Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PELVIC ROCKING MENGGUNAKAN BIRTH BALL TERHADAP


KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA
DI RSUD KABUPATEN KUBU RAYA

Disusun Oleh :

RATU BAGUS GAPITA SECSIOKAISARIA


NIM : 211092034

KEMENTERIAN KESEHEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KEBIDANAN PRODI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2022
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PELVIC ROCKING MENGGUNAKAN BIRTH BALL TERHADAP


KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA
DI RSUD KABUPATEN KUBU RAYA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar


Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun Oleh :

RATU BAGUS GAPITA SECSIOKAISARIA


NIM : 211092034

KEMENTERIAN KESEHEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KEBIDANAN PRODI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2022

i
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PELVIC ROCKING MENGGUNAKAN BIRTH BALL TERHADAP


KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA
DI RSUD KABUPATEN KUBU RAYA

Diusulkan Oleh

RATU BAGUS GAPITA SECSIOKAISARIA


NIM : 211092034

Telah disetujui di Pontianak


Pada Tanggal Februari 2022

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Lepita, S.Si.T, M.Keb. Rini Sulistiawati, S.Si.T, M.Keb.


NIDN. 4013088002 NIDN. 4020038002

Ketua Program Sarjana Terapan Kebidanan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak

Henny Fitriani, S.Si.T., M.Keb.


NIDN. 4007078401

ii
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PELVIC ROCKING MENGGUNAKAN BIRTH BALL TERHADAP


KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA
DI RSUD KABUPATEN KUBU RAYA

Telah dipersiapkan dan disusun oleh

RATU BAGUS GAPITA SECSIOKAISARIA


NIM : 211092034

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji


Pada tanggal 17 Februari 2022

Tim Penguji

Tanda Tangan

1. Ketua : Lydia Febri Kurniatin, S.ST., M.Keb. …………………

2. Anggota : Ratna Indah Kartikasari, S.ST., M.Keb. …………………

3. Anggota : Lepita, S.SiT., M.Keb. …………………

4. Anggota : Rini Sulistiawati, S.SiT., M.Keb. …………………

Mengetahui, Pontianak, Februari 2022


Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Program Sarjana Terapan Kebidanan

Dini Fitri Damayanti, S.Si.T., M.Kes. Henny Fitriani, S.Si.T., M.Keb.


NIP. 19800813 200112 2 002 NIP. 19840707 200812 2 001

iii
BIODATA PENELITI

I. BIODATA PENELITI
Nama : Ratu Bagus Gapita Secsiokaisaria
NIM : 211092034
Tempat/ Tgl Lahir : Singkawang, 24 Januari 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Bapak : Suwito Ryono, M.Pd.
Nama Ibu : Sri Ratnaningsih, M.A.P.
Alamat Rumah : Jl. Ilham Komp. Sriwijata Lestari Blok C
Kelurahan Sungai Bangkong, Kecamatan
Pontianak Kota, Kota Pontianak, Kalimantan
Barat.

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. Tahun 2005 : SDN 70 Pontianak
2. Tahun 2008 : SMP Negeri 9 Pontianak
3. Tahun 2011 : SMA Negeri 8 Pontianak
4. Tahun 2014 : D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bandung
Prodi Kebidanan Karawang
5. Tahun 2018 : S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Pontianak

III. RIWAYAT PEKERJAAN


1. Tahun 2019-2021 : RSAU Dr. Mohammad Sutomo Lanud Supadio
2. Tahun 2020-Sekarang : RSUD Kabupaten Kubu Raya

iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini peneliti :


Nama : Ratu Bagus Gapita Secsiokaisaria
NIM : 1211092034
Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan (Alih Jenjang)
Jurusan : Kebidanan
Perguruan Tinggi : Poltekkes Kemenkes Pontianak
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan
skripsi yang berjudul : Pengaruh Pelvic Rocking menggunakan Birth Ball terhadap
Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida Di RSUD Kabupaten
Kubu Raya.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka
peneliti bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pontianak, 17 Februari 2022


Peneliti,

Ratu Bagus Gapita Secsiokaisaria

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas Kuasa-
Nya yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga penyusunan
Proposal Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pelvic Rocking menggunakan Birth
Ball terhadap Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida Di
RSUD Kabupaten Kubu Raya” dapat terselesaikan.
Proposal skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan perkuliahan di
Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Pontianak dan mendapatkan gelar Sarjana Terapan Kebidanan.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga peneliti sampaikan kepada Ibu
Lepita, S.Si.T., M. Keb. selaku pembimbing utama dan Ibu Rini Sulistiawati, S.
Si.T., M. Keb selaku pembimbing pendamping yang penuh kesabaran dan
perhatiannya dalam memberikan bimbingan hingga proposal skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Perkenankan peneliti untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Didik Hariyadi, S.Gz., M.Si. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak.
2. H. Marijan, S.Pd., M.Kes. Selaku Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya
3. dr. Asep Ahmad Saefullah, CHt. Selaku Diruktur RSUD Kabupaten Kubu
Raya
4. Dini Fitri Damayanti, S.SiT., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Pontianak
5. Henny Fitriani, M.Keb. selaku Ketua Program Studi Kebidanan Program
Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak.
6. Seluruh dosen beserta staf administrasi dan staf perpustakaan Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Pontianak.
7. Untuk keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan moril dan
materil
8. Teman-teman seperjuangan Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Pontianak, yang tidak bisa peneliti

vi
sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, masukan, dan
dorongan moril dalam penyusunan skripsi ini.
Proposal Skripsi ini disadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan
proposal skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti
dan pihak lain yang membutuhkan.

