Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
i
PROPOSAL SKRIPSI
Diusulkan Oleh
ii
PROPOSAL SKRIPSI
Tim Penguji
Tanda Tangan
iii
BIODATA PENELITI
I. BIODATA PENELITI
Nama : Ratu Bagus Gapita Secsiokaisaria
NIM : 211092034
Tempat/ Tgl Lahir : Singkawang, 24 Januari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Bapak : Suwito Ryono, M.Pd.
Nama Ibu : Sri Ratnaningsih, M.A.P.
Alamat Rumah : Jl. Ilham Komp. Sriwijata Lestari Blok C
Kelurahan Sungai Bangkong, Kecamatan
Pontianak Kota, Kota Pontianak, Kalimantan
Barat.
iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas Kuasa-
Nya yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga penyusunan
Proposal Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pelvic Rocking menggunakan Birth
Ball terhadap Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida Di
RSUD Kabupaten Kubu Raya” dapat terselesaikan.
Proposal skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan perkuliahan di
Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Pontianak dan mendapatkan gelar Sarjana Terapan Kebidanan.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga peneliti sampaikan kepada Ibu
Lepita, S.Si.T., M. Keb. selaku pembimbing utama dan Ibu Rini Sulistiawati, S.
Si.T., M. Keb selaku pembimbing pendamping yang penuh kesabaran dan
perhatiannya dalam memberikan bimbingan hingga proposal skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Perkenankan peneliti untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Didik Hariyadi, S.Gz., M.Si. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak.
2. H. Marijan, S.Pd., M.Kes. Selaku Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya
3. dr. Asep Ahmad Saefullah, CHt. Selaku Diruktur RSUD Kabupaten Kubu
Raya
4. Dini Fitri Damayanti, S.SiT., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Pontianak
5. Henny Fitriani, M.Keb. selaku Ketua Program Studi Kebidanan Program
Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak.
6. Seluruh dosen beserta staf administrasi dan staf perpustakaan Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Pontianak.
7. Untuk keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan moril dan
materil
8. Teman-teman seperjuangan Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Pontianak, yang tidak bisa peneliti
vi
sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, masukan, dan
dorongan moril dalam penyusunan skripsi ini.
Proposal Skripsi ini disadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan
proposal skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti
dan pihak lain yang membutuhkan.
Peneliti,
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
BIODATA ..................................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN................................................. v
KATA PENGANTAR....................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian........................................................................ 6
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Posisi Pijat Oksitosin....................................................................... 19
Gambar 2.2 Pijat Oksitosin................................................................................. 19
Gambar 2.3 Duduk diatas Birth ball................................................................... 23
Gambar 2.4 Duduk diatas Birth ball Bersandar kedepan.................................... 23
Gambar 2.5 Berdiri Bersandar diatas Birth ball.................................................. 24
Gambar 2.6 Berlutut dan Bersandar diatas Birth ball......................................... 24
Gambar 2.7 Jongkok Bersandar Pada Birth ball................................................. 25
Gambar 2.8 Kerangka Teori................................................................................ 28
Gambar 3.1 Kerangka Konsep............................................................................ 29
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Studi Penelitian
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan dimulai karena adanya penurunan kadar progesteron,
peningkatan hormon oksitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin serta
adanya prostaglandin yang mengakibatkan terjadinya kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks sampai terjadinya pembukaan
lengkap yang dikenal dengan kala I persalinan. Kala I persalinan normal
berlangsung kurang lebih 18-24 jam yang terbagi kedalam dua fase yakni fase
laten dan fase aktif. Fase laten dimulai dari adanya kontraksi sampai
pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan berlangsung hingga 8 jam sedangkan
fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm dengan kecepatan 1 cm atau lebih
perjam sampai pembukaan lengkap (Kurniarum, 2016).
Pada primigravida lama persalinan kala satu mempunyai durasi yang
lebih lama dibandingkan dengan multigravida, dimana lama persalinan kala
satu pada primigravida sekitar 14 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam.
Tetapi tidak semua persalinan alamiah akan berakhir sesuai dengan waktu
normal (Mochtar, 2015). Persalinan pada wanita primigravida disebut sebagai
persalinan lama jika persalinan terjadi > 8 jam untuk fase laten, > 6 jam untuk
fase aktif dan lebih dari 2 jam pada kala II. Seringkali ibu bersalin
mendapatkan banyak intervensi ketika waktu persalinan memanjang (kala I
>14 jam dan atau kala II > 2 jam). Intervensi persalinan yang dalam beberapa
tahun ini semakin sering dilakukan diantaranya ruptur membran buatan,
oksitosin intravena, anastesi lumbal, persalinan dengan alat/vacum, episiotomi
dan bedah sesar. Pada primigravida rata rata pembukaan 1 cm/jam sedangkan
pada kala dua persalinan pada primigravida dibatasi 2 jam (Purwaningsih,
2010).
