OLEH KELOMPOK 1
1. AGUS SETIAWAN
2. ARVO RAMADAN M ISMAIL
3. AMIRUL EKA KURNIAWAN
4. ANDI RIZAL TAHER
5. MOHAMAD ABDUL HAKIM IDRUS
6. NATZIR ABD HAQQ MADJABI
7. IRAMAYANTI DJAMALU
8. MERLIN GUSTIANI RIVAI
9. YULIANI ZAHRATUN
10. NURHAYATI P. MOHAMAD
11. PUSPITA SANDRA DEWI HULUNGO
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik (Irwandy, 2019). Kemajuan dalam pengobatan modern dan
munculnya klinik rawat komprehensif memastikan bahwa pasien hanya
dirawat di rumah sakit ketika mereka betul -betul sakit, telah mengalami
kecelakaan atau sakit parah. Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti
proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit
tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit. Perawatan
rawat inap adalah perawatan pasien yang kondisinya memerlukan rawat inap.
Kemajuan dalam pengobatan modern dan munculnya klinik rawat
komprehensif memastikan bahwa pasien hanya dirawat di rumah sakit ketika
mereka betul-betul sakit, telah mengalami kecelakaan, pasien yang perlu
perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.Rawat inap
merupakan suatu bentuk perawatan, dimana pasien dirawat dan tinggal di
rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien dirawat, rumah sakit
harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien (Posma 2001 yang
dikutip dari Anggraini (2008).
Menurut Nursalam (2012), keperwatan sebagai pelayanan yang
profesional bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,dilakukan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan
objektif klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan
menggunakan ketika keperawatan sebagai tuntutan utama.
2
Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung jawab
seorang perawat yang selalu mengapdi kepada manusia dan kemanusiaan
sehingga di tuntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar
(rasional) dan baik ( etikal ) tuntutan masyarakat terhadap kwalitas pelayanan
keperawatan di era global ini dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus di
rasakan oleh perawat. Oleh karena itu keperawatan di indonesia pada saat ini
dan di masa akan datang perlu mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan dengan memperhatikan dan mengelola
perubahan yang terjadi di indonesia secara profesional. Konstribusi pelayanan
keperwatan terhadap pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan disarana
kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan keperawatan.
Manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau
transformasi dari sumberdaya yang dinmiliki untuk mencapai tujuan.
keperawatan melalui pelaksana fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengaturan ketenagaan, pengarahan,evaluasi dan pengendalian mutu
keperawatan.
Berdasarkan latar belakang diatas kami membuat laporan manajemen
keperawatan untuk menghasilkan kuwalitas pelayanan profesional yang
berkualitas tinggi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan dan
kepemimpinan dalam keperawatan diharapkan mampu melakukan dasar
pengelolaan unit pelayanan kerawatan sesuai dengan konsep dan langkah
– langkah manajemen kepemimpinan dalam keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan diharapkan
mampu :
a. Melakukan kajian strategis di unit pelayanan sebagai dasar untuk
menyusun rencana strategis dan operasional unit
3
b. Menyusun rencana strategis dan operasional unit pelayanan
keperawatan berdasarkan kajian bersama – sama penanggung jawab
unit.
c. Mengoganisasikan pelayanan keperawatan sesuai kondisi unit
d. Melakukan pengelolaan staf
e. Memberikan pengarahan organisasional
f. Melakukan fungsi kontrol dan evaluasi program
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktek keperawatan
manajemen keperawatan dan kepemimpinan dalam keperawatan
dilaksanakan di ruang rawat inap Jambu Rumah Sakit Daerah Madani Palu
ruangan Jambu pada tanggal 13 Juli – 18 Juli 2020.
D. CARA PENGKAJIAN
Cara pengkajian yang dilakukan dalam Praktik Belajar Klinik
Manajemen Keperawatan menggunakan empat cara, yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui pengamatan dan
pencatatan gejala-gejala yang diselidiki.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara 2 orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara untuk
mendapatkan informasi dimana pewawancara memberikan pertanyaan-
pertanyaan untuk di jawab oleh narasaumber.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh informasi
terkait objek penelitian.
4. Survey
Survei adalah teknik pengumpulan data/informasi yang dilakukan dengan
cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden dalam
4
bentuk sampel dari sebuah populasi. Dalam penelitian survei peneliti
meneliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antara variabel tanpa
adanya intervensi peneliti.
E. KATEGORI PENILAIAN
1. Kriteria baik = 76 – 100%
2. Kriteria cukup = 56 – 75%
3. Kriteria kurang = ≤ 55 %
F. PRAKTIKAN
Praktikan Praktik Belajar Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
keperawatan ini adalah Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu
Jurusan Keperawatan Program Studi Ners Tahun Akademik 2019/2020
kelompok 1 yang berjumlah 11 orang.
5
BAB II
HASIL PENGKAJIAN
A. PROFIL dan GAMBARAN UMUM RUANG PERAWATAN
1. Profil Ruangan
a. Visi dan Misi RSD Madani
1) Visi
Menjadi Rumah Sakit Umum dengan keunggulan pelayanan
kesehatan yang holistik yang menjadi pusat rujukan kesehatan jiwa
di Sulawesi Tengah.
2) Misi
a) Menyajikan pelayanan kesehatan umum yang holistik
berorientasi kebutuhan masyarakat
b) Secara berkesinambungan meningkatkan profesionalisme
dalam pelayanan kesehatan bermutu dan berdedikasi dengan
megunjung etika
c) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
d) Mewujudkan manajemen Rumah Sakit yang kredibel,
akuntabel, transparan, bertanggung jawab dan adil.
e) Mengupayakan peningkatan pendapatan Rumah Saki secara
berkesinambungan untuk perbaikan mutu pelayanan kesehatan.
3) Motto
“ Mosintuvu Mosimpakalompe”
Artinya : Bersatu Untuk Saling Memperbaiki
4) Motto Pelayanan
“Kepuasan Anda Kebahagiaan Kami”
6
b. Struktur ruangan jambu
Gambar 2.1
KARU
Syamsidar, S.Kep. Ns
TIM 1 TIM II
KATIM I KATIM II
SUHARNI, S.Kep MUJIZAT, A.Md, Kep
L M
BELAKANG
I K J
O
G
F H
V
E E
D
B
V
V
C
A
DEPAN V
Keterangan : V
A : Kamar Perawat
B : Ruang Katim
C : Ners Station
8
E : WC perawat
F : Perawatan Pria
G : Lorong
H : Perawatan Wanita
I : WC pasien
L : Tempat Mencuci
M : Tempat menjemur
: X-Benner : Rostur
9
konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Tabel 2.1
10 penyakit terbanyak pada bulan juli tahun 2018-2019
Sumber : Buku Register Ruangan Jambu tahun 2018-2019
1 GERD 11 26 37
2 BRONKITIS AKUT 5 9 14
3 TYPOID 9 3 12
4 DHF 5 6 11
5 DM TIPE 2 3 6 9
6 STEMI 2 7 9
7 GRAVES DISEASE 4 5 9
8 PPOK 7 - 7
9 GASTROPATI 2 4 6
10 NEFROLITIASIS 1 3 4
Total 118
10
(2) Bulan mei total 73 Orang
(3) Bulan juni total 96 Orang
b) Penyakit terbanyak 2 tahun terakhir ( 2018- 2019)
Tabel 2.2
10 penyakit terbanyak tahun 2018-2019
Sumber : Buku Register Ruangan Jambu tahun 2018-2019
1 GERD 566
2 TB.Paru 318
3 Thypoid 305
5 PPOK 135
6 DM Tipe II 118
7 Nefrolitiasis 82
8 Broncopneuomonia 57
9 CHF/HHD 54
10 Graves Disease 35
11
keretgantungan klien dari Orem (total, partial, mandiri). Klasifikasi
Tingkat Ketergantungan Pasien (berdasarkan teori Orem).