Pontianak, 17 Februari 2022

Peneliti,

RATU BAGUS GAPITA


SECSIOKAISARIA
NIM. 211092034

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
BIODATA ..................................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN................................................. v
KATA PENGANTAR....................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Persalinan....................................................................................... 8
B. Pijat Oksitosin................................................................................ 17
C. Birth Ball ....................................................................................... 20
D. Pengaruh Birth Ball terhadap Kemajuan Persalinan..................... 25
E. Kerangka Teori............................................................................... 28

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL


A. Kerangka Konsep........................................................................... 29
B. Hipotesis........................................................................................ 29
C. Definisi Operasional...................................................................... 29

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian........................................................................... 31
B. Populasi dan Sampel...................................................................... 31
C. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................ 34
D. Jenis Data Penelitian...................................................................... 34
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data..................................... 35
F. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data........................................ 35
G. Analisis.......................................................................................... 36
H. Implementasi Etika Penelitian`...................................................... 37
I. Jadwal Penelitian............................................................................. 38

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian........................................................................... 6


Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 29

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Posisi Pijat Oksitosin....................................................................... 19
Gambar 2.2 Pijat Oksitosin................................................................................. 19
Gambar 2.3 Duduk diatas Birth ball................................................................... 23
Gambar 2.4 Duduk diatas Birth ball Bersandar kedepan.................................... 23
Gambar 2.5 Berdiri Bersandar diatas Birth ball.................................................. 24
Gambar 2.6 Berlutut dan Bersandar diatas Birth ball......................................... 24
Gambar 2.7 Jongkok Bersandar Pada Birth ball................................................. 25
Gambar 2.8 Kerangka Teori................................................................................ 28
Gambar 3.1 Kerangka Konsep............................................................................ 29

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Studi Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembar Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 5 SOP Birth Ball

Lampiran 6 SOP Pijat Oksitosin

Lampiran 7 Lembar Observasi Kemajuan Persalinan

Lampiran 8 Lembar Parthograf

Lampiran 9 Master Tabel

Lampiran 10 Kartu Bimbingan Proposal Skripsi Pembimbing Utama

Lampiran 11 Kartu Bimbingan Proposal Skripsi Pembimbing Pendamping

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan dimulai karena adanya penurunan kadar progesteron,
peningkatan hormon oksitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin serta
adanya prostaglandin yang mengakibatkan terjadinya kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks sampai terjadinya pembukaan
lengkap yang dikenal dengan kala I persalinan. Kala I persalinan normal
berlangsung kurang lebih 18-24 jam yang terbagi kedalam dua fase yakni fase
laten dan fase aktif. Fase laten dimulai dari adanya kontraksi sampai
pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan berlangsung hingga 8 jam sedangkan
fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm dengan kecepatan 1 cm atau lebih
perjam sampai pembukaan lengkap (Kurniarum, 2016).
Pada primigravida lama persalinan kala satu mempunyai durasi yang
lebih lama dibandingkan dengan multigravida, dimana lama persalinan kala
satu pada primigravida sekitar 14 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam.
Tetapi tidak semua persalinan alamiah akan berakhir sesuai dengan waktu
normal (Mochtar, 2015). Persalinan pada wanita primigravida disebut sebagai
persalinan lama jika persalinan terjadi > 8 jam untuk fase laten, > 6 jam untuk
fase aktif dan lebih dari 2 jam pada kala II. Seringkali ibu bersalin
mendapatkan banyak intervensi ketika waktu persalinan memanjang (kala I
>14 jam dan atau kala II > 2 jam). Intervensi persalinan yang dalam beberapa
tahun ini semakin sering dilakukan diantaranya ruptur membran buatan,
oksitosin intravena, anastesi lumbal, persalinan dengan alat/vacum, episiotomi
dan bedah sesar. Pada primigravida rata rata pembukaan 1 cm/jam sedangkan
pada kala dua persalinan pada primigravida dibatasi 2 jam (Purwaningsih,
2010).
Diagnosis partus lama menurut World Health Organization adalah
terjadinya kontraksi ritmik dan regular yang diikuti pembukaan serviks yang
berlangsung lebih dari 24 jam dengan fase laten lebih dari 8 jam dan fase aktif
lebih dari 12 jam. Pada fase aktif terdapat dua hal yang berperan penting
sekaligus menjadi indikator pada proses kemajuan persalinan yaitu power

1
2

(pembukaan) dan position (penurunan kepala) (Indrayani, 2013). Namun pada


realitanya seringkali terjadi hal-hal yang mengakibatkan persalinan
berlangsung lama meskipun sudah memasuki fase aktif yang ditandai dengan
partograf yang melewati garis waspada (fase aktif lebih dari 12 jam). Adapun
kondisi yang paling sering menyebabkan terjadinya kala I memanjang adalah
kondisi yang sulit di deteksi dari pemeriksaan penunjang (Ultrasonografi)
seperti malposisi dan kelainan his (his tidak adekuat).
Setiap harinya kurang lebih 810 wanita meninggal dunia akibat masalah
atau komplikasi kehamilan dan persalinan yang harusnya dapat dicegah seperti
partus lama yang pada tahun 2017 tercatat sebagai penyebab langsung
komplikasi persalinan dengan jumlah kasus mencapai 69.000 (2,8%) kematian
dari seluruh ibu di dunia (World Health Organization, 2018).
Berdasarkan data SDKI tahun 2017 menyatakan bahwa partus lama
menjadi salah satu komplikasi persalinan yang paling banyak dilaporkan yaitu
mencapai 41% (Annisya, 2020). Ardiyana (2018) mengatakan bahwa ibu
dengan partus lama yang rawat inap di Rumah Sakit di Indonesia terdapat
12.176 kasus dari 281.050 persalinan dengan proporsi sebesar 4,3%. Hasil
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP KALBAR)
diperoleh data penyebab AKI di provinsi kalbar tahun 2019 salah satunya
adalah partus lama yaitu sebanyak 0,85% dan didominasi oleh kasus
perdarahan dan kasus hipertensi yaitu sebanyak 39,1% dan 21,37%).
Proses persalinan tidak selalu berlangsung normal. Beberapa orang
mengalami komplikasi selama proses tersebut berlangsung dan sering kali
mengancam nyawa baik ibu maupun bayinya. Masalah-masalah yang
menyebabkan kematian ibu bersalin itu hanya dapat ditangani di fasilitas
kesehatan yang memadai. Pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi sangat penting dalam
upaya penurunan kematian ibu (Wijaya M, 2021). Faktor-faktor yang
memengaruhi persalinan lama yaitu kelainan presentasi, kontraksi yang tidak
adekuat, kelainan jalan lahir, kehamilan kembar, dan anemia. Untuk
menangani terjadinya partus lama, maka di klinik dan rumah sakit AS sudah
diperkenalkan tehnik birthball (Delgado, 2019).
3

