SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
PERNYATAAN
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes Widya
Nusantara Palu.
ABSTRAK
vi
LEMBAR PERSETUJUAN
HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DI RUANG PERAWATAN
INTENSIF UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PROVINSI SULAWESI TENGAH
SKRIPSI
Ns. Afrina Januarista, S.Kep., M.Sc Ns. Abdul Rahman, S. Kep., M.H
NIK.20130901030 NIK.20200902028
Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Mengetahui,
Ketua STIKes Widya Nusantara Palu
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul “Hubungan Dukungan Spiritual Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Keluarga Di Ruang Perawatan Intensif UPT Rumah
Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah” yang telah dilaksanakan pada
bulan April 2022.
7. Wendy Yabunga selaku orang yang saya kasihi yang selalu memberikan doa dan
dukungannya serta semangat kepada saya setiap saat dan setiap waktu.
8. Tante, om beserta seluruh keluarga saya yang telah memberikan dukungan moral
maupun materil selama masa perkuliah.
9. Cleon dan Cloe serta ibu dan ibunnya Olvin Diasa yang telah membantu baik dari
segi moral maupun moril selama masa perkuliah.
10. Sahabat-sahabat saya Yhefin Sampe Parenden, S.Kep, Rahma, S.Kep, Alfryana
Towesu, S.Kep, Yelci Kaloan, S.Kep yang selalu membantu memberikan
semangat, motivasi serta doa dalam penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan angkatan XI dan kelas IV C keperawatan program studi
Ners STIKes WIdya Nusantara Palu selalu kompak memberikan semangat dan
motivasi selama masa perkuliahan.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya
dibidang ilmu keperawatan.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL SKRIPSI ii
HALAMAN PERNYATAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
LEMBAR PERSETUJUAN vi
LEMBAR PENGESAHAN vii
PRAKATA viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Tinjauan Teori 5
B. Kerangka Konsep 18
C. Hipotesis 18
BAB III METODE PENELITIAN 19
A. Desain Penelitian 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian 19
C. Populasi dan Sampel 19
D. Variabel Penelitian 20
E. Defenisi Operasional 21
F. Instrumen Penelitian 22
G. Teknik Pengumpulan Data 24
H. Analisis Data 24
xi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal penelitian
2. Surat permohonan pengambilan data awal
3. Surat balasan pengambilan data awal
4. Surat permohonan uji validitas
5. Surat balasan uji validitas
6. Surat permohonan turun penelitian
7. Perrmohonan menjadi responden
8. Kueisoner
a. Kueisoner dukungan spiritual
b. Kueisoner kecemasan
9. Surat balasan selesai penelitian
10. Dokumentasi penelitian
11. Lembar bimbingan proposal dan skripsi
12. Riwayat hidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unit perawatan intensif adalah bagian dari rumah sakit yang independen
dengan staf profesional terlatih dan didedikasikan untuk pengamatan, perawatan
dan pengobatan pasien yang menderita penyakit akut, cedera atau kondisi yang
mengancam jiwa. Pelayanaan di ruang intensif cenderung cepat dan cermat. Oleh
karena itu, perawat yang bertugas di ruang intensif merupakan perawat khusus yang
telah terlatih dan berpengalaman 1.
Pasien yang ditempatkan di unit perawatan intensif memiliki risiko tinggi
mengalami kematian, hal ini mempengaruhi kesehatan fisik dan mental keluarga.
Keluarga pasien akan mengalami berbagai macam stressor seperti perasaan takut
akan kematian, hasil yang tidak pasti, khawatir tentang biaya perawatan, situasi dan
keputusan hidup dan mati, rutinitas harian yang tidak teratur, peraturan kunjungan
yang terbatas menyebabkan ketidakberdayaan keluarga untuk tetap berada di
samping klien, dan tidak sedikit juga keluarga yang tidak terbiasa dengan situasi
dan lingkungan di ruang perawatan intensif. Semua stressor ini berdampak pada
mekanisme koping yang digunakan keluarga tidak efektif. Keluarga cenderung
mengalami perasaan menyerah atau apatis dan kecemasan akan mempengaruhi
perilaku keluarga 2.
Dukungan spiritual merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi gejala
kecemasan dan depresi pada keluarga pasien. Kenyamanan akan dirasakan saat
individu datang mendekatkan diri kepada Tuhan. Kedekatan dengan Tuhan akan
memberi power untuk menjalani hidup. Individu cenderung merasa lebih percaya
diri dan merasa nyaman. Hal ini memberi manfaat terhadap kesehatan termasuk
mengurangi depresi, mengatasi kesepian, dan penilaian psikososial yang lebih baik
dalam menghadapi stres 3.
