Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN KEPERAWATAN KEPALA RUANGAN INSTALASI GAWAT DARURAT

RUMAH SAKIT BINA KASIH

TAHUN 2018-2019

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan
planing, organizing, actuating,controlling, (POAC) terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai
tujuan organisasi. Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang difouskan pada produksi
dan banyak hal lain untuk mengahasilkan suatu keuntungan ( nursalam, 2012).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawat sebagai satu metode pelaksana
asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung.
Sebagai proses keperawatan, manajemen keperawatan terdiri atas; pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai
kekhususan terhadap mayoritas tenagan daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan dalam pros
manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan ( Nursalam, 2012).
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan
dan atau upaya kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya diharapakan senantiasa
memperhatikan fungsi social dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Keberhasilan
rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit.
Mutu rumah sakit sangat di pengaruhi oleh beberapa factor. Adapun factor yang paling dominan adalah
sumber daya manusia (kemenkes RI, 2016)
Standar keperawatan yang telah disusun dirumah sakit yang diharapkan dapat digunakan untuk
menetapkan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan kualifikasi dan jenis pelayanan keperawatan di
rumah sakit. Kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan kualifikasi dan jenis pelayanan keperawatan di
rumah sakit. Kebutuhan tenagan keperawatan ditetapkan berdasarkan karakteristik klien, model
penugasan dan kompetensi yang dipersyaratkan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Kesesuain tenaga keperawatan yang mencangkup jumlah, jenis dan kualifikasi dengan kebutuhan
pelayanan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien. Kebutuhan
tenaga keerawatan harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit (kemenkes RI, 2011).
Rumah Sakit bina Kasih yang terletak di Jl. Samanhudi no 3-5, Kel.Sago, Kec. Senapelan- Pekanbaru,
Riau adalah berawal dari sebyah Rumah bersalin yang didirikan pada tahun 1986. Seiring berjalannya
waktupada tahun 1990 Rumah Bersalin Bina Kasih menjadi rumah Sakit umum, pada tanggal 22
Desember 1997 Rumah Sakit Bina Kasih berada dibawah yayasan Bina Kasih dengan Akta notaries H.
Asman Yunus, SH. RS. Bina Kasih mempunyai Ii Operasional dari Mntri Kesehatan Republik Indonesia.
Denan nomor HK.07.06/III/1904/09 dengan status type Rumah Sakit Type C. dengan60 TT (terpasang)
dan 70 TT( tersedia). Secra garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit yaitu: unitbrawat
inap dewasa, rawat inap anak, rawat inap intesi, kamar bersalin, kamar operasi, rawat jalan, dan Unit
Gawat Darurat (UGD).
Pelayanan pasien Gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu cepat,
tepat, dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan. Pelayanan pasien gawat darurat memegang
peran yang sangat penting (time seving is life saving). Bahwa waktu adalah nyawa. Salah satu indictor
mutu pelayanan berupa rspon time ( waktu tanggap), dimana 3 merupakan indicator proses untuk
mencapai indicator hasil yaitu kelangsungan hidup. (setyawan, 2015).
BAB II
VISI DAN MISI RUANGAN UGD
A. Visi, Misi dan Tujuan

1. VISI
Menjadikan instalasi gawat darurat terbaik dalam pelayanan dan penaganan berstandar dan terjangkau .
2. MISI :
a. memberikan pelayanan gawat darurat dengan respon time yang cepat.
b. Melayani secra professional dengan konsep melayani sepenuh hati
c. Memberikan pelayanan dengan sumber daya yang berkompeten dan berfasilitas yang
lengkap.
3. TUJUAN
a. Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, dan terarah
b. Mencegah kematian dan kecacatan pada pasien gawat darurat
c. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku
di rumah sakit.
d. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
BAB III
PENGORGANISASIAN RUANGAN UNIT GAWAT DARURAT

B. PENGORGANISASIAN
Ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Bina Kasih yang terletak di lantai dasar dari rumah
sakit bina kasih memiliki 4 tempat tidur yang dibagi berdasarkan kebutuhannya yaitu 2 tempat idur
untuk ruang triase, 1 tempat tidur untuk ruangan surgicaldan 1 tempat idu untuk resusitasi.
UGD juga sudah memiliki Troli Emergency dan alat alat yang memadai untuk di UGD, adanya lemari
Hight Alert. Ruang UGD miliki tenaga keperawatan berjumlah 10 orang termasuk kepala ruangan dan
5 orang perawat poly.
1. Struktur Organisasi Ruang Unit Gawat Darurat (UGD)
Kepala Ruangan : Eva Juliana, Amd.Keb
Penanggung Jawab Shif :
 Umy Syifa, Amk
 Ns.Gusnelfy, S.Kep
 Ns. Atika Mulia, S.Kep
 NS. Teti Endriati, S.Kep

PP : - Ns. Atika Mulia, S.kep

Anda mungkin juga menyukai