(1)Minimal Care
(h) Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/ kamar
mandi)
12
(j) Melewati fase akut dari post operasi mayor
13
(q) Irigasi kandung secara terus menerus
b) Kajian data
Tabel 2.3
Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan tahun 2020
Sumber : Buku Register Ruangan Jambu tahun 2020
14
agar makan, bantuan dalam eliminasi dan kebersihan diri,
tindakan keperawatan untuk memonitor tanda-tanda vital,
memeriksa produksi urin, fungsi fisiologis, status emosional,
kelancaran drainase (infus), bantuan dalam pendidikan
kesehatan secara persiapan pengobatan memerlukan
prosedur. Perawatan parsial memerluakan waktu 3-4 jam/ 24
jam
c. Perawatan total
Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah tidak dapat
melakukan sendiri kebutuhan sehari – harinya, semua
kebutuhan dibantu oleh perawat, penampilan pasien sakit
berat, pasien memerlukan observasi tanda – tanda vital setiap
2 jam, menggunakan selang, NGT, menggunakan terapi
intervena, pemakaian alat penghisap (suction) dan kadang
pasien dalam kondisi gelisah / disorientasi. Perawatan total
memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam. Berdasarkan tingkat
ketergantungan di atas, maka perlu dilakukan. Perhitungan
untuk mengetahui kebutuhan tenaga perawat di ruangan
jambu RSD Madani palu yaitu:
Komposisi ketenangan keperawatan di Ruangan Jambu RSD
Madani.
Tabel 2.4
Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan tahun 2020
Sumber : Buku Register Ruangan Jambu tahun 2020
15
i pasien pasien
Pagi Sore Malam
Minimal
- - -
-
care
Total care - - - -
4 3 1
Jumlah hari tak kerja pertahun x jumlah tenaga yang diperlukan/24 jam
Jumlah hari kerja efektif perorang/pertahun
16
100 x 8 = 800 = 3,02
265 265
Jadi jumlah perawat yang di butuhkan perhari
diruangan jambu adalah 8 orang + 3 orang ( kepala
ruangan dan dua ketua tim ) + 4 orang lepas dinas = 15
orang.
Perawat yang di butuhkan diruangan jambu
berdasarkan hasil perhitungan tanggal 13 – 14 juli 2020
sebanyak 15 orang, tetapi diruangan hanya 14 orang.
Kondisi ini telah disiasati dengan diberikannya 1 orang
perawat bantuan sementara di ruangan jambu berjumlah
1 orang.
Tabel 2.5
Daftar Perawat Ruang Jambu bulan juli tahun 2020
Sumber : Buku Register Ruangan Jambu tahun 2020
Masa Pendidikan
No. Nama Perawata Pelatihan
Kerja Terahir
1. Syamsidar, S.Kep. Ns 15 Tahun S1 Kep. + BTCLS+
Ners manajemen nyeri+
EWS
BTCLS+
2. Mujizat A.Md.Kep 8 Tahun D3 Kep manajemen nyeri+
EWS
BTCLS+
4. Suharni S.Kep. 10 Tahun S1 Kep. manajemen nyeri+
EWS
BTCLS+
5. Muliati A.Md.Kep. 11 Tahun D3 Kep. manajemen nyeri+
EWS
BTCLS+
6. Hadija A.Md.Kep. 10 Tahun D3 Kep. manajemen nyeri+
17
EWS
BTCLS+
7. Fifi Novianti 5 Tahun .D3 Kep. manajemen nyeri+
A.Md.Kep EWS
D3 Kep.
BTCLS+EWS+MA
8. Ole Oflis A.Md.Kep. 2 Tahun D3 Kep. NAJEMEN NYERI
BTCLS+
9. Ika Permatasari 11 Tahun D3 Kep. manajemen nyeri+
A.Md.Kep. EWS
BTCLS+
10. Novita A.Md.Kep. 2 Tahun D3 Kep. manajemen nyeri+
EWS
BTCLS+
11. Ardiansyah 5 tahun D3 Kep. manajemen nyeri+
A.Md.Kep. EWS
BTCLS+
12. Grace A.Md.Kep. 4 tahun D3 Kep manajemen nyeri+
EWS
BTCLS+
13. Rio, A.Md.Kep 1 tahun D3 Kep manajemen nyeri+
EWS
BTCLS+
14 Darnia, A.Md.Kep 1 Tahun D3 Kep manajemen nyeri+
EWS
Sumber : Data Perawat Diruangan Jambu Tahun 2020
.
Tabel 2.6
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan Berdasarkan
Tingkat Pendidikan tahun 2020
Sumber : Buku Register Ruangan Jambu tahun 2020
18
No Jenis Pendidikan Jumlah %
.
1 Ners 1 6,67 %
2 S1 Keperawatan 1 6,67 %
3 D3 Keperawatan 13 86,66 %
4 D3 Kebidanan 0 0%
5 SPK/PKC 0 0%
Total 15 100
Analisi Data
Beradasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan
perawat di ruang Jambu bervariasi dengan jenjang pendidikan
tertinggi adalah D3 sebanyak 86,66 %, dan Ners Keperawatan
sebanyak 6,67 % dan S1 Keperawatan sebanyak 6,67 %
Tabel 2.7
Daftar Tarif Ruangan Jambu tahun 2020
Sumber : Buku Register Ruangan Jambu tahun 2020
19
1. Rawat inap Rp 65.000 Rp 65.000
kelas III
3. Pelaksanaan
ASKEP I Rp 15.000 Rp 23.000
Rp 8.000
ASKEP II Rp 22.500 Rp 30.500
ASKEP III Rp 8.000 Rp 15.000 Rp 33.000
Rp 8.000
20
(13)Stetoskop
(14)Suction
(15)Syrenge pump
(16)Tempat tidur pasien elektrik/manual
(17)Tensimeter aneroid/digital
(18)Termometer raksa/digital
(19)Timbangan pasien
Tabel 2.8
Fasilitas alat medik/keperawatan di ruangan jambu RSD Madani Palu
Sumber : standar fasilitas dan peralatan keperawatan ruangan 2020 dan hasil
observasi
21
Tabel 2.9
Fasilitas Ruangan Rawat Di Ruangan Jambu
RSD Madani Tahun 2020
3 Lemari es 1 1 Cukup
5 TV 14 / remot 1 1 Cukup
9 Wastafel 12 12 Cukup
12 Closet jongkok - -
15 Kalender 2 1 Kurang 1
20 Keset 4 2 Kurang 2
22 Komputer 1 1 Cukup
22
25 Tempat baju kotor 1 1 Cukup
27 Gayung 7 7 Cukup
28 AC 9 9 Cukup
31 Sampiran 23 23 Cukup
23
13. Buku indicator mutu : tidak ada
24
Adalah suatu pernyataan dari masalah pasien yang nyata
maupun potensial berdasarkan data yang dikumpulkan dan
pemecahanya dapat dilakukan dalam batas wewewnang perawat
(3) Perencanaan
Adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan paseien.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan keperawatan terdiri dari
3 kegiatan:
(a) Menetapkan urutan prioritas masalah
(b) Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
(c) Menentukan rencana tindakan keperawatan
(4) Tindakan
Adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan
dengan maksud agar kebutuhan pasienterpenuhi secara optimal.