Menurut World Health Organization (WHO), jumlah pasien kritis yang
menjalani perawatan di unit perawatan intensif meningkat setiap tahun. Ruang
Intensive Care Unit menghasilkan 9,8-24,6% dari 100.000 individu yang sakit
kritis, dan telah terjadi peningkatan 1,1-7,4 juta kematian di seluruh dunia dari
1
2
penyakit akut ke penyakit kronis. Data World Health Organization (WHO), 73%
kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit kritis tidak menular. Selain itu,
laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) menunjukkan bahwa masyarakat
Indonesia memiliki peningkatan risiko terserang penyakit kritis terkait gaya hidup
yang kurang baik. Angka kejadian penyakit kritis akibat penyakit tidak menular
pada penduduk usia 15 tahun ke atas di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2018
sekitar 34.1% untuk hipertensi, 1.5% untuk penyakit jantung, stroke 10.9%,
diabetes mellitus 2.2%, asma 2.4%, penyakit ginjal kronis 3.8%, penyakit sendi
7.3% dan penyakit kanker/tumor 1.8% 4. Sedangkan di RSUD Undata sendiri, data
dalam waktu 3 bulan terakhir (data Oktober 2021 – Desember 2021) diperoleh
jumlah pasien kritis di ruang ICU, ICVCU dan PICU sebanyak 176 orang 5.
Pasien yang dirawat di ruang perawatan intensif dapat menyebabkan
gangguan psikologis berupa kecemasan dan rasa takut pada anggota keluarganya.
World Health Organization (WHO, 2017), menyatakan bahwa kecemasan dan
depresi menduduki prevalensi yang paling tinggi dibandingakan dengan gangguan
jiwa umum lainnya. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia (3,6% dari populasi)
menderita kecemasan. Di Indonesia, prevalensi gangguan emosional penduduk
berusia 15 tahun ke atas mengalami peningkatan dari 6% atau sekitar 14 juta
penduduk di tahun 2013 menjadi 9,8% di tahun 2018. Sulawesi Tengah merupakan
provinsi dengan prevalensi depresi tertinggi sebesar 12,3% 4.
Tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang intensif terlihat pada salah satu
penelitian yang dilakukan oleh Erna Idarahyuni (2017) terkait Tingkat Kecemasan
Keluarga Pasien di Ruang Intensive Care Unit yang melibatkan 41 anggota
keluarga menunjukkan 41,5% mengalami kecemasan berat, 31.7% mengalami
kecemasan sedang, 9,8% mengalami kecemasan ringan, 9,8% mengalami
kecemasan berat sekali, dan 7,3% tidak mengalami kecemasan 1. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh Anadiyanah (2021) terkait dengan gambaran
tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang ICU menunjukkan bahwa terdapat 28
orang (47,5%) mengalami cemas sedang, 11 orang (18,6%) mengalami cemas
ringan, dan 8 orang (13,6%) tidak mengalami kecemasan 6.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ardiana Nur Aflah (2017) terkait
Hubungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di Ruang ICU
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah telah dianalisis hubungan
dukungan spiritual terhadap penurunan tingkat kecemasan keluarga di ruang
perawatan intensif UPT Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi
Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasi dukungan spiritual keluarga di ruang perawatan intensif UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
b. Teridentifikasi tingkat kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
c. Diuraikan adanya hubungan dukungan spiritual terhadap penurunan tingkat
kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan/Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya dan sebagai dasar
pemikiran dalam menambah ilmu pengetahuan.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebuah informasi untuk lebih
memperdalam pemahaman serta pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
khususnya tentang pentingnya dukungan spiritual untuk membantu menurunkan
kecemasan.
3. Bagi UPT RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah
Hasil penelitian ini merupakan pedoman dan tolak ukur dalam bidang
keperawatan dimana diharapkan perawat dapat ikut dan mampu mengatasi
masalah kecemasan yang terjadi pada keluarga pasien yang dirawat di ruang
perawatan intensif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Dukungan Spiritual
a. Definisi
Dukungan adalah upaya yang diberikan seseorang dalam bentuk materi
maupun moril untuk memotivasi orang lain 8. Spiritualitas terhubung dengan
jiwa (spiritual dan internal). Spiritualitas adalah cara untuk memberikan
makna hidup melalui hubungan pribadi dan hubungan dengan orang lain
untuk mengatasi berbagai masalah kehidupan 9.
Dukungan spiritual dapat membantu individu atau keluarga
mempertahankan dan memperkuat iman mereka dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari 10. Dukungan spiritual merupakan upaya atau dorongan
yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam kaitannya dengan hal-hal
kerohanian dengan tujuan orang yang diberikan dukungan dapat
mendekatkan diri dengan Tuhan. Dukungan Spiritual merupakan salah satu
bentuk asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan spiritual individu11.
b. Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Spiritual
Dukungan spiritual merupakan jenis dari perilaku. Terdapat 3 faktor
yang mempengaruhi perilaku yaitu 12 :
1) Faktor predisposisi
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat tentang
kesehatan, tradisi dan kepercayaan mereka, nilai-nilai yang berhubungan
dengan kesehatan serta masalah sosial ekonomi budaya.