Salah satu cara efektif yang dapat dilakukan untuk memperbaiki posisi
janin ke posisi maksimal (belakang kepala) dan untuk meningkatkan kontraksi
menjadi adekuat adalah dengan melakukan pelvic rocking menggunakan birth
ball (Wulandari & Wahyuni, 2019). Hasil penelitian Wahyuni, M, (2021),
menunjukkan ada korelasi antara pelaksanaan birth ball exercise terhadap
lamanya kala I. Dengan dilakukannya birth ball exercise dapat memperlancar
proses persalinan dan membantu ibu mengalami waktu persalinan kala I yang
normal dan cenderung singkat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Surtiningsih (2018), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara pelvic rocking terhadap lama kala I fase aktif dengan
nilai-p sebesar 0,001. Batubara (2021) menyatakan ada beberapa upaya
fisiologis untuk mencegah partus lama seperti pelvic rocking dengan birth ball
yang mendukung agar persalinan dapat berjalan secara fisiologi karna dapat
mengurangi lama persalinan kala I fase aktif. Partus lama dapat menyebabkan
ibu kehabisan tenaga, dehidrasi, infeksi bahkan lebih berisiko menimbulkan
perdarahan akibat atonia uteri dan robekan jalan lahir yang dapat menyebabkan
kematian ibu, sedangkan pada janin berpotensi meningkatkan risiko trauma
cerebral, asfiksia berat, infeksi dan cedera yang disebabkan oleh tindakan
intervensi yang sering dilakukan seperti induksi oksitosin, vakum estraksi, dan
bedah sesar yang dapat dipastikan berpotensi meningkatkan morbiditas ibu dan
bayi (Oxorn & Forte, 2010).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti mendapatkan informasi
bahwa RSUD Kabupaten Kubu Raya telah diresmikan dan mulai beroperasi
sejak tanggal 6 januari 2020. Pada awal pengoperasian RSUD Kabupaten Kubu
Raya belum memiliki dokter spesialis kebidanan sehingga penerimaan pasien
hanya terbatas pada persalinan normal dan belum menerima rujukan. Jumlah
persalinan normal pada bulan januari s.d desember 2020 sebanyak 66 orang
dan 8 orang diantaranya dirujuk dengan kala I memanjang. Pada bulan agustus
tahun 2021 RSUD telah memiliki satu orang dokter spesialis kebidanan namun
hanya bisa menerima rujukan dengan kasus-kasus tertentu dikarenakan ruang
operasi (OK) belum tersedia. Pada bulan oktober 2021 ruang operasi (OK)
sudah tersedia dan terdapat penambahan dokter spesialis kandungan sebanyak
4

2 orang sehingga pada bulan tersebut RSUD ini sudah mulai menerima rujukan
yang memerlukan tindakan bedah sesar. Pada tahun 2021 dari bulan januari s.d
desember terdapat 77 ibu bersalin dengan 58 orang partus normal, 15 orang
bedah sesar dan 4 orang dirujuk. Pada bulan januari tahun 2022 terdapat 42
orang ibu bersalin dengan partus normal sebanyak 33 orang dan 9 orang
dengan bedah sesar yang dua diantaranya dengan kala satu memanjang.
Sedangkan pada bulan februari terdapat 39 orang ibu bersalin dengan partus
normal sebanyak 36 orang dan 1 dari 3 orang yang di bedah sesar dengan kala I
memanjang. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Pelvic Rocking menggunakan Birth Ball terhadap
Kemajuan Persalinan pada Kala I Fase Aktif Di RSUD Kabupaten Kubu
Raya.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut ”Apakah pelvic rocking menggunakan birth ball berpengaruh terhadap
kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umumnya adalah untuk mengetahui pengaruh pelvic rocking
menggunakan birth ball terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif pada
primigravida di RSUD Kabupaten Kubu Raya.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengaruh pelvic rocking menggunakan birth ball
terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida di
RSUD Kabupaten Kubu Raya.
b. Untuk menganalisis pengaruh pelvic rocking menggunakan birth ball
terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida di
RSUD Kabupaten Kubu Raya
5

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Memberikan pengalaman langsung bagi peneliti untuk memperoleh
gambaran tentang bagaimana mengaplikasikan penelitian komplementer
pada ibu bersalin untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya persalinan
lama pada kala I fase aktif dengan melakukan pelvic rocking menggunakan
birth ball sehingga diharapkan peneliti nantinya mampu menerapkan ilmu
yang diperoleh selama kuliah.
2. Bagi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber acuan
bagi peneliti selanjutnya dan sebagai bahan pembanding bagi peneliti yang
akan meneliti masalah yang serupa. Hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang penelitian
komplementer yang dapat mempersingkat waktu persalinan pada kala I fase
aktif, yaitu dengan melakukan pelvic rocking menggunakan birth ball.
3. Bagi RSUD Kabupaten Kubu Raya
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam
menangani pasien dan memberikan informasi tentang penelitian
komplementer yang dapat dilakukan untuk mempersingkat dan
mempercepat proses persalinan secara alami sehingga diharapkan dapat
meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi akibat persalinan lama
khususnya pada kala I fase aktif sehingga pelayanan kesehatan semakin
optimal dengan asuhan sayang ibu dan persalinan yang aman dan nyaman.
6