Diagnosis partus lama menurut World Health Organization adalah
terjadinya kontraksi ritmik dan regular yang diikuti pembukaan serviks yang
berlangsung lebih dari 24 jam dengan fase laten lebih dari 8 jam dan fase aktif
lebih dari 12 jam. Pada fase aktif terdapat dua hal yang berperan penting
sekaligus menjadi indikator pada proses kemajuan persalinan yaitu power
1
2
Salah satu cara efektif yang dapat dilakukan untuk memperbaiki posisi
janin ke posisi maksimal (belakang kepala) dan untuk meningkatkan kontraksi
menjadi adekuat adalah dengan melakukan pelvic rocking menggunakan birth
ball (Wulandari & Wahyuni, 2019). Hasil penelitian Wahyuni, M, (2021),
menunjukkan ada korelasi antara pelaksanaan birth ball exercise terhadap
lamanya kala I. Dengan dilakukannya birth ball exercise dapat memperlancar
proses persalinan dan membantu ibu mengalami waktu persalinan kala I yang
normal dan cenderung singkat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Surtiningsih (2018), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara pelvic rocking terhadap lama kala I fase aktif dengan
nilai-p sebesar 0,001. Batubara (2021) menyatakan ada beberapa upaya
fisiologis untuk mencegah partus lama seperti pelvic rocking dengan birth ball
yang mendukung agar persalinan dapat berjalan secara fisiologi karna dapat
mengurangi lama persalinan kala I fase aktif. Partus lama dapat menyebabkan
ibu kehabisan tenaga, dehidrasi, infeksi bahkan lebih berisiko menimbulkan
perdarahan akibat atonia uteri dan robekan jalan lahir yang dapat menyebabkan
kematian ibu, sedangkan pada janin berpotensi meningkatkan risiko trauma
cerebral, asfiksia berat, infeksi dan cedera yang disebabkan oleh tindakan
intervensi yang sering dilakukan seperti induksi oksitosin, vakum estraksi, dan
bedah sesar yang dapat dipastikan berpotensi meningkatkan morbiditas ibu dan
bayi (Oxorn & Forte, 2010).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti mendapatkan informasi
bahwa RSUD Kabupaten Kubu Raya telah diresmikan dan mulai beroperasi
sejak tanggal 6 januari 2020. Pada awal pengoperasian RSUD Kabupaten Kubu
Raya belum memiliki dokter spesialis kebidanan sehingga penerimaan pasien
hanya terbatas pada persalinan normal dan belum menerima rujukan. Jumlah
persalinan normal pada bulan januari s.d desember 2020 sebanyak 66 orang
dan 8 orang diantaranya dirujuk dengan kala I memanjang. Pada bulan agustus
tahun 2021 RSUD telah memiliki satu orang dokter spesialis kebidanan namun
hanya bisa menerima rujukan dengan kasus-kasus tertentu dikarenakan ruang
operasi (OK) belum tersedia. Pada bulan oktober 2021 ruang operasi (OK)
sudah tersedia dan terdapat penambahan dokter spesialis kandungan sebanyak
4
2 orang sehingga pada bulan tersebut RSUD ini sudah mulai menerima rujukan
yang memerlukan tindakan bedah sesar. Pada tahun 2021 dari bulan januari s.d
desember terdapat 77 ibu bersalin dengan 58 orang partus normal, 15 orang
bedah sesar dan 4 orang dirujuk. Pada bulan januari tahun 2022 terdapat 42
orang ibu bersalin dengan partus normal sebanyak 33 orang dan 9 orang
dengan bedah sesar yang dua diantaranya dengan kala satu memanjang.
Sedangkan pada bulan februari terdapat 39 orang ibu bersalin dengan partus
normal sebanyak 36 orang dan 1 dari 3 orang yang di bedah sesar dengan kala I
memanjang. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Pelvic Rocking menggunakan Birth Ball terhadap
Kemajuan Persalinan pada Kala I Fase Aktif Di RSUD Kabupaten Kubu
Raya.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut ”Apakah pelvic rocking menggunakan birth ball berpengaruh terhadap
kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umumnya adalah untuk mengetahui pengaruh pelvic rocking
menggunakan birth ball terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif pada
primigravida di RSUD Kabupaten Kubu Raya.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengaruh pelvic rocking menggunakan birth ball
terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida di
RSUD Kabupaten Kubu Raya.
b. Untuk menganalisis pengaruh pelvic rocking menggunakan birth ball
terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida di
RSUD Kabupaten Kubu Raya
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Memberikan pengalaman langsung bagi peneliti untuk memperoleh
gambaran tentang bagaimana mengaplikasikan penelitian komplementer
pada ibu bersalin untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya persalinan
lama pada kala I fase aktif dengan melakukan pelvic rocking menggunakan
birth ball sehingga diharapkan peneliti nantinya mampu menerapkan ilmu
yang diperoleh selama kuliah.
