Anda di halaman 1dari 96

HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL TERHADAP PENURUNAN

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DI RUANG PERAWATAN


INTENSIF UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PROVINSI SULAWESI TENGAH

SKRIPSI

DEVI FANESA PAKAYA


201801099

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DI RUANG PERAWATAN
INTENSIF UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PROVINSI SULAWESI TENGAH

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

DEVI FANESA PAKAYA


201801099

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul hubungan dukungan


spiritual terhadap penurunan tingkat kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif
UPT Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah adalah benar
karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber indormasi yang berasal atau yang dikutip
dari karya yang ditebitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi
ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes Widya
Nusantara Palu.

Palu, Juli 2022

Devi Fanesa Pakaya


NIM. 201801099
iv

HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT


KECEMASAN KELUARGA DI RUANG PERAWATAN INTENSIF UPT RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH
The Relations Of Spiritual Support Towards Reducing Family Anxiety Level In the Intemsive
Treatment Room UPT General Hospital Undata Region Central Sulawesi province

Devi Fanesa Pakaya, Afrina Januarista, Abdul Rahman


Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
ABSTRAK
Ruang intensif merupakan bagian dari rumah sakit dimana pasien yang di rawat di ruang
intensif beresiko mengalami kematian yang tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi psikologis
keluarga yang merawat anggota keluarganya. Keluarga cenderung mengalami kecemasan.
Dukungan spiritual merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk meringankan gejala
kecemasan yang dialami keluarga. Dukungan spiritual merupakan bagian dari asuhan
keperawatan yang holistik yang diberikan oleh anggota keluaraga, perawat, rohaniawan,
maupun tokoh masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan
spiritual terhadap penurunan tingkat kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Jenis penelitian ini kuantitatif
dengan menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel
sebanyak 96 orang, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability
sampling yaitu insidental sampling. Hasil analisis data dengan uji chi-square diperoleh p =
0,000 (p ≤ 0,005) Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan hubungan
dukungan spiritual terhadap penurunan tingkat kecemasan keluarga di ruang perawatan
intensif UPT Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
Kata kunci : Dukungan Spiritual, Kecemasan, Ruang Intensif
v

ABSTRAK
vi

LEMBAR PERSETUJUAN
HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL TERHADAP PENURUNAN
TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DI RUANG PERAWATAN
INTENSIF UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PROVINSI SULAWESI TENGAH

SKRIPSI

DEVI FANESA PAKAYA


201801099

Tanggal Juli 2022


Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Afrina Januarista, S.Kep., M.Sc Ns. Abdul Rahman, S. Kep., M.H
NIK.20130901030 NIK.20200902028

Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu

Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep., M.Erg


NIK. 20110901019
vii

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SPIRITUAL TERHADAP PENURUNAN


TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DI RUANG PERAWATAN
INTENSIF UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PROVINSI SULAWESI TENGAH

SKRIPSI

DEVI FANESA PAKAYA


201801099

Skripsi Ini Telah Diujikan Tanggal Juli 2022

Dr. Tigor H. Situmorang, MH., M. Kes (……………………………………….)


NIK. 20080901001

Ns. Afrina Januarista, S.Kep., M.Sc (………………………………………..)


NIK.20130901030

Ns. Abdul Rahman, S. Kep., M.H (……………………………………….)


NIK.20200902028

Mengetahui,
Ketua STIKes Widya Nusantara Palu

Dr. Tigor H. Situmorang, MH., M.Kes


NIK. 20080901001
viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul “Hubungan Dukungan Spiritual Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Keluarga Di Ruang Perawatan Intensif UPT Rumah
Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah” yang telah dilaksanakan pada
bulan April 2022.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima


bimbingan, bantuan, dorongan, arahan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada yang tercinta kedua orang tua Ayahanda Nansel Pakaya dan Ibunda
Yusnawati Samana juga kepada adik saya Gesy Felisa Pakaya beserta sepupu terbaik
saya Yuyun Sukmawati Pakaya yang selalu memberikan doa, cinta dan kasih sayang
yang tulus, serta nasehat dan dukungan baik moral maupun materil kepada penulis.
Dengan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Widyawaty L. Situmorang, Bsc., M.Sc, selaku ketua yayasan STIKes Widya


Nusantara Palu.
2. Dr. Tigor H. Situmorang, M.H., M.Kes, selaku ketua STIKes Widya Nusantara Palu
sekaligus penguji utama yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan
skripsi ini.
3. Ns. Afrina Januarista, S.Kep., M.Sc, selaku pembimbing I yang telah memberikan
masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ns. Abdul Rahman, S. Kep., M.H, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam perbaikan skripsi ini.
5. Kepala ruangan ICU, ICVCU, PICU dan staf atas bantuan dan kerjasamanya
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan.
6. Dosen pengajar dan staf akademik pada Program Studi Ners STIKes Widya
Nusantara Palu yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bimbingan selama
masa perkuliahan.
ix

7. Wendy Yabunga selaku orang yang saya kasihi yang selalu memberikan doa dan
dukungannya serta semangat kepada saya setiap saat dan setiap waktu.
8. Tante, om beserta seluruh keluarga saya yang telah memberikan dukungan moral
maupun materil selama masa perkuliah.
9. Cleon dan Cloe serta ibu dan ibunnya Olvin Diasa yang telah membantu baik dari
segi moral maupun moril selama masa perkuliah.
10. Sahabat-sahabat saya Yhefin Sampe Parenden, S.Kep, Rahma, S.Kep, Alfryana
Towesu, S.Kep, Yelci Kaloan, S.Kep yang selalu membantu memberikan
semangat, motivasi serta doa dalam penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan angkatan XI dan kelas IV C keperawatan program studi
Ners STIKes WIdya Nusantara Palu selalu kompak memberikan semangat dan
motivasi selama masa perkuliahan.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya
dibidang ilmu keperawatan.

Palu, 14 Mei 2022

Devi Fanesa Pakaya


201801099
x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL SKRIPSI ii
HALAMAN PERNYATAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
LEMBAR PERSETUJUAN vi
LEMBAR PENGESAHAN vii
PRAKATA viii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Tinjauan Teori 5
B. Kerangka Konsep 18
C. Hipotesis 18
BAB III METODE PENELITIAN 19
A. Desain Penelitian 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian 19
C. Populasi dan Sampel 19
D. Variabel Penelitian 20
E. Defenisi Operasional 21
F. Instrumen Penelitian 22
G. Teknik Pengumpulan Data 24
H. Analisis Data 24
xi

I. Bagan Alur Penelitian 26


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27
A. Hasil 27
B. Pembahasan 32
BAB V SIMPULAM DAN SARAN 39
A. Simpulan 39
B. Saran 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian pertanyaan kueisoner dukungan spiritual 21


Tabel 4.1 Distribusi karakteristik keluarga berdasarkan usia, jenis
kelamin,pendidikan terakhir, agama, pekerjaan, status
pernikahan, hubungan dengan pasien, usia pasien di Ruang
Intensif UPT Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi
Sulawesi Tengah 22
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Spiritual Keluarga di Ruang
Intensif UPT Rumah sakit Umum Daerah Undata Provinsi
Sulawesi Tengah 23
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Keluarga di Ruang
Intensif UPT Rumah sakit Umum Daerah Undata Provinsi
Sulawesi Tengah 24
Tabel 4.4 Hubungan Dukungan Spiritual Terhadap Tingkat Kecemasan
Keluarga di Ruang Intensif UPT Rumah sakit Umum Daerah
Undata Provinsi Sulawesi Tengah 25
xiii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Konsep 19


3.1 Bagan Alur Penelitian 27
xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal penelitian
2. Surat permohonan pengambilan data awal
3. Surat balasan pengambilan data awal
4. Surat permohonan uji validitas
5. Surat balasan uji validitas
6. Surat permohonan turun penelitian
7. Perrmohonan menjadi responden
8. Kueisoner
a. Kueisoner dukungan spiritual
b. Kueisoner kecemasan
9. Surat balasan selesai penelitian
10. Dokumentasi penelitian
11. Lembar bimbingan proposal dan skripsi
12. Riwayat hidup
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Unit perawatan intensif adalah bagian dari rumah sakit yang independen
dengan staf profesional terlatih dan didedikasikan untuk pengamatan, perawatan
dan pengobatan pasien yang menderita penyakit akut, cedera atau kondisi yang
mengancam jiwa. Pelayanaan di ruang intensif cenderung cepat dan cermat. Oleh
karena itu, perawat yang bertugas di ruang intensif merupakan perawat khusus yang
telah terlatih dan berpengalaman 1.
Pasien yang ditempatkan di unit perawatan intensif memiliki risiko tinggi
mengalami kematian, hal ini mempengaruhi kesehatan fisik dan mental keluarga.
Keluarga pasien akan mengalami berbagai macam stressor seperti perasaan takut
akan kematian, hasil yang tidak pasti, khawatir tentang biaya perawatan, situasi dan
keputusan hidup dan mati, rutinitas harian yang tidak teratur, peraturan kunjungan
yang terbatas menyebabkan ketidakberdayaan keluarga untuk tetap berada di
samping klien, dan tidak sedikit juga keluarga yang tidak terbiasa dengan situasi
dan lingkungan di ruang perawatan intensif. Semua stressor ini berdampak pada
mekanisme koping yang digunakan keluarga tidak efektif. Keluarga cenderung
mengalami perasaan menyerah atau apatis dan kecemasan akan mempengaruhi
perilaku keluarga 2.
Dukungan spiritual merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi gejala
kecemasan dan depresi pada keluarga pasien. Kenyamanan akan dirasakan saat
individu datang mendekatkan diri kepada Tuhan. Kedekatan dengan Tuhan akan
memberi power untuk menjalani hidup. Individu cenderung merasa lebih percaya
diri dan merasa nyaman. Hal ini memberi manfaat terhadap kesehatan termasuk
mengurangi depresi, mengatasi kesepian, dan penilaian psikososial yang lebih baik
dalam menghadapi stres 3.
Menurut World Health Organization (WHO), jumlah pasien kritis yang
menjalani perawatan di unit perawatan intensif meningkat setiap tahun. Ruang
Intensive Care Unit menghasilkan 9,8-24,6% dari 100.000 individu yang sakit
kritis, dan telah terjadi peningkatan 1,1-7,4 juta kematian di seluruh dunia dari

1
2

penyakit akut ke penyakit kronis. Data World Health Organization (WHO), 73%
kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit kritis tidak menular. Selain itu,
laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) menunjukkan bahwa masyarakat
Indonesia memiliki peningkatan risiko terserang penyakit kritis terkait gaya hidup
yang kurang baik. Angka kejadian penyakit kritis akibat penyakit tidak menular
pada penduduk usia 15 tahun ke atas di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2018
sekitar 34.1% untuk hipertensi, 1.5% untuk penyakit jantung, stroke 10.9%,
diabetes mellitus 2.2%, asma 2.4%, penyakit ginjal kronis 3.8%, penyakit sendi
7.3% dan penyakit kanker/tumor 1.8% 4. Sedangkan di RSUD Undata sendiri, data
dalam waktu 3 bulan terakhir (data Oktober 2021 – Desember 2021) diperoleh
jumlah pasien kritis di ruang ICU, ICVCU dan PICU sebanyak 176 orang 5.
Pasien yang dirawat di ruang perawatan intensif dapat menyebabkan
gangguan psikologis berupa kecemasan dan rasa takut pada anggota keluarganya.
World Health Organization (WHO, 2017), menyatakan bahwa kecemasan dan
depresi menduduki prevalensi yang paling tinggi dibandingakan dengan gangguan
jiwa umum lainnya. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia (3,6% dari populasi)
menderita kecemasan. Di Indonesia, prevalensi gangguan emosional penduduk
berusia 15 tahun ke atas mengalami peningkatan dari 6% atau sekitar 14 juta
penduduk di tahun 2013 menjadi 9,8% di tahun 2018. Sulawesi Tengah merupakan
provinsi dengan prevalensi depresi tertinggi sebesar 12,3% 4.
Tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang intensif terlihat pada salah satu
penelitian yang dilakukan oleh Erna Idarahyuni (2017) terkait Tingkat Kecemasan
Keluarga Pasien di Ruang Intensive Care Unit yang melibatkan 41 anggota
keluarga menunjukkan 41,5% mengalami kecemasan berat, 31.7% mengalami
kecemasan sedang, 9,8% mengalami kecemasan ringan, 9,8% mengalami
kecemasan berat sekali, dan 7,3% tidak mengalami kecemasan 1. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh Anadiyanah (2021) terkait dengan gambaran
tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang ICU menunjukkan bahwa terdapat 28
orang (47,5%) mengalami cemas sedang, 11 orang (18,6%) mengalami cemas
ringan, dan 8 orang (13,6%) tidak mengalami kecemasan 6.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ardiana Nur Aflah (2017) terkait
Hubungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di Ruang ICU
3

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara spiritualitas dengan


tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang intensif dengan angka p value 0,014
(p<0,05) 7.
Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 10 anggota keluarga yang dilakukan
melalui observasi dan wawancara di ruang ICU UPT RSUD Undata Provinsi
Sulawesi Tengah ditemukan keluarga pasien mengatakan khawatir karena anggota
keluarganya dipindahkan ke ruang ICU, keluarga kesulitan menjenguk keluarganya
yang sakit karena keterbatasan waktu berkunjung, keluarga merasa cemas dengan
kondisi keluarganya, keluarga mengatakan gelisah, sulit tidur, sedih, kurang nafsu
makan, kurang perawatan diri, keluarga mudah tersulut emosi, dan keluarga
kesulitan menerima informasi dari orang lain.
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di ruang ICU UPT RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah, terdapat dukungan spiritual yang diberikan kepada
keluarga pasien yang dirawat di ruang intensif. Dukungan spiritual tersebut
didapatkan dari teman, keluarga serta rohaniawan yang datang berkunjung. Bentuk
dukungan yang diberikan berupa komunikasi dalam bentuk motivasi, serta turut
mendoakan pasien dan keluarganya. Kecemasan yang dialami keluarga pasien kritis
memiliki tingkatan yang berbeda-beda sehingga dukungan spiritual merupakan hal
yang penting untuk diperhatikan dan dipenuhi bagi setiap individu. Meskipun
demikian, dukungan spiritual yang diberikan belum sepenuhnya maksimal.
Dari latar belakang singkat di atas, saya tertarik untuk meneliti mengenai
“Hubungan Dukungan Spiritual Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Keluarga
Di Ruang Perawatan Intensif UPT Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi
Sulawesi Tengah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Apakah ada hubungan antara dukungan spiritual dengan penurunan
tingkat kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah?”.
4