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
No Na Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
ma
1 Batubara Pengaruh Pelaksanaan Jenis penelitian Hasil penelitian penelitian
(2018) Pelvic Rocking dengan praeksperimen menunjukkan ada quasy
Birth Ball terhadap menggunakan desain pengaruh pelvic eksperiment,
Kemajuan Persalinan static group comparison rocking dengan birth Teknik
Pada Ibu Bersalin di dengan teknik accidental ball terhadap pengambilan
Klinik Pratama sampling. Sampel dibagi 2 kemajuan persalinan sampel
Tanjung Deli Tua kelompok (kelompok dengan nilai nilai-p consecutive
Tahun 2018 intervensi dan kelompok sebesar 0,00001 sampling.
kontrol). Analisis data (0,05). Lama kala I
menggunakan independent pada kelompok
samples test. intervensi lebih cepat
138,2 menit
dibandingkan
kelompok kontrol.
2 Wulandari Efektivitas Pelvic Penelitian kuantitatif Hasil penelitian Jumlah sampel
(2019) Rocking Exercise pada quasi eksperimental menunjukkan adanya dan tempat
Ibu Bersalin Kala I design dengan rancangan hubungan antara penelitian
terhadap Kemajuan post test only design. pelvic rocking dengan
Persalilnan dan Lama Pengambilan sampel lama kala I yaitu,
Persalinan menggunakan metode dengan nilai-p sebesar
consecutive sampling. 0,008 (<0,05).

3 Wahyuni Efektivitas Birth Ball Jenis penelitian Hasil uji independent Kriteria inklusi,
(2021) Exercise Pada Ibu kuantitatif dengan t test didapatkan nilai- jumlah sampel
Bersalin Kala I rancangan quasi p 0,015 (>0,05) yang dan tempat
Terhadap Lama Kala I eksperiment, yaitu post artinya terdapat penelitian
Fase Aktif dan Lama test only design. perbedaan berarti
Kala II di Ruang Populasi dalam terhadap lama waktu
Bersalin Puskesmas penelitian ini adalah kala I pada kelompok
Arso 3 Kabupaten seluruh ibu bersalin kontrol dan kelompok
Keerom Provinsi multigravida kala I perlakuan. Lama
Papua dengan Teknik waktu kala I pada
pengambilan sampel kelompok perlakuan
mengggunakan non lebih singkat daripada
random sampling dengan kelompok kontrol.
metode consecutive
sampling ,jumlah sampel
30 responden (15
kelompok intervensi dan
15 kelompok kontrol).
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

A. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan
membran dari dalam uterus melalui jalan lahir (Rohani,dkk, 2011).
Persalinan merupakan suatu proses dari pengeluaran hasil konsepsi yaitu
janin dan plasenta yang sudah cukup bulan atau yang sudah siap hidup
diluar kandungan melalui jalan lahir (Manuaba, 2013). Persalinan normal
merupakan suatu proses terjadinya pengeluaran janin atau hasil konsepsi
pada usia kehamilan 37 s.d 42 minggu, lahir spontan dengan presentasi
vertex (belakang kepala) tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin
(Sarwono, 2014).
Menurut Sumarah (2010), persalinan merupakan proses membuka dan
menipisnya serviks, dan janin turun kejalan lahir. Kelahiran bayi merupakan
peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan keluarganya. Sangat
penting untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan
merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya
komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada. Dukungan terus-menerus
dan penatalaksanaan yang terampil dapat memberikan suatu pengalaman
melahirkan yang menyenangkan dengan hasil persalinan yang sehat dan
memuaskan.
2. Mekanisme persalinan normal
Sebagian besar presentasi janin didalam uterus adalah presentasi
kepala yaitu sebanyak 96% yang didominasi dengan denominator ubun-
ubun kecil di kiri depan sebesar 58%, kanan depan 23%, kanan belakang
11% dan kiri belakang 8%. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh terisinya
ruang di sebelah kiri belakang oleh kolon sigmoid dan rectum. Presentasi
kepala yang mendominasi presentasi janin di dalam uterus terjadi karena
kepala relatif lebih berat sehingga kepala cenderung berada dibawah
mengikuti gaya gravitasi bumi. Hal lain yang mungkin menjadi penyebab
lainnya adalah bentuk anatomi uterus yang di rancang sedemikian rupa,

8
9

sehingga volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar berada di atas,
diruang yang lebih luas, sedangkan kepala berada di bawah, diruang yang
lebih sempit yang dikenal sebagai teori akomodasi. Pada proses persalinan
terdapat tiga faktor utama yang memegang peranan, yaitu power (kekuatan
his dan teranan ibu), passage (jalan lahir) dan passenger (janin & plasenta).
3. Penyebab terjadinya proses persalinan
Penyebab dimulainya persalinan hingga kini masih mejadi teori-teori
yang kompleks. Adapun teori-teori yang diduga menjadi penyebab
dimulainya persalinan yaitu, penurunan kadar progesteron, teori oksitosin,
keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin (Kurniarum,
2016).
a. Penurunan Kadar Progesteron
Hormon progesteron bekerja merilekskan otot-otot uterus
sedangkan hormon estrogen meningkatkan kerentanan otot uterus yang
dapat menimbulkan kontraksi. Selama masa kehamilan, kadar hormon
progesteron dan estrogen di dalam darah seimbang sehingga kontraksi
rahim selama kehamilan dapat dicegah atau diminimalisir. Namun pada
akhir kehamilan kadar progesteron menurun dan kadar estrogen
meningkat sehingga dapat menyebabkan timbulnya kontraksi persalinan.
Mekanisme terjadinya penurunan kadar progesteron pada akhir
kehamilan disebabkan oleh proses penuaan plasenta yang mulai terjadi
pada usia kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat
dan penyempitan pembuluh darah. Turunnya produksi progesterone
menyebabkan otot rahim lebih peka terhadap oksitosin. Akibatnya otot
uterus mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron
tertentu.
b. Teori Oksitosin
Hormon oksitosin dihasilkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.
Perubahan keseimbangan kadar hormon progesteron dan estrogen dapat
menyebabkan kepekaan otot uterus mengalami perubahan sehingga
memicu timbulnya kontraksi Braxton hicks. Pada akhir kehamilan terjadi
penurunan kadar homon progesteron sehingga hormon oksitosin
10