2. Bagi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber acuan
bagi peneliti selanjutnya dan sebagai bahan pembanding bagi peneliti yang
akan meneliti masalah yang serupa. Hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang penelitian
komplementer yang dapat mempersingkat waktu persalinan pada kala I fase
aktif, yaitu dengan melakukan pelvic rocking menggunakan birth ball.
3. Bagi RSUD Kabupaten Kubu Raya
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam
menangani pasien dan memberikan informasi tentang penelitian
komplementer yang dapat dilakukan untuk mempersingkat dan
mempercepat proses persalinan secara alami sehingga diharapkan dapat
meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi akibat persalinan lama
khususnya pada kala I fase aktif sehingga pelayanan kesehatan semakin
optimal dengan asuhan sayang ibu dan persalinan yang aman dan nyaman.
6
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
No Na Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
ma
1 Batubara Pengaruh Pelaksanaan Jenis penelitian Hasil penelitian penelitian
(2018) Pelvic Rocking dengan praeksperimen menunjukkan ada quasy
Birth Ball terhadap menggunakan desain pengaruh pelvic eksperiment,
Kemajuan Persalinan static group comparison rocking dengan birth Teknik
Pada Ibu Bersalin di dengan teknik accidental ball terhadap pengambilan
Klinik Pratama sampling. Sampel dibagi 2 kemajuan persalinan sampel
Tanjung Deli Tua kelompok (kelompok dengan nilai nilai-p consecutive
Tahun 2018 intervensi dan kelompok sebesar 0,00001 sampling.
kontrol). Analisis data (0,05). Lama kala I
menggunakan independent pada kelompok
samples test. intervensi lebih cepat
138,2 menit
dibandingkan
kelompok kontrol.
2 Wulandari Efektivitas Pelvic Penelitian kuantitatif Hasil penelitian Jumlah sampel
(2019) Rocking Exercise pada quasi eksperimental menunjukkan adanya dan tempat
Ibu Bersalin Kala I design dengan rancangan hubungan antara penelitian
terhadap Kemajuan post test only design. pelvic rocking dengan
Persalilnan dan Lama Pengambilan sampel lama kala I yaitu,
Persalinan menggunakan metode dengan nilai-p sebesar
consecutive sampling. 0,008 (<0,05).
3 Wahyuni Efektivitas Birth Ball Jenis penelitian Hasil uji independent Kriteria inklusi,
(2021) Exercise Pada Ibu kuantitatif dengan t test didapatkan nilai- jumlah sampel
Bersalin Kala I rancangan quasi p 0,015 (>0,05) yang dan tempat
Terhadap Lama Kala I eksperiment, yaitu post artinya terdapat penelitian
Fase Aktif dan Lama test only design. perbedaan berarti
Kala II di Ruang Populasi dalam terhadap lama waktu
Bersalin Puskesmas penelitian ini adalah kala I pada kelompok
Arso 3 Kabupaten seluruh ibu bersalin kontrol dan kelompok
Keerom Provinsi multigravida kala I perlakuan. Lama
Papua dengan Teknik waktu kala I pada
pengambilan sampel kelompok perlakuan
mengggunakan non lebih singkat daripada
random sampling dengan kelompok kontrol.
metode consecutive
sampling ,jumlah sampel
30 responden (15
kelompok intervensi dan
15 kelompok kontrol).
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan
membran dari dalam uterus melalui jalan lahir (Rohani,dkk, 2011).
Persalinan merupakan suatu proses dari pengeluaran hasil konsepsi yaitu
janin dan plasenta yang sudah cukup bulan atau yang sudah siap hidup
diluar kandungan melalui jalan lahir (Manuaba, 2013). Persalinan normal
merupakan suatu proses terjadinya pengeluaran janin atau hasil konsepsi
pada usia kehamilan 37 s.d 42 minggu, lahir spontan dengan presentasi
vertex (belakang kepala) tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin
(Sarwono, 2014).
Menurut Sumarah (2010), persalinan merupakan proses membuka dan
menipisnya serviks, dan janin turun kejalan lahir. Kelahiran bayi merupakan
peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan keluarganya. Sangat
penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan
merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya
komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada. Dukungan terus-menerus
dan penatalaksanaan yang terampil dapat memberikan suatu pengalaman
melahirkan yang menyenangkan dengan hasil persalinan yang sehat dan
memuaskan.