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah telah dianalisis hubungan
dukungan spiritual terhadap penurunan tingkat kecemasan keluarga di ruang
perawatan intensif UPT Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi
Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasi dukungan spiritual keluarga di ruang perawatan intensif UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
b. Teridentifikasi tingkat kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
c. Diuraikan adanya hubungan dukungan spiritual terhadap penurunan tingkat
kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan/Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya dan sebagai dasar
pemikiran dalam menambah ilmu pengetahuan.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebuah informasi untuk lebih
memperdalam pemahaman serta pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
khususnya tentang pentingnya dukungan spiritual untuk membantu menurunkan
kecemasan.
3. Bagi UPT RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah
Hasil penelitian ini merupakan pedoman dan tolak ukur dalam bidang
keperawatan dimana diharapkan perawat dapat ikut dan mampu mengatasi
masalah kecemasan yang terjadi pada keluarga pasien yang dirawat di ruang
perawatan intensif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Dukungan Spiritual
a. Definisi
Dukungan adalah upaya yang diberikan seseorang dalam bentuk materi
maupun moril untuk memotivasi orang lain 8. Spiritualitas terhubung dengan
jiwa (spiritual dan internal). Spiritualitas adalah cara untuk memberikan
makna hidup melalui hubungan pribadi dan hubungan dengan orang lain
untuk mengatasi berbagai masalah kehidupan 9.
Dukungan spiritual dapat membantu individu atau keluarga
mempertahankan dan memperkuat iman mereka dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari 10. Dukungan spiritual merupakan upaya atau dorongan
yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam kaitannya dengan hal-hal
kerohanian dengan tujuan orang yang diberikan dukungan dapat
mendekatkan diri dengan Tuhan. Dukungan Spiritual merupakan salah satu
bentuk asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan spiritual individu11.
b. Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Spiritual
Dukungan spiritual merupakan jenis dari perilaku. Terdapat 3 faktor
yang mempengaruhi perilaku yaitu 12 :
1) Faktor predisposisi
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat tentang
kesehatan, tradisi dan kepercayaan mereka, nilai-nilai yang berhubungan
dengan kesehatan serta masalah sosial ekonomi budaya.
2) Faktor pendukung
Faktor ini meliputi ketersediaan sarana dan prasarana, serta upaya-
upaya lain untuk mendorong perilaku hidup sehat, dalam hal ini tempat
ibadah.
3) Faktor pendorong
Faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh agama, tokoh
masyarakat dan petugas kesehatan. Contohnya petugas kesehatan

5
6

berdoa bersama, menghargai dan menghormati kepercayaan klien,


memotivasi klien serta menjadi pendengar yang baik.
c. Komponen Dukungan Spiritual
Komponen-komponen dukungan spiritual terdiri atas 13 :
1) Rituals support and faith
Rituals support and faith merupakan komponen yang menjunjung
tinggi tradisi dan keyakinan, membantu individu mempertahankan dan
memperdalam keyakinan serta menjadi religius dalam kehidupan sehari-
hari mereka. Rituals support and faith dapat diperoleh setiap saat melalui
ibadah, penyembahan, membaca kitab suci, dan menyediakan fasilitas
keagamaan dalam bentuk barang dan informasi. Hal ini dapat memberi
dampak pada penggunaan koping yang positif bagi keluarga dan individu
yang mengalami kritis.
2) Emotional support
Dukungan emosional adalah dukungan yang ditujukan untuk
memuaskan rasa aman dan penerimaan di masyarakat, seperti empati dan
kasih sayang kepada keluarga yang sedang tertimpa musibah dan berbagi
cerita tentang masalah yang dihadapi. Seseorang yang memiliki rasa
keterkaitan yang kuat dengan kelompoknya akan mencari dan memberikan
dukungan dan bantuan satu sama lain.
3) Meaning of Life
Meaning of life memiliki fungsi untuk berusaha memahami arti
hidup dan selalu memperhatikan kebahagiaan atau selalu optimis dengan
hidup. Dimensi ini mencakup hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Individu diharapkan mampu menangkap orisinalitas setiap peristiwa
kehidupan yang dihadapinya guna mengembangkan pandangan hidup
yang lebih luas.
d. Sumber dan Bentuk Dukungan Spiritual
Dukungan spiritual bisa didapatkan dari berbagai sumber. Penyedia
dukungan spiritual dapat mencakup keluarga lain, tenaga kesehatan,
rohaniawan, komunitas agama, dan Tuhan 10.
7

1) Tenaga kesehatan
Sebagian besar rumah sakit di Barat menyediakan layanan
dukungan spiritual sebagai integrasi dari perawatan kesehatan yang
disediakan. Rumah sakit menyediakan layanan berkelanjutan oleh tenaga
kesehatan multidisiplin yang diwujudkan melalui kunjungan rumah terkait
masalah kesehatan pasien atau keluarga. Perawat bertanggung jawab untuk
menemukan dan mengintervensi kebutuhan spiritual pasien dan
memotivasi pasien dan keluarganya. Perawat juga dapat memberikan
dukungan emosional, mendatangkan pendeta, dan membantu keluarga
menggunakan sumber daya untuk mengatasi krisis kesehatan 10.
2) Rohaniawan
Rohaniawan atau pemuka agama dikenal sebagai pemimpin rohani,
tidak hanya menjadi pemimpin di masyarakat, rohaniawan juga berfungsi
10
sebagai referensi dan fasilitator pemecahan setiap masalah yang ada .
Rohaniawan juga berperan penting dalam proses penyembuhan baik
penyembuhan fisik maupun penyembuhan psikologis, sosial dan spiritual
seseorang. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa agama berperan
penting dalam proses penyembuhan 14.
3) Komunitas Keagamaan
Komunitas keagamaan menunjukkan belas kasih kepada individu
dan keluarga yang mengalami kesulitan melalui rasa saling memiliki.
Kunjungan keluarga dan individu untuk memberikan dukungan psikologis
dan material merupakan salah satu fungsi dari komunitas keagamaan.
Berdasarkan hasil laporan, dukungan dari komunitas dapat membawa
kenyamanan dan penerimaan di masyarakat kepada individu dan keluarga
yang terkena musibah 10.
4) Tuhan
Tuhan adalah sumber utama dukungan spiritual. Dukungan dari
Tuhan selamanya karena Dia selalu ada. Tuhan memberikan dukungan
dalam tiga cara: sebagai pendamai dan pelindung, sebagai penolong
dengan masalah pribadi, dan sebagai alasan terjadinya suatu masalah.
8

Melalui tiga cara yang diberikan Tuhan, kita dapat menyimpulkan bahwa
semua masalah manusia memiliki tujuan dan karunia 10.
e. Tahap Perkembangan Spiritual
Perkembangan spiritual seseorang dibagi kedalam empat tingkatan yaitu : 15
1) Usia anak-anak
Usia anak-anak merupakan tahap perkembangan kepercayaan
berdasarkan pengalaman perilaku yang dipelajari, seperti pengalaman
yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain yang berkaitan dengan
keyakinan dan kepercayaan yang dianut. Pada masa ini, anak belum
memiliki pemahaman benar dan salah. Keyakinan atau kepercayaan pada
masa ini hanya sekedar meniru ritual orang di sekitarnya dalam hal ini
keluarga, seperti berdoa sebelum makan dan sebelum tidur. Pada usia
prasekolah, kegiatan keagamaan yang dilakukan belum berarti baginya. Di
usia ini, biasanya anak sudah mulai mempertanyakan tentang sang
pencipta, makna doa, dan mencari jawaban tentang kegiatan keagamaan.
2) Usia remaja akhir
Masa remaja akhir adalah tahap asosiasi kepercayaan yang ditandai
dengan partisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan. Pengalaman dan
kekaguman membuat mereka merasa lebih berarti. Perkembangan spiritual
pada usia remaja akhir, mereka sudah mulai berdoa meminta bantuan
melalui iman dan kepercayaan mereka kepada Sang Pencipta. Bila
pemenuhan kebutuhan spiritual pada masa ini tidak terpenuhi akan
memicu timbulnya kekecewaan.
3) Usia dewasa awal
Usia dewasa awal merupakan masa pencarian rasa percaya diri,
karena periode ini dimulai dengan proses bertanya tentang keyakinan atau
kepercayaan yang terkait secara kognitif sebagai bentuk keyakinan yang
benar. Pemikiran pada masa ini harus bersifat logis. Segala pertanyaan
tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara rasional.
4) Usia pertengahan dewasa
Usia pertengahan dewasa merupakan tingkatan kepercayaan yang
berasal dari diri sendiri. Perkembangan ini didasarkan pada semakin
9

kuatnya keyakinan atau kepercayaan yang dipertahankan terlepas dari


kepercayaan yang dianut orang lain. Di usia pertengahan dewasa, individu
merasa bahwa pemahaman terhadap keyakinannya merupakan hal yang
paling benar.
f. Cara Ukur dan Hasil Ukur Dukungan Spiritual
Untuk mengetahui sejauh mana dukungan spiritual yang diterima
seseorang digunakan alat ukur yang diadaptasi dari kuisoner Nursani
(2015). Instrument ini digunakan untuk mengukur variabel dukungan
spiritual yang diterima keluarga di ruang perawatan intensif. Instrumen
dukungan spiritual mencakup 3 komponen yaitu (1) Rituals support and
fait, (2) Emotional support, (3) Meaning of life yang terdiri dari 10
pertanyaan berjenis multiple choice dengan 3 skala pengukuran likert.
Skor yang diberikan sebagai berikut: (1) skor 3 untuk jawaban sering, (2)
skor 2 untuk jawaban kadang-kadang, (3) skor 1 untuk jawaban tidak
pernah. Penentuan dukungan spiritual yang diterima keluarga dengan cara
menjumlah nilai skor dari setiap item dengan hasil skor ≤ mean/median
berarti dukungan spiritual rendah, jika hasil skor ≥ mean/median berarti
dukungan spiritual tinggi.
2. Kecemasan
a. Definisi
Kecemasan adalah kekhawatiran pada suatu hal yang akan terjadi
dengan sebab maupun tanpa sebab yang akan mempengaruhi kondisi fisik
maupun psikis seseorang. Kecemasan adalah respon terhadap ancaman yang
sumbernya belum jelas (samar-samar) sedangkan ketakutan adalah
peringatan adanya bahaya yang sudah diketahui yang mengancam dan
memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman
ketakutan 16.
Kecemasan merupakan kekhawatiran yang samar-samar dan menyebar
terkait dengan perasaan tidak aman dan tidak berdaya. Kecemasan
dikomunikasikan secara interpersonal. Hal ini dikarenakan kecemasan tidak
memiliki objek yang spesifik dan bersifat subjektif. 17.
10

Kecemasan terjadi sebagai proses emosional ketika pasien atau anggota


keluarga mengalami ketakutan dan disertai dengan berbagai tanda dan gejala
seperti ketegangan, ketakutan, kecemasan, dan kewaspadaan.
b. Etiologi
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu 17 :
1) Faktor predisposisi meliputi :
a) Peristiwa traumatis yang dapat menimbulkan kecemasan berkaitan
dengan krisis yang dialami seseorang, baik dalam krisis
perkembangan maupun dalam krisis situasional.
b) Konflik emosional yang dialami dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara keinginan yang tidak sesuai dengan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan pada diri seseorang.
c) Konsep diri yang terganggu mengakibatkan individu tidak dapat
berpikir secara realistis sehingga menimbulkan kecemasan.
d) Frustasi akan menyebabkan individu merasa tidak berdaya dalam
pengambilan keputusan.
e) Disabilitas menyebabkan kecemasan karena mengancaman integritas
fisik yang dapat berpengaruh pada harga diri seseorang.
f) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga dalam
menghadapi kecemasan akan mempengaruhi individu dalam
merespon konflik yang dialaminya, karena mekanisme koping
individu dipelajari secara ekstensif dalam keluarga.
g) Riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan dapat memengaruhi
respon individu terhadap konflik dan cara mereka menangani
kecemasan tersebut.
h) Medikasi dapat memicu terjadinya kecemasan. Benzodiazepine
merupakan obat yang dapat menekan neurotransmiter gamma amino
butyric acid (GABA) yang berfungsi mengontrol aktivitas neuron
diotak yang bertanggung jawab mengeluarkan rasa khawatir.
11

2) Faktor prespitasi meliputi :


a) Faktor eksternal
(1) Ancaman terhadap integritas fisik meliputi :
(a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologi
kekebalan tubuh, pengatur suhu tubuh, perubahan biologis
normal.
(b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan
bakteri, polusi lingkungan, kecelakaan, kurang gizi, tempat
tinggal yang tidak memadai.
(2) Ancaman terhadap harga diri meliputi :
(a) Sumber internal, meliputi masalah dalam hubungan
interpersonal yang melibatkan penyesuaian terhadap peran
baru baik di rumah maupun di tempat kerja. Ancaman yang
melibatkan integritas fisik juga dapat mengancam harga diri
(b) Sumber eksternal, meliputi perceraian, kehilangan orang
terdekat, status pekerjaan yang berubah, tekanan kelompok
sosial budaya.
b) Faktor internal
(1) Potensi stressor
Stressor psikologis merupakan setiap keadaan atau peristiwa
yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang
sehingga orang tersebut dipaksa untuk beradaptasi 17.
(2) Maturitas
Individu dengan kepribadian yang matang lebih sulit untuk
menoleransi gangguan akibat kecemasan, karena orang dewasa
memiliki kemampuan beradaptasi yang lebih besar terhadap
kecemasan 18.
(3) Pendidikan dan status ekonomi
Individu dengan tingkat pendidikan dan status ekonomi yang
rendah lebih mudah mengalami kecemasan. Tingkat pendidikan
seseorang atau individu akan mempengaruhi kemampuan berfikir.
Semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah berfikir
12

rasional dan menaangkap informasi baru termasuk dalam


mendeskripsikan masalah baru 19.
(4) Keadaan fisik
Seseorang dengan gangguan fisik seperti cedera, operasi,
akan mengalami kelelehan fisik sehingga lebih mudah mengalami
kecemasan.
(5) Tipe kepribadian
Orang yang berkepribadian A lebih mudah mengalami
gangguan akibat kecemasan daripada orang berkepribadian B.
Adapun ciri orang dengan kepribadian A adalah tidak sabar,
kompetitif, ambisius, ingin serba sempurna, merasa diburu waktu,
mudah gelisah, tidak dapat tenang, mudah tersinggung, otot-otot
mudah tegang. Sedangkan orang dengan tipe kepribadian B
mempunyai ciri berlawanan dengan tipe kepribadian A. Hal ini
karena tipe kepribadian B adalah orang yang penyabar, teliti, dan
rutinitas 17.
(6) Lingkungan dan situasi
Seseorang yang berada di lingkungan asing lebih mudah
mengalami kecemasan dibanding bila dia berada di lingkungan
yang biasa di tempati 17.
(7) Umur
Seseorang yang mempunyai umur lebih muda ternyata lebih
mudah mengalami gangguan akibat kecemasan daripada seseorang
yang lebih tua, tetapi ada juga yang berpendapat sebaliknya 18.
(8) Jenis kelamin
Gangguan panik merupakan suatu gangguan cemas yang
ditandai oleh kecemasan yang spontan dan episodik. Gangguan ini
lebih sering dialami oleh wanita daripada pria. Hal ini dikarenakan
pria lebih aktif dan ekploratif, dan wanita lebih sensitif.
(9) Pengalaman
Pengalaman penyakit dimasa lalu baik yang positif atau
negatif berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan koping
13

yang dimiliki individu. Keberhasilan dapat membantu individu


untuk mengembangkan keterampilan koping, sebaliknya
kegagalan akan menyebabkan reaksi emosional yang mengarah
pada penggunaan koping yang maladaptif dengan stressor tertentu
18
.
c. Tanda dan Gejala Kecemasan
Pasien dengan kecemasan cenderung merasa cemas, khawatir, tidak
nyaman, takut pada pikirannya sendiri, mudah tersinggung, pasien merasa
tegang, gelisah dan mudah terkejut, pasien takut sendirian ataupun berada di
keramaian, pola tidur terganggu dan disertai mimpi buruk 20.
d. Tingkat Kecemasan
Terdapat 4 tingkatan kecemasan yang dialami individu yaitu 17 :
1) Kecemasan ringan
Terkait dengan stres sehari-hari. Pada tingkat ini, individu masih
aktif, mudah bergaul dan mengembangkan emosi. Ini dapat menginspirasi
orang untuk belajar, menemukan solusi, menjadi efektif, dan mendorong
pertumbuhan dan kreativitas.
2) Kecemasan sedang
Individu hanya fokus pada pikiran yang mengganggunya, ada
penyempitan bidang persepsi, masih bisa melakukan sesuatu atas arahan
orang lain.
3) Kecemasan berat
Pada tingkat ini, individu tidak mampu memecahkan maupun
mempelajari masalah. Hal ini dikarenakan bidang persepsi menjadi sangat
sempit. Pusat perhatiannya pada detil yang kecil (spesifik) dan tidak dapat
berfikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk
mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan untuk
terfokus pada area lain.
4) Panik
Individu kehilangan kendali diri. Karena hilangnya kontrol, individu
tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi
peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan
14

dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional.


