SKRIPSI
SARINI
201901157
1
ii
ABSTRAK
SARINI. Hubungan motivasi dan beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di
ruang isolasi COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu.
Dibimbing oleh SUKRANG dan AHMIL
Kinerja pelayanan keperawatan merupakan hal penting yang bisa berdampak pada
mutu layanan kesehatan di rumah sakit. Tingginya angka kematian akibat wabah
dari Corona Virus Disease menuntut kinerja pelayanan kesehatan khusunya
perawat untuk memberikan kinerja yang lenih optimal. Kinerja perawat di ruang
isolasi COVID-19 dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan
yang dapat dipengaruhi oleh motivasi dan beban kerja. Tujuan penelitian ini
adalah dianalisisnya hubungan motivasi dan beban kerja dengan kinerja perawat
pelaksana di ruang isolasi COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu. Jenis
penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua perawat pelaksana di ruang isolasi COVID-19 Central RSUD
Anutapura Palu yaitu berjumlah 32 orang dan sampel adalah total populasi. Hasil
penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil
penelitian univariat menunjukkan bahwa sebagian besar perawat memiliki
motivasi baik (75%), sebagian besar memiliki beban kerja ringan (59,4%) dan
sebagian besar memiliki kinerja baik (59,4). Hasil uji statistik motivasi didapatkan
nilai p=0,038 dan beban kerja didapatkan nilai p=0,000 (p Value <0,05).
Simpulan: ada hubungan antara motivasi perawat dan beban kerja dengan kinerja
perawat pelaksana.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia
Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2021 sampai Juli 2021 ini ialah pendidikan
kesehatan, dengan judul “Hubungan motivasi dan beban kerja dengan kinerja
bimbingan, bantuan, dorongan, arahan dan doa dari kedua Orang tua serta suami
tercinta. Selain itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
7. Ns. Ismawati, S.Kep., M.Sc., selaku penguji utama yang telah memberikan
kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu
pengetahuan, khususnya dibidang ilmu keperawatan.
Penulis
3
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
SARINI
201901157
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu
SKRIPSI
SARINI
201901157
Mengetahui
Ketua Stikes Widya Nusantara Palu
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
HALAMAN JUDUL SKRIPSI
PRAKATA
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ABSTRAK...............................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Tinjauan Teori...............................................................................................6
B. Konsep Penelitian.......................................................................................26
C. Hipotesis penelitian.....................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................6
A. Desain Penelitian.........................................................................................28
B. Tempat Dan Waktu Penelitian....................................................................28
C. Populasi Dan Sampel..................................................................................28
D. Variabel Penelitian......................................................................................29
E. Defenisi Operasional...................................................................................30
F. Instrumen Penelitian...................................................................................31
viii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari
strata pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan jalur
rujukan medis, rujukan upaya kesehatan dan merupakan hierarki tertinggi dari
upaya penyembuhan dan pemulihan penderita. Rumah Sakit melaksanakan
fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumber daya, baik itu modal dan
manusia yang berpengalaman dan profesional. Perawat merupakan salah satu
tenaga kesehatan di rumah sakit dengan pelayanan keperawatannya.1
Pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas dan profesional
merupakan target yang ingin dicapai untuk meningkatkan mutu pada Rumah
Sakit. Hal tersebut dapat dicapai melalui kinerja pegawai yang baik dan
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasaan
konsumen, serta berpengaruh terhadap kontribusi pada ekonomi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi diantaranya adalah kemampuan,
kemauan, energy, sarana, teknologi, kompensasi, kejelasan tujuan dan
keamanan.1
Kondisi pandemi menyebabkan adanya dampak yang muncul pada
pemeberi pelayanan kepada pasien yaitu perawat yang mencakup lingkungan
sosial maupun ari segi profesi perawat itu sendiri. 2 Word Health Organization
(WHO) mengumumkan bahwa COVID-19 menyebabkan dunia dalam masa
pandemic, dimana pada tanggal 9 Maret 2020, virus ini telah menyebar luas di
dunia. Pandemi ini menyebabkan situasi yang berbahaya dengan ada
penyebaran penyakit baru yang meluas kebeberapa negara, dengan akibat
banyaknya kematian secara masal, serta mengganggu kehidupan sosial dan
ekonomi dengan data per 4 April 2020 sebanyak 131.459.184 kasus terinfeksi
di dunia, 1.534.255kasus terinfeksi di Indonesia, 11.351 kasus terinfeksi di
Sulawesi Tengah dan 3.034 kasus terinfeksi di Kota Palu.3
1
2
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganilisis tentang hubungan antara motivasi dan beban kerja
dengan kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Isolasi COVID-19 Central
RSUD Anutapura Palu.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penelitian ini untuk mengetahui beberapa hal berikut
a. Dianalisis motivasi Perawat Pelaksana di Ruang Isolasi COVID-19
Central RSUD Anutapura Palu.
b. Dianalisis beban kerja Perawat Pelaksana di Ruang Isolasi COVID-
19 Central RSUD Anutapura Palu.
c. Dianalisis kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Isolasi COVID-19
Central RSUD Anutapura Palu.
d. Diidentifikasi hubungan motivasi dengan kinerja perawat di Ruang
Isolasi COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu.
e. Diidentifikasi hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di
Ruang Isolasi COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan (pendidikan)
Sebagai sarana penerapan ilmu yang diperoleh selama mengikuti
perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu,
sehingga mahasiswa dapat mengetahui permasalahan riil di lapangan
terhadap faktor motivasi dan beban kerja yang berpengaruh terhadap kinerja
perawat.
Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber pustaka dalam
pengembangan ilmu keperawatan atau penelitan selanjutnya, khususnya
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat RSUD
Anutapura Palu, seperti adanya variabel status perkawinan yang ikut
berpengaruh dalam penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Teori Tentang Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti
bergerak atau menggerakkan. Motivasi diartikan juga sebagai suatu
kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku
manusia. Motivasi sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan
kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki,
sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk berbuat, karena
perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong
oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.6
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan atau energi seseorang
yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam
melaksanakan satu kegiatan, seberapa kuat motivasi yang dimiliki
individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang
ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Motivasi didefinisikan juga sebagai suatu
kecenderungan untuk beraktivitas, mulai dari dorongan dalam diri
(drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Motivasi merupakan
kondisi yang menggerakkan diri untuk mencapai tujuan.7
Porter dan Lawer (1980) mendefinisakan motivasi sebagai proses
dengan mana perilaku dibangkitkan, diarahkan dan dipertahankan
selama berjalannya waktu. Dorongan yang membuat seseorang mampu
untuk melakukan sesuatu yang lebih bersifat psikologis membuat
bertambahnya kekuatan fisik, sehingga akan mempermudah dalam
aktivitas kerja, yang menambah tingkat kompetensi seseorang, termasuk
6
7
baik fisik atau mental dan reaksi –reaksi emosional seperti sakit kepala,
gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja
yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan
gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton kebosanan dalam
kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit
mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara
potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau
rendah dapat menimbulkan stress kerja.13
Marquis dan Houston (2016) menyatakan beban kerja adalah
seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat
selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Beban kerja
adalah jumlah total waktu keperawatan baik secara langsung dan tidak
langsung dalam memberikan pelayanan keperawatan yang diperlukan
oleh pasien dan jumlah perawat yang diperlukan untuk memberikan
pelayanan tersebut.
1) Aspek fisik
Beban kerja ditentukan berdasarkan jumlah pasien yang harus
dirawat dan banyaknya perawat yang bertugas dalam suatu unit atau
ruangan. Tingkatan tergantungnya pasien diklasifikan menjadi tiga
tingkat yaitu tingkatan tergantung ringan, tingkatan tergantung
sebagian, dan pasien dengan tingkatan tergantung total.
terdiri dari tugas pokok dan fungsi, jumlah merawat pasien
dibandingkan jumlah perawat serta tugas tambahan lainnya.
2) Aspek psikologis
Aspek mental atau psikologis dihitung berdasarkan hubungan
antar individu, dengan perawat serta dengan kepala ruangan dan
juga berhubungan antara perawat dengan pasien, yang berpengaruh
pada kinerja dan tingkat produktif perawat.
Akibat yang sering timbul adalah stress kerja, yang akan
menurunkan motivasi kerja dan menurunkan kinerja pegawai yang
berhubungan antara perawat dengan sesama perawat, atasan dan
13
pasien.
3) Aspek waktu
Waktu kerja produktif yaitu banyaknya jam kerja produktif
dapat dipergunakan pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya berdasarkan uraian tugas dan waktu termasuk
melaksanakan tugas tambahan yang tidak termasuk dalam tugas
pokoknya
Alokasi waktu bekerja menurut Depkes RI, 2006 yaitu waktu
bekerja nomal per-hari adalah 8 jam/hari (5 hari bekerja), dengan
waktu efektif kerja/hari 6,4 jam/hari. Sehingga kesimpulannya
waktu efektif bekerja yaitu 80 % dari waktu bekerja 8 jam / hari.
Beban kerja yang berlebihan dan tidak ditangani dengan baik
akan mempengaruhi kinerja. Apabila kinerja tidak maksimal akan
mempengaruhi kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan
merupakan salah satu profit Central dari rumah sakit. Profit bagi
rumah sakit tidak hanya didasarkan terhadap berapa jumlah
keuntungan yang didapat tetapi kepuasan pelanggan juga menjadi
salah satu manfaat atau keuntungan yang didapat oleh rumah sakit
untuk menarik pelanggang.
3. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari kata to Perform artinya melakukan,
menjalankan, melaksanakan atau memenuhi suatu kewajiban tertentu,
menyempurnakan tanggungjawab, melakukan sesuatu yang diharapkan
oleh seseorang. Mendefenisikan kinerja sebagai fungsi interaksi antara
kemampuan, motivasi dan kesempatan.10
Kinerja merupakan perilku yang nyata ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
perannya.14
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja seseorang di pengaruhi oleh banyak faktor yang dapat di
14
tersebut.
b) Sarana dan alat kerja langsung mempengaruhi kinerja setiap
orang, penggunaan peralatan dan teknologi maju sekarang ini
bukan saja dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja, akan
tetapi juga dipandang untuk memberikan kemudahan dan
kenyamanan kerja.
3) Faktor psikologis
Kinerja perusahaan dan kinerja setiap perorangan juga sangat
tergantung pada kemampuan psikologis seperi persepsi, sikap dan
motivasi. Sedangkan menurut pandangan Mangkuenegara (2010)
kinerja (performance) di pengaruhi :
(a) faktor psikologis, terdiri dari persepsi attitude (sikap),
personality, pembelajaran, motivasi
Faktor-faktor dalam dan luar organisasi ini bersinergi dalam
mempengaruhi suasana dan perilaku pegawai dalam bekerja, kemudian
memengaruhi kinerja pegawai, yang kemudian situasi ini sangat
menentukan kinerja pegawai.
Teori kinerja menyatakan bahwa perilaku dan kinerja individu
dipengaruhi oleh variabel individu, organisasi, serta psikologis.
Variabel-variabel tersebut sangat berpengaruh terhadap kelompok
pegawai, yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap kinerja
pegawai.6
c. Penilaian Kinerja Perawat
Pengukuran atau penilaian kinerja (Performance measurement)
mempunyai pengertian suatu proses penilaian tentang suatu kemajuan
pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran dalam pengelolahan sumber daya
manusia untuk menghasilkan produk baik barang maupun jasa dalam
mencapai tujuan organisasi.15
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
16
c. Tatalaksana umum
1) Isolasi pada semua kasus sesuai dengan gejala klinis yang muncul,
baik ringan maupun sedang
2) Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi
3) Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit
4) Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan distress
napas, hipoksemia atau syok, terapi oksigen pertama sekitar
5L/menit, dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan
≥ 92-95% pada pasien hamil.