bertambah dan mengakibatkan aktivitas otot-otot uterus yang kemudian


dapat memicu terjadinya kontraksi persalinan.
c. Keregangan Otot-otot
Kemampuan otot uterus dalam melakukan peregangan memiliki
batas tertentu. Sehingga jika melewati batas tertentu maka dapat terjadi
kontraksi yang mengakibatkan persalinan dapat dimulai. Sama halnya
dengan bladder dan lambung, bila teregang oleh isi yang bertambah
maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula
dengan uterus, semakin bertambahnya usia kehamilan maka otot-otot
uterus semakin teregang sehingga menimbulkan proses persalinan.
d. Pengaruh Janin
kelenjar suprarenal dan hipofise pada janin ternyata juga ikut
berperan karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari
biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid
dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi (mulainya ) persalinan.
e. Teori Prostaglandin
Kadar hormon prostaglandin mengalami peningkatan pada usia
kehamilan 15 minggu yang diproduksi oleh desidua. Hormon
prostaglandin ini diduga menjadi salah satu penyebab dimulainya proses
persalinan. Hasil percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa
prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan melalui intravena, intra dan extra
amnial menyebabkan kontraksi myometrium pada setiap usia kehamilan.
Pemberian hormon prostaglandin pada saat kehamilan dapat
menimbulkan kontraksi otot uterus sehingga dapat menyebabkan
terjadinya pengeluaran hasil konsepsi. Hormon prostaglandin dapat
dianggap sebagai salah satu pemacu terjadinya persalinan. Hai ini
diperkuat dengan adanya kadar atau konsentrasi hormon prostaglandin
yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu
hamil, sebelum persalinan maupun selama proses persalinan berlangsung.
11

4. Tanda – tanda Persalinan


Menurut Rohani dkk (2011), tanda-tanda persalinan, yaitu:
a. Terjadinya lightening
Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk Pintu Atas Panggul (PAP).
Pada multigravida,tanda ini tidak begitu kelihatan. Mulai menurunnya
bagian terbawah bayi ke pelvis terjadi sekitar 2 minggu menjelang
persalinan. Bila bagian terbawah bayi telah turun, maka ibu akan merasa
tidak nyaman. Ketidaknyamanan juga bisa disebabkan karena adanya
tekanan bagian terbawah pada stuktur daerah pelvis, secara spesifik akan
mengalami hal berikut :
1) Kandung kemih tertekan sedikit, menyebabkan peluang untuk
melakukan ekspansi berkurang, sehingga frekuensi berkemih
meningkat.
2) Meningkatnya tekanan oleh sebagian besar bagian janin pada syaraf
yang melewati faromen obturator yang menuju kaki, menyebabkan
sering terjadi kram kaki.
3) Meningkatnya tekanan pada pembuluh darah vena menyebabkan
terjadinnya udema karena bagian terbesar dari janin menghambat
darah yang kembali dari bagian bawah tubuh
b. Terjadinya his permulaan
Sifat his permulaan (palsu) adalah sebagai berikut :
1) Rasa nyeri ringan dibagian bawah
2) Datang tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
4) Durasi pendek
5) Tidak bertambah bila beraktivitas
c. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
d. Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih
tertekan oleh bagian bawah janin.
12

e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah,


kadang bercampur darah (bloody show). Dengan mendekatnya
persalinan, maka serviks menjadi matang dan lembut.
5. Tahap-tahap Persalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 kala menurut Sumarah dkk (2010) yaitu :
a. Kala I, dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap
(10 cm). Kala I persalinan terdiri atas dua fase yaitu fase laten dan fase
aktif. Fase laten dimulai dari adanya kontraksi sampai pembukaan
serviks kurang dari 4 cm dan berlangsung hingga 8 jam sedangkan fase
aktif dimulai dari pembukaan 4 cm dengan kecepatan 1 cm atau lebih
perjam sampai pembukaan lengkap.
b. Kala II, dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II disebut juga kala pengeluaran
bayi.
c. Kala III, dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
d. Kala IV, dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
postpartum.
6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Persalinan
Persalinan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang biasa dikenal dengan
sebutan 4P yaitu, (Rukiah dkk, 2014) :
a. Power (tenaga atau kekuatan)
Power atau kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan kala
1 adalah kontraksi atau his. Karaktersitik dari kontraksi yaitu bersifat
simetris, fundal dominan (bagian fundus uterus berfungsi sebagai pusat
dan mempunyai kekuatan paling besar), tidak dapat dikendalikan oleh
pasien, terkoordinasi, intervalnya makin lama makin pendek,
kekuatannya makin lama makin besar, dan diikuti dengan retraksi
(panjang otot uterus yang telah bekontraksi tidak akan kembali lagi ke
panjang semula), kontraksi otot-otot perut, kontraksi diagfragma, dan
aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalianan
13

adalah his atau kontraksi, sedangkan sebagai kekutan sekundernya adalah


tenaga dari teranan ibu.
Tiap fase persalinan mempunyai ciri kontraksi yang khas, dan
karakteristik ini yang menjadi dasar dalam memberikan asuhan kepada
pasien. Ciri dan karakteristik kontraksi atau his pada saat persalinan kala
satu fase aktif harus ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur
minimal 3 kali selama 10 menit, lama kontraksi minimal 40 detik,
pembukaan lebih dari sama dengan 4 cm yang disertai dengan penipisan
serviks dan diikuti oleh masuknya bagian terendah janin ke dalam pintu
atas panggul. Jika pembukaan sudah mencapai lebih dari 4 cm tetapi
kualitas kontraksi masih kurang dari 3 kali dalam 10 menit atau lamanya
kurang dari 40 detik, waspadai sinersia uteri.
b. Passage (jalan lahir)
Kondisi panggul dan jalan lahir yang memungkinkan janin untuk
turun ke dasar panggul meliputi faktor-faktor sebagai berikut :
1) Tipe panggul (ginekoid, android, antropoid, atau platipeloid).
2) Struktur panggul (misalnya panggul sejati versus panggul palsu).
3) Diameter pintu atas panggul.
4) Diameter pintu bawah panggul.
5) Kemampuan segmen uterus berdistensi, kemampuan serviks untuk
berdilatasi, dan saluran vagina dan introitus vagina berdistensi.
c. Passenger (janin dan plasenta)
1) Janin
Kondisi ini tergantung pada janin dan kemampuannya untuk
bergerak melalui jalan lahir, yang berdasarkan faktor berikut ini :
a) Ukuran kepala janin dan kemapuan kepala untuk molase dalam
jalan lahir.
b) Presentasi janin-bagian janin yang masuk pertama kali dalam
panggul ibu.
c) Sikap janin-hubungan antara bagian-bagian janin satu sama lain.
d) Posisi janin-hubungan dari titik patokan tertentu dari bagian
terendah
14