Biasanya disertai dengan disorganisasi kepribadian.
e. Rentang Respon Kecemasan
Reaksi cemas dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif-maladaptif.
Adapun respon cepas antara lain 17 :
1) Respon adaptif
Respon adaptif merupakan situasi dimana stressor terjadi, dan jika
seseorang mampu menekan dan mengaturnya maka akan mengarah pada
sesuatu yang positif, antara lain :
(a) Individu dapat mencegah timbulnya masalah dan konflik
(b) Adanya keinginan untuk termotivasi dalam hal-hal positif
(c) Meningkatkan fungsionalitas
2) Respon maladaptif
Respon maladaptif merupakan suatu kondisi dimana individu secara
otomatis tidak mampu melindungi perilakunya dari ancaman kecemasan,
sehingga menyebabkan individu secara bertahap mengalami kecemasan
sedang hingga berat dan akhirnya panik.

ADAPTIF MALADAPTIF

ANTISIPAS RINGAN SEDANG BERAT PANIK

Sumber “Stuart (2016)

f. Alat Ukur Tingkat Kecemasan


Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah
ringan, sedang, berat dapat digunakan alat ukur yang dikenal dengan nama
Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Skala HARS diperkenalkan
oleh Max Hamilton yang digunakan pertama pada tahun 1959. Skala HARS
sudah menjadi alat ukur baku dalam mengukur tingkat kecemasan. Skala
HARS (Hamilton Rating Scale For Anxiety) yang dikutip Nursalam (2009)
penilaian kecemasan terdiri dari 14 item, meliputi :
15

1) Perasaan cemas : cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah
tersinggung.
2) Ketegangan : merasa tegang, lesu, mudah terkejut, mudah terganggu,
mudah menangis, gemetar, gelisah.
3) Ketakutan : takut terhadap gelap, ditinggal sendiri, pada orang asing,
binatang besar, keramaian lalu lintas, kerumunan banyak orang.
4) Gangguan tidur : terbangun di malam hari, sulit untuk memulai tidur,
mengalami mimpi buruk.
5) Gangguan kecerdasan : pelupa, penurunan daya ingat, dan kesulitan
berkonsentrasi
6) Perasaan depresi : kehilangan minat, penurunan kesenangan pada hobi,
perasaan sedih dan tidak menyenangkan sepanjang hari
7) Gejala somatik : mialgia dan kekakuan, suara tidak stabil, dan kram otot.
8) Gejala sensorik : telinga berdengung, penglihatan kabur, wajah memerah
dan pucat, merasa lemah, perasaan tidak menyenangkan.
9) Gejala kardiovaskuler : denyut nadi cepat, jantung terasa berdebar-debar,
terasa nyeri dibagian dada, denyut nadi mengeras.
10) Gejala pernapasan : perasaan tercekik, sering menarik nafas dalam, dan
merasa sesak nafas.
11) Gejala gastrointestinal : kesulitan menelan, mual dan muntah, berat
badan menurun, konstipasi, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri
lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas diperut, perut
terasa penuh/kembung.
12) Gejala urogenital : sering kencing, aminorea, ereksi lemah atau
impotensi.
13) Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu
roma berdiri, pusing atau sakit kepala.
14) Perilaku saat wawancara : gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening
mengerut, muka tegang, tonus otot meningkat, nafas pendek dan cepat,
dan muka merah.
16

Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan


kategori : 0 = tidak ada gejala, 1 = ringan, 2 = sedang, 3 = berat, 4 = berat
sekali.
Untuk menentukan derajat kecemasan, setiap poin dari item 1-14
dijumlahkan dengan hasil : skor kurang dari 1–6 = tidak ada kecemasan, 7–
14 = kecemasan ringan, 15–27 = kecemasan sedang, dan lebih dari 27 =
kecemasan berat.
3. Family Centered Care
a. Definisi
Family centered care adalah perawatan pasien yang berpusat pada
keluarga yang dalam hal ini berfokus pada perawatan keluarga pasien di unit
perawatan intensif. Perawatan yang berpusat pada keluarga adalah
pendekatan dalam perawatan kesehatan dengan memperhatikan kebutuhan
dan nilai yang dimiliki oleh setiap keluarga 21 .
Ruang lingkup dan tingkat perawatan yang berpusat pada keluarga
(family centered care) telah luas diterapkan. Family Centered Care adalah
perawatan pasien yang berpusat pada keluarga yang merupakan pendekatan
inovatif dalam melakukan perencanaan, implementasi, dan evaluasi terhadap
perawatan yang dilakukan, serta termasuk dalam hubungan yang saling
menguntungkan antara petugas kesehatan, pasien, dan keluarga .
Dengan demikian, family centered care dapat diartikan sebagai
perawatan pasien yang berpusat pada keluarga dengan memperhatikan nilai-
nilai yang dimiliki oleh setiap keluarga. Dimana keluarga ikut berpartisipasi
dari tahap perencanaan sampai evaluasi perawatan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan terhadap anggota keluarga yang sedang dirawat.
b. Tujuan family centered care
Family centered care bertujuan untuk mempertahankan memperkuat
peran keluarga dan ikatan yang dimiliki antara keluarga dengan pasien dalam
22
proses pemulihan . Family centered care didasarkan pada rasa saling
menghormati dan kemitraan di antara petugas kesehatan, pasien, dan keluarga
yang menggabungkan semua aspek perawatan fisik dan psikososial dari awal
perencanaan hingga evaluasi perawatan.
17

Menurut penelitian, terdapat alasan menarik untuk menggabungkan


keluarga dalam penyediaan perawatan kritis 23 :
(1) Penyakit kritis yang dialami oleh orang tercinta memiliki efek yang
sangat besar pada anggota keluarganya. Sekitar seperempat dari keluarga
pasien yang dirawat di rumah sakit mengalami gejala psikologis seperti
stress akut, stress pasca trauma, kecemasan umum, dan depresi selama
ataupun setelah dirawat karena penyakit kritisnya. Oleh karena itu, untuk
menghindari adanya syndrom pasca perawatan intensif yang dialami
keluarga, perlu dilakukan komunikasi oleh petugas kesehatan tentang
gejala psikologis yang dialami dan menyoroti pentingnya dukungan
keluarga selama penyakit kritis.
(2) Anggota keluarga bertindak sebagai pengambilan keputusan pengganti
untuk pasien kritis. Petugas kesehatan harus memiliki keterampilan
berkomunikasi saat terlibat dalam proses pengambilan keputusan
bersama keluarga. Petugas kesehatan menggunakan pendekatan yang
mencakup 3 hal yaitu pertukaran informasi, pertimbangan, dan membuat
keputusan dalam pengobatan. Dukungan dan komunikasi yang efektif
dengan anggota keluarga akan memfasilitasi pengambilan keputusan
bersama, sehingga dapat mengurangi tekanan (kesulitan) dalam
pengambilan keputusan oleh keluarga.
(3) Pasien menginginkan anggota keluarganya terlibat dalam pengambilan
keputusan tentang perawatannya dan kebanyakan pasien melaporkan
bahwa perspektif anggota keluarganya harus didahulukan daripada
arahan dari dirinya.
c. Konsep Family Centered Care
Konsep utama dari family centered care yaitu 24 :
(1) Dignity and respect: perencanaan keperawatan yang akan dilakukan
harus disesuaikan dengan pengetahuan, nilai, dan budaya yang dimiliki
oleh pasien maupun keluarga hal ini akan membuat keluarga didengar
dan dihormati
(2) Information sharing: pengambilan keputusan mengenai keperawatan
akan cepat dan tepat apabila pasien dan keluarga menerima informasi
18

mengenai keadaan pasien dengan lengkap, akurat, dan tepat sehingga


petugas kesehatan harus cakap dalam berkomunikasi untuk memberitahu
mengenai informasi keadaan pasien.
(3) Participation: proses pengambilan keputusan dan keperawatan yang
akan diberikan kepada pasien dan keluarga dalam proses
perencanaannya.
(4) Collaboration: mengajak pasien dan anggota keluarga untuk bekerja
sama dengan petugas kesehatan untuk mengembangkan dan
mengevaluasi program yang ada.
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang diteliti, gunanya menghubungkan
suatu topik yang akan dibahas. Kerangka konsep dari penelitian ini adalah :
(X) (Y)
Dukungan Spiritual Kecemasan

Gambar 2.1. Kerangka Konsep


Sumber: Fitri (2013)
Keterangan :
X : Variabel Independen
Y : Variabel Dependen
C. Hipotesis
Ha : Terdapat hubungan antara dukungan spiritual dengan penurunan tingkat
kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
suatu studi penelitian empiritis (berdasarkan bukti-bukti atau data nyata) yang
dilakukan secara sistematik tentang fenomena sosial atau alam dengan
menggunakan metode atau teknik statistik, matematik maupun penghitungan
25
lainnya . Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yang bertujuan
untuk mencari hubungan antarvariabel dengan menggunakan pendekatan cross
sectional study, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat
akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan 26.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang intensif (ICU, ICVCU, PICU) UPT Rumah
Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 April s/d 24 Mei 2022.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan dari segala unsur atau elemen yang akan
25
diteliti . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien yang
dirawat di ruang perawatan intensif (ICU, ICVCU, PICU) UPT Rumah Sakit
Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
27
. Untuk mengetahui jumlah sampel rumus yang digunakan adalah rumus
estimasi proporsi populasi tidak diketahui dari Lemeshow :
𝑍 2 𝑝(1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑2
1.962 𝑥 0.5 𝑥 0.5
𝑛=
0.12

19
20

0.9604
𝑛=
0.01
𝑛 = 96.04 dibulatkan menjadi 96
Berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah sampel sebanyak 96 responden.
Keterangan :
n : jumlah sampel
Z : nilai standart = 1.96
p : maksimal estimasi 50% = 0.5
d : alpha (0.10) atau sampling error = 10%
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non probability sampling yaitu insidental sampling dimana pengambilan sampel
didasarkan pada unit pengamatan yang dijumpai sampai sampel yang
dibutuhkan terpenuhi 25. Adapun kriteria dalam penelitian ini terdiri atas :
a. Kriteria Inklusi
1) Semua keluarga pasien berusia 17 tahun ke atas yang dirawat di ruang
perawatan intensif (ICU, ICVCU, PICU) UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
2) Keluarga pasien yang bersedia menjadi responden yang menandatangani
lembar persetujuan Informed consent.
3) Keluarga yang memiliki hubungan dekat atau merupakan keluarga inti dari
pasien (ayah, ibu, saudara kandung, suami, istri, anak).
b. Kriteria Eksklusi
1) Keluarga pasien yang tidak berada di tempat saat dilakukan penelitian.
2) Keluarga pasien yang tidak bersedia menjadi responden.
3) Keluarga yang memiliki hubungan jauh dengan pasien.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan ciri atau ukuran yang melekat pada objek
penelitian baik bersifat fisik/nyata atau psikis/tidak nyata. Variabel dalam
penelitian ini adalah :
21

1. Variabel Independent
Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi
28
sebab perubahan atau dapat mempengaruhi variabel lain . Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah dukungan spiritual.
2. Variabel Dependent
Variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat dari variabel bebas 28. Yang menjadi varibel terikat dalam
penelitian ini adalah tingkat kecemasan keluarga.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel atau tentang
27
apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan . Definisi operasional dari
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dukungan Spiritual
Definisi : Dukungan yang diberikan oleh keluarga, pasangan, perawat dan
rohaniawan kepada keluarga klien untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan yang meliputi 3 komponen yaitu (1) Rituals
support and fait, (2) Emotional support, (3) Meaning of life.
Cara Ukur : Pengisian Kuisoner
Alat Ukur : Kuisoner
Skala Ukur : Ordinal
Hasil Ukur : Dukungan spiritual tinggi (jika nilai ≥ 24)
Dukungan spiritual rendah (jika nilai ≤ 24)
2. Kecemasan keluarga
Definisi : Kecemasan merupakan kondisi emosional yang dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman, rasa takut, rasa khawatir akan
sesuatu yang belum jelas dan bersifat mengancam.
Cara Ukur : Pengisian Kuisoner
Alat Ukur : Kuisoner HARS
Skala Ukur : Ordinal
Hasil Ukur : Tidak ada kecemasan ( jika skor < 14 )
Kecemasan ringan ( jika skor 14-20 )
22

Kecemasan sedang ( jika skor 21-27 )


Kecemasan berat ( jika skor 28-41 )
Kecemasan berat skali ( jika skor 42-56 )
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
29
pengumpulan data dalam bentuk daftar pertanyaan . Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Data demografi
Data demografi mencakup inisial responden, umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, agama, pekerjaan, status perkawinan, hubungan dengan
pasien, dan usia pasien.
2. Kuisoner dukungan spiritual
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari kuisoner
Nursani (2015). Instrument ini digunakan untuk mengukur variabel dukungan
30
spiritual yang diterima keluarga diruang perawatan intensif . Instrumen
dukungan spiritual mencakup 3 komponen yaitu (1) Rituals support and fait, (2)
Emotional support, (3) Meaning of life yang terdiri dari 10 pertanyaan berjenis
multiple choice dengan 3 skala pengukuran likert. Skor yang diberikan sebagai
berikut: (1) skor 3 untuk jawaban sering, (2) skor 2 untuk jawaban kadang-
kadang, (3) skor 1 untuk jawaban tidak pernah.
Sebelum dilakukan uji validitas dan reliabilitas terdapat 10 pertanyaan dan
setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas didapatkan keselurahan pertanyaan
valid dengan r hitung > r tabel (0,632) dengan nilai alpha = 0,005 serta hasil uji
reliabilitas di dapatkan alpha cronbach sebesar 0,947 yang artinya kuesioner
yang digunakan sangat kuat. Adapaun rincian pertanyaan kueisoner dukungan
spiritual dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Rincian pertanyaan kueisoner dukungan spiritual