5) Kenali kegagalan napas hipoksemia berat
6) Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok
pasien harus diperhatikan dalam terapi cairannya, karena jika
pemberian cairan terlalu agresif dapat memperberat kondisi
distress napas atau oksigenasi. Monitoring keseimbangan cairan
dan elektrolit.
7) Pemberian antibiotic empiris
8) Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan
lainnya jika memang diperlukan
9) Pemberian kostikosteroid sistemik tidak rutin diberikan kepada
tatalaksana pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasi lain
10) Observasi ketat
11) Pahami komorbid pasien
5. Ruang Isolasi
a. Pengertian
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
Ruang adalah gabungan/kumpulan dari ruangan-ruangan sesuai
fungsi dalam pelayanan Rumah Sakit yang saling berhubungan dan
23
c) Sembuh
d) Pemulangan Pasien
e) Pindah ke RS Rujukan
f) Meninggal
B. Konsep Penelitian
Motivasi dan beban kerja adalah unsur yang dapat membentuk dan
mempengaruhi kinerja seorang perawat dalam menerapkan model praktek
keperawatan profesional khususnya melaksanakan asuhan keperawatan1. Dari
uraian diatas maka penulis mengangkat konsep penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.1 Konsep Penelitian
MOTIVASI
BEBAN KERJA
KOMPETENSI
KINERJA
TANGGUNGJAWAB / ETOS KERJA
PENGALAM KERJA
Keterangan :
: Variabel independen yang diteliti
: Variabel independen yang tidak diteliti
: Variabel Dependen
: Hubungan antar variabel yang diteliti
: Hubungan antar variabel yang tidak diteliti
27
C. Hipotesis penelitian
berdasarkan kerangka konsep dapat dirumuskan hipotesis penelitian tentang
adanya hubungan motivasi dan beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di
ruang isolasi COVID-19 Central RSUD. Anutapura Palu :
H1 : Ada hubungan antara motivasi dengan kinerja perawat pelaksana di ruang
isolasi COVID-19 RSUD Central RSUD. Anutapura Palu.
H2 : Ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di
ruang isolasi COVID-19 RSUD Central RSUD. Anutapura Palu.
V262
28
434
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sebuah rancangan penelitian yang betujuan
memberi jawaban dari pertanyaan penelitian serta dapat dilakukan dengan cara
yang efektif.14 Jenis studi penelitian ini yaitu kuantitatif karena hasil data dan
pengamatan dikonversikan kedalam angka-angka yang dianalisis menggunakan
statistic. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasi analitik, karenap
Penelitian diarahkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara dua
variabel secara observasional.20 Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Analitic Research Cross Sectional. yang merupakan
penelitian yang meneliti dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data variabel bebas
dan variabel terikat dilakukan sekali waktu pada saat yang bersamaan.21
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independen Variable)
Variabel independent merupakan variable yang nilainya menentukan
variable lain. Dengan kata lain variabel independent adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen/terikat1. Variabel independen dari penelitian ini yaitu motivasi
dan beban kerja perawat pelaksana.
2. Variabel Tergantung P(Dependen Variable)
Variabel dependen adalah variable yang nilainya ditentukan oleh
variabel lain. Dengan kata lain variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas1. Variabel
tergantung pada penelitian ini adalah kinerja perawat pelaksana di ruangan
isolasi COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu.
30
E. Defenisi Operasional
1. Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan atau hasrat yang ada dalam diri
seseorang untuk mencapai suatu keinginan terkait tentang kebaikan citra diri
maupun untuk tujuan tertentu, dengan adanya motivasi akan membuat
individu untuk berusaha melakukan yang terbaik untuk dengan tujuan
mencapai keinginan yang diharapkan.
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : Pengisian kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Hasil Ukur : Motivasi kurang baik, jika < 37(Median)
Motivasi baik, jika ≥ 37(Median)
3. Beban Kerja
Beban kerja merupakan sejumlah proses atau kegiatan yang harus
diselesaikan oleh seorang dalam jangka waktu tertentu. Apabila jumlah
proses atau kegiatan tersebut diluar kemampuan pekerja maka akan
menjadi tekanan bagi individu sehingga dapat menghambat kegiatan atau
pekerjaan yang dilakukan.
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : Pengisian kuesioner
Skala ukur : Ordinal
Hasil Ukur : Motivasi kurang baik, jika < 182 (Mean)
Motivasi baik, jika ≥ 182 (Mean)
4. Kinerja
Kinerja merupakan hasil atau output yang dikaitkan dengan proses
yang dilakukan dalam pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan
kepada seseorang pekerja. Apabila suatu tujuan dari tugas tersebut dapat
tercapai maka dapat dikatakan bahwa proses atau kerja yang dilakukan
efektif atau kinerja baik.
Alat ukur : Lembar observasi
Cara ukur : Pengisian lembar observasi
31
F. Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan
lembar observasi. Total kuesioner variabel independen sejumlah 54 pernyataan
dengan kuesioner motivasi semua terdiri dari 9 pernyataan positif, dan
kuesioner beban kerja terdiri dari 45 pernyataan dengan pernyataan positif
sebanyak 17 dan negatif 28 yaitu pada nomor 1, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23,
24, 26, 30, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 43, 44, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53 dan 54.