2) Faktor pendukung
Faktor ini meliputi ketersediaan sarana dan prasarana, serta upaya-
upaya lain untuk mendorong perilaku hidup sehat, dalam hal ini tempat
ibadah.
3) Faktor pendorong
Faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh agama, tokoh
masyarakat dan petugas kesehatan. Contohnya petugas kesehatan
5
6
1) Tenaga kesehatan
Sebagian besar rumah sakit di Barat menyediakan layanan
dukungan spiritual sebagai integrasi dari perawatan kesehatan yang
disediakan. Rumah sakit menyediakan layanan berkelanjutan oleh tenaga
kesehatan multidisiplin yang diwujudkan melalui kunjungan rumah terkait
masalah kesehatan pasien atau keluarga. Perawat bertanggung jawab untuk
menemukan dan mengintervensi kebutuhan spiritual pasien dan
memotivasi pasien dan keluarganya. Perawat juga dapat memberikan
dukungan emosional, mendatangkan pendeta, dan membantu keluarga
menggunakan sumber daya untuk mengatasi krisis kesehatan 10.
2) Rohaniawan
Rohaniawan atau pemuka agama dikenal sebagai pemimpin rohani,
tidak hanya menjadi pemimpin di masyarakat, rohaniawan juga berfungsi
10
sebagai referensi dan fasilitator pemecahan setiap masalah yang ada .
Rohaniawan juga berperan penting dalam proses penyembuhan baik
penyembuhan fisik maupun penyembuhan psikologis, sosial dan spiritual
seseorang. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa agama berperan
penting dalam proses penyembuhan 14.
3) Komunitas Keagamaan
Komunitas keagamaan menunjukkan belas kasih kepada individu
dan keluarga yang mengalami kesulitan melalui rasa saling memiliki.
Kunjungan keluarga dan individu untuk memberikan dukungan psikologis
dan material merupakan salah satu fungsi dari komunitas keagamaan.
Berdasarkan hasil laporan, dukungan dari komunitas dapat membawa
kenyamanan dan penerimaan di masyarakat kepada individu dan keluarga
yang terkena musibah 10.
4) Tuhan
Tuhan adalah sumber utama dukungan spiritual. Dukungan dari
Tuhan selamanya karena Dia selalu ada. Tuhan memberikan dukungan
dalam tiga cara: sebagai pendamai dan pelindung, sebagai penolong
dengan masalah pribadi, dan sebagai alasan terjadinya suatu masalah.
8
Melalui tiga cara yang diberikan Tuhan, kita dapat menyimpulkan bahwa
semua masalah manusia memiliki tujuan dan karunia 10.
e. Tahap Perkembangan Spiritual
Perkembangan spiritual seseorang dibagi kedalam empat tingkatan yaitu : 15
1) Usia anak-anak
Usia anak-anak merupakan tahap perkembangan kepercayaan
berdasarkan pengalaman perilaku yang dipelajari, seperti pengalaman
yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain yang berkaitan dengan
keyakinan dan kepercayaan yang dianut. Pada masa ini, anak belum
memiliki pemahaman benar dan salah. Keyakinan atau kepercayaan pada
masa ini hanya sekedar meniru ritual orang di sekitarnya dalam hal ini
keluarga, seperti berdoa sebelum makan dan sebelum tidur. Pada usia
prasekolah, kegiatan keagamaan yang dilakukan belum berarti baginya. Di
usia ini, biasanya anak sudah mulai mempertanyakan tentang sang
pencipta, makna doa, dan mencari jawaban tentang kegiatan keagamaan.
2) Usia remaja akhir
Masa remaja akhir adalah tahap asosiasi kepercayaan yang ditandai
dengan partisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan. Pengalaman dan
kekaguman membuat mereka merasa lebih berarti. Perkembangan spiritual
pada usia remaja akhir, mereka sudah mulai berdoa meminta bantuan
melalui iman dan kepercayaan mereka kepada Sang Pencipta. Bila
pemenuhan kebutuhan spiritual pada masa ini tidak terpenuhi akan
memicu timbulnya kekecewaan.
3) Usia dewasa awal
Usia dewasa awal merupakan masa pencarian rasa percaya diri,
karena periode ini dimulai dengan proses bertanya tentang keyakinan atau
kepercayaan yang terkait secara kognitif sebagai bentuk keyakinan yang
benar. Pemikiran pada masa ini harus bersifat logis. Segala pertanyaan
tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara rasional.
4) Usia pertengahan dewasa
Usia pertengahan dewasa merupakan tingkatan kepercayaan yang
berasal dari diri sendiri. Perkembangan ini didasarkan pada semakin
9
ADAPTIF MALADAPTIF
1) Perasaan cemas : cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah
tersinggung.