Komponen Item Contoh Item
Rituals support and fait 1, 2, 3, 4, 6 Ketika di rumah sakit,
tenaga, kesehatan
(perawat, dokter)
23

mengingatkan saya
untuk selalu berdoa
Emotional support 5, 7, 8 Suami / keluarga saya
mau mendengarkan
keluh kesah saya dan
memberikan support
emosional kepada saya
Meaning of life 9, 10 Saya percaya bahwa
Tuhan memberikan jalan
keluar dari masalah-
masalah yang saya
hadapi
Sumber : Nursani (2015)
3. Kuisoner kecemasan
Kuisoner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner Hamilton
Rating Scale for Anxiety (HARS) yang terdiri dari 14 butir pertanyaan. Menurut
Nursalam (2013), kuesioner HARS merupakan alat untuk mengukur kondisi
kecemasan seperti suasana hati, ketegangan, gejala fisik dan perasaan khawatir.
Kuesioner HARS terdiri dari 14 kelompok gejala kecemasan, yang dijelaskan
lebih rinci. Kuesioner ini menggunakan skor dengan rentang skala likert 0-4,
yang terdiri :
0 : tidak ada gejala sama sekali
1 : Gejala ringan/ satu atau dua dari gejala yang ada
2 : Gejala sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 : Gejala berat/ lebih dari ½ gejala yang ada
4 : Gejala berat sekali/ semua gejala ada
Untuk hasil pengukuran, skor <14 menunjukkan tidak ada kecemasan, skor
14-20 menunjukkan kecemasan ringan, skor 21-27 menunjukkan kecemasan
sedang, skor 28-41 menunjukkan kecemasan berat, skor 42-56 menunjukkan
kecemasan berat sekali.
24

G. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
29
proses pengumpulan karakteristik subjek diperlukan dalam suatu penelitian .
Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data:
1. Data Primer
Darta primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
25
responden . Teknik pengumpulan datanya dengan cara responden mengisi
kuesioner berdasarkan pengalaman dan perasaan responden tanpa paksaan dari
siapapun.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data atau informasi yang tersedia dari pihak lain
dengan mempelajari dan menelaah berbagai literatur yang ada untuk mendukung
dan melengkapi penulisan penelitian ini 25.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang penting dalam penelitian dengan
maksud untuk mencapai tujuan utama penelitian. Tujuan utama penelitian yaitu
29
menjawab setiap pertanyaan penelitian yang mengungkap fenomena tersebut .
Setelah semua data yang diperlukan peneliti terkumpul, data tersebut diolah melalui
perhitungan statistik untuk mengetahui hubungan dukungan spiritual dengan
tingkat kecemasan keluarga. Sebelum melakukan analisa data, peneliti akan
melakuakan editing yaitu proses verifikasi kelengkapan jawaban responden dalam
kuesioner. Kedua adalah coding, yaitu mengubah jawaban responden yang
diperoleh berupa angka-angka. Ketiga adalah scoring, yang membantu peneliti
menghitung skor yang diperoleh setiap responden berdasarkan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan. dan yang terakhir adalah tabulating yaitu memasukkan
hasil perhitungan kedalam bentuk tabel.
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis Univariat
Analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-
masing variabel baik variabel independen maupun variabel dependen. Tujuan
analisis univariat adalah untuk mendapatkan frekuensi dan persentase dari
masing-masing variabel yang diteliti 27.
25

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Adapun uji yang digunakan
dalam pada penelitian ini adalah uji chi square, dimana Nilai signifikansi 0,05
dan tingkat kepercayaan 95%. Ambang signifikan 5% atau 0,05 artinya peneliti
mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan dengan menolak hipotesis
yang benar sebanyak 5%. Benar saat mengambil keputusan minimal 95%
(tingkat kepercayaan). Dikatakan ada hubungan, jika p-value < 0,05 sedangkan
jika p-value > 0,05 tidak ada hubungan. Adapun rumus uji chi-square sebagai
berikut:
X2 = ∑𝑛 (𝑂𝑖−𝐸 ) 2
𝑖−1 𝑖
𝐸𝑖

Keterangan:
X2 : Distribusi chi-square
Oi : Nilai observasi (pengamatan) ke-i
Ei : Nilai ekspektasi ke-i
Uji chi-square merupakan uji non parametris yang paling sering
digunakan dalam penlitian. Syarat dari uji ini adalah frekuensi atau responden
yang digunakan harus besar. Berikut ini persyaratan penggunaan Uji Chi-Square
yaitu:
a. Tidak terdapat sel dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual
Count (F0) sebesar 0 (Nol)
b. Jika bentuk tabel kontigensi 2 x 2, maka tidak boleh ada 1 sel saja yang
mempunyai frekuensi harapan atau disebut juga expected count (“Fh”) kurang
dari 5.
c. Jika bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misalnya 2 x 3, maka jumlah sel dengan
frekuensi harapan yang ≤ 5 tidak boleh ≥ 20%.
Jika tabel kontingensinya 2 x 2, tetapi tidak memenuhi syarat uji Chi
Square, maka rumus yang digunakan adalah Fisher's Exact Test. Sedangkan jika
tabel kontingensi lebih dari 2 x 2, misalnya 2 x 3 maka rumus yang digunakan
adalah Pearson Chi-Square.
26

I. Bagan Alur Penelitian

Studi Pendahuluan/identifikasi masalah


(kecemasan keluarga di ruang perawatan Survey Literatur
intensif)

Studi Pustaka
Hipotesis

Menentukan Sumber Data


Menentukan Variabel
• Populasi
• Dukungan Spiritual • Sampel
• Tingkat Kecemasan • Pengambilan sampel
• Subjek Penelitian

Menentukan dan Menyusun


Instrumen Penelitian

Observasi Lapangan
dan Peijinan

Mengumpulkan Data

Proses pengumpulan data

Pegolahan Data

Analisis Data Chi Square


• Univariat : 1. Dukungan Spiritual
2. Kecemasan
• Bivariat : hubungan dukungan Spiritual dengan
penurunan tingkat kecemasan keluarga

Penyajian data

Gambar. 3.1 Diagram Alur Penelitia


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Undata merupakan
rumah sakit umum milik pemerintah daerah yang beralamat di Jl. RE.
Martadinata, Tondo Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah. Fasilitas pelayanan yang tersedia di RSUD Undata adalah Rawat Jalan
yang terdiri dari klinik Onkologi dan Ginekologi, Poliklinik Anak, Klinik
Tumbuh Kembang, Klinik Kandungan, Klinik Mata, Klinik Saraf, Klinik THT,
Klinik Jiwa, Klinik Urologi, Poliklinik Bedah Saraf, Klinik Gizi, Klinik Bedah
Mulut, Klinik Gigi, Klinik Bedah, Klinik Bedah Tulang, Poliklinik Penyakit
Dalam, Poliklinik Jantung, dan Klinik Rehabilitsi Medik. Selain itu terdapat
Instalasi Gawat Darurat (IGD), ICU, ICVCU, Instalasi Gizi, Farmasi,
Laboratorium, Pemulasaran Jenazah, Radiologi, Bank Darah, Gas Medik,
Sterilisasi, Laundry, Sanitasi, IPSRS, Bedah Central, dan Rawat Inap.
UPT. Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah
bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang
pelayanan kesehatan yang menjadi urusan keluarga daerah sebagaimana diatur
di Pasal 4 Ayat 1 dan Pasal 5 dalam Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2003.
Tugas pokok adalah melaksanakan secara efisien dan efektif, menyelenggarakan
pekerjaan kesehatan dengan berhasil, mengutamakan pekerjaan pemulihan
secara serasi dan menyeluruh, serta memperkuat upaya pencegahan dan
rehabilitasi, termasuk penanganan limbah rumah sakit dan pelaksanaan
pekerjaan rujukan 31.
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden mencakup usia responden, jenis kelamin,
agama, pekerjaan, status pernikahan, hubungan dengan pasien, dan usia
pasien. Karakteristik responden dapat dilihat dalam tabel di bawah in:

27
28

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik keluarga berdasarkan usia, jenis kelamin,


pendidikan terakhir, agama, pekerjaan, status pernikahan,
hubungan dengan pasien, usia pasien di Ruang Intensif UPT
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah
(𝑓 = 96)𝑎

Presentase
Karakteristik Subjek Frekuensi (f)
(%)
Usia responden (tahun)
17-25 15 15,6
26-35 36 37,5
36-45 24 25,0
46-55 17 17,7
56-65 1 1,0
>65 3 3,1
Jenis kelamin
Laki-laki 41 42,7
Perempuan 55 57,3
Pendidikan terakhir
SD 17 17,7
SMP 18 18,8
SMA 35 36,5
SMK 3 3,1
S1 19 19,8
S2 4 4,2
Agama
Islam 64 66,7
Kristen 20 20,8
Hindu 12 12,5

Pekerjaan
Petani 11 11,5
Wiraswasta 25 26,0
URT 38 39,6
Dosen 1 1,0
PNS 10 10,4
SatPol PP 1 1,0
Tidak Bekerja 10 10,4
Status pernikahan
Belum menikah 18 18,8
Menikah 76 79,2
29

Presentase
Karakteristik Subjek Frekuensi (f)
(%)
Ditinggal pasangan 2 2,1
Hubungan dgn pasien
Ayah 12 12,5
Ibu 14 14,6
Anak 34 35,4
Saudara kandung 18 18,8
Suami 6 6,2
Istri 12 12,5
Usia pasien (tahun)
0-5 9 20,9
6-11 2 4,7
12-16 0 0
17-25 0 0
26-35 2 4,7
36-45 10 23,2
46-55 12 27,9
56-65 5 11,6
>65 3 7
ªTotal sampel keseluruhan. Sumber: Data Primer 2022

Tabel 4.1 menunjukan bahwa usia yang paling banyak dari 96


responden dalam penelitian ini, yaitu usia 26-35 tahun dengan responden
sebanyak 36 responden (37,5%), dan usia terendah dari hasil penelitian ini
yaitu responden dengan usia 56-65 tahun yaitu sebanyak 1 responden dengan
persentase sebesar (1,0%). Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam
penelitian ini mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 55
responden (57,3%). Responden dalam penelitian ini sebagian besar menganut
agama Islam yaitu sebesar 64 responden (66,7%) sedangkan agama paling
sedikit dianut oleh responden yaitu agama Hindu sebanyak 12 responden
(12,5%). Adapun pendidikan responden sebagian besar lulus SMA yaitu
sebanyak 35 responden (36,5%) dan pendidikan yang paling sedikit yaitu
responden dengan pendidikan SMK yaitu 3 responden (3,1%). Responden
dalam penelitian ini sebagain besar merupakan ibu rumah tangga yang
bekerja sebagai URT yaitu sebanyak 38 responden (39,6%). Berdasarkan
status pernikahan sebagian besar responden memiliki status sudah menikah
yaitu sebanyak 76 responden (79,2%). Berdasarkan hubungan dengan pasien
30

responden dalam penelitian ini sebagian besar memiliki hubungan dengan


pasien sebagai anak yaitu sebesar 34 responden (35,4%) dan responden yang
paling sedikit yaitu responden yang memiliki hubungan dengan pasien
sebagai suami yaitu sebanyak 6 responden (6,2%). Pasien dalam penelitian
ini berjumlah 43 pasien dengan usia terbanyak yaitu pasien dengan usia 46-
55 tahun sebesar 12 responden (27,9%), dan responden dengan usia pasien
sedikit yaitu usia 6-11 tahun dan usia 26-35 tahun dengan jumlah pasien
masing-masing 2 responden dengan persentase 4,7%.
3. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam hasil penelitian ini bertujuan untuk mnegetahui
hasil distribusi frekuensi antar variabel yaitu variabel independen (dukungan
sosial spiritual) dan variabel dependen (tingkat kecemasan keluarga) di ruang
perawatan intensif UPT Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu Provinsi
Sulawesi Tengah. Dari pengolahan data hasil penelitian maka di dapatkan hasil
sebagai berikut :
a. Dukungan spiritual keluarga di ruang perawatan intensif UPT Rumah Sakit
Umum Daerah Undata Palu Provinsi Sulawesi Tengah.
Dukungan spiritual keluarga di ruang perawatan intensif dikategorikan
menjadi 2 bagian yaitu dukungan spiritual rendah dan dukungan spiritual
tinggi. Hal ini dapat diamati pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Spiritual Keluarga di Ruang


Intensif UPT Rumah sakit Umum Daerah Undata Provinsi
Sulawesi Tengah
Dukungan Spiritual
Frekuensi (f) Presentase (%)
Keluarga
Tinggi 46 47,9
Rendah 50 52,1
Total 96 100
Sumber : Data Primer 2022
Tabel 4.8 menunjukan bahwa dari 96 responden dalam penelitian ini
terdapat 50 responden yang memiliki dukungan spiritual tinggi dengan
persentase 52,1%. Sedangkan 46 responden lainnya memiliki dukungn
spiritual yang rendah dengan persentase 47,9%.
31

b. Tingkat kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif UPT Rumah Sakit


Umum Daerah Undata Palu Provinsi Sulawesi Tengah.
Tingkat kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif dikategorikan
menjadi 4 bagian yaitu tidak ada kecemasan, kecemasan ringan, kecemasan
sedang, kecemasan berat, dan kecemasan berat sekali. Hal ini dapat diamati
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Keluarga di Ruang
Intensif UPT Rumah sakit Umum Daerah Undata Provinsi
Sulawesi Tengah
Tingkat Kecemasan
Frekuensi (f) Presentase (%)
Keluarga
Tidak ada kecemasan 19 19,8
Kecemasan ringan 37 38,5
Kecemasan sedang 29 30,2
Kecemasan berat 11 11,5
Kecemasan berat sekali 0 0
Total 96 100
Sumber : Data Primer 2022
Tabel 4.9 menunjukan bahwa dari 96 responden dalam penelitian ini
terdapat 19 responden (19,8%) tidak merasakan cemas, 37 responden (38,5%)
mengalami kecemasan ringan, 29 responden (30,2%) mengalami kecemasan
sedang, dan 11 responden (11,5%) mengalami kecemasan berat.