Kuesioner ini menggunakan metode Likert Summated Ratings (LRS) dengan
lima alternatif jawaban pada pernyataan positif yaitu sangat setuju (SS) poin 5,
setuju (S) poin 4, ragu-ragu (RR) poin 3, tidak setuju (TS) poin 2, sangat tidak
setuju (STS) poin 1, dan alternatif jawaban dari pernyataan negatif yaitu
menggunakan poin berjumlah sebaliknya yaitu (SS) poin 1, setuju (S) poin 2,
ragu-ragu (RR) poin 3, tidak setuju (TS) poin 4, sangat tidak setuju (STS) poin
5.
Pada lembar observasi kinerja terdiri dari 23 pertanyaan positif yang
menggunakan metode skala Guttman dengan alternative jawaban Tidak: 1 dan
jawaban Ya:2.
G. Tekhnik Pengumpulan Data
Cara atau teknik pengumpulan data pada penelitian ini bertujuan untuk
bisa mendapatkan data yang tepat dan sesuai yang diinginkan. 22 Adapun jenis
data yang dikumpulkan sebagai berikut :
a. Jenis data yang dikumpulkan
a) Data primer
Data primer berupa data yang dikumpulkan dari hasil pengisian
kuesioner yang diberikan kepada semua perawat yang menjadi
responden didalamnya berisi pernyataan tentang motivasi dan beban
kerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
32
b) Data sekunder
Data sekunder didapatkan melalui pengisian langsung lembar observasi
yang mencakup peryataan tentang kinerja perawat yang diisi peneliti
berdasarkan panduan dalam pedoman lembar observasi.
b. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dari kuesioner motivasi dan beban kerja diisi
langsung oleh perawat pelaksana di ruang isolasi COVID-19 Central RSUD.
Anutapura Palu dan lembar observasi diisi langsung oleh peneliti saat
melakukan penelitian dilapangan. Data yang didapatkan kemudian
dikumpulkan, dievaluasi kembali sehingga selanjutnya dapat dianalisa
dengan baik.
H. Analisis Data
Pengolahan data atau analisis data berupa serangkaian proses dari
menyiapkan data yang sudah dikumpulkan sehingga peneliti dengan mudah
menganalisis lebih lanjut dan mendapatkan data hingga siap untuk disajikan.
1. Tahap pengolahan data yaitu:
a. Entry Data
Entry data yaitu memasukkan data yang sudah dikumpulkan
berdasarkan dari data variable independen dan data variebel dependent
ke dalam komputer.
b. Editing
Editing yaitu proses melakukan pemeriksaan lembar jawaban
terhadap kuesioner dan lembar observasi yang telah dibagikan kepada
responden pada saat penelitian berlangsung, peneliti memeriksa
kelengkapan data atau identitas responden serta pengisian lembar
jawaban pertanyaan yang diajukan untuk kemungkinan adanya
kesalahan dalam pengisian kuesioner yang diberikan.
c. Coding
Coding adalah proses memberikan kode kode pada data bertujuan
agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam melakukan tabulasi
data.
33
d. Tabulating
Tabulating data adalah kegiatan penyusunan data untuk dimasukan
kedalam master tabel kemudian data dijumlah serta diberikan
keterangan.
e. Cleaning
Cleaning adalah kegiatan dimana pengecekkan kembali untuk
melihat lagi kemungkinan adanya kesalah yang terjadi dari diperolehnya
data dari responden sampai proses tabulasi data.
f. Describing
Describing yaitu menggambarkan atau menjelaskan data yang
sudah dikumpulkan, Pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan sistem komputerisasi, hasil penelitian ini disajikan dalam
bentuk presentase maupun penyebaran dari setiap variabel data yang
telah diperoleh dari hasil penelitian ini diuraikan atau digambarkan
melalui program SPSS. Setelah data diolah lalu dianalisa menggunakan
analisa univariat dan bivariate.
2. Tekhnik Analisa Data
a. Analisi Univariat
Peneliatian ini merupakan jenis kualitatif berupa data numerik
sehinggan dilakukan analisis univariat pada variebel yang sudah
ditentukan, pada analisis yang dilakukan akan didapatkan hasil mean,
median, standar deviasi serta presentasi pada setiap varibel.23
Dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian pada umunya,
dalam analisis ini diperoleh dari hasil dalam bentuk presentasi
(Notoadmojo, 2015) dengan rumus sebagai berikut :
f
p= x 100 %=… %
N
Keterangan :
P : Presentase
F : Jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu
34
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang dipergunakan yaitu Korelasi Chi Square
dalam menentukan korelasi serta menguji hipotesa diantara dua variabel
atau lebih, karena datanya adalah ordinal.24
Analisis Mutivariate bertujuan mengetahui hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan derajat kemaknaan 0.05
dengan tingkat kepercayaan 95%.
Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square
( x ¿¿ 2)¿ dengan rumus sebagai berikut :
n
N ( ad−bc )− ¿2
2
x 2=
( a+b )( c +d ) ( a+ c ) + ( b +d )
Keterangan :
x² : chi-square
N : sampel
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Anutapura Palu.
merupakan salah satu unit pelaksanaan tekhnis daerah (UPTD) di Bidang
kesehatan berupa unit organisasi yang bersifat fungsional dan unit layanan
yang bekerja secara professional, dengan klasifikasi Rumah Sakit dengan
Tipe B.
Rumah Sakit Umum Daerah Anutapura Palu beralamat di Jl. Kangkung
No.1, Donggala Kodi, Ulujadi, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94111,
Indonesia. Dengan Visi yang dimiliki yaitu “Menjadi Rumah Sakit
Pendidikan dengan pelayanan berkualitas dan terjangkau dikawasan
Indonesia Timur Tahun 2021”. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut,
maka Misi RSUD Anutapura Palu adalah sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional bermutu
dan terjangkau yang berorientasi pada ketepatan keselamatan serta
kenyamanan berdasarkan etika dan budaya.
b. Melaksanakan fungsi pendidikan dan penelitian multidisiplin serta
pengembangan dari sumber daya manusia.
c. Meningkatkan kualitas, kuantitas sarana serta prasarana melalui
perencanaan program yang baik
d. Meningkatkan kemandirian rumah sakit dan kesejahteraan pegawai
Berdasarkan surat edaran Gubernur Sulawesi Tengah Tentang
pencegahan dan antisipasi penyebaran COVID-19 di Sulawesi Tengah,
dengan Nomor : 443/141/Dis.Kes, dan Surat Keputusan Wali Kota Tentang
Rumah Sakit rujukan penanganan Corona Virus Disease 2019 di Kota Palu
maka RSUD Anutapura menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk
penanganan penyakit COVID-19 di Kota Palu.