2. Mekanisme persalinan normal
Sebagian besar presentasi janin didalam uterus adalah presentasi
kepala yaitu sebanyak 96% yang didominasi dengan denominator ubun-
ubun kecil di kiri depan sebesar 58%, kanan depan 23%, kanan belakang
11% dan kiri belakang 8%. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh terisinya
ruang di sebelah kiri belakang oleh kolon sigmoid dan rectum. Presentasi
kepala yang mendominasi presentasi janin di dalam uterus terjadi karena
kepala relatif lebih berat sehingga kepala cenderung berada dibawah
mengikuti gaya gravitasi bumi. Hal lain yang mungkin menjadi penyebab
lainnya adalah bentuk anatomi uterus yang di rancang sedemikian rupa,
8
9
sehingga volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar berada di atas,
diruang yang lebih luas, sedangkan kepala berada di bawah, diruang yang
lebih sempit yang dikenal sebagai teori akomodasi. Pada proses persalinan
terdapat tiga faktor utama yang memegang peranan, yaitu power (kekuatan
his dan teranan ibu), passage (jalan lahir) dan passenger (janin & plasenta).
3. Penyebab terjadinya proses persalinan
Penyebab dimulainya persalinan hingga kini masih mejadi teori-teori
yang kompleks. Adapun teori-teori yang diduga menjadi penyebab
dimulainya persalinan yaitu, penurunan kadar progesteron, teori oksitosin,
keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin (Kurniarum,
2016).
a. Penurunan Kadar Progesteron
Hormon progesteron bekerja merilekskan otot-otot uterus
sedangkan hormon estrogen meningkatkan kerentanan otot uterus yang
dapat menimbulkan kontraksi. Selama masa kehamilan, kadar hormon
progesteron dan estrogen di dalam darah seimbang sehingga kontraksi
rahim selama kehamilan dapat dicegah atau diminimalisir. Namun pada
akhir kehamilan kadar progesteron menurun dan kadar estrogen
meningkat sehingga dapat menyebabkan timbulnya kontraksi persalinan.
Mekanisme terjadinya penurunan kadar progesteron pada akhir
kehamilan disebabkan oleh proses penuaan plasenta yang mulai terjadi
pada usia kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat
dan penyempitan pembuluh darah. Turunnya produksi progesterone
menyebabkan otot rahim lebih peka terhadap oksitosin. Akibatnya otot
uterus mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron
tertentu.
b. Teori Oksitosin
Hormon oksitosin dihasilkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.
Perubahan keseimbangan kadar hormon progesteron dan estrogen dapat
menyebabkan kepekaan otot uterus mengalami perubahan sehingga
memicu timbulnya kontraksi Braxton hicks. Pada akhir kehamilan terjadi
penurunan kadar homon progesteron sehingga hormon oksitosin
10
2) Plasenta
Hal ini tergantung pada tempat insersi plasenta. Plasenta
umunya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah
fundus. Insersi plasenta yang tidak lazim adalah plasenta akreta (vili
korionik plasenta melekat pada lapisan permukaan miometrium
uterus), plasenta inkreta (vili korionik plasenta masuk jauh ke dalam
miometrium uterus, plasenta perkreta (vili korionik plasenta tumbuh
menmbus miometrium uterus dan sering kali melekat ke struktur
abdomen) dan plasenta previa (letak insersi plasenta yang abnormal
yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian
atau seluruh jalan lahir).
d. Psikis
Hal ini tergantung pada keadaan psikologis klien, sistem
pendukung yang tersedia, persiapan kelahiran anak, pengalaman, dan
strategi koping. Ada beberapa diagnosis umum untuk pasien yang
berisiko tinggi dalam menghadapi proses persalinan, yaitu ansietas, takut,
koping dan dukungan keluarga tidak efektif, duka cita adaptif, gangguan
haraga diri, distres spiritual, defisit pengetahuan, nyeri, dan risiko cidera.
Untuk itu diperlukan dukungan fisik dan emosional serta penyuluhan
bagi pasien dan keluarga.
7. Lamanya Persalinan Normal
Kala I persalinan berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan
lengkap). Menurut Rohani dkk (2011) dan Sumarah dkk (2010), kala I
persalinan dibagi kedalam dua urutan fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
Fase laten dimulai dari awal persalinan hingga ke titik ketika pembukaan
mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi
muncul hingga pembukaan 3 cm atau permulaan fase aktif. Sedangkan fase
aktif dimulai dari pembukaan 4 cm sampai dengan pembukaan lengkap (10
cm).
Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan
hingga pembukaan menjadi komplit dan mencapai fase transisi. Penurunan
15
bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan
selama kala II persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
1) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
2) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3) Fase deselerasi, pembukaan melambat kembali, dalam 2 jam pembukaan
dari 9 cm menjadi lengakap (10 cm). Pembukaan lengkap bearti bibir
serviks dalam keadaan tidak teraba dan diameter lubang serviks adalah
10 cm.
Kontraksi selama fase aktif menjadi lebih sering dengan durasi yang
lebih panjang dan intensitas lebih kuat. Menjelang akhir fase aktif,
kontraksi biasanya muncul setiap dua sampai tiga menit, berlangsung
sekitar 60 detik. Fase di atas dijumpai pada primigravida. Pada multigravida
tahapannya sama namun waktunya lebih cepat untuk setiap fasenya. Pada
primigravida berlangsung kira-kira 12 jam, sedangkan pada multigravida
kira-kira 7 jam.