2) Ketegangan : merasa tegang, lesu, mudah terkejut, mudah terganggu,
mudah menangis, gemetar, gelisah.
3) Ketakutan : takut terhadap gelap, ditinggal sendiri, pada orang asing,
binatang besar, keramaian lalu lintas, kerumunan banyak orang.
4) Gangguan tidur : terbangun di malam hari, sulit untuk memulai tidur,
mengalami mimpi buruk.
5) Gangguan kecerdasan : pelupa, penurunan daya ingat, dan kesulitan
berkonsentrasi
6) Perasaan depresi : kehilangan minat, penurunan kesenangan pada hobi,
perasaan sedih dan tidak menyenangkan sepanjang hari
7) Gejala somatik : mialgia dan kekakuan, suara tidak stabil, dan kram otot.
8) Gejala sensorik : telinga berdengung, penglihatan kabur, wajah memerah
dan pucat, merasa lemah, perasaan tidak menyenangkan.
9) Gejala kardiovaskuler : denyut nadi cepat, jantung terasa berdebar-debar,
terasa nyeri dibagian dada, denyut nadi mengeras.
10) Gejala pernapasan : perasaan tercekik, sering menarik nafas dalam, dan
merasa sesak nafas.
11) Gejala gastrointestinal : kesulitan menelan, mual dan muntah, berat
badan menurun, konstipasi, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri
lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas diperut, perut
terasa penuh/kembung.
12) Gejala urogenital : sering kencing, aminorea, ereksi lemah atau
impotensi.
13) Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu
roma berdiri, pusing atau sakit kepala.
14) Perilaku saat wawancara : gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening
mengerut, muka tegang, tonus otot meningkat, nafas pendek dan cepat,
dan muka merah.
16
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
suatu studi penelitian empiritis (berdasarkan bukti-bukti atau data nyata) yang
dilakukan secara sistematik tentang fenomena sosial atau alam dengan
menggunakan metode atau teknik statistik, matematik maupun penghitungan
25
lainnya . Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yang bertujuan
untuk mencari hubungan antarvariabel dengan menggunakan pendekatan cross
sectional study, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat
akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan 26.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang intensif (ICU, ICVCU, PICU) UPT Rumah
Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 April s/d 24 Mei 2022.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan dari segala unsur atau elemen yang akan
25
diteliti . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien yang
dirawat di ruang perawatan intensif (ICU, ICVCU, PICU) UPT Rumah Sakit
Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
27
. Untuk mengetahui jumlah sampel rumus yang digunakan adalah rumus
estimasi proporsi populasi tidak diketahui dari Lemeshow :
𝑍 2 𝑝(1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑2
1.962 𝑥 0.5 𝑥 0.5
𝑛=
0.12
19
20
0.9604
𝑛=
0.01
𝑛 = 96.04 dibulatkan menjadi 96
Berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah sampel sebanyak 96 responden.
Keterangan :
n : jumlah sampel
Z : nilai standart = 1.96
p : maksimal estimasi 50% = 0.5
d : alpha (0.10) atau sampling error = 10%
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non probability sampling yaitu insidental sampling dimana pengambilan sampel
didasarkan pada unit pengamatan yang dijumpai sampai sampel yang
dibutuhkan terpenuhi 25. Adapun kriteria dalam penelitian ini terdiri atas :
a. Kriteria Inklusi
1) Semua keluarga pasien berusia 17 tahun ke atas yang dirawat di ruang
perawatan intensif (ICU, ICVCU, PICU) UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
2) Keluarga pasien yang bersedia menjadi responden yang menandatangani
lembar persetujuan Informed consent.
3) Keluarga yang memiliki hubungan dekat atau merupakan keluarga inti dari
pasien (ayah, ibu, saudara kandung, suami, istri, anak).
b. Kriteria Eksklusi
1) Keluarga pasien yang tidak berada di tempat saat dilakukan penelitian.
2) Keluarga pasien yang tidak bersedia menjadi responden.
3) Keluarga yang memiliki hubungan jauh dengan pasien.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan ciri atau ukuran yang melekat pada objek
penelitian baik bersifat fisik/nyata atau psikis/tidak nyata. Variabel dalam
penelitian ini adalah :
21
1. Variabel Independent
Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi
28
sebab perubahan atau dapat mempengaruhi variabel lain . Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah dukungan spiritual.
2. Variabel Dependent
Variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat dari variabel bebas 28. Yang menjadi varibel terikat dalam
penelitian ini adalah tingkat kecemasan keluarga.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel atau tentang
27
apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan . Definisi operasional dari
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dukungan Spiritual
Definisi : Dukungan yang diberikan oleh keluarga, pasangan, perawat dan
rohaniawan kepada keluarga klien untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan yang meliputi 3 komponen yaitu (1) Rituals
support and fait, (2) Emotional support, (3) Meaning of life.