2) Plasenta
Hal ini tergantung pada tempat insersi plasenta. Plasenta
umunya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah
fundus. Insersi plasenta yang tidak lazim adalah plasenta akreta (vili
korionik plasenta melekat pada lapisan permukaan miometrium
uterus), plasenta inkreta (vili korionik plasenta masuk jauh ke dalam
miometrium uterus, plasenta perkreta (vili korionik plasenta tumbuh
menmbus miometrium uterus dan sering kali melekat ke struktur
abdomen) dan plasenta previa (letak insersi plasenta yang abnormal
yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian
atau seluruh jalan lahir).
d. Psikis
Hal ini tergantung pada keadaan psikologis klien, sistem
pendukung yang tersedia, persiapan kelahiran anak, pengalaman, dan
strategi koping. Ada beberapa diagnosis umum untuk pasien yang
berisiko tinggi dalam menghadapi proses persalinan, yaitu ansietas, takut,
koping dan dukungan keluarga tidak efektif, duka cita adaptif, gangguan
haraga diri, distres spiritual, defisit pengetahuan, nyeri, dan risiko cidera.
Untuk itu diperlukan dukungan fisik dan emosional serta penyuluhan
bagi pasien dan keluarga.
7. Lamanya Persalinan Normal
Kala I persalinan berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan
lengkap). Menurut Rohani dkk (2011) dan Sumarah dkk (2010), kala I
persalinan dibagi kedalam dua urutan fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
Fase laten dimulai dari awal persalinan hingga ke titik ketika pembukaan
mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi
muncul hingga pembukaan 3 cm atau permulaan fase aktif. Sedangkan fase
aktif dimulai dari pembukaan 4 cm sampai dengan pembukaan lengkap (10
cm).
Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan
hingga pembukaan menjadi komplit dan mencapai fase transisi. Penurunan
15

bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan
selama kala II persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
1) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
2) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3) Fase deselerasi, pembukaan melambat kembali, dalam 2 jam pembukaan
dari 9 cm menjadi lengakap (10 cm). Pembukaan lengkap bearti bibir
serviks dalam keadaan tidak teraba dan diameter lubang serviks adalah
10 cm.
Kontraksi selama fase aktif menjadi lebih sering dengan durasi yang
lebih panjang dan intensitas lebih kuat. Menjelang akhir fase aktif,
kontraksi biasanya muncul setiap dua sampai tiga menit, berlangsung
sekitar 60 detik. Fase di atas dijumpai pada primigravida. Pada multigravida
tahapannya sama namun waktunya lebih cepat untuk setiap fasenya. Pada
primigravida berlangsung kira-kira 12 jam, sedangkan pada multigravida
kira-kira 7 jam.
Menurut Friedman, fase percepatan memulai fase aktif persalinan dan
mengarah ke fase lengkung maksimal yaitu waktu ketika pembukaan
serviks terjadi paling cepat dan meningkat dari 3 sampai 4 cm sampai
sekitar 8 cm. Pada kondisi normal kecepatan pembukaan konstan, rata-rata
3 cm per jam, dengan kecepatan minimal tidak lebih dari 1,2 cm per jam
pada primigravida. Pada multigravida, kecepatan rata-rata pembukaan
selama fase lengkung maksimal adalah 5,7 cm per jam, dengan kecepatan
minimal 1,5 cm per jam.
Fase perlambatan adalah akhir fase aktif. Selama waktu ini kecepatan
pembukaan melambat dan serviks mencapai pembukaan dari 8 sampai 10
cm sementara penurunan mencapai kecepatan maksimumnya. Kecepatan
maksimum penurunan rata-rata pada primigravida adalah 1,6 cm per jam
dan normalnya paling sedikit 1, 0 cm per jam. Pada multigravida, kecepatan
penurunan rata-rata 5,4 cm per jam, dengan kecepatan minimal 2,1 cm per
jam.
16

Berdasarkan Kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan


primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per jam,
dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat
diperkirakan. Pada kala I, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan
harus dicatat. Kondisi ibu dan janin harus dinilai dan dicatat secara seksama
(IBI, 2016), yaitu:
1) Denyut jantung janin setiap ½ jam
2) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½ jam
3) Nadi setiap ½ jam
4) Pembukaan serviks setiap 4 jam
5) Penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam
6) Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
7) Produksi urin, aseton, dan protein setiap 2 sampai 4 jam.
Semua hasil observasi dan kemajuan persalinan dicatat dan dipantau
menggunakan partograf yang merupakan alat bantu untuk memantau
kamajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinis.
Menurut Sarwono (2014) pada prinsipnya persalinan lama dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) His tidak efisien (adekuat)
Kontraksi atau his dikatakan adekuat jika frekuensi dan lamanya
kontraksi minimal 3 kali setiap 10 menit dengan durasi minimal 40
detik. Jika frekuensi dan durasi kontraksi kurang dari 3 kali setiap 10
menit dan kurang dari 40 detik dapat di diagnosa dengan inersia uteri.
Inersia uteri merupakan penyebab terbanyak dari kejadian partus lama.
2) Faktor janin (malpresentasi, malposisi, janin besar)
Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain verteks,
sedangkan yang disebut dengan malposisi adalah kondisi dimana kepala
janin relatif terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referensi atau
denominatornya.
3) Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor).
Disproporsi sefalopelvik (CPD) dapat terjadi karena bayi terlalu
besar atau pelvis kecil.
17