Menurut Friedman, fase percepatan memulai fase aktif persalinan dan
mengarah ke fase lengkung maksimal yaitu waktu ketika pembukaan
serviks terjadi paling cepat dan meningkat dari 3 sampai 4 cm sampai
sekitar 8 cm. Pada kondisi normal kecepatan pembukaan konstan, rata-rata
3 cm per jam, dengan kecepatan minimal tidak lebih dari 1,2 cm per jam
pada primigravida. Pada multigravida, kecepatan rata-rata pembukaan
selama fase lengkung maksimal adalah 5,7 cm per jam, dengan kecepatan
minimal 1,5 cm per jam.
Fase perlambatan adalah akhir fase aktif. Selama waktu ini kecepatan
pembukaan melambat dan serviks mencapai pembukaan dari 8 sampai 10
cm sementara penurunan mencapai kecepatan maksimumnya. Kecepatan
maksimum penurunan rata-rata pada primigravida adalah 1,6 cm per jam
dan normalnya paling sedikit 1, 0 cm per jam. Pada multigravida, kecepatan
penurunan rata-rata 5,4 cm per jam, dengan kecepatan minimal 2,1 cm per
jam.
16
B. Birth Ball
1. Pengertian
Birth ball merupakan bola yang berukuran cukup besar dengan bentuk
yang mirip dengan gym ball. Bedanya, ukuran birth ball jauh lebih besar
yaitu, mencapai tinggi 65 sampai 75 cm setelah dipompa. Adapun ketentuan
tinggi badan dan ukuran birth ball yang bisa dijadikan acaun untuk ibu
hamil, yaitu: ukuran 55 cm untuk tinggi badan kurang dari 162 cm, ukuran
65 cm untuk tinggi badan 162 sampai 173 cm dan ukuran 75 cm untuk
tinggi lebih dari 173 cm. Birth ball di rancang dengan desain antiselip agar
tidak licin saat digunakan di lantai sehingga aman untuk dipakai oleh ibu
hamil bahkan pada saat proses persalinan. Birth ball dapat digunakan untuk
membantu kemajuan persalinan yang dilakukan dengan berbagai posisi,
salah satunya dengan gerakan pelvic rocking, yaitu duduk di atas bola
dengan menggoyang pinggul dari sisi kiri ke kanan, depan kebelakang serta
melingkar(Muthoharoh, 2019). Birth ball adalah bola yang digunakan pada
ibu inpartu kala I untuk memperoleh posisi yang dapat membantu kemajuan
persalinan. Birth ball dapat digunakan sebagai media untuk mempermudah
ibu dalam malakukan gerakan-gerakan selama persalinan yang berfungsi
merilekskan tubuh bagian bawah khususnya daerah panggul dan menjaga
otot-otot yang mendukung tulang belakang. Meningkatnya relaksasi pada
daerah panggul memungkinkan gaya gravitasi dapat bekerja maksimal
untuk membantu mempercepat penurunan kepala bayi melalui jalan lahir,
sehingga memungkinkan waktu persalinan menjadi lebih singkat. Gerakan
pelvic rocking dapat dilakukan pada posisi duduk di atas birth ball selama
proses persalinan pada kala I fase aktif dengan mengayuhkan dan
menggoyangkan perlahan pinggul kedepan dan kebelakang, sisi kanan, sisi
kiri dan melingkar. Gerakan ini sering direkomendasikan selama persalinan
karena memiliki banyak manfaat (Wulandari, 2019).
2. Manfaat
Manfaat dari pemakaian birth ball ini adalah meningkatkan aliran
darah ke uterus, plasenta dan bayi, meredakan tekanan dan dapat
memberikan rasa nyaman untuk lutut dan pergelangan kaki, memberikan
18
kontra-tekanan pada perincum dan paha tegak. Postur ini bekerja dengan
gravitasi mendorong turunnya bayi sehingga mempercepat proses
persalinan. Selain itu, menggunakan birth ball dapat membantu
menyelaraskan bayi selama kehamilan an pesalinan menyeimbangkan tubuh
pada bola membantu memperkuat punggung, juga membantu untuk
menyelaraskan bayi dalam persiapan untuk kelahiran (Hopewell, 2012).