Cara Ukur : Pengisian Kuisoner
Alat Ukur : Kuisoner
Skala Ukur : Ordinal
Hasil Ukur : Dukungan spiritual tinggi (jika nilai ≥ 24)
Dukungan spiritual rendah (jika nilai ≤ 24)
2. Kecemasan keluarga
Definisi : Kecemasan merupakan kondisi emosional yang dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman, rasa takut, rasa khawatir akan
sesuatu yang belum jelas dan bersifat mengancam.
Cara Ukur : Pengisian Kuisoner
Alat Ukur : Kuisoner HARS
Skala Ukur : Ordinal
Hasil Ukur : Tidak ada kecemasan ( jika skor < 14 )
Kecemasan ringan ( jika skor 14-20 )
22
mengingatkan saya
untuk selalu berdoa
Emotional support 5, 7, 8 Suami / keluarga saya
mau mendengarkan
keluh kesah saya dan
memberikan support
emosional kepada saya
Meaning of life 9, 10 Saya percaya bahwa
Tuhan memberikan jalan
keluar dari masalah-
masalah yang saya
hadapi
Sumber : Nursani (2015)
3. Kuisoner kecemasan
Kuisoner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner Hamilton
Rating Scale for Anxiety (HARS) yang terdiri dari 14 butir pertanyaan. Menurut
Nursalam (2013), kuesioner HARS merupakan alat untuk mengukur kondisi
kecemasan seperti suasana hati, ketegangan, gejala fisik dan perasaan khawatir.
Kuesioner HARS terdiri dari 14 kelompok gejala kecemasan, yang dijelaskan
lebih rinci. Kuesioner ini menggunakan skor dengan rentang skala likert 0-4,
yang terdiri :
0 : tidak ada gejala sama sekali
1 : Gejala ringan/ satu atau dua dari gejala yang ada
2 : Gejala sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 : Gejala berat/ lebih dari ½ gejala yang ada
4 : Gejala berat sekali/ semua gejala ada
Untuk hasil pengukuran, skor <14 menunjukkan tidak ada kecemasan, skor
14-20 menunjukkan kecemasan ringan, skor 21-27 menunjukkan kecemasan
sedang, skor 28-41 menunjukkan kecemasan berat, skor 42-56 menunjukkan
kecemasan berat sekali.
24
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Adapun uji yang digunakan
dalam pada penelitian ini adalah uji chi square, dimana Nilai signifikansi 0,05
dan tingkat kepercayaan 95%. Ambang signifikan 5% atau 0,05 artinya peneliti
mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan dengan menolak hipotesis
yang benar sebanyak 5%. Benar saat mengambil keputusan minimal 95%
(tingkat kepercayaan). Dikatakan ada hubungan, jika p-value < 0,05 sedangkan
jika p-value > 0,05 tidak ada hubungan. Adapun rumus uji chi-square sebagai
berikut:
X2 = ∑𝑛 (𝑂𝑖−𝐸 ) 2
𝑖−1 𝑖
𝐸𝑖
Keterangan:
X2 : Distribusi chi-square
Oi : Nilai observasi (pengamatan) ke-i
Ei : Nilai ekspektasi ke-i
Uji chi-square merupakan uji non parametris yang paling sering
digunakan dalam penlitian. Syarat dari uji ini adalah frekuensi atau responden
yang digunakan harus besar. Berikut ini persyaratan penggunaan Uji Chi-Square
yaitu:
a. Tidak terdapat sel dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual
Count (F0) sebesar 0 (Nol)
b. Jika bentuk tabel kontigensi 2 x 2, maka tidak boleh ada 1 sel saja yang
mempunyai frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”) kurang
dari 5.
c. Jika bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misalnya 2 x 3, maka jumlah sel dengan
frekuensi harapan yang ≤ 5 tidak boleh ≥ 20%.
Jika tabel kontingensinya 2 x 2, tetapi tidak memenuhi syarat uji Chi
Square, maka rumus yang digunakan adalah Fisher's Exact Test. Sedangkan jika
tabel kontingensi lebih dari 2 x 2, misalnya 2 x 3 maka rumus yang digunakan
adalah Pearson Chi-Square.
26
Studi Pustaka
Hipotesis
Observasi Lapangan
dan Peijinan
Mengumpulkan Data
Pegolahan Data
Penyajian data
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Undata merupakan
rumah sakit umum milik pemerintah daerah yang beralamat di Jl. RE.