B. Birth Ball
1. Pengertian
Birth ball merupakan bola yang berukuran cukup besar dengan bentuk
yang mirip dengan gym ball. Bedanya, ukuran birth ball jauh lebih besar
yaitu, mencapai tinggi 65 sampai 75 cm setelah dipompa. Adapun ketentuan
tinggi badan dan ukuran birth ball yang bisa dijadikan acaun untuk ibu
hamil, yaitu: ukuran 55 cm untuk tinggi badan kurang dari 162 cm, ukuran
65 cm untuk tinggi badan 162 sampai 173 cm dan ukuran 75 cm untuk
tinggi lebih dari 173 cm. Birth ball di rancang dengan desain antiselip agar
tidak licin saat digunakan di lantai sehingga aman untuk dipakai oleh ibu
hamil bahkan pada saat proses persalinan. Birth ball dapat digunakan untuk
membantu kemajuan persalinan yang dilakukan dengan berbagai posisi,
salah satunya dengan gerakan pelvic rocking, yaitu duduk di atas bola
dengan menggoyang pinggul dari sisi kiri ke kanan, depan kebelakang serta
melingkar(Muthoharoh, 2019). Birth ball adalah bola yang digunakan pada
ibu inpartu kala I untuk memperoleh posisi yang dapat membantu kemajuan
persalinan. Birth ball dapat digunakan sebagai media untuk mempermudah
ibu dalam malakukan gerakan-gerakan selama persalinan yang berfungsi
merilekskan tubuh bagian bawah khususnya daerah panggul dan menjaga
otot-otot yang mendukung tulang belakang. Meningkatnya relaksasi pada
daerah panggul memungkinkan gaya gravitasi dapat bekerja maksimal
untuk membantu mempercepat penurunan kepala bayi melalui jalan lahir,
sehingga memungkinkan waktu persalinan menjadi lebih singkat. Gerakan
pelvic rocking dapat dilakukan pada posisi duduk di atas birth ball selama
proses persalinan pada kala I fase aktif dengan mengayuhkan dan
menggoyangkan perlahan pinggul kedepan dan kebelakang, sisi kanan, sisi
kiri dan melingkar. Gerakan ini sering direkomendasikan selama persalinan
karena memiliki banyak manfaat (Wulandari, 2019).
2. Manfaat
Manfaat dari pemakaian birth ball ini adalah meningkatkan aliran
darah ke uterus, plasenta dan bayi, meredakan tekanan dan dapat
memberikan rasa nyaman untuk lutut dan pergelangan kaki, memberikan
18

kontra-tekanan pada perincum dan paha tegak. Postur ini bekerja dengan
gravitasi mendorong turunnya bayi sehingga mempercepat proses
persalinan. Selain itu, menggunakan birth ball dapat membantu
menyelaraskan bayi selama kehamilan an pesalinan menyeimbangkan tubuh
pada bola membantu memperkuat punggung, juga membantu untuk
menyelaraskan bayi dalam persiapan untuk kelahiran (Hopewell, 2012).
Teknik ini dapat memberikan rasa nyaman dan membantu kemajuan
persalinan dengan memanfaatkan gaya gravitasi untuk meningkatkan
pelepasan endorphin karena elastisitas dan lengkungan bola merangsang
reseptor di panggul yang bertanggung jawab untuk mengsekresi endorphin
(Aprilia, 2011)
a. Gerakan atau goyakan pada daerah panggul dapat memperkuat otot-otot
perut serta punggung bagian bawah.
b. Membantu meminimalisir tekanan pada pembuluh darah di sekitar uterus
dan tekanan di kandung kemih.
c. Gerakan yang dilakukan di atas birth ball dapat memberikan rasa
nyaman dan rileks.
d. Meminimalisir nyeri di daerah pinggang, vagina dan sekitarnya.
e. Membantu otot atau ligamentum di sekitar panggul menjadi lebih rileks
f. Membantu mengefektifkan kontraksi uterus dalam mendorong bayi
melalui panggul.
g. Tekanan kepala bayi pada serviks tetap konstan, sehingga dilatasi atau
pembukaan serviks lebih cepat terjadi.
h. Bidang luas panggul lebih besar sehingga dapat membantu
mempermudah kepala bayi untuk turun ke dasar panggul. (Wulandari,
2019/manfaat pelvic rocking).
Menurut Aprilia (2011) Manfaat birth ball berdasarkan cara atau
posisi menggunakannya yaitu :
a. Duduk di atas birth ball dengan gerakan pelvic rocking
1) Dengan duduk lurus di atas bola maka gaya gravitasi bumi akan
membantu janin atau bagian terendah janin untuk segera turun ke
panggul.
19

2) Dengan duduk pada birth ball dan bersandar di kursi di depan maka
memungkinkan ibu untuk bersantai dan memungkinkan suami untuk
menggosok punggung atau memijat sepanjang tulang belakang ibu
bahkan melakukan endorphin message di punggung ibu disela
kontraksi selama proses persalinan.
3) Duduk di birth ball memberikan dukungan perineum dan otot panggul
tanpa tambahan
4) banyak tekanan dengan demikian dapat merangsang dilatasi dan
memperlebar outlet panggul.
b. Duduk di atas birth ball bersandar ke depan
1) Duduk nyaman di atas bola dan membungkuk ke tempat tidur atau
kursi adalah cara yang nyaman untuk beristirahat di antara kontraksi.
2) Posisi ini membantu mengurangi tekanan dari sendi sacroiliac.
3) Hal ini memungkinkan ibu untnuk bersantai di kelompok otot tertentu
c. Berdiri bersandar di atas birth ball.
1) Ketika bola ditempatkan di tempat tidur atau kursi ibu bisa bersandar
ke atas bola.
2) Ini dapat membantu ibu untuk melakukan goyangan panggul dan
mobilitas.
3) Posisi ini juga dapat mengurangi tekanan pada punggung, pinggang
dan tulang ekor sehingga ibu tidak merasakan terlalu sakit.
4) Dengan berdiri kokoh dan posisi kaki terbuka maka ini akan
meningkatkan gaya gravitasi sehingga kepala janin terbantu untuk
semkain turun ke panggul.
d. Berlutut bersandar di atas birth ball.
1) Ibu bisa berlutut di atas bola di lantai, mendorong gerakan panggul
yang mungkin membantu janin posterior berbah menjadi posisi yang
bernar untuk dilahirkan.
2) Jika bayi ditempatkan dalam posisi oksiput posterior (bagian depan)
ibu bisa membantu memutar bayi dengan memposisiskan dirinya
berlutut di lantai dan bersandar di atas bola.
20