Teknik ini dapat memberikan rasa nyaman dan membantu kemajuan
persalinan dengan memanfaatkan gaya gravitasi untuk meningkatkan
pelepasan endorphin karena elastisitas dan lengkungan bola merangsang
reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk mengsekresi endorphin
(Aprilia, 2011)
a. Gerakan atau goyakan pada daerah panggul dapat memperkuat otot-otot
perut serta punggung bagian bawah.
b. Membantu meminimalisir tekanan pada pembuluh darah di sekitar uterus
dan tekanan di kandung kemih.
c. Gerakan yang dilakukan di atas birth ball dapat memberikan rasa
nyaman dan rileks.
d. Meminimalisir nyeri di daerah pinggang, vagina dan sekitarnya.
e. Membantu otot atau ligamentum di sekitar panggul menjadi lebih rileks
f. Membantu mengefektifkan kontraksi uterus dalam mendorong bayi
melalui panggul.
g. Tekanan kepala bayi pada serviks tetap konstan, sehingga dilatasi atau
pembukaan serviks lebih cepat terjadi.
h. Bidang luas panggul lebih besar sehingga dapat membantu
mempermudah kepala bayi untuk turun ke dasar panggul. (Wulandari,
2019/manfaat pelvic rocking).
Menurut Aprilia (2011) Manfaat birth ball berdasarkan cara atau
posisi menggunakannya yaitu :
a. Duduk di atas birth ball dengan gerakan pelvic rocking
1) Dengan duduk lurus di atas bola maka gaya gravitasi bumi akan
membantu janin atau bagian terendah janin untuk segera turun ke
panggul.
19
2) Dengan duduk pada birth ball dan bersandar di kursi di depan maka
memungkinkan ibu untuk bersantai dan memungkinkan suami untuk
menggosok punggung atau memijat sepanjang tulang belakang ibu
bahkan melakukan endorphin message di punggung ibu disela
kontraksi selama proses persalinan.
3) Duduk di birth ball memberikan dukungan perineum dan otot panggul
tanpa tambahan
4) banyak tekanan dengan demikian dapat merangsang dilatasi dan
memperlebar outlet panggul.
b. Duduk di atas birth ball bersandar ke depan
1) Duduk nyaman di atas bola dan membungkuk ke tempat tidur atau
kursi adalah cara yang nyaman untuk beristirahat di antara kontraksi.
2) Posisi ini membantu mengurangi tekanan dari sendi sacroiliac.
3) Hal ini memungkinkan ibu untnuk bersantai di kelompok otot tertentu
c. Berdiri bersandar di atas birth ball.
1) Ketika bola ditempatkan di tempat tidur atau kursi ibu bisa bersandar
ke atas bola.
2) Ini dapat membantu ibu untuk melakukan goyangan panggul dan
mobilitas.
3) Posisi ini juga dapat mengurangi tekanan pada punggung, pinggang
dan tulang ekor sehingga ibu tidak merasakan terlalu sakit.
4) Dengan berdiri kokoh dan posisi kaki terbuka maka ini akan
meningkatkan gaya gravitasi sehingga kepala janin terbantu untuk
semkain turun ke panggul.
d. Berlutut bersandar di atas birth ball.
1) Ibu bisa berlutut di atas bola di lantai, mendorong gerakan panggul
yang mungkin membantu janin posterior berbah menjadi posisi yang
bernar untuk dilahirkan.
2) Jika bayi ditempatkan dalam posisi oksiput posterior (bagian depan)
ibu bisa membantu memutar bayi dengan memposisiskan dirinya
berlutut di lantai dan bersandar di atas bola.
20
Gambar 2.3
Duduk diatas bola
Gambar 2.4
Duduk di atas bola bersandar ke depan
Gambir 2.5
Berdiri bersandar diatas bola
Gambar 2.6
Berlutut dan bersandar di atas bola
e. Jongkok bersandar pada bola
1) Letakkan bola menempel pada tembok atau papan sandaran.
2) Ibu duduk di lantai dengan posisi jongkok dan membelakangi atau
menyandar pada bola.
3) Sisipkan latihan tarikan nafas dalam pada posisi ini.
4) Lakukan selama 5-10 menit.
Terget utama pada birth ball adalah otot yang lebih dalam letaknya pada
abdomen (deep muscle) yang terkoneksi dengan tulang belakang (spine),
panggul (pelvic), dan bahu (shoulder). Birth ball akan mengembangkan kerja
otot-otot dynamic musculur corset. Latihan tersebut mengakibatkan
teraktivasinya otot core yang berfungsi sebagai otot stabilisator tulang
belakang akan membuat otot global muscle yang tadinya spasme menjadi
rileks, dengan demikian didapatkan pula stabilitas tulang belakang yang baik
dan posisi tulang belakang dalam keadaan netral.
Rectus abdominalis, obligus externus dan internus adalah otot global
multisegmental yang besar dan merupakan guy wire penting untuk
menstabilisasi tulang belakang melawan gangguan postural. Transversus
abdominalis (TrA) adalah otot abdominal yang paling dalam dan merespons
terhadap gangguan postural. TrA melekat di posterior dan tengah fasia
torakolumbal dan melalui aksinya meningkatkan tegangan yang berperan
seperti gelang penopang disekitar abdomen dan tulang lumbal. Kontraksi otot
TrA, OI, dan OE meningkatkan tekanan intra-abdominal.
