TENTANG
PANDUAN TRANSPORTASI
PASIEN
DIRUMAH SAKIT BINA KASIH PEKANBARU
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BINA KASIH PEKANBARU TENTANG
PANDUAN TRANSPORTASI PASIEN DIRUMAH SAKIT BINA KASIH PEKANBARU
KESATU : Dengan menetapkan panduan transportasi pasien Rumah ah sakit bina kasih pekanbaru,
maka semua kegiatan pelayanan transportasi pasien yang dilakukan harus mengacu
kepada panduan transportasi
KEDUA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Pekanbaru
Pada Tanggal : Maret 2019
Direktur RS. Bina Kasih Pekanbaru
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan anugerah
yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Transportasi pasien di Rumah Sakit Bina Kasih
Pekanbaru Sakit ini dapat selesai disusun.
Transportasi pasien terjadi apabila pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang lama
untuk mendapatkan pelayanan diagnostic dan pengobatan, atau dalam rangka mendapatkan rencana
pelayanan.Panduan transportasi bertujuan untuk menyelaraskan dan mengkoordinasikan pelayanan
kepada pasien sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan pasien dan sebagai bentuk pemenuhan dari
Hak Pasien.
Semoga dengan adanya panduan ini dapat meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Bina Kasih
dan sebagai bahan panduan untuk pasien dengan penundaan pelayanan.
Ditetapkan di : Pekanbaru
Pada Tanggal : Maret 2019
Direktur RS. Bina Kasih Pekanbaru
A. Sarana transportasi medik adalah kendaraan untuk pemindahan pasien atau jenazah dari satu
tempat ke tempat lain.
B. Ambulance adalah mobil khusus untuk melakukan trasnportasi medik keluar rumah sakit
memindahkan pasien masuk kerumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.
C. Pelayanan ambulance adalah suatu prosedur pemindahan pasien dengan menggunakan
kendaraan pelayanan medis yang memiliki fasilitas lengkap dan didampingi oleh tenaga kesehatan
(dokter, perawat, dan bidan) yang mampu menangani keadaan gawat darurat untuk tujuan
pemeriksaan penunjang, tindakan medis dan alih rawat kerumah sakit lain.
D. Ambulance jenazah adalah mobil khusus yang hanya digunakan untuk membawa jenazah keluar
rumah sakit.
E. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat., dan
diselenggarakan. Dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatankesehatan ( promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit ( kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatife), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
F. Instalasi adalah pengelompokan unit pelayanan dirumah sakit baik dalam keadaan sehat maupun
sakit.
G. Transfer pasien adalah pemindahan pasien dari suatu unit pelayanan ke unit pelayanan lain, atau
dari satu rumah sakit kerumah sakit lain
BAB II
RUANG LINGKUP
Keterangan:
a. Derajat 0
Pasien yang tidak terdapat resiko perburukan kondisi dan yang telah dinyatakan sembuh oleh
dokter yang merawat
b. Derajat 1
Pasien dengan resiko perburukan kondisi yang sebelumnya menjalani perawatan di ICU
c. Derajat 2
Pasien yang membutuhkan observasi/intervensi lebih ketat termasuk penanganan kegagalan satu
system organ atau perawatan pasca operasi dan pasien yang sebelumnya dirawat di ICU
d. Derajat 3
Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut (advanced respiratory support ) atau
bantuan pernapasan dasar ( basic respiratory) dengan dukungan/ bantuan minimal pada 4 sistem
organ termasuk pasien-pasien yang membutuhkan penanganan kegagalan multi-organ.
2. Pada pasien yang siap pulang dari rawat inap atau kunjungan rawat jalan
Jika pasien yang akan pulang dinilai mempunyai derajat transfer kurang dari derajat 1 atau derajat 0
maka pasien diperbolehkan pulang menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan dari luar rumah
sakit tetapi apabila dinilai masih mempunyai derajat lebih dari satu atau sama dengan derajat 1 maka
proses transportasi disesuaikan dengan kebutuhan ambulance yang akan dipersiapkan tetapi apabila
keluarga/pasien tetap menghendaki menggunakan kendaraan dari luar rumah sakit atau kendaraan
pribadi maka pihak keluarga/ pasien mengisi form penolakan tindakan medis.
a. Permintaan dari keluarga pasien untuk menjemput pasien dirumah dengan cara pihak
keluarga menelpon kerumah sakit Bina Kasih dan bagian pendaftaran akan menghubungkan
via telpon ke supervisor.
b. Supervisor menanyakan kondisi pasien dan mengisi buku skrining dan menulis di form
skrining via telfon dari luar RS dan kemudian di tentukan apakah pasien bisa diterima di RS
Bina Kasih Atau tidak.
c. Jika pasien dapat diterima Bagian unit gawat darurat menginformasikan kepada petugas
kendaraan apakah sedang mengantar atau/ merujuk pasien. Jika ambulance tersedia, bisa
dilakukan penjemputan kerumah pasien dan mengisi form pemesanan ambulance.
d. Petugas kendaraan mempersiapkan peralatan pasien bersama perawat yang akan
menjemput dan mempersiapkan keperluan ambulance
e. Supervisor menelpon keluarga pasien untuk menginformasikan bisa atau tidaknya pasien di
jemput.
f. Setelah selesai mengadakan penjemputan maka petugas ambulance akan mencatat di buku
perjalanan.
2. Pemesanan Ambulance untuk proses rujukan
Tatalaksana system rujukan RS Bina Kasih
a. Alih rawat kerumah sakit lain
1) Petugas UGD / Rawat inap menjelaskan dan meminta persetujuan kepada keluarga
pasien untuk dirujuk. Jika keluarga pasien setuju.