Tindakan dapat dilaksanakan sebagian oleh pasien sendiri. Oleh
perawat secara mandiri atau mungkin dilakukan secara bekerja
sama dengan anggota tim kesehata lain.
(5) Evaluasi
Adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian
ulang tindakan keperawatan. Tujuan evaluasi ini adalah untuk
menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan peranya sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-
faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan .
Kriteria evaluasi keperawatan meliputi:
(a) Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
(b) Evaluasi hasil menggunakan indikator perubahan fisiologi dan
tingkah pasien
(c) Hasil evaluasi segera dicatat dan ditindak lanjut
(d) Evaluasi melibatkan keluarga, pasien dan tim kesehatan lain
25
(e) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar (tujuan yang ingin
dicapai)
b) Kajian Data
Penerapan SAK dengan metode Nanda NIC NOC 2014.
Berdasarkan hasil study dokumentasi terhadap 12 dokumen askep,
adapun pasien yang dirawat minimal selama 3 hari perawatan di Ruang
Jambu diperoleh data tentang pendokumentsian askep sbb:
(1) Subyektif
(2) Obyektif
(3) Assesment
(4) Planning
(5) Intervensi
(6) Evaluasi
c) Analisa data
Berdasarkan hasil evaluasi pendokumentasian askep dan penilaian
standar askep dapat dinilai pada pelaksanaan pendokumentasian askep
dituliskan secara lengkap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
3. Unsur proses
a. Proses Asuhan Keperawatan
1) Kajian Teori
a)Instrumen A
(1) Pengertian
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian
kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara
langsung kepada klien /pasien di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan,bersifat humanistic,dan berdasarkan pada
kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang
dihadapi klien.
26
(2) Tahap-tahap proses keperawatan Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara
lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien
baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.
tahap ini mencakup tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data,
analisis data, dan penentuan masalah kesehatan serta
keperawatan.
(3) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko
perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Carpenito,2000).
Perumusan diagnosa keperawatan:
(a) Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai
dengan data klinik yang ditemukan.
(b) Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan
terjadi jika tidak di lakukan intervensi.
(c) Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data
tambahan untuk memastikan masalah keperawatan
kemungkinan.
(d) Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu,
keluarga, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat
sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
(e) Syndrom : diagnose yang terdiri dari kelompok diagnosa
keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan
muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi
tertentu.
27
(4) Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus
kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang di harapkan
(Gordon,1994). Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan
klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap
perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan
perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang
di rumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan
perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai
hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk
memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
(5) Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai
dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien. Adapun tahap -
tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut:
(a)Tahap 1 : Persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat
untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap
perencanaan.
(b) Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah
kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan
untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen, dependen, dan interdependen.
28
(c)Tahap 3 : dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu
kejadian dalam proses keperawatan.
(6) Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan
proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan
proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara
proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-
hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan
yang telah di rumuskan sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah
sebagai berikut :
(a) Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/rencana
yang telah disusun.
(b) Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria
keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana
evaluasi.
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
(a) Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukan
perbaikan/kemajuan sesuai dengan criteria yang telah di
tetapkan.
(b) Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai
secara maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara
mengatasinya.
(c) Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru. dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara
lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa,
tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang
29
menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.Setelah
seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan
dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien,
seluruh tindakannya harus di dokumentasikan dengan
benar dalam dokumentasi keperawatan.
(7) Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau
tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti
bagi individu yang berwenang (potter 2005).
Potter (2005) juga menjelaskan tentang tujuan dalam
pendokumentasian yaitu :
(a) Komunikasi
Sebagai cara bagi tim kesehatan untuk
mengkomunikasikan (menjelaskan) perawatan klien
termasuk perawatan individual, edukasi klien dan
penggunaan rujukan untuk rencana pemulangan
(b) Tagihan financial
Dokumentasi dapat menjelaskan sejauh mana
lembaga perawatan mendapatkan ganti rugi (reimburse)
atas pelayanan yang diberikan bagi klien.
(c) Edukasi
Dengan catatan ini peserta didik belajar tentang pola
yang harus ditemui dalm berbagai masalah kesehatan dan
menjadi mampu untuk mengantisipasi tipe perawatan
yang dibutuhkan klien.
(d) Pengkajian
Catatan memberikan data yang digunakan perawat
untuk mengidentifikasi dan mendukung diagnose
keperawatan dan merencanakan intervensi yang sesuai.
(e) Riset
30
Perawat dapat menggunakan catatan klien selama
studi riset untuk mengumpulkan informasi tentang
faktor-faktor tertentu.
(f) Audit dan pemantauan Tinjauan teratur tentang informasi
pada catatan klienmemberi dasar untuk evaluasi tentang
kualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan dalam
suatu institusi.
(g) Dokumentasi legal Pendokumentasian yang akurat
adalah salah satu pertahanan diri terbaik terhadap
tuntutan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan.
Dokumentasi penting untuk meningkatkan efisiensi dan
perawatan klien secara individual.
Ada enam penting dalam dokumentasi keperawatan
yaitu:
- Dasar factual Informasi tentang klien dan
perawatannya harus berdasarkan fakta yaitu apa
yang perawat lihat,dengar dan rasakan.
- Keakuratan Catatan klien harus akurat sehingga
dokumentasi yang tepat dapat dipertahankan klien.
- Kelengkapan Informasi yang dimasukan dalam
catatan harus lengkap, mengandung informasi
singkat tentang perawtan klien.
- Keterkinian Memasukan data secara tepat waktu
penting dalam perawatan bersama klien.
- Organisasi Perawat mengkomunikasikan informasi
dalam format atau urutan yang logis. Contoh catatan
secara teratur menggambarkan nyeri klien,
pengkajian dan intervensi perawat dan dokter.
- Kerahasiaan Informasi yang diberikan oleh
seseorang keorang lain dengan kepercayaan dan
31
keyakinan bahwa informasi tersebut tidak akan
dibocorkan.
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat
dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien. Hal ini
akan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan dan
bahan pertimbangan dalam kenaikan jenjang
karir/kenaikan pangkat. Selain itu dokumentasi
keperawatan juga dapat menggambarkan tentang kinerja
seorang perawat.
Tabel 2.11
Hasil Observasi Instrumen A
32
(a) Aspek yang
NO Hasil (%) Keterangan
Dinilai
2. Kajian Data
Tabel 2.12
Hasil Observasi Instrumen C (penilaian selama 3 hari)
No. Perasat Frekuensi Nilai Keterangan
(%)
Sumber : pengkajian dan hasil observasi di ruangan Jambu RSD Madani Palu
3. Analisa Data
Berdasarkan kajian data yang diperoleh dari hasil observasi di ruang
Jambu selama 3 hari, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
a) Instrumen A
1) Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada pasien di ruangan Jambu sudah mulai
dilakukan secara sistematis, akurat, singkat, dan berkesinambungan dan
hampir semua pendokumentasian status pasien diisi dengan lengkap.