Kontraksi TrA sendiri mendorong isi abdominal ke atas melawan
diafragma. Kontraksi otot abdominal menghasilkan sebuah rigid cylinder yang
meningkatkan kekakuan (stiffness) dari lumbar spine. Otot rectus abdominalis
dan oblique abdominal mengaktivasi pola yang spesifik dengan berperan
penting terhadap gerakan anggota gerak bawah, sekaligus memberikan postural
support sebelum anggota gerak bawah bergerak. Oleh karena itu, kontraksi
yang meningkatkan tekanan intra abdominal terjadi sebelum inisiasi gerakan
segmen yang besar pada anggota gerak atas (Hopkins, dkk, 2016).
Dengan terjadinya kontraksi yang terkoordinasi dan bersamaan (co-
contraction) dari otot-otot tersebut akan memberikan rigiditas cylinder untuk
menopang trunk, akibat tekanan intradiskal berkurang dan akan mengurangi
beban kerja dari otot lumbal, sehingga jaringan tidak mudah cidera, ketegangan
otot lumbal yang abnormal berkurang (Kisner, dkk, 2017), dengan terjadinya
pelemasan otot diharapkan akan terjadi perbaikan muscle pump yang berakibat
meningkatkan sirkulasi darah pada jaringan otot puggung, dengan demikian
suplai makanan dan oksigen dijaringan otot menjadi lebih baik, nyeri yang
25
sebagai alat kenyamanan bagi seorang ibu yang masuk dalam proses
persalinan.
4) Relaksasi
Dengan posisi duduk dan bentuk bola yang dapat menyesuaikan
bentuk tubuh maka akan membuat lebih mudah untuk beristirahat dan tetap
dalam posisi tegak. Posisi pada birthball dapat membantu ibu tetap bersantai
dan menjaga ligamen dan otot tetap santai dan kencang sehingga akan
membantu tubuh untuk beradaptasi dengan perubahan dramatis terjadi saat
persalinan.
Posisi pada birth ball dapat mengurangi tekanan pada sendi sacroiliac,
pembuluh darah di daerah sekitar uterus, dan tekanan di kandung kemih,
punggung, pinggang, tulang ekor dan mengurangi tekanan perineum juga
mengendurkan otot panggul. Posisi pada birth ball juga dapat digunakan
untuk istirahat diantara kontraksi.
27
D. Kerangka Teori
Spasme
Aktivasi proprioceptive
rileks
A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu uraian dan visualisasi
hubungan atau kaitan antara suatu konsep terhadap konsep yang lain dari
masalah yang ingin diteliti. Konsep sendiri adalah abstraksi yang dibentuk
dengan menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab itu suatu konsep
tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diukur dan diamati
maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variabel-variabel. Dari
variabel tersebut, konsep dapat diamati dan diukur (Nursalam, 2016).
Variabel independent Variabel dependent
B. Hipotesis
Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam perencanaan penelitian.
Jawaban sementara dari penelitian tersebut adalah hipotesis (Notoatmodjo,
2012)
Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut
“Ada pengaruh antara pelvic rocking menggunakan birth ball terhadap
kemajuan persalinan pada kala 1 fase aktif.”
29
30
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Skala
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Variabel Bebas
1 Pelvic rocking - Gerakan pelvic SOP 1. Kelompok Nominal
menggunakan rocking intervensi yang
birth ball menggunakan birh diberikan
perlakuan pelvic
ball adalah gerakan
rocking
perlahan dengan menggunakan
mengayunkan dan birth ball
menggoyangkan 2. Kelompok
pinggul kedepan dan kontrol yang
belakang, sisi kanan tidak diberikan
dan kiri sera perlakuan
melingkar yang
dilakukan dengan
cara duduk di atas
birth ball setiap 1
jam sekali selama 20
menit saat kontraksi
berlangsung pada
kala I fase aktif
pembukaan 4 cm.
Variabel Terikat
2 Kemajuan Lama Waktu yang Observasi Rata-rata waktu Rasio
persalinan diperlukan dalam (Lembar dalam jam
kala 1 fase proses persalinan kala Phatograf)
-
aktif 1 fase aktif pada
primigravida dari
pembukaan 4 s.d. 10
cm.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian quasi eksperiment menggunakan rancangan post test only design.
Penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok intervensi, yaitu kelompok
yang diberikan perlakuan pelvic rocking menggunakan birth ball dan
kelompok kontrol yang hanya diberikan asuhan persalinan normal kala I fase
aktif sesuai standar.
X0 O0
X1 O1
Gambar 4.1
Desain penelitian
Keterangan :
X1 : diberi perlakuan (pelvic rocking menggunakan birth ball).
X0 : tidak diberikan perlakuan.