2) Petugas UGD / Rawat inap membuat surat rujukan dan melengkapi dengan hasil
pemeriksaan laboratorium, rontgen dan lain-lain jika psien dilakukan pemeriksaan
tersebut.
3) Dokter Jaga menghubungi rumah sakit yang akan di rujuk dan dokter berkewajiban
menerangkan kondisi serta terapi yang telah diterima pasien kepada rumah sakit rujukan
yang dituju.
4) Pasien yang dirujuk dilakkukan assessment kebutuhan transportasi sesuai dengan kondisii
pasien saat akan dirujuk. Perawat melakukan proses identifikasi dan menentukan kriteria
transfer.
5) Petugas UGD/ Rawat inap mempersiapkan kesiapan pasien, peralatan, dan obat-obatan
yang dibutuhkan selamaa proses transfer dan menghubungi sopir ambulance.
6) Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat unit terkait menghubungi
petugas ambulance rumah sakit bina kasih. dan menuliskan diformulir pemesanan
ambulance
7) Petugas UGD/ Rawat inap menyelesaikan administrasi pasien yang akan dirujuk.
8) Perawat melakukan monitoring selama proses rujukan
9) Perawat yang mengantarke rumah sakit rujukan melakukan serah terima dengan petugas
rumah sakit.
2. Pengaturan Jaga
a. Pengemudi/ Sopir khusus ambulan dua shift jaga
1) Pagi (07.00 wib - 14.00 wib) : 1 org
2) Sore (14.00 wib - 21.00 wib ) : 1 org
3) Malam ( 21.00 wib - 07.00 wib) : jadwal on call
b. Perawat igd/ unit terkait yang bertugas pada jam dinas tersebut
c. Dokter jaga ruangan/ unit terkait yang bertugas pada saat tersebut
A. STANDAR FASILITAS
Fasilitas dan sarana untuk ambulance
1. Perlengkapan ambulance
a. Ac
b. Sirine
c. Lampu rotater
d. Sabung pengaman
e. Sumber listrik/ Stop kontak
f. Lemari untuk alat medis
g. Lampu ruangan
h. Apar
i. Tabung o2
j. Brankar
2. Alat pengaman diri petugas kendaraan
a. Sarung tangan
b. Masker
c. Apron
d. Googles
3. Peralatan dan obat-obatan
Peralatan dan obat-obatan harus dipersianpkan sedeikian rupa untuk memenuhi kebutuhan dan
mengurangi resiko yang dapat terjadi dalam proses pengiriman pasien. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam menyediakan alat adalah: mudah dalam penggunaan, ukuran, berat,
battery, ketahanan, dan kemampuan alat dalam menghadapi gangguan vibrasi., cuaca.
a) Peralatan yang berkaitan dengan respirasi :
1) Masker oksigen 2 buah ( canule, masker)
2) Ambu bag 1 buah
3) Pulse oximeter 1 buah
4) Ventilator portable 1 buah
b) Peralatan pendukung sirkulasi
1) Monitor / defribrilator / eksternal pacemaker 1 buah
2) Tensimeter air raksa 1 buah
3) Cairan infuse dan nasal cnule 2 buah
4) Syringe dan jarum 10 buah
c) Peralatan lain lain
1) nasogastric tube dan kantongnya dua buah
2) Kateter urine dan kantongnya
3) Sarung tangan satu box
4) Spalk (kasus trauma) 1 buah
d) Obat-obatan
1) Cardiac arrest (adrenalin) 4 ampul
2) Hipotensi ( dopamine) 2 ampul
3) Hipertensi (adalat) 2 tablet
4) Aritmia jantung (cordaron/ tyarit injeksi ) 2 ampul
5) Edema paru (lasix) 4 ampul
6) Anafilaksis ( adrenalin 4 ampul, kalmetasone 4 ml 4 ampul)
7) Bronkospasme ( deladryl ampul/ adidril 1 vial)
8) Hipo/hiperglikemia (d 40% 4 flesh)
9) Atonia uteri ( metergin 4 ampul)
10) Antikejang ( stesolid 2 ampul) / stesolid tube 5 mg dan 10 mg @1 buah
11) Agitasi (mgso4 2 flesh )
12) Hiperglikemia (insulin vial)
13) Nyeri ( asam mefenamat 2 tablet, paracetamol 2 tablet)
14) Mual/ muntah (ondansentron 4 mg, 8 mg @1 buah)
15) Sedasi paralysis otot ( midazolam 2 ampul)
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasikan seluruh pelayanan transportasi pasien ini sehingga diharapkan bisa dijalankan
dalam proses pelayanan pasien di Rumah Sakit Bina Kasih Pekanbaru. Sekuruh petugas terkait di Rumah
sakit Bina Kasih agar mampu melaksanakan proses transportasi pasien sesuai dengan SPO sehingga
dapat terhindar dari kesalahan dalam proses pelayanan pasien.
BAB V
PENUTUP
Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksaan transportasi pasien sesuai prosedur di
Rumah Sakit pekanbar. Tentunya masih banyak kekuangandan kelemahan dalam pembuatan panduan ini,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi.
Tim penyusun berharap para pihak dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi
kesempuraan panduan di kesempatan berikutnya. Semoga panduan ini berguna bagi pokja akses ke
Rumah sakit dan kouintunitas pelayanan rumah sakit Bina kasih pekanbaru pada khususnya juga untuk
para pembaca pada umumnya.
LANDASAN UMUM
1. Undang-undang no. 14 tahun 1982 lalu lintas dan jalan raya.
2. Undang- undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
3. Undang- undang no 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
4. Undang-undang no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
5. Surat keputusan menteri kesehatan ri no 0701/ YANMED / RSKS / GDE/VII/ 1991 tentang
pedoman pelayanan gawat darurat
6. SK MENKES No. 0152/yanMed/RSKS/1987