36
37
2. Hasil
Hasil penelitian yang dilakukan memuat tentang karakteristik responden,
analisis univariat dan analisis bivariate. Berdasarkan hasil pengumpulan
data yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Karakteristik responden
1) Usia
Hasil karakteristik responden usia, dibagi menjadi 5 kelompok
usia berdasarkan Depkes RI (2009) yaitu 17-25 (remaja akhir), 26-
35 (dewasa awal), 36-45 (dewasa akhir), 46-55 (lansia awal) dan
56-65 (lansia akhir), ditampilkan pada tabel sebagai berikut
Tabel 4.1 Distribusi berdasarkan usia perawat pelaksana di ruang
isolasi COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu
2) Jenis Kelamin
Hasil karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dibagi
menjadi 2 yaitu laki-laki dan perempuan, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.2 Distribusi berdasarkan jenis kelamin perawat pelaksana
di ruang isolasi COVID-19 Central RSUD Anutapura
Palu
Jenis Kelamin Frekuensi (f) Presentase (%)
Laki-laki 22 68,8
Perempuan 10 31,2
Jumlah 32 100
Sumber: data primer (2021)
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 32 responden, sebagian
besar responden berjenis kelamin laki-laki (68,8%) dan sebagian
kecil berjenis kelamin perempuan (31,2%).
3) Pendidikan Terakhir
Hasil karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir responden
dibagi menjadi 2 yaitu D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan +
NERS, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi berdasarkan pendidikan terakhir perawat
pelaksana di ruang isolasi COVID-19 Central RSUD
Anutapura Palu.
4) Status Pernikahan
Hasil karakteristik berdasarkan status pernikahan responden dibagi
menjadi 2 yaitu menikah dan belum menikah, dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.4 Distribusi berdasarkan status pernikahan perawat
pelaksana di ruang isolasi COVID-19 Central RSUD
Anutapura Palu.
Status
Frekuensi (f) Presentase (%)
Perkawinan
Belum Menikah 10 31,3
Menikah 22 68,8
Jumlah 32 100
Sumber: data primer (2021)
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 32 responden, sebagian
besar responden dengan status menikah yaitu sebagian besar
(68,8%) dan sebagian kecil belum menikah (31,3%).
5) Status Kepegawaian
Hasil karakteristik berdasarkan status kepegawaian responden
dibagi menjadi 2 yaitu status kepegawaian PNS dan Honorer, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Distribusi berdasarkan status kepegawaian perawat
pelaksana di ruang isolasi COVID-19 Central RSUD
Anutapura Palu
Status
Frekuensi (f) Presentase (%)
Kepegawaian
Honorer 29 90,6
PNS 3 9,4
Jumlah 32 100
Sumber: data primer (2021)
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari 32 responden, sebagian
besar responden dengan status kepegawaian Honorer yaitu (90,6%)
dan sebagian kecil PNS (9,4%).
40
b. Analisa Univariat
Hasil analisis univariat pada penelitian ini menggambarkan tentang
variabel independen yaitu motivasi dan beban kerja serta variabel
dependen yaitu Kinerja.
1) Motivasi
Variabel independen motivasi dikategorikan menjadi 2
kelompok baik dan kurang baik, dari hasil setelah dilakukan
perhitungan didapatkan nilai median yaitu 37, sehingga kategori
motivasi kurang baik yaitu untuk responden dengan score jawaban
< 37 poin dan kategori motivasi baik untuk responden dengan score
jawaban ≥ 37 poin. Untuk memperoleh gambaran distribusi dari
tingkat motivasi responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat
motivasi perawat pelaksana di ruang isolasi COVID-19
Central RSUD Anutapura Palu
Motivasi Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 28 75
Kurang Baik 8 25
Jumlah 32 100
Sumber: data primer (2021)
Pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa dari 32 responden,
sebagian besar responden memiliki motivasi baik yaitu 24
responded (75%) dan sebagian kecil memiliki motivasi kurang baik
yaitu 8 responden (25%).
2) Beban kerja
Variabel independen beban kerja dikategorikan menjadi 2
kelompok yaitu beban kerja ringan dan berat, dari hasil setelah
dilakukan perhitungan didapatkan nilai mean yaitu 181, sehingga
kategori motivasi kurang baik yaitu untuk responden dengan score
jawaban < 181 poin dan kategori motivasi baik untuk responden
dengan score jawaban ≥ 181 poin. Untuk memperoleh gambaran
distribusi dari tingkat beban kerja responden dapat dilihat pada
41
tabel berikut:
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan beban kerja
perawat pelaksana di ruang isolasi COVID-19 Central
RSUD Anutapura Palu.
Beban Kerja Frekuensi (f) Presentase (%)
Ringan 19 59,4
Berat 13 40,6
Jumlah 32 100
Sumber: data primer (2021)
Pada tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa dari 32 responden,
sebagian besar responden memiliki beban kerja ringan yaitu 19
responden (59,4%) dan memiliki beban kerja berat yaitu 13
responden (40,6%).