4. Analisis Bivariat
Analisi bivariat dalam penelitan ini memiliki tujuan untuk mengetahui
seberapa besar keterkaitan hubungan antara variabel independen atau bebas yaitu
dukungan spiritual keluarga dan variabel dependen atau terikat yaitu tingkat
kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif.
Uji statistik yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square.
Adapun tujuan dari pengunaan uji tersebut ialah untuk mengetahui hubungan
dukungan spiritual keluarga dengan tingkat kecemasan di ruaang perawatan
intensif UPT Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
Dari pengolahan data maka di dapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
32

Tabel 4.4 Hubungan Dukungan Spiritual Terhadap Tingkat Kecemasan


Keluarga di Ruang Intensif UPT Rumah sakit Umum Daerah
Undata Provinsi Sulawesi Tengah
Kecemasan
Dukungan Tidak Sedang Berat Total P
Ringan
Spiritual Cemas (N) value
F % F % F % F % %
Rendah 0 0 17 34 24 48 9 18 50 100
Tinggi 19 41,3 20 43,5 5 10,9 2 4,3 46 100 0,000
Jumlah 19 19,8 37 38,5 29 30,2 11 11,5 96 100
Sumber : Data Primer 2021
Tabel 4,10 menunjukan bahwa dari 50 responden (52,1%) yang memiliki
dukungan spiritual rendah dengan tingkat kecemasan ringan yaitu 17 responden
(34%), dukungan spiritual rendah dengan tingkat kecemasan sedang yaitu 24
responden (48%), dukungan spiritual rendah dengan tingkat kecemasan berat
yaitu 9 responden (18%). Sedangkan 46 responden (47,9%) lainnya memiliki
dukungan spiritual tinggi dengan tidak mengalami kecemasan sebanyak 19
responden (41,3%), dukungan spiritual tinggi dengan tingkat kecemasan ringan
yaitu 20 responden (43,5%), dukungan spiritual tinggi dengan tingkat
kecemasan sedang yaitu 5 responden (10,9%), dukungan spiritual tinggi dengan
tingkat kecemasan berat yaitu 2 responden (4,3%).
Analisa data yang dilakukan menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai
p= 0,000 (p value < 0,05), maka Ha diterima yang artinya terdapat hubungan
dukungan spiritual terhadap penurunan tingkat kecemasan keluarga di ruang
perawatan intensif UPT Rumah Sakit Umum Daerah Undata provinsi Sulawesi
Tengah.
B. Pembahasan
Hasil pengolahan data tentang hubungan dukungan spiritual terhadap
penurunan tingkat kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif UPT Rumah
Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi adalah sebagai berikut :
1. Dukungan spiritual keluarga di ruang perawatan intensif UPT Rumah Sakit
Umum Daerah Undata Palu Provinsi Sulawesi Tengah.
Hasil analisis univariat penelitian menunjukkan bahwa variabel dukungn
spiritual sebagian besar berada pada kategori rendah 52,1% dan sebagian kecil
berada pada kategori tinggi yaitu 47,9%. Peneliti berasumsi bahwa hal ini terjadi
33

karena keluarga kurang mendapatkan perhatian akan spiritualitas dari tenaga


kesehatan dan kurang atau tidak aktif dalam kegiatan keagamaan. Hal ini
ditandai dengan jawaban responden mengenai ketika di rumah sakit tenaga
kesehatan (perawat/dokter) mengingatkan saya untuk selalu berdoa dari 96
responden terdapat 20 responden (20,8%) menjawab tidak pernah, 29 responden
(30,2%) menjawab kadang-kadang. Serta jawaban responden mengenai kurang
aktifnya mereka dalam keagaaman 8 responden (8,3%) menjawab tidak pernah,
51 responden (53,1%) menjawab kadang-kadang, dan hanya 37 responden
(38,5%) yang menjawab sering. Nilai yang baik yang dimiliki responden dengan
dukungan spiritual yang rendah terlihat pada komponen keyakinannya terhadap
segala sesuatu yang terjadi dalam hidup yakni pada pertanyaan nomor 9 dan 10
dimana masing masing di dapatkan untuk pertanyaan nomor 9 sebanyak 93
responden (96,9%) menjawab sering dan untuk pertanyaan nomor 10 sebanyak
94 responden (97,9%) menjawab sering.
Berbeda halnya dengan responden dengan dukungan spiritual rendah,
sebanyak 46 Responden (47,9%) dengan dukungan spiritual yang tinggi
dipengaruhi oleh faktor dukungan yang diberikan keluarga yang dapat dilihat
pada pertanyaan nomor 5 dimana terdapat peran keluarga untuk mendengarkan
keluh kesah dan memberikan dukungan emosional kepada keluarga yang sedang
mengalami kecemasan selama masa perawatan di ruang intensif. Sebanyak 71
responden (74,0%) menjawab keluarga sering mendengarkan keluh kesah dan
memberikan dukungan emosional kepada mereka selama masa perawatan di
ruang intensif. Hasil penelitian mengenai dukungan keluarga dengan spiritual
didukung oleh penelitian yag dilakukan oleh Tuti Anggriani Utama dan Livi
Rahma Dana Yanti (2020) terkait hubungan dukungan keluarga dalam
pemenuhan spiriritual pasien di ruang ICU didapatkan dari 30 responden
sebanyak 25 responden (84%) dukungan keluarga dalam kategori baik dan 5
responden (16%) kurang baik dalam pemenuhan spiritual. Hal ini berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan spiritual. Bentuk
dukungan keluarga dalam pemenuhan spiritual dapat berupa menjadi pendengar
yang baik dan pemberian motivasi dengan mengajarkan dan mengingatkan
keluarga pasien untuk selalu berdoa dan beribadah 32.
34

Dukungan spiritual dibutuhkan oleh keluarga pasien karena jika seseorang


yang kebutuhan spiritualitasnya terpenuhi akan mampu merumuskan arti positif
mengenai keberadaan Tuhan dalam kehidupan, serta mengembangkan makna
pada suatu kejadian dan meyakini hikmah dari kejadian yang dialami. Mampu
mengembangkan dan menjalin hubungan antar manusia yang positif serta
dinamis melalui keyakinan, rasa percaya, dan cinta. Mampu membina integritas
personal dan merasa diri berharga. Mampu memiliki suatu harapan karena
merasa kehidupannya yang terarah 33.
Hal ini didukung oleh pernyataan Potter dan Perry yang mengatakan
bahwa seseorang yang sedang mengalami masalah, maka akan mempertanyakan
nilai spiritual diri, tujuan hidup, dan sumber dari makna hidupnya. Seseorang
yang memiliki penghayatan nilai spiritualitas yang tinggi, dapat membangun
34
persepsi terhadap stres lebih positif dan stres respons positif . Spiritualitas
dalam keperawatan juga dipandang penting karena berkaitan dengan Tuhan,
menghargai mortalitas, dan menumbuhkan aktualisasi diri 35.
Jika keluarga pasien di ruang intensif memiliki spiritualitas yang baik
maka dapat menurunkan atau bahkan mencegah keluarga mengalami
kecemasan. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan keluarga pasien kritis mampu
menjalankan perannya dengan baik dan keputusan yang diambil tidak akan
lambat serta proses tindakan pada pasien juga tidak ikut terhambat.
2. Tingkat kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif UPT Rumah Sakit
Umum Daerah Undata Palu Provinsi Sulawesi Tengah.
Hasil analisis univariat penelitian didapatkan hasil bahwa dalam penelitian
ini sebagian besar keluarga pasien berada pada tingkat kecemasan ringan yaitu
sebanyak 37 responden (38,5%), akan tetapi ditemukan juga kecemasan sedang
sebanyak 29 responden (30,2%). Menurut asumsi peneliti, kecemasan ringan
sampai sedang yang dialami keluarga disebabkan oleh koping dari keluarga itu
sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum keluarga dapat menerima
kondisi pasien sehingga beban mereka sudah mencapai tahap adaptasi. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dedy Sukrisdiyanto et.al (2019)
mengenai mekanisme koping terhadap kecemasan keluaraga pasien di ruang
rawat intensif RSUD Yogyakarta yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
35

antara mekanisme koping terhadap kecemasan keluarga pasien saat menunggu


pasien di Ruang Instalasi Rawat Intensif dengan p-value =0,000 < 0,005 36.
Respon kecemasan yang muncul pada keluarga yang menunggu anggota
keluarganya di ruang intensif sangat berbeda untuk tiap individu, sesuai dengan
pernyataan responden yang menunjukkan bahwa ada yang merasa sedih,
berdebar-debar, dan kesulitan tidur, semua ini merupakan tanda dari seseorang
yang mengalami kecemasan tingkat ringan sampai sedang, tapi ada juga keluarga
yang mengalami tingkat kecemasan berat sebanyak 11 responden (11,5%)
dengan ditandai bingung, gelisah, sulit konsentrasi, takut anggota keluarga
meninggal atau takut kehilangan keluarga. Respon kecemasan yang muncul pada
keluarga pasien yang dirawat di ruang intensif termasuk dalam rentang respon
yang adaptif dan belum mengarah ke respon maladaptif. Hal ini disebabkan
karena mekanisme koping yang digunakan oleh keluarga dalam menghadapi
suatu stressor sudah cukup baik dan dapat beradaptasi dengan segala
permasalahan baik itu dari dalam maupun dari luar diri keluarga itu sendiri.
Salah satu faktor penyebab responden mengalami kecemasan saat merawat
keluarga yang kritis disebabkan oleh faktor usia dan tingkat pendidikan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa dari 96 responden (37,5%) usia terbanyak yaitu
responden yang berusia 26-35 tahun dan sebagian besar berada pada tingkat
kecemasan ringan yaitu sebanyak 16 responden (16,7%) dengan rata-rata
pendidikan terakhir SMA sebesar 15,6%. Usia tersebut merupakan usia dimana
seseorang sudah mulai matang dalam berpikir ditambah lagi dengan tingkat
pendidikan yang mendukung yaitu SMA. Hal ini sesuai pendapat yang
menyebutkan bahwa semakin tua umur seseorang maka semakin rendah
37
kecemasan yang dialami seseorang . Begitu pula halnya dengan pendidikan,
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin rendah tingkat
kecemasan yang dialami oleh orang tersebut. Usia menentukan respon dalam
menghadapi masalah serta mempengaruhi kecemasan seseorang. Semakin tinggi
usia semakin baik tingkat kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam
38
menghadapi berbagai persoalan (stresor kecemasan) . Penelitian ini selaras
dengan penelitian lain yang membuktikan bahwa umur dan pendidikan memiliki
hubungan dengan kecemasan keluarga 39.
36

3. Hubungan Dukungan Spiritual dengan Kecemasan Keluarga di Ruang


Perawatan Intensif UPT.Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi
Tengah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan
spiritual keluarga dengan tingkat kecemasan di ruang perawatan intensif UPT.
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah dengan nilai
signifikasi nilai p-value 0.000 yang lebih kecil dari nilai alpha 0.05. Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan kategori kecemasan ringan sampai sedang yang
dialami keluarga di ruang perawatan intensif dipengaruhi oleh faktor dukungan
spiritual yang tinggi. Menurut asumsi peneliti, dukungan spiritual yang tinggi
dapat membantu keluarga mempertahankan dan memeperkuat iman mereka
kepada Tuhan sehingga keluarga dapat memperoleh kekuatan dalam
menghadapi berbagai persoalan hidup salah satunya yaitu membantu
meringankan kecemasan yang keluargaa alami. Dukungan spiritual yang baik
yang diberikan oleh tenaga kesehatan, keluarga, rohaniawan kepada keluarga
selama masa perawatan di ruang intensif berdampak pada mekanisme koping
keluarga yang positif . Penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
manusia sebagai makhluk holistic yang perlu diperhatikan pemenuhan
kebutuhan dasarnya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial maupun spiritual
sehingga dapat membantu proses pelayanan asuhan keperawatan. 11. Dukungan
spiritual sangat dibutuhkan keluarga untuk menurunkan gejala kecemasan yang
dirasakan saat merawat pasien kritis. Hal ini dikarenakan keluarga mempunyai
ikatan emosional terbesar dalam pengambilan keputusan asuhan keperawatan
yang diberikan. Saat keluarga cemas, pengambilan keputusan cenderung tidak
efektif sehingga dapat mempengaruhi perawatan dan pengobatan pasien kritis 23
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Agung
Dian Sundari Arwati 6 bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada keluarga pasien di ruang intensif
dengan nilai p = 0,015 < 0,05 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
spiritualitas keluarga maka semakin rendah potensi mengalami kecemasan.
2
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Lilis Novitarum yaitu terdapat
hubungan yang signifikan antara spiritualitas dengan tingkat kecemasan dengan
37

nilai nilai p = 0,001(p < 0,05) nilai ini menunjukkan semakin baik spiritualitas
keluarga maka kecemasan yang dialami lebih rendah.
Berdasarkan hasil penelitian responden dengan dukungan spiritual tinggi
dengan tingkat kecemasan berat dipengaruhi oleh faktor hubungan dengan
pasien dimana kedua responden merupakan seorang ibu dari pasien yang berusia
1 tahun. Dari hasil ini, dikarenakan ibu adalah salah satu bagian dari keluarga,
maka dari itu ibu dapat mengalami kecemasan. Menurut teori, keluarga adalah
sekelompok orang yang terdiri dari kepala keluarga dan anggotanya dalam
ikatan nikah ataupun nasab yang hidup dalam satu tempat tinggal, memiliki
aturan yang ditaati secara bersama dan mampu mempengaruhi antar anggotanya
serta memiliki tujuan yang jelas 40. Pada saat penelitian ibu tampak cemas akan
kondisi anaknya yang merupakan anak pertama. Ibu menjadi susah tidur, gelisah,
sulit kosentrasi, dan hampir semua pertanyaan kueisoner dialami oleh ibu. Selain
itu juga, kecemasan berat yang dialami keluarga pasien dengan dukungan
spiritual tinggi di pengaruhi oleh faktor pendidikan dimana pendidikan
responden masing-masing yaitu SD dan SMP. Pendidikan tersebut tergolong
masih rendah menyebabkan keluarga pasien sulit memahami informasi yang
diberikan oleh tenaga kesehatan mengenai kondisi pasien. Menurut Notoadmojo
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk
menerima informasi sehingga berdampak pada mekanisme koping keluarga
dalam mengatasi kecemasan41.
Hasil penelitian responden dengan dukungan spiritual yang rendah
sebagian besar mengalami kecemasan dari kecemasan sedang hingga kecemasan
berat. Asumsi peneliti terkait dukungan spiritual yang rendah dengan kecemasan
pada keluarga pasien di pengaruhi oleh faktor spiritual support and fait yang
diberikan perawat kepada keluarga pasien yang masih kurang serta penyediaan
sarana dan prasarana ibadah kepada responden yang beragama non muslim.
Perawat berperan penting memberikan asuhan keperawatan yang komperensif
dalam pemenuhan kebutuhan dasar keluarga pasien tanpa terkecuali pemenuhan
spiritual. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa perawat memiliki
peran sebagai care giver yang dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dalam batas standar pelayanan profesionalitas dimana perawat
38