34
2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dinilai relevan dengan kondisi yang
ditemukan pada pasien dan sudah mengandung unsur PES sesuai
standar asuhan keperawatan yang berlaku di RSD Madani.
3) Perencanaan
Sesuai umum tujuan dan kriteria hasil sudah sesuai kaidah NOC,
serta rencana tindakan sudah sesuai dengan kondisi dan kebutuuhan
pasien, tetapi pada sebagian status komponen perencanaannya masih
belum optimal atau belum ditulis secara lengkap.
4) Implementasi
Secara umum implementasi diruangan Jambu sudah cukup baik,
tetapi masih ditemukan sebagian kecil saja penyimpangan dari SOP.
5) Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan diruangan Jambu sudah sesuai
dengan unsur kesinambungan komprehensif dan ketetapan waktu, serta
pemanfaatan data dasar dan respon pasien dalam mengukur
perkembangan pencapaian tujuan telah optimal.
6) Dokumentasi Keperawatan
Format asuhan keperawatan yang baku diruangan Jambu sudah
tersedia dan terlampir dalam format rekam medik pasien dan perawat
sudah mengerti cara pengisian format dokumentasi secara benar dan
tepat, dan dari hasil observasi hampir semua status pengisiannya sudah
lengkap hampir semua status pengisiannya sudah lengkap dan perawat
sudah melakukan pendokumentasian secara tepat waktu (segera setelah
melakukan tindakan).
b) Instrumen C (penjelasan kesenjangan antara SOP dengan hasil observasi)
Dari tabel instrumen C diatas didapatkan ada beberapa tindakan
yang dilakukan tidak sesuai dengan SOP seperti penggantian infus yang di
SOP 3 hari diganti tetapi pada kenyaataannya penggantian dilakukan lebih
dari 3 hari atau setelah pasien mengeluh kesakitan pada daerah pemasangan
infus atau ketika cairan sudah tidak menetes. Begitu juga untuk
35
penggantian laken yang di SOP laken diganti setiap hari ke-3 tetapi pada
kenyataannya laken diganti setelah kotor atau setelah pasien pulang.
a.Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan
1. Perencanaan
a. Kajian Teori (Teori perencanaan, tugas kepala ruang dalam
perencanaan)
Perencanaan merupakan usaha dasar dan pembuatan keputusan yang
telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan
dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Tugas dan tanggungjawab kepala ruangan dalam perencanaan
adalah sebagai berikut :
36
8)Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
9)Membantu membimbing peserta didik keperawatan
10)Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
b. Kajian Data (Kajian Planning meliputi : jadual dinas, koordinasi dengan
perawat di ruangan, perencanaan bulanan)
c. Analisa Data
(2)Pengorganisasian
a. Kajian Teori (teori MPKP)
Pengorganisasian merupakan proses pengelompokan kegiatan terhadap
tugas, wewenang, tanggung jawab, dan koordinasi kegiatan, baik
vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Metode tim adalah metode pemberian asuhan keperawatan yang
mencirikan sekelompok tenaga keperawatan yang memberikan asuhan
keperawatan dipimpin oleh seorang perawat profesional sebagai ketua
tim. Setiap anggota kelompok tim mempunyai kesempatan untuk
berkontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggungjawab yang
tinggi pada perawat.
Struktur organisasi dalam metode tim digambarkan dalam bagan
sebagai berikut :
Gambar 2.3
Struktur Organisasi Metode Tim
37
Kepala Ruang
Tugas pokok dan fungsi kepala ruang dalam metode tim adalah
sebagai berikut :
1) Pendekatan manajemen
a)Fungsi perencanaan
(1)Menyusun visi, misi, dan filosofi
(2) Menyusun rencana jangka pendek (harian, bulanan,
tahunan)
b)Fungsi pengorganisasian
(1) Menyusun struktur organisasi
(2) Menyusun jadwal dinas
(3) Membuat daftar alokasi pasien
c)Fungsi pengarahan
(1) Memimpin operan
(2) Menciptakan iklim motivasi
(3) Mengatur pendelegasian
(4) Melakukan supervisi
d)Fungsi pengendalian
(1)Mengevaluasi indikator mutu
(2)Melakukan audit dokumentasi
(3) Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga pasien,
perawat, dan tenaga kesehatan lain
(4) Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b. Compensatory reward
38
a)Melakukan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
b)Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
keperawatan
c. Hubungan profesional
1)Memimpin rapat keperawatan
2)Melakukan rapat tim kesehatan
3)Melakukan konferensi kasus
4)Melakukan kolaborasi dengan dokter
d. Asuhan keperawatan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
b. Kajian Data ( Penerapan MPKP di ruangan)
Tabel 2.13
Evaluasi tugas Kepala Ruangan di Ruang Jambu
No. PERNYATAAN
S K TP
1. PERENCANAAN
1. Kepala ruangan terlibat dalam pembuatan
visi dan misi ruangan
2. Kepala ruangan terlibat dalam pembuatan
SOP
3. Kepala ruangan terlibat dalam pembuatan
SAK
4. Kepala ruangan terlibat dalam pembuatan
struktur organisasi
5. Kepala ruangan mengadakan pertemuan
berkala setiap bulan dengan staf
6. Kepala ruangan melakukan ronde
keperawatan bersama katim dan perawat
pelaksana
7. Kepala ruangan mendelegasikan tugas pada
katim saat karu tidak ada
8. Kepala ruangan melakukan pre konfrens
9. Kepala ruangan dalam membuat jadwal
dinas melibatkan perawat primer dan
perawat pelaksana untuk berunding
10. Kepala ruangan mengawasi serah terima
pasien dan tugas setiap pergantian shift
11. Kepala ruangan mengidentifikasi tingkat
ketergantungan pasien
39
12. Kepala ruangan mengidentifikasi jumlah
perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan pasien
13. Kepala ruangan melakukan supervisi
terhadap kinerja anggotannya
14. Kepala ruangan merencanakan metode
penugasan dan penjadwalan staf
15. Kepala ruangan merencanakan strategi
pelaksanaan asuhan keperawatan
16. Kepala ruangan mengikuti visite dokter dan
mendiskusikan status kesehatan klien dan
tindakan yang akan dilakukan
17. Kepala ruangan mengatur dan
mengendalikan asuhan keperawatan
18. Kepala ruangan membantu mengembangkan
staf, pendidikan dan latihan,dll
19. Kepala ruangan membantu bimbingan
terhadap peserta didik keperawatan
20. Kepala ruangan merencanakan kebutuhan
logistic dan fasilitas ruangan kelolaan
40
mengendalikan situasi lahan praktek
8. Kepala ruangan mendelegasikan tugas
kepada ketua tim
9. Kepala ruangan melakukan koordinasi
dengan tim kesehatan lain
10. Kepala ruangan melakukan pelaporan dan
pendokumentasian
3 PENGARAHAN
1. Kepala ruangan memberi pengarahan
tentang penugasan kepada ketua tim
2. Kepala ruangan memberikan pengarahan
kepada tim tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan dan fungsi-fungsi menejemen
3. Kepala ruangan menginformasikan hal-hal
yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien
4. Kepala ruangan memberikan motivasi dalam
peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
4 PENGAWASAN
41
C. Hubungan dengan orang lain
1. Kepala ruangan bersikap etis terhadap
orang lain dan melakukan pendekatan
dengan cara yang benar
2. Kepala ruangan mau mendengarkan
orang lain dan menghargai ide/saran
orang lain
Jumlah nilai (bobot total = 138) 35 5
Jumlah nilai x bobot
= 35 x 3 + 5 x 2 + 2 x 1 X 100
138
= 84,8%
Tabel 2.14
Evaluasi Pelaksanaan Tugas Ketua Tim I
NO PERNYATAAN S K TP
1. PERENCANAAN
1. Ketua tim mengikuti serah terima pasien dari
shift sebelumnya bersama kepala ruangan
2. Ketua tim bersama kepala ruangan melakukan
timbang terima pasien
3. Ketua tim menyusun rencana asuhan
keperawatan.