3) Kinerja
Variabel dependen kinerja perawat dokategorikan menjadi 2
kelompok yaitu kinerja baik dan kinerja kurang baik, dari hasil
setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai median yaitu 41,
sehingga kategori kinerja kurang baik yaitu untuk responden
dengan score jawaban 41< poin dan kategori kinerja baik untuk
responden dengan score jawaban ≥ 41 poin. Untuk memperoleh
gambaran distribusi dari tingkat kinerja responden dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kinerja
perawat pelaksana di ruang isolasi COVID-19 Central
RSUD Anutapura Palu
Kinerja Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 19 59,4
Kurang Baik 13 40,6
Jumlah 32 100s
Sumber: data primer (2021)
Pada tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa dari 32 responden,
sebagian besar responden memiliki tingkat kinerja ringan yaitu 19
42
Kinerja Perawat
Total
Motivasi Baik Kurang Baik P
N
n % n % Value
Baik 17 70,8 7 29.2 24
Kurang Baik 2 25.0 6 75.0 8 0,038
Jumlah 19 59.4 13 40.6 32
Sumber: data primer (2021)
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 32 total responden
terdapat 24 responden mempunyai motivasi kerja baik dengan
jumlah perawat yang memiliki kinerja baik sebanyak 17 responden
(70,8%) dan kinerja kurang baik sebanyak 7 responden (29,2%).
Kemudian terdapat 8 responden memiliki motivasi kurang
baik dengan jumlah 2 responden (25,0%) kinerja baik dan sebanyak
6 responden (75,0%) kinerja kurang baik.
43
Kinerja Perawat
Total
Beban Kerja Baik Kurang Baik P
N
n % n % Value
Ringan 17 89.5 2 10.5 19
Berat 2 15.4 11 84.6 13 0,000
Jumlah 19 59.4 13 40.6 32
Sumber: data primer (2021)
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 32 total responden
terdapat 19 responden memiliki kinerja ringan dengan jumlah
perawat yang memiliki kinerja baik sebanyak 17 responden
(89.5%) dan kinerja kurang baik sebanyak 2 responden (10.5%).
Kemudian terdapat 13 responden memiliki kinerja berat dengan
jumlah 2 responden (15,4%) kinerja baik dan sebanyak 11
responden (84,6%) kinerja kurang baik.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 (p Value <0,05),
hal ini berarti ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat
pelaksana di ruang isolasi COVID-19 Central RSUD Anutapura
Palu.
B. Pembahasan
1. Motivasi Perawat COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu
Hasil penelitian dari anilisa univariat dapat dilihat bahwa dari total 32
responden, sebagian besar responden memiliki motivasi baik yaitu 24
responded (75%) dan sebagian kecil memiliki motivasi kurang baik yaitu 8
responden (25%), hal ini dapat dinilai berdasarkan perhitungan median yang
didapatkan yaitu 37 yang berarti total jawaban responden yang kurang baik
yaitu untuk responden dengan skor jawaban < 37 poin dan kategori motivasi
baik untuk responden dengan skor jawaban ≥ 37 poin.
Menurut asumsi peneliti seorang perawat yang memiliki motivasi kerja
yang baik akan selaku berusaha bekerja dengan baik dalam pemberian
44
didapatkan yaitu untuk beban kerja berat dengan total skor jawaban < 182
poin dan kategori beban kerja ringan untuk responden dengan skor jawaban ≥
182 poin.
Beban kerja adalah sejumlah tugas atau pekerjaan yang harus
diselesaikan dalam batas waktu tertentu atau jumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok orang selama periode waktu
tertentu dalam keadaan normal. Beban kerja yang ditanggung oleh seorang
perawat yang melebihi dari kapasitas dirinya, maka tentunya akan berdampak
buruk bagi produktifitas dan kinerja yang diberikan perawat.
Menurut asumsi peneliti sebagian besar beban kerja ringan perawat
pelaksana diruangan isolasi COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu dapat
dijelaskan karena perawat selalu bekerja sama dengan teman dalam
melakukan pekerjaan yang memerlukan banyak aktivitas fisik sehingga
pekerjaan dapat dengan mudah terselesaikan, perawat merasa nyaman saat
bertugas dan hubungan yang baik serta sangat jarang terjadi konflik baik
sesama perawat maupun dengan pasien membuat beban psikologi yang tidak
berat, namun sebagian kecil perawat memiliki beban kerja berat karena
tekhnis dari pengaturan jadwal diruangan, saat waktu dinas mereka harus
melaksanakan sift setiap harinya selama 2 minggu penuh tanpa libur,
menyebabkan sangat sulit untuk melakukan hal-hal pribadi yang akan
dilakukan bila dalam situasi keperluan yang mendesak.
Beban kerja mampu mempengaruhi kualitas kerja yang dihasilkan,
Meningkatnya kualitas kerja berkaitan erat dengan beban kerja perawat,
faktor lain yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah tuntutan situasi
dan penguruh eksternal dimana seorang perawat melaksanakan tugasnya. Hal
ini sejalan dengan Irwady (2007) menyatakan bahwa beban kerja merupakan
jumlah rata-rata kegiatan kerja pada waktu tertentu, yang terdiri dari beban
kerja fisik, beban kerja psikologis serta waktu kerja. 1 Didukung oleh UU
Kesehatan No. 39 Tahun 2009 menyatakan bahwa Beban kerja yaitu jumlah
pekerjaan yang ditanggung/dibebankan oleh suatu unit organisasi atau jabatan
yang merupakan hasil perkalian waktu dengan jumlah kerja.26
46
3. Beban Kerja Perawat COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu Hasil analisa
univariat untuk kinerja yaitu dari 32 total responden, sebagian besar
responden memiliki tingkat kinerja ringan yaitu 19 responden (59,4%) dan
sebagian kecil memiliki beban kerja berat yaitu 13 responden (40,6%). Hal
ini dapat dinilai berdasarkan perhitungan median yang didapatkan yaitu untuk
beban kerja berat dengan total skor jawaban 41, sehingga kategori kinerja
kurang baik yaitu untuk responden dengan skor jawaban < 41 poin dan
kategori kinerja baik untuk responden dengan skor jawaban ≥ 41 poin.