42
harus memandang dan memberikan asuhan keperawatan secara holistik .
Perawat di ruang intensif UPT. Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi
Sulawesi Tengah dalam memberikan dukungan spiritual kepada keluarga pasien
tergolong kurang maksimal. Hal ini di tandai dengan pernyataan sebagian besar
responden bahwa ketika di rumah sakit tenaga kesehatan (perawat/dokter)
kadang-kadang bahkan ada yang tidak pernah mengingatkan responden untuk
selalu berdoa. Dukungan spiritual yang kurang yang di dapatkan keluarga saat
merawat pasien di ruang intensif dapat memepengaruhi tingkat kecemasan
keluarga. Semakin rendah dukungan spiritual yang di dapatkan keluarga,
semakin tinggi pula kecemasan yang dialami oleh keluarga pasien 2.
Dari pernyataan di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa dukungan
spiritual sangat mempengaruhi tingkat kecemasan yang dialami keluarga di
ruang perawatan intensif. Semakin tinggi dukungan spiritual yang diberikan
kepada keluarga maka semakin rendah pula tingkat kecemasan yang dialami
oleh keluarga. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dukungan spiritual yang
diberikan kepada keluarga maka semakin tinggi pula tingkat kecemasan yang
dialami oleh keluarga, namun faktor dukungan spiritual bukanlah satu-satunya
faktor yang mempengaruhi kecemasan keluarga, banyak faktor lainnya yang
mempengaruhi kecemasan keluarga seperti, usia, pendidikan, dan hubungan
dengan pasien.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga
kesehatan untuk memperhatikan dan meningkatkan dukungan spiritual kepada
keluarga pasien yang menunggu anggota keluarganya selama masa perawatan
sebagai bentuk asuhan keperawatan yang holistik sehingga kelurga pasien dapat
meningkatkan derajat kesehatannya dan pengambilan keputusan boleh berjalan
secara efektif.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil yang telah dilakukan dalam penelitian ini dan pembahasan
yang telah di uraikan sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Keluarga di ruang perawatan intensif UPT. Rumah sakit Umum Daerah Undata
Provinsi Sulawesi Tengah sebagian besar mendapatkan dalam kategori rendah
yaitu 52,1%.
2. Keluarga di ruang perawatan intensif UPT. Rumah sakit Umum Daerah Undata
Provinsi Sulawesi Tengah sebagian besar berada pada tingkat kecemaan ringan
yaitu 38,5%.
3. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan spiritual dengan kecemasan
keluarga di Ruang Perawatan Intensif UPT.Rumah Sakit Umum Daerah Undata
Provinsi Sulawesi Tengah.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Widya Nusantara Palu)
Bagi Institusi Pendidikan di harapkan penlitian ini bisa menjadi bahan
bacaan bagi mahasiswa di STIKes Widya Nusantara Palu untuk menambah
pengetahuan dan wawasan terkait dukungan spiritual dengan tingkat kecemasan
keluarga di ruang perawatan intensif serta bisa menjadi sarana pengembangan
asuhan keperawatan sebagai upaya promotif yang di lakukan kepada keluarga.
2. Bagi Institusi Penelitian di Ruang Perawatan Intensif UPT. Rumah Sakit Umum
Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah
Tenaga kesehatan diharapkan memperhatikan tentang dukungan spiritual
dan kecemasan keluarga selama masa perawatan di ruang intensif.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih memperhatikan
spiritualitas dan tingkat kecemasan keluarga pasien selama masa perawatan di
ruang intensif dan juga untuk mengembangkan penelitian ini peneliti diharapkan

39
40

untuk menambah variabel seperti lamanya waktu perawatan, dan pengalaman


keluarga dalam merawat pasien kritis.
DAFTAR PUSTAKA

1. Idarahyuni E, Ratnasari W, Haryanto E. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien


Di Ruang Intensive Care Unit ( ICU ) RSAU dr . M Salamun Ciumbuleuit
Bandung. 2018;III(1):24–30.
2. Novitarum L. Hubungan Spiritualitas Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga
Pasien Di Ruang Intensif Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015.
Elisabeth Heal J. 2016;1(1):47–65.
3. Triaskanigrum R. Pengaruh Dukungan Spiritual Terhadap Tingkat Kecemasan
Pada Keluarga Pasien Post Operasi Di Ruang Bedah Saraf RSD dr. Soebandi
Jember. 2021;
4. Kemenkes RI. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehat
RI. 2018;53(9):1689–99.
5. RSUD Undata Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Data Rekam Medik. Sulawesi
Tengah; 2021.
6. Arwati IGADS, Manangkot MV, Yanti NLPE. Hubungan Tingkat Spiritualitas
Dengan Tingkat Kecemasan pada Keluarga Pasien. Community Publ Nurs.
2020;8(April):47–54.
7. Aflah AN. Hubungan Spiritualitas Dengan Tingkat kecemasan Keluarga Pasien
Di Ruang ICU (Intensive Care Unit) RSUD dr.Loekmono Hadi Kudus. Pros
HEFA (Health Events All). 2017;1(1):72–8.
8. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta; 2003.
9. Ah Y. Konsep dan aplikasi dalam suhan keperawatan. Jakarta : Mitra Wacana
Media, 2017 © 2016, Mitra Wacana Media; 2016.
10. Roff, L., Simon, C., Nelson-Gardel, D., & Pleasants H. Spiritual Support and
African American Breast Cancer Survivors. 2009;24(3):285–299.
11. Barbara, Kozier. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran; 2010.
12. Notoatmodjo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2014.
13. Nursani I. Hubungan Spiritual Support dengan Resiliensi Keluarga Pasien
Hemodialisa di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Univ Airlangga. 2015;
14. Hidayanti, E. Integrasi Agama dalam Pelayanan Medis (Studi Terhadap Praktek
Konseling Lintas Agama dalam Mewujudkan Palliative Care bagi Pasien
HIV/AIDS di Rumah Sakit Kota Semarang). Dirjen Diktis Kemenag. 2015;
15. Patricia A. dkk Fundamental of Nursing. 7th ed. Salemba medika; 2012.
16. Arifuddin A, Nur AF. Pengaruh Efek Psikologis Terhadap Tekanan Darah
Penderita Hipertensi di RSU Anutapura Palu. J Kesehat Tadulako.
2018;4(3):48–53.
17. Stuart W G. Buku Saku Keperawatan Jiwa. 5th ed. Jakarta: Buku Penerbit
Kedokteran Jiwa; 2016.
18. Kaplan & Sadock. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis. 1st ed.
Jakarta: Gina Rupa Aksara; 2013.
19. Lallo DA, Kandou LFJ, Munayang H. Hubungan Kecemasan Dan Hasil Uas-1
Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Tahun Ajaran 2012 / 2013. e-CliniC. 2013;1(2):1–10.
20. Sutejo Ns. Keperawatan jiwa : konsep dan praktik asuhan keperawatan
kesehatan jiwa : gangguan jiwa dan psikososial. 1st ed. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press; 2018.
21. Davidson J. Family Centered Care. 2017;28(2):136–7.
22. Festini, Fillippo. Family centered Care. 2014;40(1):1–1.
23. Gerritsen RT, Hartog C. S, & Curtis J r. New Developments in The Provision
of Family-Centered Care in The Intensive Care Unit. 2017;43(4):550–3.
24. Bamm EL, Rosenbaum P. Family-Centered Care Theory: Origins,
Development, Barries, and Supports to Implementation in Rehabilitation
Medicine. Arch Phys Med Rehabil. 2008;89(8):1618–24.
25. Asra A, Irawan PB, Purwoto A. Metode Penelitian Survei. Bogor: In Media;
2016. 70–77 p.
26. Hidayat AAA. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analissis Data.
Jakarta: Salemba Medika; 2011. 48–49 p.
27. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta (ID): Rineka Cipta;
2010.
28. Hidayat. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa Data. Jakarta
(ID): Salemba Medika; 2011.
29. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta (ID): Salemba
Medika; 2013.
30. Nursani, I. Hubungan Spiritual Support dengan Resiliensi Keluarga Pasien
Hemodialisa di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Univ Airlangga. 2015;
31. RSUD Undata Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Sulawesi Tengah: Data Rekam
Medik; 2022.
32. Utama TA, Yanti LRD. DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN DI RUANG ICU RSUD dr.M.YUNUS
BENGKULU. J Vokasi Keperawatan. 2020;2(2):162–9.
33. Hamid AS. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Penerbid Buku Kedokteran EGC; 2009.
34. Yusuf A, Nihayati HE, Iswari MF, Okviasanti F. Kebutuhan Spiritual Konsep
dan Aplikasi dalam Asuhan Keperawatan. Jakarta: Mitra Wacana Media; 2016.
35. Potter, P. A., & Perry AG. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Vol. 1.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.; 2005.
36. Sukrisdiyanto D. Hubungan mekanisme koping terhadap kecemasan keluarga
pada pasien rawat inap di ruang rawat intensif rsud kota yogyakarta. 2019;2–3.
37. Hawari D. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2016.
38. Ismail T. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan ICU_ICCU
terhadap kecemasan Keluarga Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Soehadi Prijonegoro SragenPengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Perawatan ICU_ICCU terhadap kecemasan Keluarga Pasien di Rumah Sakit.
2015;1–75.
39. Ningsih, Susi. Pengalaman Keluarga Menghadapi Hospitalisasi Pasien Kritis Di
Ruang ICU RSUP DR. Kariadi Semarang. 2017; Available from:
http://eprints.undip.ac.id/51849/2
40. Safrudin, Aziz. Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus. 1st ed.
Yogyakarta: Gava Media; 2015.
41. Notoatmodjo. Tingkat pengetahuan.Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2014.
42. Hidayat AAA. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
medika; 2012.
LAMPIRAN
1. Jadwal Penelitian

No Jadwal kegiatan 2021 2022


11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Konsultasi Judul
2 Bimbingan Proposal
3 Ujian Proposal
4 Perbaikan Hasil Ujian
Proposal
5 Penelitian
6 Bimbingan Hasil
7 Ujian Hasil
2. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal Di UPT. Rumah Sakit
Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi Tengah
3. Surat Izin Uji Validitas dan Reliabilitas Kueisoner
4. Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas Kueisoner
5. Surat Permohonan Izin Penelitian
INFORMED CONCENT
(LEMBAR PERSETUJUAN)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian dukungan spiritual dan


penurunan kecemasan keluarga di ruang perawatan intensif yang dilakukan oleh:

Nama : Devi Fanesa Pakaya

Nim : 201801099

Yang berjudul “Hubungan Dukungan Spiritual Terhadap Penurunan Tingkat


Kecemasan Keluarga Di Ruang Perawatan Intensif UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Undata Provinsi Sulawesi Tengah” dengan ini saya menyatakan :

*) (Bersedia/Tidak Bersedia)

Untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa paksaan atau
tekanan dari pihak tertentu guna membantu terlaksananya penelitian ini. Semua
jawaban yang saya berikan murni dari apa yang saya alami. Saya juga mengijinkan
jawaban saya dipergunakan sebagai data dalam penelitian ini.

Palu, ……….. Maret 2022

Responden

*) Coret yang tidak perlu


No. Responden : ……

Kueisoner Dukungan Spiritual

Data Demografi :
Inisial responden :
Usia responden :
Jenis kelamin :
Pend. terakhir :
Agama :
Pekerjaan :
Status Perkawinan :
Hubungan dengan pasien :
Usia Pasien :

Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda centang (✓) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pengalaman dan
kondisi anda selama proses perawatan keluarga di ruang perawatan kritis. Berikut ini
keterangan pilihan jawaban yang telah disediakan :
TK : Tidak Pernah (jika tidak pernah dialami)
KK : Kadang-kadang (dialami 2-3 kali dalam seminggu)
S : Sering (dialami setiap hari)

NO. Pernyataan TK KK S
1. Ketika di rumah sakit tenaga kesehatan
(perawat, dokter) mengingatkan saya untuk
selalu berdoa.
2. Tenaga kesehatan memberikan informasi
mengenai fasilitas ibadah yang tersedia di
rumah sakit dan menghormati hak-hak saya
untuk beribadah sesuai denga kepercayaan
yang saya anut.
3. Keluarga saya mengajak untuk melakukan
ritual keagamaan bersama (misalnya:
membaca Alkitab atau Alquran, berdoa,
mengikuti pengajian)
4. Keluarga saya menyediakan fasilitas ibadah
(misalnya : tempat ibadah, Alquran, Alkitab,
buku-buku keagamaan)
5. Keluarga mau mendengarkan keluh kesah
saya dan memberikan dukungan emosional
kepada saya
6. Saya mengikuti tausiyah/ceramah agama
yang bernuansa keagamaan.
7. Saya bergabung dan aktif dalam komunitas
keaagamaan (perkumpulan pengajian dan
organisasi keagamaan lainnya).
8. Ketika saya dan anggota keluarga saya sakit,
orang-orang yang tergabung dalam komunitas
keagamaan mengunjungi saya.
9. Saya percaya bahwa Tuhan akan memberikan
jalan keluar dari masalah-masalah yang saya
hadapi.
10. Saya percaya bahwa Tuhan memberikan
masalah kepada saya agar saya lebih
memahami dan mensyukuri makna hidup
Total skor :
Kueisoner Kecemasan
Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS)