4. Ketua tim menyiapkan keperluan untuk
pelaksanaan asuhan keperawatan
5. Ketua tim mengikuti visite dokter
42
12. Ketua tim melakukan pelaporan dan
pendokumentasian asuhan keperawatan
2 PENGORGANISASIAN
1. Ketua tim merumuskan tujuan dari metode
penugasan keperawatan tim
3. PENGARAHAN
1. Ketua tim memberi pengarahan tentang tugas
setiap anggota tim/ pelaksana.
2. Ketua tim memberikan inforrmasi kepada
anggota tim/ pelaksana yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan
3. Ketua tim melakukan bimbingan kepada
anggota tim/ pelaksana.
4. Ketua tim memberikan pujian kepada anggota
tim/ pelaksana yang melaksanakan tugasnya
dengan baik,tepat waktu,berdasarkan
prinsip,rasional dan kebutuhan pasien.
5. Keua tim memberikan teguran kepada
anggota tim/ pelaksana yang melalaikan tugas
atau membuat kesalahan.
43
4 Pengawasan
1. Ketua tim menilai kinerja anggota tim
2. Ketua tim menilai dokumentasi keperawatan
3. Ketua tim mengevaluasi pelaksanaan
dibandingkan dengan rencana
4. Ketua tim mengunjungi klien untuk
mengevaluasi kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan
5 Lain-lain
A. Kedisiplinan
1. ketua tim memegang rahasia data klien
2. ketua tim taat terhadap peraturan dan
kebijakan yang berlaku termasuk penampilan
fisik diri
3. ketua tim datang dan meninggalkan tugas
tepat waktu
4. ketua tim selalu hadir sesuai jadwal
B. Kesehatan
1. ketua tim mempertahankan kesehatan diri
2. ketua tim mempertahankan kerapian,
kebersihan baju, rambut,kuku dan sepatu
C. Hubungan dengan orang lain
1. Ketua tim bersikap etis terhadap orang lain
dan melakukan pendekatan dengan cara yang
benar
2. Ketua tim mau mendengarkan orang lain dan
menghargai ide/saran orang lain
Jumlah nilai (Bobot total 114) 10 16 12
Jumlah nilai x bobot
Nilai akhir = X 100
Total bobot
= 10 x 3 + 16 x 2 + 12 x 1 X 100
114
= 64,9 %
Tabel 2.15
Evaluasi tugas Perawat Pelaksana di Ruang Jambu
44
NO PERNYATAAN
1 2 3
1 PERENCANAAN
1. Perawat pelaksana bersama kepala ruang dan
ketua tim mengadakan serah terima tugas
per shift
2. Perawat pelaksana menerima pembagian
tugas dari ketua tim.
3. Perawat pelaksana bersama ketua tim dan
perawat primer menghadiri rapat bulanan
4. Perawat pelaksana pernah menerima
pendelegasian tugas dari ketua tim dan
perawat primer
5. Perawat pelaksana melakukan ronde
keperawatan bersama ketua tim dan perawat
primer
6. Perawat pelaksana bersama ketua tim
menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan
asuhan keperawatan.
7. Perawat pelaksana mengikuti ronde
keperawatan bersama kepala ruangan.
2 Pengorganisasian dan ketenagaan
1. Perawat pelakasana menerima penjelasan
tujuan dari metode penugasan keperawatan
tim.
2. Perawat pelaksana menerima rincian tugas
dari ketua tim sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam pemberian asuhan
keperawatan.
3. Perawat pelaksana melaksanakan tugas yang
diberikan oleh ketua tim.
4. Perawat pelaksana melaksanakan koordinasi
pekerjaan dengan tim kesehatan lain.
5. Perawat pelaksana menyesuaikan waktu
istirahat dengan anggota tim/ pelaksana
lainnya.
6. Perawat pelaksana melaksanakan asuhan
keperawatan.
7. Perawat pelaksana menunjang pelaporan
dan pendokumentasian tindakan
keperawatan yang dilakukan.
3. Pengarahan
1. Perawat pelaksana menerima pengarahan
dan bimbingan dari ketua tim tentang
45
tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
2. Perawat pelaksana menerima pengarahan
dan bimbingan dari ketua tim tentang
tugas setiap anggota tim/ pelaksana.
3. Perawat pelakana menerima pujian dari
ketua tim setelah melakukan asuhan
keperawatan pada pasien
4. Perawat pelaksana dapat menerima
teguran dari ketua tim apabila
melalaikan tugas atau membuat
kesalahan.
5. Perawat pelaksana mempunyai motivasi
terhadap upaya perbaikan dalam
pelayanan keperawatan
6. Perawat pelaksana terlibat aktif dari awal
sampai dengan akhir kegiatan.
7. Perawat pelaksana menunjang
pelaporan dan pendokumentasian.
Nilai Total (bobot total 63)
Tabel 2.16
Evaluasi Pelaksanaan Operan
N SKALA
KEGIATAN
o M TM
46
2)Identitas klien dan diagnose medis
3)Data (keluhan/sunjektif dan objektif)
4)Masalah keperawatan yang masih muncul
5)Intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum)
6)Intervensi kolaboratif dan dependen
7)Rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang, dll)
47
f.Penyampaian yang jelas, singkat dan padat
g.Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji
secara penuh terhadap masalah keperawatan,
kebutuhan dan tindakan yang telah/belum
dilaksanakan serta hal penting lainnya selama masa
keperawatan
h.Hal – hal yang sifatnya khusus dan memerlukan
perincian yang matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada
tugas berikutnya
i.Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari
5 menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit
TOTAL 15 5
Tabel 2.17
48
Pelaksanaan Pre Conference - Post Conference
SKALA
NO. KETERAMPILAN PENILAIAN KET
M TM
Persiapan Alat
Alat Tulis
1. Rekam Medik/Catatan
Keperwatan
2. Prosedur Kerja
Ketua Tim membuka acara dan
berdoa
49
Ketua Tim memberikan
Reinforcment
Jumlah 8 2 10
Tabel 2.18
Analisa Data (Gunakan tabel Hasil rekapitulasi
evaluasi penerapan MPKP)
Skor Skor
No. Penerapapan MPKP % Analisa
Total data
Kepala Ruangan
Evaluasi tugas kepala Melaksanakan
1. 138 117 84,8
ruangan Tugasnya dengan
cukup Baik
Ketua Tim
Evaluasi tugas ketua
2. 114 74 64,9 melaksanakan tugas
tim
dengan cukup Baik
Perawat Pelaksana
Evaluasi tugas perawat melaksanakan
3. 693 684 98,7
pelaksana tugasnya dengan
sangat baik
10 8 80 Pelaksanaan Pre-
5. Pelaksanaa Pre-Post
Post confrence
50
conference jarang dilakukan.