Kinerja adalah hasil atau output yang dikaitkan dengan proses yang
dilakukan dalam pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepada
seseorang pekerja secara keseluruhan selama periode tertentu, seperti standar
hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama. Nursalam (2007) menyatakan metode
penilaian kinerja yang diukur yaitu indikator dapat dijadikan standar dalam
suatu organisasi, untuk melaksanakan penilaian kinerja.
Berdasarkan pada standar praktik keperawatan yang disahkan Menkes.
RI dalam SK No. 660/Menkes/SK/IX/1987, yang kemudian diperbaharui dan
disahkan berdasarkan SK Dirjen.Yanmed. Depkes.RI No.YM.00.03.2.6.7637,
tanggal 18 Agustus 1993, telah menyusun standar evaluasi praktek
keperawatan dengan mengacu pada tahap-tahap proses keperawatan, yang
terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi keperawatan.1
Menurut asumsi peneliti sebagian besar perawat pelaksana di ruang
isolasi COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu dapat memberikan kinerja
yang baik dapat dilihat dari perawat dapat melakukan pengkajian yang tepat,
menulis diagnosa dan intervensi sesuai dengan lembar pengkajian, membuat
prioritas masalah dan melaksanakan tindakan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan pasien. Sedangkan pada pasien yang memiliki kinerja kurang baik
yaitu ada perawat yang tidak mendokumentasikan proses asuhan
keperawatannya, baik mulai dari mengisi lembar pengkajian, intervensi,
diagnosa dan evaluasi yang hanya dilakukan oleh perawat tertentu saja. Hal
47
penelitian dari Muh.Ramli, dkk (2010) yaitu dari hasil uji statistik didapatkan
tidak ada hubungan antara pendidikan terakhir dengan kinerja pribadi yang
berarti latar belakang pendidikan seorang perawat tidak akan mempengaruhi
kinerja pribadinya.29 Sedangkan pada status kepegawaian yang dijelaskan
juga sejalan dengan penelitian dari Khaerul Amri (2021) yaitu berdasarkan
analisis lanjutan tidak ada hubungan yang bermakna antara status
kepegawaian dengan kinerja perawat pelaksana di RSAU dr. Esnawan
Antariksa.30
4. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat COVID-19 Central RSUD
Anutapura Palu
Berdasarkan hasil uji Fisher’s Exact didapatkan hasil nilai p = 0,038 (p
value < 0,05) yang artinya secara statistik ada hubungan motivasi dengan
kinerja Perawat COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu menunjukkan
bahwa dari 32 total responden terdapat 24 responden mempunyai motivasi
kerja baik dengan jumlah perawat yang memiliki kinerja baik sebanyak 17
responden (70,8%) dan kinerja kurang baik sebanyak 7 responden (29,2%),
kemudian terdapat 8 responden memiliki motivasi kurang baik dengan jumlah
2 responden (25,0%) kinerja baik dan sebanyak 6 responden (75,0%) kinerja
kurang baik.
Menurut asumsi peneliti motivasi pada perawat sangat mendukung
dalam meningkatkan kinerja perawat yang artinya perawat yang memiliki
motivasi baik akan selalu berusaha bekerja dengan baik, guna untuk
memenuhi tujuan yang telah ditetapkan baik dari organisasi profesi maupun
visi misi rumah sakit dan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
terhadap masyarakat khusunya dalam pemberian pelayanan bagi pasien
dengan konfirmasi positif COVID-19, hal ini bisa diliat dari hasil Odds Ratio
(OR) yaitu 7.2 yang artinya perawat yang memiliki motivasi kurang baik
memiliki resiko memberikan kinerja kurang baik sebanyak 7.2 kali dalam
melakukan penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan konfirmasi
positif COVID-19.
Adapun perawat yang memiliki motivasi baik namun kinerja kurang
50
baik dipengaruhi oleh situasi dan kondisi beban kerja yang kadang terjadi saat
tiba-tiba pasien masuk melebihi jumlah kapasitas tempat tidur, kemudian dari
hasil observasi ditemukan bahwa pembagian tugas antara tim kesehatan
lainyya kadang dilakukan oleh perawat, seperti pembagian makanan yang
seharusnya dilakukan oleh tim gizi kadang dilakukan oleh perawat, serta
pembagian obat yang seharusnya dilakukan oleh bagian farmasi namun juga
kadang dilakukan oleh perawat, selain itu pembagian reward yang belum
sesuai seperti adanya pemotongan pemberian insentif yang seharusnya
7.500.000 menjadi 4.500.000 serta pembagian jasa pelayanan yang belum
sesuai, juga seringnya keterlambatan rumah sakit dalam proses pembayaran
reward berpengaruh terhadap kinerja perawat dalam memberikan pelayanan.
Perawat dalam melaksanakan tugasnya harus mempunyai dorongan dan
kemauan yang kuat yang berasal dari dalam diri perawat itu sendiri. Kalau
perawat tidak mempunyai motivasi uintrinsik yang baik maka kinerja tidak
akan tercapai dan bisa saja hal ini dapat mempengaruhi kualitas pelayanan
kesehatan.31
Menurut Novita Dewi (2018) yang mengatakan bahwa pelayanan
keperawatan profesional seorang perawat tidak lepas dari motivasi yang
tinggi dalam melakukan pekerjaannya. Motivasi memiliki dorongan bagi
orang yang bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas
institusi, kalau tidak ada motivasi dari karyawan atau pegawai dalam bekerja
sama bagi kepentingan institusi maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan
tercapai.