Skor : 0 = tidak ada gejala sama sekali


1 = ringan/ satu atau dua dari gejala yang ada
2 = sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 = berat/ lebih dari separuh gejala yang ada
4 = berat sekali/ semua gejala ada
Total Skor :
kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
42 – 56 = kecemasan berat sekali
NO. Pertanyaan 0 1 2 3 4
1. Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2. Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3. Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4. Gangguan Tidur
- Sukar Memulai Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5. Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
- Pelupa
- Sering Binggung
- Daya Ingat Buruk
6. Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7. Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8. Gejala Somatik/Fisik (Sensorik)
- Tinnitus (Telinga Berdenging)
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemas
- Perasaan ditusuk-tusuk
9. Gejala Kardiovaskuler
- Detak Jantung Cepat
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
-Detak Jantung Menghilang (Berhenti Sekejap)
10. Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11. Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual – Muntah
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12. Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
- Pendarahan Berlebih Saat Haid
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Dini
- Ereksi Hilang
13. Gejala Vegetatif
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14. Tingkah Laku Pada Wawancara
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat
- Muka Merah
Skor Total =
6. Master Tabel
a. Data Demografi
No. Inisial Usia Jenis Pendiikan Agama Pekerjaan Status Hubungan Usia
responden kelamin terakhir pernikahan dgn.pasien Pasien
1. Tn. Al 1.0 1 S1 Hindu - 1 Anak 7.0
2. Tn. Na 4.0 1 SMP Hindu Petani 2 SK 7.0
3. Tn. Ya 2.0 1 SD Kristen Petani 2 Ayah 1.0
4. Ny. Ke 4.0 2 SMP Hindu IRT 2 Istri 8.0
5. Ny. Ha 2.0 2 SD Kristen Petani 2 Ibu 1.0
6. Ny. De 2.0 2 SD Kristen IRT 2 SK 6.0
7. Ny. Me 3.0 2 SD Kristen Petani 2 SK 6.0
8. Tn. An 4.0 1 S1 Kristen PNS 2 SK 6.0
9. Tn. De 3.0 1 SMP Kristen Petani 1 Sk 6.0
10. Ny. Hi 3.0 2 SMA Islam IRT 3 SK 6.0
11. Tn. SD 4.0 1 S1 Islam Wiraswasta 2 Suami 7.0
12. Tn. As 4.0 1 SMA Islam Petani 2 SK 6.0
13. Tn. Ni 6.0 1 SD Islam Wiraswasta 2 Suami 8.0
14. Tn. Ag 3.0 1 SMA Islam Wiraswasta 2 Anak 8.0
15. Tn.Ri 4.0 1 S1 Islam Wiraswasta 2 Anak 8.0
16. Tn. In 2.0 1 S1 Islam PNS 2 Anak 5.0
17. Tn. Me 1.0 1 SMA Kristen - 1 Anak 6.0
18. Ny. Na 3.0 2 SMP Kristen IRT 2 Istri 6.0
19. Ny. Ma 2.0 2 S2 Hindu Dosen 1 Anak 8.0
20. Tn. Kh 1.0 1 SMA Islam Wiraswasta 1 SK 2.0
21. Tn. an 3.0 1 SD Islam Wiraswasta 2 Ayah 2.0
22. Ny. Ri 3.0 2 S1 Islam PNS 2 Ibu 2.0
23. Ny. Ne 2.0 2 SD Islam IRT 2 Ibu 2.0
24. Ny. He 2.0 2 SMA Kristen Petani 2 Ibu 1.0
25. Ny. Nu 3.0 2 SD Islam IRT 2 Istri 7.0
No. Inisial Usia Jenis Pendiikan Agama Pekerjaan Status Hubungan Usia
responden kelamin terakhir pernikahan dgn.pasien Pasien
26. Ny. Ic 2.0 2 SD Islam IRT 2 SK 7.0
27. Ny. Re 1.0 2 SMP Islam - 3 Anak 8.0
28. Ny. Li 3.0 2 SMA Islam IRT 2 Anak 8.0
29. Ny. Ii 2.0 2 SMA Islam IRT 2 SK 7.0
30. Tn. Al 3.0 1 SD Islam Petani 2 SK 7.0
31. Tn. He 6.0 1 SD Islam Petani 1 Ayah 7.0
32. Tn. Ar 4.0 1 SMA Islam Wiraswasta 2 Suami 7.0
33. Tn. Me 2.0 1 SMA Islam Wiraswasta 2 Ayah 1.0
34. Ny. Am 1.0 2 SMA Islam Wiraswasta 2 Ibu 1.0
35. Tn. Ri 1.0 1 SMK Islam - 1 Anak 7.0
36. Tn. Mr 1.0 1 S1 Islam Wiraswasta 1 Anak 7.0
37. Ny. Si 3.0 2 SMP Islam IRT 2 Istri 6.0
38. Ny. Ri 3.0 2 SMP Islam - 1 SK 6.0
39. Tn. Me 2.0 1 S1 Islam Wiraswasta 1 Anak 7.0
40. Ny. Ye 1.0 2 SMA Kristen IRT 2 Anak 7.0
41. Tn. Iv 2.0 1 S1 Islam Wiraswasta 1 SK 7.0
42. Ny. Nu 3.0 2 SMA Islam IRT 2 Istri 7.0
43. Ny. Be 2.0 2 SD Islam IRT 2 Istri 6.0
44. Tn. Ik 2.0 1 SMA Islam Sat Pol PP 1 Anak 9.0
45. Ny. Mo 4.0 2 SMP Kristen IRT 2 Anak 9.0
46. Tn. Kr 1.0 1 SMP Hindu Petani 2 Anak 7.0
47. Ny. Pu 2.0 2 SMA Hindu Wiraswasta 2 Anak 7.0
48. Ny. Ke 3.0 2 SD Hindu IRT 2 Istri 7.0
49. Tn. Ni 2.0 1 S1 Hindu Wiraswasta 2 Anak 7.0
50. Tn. Im 3.0 1 SMP Hindu Wiraswasta 2 SK 7.0
51. Ny. Et 2.0 2 S1 Kristen IRT 2 SK 6.0
52. Tn. SM 5.0 1 S2 Islam PNS 2 Ayah 1.0
No. Inisial Usia Jenis Pendiikan Agama Pekerjaan Status Hubungan Usia
responden kelamin terakhir pernikahan dgn.pasien Pasien
53. Ny. Li 2.0 2 S1 Islam IRT 2 Ibu 1.0
54. Ny. Mt 2.0 2 S1 Kristen IRT 2 Istri 6.0
55. Tn. Ra 2.0 1 SMA Islam Wiraswasta 2 Ayah 1.0
56. Ny. Ma 2.0 2 SMA Islam IRT 2 Ibu 1.0
57. Ny. Na 2.0 2 S2 Islam PNS 2 SK 5.0
58. Ny. Lu 4.0 2 SMK Islam IRT 2 SK 5.0
59. Ny. Ri 3.0 2 SMA Islam IRT 2 SK 5.0
60. Ny. Al 2.0 2 S1 Islam IRT 2 Anak 8.0
61. Ny. Ni 3.0 2 SMK Islam IRT 2 Anak 9.0
62. Tn. Ad 1.0 1 SMA Islam - 1 Anak 6.0
63. Ny. Ha 3.0 2 SMA Islam IRT 2 Ibu 5.0
64. Ny. Ri 3.0 2 SMP Kristen IRT 2 Istri 6.0
65. Ny. Ra 3.0 2 S2 Islam PNS 2 Anak 9.0
66. Tn. Fa 2.0 1 SMA Islam Wiraswasta 2 Ayah 1.0
67. Ny. Ro 3.0 2 SD Islam IRT 2 Ibu 1.0
68. Ny. Af 2.0 2 SMP Islam IRT 2 Ibu 1.0
69. Tn. Ki 2.0 1 SMA Islam Wiraswasta 2 Ayah 1.0
70. Tn. Am 4.0 1 S1 Islam Wiraswasta 2 Anak 9.0
71. Ny. Ros 4.0 2 SMP Islam IRT 2 Anak 9.0
72. Ny. Vi 2.0 2 S1 Kristen PNS 1 Anak 8.0
73. Ny. In 4.0 2 SMA Islam IRT 2 Ibu 1.0
74. Tn. Wa 4.0 1 SMA Islam Wiraswasta 2 Ayah 1.0
75. Ny. Ni 4.0 2 SMP Hindu IRT 2 Istri 8.0
76. Ny. In 2.0 2 S1 Hindu PNS 2 Anak 8.0
77. Tn. Ka 1.0 1 SMA Hindu - 1 Anak 8.0
78. Ny. Pi 2.0 2 SMA Islam IRT 2 Istri 6.0
79. Ny. Ay 1.0 2 SMA Islam - 1 Anak 6.0
No. Inisial Usia Jenis Pendiikan Agama Pekerjaan Status Hubungan Usia
responden kelamin terakhir pernikahan dgn.pasien Pasien
80. Tn. Di 4.0 1 SMA Islam Petani 2 Suami 6.0
81. Ny. In 2.0 2 S1 Islam PNS 2 Anak 6.0
82. Ny. Fa 1.0 2 SMA Kristen - 1 Anak 6.0
83. Tn. Na 3.0 1 SD Kristen Wiraswasta 2 Suami 6.0
84. Tn. As 2.0 1 SMA Islam Wiraswasta 2 Ayah 1.0
85. Ny. Gi 2.0 2 SMA Islam IRT 2 Ibu 1.0
86. Ny. Ci 2.0 2 SMP Islam IRT 2 Ibu 1.0
87. Tn. De 2.0 1 SMA Islam Wiraswasta 2 Ayah 1.0
88. Tn. Ka 6.0 1 SD Islam - 2 Suami 9.0
89. Ny. Ke 3.0 2 SMA Islam IRT 2 Anak 9.0
90. Ny. Re 4.0 2 SD Islam IRT 2 Anak 9.0
91. Tn. Gi 2.0 1 SMP Kristen Wiraswasta 2 Ayah 1.0
92. Ny. Mi 1.0 2 SMP Kristen IRT 2 Ibu 1.0
93. Ny. Si 2.0 2 SMP Islam IRT 2 Anak 7.0
94. Ny. Li 4.0 2 SMA Islam IRT 2 Istri 7.0
95. Tn. Be 1.0 1 SMA Kristen Wiraswasta 1 Anak 7.0
96. Ny. Si 3.0 2 S1 Islam PNS 2 Anak 8.0
Keterangan :
Usia responden Status Pernikahan Usia Pasien
1 = 17-25 Tahun 1 = Belum Menikah 1 = 0-5 Tahun
2 = 26-35 Tahun 8=56-65 Tahun
2 = Menikah 2 = 6- 11 Tahun
3 = 36-45 Tahun 3 = Ditinggal Pasangan 3 = 12- 16 Tahun 9= >65 Tahun
4 = 46-55 Tahun 4 = 17-25 Tahun
5 = 56-65 Tahun 5 = 26-35 Tahun
6 = >65 Tahun 6 = 36-45 Tahun
7 = 46-55 Tahun
b. Kueisoner Jawaban Dukungan Spiritual
No. Inisial X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Total Kategori
1. Tn. Al 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 1.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
2. Tn. Na 3.0 2.0 3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
3. Tn. Ya 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 1.0 2.0 3.0 3.0 27.0 Tinggi
4. Ny. Ke 3.0 3.0 3.0 1.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 27.0 Tinggi
5. Ny. Ha 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 30.0 Tinggi
6. Ny. De 1.0 1.0 2.0 2.0 3.0 2.0 1.0 1.0 3.0 3.0 19.0 Rendah
7. Ny. Me 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 3.0 3.0 18.0 Rendah
8. Tn. An 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 3.0 3.0 21.0 Rendah
9. Tn. De 3.0 3.0 1.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 27.0 Tinggi
10. Ny. Hi 3.0 1.0 1.0 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 24.0 Rendah
11. Tn. SD 2.0 2.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 17.0 Rendah
12. Tn. As 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 20.0 Rendah
13. Tn. Ni 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 27.0 Tinggi
14. Tn. Ag 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 3.0 2.0 18.0 Rendah
15. Tn.Ri 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
16. Tn. In 1.0 3.0 2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 2.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
17. Tn. Me 2.0 2.0 3.0 1.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 26.0 Tinggi
18. Ny. Na 2.0 2.0 3.0 1.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 26.0 Tinggi
19. Ny. Ma 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
20. Tn. Kh 1.0 2.0 2.0 1.0 3.0 1.0 3.0 2.0 3.0 3.0 21.0 Rendah
21. Tn. an 2.0 2.0 2.0 1.0 3.0 3.0 3.0 1.0 3.0 3.0 23.0 Rendah
22. Ny. Ri 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 2.0 1.0 1.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
23. Ny. Ne 2.0 2.0 2.0 1.0 3.0 3.0 3.0 1.0 3.0 3.0 23.0 Rendah
24. Ny. He 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 30.0 Tinggi
25. Ny. Nu 3.0 2.0 3.0 1.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 26.0 Tinggi
26. Ny. Ic 1.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 22.0 Rendah
27. Ny. Re 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 29.0 Tinggi
No. Inisial X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Total Kategori
28. Ny. Li 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
29. Ny. Ii 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 28.0 Tinggi
30. Tn. Al 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
31. Tn. He 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
32. Tn. Ar 2.0 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 27.0 Tinggi
33. Tn. Me 3.0 2.0 3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
34. Ny. Am 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
35. Tn. Ri 1.0 2.0 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0 1.0 3.0 3.0 19.0 Rendah
36. Tn. Mr 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 19.0 Rendah
37. Ny. Si 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 18.0 Rendah
38. Ny. Ri 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 17.0 Rendah
39. Tn. Me 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 27.0 Tinggi
40. Ny. Ye 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 23.0 Rendah
41. Tn. Iv 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 27.0 Tinggi
42. Ny. Nu 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 3.0 3.0 18.0 Rendah
43. Ny. Be 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 29.0 Tinggi
44. Tn. Ik 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 28.0 Tinggi
45. Ny. Mo 3.0 1.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 1.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
46. Tn. Kr 3.0 2.0 3.0 1.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
47. Ny. Pu 3.0 1.0 3.0 3.0 3.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 22.0 Rendah
48. Ny. Ke 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 3.0 3.0 19.0 Rendah
49. Tn. Ni 3.0 1.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
50. Tn. Im 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
51. Ny. Et 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 30.0 Tinggi
52. Tn. SM 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 29.0 Tinggi
53. Ny. Li 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
54. Ny. Mt 1.0 1.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 26.0 Tinggi
55. Tn. Ra 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 1.0 1.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
No. Inisial X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Total Kategori
56. Ny. Ma 1.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 1.0 1.0 3.0 3.0 22.0 Rendah
57. Ny. Na 2.0 2.0 3.0 1.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
58. Ny. Lu 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 26.0 Tinggi
59. Ny. Ri 2.0 2.0 3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
60. Ny. Al 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 1.0 1.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
61. Ny. Ni 1.0 1.0 2.0 3.0 3.0 2.0 1.0 1.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
62. Tn. Ad 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 30.0 Tinggi
63. Ny. Ha 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 27.0 Tinggi
64. Ny. Ri 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 29.0 Tinggi
65. Ny. Ra 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 26.0 Tinggi
66. Tn. Fa 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 29.0 Tinggi
67. Ny. Ro 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
68. Ny. Af 2.0 2.0 3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
69. Tn. Ki 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
70. Tn. Am 2.0 1.0 2.0 2.0 3.0 2.0 1.0 1.0 3.0 3.0 20.0 Rendah
71. Ny. Ros 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
72. Ny. Vi 3.0 1.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
73. Ny. In 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 23.0 Rendah
74. Tn. Wa 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 20.0 Rendah
75. Ny. Ni 1.0 1.0 2.0 2.0 3.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 22.0 Rendah
76. Ny. In 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 15.0 Rendah
77. Tn. Ka 1.0 1.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 21.0 Rendah
78. Ny. Pi 3.0 1.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 27.0 Tinggi
79. Ny. Ay 2.0 1.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
80. Tn. Di 3.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
81. Ny. In 2.0 1.0 2.0 2.0 3.0 2.0 1.0 1.0 3.0 3.0 20.0 Rendah
82. Ny. Fa 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 30.0 Tinggi
83. Tn. Na 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
No. Inisial X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Total Kategori
84. Tn. As 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 23.0 Rendah
85. Ny. Gi 2.0 1.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
86. Ny. Ci 3.0 1.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
87. Tn. De 3.0 1.0 3.0 3.0 2.0 2.0 3.0 2.0 3.0 3.0 25.0 Tinggi
88. Tn. Ka 1.0 2.0 2.0 2.0 3.0 2.0 3.0 2.0 3.0 3.0 23.0 Rendah
89. Ny. Ke 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 26.0 Tinggi
90. Ny. Re 1.0 1.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 22.0 Rendah
91. Tn. Gi 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 27.0 Tinggi
92. Ny. Mi 3.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 25.0 Rendah
93. Ny. Si 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 24.0 Rendah
94. Ny. Li 1.0 1.0 2.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 21.0 Rendah
95. Tn. Be 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 23.0 Rendah
96. Ny. Si 2.0 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 17.0 Rendah
c. Jawaban Kueisoner Kecemasan
No. Inisial Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Total Kategori
1. Tn. Al 1.0 1.0 1.0 2.0 0.0 0.0 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 8.0 Tidak cemas
2. Tn. Na 2.0 2.0 1.0 3.0 0.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 2.0 1.0 1.0 2.0 17.0 Ringan
3. Tn. Ya 2.0 2.0 0.0 4.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 13.0 Tidak cemas
4. Ny. Ke 3.0 4.0 1.0 3.0 0.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 2.0 21.0 Sedang
5. Ny. Ha 3.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 18.0 Ringan
6. Ny. De 3.0 4.0 4.0 2.0 1.0 3.0 2.0 1.0 2.0 3.0 2.0 1.0 2.0 1.0 31.0 Berat
7. Ny. Me 3.0 4.0 4.0 3.0 2.0 3.0 2.0 1.0 2.0 3.0 1.0 0.0 1.0 1.0 30.0 Berat
8. Tn. An 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 21.0 Sedang
9. Tn. De 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 14.0 Ringan
10. Ny. Hi 3.0 2.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 18.0 Ringan
11. Tn. SD 3.0 2.0 0.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 4.0 2.0 1.0 1.0 1.0 21.0 Sedang
12. Tn. As 3.0 2.0 3.0 3.0 0.0 3.0 1.0 3.0 3.0 4.0 4.0 2.0 1.0 1.0 33.0 Berat
13. Tn. Ni 3.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 15.0 Ringan
14. Tn. Ag 3.0 2.0 2.0 3.0 0.0 2.0 1.0 1.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 23.0 Sedang
15. Tn.Ri 3.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 1.0 1.0 10.0 Tidak cemas
16. Tn. In 4.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 21.0 Ringan
17. Tn. Me 3.0 1.0 0.0 2.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 14.0 Ringan
18. Ny. Na 3.0 4.0 1.0 2.0 0.0 4.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 27.0 Sedang
19. Ny. Ma 3.0 2.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 14.0 Ringan
20. Tn. Kh 3.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 2.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 22.0 Sedang
21. Tn. an 3.0 2.0 1.0 3.0 1.0 2.0 1.0 1.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 23.0 Sedang
22. Ny. Ri 3.0 1.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 0.0 0.0 1.0 0.0 1.0 14.0 Ringan
23. Ny. Ne 3.0 2.0 1.0 3.0 1.0 2.0 1.0 1.0 2.0 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 24.0 Sedang
24. Ny. He 2.0 4.0 0.0 2.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 14.0 Ringan
25. Ny. Nu 3.0 3.0 2.0 2.0 0.0 0.0 1.0 2.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 21.0 Sedang
26. Ny. Ic 3.0 3.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 22.0 Sedang
27. Ny. Re 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 9.0 Tidak cemas
28. Ny. Li 3.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 21.0 Sedang
29. Ny. Ii 3.0 3.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 16.0 Ringan
30. Tn. Al 3.0 2.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 19.0 Ringan
31. Tn. He 3.0 2.0 1.0 2.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 18.0 Ringan
32. Tn. Ar 3.0 2.0 0.0 2.0 3.0 1.0 1.0 3.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 0.0 19.0 Ringan
33. Tn. Me 3.0 2.0 0.0 2.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 0.0 14.0 Ringan
34. Ny. Am 3.0 3.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 14.0 Ringan
35. Tn. Ri 4.0 3.0 3.0 1.0 2.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 1.0 21.0 Sedang
36. Tn. Mr 4.0 2.0 0.0 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0 2.0 1.0 0.0 1.0 2.0 2.0 22.0 Sedang
37. Ny. Si 3.0 4.0 4.0 2.0 3.0 1.0 1.0 4.0 2.0 3.0 2.0 1.0 2.0 0.0 32.0 Berat
38. Ny. Ri 3.0 4.0 4.0 4.0 1.0 3.0 2.0 4.0 3.0 3.0 1.0 1.0 4.0 0.0 37.0 Berat
39. Tn. Me 2.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 0.0 16.0 Ringan
40. Ny. Ye 4.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 1.0 1.0 2.0 3.0 2.0 1.0 1.0 1.0 28.0 Berat
41. Tn. Iv 3.0 1.0 0.0 2.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 9.0 Tidak cemas
42. Ny. Nu 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 2.0 4.0 4.0 2.0 0.0 0.0 1.0 0.0 37.0 Berat
43. Ny. Be 3.0 3.0 0.0 2.0 2.0 3.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 17.0 Ringan
44. Tn. Ik 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 2.0 1.0 1.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 0.0 26.0 Sedang
45. Ny. Mo 3.0 2.0 0.0 2.0 0.0 3.0 0.0 1.0 0.0 0.0 1.0 0.0 2.0 0.0 14.0 Ringan
46. Tn. Kr 2.0 2.0 0.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 17.0 Ringan
47. Ny. Pu 3.0 4.0 2.0 3.0 0.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 0.0 22.0 Sedang
48. Ny. Ke 3.0 4.0 1.0 3.0 2.0 1.0 2.0 3.0 2.0 3.0 2.0 1.0 1.0 0.0 28.0 Berat
49. Tn. Ni 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 11.0 Tidak cemas
50. Tn. Im 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 6.0 Tidak cemas
51. Ny. Et 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 13.0 Tidak cemas
52. Tn. SM 1.0 1.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 5.0 Tidak cemas
53. Ny. Li 3.0 3.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 14.0 Ringan
54. Ny. Mt 1.0 0.0 0.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 5.0 Tidak cemas
55. Tn. Ra 1.0 1.0 0.0 2.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 7.0 Tidak cemas
56. Ny. Ma 2.0 3.0 0.0 3.0 2.0 2.0 2.0 0.0 2.0 2.0 2.0 0.0 1.0 0.0 21.0 Sedang
57. Ny. Na 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 14.0 Ringan
58. Ny. Lu 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 0.0 17.0 Ringan
59. Ny. Ri 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 15.0 Ringan
60. Ny. Al 1.0 1.0 0.0 1.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5.0 Tidak cemas
61. Ny. Ni 1.0 1.0 0.0 2.0 0.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 7.0 Tidak cemas
62. Tn. Ad 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 2.0 2.0 0.0 1.0 0.0 11.0 Tidak cemas
63. Ny. Ha 3.0 2.0 0.0 2.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 4.0 1.0 0.0 1.0 0.0 17.0 Ringan
64. Ny. Ri 3.0 3.0 1.0 2.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 11.0 Tidak cemas
65. Ny. Ra 3.0 3.0 2.0 2.0 1.0 2.0 1.0 4.0 0.0 3.0 0.0 0.0 1.0 0.0 22.0 Sedang
66. Tn. Fa 3.0 3.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 18.0 Ringan
67. Ny. Ro 3.0 3.0 3.0 1.0 3.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 1.0 0.0 1.0 1.0 29.0 Berat
68. Ny. Af 3.0 3.0 1.0 1.0 0.0 2.0 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 19.0 Ringan
69. Tn. Ki 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 0.0 14.0 Ringan
70. Tn. Am 4.0 3.0 4.0 3.0 1.0 2.0 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 27.0 Sedang
71. Ny. Ros 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 16.0 Ringan
72. Ny. Vi 2.0 1.0 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 18.0 Ringan
73. Ny. In 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0 21.0 Sedang
74. Tn. Wa 3.0 3.0 2.0 3.0 1.0 1.0 2.0 3.0 2.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 27.0 Sedang
75. Ny. Ni 3.0 4.0 1.0 3.0 0.0 2.0 0.0 4.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 1.0 28.0 Sedang
76. Ny. In 4.0 4.0 1.0 3.0 0.0 4.0 2.0 3.0 1.0 1.0 4.0 1.0 0.0 1.0 29.0 Berat
77. Tn. Ka 3.0 2.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 21.0 Sedang
78. Ny. Pi 3.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0 1.0 15.0 Ringan
79. Ny. Ay 2.0 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 0.0 1.0 13.0 Ringan
80. Tn. Di 4.0 2.0 0.0 2.0 1.0 3.0 1.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.0 17.0 Ringan
81. Ny. In 3.0 3.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0 2.0 1.0 4.0 0.0 3.0 0.0 0.0 21.0 Sedang
82. Ny. Fa 3.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 1.0 1.0 0.0 1.0 11.0 Tidak cemas
83. Tn. Na 3.0 3.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 18.0 Ringan
84. Tn. As 4.0 2.0 1.0 2.0 2.0 3.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0 21.0 Sedang
85. Ny. Gi 3.0 3.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 18.0 Ringan
86. Ny. Ci 3.0 3.0 2.0 3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 28.0 Berat
87. Tn. De 2.0 1.0 1.0 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 0.0 13.0 Tidak cemas
88. Tn. Ka 2.0 1.0 2.0 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 21.0 Sedang
89. Ny. Ke 3.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 18.0 Ringan
90. Ny. Re 3.0 2.0 2.0 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 3.0 3.0 1.0 3.0 2.0 1.0 27.0 Sedang
91. Tn. Gi 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 2.0 2.0 1.0 0.0 1.0 0.0 14.0 Ringan
92. Ny. Mi 4.0 3.0 1.0 2.0 0.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 0.0 1.0 17.0 Ringan
93. Ny. Si 3.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0 1.0 1.0 16.0 Ringan
94. Ny. Li 4.0 2.0 3.0 3.0 1.0 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 22.0 Sedang
95. Tn. Be 4.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 1.0 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 0.0 27.0 Sedang
96. Ny. Si 3.0 1.0 2.0 1.0 4.0 0.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 21.0 Sedang
7. Analisis Data
a. Hasil uji normalitas
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