1. Pengarahan
2 Supervisi staf
3. Koordinasi
51
4. Orientasi staf
9. Membuat keputusan
52
23. Memberi penyuluhan kesehatan
c.Analisa Data
Pelaksanaan actuitting atau pengarahan di ruangan Jambu sudah
berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada hasil kajian data, yang
menunjukkan bahwa dari 24 item penilaian actuitting, semua item di
dalamnya dilakukan (100%)
4. Controlling atau pengawasan
a)Kajian Teori
Tugas dan tanggung jawab kepala ruang dalam pengawasan secara
umum adalah sebagai berikut:
1)Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun perawat pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien.
2)Melalui supervisi:
a)Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara
lisan, dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan
yang ada saat itu juga.
b)Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua
tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta
catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua
tim tentang pelaksanaan tugas.
c)Evaluasi
d)Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim
e)Audit keperawatan.
53
4.Unsur Output
a. Efisiensi Ruang Rawat
a)Kajian Teori
Efisiensi pelayanan meliputi 4 (empat) indikator mutu pelayanan
kesehatan rumah sakit, yang meliputi:
a)BOR (Bed Occupancy Rate), menunjukkan seberapa jauh
pemakaian tempat tidur yang tersedia di rumah sakit dalam
jangka waktu tertentu.
Standar nasional untuk RSU dalam satu tahun adalah 75 –
85%.
Perhitungan BOR:
54
d)BTO (Bed Turn Over), menunjukkan frekuensi pemakaian
tempat tidur rumah sakit satu satuan waktu tertentu. BTO
menggambarkan tentang tingkat pemakaian tempat tidur.
Standar 40 – 45 kali untuk RSU dalam satu tahun, sedangkan
yang baik lebih dari 40 kali (Djojobroto, 1997).
e)TOI = Lama perawatan rata-rata
f) Jumlah pasien keluar
Tabel 2.20
Indikator Efisiensi Ruangan
No. Indikator Standar
1. BOR 75-85 %
2. LOS 7-10 Hari
3. TOI 1-3 Hari
4. BTO 40-45 Kali
Sumber: Djojobroto, 1997
b)Kajian Data
Pengumpulan data untuk efisiensi ruang rawat inap khususnya
Ruangan Jambu dilakukan dengan studi dokumentasi dengan
menggunakan data rekam medik. Berdasarkan rekam medik
Rumah Sakit Daerah Madani tahun 2019, data yang diperoleh
untuk Ruangan Jambu adalah sebagai berikut :
55
Jumlah hari dalam 1 periode : 92 hari
Jumlah pasien keluar dan meninggal : april : 80 orang
: mei : 76 orang
: juni : 97 orang
a)BOR
jumlah hari perwatan
BOR= x 100%
jumlah tempat tidur x jumlah hari perawatan
250
= x 100 %
23 x 92
= 11,81% (dibulatkan menjadi 12 %)
b)LOS
-April
jumlah hari perawatan
LOS = x 100%
jumlah psien keluar atau mati
250
= x 100%
80
= 3,12 Hari = 4 Hari
-Mei
jumlah hari perawatan
LOS = x 100%
jumlah psien keluar atau mati
250
= x 100%
76
= 3,42 Hari = 4 Hari
-Juni
jumlah hari perawatan
LOS = x 100%
jumlah psien keluar atau mati
250
= x 100%
97
= 2,6 Hari = 3 Hari
c)TOI
56
lama hari perawatan
TOI = X 100%
jumlah tempat tidur
92
= X100%
23
= 4 Hari
d)BTO
-April
jumlah pasien keluar
BTO =
jumlah tempat tidur
80
=
23
= 3,47 Kali = 4 kali
-Mei
jumlah pasien keluar
BTO =
jumlah tempat tidur
76
=
23
= 3,30 Kali = 4 kali
-Juni
jumlah pasien keluar
BTO =
jumlah tempat tidur
97
=
23
= 4,22Kali = 5 kali
Indikator efisiensi dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.21
Indikator Efisiensi Ruangan Jambu
57
No. Indikator Data Standar
1. BOR 12% 75-85%
April : 4 Hari 7-10 hari
2. LOS Mei : 4 Hari
Juni : 3 Hari
3. TOI 4 Hari 1-3 hari
April : 4 kali 40-45 kali
4. BTO Mei :4 kali
Juni : 5 kali
(Sumber: rekam medik Ruangan Jambu Juli-Agustus 2019)/
(Djojobroto 1997)
3) Analisa Data
1)BOR
Dari hasil tabel efisiensi Ruangan Jambu di atas, nilai rata-rata
BOR/3 bulan yaitu 12% artinya belum memenuhi standar
menurut Djojobroto 1997. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh keadaan pandemic covid 19
2)LOS
Dari hasil tabel efisiensi Ruangan Jambu di atas, nilai rata-rata
LOS/3 bulan yaitu 4 hari artinya belum memenuhi standar
menurut Djojobroto 1997. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh keadaan pandemic covid 19.
3)TOI
Dari hasil tabel efisiensi Ruangan Jambu di atas, nilai rata-rata
TOI/3 bulan yaitu 4 hari artinya belum memenuhi standar
menurut Djojobroto 1997. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh keadaan pandemic covid 19.
4)BTO
Dari hasil tabel efisiensi Ruangan Jambu di atas, nilai rata-rata
LOS/ 3 bulan yaitu april 4 kali, mei 4 kali dan juni 5 kali
artinya belum memenuhi standar menurut Djojobroto 1997.
58
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh keadaan pandemic covid
19.
d. Kepuasan Kerja Perawat
1)Kajian Teori
Kepuasan kerja adalah tingkat saat karyawan memiliki perasaan
positif terhadap pekerjaan yang ditawarkan perusahaan tempatnya
bekerja (Brayfield dan Rothe, 1951 dalam Istijanto, 2006). Faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Nursalam (2015)
adalah sebagai berikut:
a) Motivasi
Fungsi manajer dalam meningkatkan kepuasan kerja staf
didasarkan pada faktor-faktor motivasi, yang meliputi:
(1)Keinginan untuk peningkatan
(2)Percaya bahwa penghasilan yang didapatkan sudah mencukupi
(3)Memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai yang diperlukan
(4)Umpan balik
(5)Kesempatan untuk mencoba
(6)Instrumen penampilan untuk promosi, kerjasama, dan
peningkatan penghasilan.