Didukung dengan pendapat Vandri Kallo (2019) yang mengatakan
bahwa motivasi kerja memberikan suatu kontribusi yang besar pada
keberhasilan pencapaian tujuan organisasi seseorang untuk tujuannya dalam
mencapai kesuksesan organisasi, sehingga motivasi yang tinggi akan
menciptakan kinerja perawat di Rumah Sakit.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh I Nengah Budiawan
(2015) bahwa perawat yang tingkat motivasinya baik akan berpotensi
memberikan kinerja yang baik dibandingkan dengan yang tingkat
51
motivasinya kurang dengan indikator yang diukur dalam variabel motivasi ini
adalah motivasi afiliasi, reward dan punishment.1 Penelitian tersebut dapat
mendukung hasil penelitian ini, bahwa beban kerja yang berat dapat
mengakibatkan kinerja perawat menjadi kurang baik.
Keseriusan Instansi dalam hal ini rumah sakit sangat diperlukan dalam
melakukan tekhnis maupun keseluruhan proses dalam pemberian reward
kepada perawat yang mencakup pembagian jasa sesuai dengan proporsi dari
kinerja yang sudah perawat lakukan, serta sistem pengembangan karir yang
baik. Selain itu peraturan internal dari rumah sakit untuk melindungi
keamanan perawat dari pengaruh luar sangat penting sehingga perawat dapat
menjalankan proses keperawatn kepada pasien secara maksimal dan
produktif.
5. Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat COVID-19 Central RSUD
Anutapura Palu
Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapatkan hasil nilai p = 0,000 (p
value < 0,05) yang artinya secara statistik ada hubungan beban kerja dengan
kinerja Perawat COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu yang
menunjukkan bahwa dari 32 total responden terdapat 19 responden memiliki
kinerja ringan dengan jumlah perawat yang memiliki kinerja baik sebanyak
17 responden (89.5%) dan kinerja kurang baik sebanyak 2 responden
(10.5%). Kemudian terdapat 13 responden memiliki kinerja berat dengan
jumlah 2 responden (15,4%) kinerja baik dan sebanyak 11 responden (84,6%)
kinerja kurang baik.
Menurut asumsi peneliti bahwa beban kerja merupakan faktor yang
berpengaruh signifikan dalam menentukan hasil kerja seseorang, beban kerja
yang bersifat positif artinya semakin ringan beban kerja perawat maka kinerja
yang diberikan dalam pelayanan perawatan pasien COVID-19 akan lebih
baik, hal ini dapat dilihat dari hasil Odds Ratio (OR) yang didapatkan yaitu
46,7 yang artinya perawat yang memilki beban kerja berat bersiko
memberikan kinerja kurang baik sebesar 46,7 kali. Beban kerja perawat yang
berat menyebabkan kelelahan fisik maupun psikis, hal ini akan
52
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa:
1. Perawat yang memiliki motivasi baik lebih banyak (75%) dari pada
perawat yang memiliki motivasi kurang baik (25%).
2. Perawat dengan beban kerja ringan lebih banyak (59,4%) daripada perawat
yang menyatakan memiliki beban kerja berat 40,6%).
3. Perawat yang memiliki kinerja baik lebih banyak (75%) daripada perawat
yang memiliki kinerja kurang baik (25%)
4. Ada hubungan motivasi dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Isolasi
COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu.
5. Ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang
Isolasi COVID-19 Central RSUD Anutapura Palu.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian tetang hubungan motivasi dan beban
kerja dengan kinerja pada perawat pelaksana di ruang Isolasi COVID-19
Central RSUD Anutapura Palu, maka perlu kiranya :
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi dan
pengetahuan bagi para pembaca untuk dapat dijadikan acuan, bahwa
motivasi yang baik dan beban kerja yang ringan dapat menghasilkan
kinerja yang baik bagi perawat pelaksana khususnya di ruang isolasi
COVID-19, juga bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai sumber
pustaka untuk lebih memperdalam penelitian terkait variabel lain yang
berkaitan dengan kinerja perawat COVID-19 seperti kompetensi,
pengalaman kerja dan sarana serta alat kerja.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan agar hasil penelitian ini dijadikan acuan atau referensi
bagi masyarakat dan perawat tentang pentingnya memiliki motivasi kerja
55
yang baik dan bekerja sesuai dengan standar ilmu yang dimiliki, sehingga
pekerjaan yang dilakukan tidak dianggap sebagai beban yang harus
diselesaikan.
3. Bagi Instansi
Disarankan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah
satu bahan masukkan bagi pihak rumah sakit untuk tetap dan terus
memperhatikan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan motivasi
yakni pemberian reward dan peraturan yang berkaitan dengan
perlindungan pada staff perawat Isolasi Covid-19, serta peraturan terkait
pembagian tupoksi kerja perawat, sehingga kinerja yang diharapkan dalam
peninggkatan mutu pelayanan rumah sakit dapat dicapai dengan baik.
56
DAFTAR PUSTAKA
10. Fahmi, I. Manajemen Sumber Daya Mnusia : Konsep dan Kinerja. (Mitra
Wacana Media, 2016).
15. Maskut. Hubungan antara variable iklim organisasi dengan kinerja karyawan
di Badan Perpustakaan dan Arsip Sidoarjo. (2014).
16. KMK. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 26 tahun 2019
tentang peraturan pelaksanaan undang-undang nomor 38 Tahun 2014
NOMOR 38 TAHUN 2014 tentang keperawatan. in Journal of Physics A:
Mathematical and Theoretical (2019). doi:10.1088/1751-8113/44/8/085201.
23. Mulyasih, I., Sulistiadi, W. & Sjaaf, S. A. Analisis Hubungan Beban Kerja
dan Produktivitas Kerja Terhadap Kinerja Keperawatan Di Instalasi Rawat
Inap Ruang Internis RSUD Banten. J. Bid. Ilmu Kesehat. 9, 7–23 (2019).
25. Antonius R V. Motivasi kerja dan prestasi perawat. (CV. Penerbit Qiara
58
Media, 2021).