Martadinata, Tondo Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah. Fasilitas pelayanan yang tersedia di RSUD Undata adalah Rawat Jalan
yang terdiri dari klinik Onkologi dan Ginekologi, Poliklinik Anak, Klinik
Tumbuh Kembang, Klinik Kandungan, Klinik Mata, Klinik Saraf, Klinik THT,
Klinik Jiwa, Klinik Urologi, Poliklinik Bedah Saraf, Klinik Gizi, Klinik Bedah
Mulut, Klinik Gigi, Klinik Bedah, Klinik Bedah Tulang, Poliklinik Penyakit
Dalam, Poliklinik Jantung, dan Klinik Rehabilitsi Medik. Selain itu terdapat
Instalasi Gawat Darurat (IGD), ICU, ICVCU, Instalasi Gizi, Farmasi,
Laboratorium, Pemulasaran Jenazah, Radiologi, Bank Darah, Gas Medik,
Sterilisasi, Laundry, Sanitasi, IPSRS, Bedah Central, dan Rawat Inap.
UPT. Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah
bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang
pelayanan kesehatan yang menjadi urusan keluarga daerah sebagaimana diatur
di Pasal 4 Ayat 1 dan Pasal 5 dalam Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2003.
Tugas pokok adalah melaksanakan secara efisien dan efektif, menyelenggarakan
pekerjaan kesehatan dengan berhasil, mengutamakan pekerjaan pemulihan
secara serasi dan menyeluruh, serta memperkuat upaya pencegahan dan
rehabilitasi, termasuk penanganan limbah rumah sakit dan pelaksanaan
pekerjaan rujukan 31.
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden mencakup usia responden, jenis kelamin,
agama, pekerjaan, status pernikahan, hubungan dengan pasien, dan usia
pasien. Karakteristik responden dapat dilihat dalam tabel di bawah in:
27
28
Presentase
Karakteristik Subjek Frekuensi (f)
(%)
Usia responden (tahun)
17-25 15 15,6
26-35 36 37,5
36-45 24 25,0
46-55 17 17,7
56-65 1 1,0
>65 3 3,1
Jenis kelamin
Laki-laki 41 42,7
Perempuan 55 57,3
Pendidikan terakhir
SD 17 17,7
SMP 18 18,8
SMA 35 36,5
SMK 3 3,1
S1 19 19,8
S2 4 4,2
Agama
Islam 64 66,7
Kristen 20 20,8
Hindu 12 12,5
Pekerjaan
Petani 11 11,5
Wiraswasta 25 26,0
URT 38 39,6
Dosen 1 1,0
PNS 10 10,4
SatPol PP 1 1,0
Tidak Bekerja 10 10,4
Status pernikahan
Belum menikah 18 18,8
Menikah 76 79,2
29
Presentase
Karakteristik Subjek Frekuensi (f)
(%)
Ditinggal pasangan 2 2,1
Hubungan dgn pasien
Ayah 12 12,5
Ibu 14 14,6
Anak 34 35,4
Saudara kandung 18 18,8
Suami 6 6,2
Istri 12 12,5
Usia pasien (tahun)
0-5 9 20,9
6-11 2 4,7
12-16 0 0
17-25 0 0
26-35 2 4,7
36-45 10 23,2
46-55 12 27,9
56-65 5 11,6
>65 3 7
ªTotal sampel keseluruhan. Sumber: Data Primer 2022
4. Analisis Bivariat
Analisi bivariat dalam penelitan ini memiliki tujuan untuk mengetahui
seberapa besar keterkaitan hubungan antara variabel independen atau bebas yaitu
dukungan spiritual keluarga dan variabel dependen atau terikat yaitu tingkat
kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif.
Uji statistik yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square.
Adapun tujuan dari pengunaan uji tersebut ialah untuk mengetahui hubungan
dukungan spiritual keluarga dengan tingkat kecemasan di ruaang perawatan
intensif UPT Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
Dari pengolahan data maka di dapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
32
nilai nilai p = 0,001(p < 0,05) nilai ini menunjukkan semakin baik spiritualitas
keluarga maka kecemasan yang dialami lebih rendah.
Berdasarkan hasil penelitian responden dengan dukungan spiritual tinggi
dengan tingkat kecemasan berat dipengaruhi oleh faktor hubungan dengan
pasien dimana kedua responden merupakan seorang ibu dari pasien yang berusia
1 tahun. Dari hasil ini, dikarenakan ibu adalah salah satu bagian dari keluarga,
maka dari itu ibu dapat mengalami kecemasan. Menurut teori, keluarga adalah
sekelompok orang yang terdiri dari kepala keluarga dan anggotanya dalam
ikatan nikah ataupun nasab yang hidup dalam satu tempat tinggal, memiliki
aturan yang ditaati secara bersama dan mampu mempengaruhi antar anggotanya
serta memiliki tujuan yang jelas 40. Pada saat penelitian ibu tampak cemas akan
kondisi anaknya yang merupakan anak pertama. Ibu menjadi susah tidur, gelisah,
sulit kosentrasi, dan hampir semua pertanyaan kueisoner dialami oleh ibu. Selain
itu juga, kecemasan berat yang dialami keluarga pasien dengan dukungan
spiritual tinggi di pengaruhi oleh faktor pendidikan dimana pendidikan
responden masing-masing yaitu SD dan SMP. Pendidikan tersebut tergolong
masih rendah menyebabkan keluarga pasien sulit memahami informasi yang
diberikan oleh tenaga kesehatan mengenai kondisi pasien. Menurut Notoadmojo
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk
menerima informasi sehingga berdampak pada mekanisme koping keluarga
dalam mengatasi kecemasan41.