c) Lingkungan
Faktor lingkungan juga memegang peranan penting dalam
kepuasan kerja. Faktor-faktor lingkungan tersebut meliputi hal-
hal sebagai berikut:
b)Komunikasi
(1)Penghargaan terhadap usaha yang telah dilaksanakan
(2)Pengetahuan tentang kegiatan organisasi
(3)Rasa percaya diri berhubungan dengan manajemen organisasi
c)Potensial pertumbuhan
(1) Kesempatan untuk berkembang, karir, dan promosi
59
(2) Dukungan untuk tumbuh dan berkembang; pelatihan,
beasiswa pendidikan, dan pelatihan manajemen bagi staf yang
dipromosikan
d)Kebijaksanaan individu
(1) Mengakomodasi kebutuhan individu; jadwal kerja, liburan, dan
cuti sakit serta pembiayaannya
(2)Keamanan pekerjaan
(3)Loyalitas organisasi terhadap staf
(4)Menghargai staf berdasarkan agama dan latar belakangnya
(5)Adil dan konsisten terhadap keputusan organisasi
(6)Upah/gaji yang cukup untuk kebutuhan hidup
(7)Kondisi kerja yang kondusif
a.Peran manajer
Peran manajer secara umum dapat dinilai dari kemampuannya
dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Menurut
Rowland dan Rowland (1997) terdapat 12 kunci utama dalam
kepuasan kerja, yaitu input; hubungan manajer dan staf; disiplin
kerja; lingkungan tempat kerja; istirahat dan makan yang cukup;
diskriminasi; kepuasan kerja; penghargaan penampilan; klarifikasi
kebijaksanaan, prosedur, dan keuntungan; mendapatkan
kesempatan; pengambilan keputusan; dan gaya manaj
e.Kajian Data
Tabel 2.22
Tabel tingkat kepuasan kerja perawat
No PERNYATAAN STP TP CP P SP
(1) (2) (3) (4 (5 JUMLAH
) )
1 Jumlah gaji yang diterima
dibandingkan pekerjaan yang Anda 0 0 9 3 2 14
lakukan
2 Sistem penggajian yang dilakukan
institusi tempat Anda bekerja 0 0 12 2 0 14
3 Jumlah gaji yang diterima 0 0 12 2 0 14
60
dibandingkan pendidikan Anda
4 Pemberian insentif tambahan atas
suatu prestasi atau kerja 1 0 12 1 0 14
ekstra
5 Tersedia peralatan dan perlengkapan
yang mendukung 0 0 13 1 0 14
Pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang seperti
kamar mandi, 0 0 12 2 0 14
tempat parkir, kantin
7 Kondisi ruangan kerja terutama
berkaitan dengan ventilasi 0 0 12 2 0 14
udara, kebersihan dan kebisingan
8 Adanya jaminan atas kesehatan/
keselamatan kerja 0 0 12 2 0 14
9 Perhatian institusi rumah sakit
terhadap Anda 0 0 13 1 0 14
10 Hubungan antara karyawan dalam
kelompok kerja 0 0 12 2 0 14
11 Kemampuan bekerja sama antar
karyawan 0 0 12 2 0 14
12 Sikap teman-teman sekerja terhadap
Anda 0 0 12 2 0 14
13 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar
pendidikan Anda 0 0 12 2 0 14
14 Kemampuan dalam menggunakan
waktu bekerja dengan penugasan yang 0 0 11 3 0 14
diberikan
15 Kemampuan supervisi/ pengawas
dalam membuat keputusan 0 0 13 1 0 14
16 Perlakuan atasan selama Anda bekerja
disini 0 0 13 1 0 14
17 Kebebasan melakukan suatu metoda
sendiri dalam menyelesaikan 0 1 12 1 0 14
pekerjaan
18 Kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan 0 1 12 1 0 14
atau pendidikan tambahan
19 Kesempatan untuk mendapat posisi
yang lebih tinggi 0 0 13 1 0 14
20 Kesempatan untuk membuat suatu
prestaasi dan mendapat 0 0 12 2 0 14
kenaikan pangkat
f. Analisa Data :
61
Tingkat kepuasan perawat di Ruangan jambu dari 14 orang perawat
yaitu :
Jawaban sangat puas dari 2 Instrumen adalah 0,71 %
Jawaban puas dari 14 instrumen adalah 12,15 %
Jawaban cukup puas dari 14 instrumen adalah 86,07 %
Jawaban tidak puas dari 14 instrumen adalah 0,71%
Jawaban sangat tidak puas dari 14 instrumen adalah 0,36 %
Tingkat Kepuasan Perawat Ruangan Jambu
= sangat puas + puas + cukup puas
= 0,71+12,15+86,07
= 98,93 %. (Baik/Puas)
62
BAB III
MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN
A. IDENTIFIKASI MASALAH
1. INPUT
a. Ketenagaan
Perawat diruangan Jambu secara kuantitas sudah sesuai dengan
standar perhitungan kebutuhan tenaga kerja, dimana menurut rumus
Gillies jmlah tenaga yang dibutuhkan untuk ruangan Jambu adalah 15
perawat, sementara jumlah tenaga yang ada saat ini adalah 14 orang.
Seluruh perawat memenuhi standar kualifikasi minimal perawat yaitu
D3 keperawatan, secara kualitas semua tenaga kerja diruang Jambu
sudah mengikuti pelatihan BTCLS, EWS, dan manajemen nyeri di
RSUD Madani palu. Untuk sementara juga telah diberikan perawat
sementara untuk tambahan di ruangan jambu sejumlah 1 orang.
2) Fasilitas/Alat
Alat-alat inventaris ruang Jambu dari segi jumlah sudah memenuhi
standar yang telah ditentukan, hanya saja ada beberapa alat yang belum
tersedia di ruangan seperti : pispot, urinal.
3) Mesin , irigator
Masih banyak peralatan yang seharusnya tersedia di ruangan tetapi
belum tersedia, khususnya peralatan emergency, suction, sterilisator
dan resusitator.
2. PROSES
1. Proses Asuhan Keperawatan
a. Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum
ada komputerisasi)
b. Rencana keperawatan sebagian besar belum mencantumkan target
waktu pencapaian.
c. Pelaksanaan operan timbang terima di ruangan sudah dilakukan
setiap pergantian shift, tetapi belum sesuai
63
d. Pelaksanaan pre dan post conference diruangan jambu tidak
dilakukan
2. Pelaksanaan Ronde Keperawatan
1) Ronde Keperawatan adalah kegiatan yang belum dilaksanakan
secara optimal/rutin di ruangan Jambu.
2) Karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi untuk ronde
keperawatan di ruangan Jambu cukup merata.
B. PRIORITAS MASALAH
Prioritas masalah dilakukan dengan tehnik kriteria Matriks dengan
memperhatikan aspek – aspek sebagai berikut :
- Magnitude (Mg) yaitu kecenderungan dan keseringannya masalah
terjadi
- Severity (Sy) yaitu besarnya kerugian yangditimbulkan
- Manageability (Mn) yaitu kemampuan menyelesaikan masalah
- Nursing Concern (Nc) yaitu focus pada keperawatan
- Affordability (Af) yaitu ketersediaannya sumber daya
Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1 – 5 dengan kriteria
sebagai berikut :
1 = sangat kurang sesuai
2 = kurang sesuai
3 = cukup sesuai
4 = sesuai
5 = sangat sesuai
Table 3.1
Prioritas Masalah Keperawatan
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor
.
64
Memadai.
4. Kesenjangan SOP. 4 3 3 3 4 17
65
2 = kurang sesuai
3 = cukup sesuai
4 = sesuai
5 = sangat sesuai
Table 3.2
Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah
No Alternatif Penyelesaian C A R L Total
Masalah
4. Kesenjangan SOP. 4 3 3 3 16
66
C. RENCANA KEGIATAN
PLAN OF ACTION ( POA )
Indikator Penanggung
No Masalah Data Tujuan Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
1. Belum Masih Kurangnya Penerapan Karu Adanya Minggu Mahasiswa Profesi Ners
Maksimal Tenaga Perawat MPKP Bisa Menyampaikan Penambahan Ke I Poltekkes Palu
Penerapan Pelaksana Di Berjalan Kepada Pihak Jumlah Tenaga
MPKP Di Ruang Jambu. Maksimal Rumah Sakit Perawat
Ruang Jambu. Belum Untuk Pelaksana Di
Maksimalnya Penambahan Ruang Jambu
Timbang Terima. Jumlah Tenaga
Perawat Di
Ruangan.