O1 : observasi lamanya waktu persalinan kala I yang diberikan perlakuan
O0 : observasi lamanya waktu persalinan kala I yang tidak diberikan
perlakuan
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang akan
diteliti (Setiana, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu
bersalin kala I fase aktif di RSUD Kabupaten Kubu Raya. Sampel
2. Sampel
a. Besar Sampel
Sampel adalah objek yang akan diteliti dalam penelitian. Sampel
merupakan bagian kecil dari populasi yang dianggap dapat mewakili
seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini
pemangambilan sampel menggunakan rumus Federer dengan jumlah
31
32
G. Analisis
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah menganalisis setiap variabel dari hasil
penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian dianalisis
menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif menganalisis data
dengan cara menggambarkan data yang telah ada tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013).
Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari
setiap variabel. Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk
melihat distribusi dan presentase dari variabel terikat yaitu lama kala I fase
aktif pada ibu bersalin yang diberikan intervensi Pelvic Rocking
menggunakan Birth Ball dan lama kala I fase aktif ibu bersalin yang tidak
diberikan intervensi.
36
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
pengaruh Pelvic Rocking menggunakan Birth Ball terhadap kemajuan
persalinan pada kala I fase aktif.
Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan Saphiro – Wilk
dikarenakan sampel kurang dari 50 (Dharma, 2015). Jika data berdistribusi
normal maka akan menggunakan Uji T tidak berpasangan, namun jika data
tidak berdistribusi normal, maka akan menggunakan Mann Whitney.
Pengujian dalam penelitian ini selanjutnya dibantu dengan program
komputerisasi.
Dari hasil analisis data, diketahui p yang berfungsi untuk menguji
signifikan hubungan antara kedua variabel, untuk α sebesar 5% maka
variabel indenpenden dikatakan efektif terhadap variabel dependent bila p <
0,05 maka Ha diterima maka ada pengaruh Pelvic Rocking menggunakan
Birth Ball terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Y. 20I0. Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil & Melahirkan. Jakarta :
Gagas Media.
Ardiyana, 2018. Manajemen intervensi fase laten ke fase aktif pada kemajuan
persalinan. Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah, 3(4), 30- 31.
.
Delgado, A., Maia, T., Melo, R. S., & Lemos, A. 2019. Birth ball use for
women in labor: A systematic review and meta - analysis.
Complementary therapies in clinical practice,35, 92 -101
Gustyar, Indah. 2017. Penerapan Teknik Birthing Ball Pada Ibu Bersalin
Terhadap Kemajuan Persalinan di Bpm Syafrida Kabupaten Kebumen
Tahun 2017.KTI. STIKES Gombong
Hopewell, Nikki. 2012 Birthing Ball Exercise: Baby Move Down. http://www
livestrong.com/article/125330-birthing-ball- /. Diakses tanggal 19
Novemver 2021
Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Rohani, dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba
Medika.
Sondakh Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Erlangga.
Sumarah. 2010. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta s Fitramaya.
Indrayani, 2013 : Indrayani. 2013. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Makassar : Trans Info Media
World Health Organization (WHO). 2018. Deafness and hearing loss. Available
from : http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs300/en/
Wulandari & Wahyuni, 2019 : Wulandari & Wahyuni. 2019. Efektivitas Pelvic
Rocking Exercise pada Ibu Bersalin Kala I terhadap Kemajuan Persalinan
dan Lama Persalinan. Semarang : EF Press Digimedia.
Oxorn & Forte, 2010 : Oxorn & Forte. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan
Fisiologi Persalinan. Yogyakarta : Andi Yem.
SOP PELVIC ROCKING MENGGUNAKAN BIRTH BALL
SOP BIRTH BALL
1 Definisi Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menambah ukuran rongga
pelvis dengan menggoyang panggul dengan diatas bola dan dengan perlahan
mengayunkan pinggul ke depan dan belakang, sisi kanan, kiri, dan
melingkar. Pelvic rocking dapat membantu ibu dalam posisi tegak, tetap
tegak ketika dalam proses persalinan akan memungkinkan rahim untuk
bekerja seefisien mungkin dengan membuat bidang panggul lebih luas dan
terbuka
Kepada Yth.
Ibu Bersalin yang
berada di RSUD Kubu
Raya
Hormat Saya.
Nama :
Umur :
Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam keadaan
paksaan. Semoga keterlibatan saya dalam penelitian ini dapat memberi manfaat
khususnya dalam bidang kesehatan.
Responden
MASTER TABEL KELOMPOK INTERVENSI
Waktu
MASTER TABEL KELOMPOK Waktu
KONTROL Lamanya Kemajuan
No No Rsp Nama Alamat Perlakuan Pembukaan Fase Pembukaan Persalinan (Dalam Ket
Waktu
Aktif Waktu
Lengkap Lamanya Kemajuan
Jam)
No No Rsp Nama Alamat Perlakuan Pembukaan Fase Pembukaan Persalinan (Dalam Ket
Aktif Lengkap Jam)