Hasil penelitian responden dengan dukungan spiritual yang rendah
sebagian besar mengalami kecemasan dari kecemasan sedang hingga kecemasan
berat. Asumsi peneliti terkait dukungan spiritual yang rendah dengan kecemasan
pada keluarga pasien di pengaruhi oleh faktor spiritual support and fait yang
diberikan perawat kepada keluarga pasien yang masih kurang serta penyediaan
sarana dan prasarana ibadah kepada responden yang beragama non muslim.
Perawat berperan penting memberikan asuhan keperawatan yang komperensif
dalam pemenuhan kebutuhan dasar keluarga pasien tanpa terkecuali pemenuhan
spiritual. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa perawat memiliki
peran sebagai care giver yang dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dalam batas standar pelayanan profesionalitas dimana perawat
38
42
harus memandang dan memberikan asuhan keperawatan secara holistik .
Perawat di ruang intensif UPT. Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi
Sulawesi Tengah dalam memberikan dukungan spiritual kepada keluarga pasien
tergolong kurang maksimal. Hal ini di tandai dengan pernyataan sebagian besar
responden bahwa ketika di rumah sakit tenaga kesehatan (perawat/dokter)
kadang-kadang bahkan ada yang tidak pernah mengingatkan responden untuk
selalu berdoa. Dukungan spiritual yang kurang yang di dapatkan keluarga saat
merawat pasien di ruang intensif dapat memepengaruhi tingkat kecemasan
keluarga. Semakin rendah dukungan spiritual yang di dapatkan keluarga,
semakin tinggi pula kecemasan yang dialami oleh keluarga pasien 2.
Dari pernyataan di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa dukungan
spiritual sangat mempengaruhi tingkat kecemasan yang dialami keluarga di
ruang perawatan intensif. Semakin tinggi dukungan spiritual yang diberikan
kepada keluarga maka semakin rendah pula tingkat kecemasan yang dialami
oleh keluarga. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dukungan spiritual yang
diberikan kepada keluarga maka semakin tinggi pula tingkat kecemasan yang
dialami oleh keluarga, namun faktor dukungan spiritual bukanlah satu-satunya
faktor yang mempengaruhi kecemasan keluarga, banyak faktor lainnya yang
mempengaruhi kecemasan keluarga seperti, usia, pendidikan, dan hubungan
dengan pasien.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga
kesehatan untuk memperhatikan dan meningkatkan dukungan spiritual kepada
keluarga pasien yang menunggu anggota keluarganya selama masa perawatan
sebagai bentuk asuhan keperawatan yang holistik sehingga kelurga pasien dapat
meningkatkan derajat kesehatannya dan pengambilan keputusan boleh berjalan
secara efektif.
BAB V
A. Simpulan
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan dalam penelitian ini dan pembahasan
yang telah di uraikan sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Keluarga di ruang perawatan intensif UPT. Rumah sakit Umum Daerah Undata
Provinsi Sulawesi Tengah sebagian besar mendapatkan dalam kategori rendah
yaitu 52,1%.
2. Keluarga di ruang perawatan intensif UPT. Rumah sakit Umum Daerah Undata
Provinsi Sulawesi Tengah sebagian besar berada pada tingkat kecemaan ringan
yaitu 38,5%.
3. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan spiritual dengan kecemasan
keluarga di Ruang Perawatan Intensif UPT.Rumah Sakit Umum Daerah Undata
Provinsi Sulawesi Tengah.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Widya Nusantara Palu)
Bagi Institusi Pendidikan di harapkan penlitian ini bisa menjadi bahan
bacaan bagi mahasiswa di STIKes Widya Nusantara Palu untuk menambah
pengetahuan dan wawasan terkait dukungan spiritual dengan tingkat kecemasan
keluarga di ruang perawatan intensif serta bisa menjadi sarana pengembangan
asuhan keperawatan sebagai upaya promotif yang di lakukan kepada keluarga.
2. Bagi Institusi Penelitian di Ruang Perawatan Intensif UPT. Rumah Sakit Umum
Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah
Tenaga kesehatan diharapkan memperhatikan tentang dukungan spiritual
dan kecemasan keluarga selama masa perawatan di ruang intensif.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih memperhatikan
spiritualitas dan tingkat kecemasan keluarga pasien selama masa perawatan di
ruang intensif dan juga untuk mengembangkan penelitian ini peneliti diharapkan
39
40
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Nim : 201801099
*) (Bersedia/Tidak Bersedia)
Untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa paksaan atau
tekanan dari pihak tertentu guna membantu terlaksananya penelitian ini. Semua
jawaban yang saya berikan murni dari apa yang saya alami. Saya juga mengijinkan
jawaban saya dipergunakan sebagai data dalam penelitian ini.
Responden
Data Demografi :
Inisial responden :
Usia responden :
Jenis kelamin :
Pend. terakhir :
Agama :
Pekerjaan :
Status Perkawinan :
Hubungan dengan pasien :
Usia Pasien :
Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda centang (✓) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pengalaman dan
kondisi anda selama proses perawatan keluarga di ruang perawatan kritis. Berikut ini
keterangan pilihan jawaban yang telah disediakan :
TK : Tidak Pernah (jika tidak pernah dialami)
KK : Kadang-kadang (dialami 2-3 kali dalam seminggu)
S : Sering (dialami setiap hari)
NO. Pernyataan TK KK S
1. Ketika di rumah sakit tenaga kesehatan
(perawat, dokter) mengingatkan saya untuk
selalu berdoa.
2. Tenaga kesehatan memberikan informasi
mengenai fasilitas ibadah yang tersedia di
rumah sakit dan menghormati hak-hak saya
untuk beribadah sesuai denga kepercayaan
yang saya anut.
3. Keluarga saya mengajak untuk melakukan
ritual keagamaan bersama (misalnya:
membaca Alkitab atau Alquran, berdoa,
mengikuti pengajian)
4. Keluarga saya menyediakan fasilitas ibadah
(misalnya : tempat ibadah, Alquran, Alkitab,
buku-buku keagamaan)
5. Keluarga mau mendengarkan keluh kesah
saya dan memberikan dukungan emosional
kepada saya
6. Saya mengikuti tausiyah/ceramah agama
yang bernuansa keagamaan.
7. Saya bergabung dan aktif dalam komunitas
keaagamaan (perkumpulan pengajian dan
organisasi keagamaan lainnya).
8. Ketika saya dan anggota keluarga saya sakit,
orang-orang yang tergabung dalam komunitas
keagamaan mengunjungi saya.
9. Saya percaya bahwa Tuhan akan memberikan
jalan keluar dari masalah-masalah yang saya
hadapi.
10. Saya percaya bahwa Tuhan memberikan
masalah kepada saya agar saya lebih
memahami dan mensyukuri makna hidup
Total skor :
Kueisoner Kecemasan
Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS)
Cases
Median 24.00
Variance 11.280
Minimum 15
Maximum 30
Range 15
Interquartile Range 4
Median 18.00
Variance 48.354
Minimum 5
Maximum 37
Range 32
Interquartile Range 8
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Status_P Hub_dg
Usia_Re Jenis_Ke Pen_Ter Pekerjaa erkawina n_Pasie Usia_Pasi
sponden lamin akhir Agama n n n en
N Valid 96 96 96 96 96 96 96 96
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Usia_Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pen_Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Status_Perkawinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Belum
18 18.8 18.8 18.8
Menikah
Ditinggal
2 2.1 2.1 100.0
Pasangan
Hub_dgn_Pasien
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Saudara
18 18.8 18.8 93.8
Kandung
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Kategori Keterangan
96 96
0 0
Dukungan Spiritual
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Tingkat Kecemasan
Statistics
Inisial X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
N Valid 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
X1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
X10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Kategori *
96 100.0% 0 .0% 96 100.0%
Keterangan
Keterangan
Tidak
Cemas Ringan Sedang Berat Total
Tinggi Count 19 20 5 2 46
Total Count 19 37 29 11 96
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,27.
8. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kueisoner Dukungan Spiritual
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.947 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
X1 23.50 13.833 .649 .947
X2 23.70 12.900 .851 .938
X3 23.50 13.167 .856 .938
X4 23.50 13.167 .856 .938
X5 23.70 13.567 .658 .947
X6 23.60 12.933 .862 .937
X7 23.70 12.900 .851 .938
X8 23.80 13.511 .691 .946
X9 23.40 13.822 .766 .942
X10 23.40 13.822 .766 .942
9. Dokumentasi Penelitian
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sosom pada tanggal 10 Agustus 2000 dari ayah Nansel
Pakaya dan ibu Yusnawati Samana. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar GKLB Sabang pada tahun 2012,
dan pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Bulagi dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2015. Di tahun
yang sama yaitu pada tahun 2015, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Luwuk dan menyelesaikan pendidikan SMA di tahun 2018.
Pada tahun yang sama yaitu tahun 2018, penulis mendaftarkan diri dan lulus seleksi
masuk di STIKes Widya Nusantara Palu melalui jalur seleksi berkas dan penulis
diterima di Program Studi Ilmu Keperawatan.