2. Sarana Dan Belum Jelasnya Mahasiswa Melengkapi Dan Tersedianya Ming Mahasiswa Profesi Ners
Prasarana Yang Penunjuk Arah Dan Karu Memperbaharui Sarana Dan gu Ke Poltekkes Palu Palu
Ada Di Ruang Ruangan Jambu. Bekerjasama Sarana Dan Prasarana Di I
Jambu Belum Belum Adanya Dalam Prasarana Yang Ruangan
67
Memadai. Denah Ruangan. Pengadaan Ada Di Jambu
Belum Adanya Visi Sarana Dan Ruangan.
Dan Misi Ruangan Prasarana.
Jambu.
Belum adanya banner
untuk etika batuk dan
pencegahan
penularan melalui
droplet khusus di
ruangan isolasi
airbone
3. Struktur Bagan Struktur Masing- Berkordinasi Perawat Di Ming Mahasiswa Profesi Ners
Organisasi. Organisasi Belum Masing Ke Kepala Ruang Jambu gu Ke Poltekkes Palu
Diperbaharui. Perawat Ruangan I
68
Mengetahui Terkait
Struktur Dan Perumusan
Tugas Struktur
Masing- Organisasi
Masing Membuat
Diruang Bagan
Jambu Struktur
Yang Sudah
Di Rumuskan
Mencetak
Struktur
4. Kesenjangan Ada Beberapa Masing- Kepala Ruangan Perawat Ming Mahasiswa Profesi Ners
SOP. Tindakan Yang Masing Mengarahkan Diruang Jambu gi Ke Poltekkes Palu
Dilakukan Tidak Perawat Perawat Untuk II
Sesuai Dengan SOP Dapat Lebih
Seperti Penggantian Menerapkan Menerapkan
laken. Tindakan SOP
Keperawatan
Sesuai SOP
69
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
A. PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan Role Play Operan di Ruangan Jambu
No Kegiatan
.
1. Mengucapkan Salam
70
7. Melaksanakan timbang terima mngkaji secara penuh
terhadap masalah keperawatan, kebutuhan dan tindakan
yang telah/belum dilaksanakan serta hal penting lainnya
selama masa keperawatan
a. Diskusi yang dilakukan druang perawat
b. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung
pada format timbang terima yang diandatangani oleh
perawat pelaksana yang juga berikutnya diketahui oleh
kepala ruangan
c. Melakukan Do’a bersama setia awal dan akhir tugas yang
dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga.
d. Ditutup oleh Kapala Ruangan
2. Pelaksanaan Role Play dan Post Conference di ruangan Jambu
No. KEGIATAN
2. Prosedur Kerja
Ketua Tim membuka acara dan berdoa
71
3. Pelakanaan Role Play Ronde Keperawatan di Ruang Jambu
B. MELAPORKAN (Analisis SWOT di Ruangan Jambu)
1. Faktor – faktor Internal
a. Kekuatan/Strenght
1) Memiliki vizi & misi ruangan
2) Tempat alat kesehatan seperti alat pemeriksaan fisik, trolly
tindakan, cairan dan obat – obatan sebagai pesediaan pada
tempatnya.
3) Ners station yang yang berada ditengah ruangan memudahkan
kontroling perawat kepasien
4) Memiliki jadwal dinas yang sudah tersusun secara baik
5) Ruangan memiliki adanya pedoman kerja yang sesuai standar
SOP
6) Ruangan dilengkapi dengan computer untuk membantu sustem
informasi manajemen didalam ruagan
7) Setelah dilakukan obsvasi selama 2 hari ditemukan data bahwa
alat – alat habis pakai seperti kassa, kapas alcohol, cairan, dan
lainnya sudah mencangkupi kebutuhan ruangan
b. Kelemahan/Weakness
1)Perawat di ruang Jambu dengan jenjang pendidikan tertinggi
adalah D3 sebanyak 86,66 %, dan Ners Keperawatan sebanyak
6,67 % dan S1 Keperawatan sebanyak 6,67 %.
2)Saat menerima pasien baru, perawatkurang memperkenalkan
kodisi dan fasilitas ruangan.
3)Kepala ruangan jarang melakukan meeting morning.
4)Ketua Tim dan perawat pelaksana melakukan Do’a berama
sebagai awal dan akhr tugas dilakukan setelah selesai opera
tugas jaga.
5)Ketua Tim kadang- kadang melakukan Pre-conference dengan
semua rawat pelaksana yang ada dalam grubnya setiap awal
pagi.
72
6)Perawat pelaksana kadang – kadang mengikuti post conference
yang diadaka oleh ketua Tim pada setiap akhir tugas dan
melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya kepada ketua Tim.
7)Perawat pelaksana kadang – kadang melakukan Do’a bersama
setiap awal dan akhir tugas.
8)Evaluasi operan pasien yait timbang terima dilakukan setiap
pergantian shift/eran telah dilakukan tapi tidak tepat
9)Evaluasi pelaksanaan pre-post conference ruang Jambu yaitu
ketua Tim membuka acara dan berdoa tau tapi tidak dilakukan
2.Faktor – factor Eksternal
a. Peluang /Opportunity
1) Rumah sakit memberi kebijakan untuk mengikuti pelatihan bagi
perawata diruangan
2) Adanya kesempatan untuk penggantian alat – alat yangtidak
layak pakai
3) Sebagai tempat lahan praktik manajemen keperawatan program
profesi Ners
4) Satu – satnya Rumah Sakit yang berada di wilayah Palu Utara
b. Ancaman/Threat
1) Adanya Undang – undang keperawatan yang Sah
2) Adanya tuntutan tinggi dari masyaraka untuk pelayanan yang
lebih profesional
3) Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk melengkapi
sana dan prasarana
4) Peningkan sumber daya manusia yang tidak berkelanjutan.
73
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengkajian dan pendataan diruangan Jambu,
dengan jumlah perawat pelaksana 11 orang 2 orang ketua tim dan 1 orang
kepala ruangan, dengan jumlah tempat tidur pasien 23 bed. Setiap orang
mengerti dengan kewajiban dan tanggung jawab diruangan sehingga
sistem manajemen di ruang Jambu berjalan dengan baik. Pelayanan
dikesehatan di ruangan juga sebagian besar telah sesuai dengan SAK
(standar asuhan keperawatan), pelaksanaan pre-conference dan post-
conference dan operan juga dilakukan sesuai SOP. Sebagian besar petugas
di ruangan Jambu juga sudah mengikuti pelatihan
BTCLS/AWS/manajemen nyeri. Ketersediaan alat di ruangan Jambu
sebagian besar telah terpenuhi hanya saja masih ada beberapa alat-alat
kesehatan yang belum tersedia diruangan khususnya alat-alat emergency.
B. SARAN
Saran kami agar ruanagn Jambu mempertahankan pelayanan
kesehatan di ruangan dan meningkatkannya. Para petugas kesehatan di
ruangan Jambu juga kami harapkan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas sehingga tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal dan
profesional.
75
DAFTAR PUSTAKA
Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Konsep Proses dan Praktek. Vol. !.
EGC: Jakarta
76