VI 96 100.0% 0 .0% 96 100.0%

V2 96 100.0% 0 .0% 96 100.0%


Descriptives

Statistic Std. Error

VI Mean 24.06 .343

95% Confidence Interval for Lower Bound 23.38


Mean
Upper Bound 24.74

5% Trimmed Mean 24.14

Median 24.00

Variance 11.280

Std. Deviation 3.359

Minimum 15

Maximum 30

Range 15

Interquartile Range 4

Skewness -.442 .246

Kurtosis -.074 .488

V2 Mean 18.66 .710

95% Confidence Interval for Lower Bound 17.25


Mean Upper Bound 20.07

5% Trimmed Mean 18.53

Median 18.00

Variance 48.354

Std. Deviation 6.954

Minimum 5

Maximum 37

Range 32

Interquartile Range 8

Skewness .321 .246

Kurtosis .023 .488


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

VI .159 96 .000 .960 96 .005

V2 .097 96 .028 .978 96 .102

a. Lilliefors Significance Correction

b. Hasil uji univariat


1) Data demografi
Statistics

Status_P Hub_dg
Usia_Re Jenis_Ke Pen_Ter Pekerjaa erkawina n_Pasie Usia_Pasi
sponden lamin akhir Agama n n n en

N Valid 96 96 96 96 96 96 96 96

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

Usia_Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 17-25 Tahun 15 15.6 15.6 15.6

26-35 Tahun 36 37.5 37.5 53.1

36-45 Tahun 24 25.0 25.0 78.1

46-55 Tahun 17 17.7 17.7 95.8

56-65 Tahun 1 1.0 1.0 96.9

>65 Tahun 3 3.1 3.1 100.0

Total 96 100.0 100.0


Jenis_Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Laki 41 42.7 42.7 42.7

Perempuan 55 57.3 57.3 100.0

Total 96 100.0 100.0

Pen_Terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid S1 19 19.8 19.8 19.8

S2 4 4.2 4.2 24.0

SD 17 17.7 17.7 41.7

SMA 35 36.5 36.5 78.1

SMK 3 3.1 3.1 81.2

SMP 18 18.8 18.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

Agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Hindu 12 12.5 12.5 12.5

Islam 64 66.7 66.7 79.2

Kristen 20 20.8 20.8 100.0

Total 96 100.0 100.0


Pekerjaan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid - 10 10.4 10.4 10.4

Dosen 1 1.0 1.0 11.5

IRT 38 39.6 39.6 51.0

Petani 11 11.5 11.5 62.5

PNS 10 10.4 10.4 72.9

Sat Pol PP 1 1.0 1.0 74.0

Wiraswasta 25 26.0 26.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

Status_Perkawinan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Belum
18 18.8 18.8 18.8
Menikah

Menikah 76 79.2 79.2 97.9

Ditinggal
2 2.1 2.1 100.0
Pasangan

Total 96 100.0 100.0

Hub_dgn_Pasien

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Anak 34 35.4 35.4 35.4

Ayah 12 12.5 12.5 47.9

Ibu 14 14.6 14.6 62.5

Istri 12 12.5 12.5 75.0

Saudara
18 18.8 18.8 93.8
Kandung

Suami 6 6.2 6.2 100.0

Total 96 100.0 100.0


Usia_Pasien

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0-5 Tahun 21 21.9 21.9 21.9

6-11 tahun 4 4.2 4.2 26.0

26-35 Tahun 5 5.2 5.2 31.2

36-45 Tahun 21 21.9 21.9 53.1

46-55 Tahun 23 24.0 24.0 77.1

56-65 tahun 13 13.5 13.5 90.6

>65 tahun 9 9.4 9.4 100.0

Total 96 100.0 100.0

2) Variabel independen dan dependen

Statistics

Kategori Keterangan

96 96

0 0

Dukungan Spiritual

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Rendah 50 52.1 52.1 52.1

Tinggi 46 47.9 47.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

Tingkat Kecemasan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Cemas 19 19.8 19.8 19.8

Ringan 37 38.5 38.5 58.3

Sedang 29 30.2 30.2 88.5

Berat 11 11.5 11.5 100.0

Total 96 100.0 100.0


3) Hasil distribusi frekuensi pertanyaan kueisoner dukungan spiritual

Statistics

Inisial X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

N Valid 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

X1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 20 20.8 20.8 20.8

Kadang-kadang 29 30.2 30.2 51.0

Sering 47 49.0 49.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

X2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Pernah 29 30.2 30.2 30.2

Kadang-kadang 42 43.8 43.8 74.0

sering 25 26.0 26.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

X3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 4 4.2 4.2 4.2

Kadang-kadang 45 46.9 46.9 51.0

Sering 47 49.0 49.0 100.0

Total 96 100.0 100.0


X4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 13 13.5 13.5 13.5

Kadang-kadang 41 42.7 42.7 56.2

Sering 42 43.8 43.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

X5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 25 26.0 26.0 26.0

Sering 71 74.0 74.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

X6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 8 8.3 8.3 8.3

Kadang-kadang 51 53.1 53.1 61.5

Sering 37 38.5 38.5 100.0

Total 96 100.0 100.0

X7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 19 19.8 19.8 19.8

Kadang-kadang 49 51.0 51.0 70.8

Sering 28 29.2 29.2 100.0

Total 96 100.0 100.0


X8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak pernah 25 26.0 26.0 26.0

Kadang-kadang 53 55.2 55.2 81.2

Sering 18 18.8 18.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

X9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 3 3.1 3.1 3.1

Sering 93 96.9 96.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

X10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kadang-kadang 2 2.1 2.1 2.1

Sering 94 97.9 97.9 100.0

Total 96 100.0 100.0


c. Hasil uji bivariat
d. Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori *
96 100.0% 0 .0% 96 100.0%
Keterangan

Kategori * Keterangan Crosstabulation

Keterangan

Tidak
Cemas Ringan Sedang Berat Total

Kategori Rendah Count 0 17 24 9 50

Expected Count 9.9 19.3 15.1 5.7 50.0

Tinggi Count 19 20 5 2 46

Expected Count 9.1 17.7 13.9 5.3 46.0

Total Count 19 37 29 11 96

Expected Count 19.0 37.0 29.0 11.0 96.0

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 36.042a 3 .000

Likelihood Ratio 44.775 3 .000

N of Valid Cases 96

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,27.
8. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kueisoner Dukungan Spiritual

Data jawaban responden


Inisial X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Total
Ny. Af 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
Ny. Ni 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 25
Ny. Ri 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29
Ny. An 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 26
Tn. Al 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
Tn. Mo 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29
Ny. Ra 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
Ny. Ar 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
Tn. Moh 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 23
Ny. Ros 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.947 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha if Item
Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
X1 23.50 13.833 .649 .947
X2 23.70 12.900 .851 .938
X3 23.50 13.167 .856 .938
X4 23.50 13.167 .856 .938
X5 23.70 13.567 .658 .947
X6 23.60 12.933 .862 .937
X7 23.70 12.900 .851 .938
X8 23.80 13.511 .691 .946
X9 23.40 13.822 .766 .942
X10 23.40 13.822 .766 .942
9. Dokumentasi Penelitian
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sosom pada tanggal 10 Agustus 2000 dari ayah Nansel
Pakaya dan ibu Yusnawati Samana. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar GKLB Sabang pada tahun 2012,
dan pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Bulagi dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2015. Di tahun
yang sama yaitu pada tahun 2015, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Luwuk dan menyelesaikan pendidikan SMA di tahun 2018.
Pada tahun yang sama yaitu tahun 2018, penulis mendaftarkan diri dan lulus seleksi
masuk di STIKes Widya Nusantara Palu melalui jalur seleksi berkas dan penulis
diterima di Program Studi Ilmu Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai