap Klien


a. Karakteristik
1) Menerima semua umur
b. Tingkat Ketergantungan
Tingkat ketergantungan pasien di ruangan Salak dinilai dengan menggunakan
instrumen penilaian ketergantungan klien menurut orem yaitu teori self care
deficite;total, partial, minima care, (Nursalam, 2012 ). Klasifikasi derajat
ketergantungan pasien dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1) Perawatan minimal
Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah pasien masih dapat melakukan
sendiri, mandi, ganti pakaian, makan, minum, penampilan secara umum baik,
emosi stabil.Pasien perlu di awasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan.
Pasien perlu dilakukan observasi setiap shift, pengobatan minimal dan
persiapan prosedur memerlukan pengobatan. Perawatan mandiri memerlukan
waktu 1-2 jam / 24 jam.
2) Perawatan intermediet / parsial
Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah memerlukan bantuan untuk
melakukan kegiatan sehari – hari seperti makan, mengatur posisi waktu
makan, memberikan motivasi agar makan, bantuan dalam eliminasi dan
kebersihan diri, tindakan keperawatan untuk memonitor tanda – tanda vital,
memeriksa produksi urin, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran
drainase (infus), bantuan dalam pendidikan kesehatan secara persiapan
pengobatan memerlukan prosedur. Perawatan parsial memerluakan waktu 3-4
jam/ 24 jam

3) Perawatan total
Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah tidak dapat melakukan sendiri
kebutuhan sehari – harinya, semua kebutuhan dibantu oleh perawat,
penampilan pasien sakit berat, pasien memerlukan observasi tanda – tanda
vital setiap 2 jam, menggunakan selang, NGT, menggunakan terapi intervena,
pemakaian alat penghisap (suction) dan kadang pasien dalam kondisi gelisah /
disorientasi. Perawatan total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam. Berdasarkan
tingkat ketergantungan di atas, maka perlu dilakukan. Perhitungan untuk
mengetahui kebutuhan tenaga perawat di ruangan Salak RSD Madani palu
yaitu:
Komposisi ketenangan keperawatan di ruangan Salak RSD Madani

Kebutuhan Tenaga Perawat


Klasifikasi Jumlah
pasien pasien
Pagi Sore Malam

Minimal
- - - -
care
8 x 0,27 = 8 x 0,15= 8 x 0,07=
Partial care 8
2,16 1,2 0,56
Total care - - - -
Jumlah
2 1 1
Total tenaga perawat :
Pagi :2
Sore :1
Malam :1
Jumlah 4 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan perhari yang bertugas di Ruangan
Salak berjumlah.4 orang
a) Jumlah tenaga lepas perhari
1) Jumlah hari tak kerja pertahun :
Hari minggu pertahun = 52 hari + cuti tahunan 12 hari
Hari besar setahun 11 hari tambah sakit / izin 12 hari
Jadi jumlah keseluruhan 52 + 12 + 24 + 12 = 100 hari
2) Jumlah tenaga yang di butuhkan di ruangan Salak per 24 jam = 4
orang
3) Jumlah hari kerja efektif perorang per tahun = 365 hari – 100 hari =
265 hari
4) Jumlah perawat yang bebas tugas per hari

Jumlah hari tak kerja pertahun x jumlah tenaga yang diperlukan/24 jam
Jumlah hari kerja efektif perorang/pertahun

100 x 4 = 400 = 1,50 1,50 di bulatkan menjadi 2


265 265
orang
Jadi jumlah perawat yang di butuhkan perhari diruangan Salak
adalah 4 orang + 3 orang (kepala ruangan dan dua ketua tim) + 2 orang
lepas dinas = 9 orang.
Perawat yang di butuhkan diruangan Salak berdasarkan hasil
perhitungan tanggal 20 Januari 2022 sebanyak 9 orang
4. Analisa Terhadap Ruangan
f. Jumlah Tenaga di Ruangan Salak
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Di Ruangan Salak RSD Madani Sulawesi Tengah 2022

Status
Lama
Kepegawaian
No Nama Pendidikan Jabatan bekerja
PNS Honorer (thn)
1 Ni Ketut Suharyani, DIII  KARU 31
A.MD.Kep
2 Lisman A.MD.Kep DIII  KATIM 1 32

3 Karlina A.MD.Kep DIII  KATIM 2

4 Eva Trijmukti DIII  PP 15


A.MD.Kep
5 Iswanto A.MD.Kep DIII  PP 2
6 Ferlianto A.MD.Kep DIII  PP
7 Nengah Sudjadyana DIII  PP
A.MD.Kep
8 Heri Triono DIII  PP 12
A.MD.Kep
9 Erick Wijaya DIII  PP
A.MD.Kep
10 Anwar Wetoy DIII  PP 2
A.MD.Kep
11 Indra Butu Arman DIII  PP
A.MD.Kep
12 Moh. Agus DIII  PP 5
A.MD.Kep
13 Hernawati Johan DIII  PP 3
A.MD.Kep

b. Pendidikan
Tabel 3.2 Jumlah Tenaga Di ruangan Salak RSD Madani Sulawesi Tengah 2016

No Pendidikan Jumlah
1. D III 13 Orang (KARU, Katim 1 dan 2,
dengan Perawat pelaksana)

Dari tabel 3.2 di dapatkan tenaga perawat dengan pendidikan terakhir DIII
Keperawatan.
a. Pelatihan
Tabel 3.3 Pelatihan Yang di Ikuti Perawat Di ruangan Salak RSD Madani Sulawesi
Tengah 2022

No Pelatihan Jumlah
1. MPKP 3 Orang (KARU, Katim 1 dan 2)

Dari tabel 3.3 di dapatkan pelatihan yang di ikuti perawat di ruangan Salak adalah
MPKP.

b. Fasilitas Diruang Salak


Penyediaan bahan, alat dan obat – obatan di ruangan Salak sudah
menggunakan pedoman buku standar fasilitas dan peralatan keperawatan dan
perencanaan pengadaan alat dan bahan berdasarkan usulan dari ruangan. Fasilitas
yang tersedia diruangan Salak seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.5 Fasilitas Alat Medik / Keperawatan Di Ruangan Salak RSD
Madani Tahun 2022
Standar Inventaris Ket
No Nama barang
Ratio Kebutuhan
1 Tensi Digital 1 1 Cukup
2 Stetoskop 2 2 Cukup
4 Thermometer 1 1 Cukup
Gunting Tidak
5 - -
Anatomis ada
6 Bak instrument 1 1 Cukup
Tidak
17 Pinset anatomi - -
ada
Tidak
18 Pinset serugis - -
ada
Sumber : buku inventaris di ruangan Salak

Dari tabel 3.5 di dapatkan fasilitas alat medis masih ada kekurangan di ruanga
Salak seperti gunting Anatomis dengan kebutuhan 1 yang tersedia tidak ada. Pinset
anatomis dengan kebutuhan 1 yang tersedia tidak ada, pinset serugis dengan
kebutuhan 1 yang tersedia tidak ada.
No Fasilitas Rasio Kebutuhan Inventaris Ket

1 Tempat tidur 18 18 Cukup


pasien
2 Meja makan 2 2 Cukup
3 Kursi makan Tabel 3.6
Kursi single 7 7 Cukup Fasilitas
Kursi Panjang 2 2 Ruangan
4. Meja 1 1 Cukup Rawat
Resepsionis Di
5. Lemari es 1 1 Cukup Ruangan
Salak
6. TV 14 / remot 1 1 Cukup
RSD
7. Lemari 2 2 Cukup
Madani
Penyimpanan
Tahun
pakaian pasien
2022
8. Lemari Arsip 2 1 1 Cukup
pintu
9. Lemari Alat
10. Lampu 10 10 Cukup
penerang
ruangan px
11. Lampu kamar 5 4 Kurang 1
mandi
12. Wastafel 1 1 Cukup
13. Kamar mandi 6 6 Cukup
14. Closet duduk 1 1 Cukup
15. Closet jongkok 4 4 Cukup
16. Jam dinding 2 2 Cukup
17. Kalender 1 1 Cukup
18. Kursi teras 1 1 Cukup

19. Kursi Lipat 6 6 Cukup

20. Kursi Plastik 15 15 Cukup


21. Meja perawat 2 2 Cukup
22. Nurse call 1 1 Cukup

23. Meja 1 1 Cukup


Komputer
24. Komputer 1 1 Cukup
25. Kipas angin 1 1 Cukup
26. Tempat baju 1 1 Cukup
kotor
27. Tempat 1 1 Cukup
sampah Medis
28. Tempat 1 1 Cukup
Sampah Non
Medis
29. Gayung 5 5 Cukup
30. Aiphone 1 1 Cukup
31. Tabung 1 1 Cukup
pemadam
kebakaran
32. Spiker 1 1 Cukup
33. Safety Helmet 4 4 Cukup
Sumber inventaris ruangan Salak

Tabel 3.6 di dapatkan fasilitas alat rawat masih ada kekurangan di Ruanga Salak

seperti : lampu penerang WC dengan kebutuhan 5 yang tersedia 4.

Tabel 3.7 Fasilitas pasien

NO NAMA ALAT JUMLAH KETERANGAN


1. Sabun mandi 1 pak Baik
2. Sabun Cuci pakian 1 pak Baik
3. Pepsoden 1 pak Baik
4. Sikat Gigi 1 pak Baik
5. Sampo 1 pak Baik
6. Cerek air 1 Baik
7. Timba 4 Baik
8. Gelas 8 Baik
9. Sendok makan 8 Baik
10. Loyang 4 Baik

1) Analisis
Fasilitas alat tenun, alat – alat medik / keperawatan dan fasilitas ruangan rawat yang
tersedia di ruanagan Salak setelah sesuai dengan standar namun masih terdapat
beberapa alat yang belum ada / kurang.
1. Fasilitas Petugas Kesehatan
a) Nurse stasion berada ditengah – tengah ruangan
b) Ruangan perawat terletak disebelah timur ruang nurse stasion
c) Lemari obat terletak di samping kamar tidur perawat
d) Ruangan kepala ruangan terletak disebelah kiri nurse stasion
e) Ruangan administrasi terletak didalam nurse stasion
f) TV berada di ruangan nurse stasion
g) Kamar mandi perawat terletak di sebelah kanan ruangan perawat.

2. Buku – buku protap dan acuan


i. Buku injeksi ada
ii. Buku laporan KARU ada
iii. Buku KATIM ada
iv. Buku inventaris alat ada
v. Buku inventaris obat emergency ada
vi. Buku observasi TTV Tidak ada
vii. Buku laporan harian perawat ada
viii. Buku visite dokter ada
ix. Buku tamu Tidak ada
x. Buku rapat Tidak ada
xi. Buku registrasi ada
xii. Dokumen surat masuk Tidak ada
xiii. Buku indicator mutu ada
xiv. Buku laboratorium Tidak ada
xv. Lembar konsul ada
xvi. Buku pemindahan pasien ada
xvii. Blangko ASKEP ada
xviii. Buku panduan MPKP Tidak ada
xix. Buku antar barang. Ada

3. MPKP ( Modal Praktek Keperawatan Profesional ) ( M3-Methods)


a. Penerapan Modal MPKP
Berdasarkan hasil wawancara, manejemen asuhan keperawatan di ruang
Salak menerapkan metode MPKP pemula.Penerapan system model MPKP pemula
didasarkan karena beberapa alasan:
1) Metode MPKP pemula merupakan MPKP dasar dimana semua tenaganya
minimal DIII keperawatan
2) Kepala ruangan di ruang Salak pendidikannya D3 keperawatan
3) Ketua tim diruangan Salak pendidikannya yaitu KATIM I (D3 keperawatan)
dan KATIM II (D3 keperawatan)
b. Analisa
Berdasarkan hasil kusioner dapat diketahui bahwa pelaksanaan MPKP di
ruangan Salak sudah berjalan dengan baik. Hasil kusioner untuk memantau
pelaksanaan uraian tugas di bidang masing – masing diperoleh hasil kepala
ruangan 83% ketua tim I 95%, ketua Tim II 90% dan perawat pelaksana 85%.
Beberapa hal yang belum dilaksanakan pada masing – masing bidang yaitu:
1) Kepala ruangan
a) Kepala Ruangan mengatakan hanya kadang melakukan supervisi dan
member motivasi untuk seluruh staf keperawatan karena kejadian bencana dan
pandemi yang berlangsung sampai sekarang.
b) Kepala ruangan sudah tidak perna melakukan CNE (Continuing Nursing
Education) tiap bulan sekali karena kejadian bencana dan pandemi yang
berlangsung sampai sekarang.
2) Ketua Tim I
Kadang melakukan Do’a bersama sebagai awal dan akhir tugas dilakukan
setelah selesai oporan tugas
3) Ketua Tim II

4) Perawat pelaksana
a. Operan
Operan di Ruangan Salak selalu dilakukan pada pergantian sihf jaga.
Cara penyampain dilakukan secara lisan dan Tulisan namun ovoran yang
dilakukan hanya di meja perawat, jarang ke ruangan pasien.
b. Ronde keperawatan
Ronde keperawatan ruangan Salak sudah pernah dijalankan tetapi
belum optimal dilakukan semua perawat di ruangan.
c. Supervisi
Supervisi di ruangan Salak sudah dilaksanakan, kepala ruangan
melakukan klarifikasi atau memberi solusi atas masalah yang di temukan
pada saat suprvise setelah selesai tindakan dan dilakukan di nurse station,
supervise dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Perawat yang melakukan tugas yang baik mendapatkan pujian dan
perawat yang melakukan tugasnya kurang baik mendapatkan teguran.
d. Discharge planning
Kegiatan ini dilaksanakan diruangan Salak oleh perawat pada setiap
pasien yang pulang dengan masih belum baik karena maasih ada beberapa
perawat yang tidak mendokumentasikan. discharge planning yang
disampaikan meliputi obat, nutrisi, jadwal kontrol, tanpa adanya liflet
pendidikan kesehatan dari ruangan.
e. Dokumentasi perawatan
Pendokumentasian di Ruangan Salak masih belum optimal. Masih
banyak buku-buku untuk dokumentasi yang belum tersedia.

4. Pendanaan ( M4 – Money)
Tabel 3.8 Tarif Rumah Sakit Khusus di Ruangan Salak RSD Madani Sulawesi Tengah
2022

No Jenis Pelayanan Jasa Sarana Jasa Pelayanan Tarif


1. Rawat inap Kelas III Rp.65.000 Rp. 65.000
2. TAK Rp. 8.000 Rp. 15.000 Rp. 23.000
3. Visite dokter spesialis Rp. 37.500 Rp. 37.500
3. Pelaksanaan ASKEP 2 Rp. 8.000 Rp. 15.000 Rp. 23.000
4. Gizi kelas III Rp. 45.000 Rp. 4.500 Rp. 49.500
Sumber : data sekunder ruang Salak

5. Pemasaran (M5 – Market)

a. Berdasarkan diagnose
Tabel 3.9 Diagnosa Medis Di Ruangan Salak RSD Madani Sulawesi Tengah
Tahun 2021
No Jenis penyakit Jumlah
1 Skizofrenia YTT 88
2 Reterdasi Mental (RM) Ringan 20
3 Spikotik Epitepsi 7
4 Dimensia YTT 3
5 Skizofrenia 3
6 Reterdasi Mental (RM) +G25.G 3
7 Reterdasi Mental 2
8 Skizofrenia Pasamor 2
9 Skizofrenia Paranoid 1
10 Skizofrenia Hebefrenik 1
11 Skizofrenia Takterinci 1
12 Halusinasi Organik 1
Sumber: Buku register ruang Salak periode juli-desember 2021

Dari tabel 3.8 di dapatkan kasus-kasus penyakit pasien yang dirawat

diruangan Salak adalah Skizofrenia YTT, Reterdasi Mental (RM) Ringan,

Spikotik Epitepsi, Dimensia YTT, Skizofrenia, Reterdasi Mental (RM) +G25.G,

Reterdasi Mental, Skizofrenia Pasamor, Skizofrenia Paranoid, Skizofrenia

Hebefrenik, Skizofrenia Takterinci, dan Halusinasi Organik. Dan kasus terbanyak

yang di dapatkan diruangan salak adalah Sizofrenia YTT.

Tabel 3.10 Diagnosa Keperawatan Di Ruangan Salak RSD Madani Sulawesi


Tengah Tahun 2022
No Diagnosa Keperawatan Jumlah

1. Halusinasi 125

2. Defisit Perawatan Diri (DPD) 24

3. Resiko Perilaku Kekerasan (RPK) 17

4. Resiko Perilaku Bunuh Diri (RBD) 4


5. Isolasi Sosial 3

6. Harga Diri Rendah 1

Sumber : Buku Registrasi ruangan Salak periode Juli-Desember 2021

Dari tabel 3.9 di dapatkan Diagnosa Keperawatan pasien yang dirawat di

ruangan Salak adalah Halusinasi, DPD, RPK, RBD, ISOS, dan HDR. Dapat di

simpulkan bahwa Diagnosa Keperawatan yang paling banyak di Ruangan Salak

adalah Halusinasi.

 Analisis

Berdasarkan hasil kajian data yang telah dikumpulkan dapat disimpulkan

bahwa ruangan Salak merawat kasus penyakit jiwa, sehingga ini memerlukan

sumber daya yang cukup menguasai bserbagai kasus keperawatan jiwa, serta

harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan, profesional untuk mampu

memberikan asuhan keperawatan pada berbagai kasus pasien jiwa.

b. Berdasarkan daerah asal


Berdasarkan data asal pasien yang dirawat diruang Salak bila ditinjau dari
demografi menunjukan data sebagai berikut :
Tabel 3.11 Rekapitulasi Asal Daerah Pasien Ruang Salak Periode Juli – Desember
Tahun 2021

No Asal Daerah Jumlah


1. Palu 46
2. Sigi 19
3. Donggala 16
4. Parigi 13
5. Poso 6
6. Morowali 6
7. Parigi Mautong 4
8. Toli – toil 3
9. Luwuk 3
10. Buol 3
11. Pasangkayu 2
12. Mamuju 2
Sumber: buku register ruangan Salak periode Juli-Desember 2021
Dari tabel 3.9 didapatkan karakteristik pasien yang berdasarkan demografi,

kami dapat menganalisa secara sederhana bahwa kondisi tersebut terkait dengan

RS madani sebagai rumah sakit daerah yang cukup memadai di Sulawesi Tengah

sehingga pasien yang dirawat di RS madani datang dari berbagai daerah sekitar

palu dan luar daerah palu. Daerah asal pasein yang terbanyak yaitu Kota Palu.

c. Jumlah Pasien 6 Bulan Terakhir


Juli : 19
Agustus : 19
September : 19
Oktober : 23
November : 21
Desember : 22
Total pasien 6 bulan terakhir 123 orang dan pasien terbanyak ada pada bulan
oktober.
d. BOR Pasien
BOR (Bed Occupancy Ratio)
Tabel 3.12 BOR Pasien Diruang Salak RSD Madani Sulawesi Tengah Tanggal 22
Januari 2022
N0 Shifft Ruangan BOR
1 Pagi 7 Bed(11 Kosong) 7/18x100% = 39%
2 Siang 7 bed(11 Kosong) 7/18x100% = 39%
3 Malam 7 bed(11 Kosong) 7/18x100% = 39%

14 Pengkajian Berdasarkan Fungsi Manajemen


Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan tanggal 18 januari 2022, diketahui

bahwa masih ada permasalahan yang ditemui dalam penerapan manajemen keperawatan,

baik dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengendalian,

dimana fungsi manajemen tersebut belum dilaksanakan secara optimal. Kemudian

Hasilnya telah dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Fungsi Perencanaan
a. Visi, Misi Organisasi
Wawancara: Berdasarkan wawancara, Kepala Ruangan mengatakan bahwa
yang terpajang di ruangan Salak hanya visi dan misi ruangan, dan tidak ada visi
misi rumah sakit
Observasi : Berdasarkan hasil observasi di ruangan nangka hanya ada visi misi
ruangan dan belum ada visi misi rumah sakit.
Kuesioner : Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan didapatkan presentasi
100% perawat pelaksana menunjukkan pengetahuan yang tinggi tentang visi
dan misi bidang keperawatan.
Masalah : Tidak ada masalah
b. Perencanaan tenaga perawat
Wawancara : Berdasarkan wawancara, Kepala Ruangan mengatakan tidak
menggunakan rumus/literatur dalam meghitung tenaga keperawatan atau jadwal
dinas sesuai dengan kebutuhan pasien .
Observasi : Hasil pengamatan di ruang Nangka tenaga perawat tiap jadwal dinas
sudah mencukupi.
Masalah : Penentuan jumlah perawat
c. Pengorganisasian
i. Struktur Organisasi
Wawancara : Menurut Kepala Ruang didapatkan informasi bahwa struktur
ketenagaan yang ada sudah dibentuk 2 tim sebagai penerjamahan dari
konsep MPKP diruangan tetapi karna ada pergantian ketenagaan maka
perlu dilakukan perubahan untuk struktur organisasi
Observasi : Struktur organisasi yang dipasang adalah struktur organisasi
yang sudah dibentuk akan tetapi ada pergantian ketenagaan.
Masalah : sudah ada terpasang struktur hanya saja ada pergantian
ketenagaan
ii. Ronde Keperawatan
Wawancara : Menurut Kepala Ruang didapatkan informasi bahwa di
Ruang Salak sudah melakukan ronde namun belum optimal
Observasi : berdasarkan observasi di ruangan salak sudah dilakukan ronde
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH PERENCANAAN


PENYELESAIAN
MASALAH/ALTERNATIF
CARE
1. Wawancara: Kadang melakukan supervis Mensosialisasikan tentang
Kepala Ruangan dan memberi motivasi pentingnnya melakukan
mengatakan hanya kadang seluruh staf keperawatan supervise dan memberikan
melakukan supervisi dan untuk mencapai kinerja yang motovasi untuk staf
member motivasi untuk optimal keperawatan agar kinerja
seluruh staf keperawatan didalam ruangan berjalan
dengan baik dan terstruktur

Wawancara: Sudah tidak pernah Mensosialisasikan tentang


2. Kepala ruangan sudah Mengadakan CNE tiap bulan pelaksanaan CNE tiap bulan
tidak pernah melakukan sekali sekali
CNE (Continuing Nursing
Education) tiap bulan
sekali karena kejadian
bencana dan pandemi
yang berlangsung sampai
sekarang,

3. Wawancara: Kadang melakukan Do’a Penyegaran kembali tentang


Ketua tim 1 mengatakan bersama sebagai awal dan pentingnya melakukan Doa
bahwa melakukan do'a akhir tugas dilakukan setelah bersama sebagai awal dan
bersama sudah jarang di selesai oporan tugas
akhir tugas dilakukan
lakukan karena perawat
setelah selesai oporan
tidak datang secara
bersamaan tugas
4. Observasi: Dena Ruangan ada Namun Pembuatan Dena Ruangan
Kami Melihat adanya Tidak Sesuai dengan Kondisi Yang Baru Dengan kondisi
Dena Ruangan tapi tidak Ruangan saat ini Ruangan Yang Sebenarnya
sesuai dengan kondisi
ruangan saat ini
5. Wawancara: Kelengkapan Buku-buku Pengadaan Kembali Buku-
Kepala Ruangan Protap dan acuan di Ruangan buku protap dan acuan yang
Mengatakan Buku Ada Beberapa yang tidak ada seharusnya masih digunakan
Tersebut Sudah Hilang namun buku sudah hilang
dan ada buku yang sudah
tidak di fungsikan
6. Observasi: Poster No Smoking Area Pengadaan Poster No
Kami Melihat Tidak Smoking Area di Dalam
adanya Poster No Ruangan
Smoking Area di
Ruangan
7. Wawancara: Poster TAK Pengadan Poster TAK di
Kepala Ruangan Ruangan TAK
Mengatakan di Ruangan
TAK tidak terdapat Poster
Untuk Sesi TAK
PLANING OF ACTION (POA)

Masalah Tujuan Rencana Tindakan Wa Temp Penanggung


ktu at Jawab
Belum optimalnya 1. Pemenuhan dan 1. Menyusun rencana penerapan 17- Ruan
melakukan supervis peningkatan model MPKP 01- gan
dan memberi pelayanan 2. Menyusun rencana 20 Salak
motivasi seluruh Keperawatan terhadap pelaksanaan edukasi di new 22
staf keperawatan kebutuhan pasien normal
untuk mencapai
kinerja yang
optimal
Sudah tidak 1 Memberikan 1. Menyusun rencana penerapan 17- Ruan
pernah peningkatan soft skil model MPKP 01- gan
Mengadaka perawat sebagai 2 Menyusun rencana 20 Salak
n CNE tiap perawat pendidik pelaksanaan edukasi di new 22
bulan sekali normal

Belum 1. Memberikan 1. Melakukan rencana 17- Ruan


optimalnya penyegaran tentang penerapan model MPKP pre 01- gan
melakukan melakukan Do’a dan post conference 20 Salak
Do’a bersama sebagai awal 22
bersama dan akhir tugas
sebagai awal dilakukan setelah
dan akhir selesai oporan tugas
tugas di ruangan Salak
dilakukan
setelah
selesai
oporan tugas
Dena 1. Untuk mengetahui 2. Melakukan Konsultasi 17- Ruan
Ruangan tata letak dan kondisi dengan CI dan KARU 02- gan
ada Namun ruangan salak 3. Pembuatan Dena Ruangan 20 Salak
Tidak Yang Baru Dengan kondisi 22
Sesuai Ruangan Yang Sebenarnya
dengan
Kondisi
Ruangan
saat ini
Kelengkapan Buku- 1. Untuk melengkapi 1. Melakukan Konsultasi 17- Ruan
buku Protap dan buku-buku yang dengan CI dan KARU 01- gan
acuan di Ruangan seharusnya ada di 2. Pengadaan Kembali Buku- 20 Salak
Ada Beberapa yang ruangan buku protap dan acuan yang 22
tidak ada 2. Digunakan sebagai seharusnya masih digunakan
acuan atau literatur namun buku sudah hilang
untuk pembuatan
ASKEP
Tida adanya Poster 1. 1.Melakukan Konsultasi dengan 17- Ruan
No Smoking Area CI dan KARU 01- gan
didalam ruangan 2.Pengadaan Poster No Smoking 20 Salak
salak Area di Dalam Ruangan 22
Tidak adanya 1. Agar pasien saat TAK 1. Melakukan Konsultasi dengan 17- Ruag
Poster TAK di Berlangsung pasien CI dan KARU 01- an
dalam ruangan tidak hanya 2. Pengadaan Poster TAK di 20 Salak
TAK mendapatkan edukasi dalam ruangan TAK 22
melalui lisan namun
juga bisa
mendapatkan edukasi
melalui poster-poster
TAK yang telah
terpajang di ruangan
TAK

Anda mungkin juga menyukai