3) Melakukan goyang inul atau goyangan panggul dalam posisi ini


dengan menyelipkan panggul ibu, akan membantu meringankan sakit
punggung selama kehamilan dan persalinan
e. Jongkok bersandar di birth ball.
1) Bola persalinan akan mendukung posisi ibu ketika jongkok untuk
memperluas outlet panggul.
2) Latihan jongkok berdiri dengan bola diantara punggung dan dinding
dengan kaki sedikit lebih dari lebar pinggul, dapat membantu
memperluas outlet panggul dan mempercepat turunnya bagian
terendah janin serta membantu menguatkan kaki
3. Indikasi dan kontraindikasi
a. Indikasi
1) Ibu inpartu yang merasakan nyeri
2) Pembukaan yang lama
3) Penurunan kepala bayi yang lama
b. Kontraindikasi
1) Janin malpresentasi
2) Perdarahan antepartum
3) Ibu hamil dengan hipertensi
4) Penurunan kesadaran
American College of Obstetrician dan Gynecologist memiliki
rekomendasi berikut tentang olah raga dan kehamilan untuk menghentikan
latihan atau olah raga ini apabila berada dalam situasi berikut :
a. Faktor risiko untuk persalinan prematur
b. Perdarahan pervaginam
c. Ketuban pecah dini
d. Serviks incopetent
e. Janin tumbuh lambat
4. Cara menggunakan Birth ball
Berikut ini, berbagai gerakan yang dapat ibu lakukan diatas birth ball
menurut Aprilia (2011):
a. Duduk di atas bola dengan gerakan pelvic rocking
21

1) Duduklah di atas bola seperti halnya duduk di kursi dengan kaki


sedikit membuka agar keseimbangan badan di atas bola terjaga.
2) Dengan tangan di pinggang atau di lutut, gerakkan pinggul ke
samping kanan dan ke samping kiri mengikuti aliran gelinding bola.
Lakukan secara berulang selama 2 menit
3) Tetap dengan tangan di pinggang, lakukan gerakan pinggul ke depan
dan kebelakang mengikuti aliran menggelinding bola. Lakukan secara
berulang minimal 2 menit
4) Dengan tetap duduk di atas bola, lakukan gerakan memutar pinggul
searah jarum jam dan sebaliknya seperti membentuk lingkaran atau
hula hoop.
5) Kemudian lakukan gerakan pinggul seperti spiral maju dan mundur.

Gambar 2.3
Duduk diatas bola

b. Duduk di atas bola bersandar ke depan


1) Setelah menggerakkan pinggul mengikuti aliran menggelinding bola,
lakukan fase istirahat dengan bersandar ke depan pada kursi atau
pendamping (bisa instruktur atau salah satu anggota keluarga).
2) Sisipkan latihan tarikan nafas dalam.
3) Lakukan teknik ini selama 5 menit
22

Gambar 2.4
Duduk di atas bola bersandar ke depan

c. Berdiri bersandar di atas bola


1) Letakkan bola di atas kursi.
2) Berdiri dengan kaki sedikit dibuka dan bersandar ke depan pada bola
seperti merangkul bola.
3) Lakukan gerakan ini selama 5 menit.

Gambir 2.5
Berdiri bersandar diatas bola

d. Berlutut dan bersandar di atas bola


1) Letakkan bola di lantai.
2) Dengan menggunakan bantal atau pengalas yang empuk lakukan posisi
berlutut.
3) Kemudian posisikan badan bersandar ke depan di atas bola seperti
merangkul bola.
4) Dengan tetap pada posisi merangkul bola, gerakkan badan ke samping
kanan dan kiri mengikuti aliran menggelinding bola
5) Dengan tetap merangkul bola, minta pendamping untuk memijat atau
melakukan tekanan halus pada punggung bawah. Lakukan tindakan ini
selama 5 menit
23

Gambar 2.6
Berlutut dan bersandar di atas bola
e. Jongkok bersandar pada bola
1) Letakkan bola menempel pada tembok atau papan sandaran.
2) Ibu duduk di lantai dengan posisi jongkok dan membelakangi atau
menyandar pada bola.
3) Sisipkan latihan tarikan nafas dalam pada posisi ini.
4) Lakukan selama 5-10 menit.

Gambar 2.7 Jongkok bersandar pada bola

C. Pengaruh Birth Ball terhadap kemajuan persalinan


Latihan menggunakan birth ball akan mengaktifkan proprioceptive.
Proprioceptive adalah kemampuan tubuh untuk mentransmisikan rasa posisi,
menganalisis informasi dan reaksi terhadap rangsangan dengan gerakan yang
tepat. Sederhananya, kemampuan untuk mengetahui dimana letak bagian
tubuh tanpa harus melihat. Secara keseluruhan, proprioceptive mencakup
keseimbangan, koordinasi, dan kelincahan. Proprioceptive terdiri dari saraf
sensorik dan motorik yang mengirim dan menerima impuls ke dan dari sistem
saraf pusat dari rangsangan di dalam kulit, otot, sendi dan tendon (Houglum
2011)
24

Terget utama pada birth ball adalah otot yang lebih dalam letaknya pada
abdomen (deep muscle) yang terkoneksi dengan tulang belakang (spine),
panggul (pelvic), dan bahu (shoulder). Birth ball akan mengembangkan kerja
otot-otot dynamic musculur corset. Latihan tersebut mengakibatkan
teraktivasinya otot core yang berfungsi sebagai otot stabilisator tulang
belakang akan membuat otot global muscle yang tadinya spasme menjadi
rileks, dengan demikian didapatkan pula stabilitas tulang belakang yang baik
dan posisi tulang belakang dalam keadaan netral.
Rectus abdominalis, obligus externus dan internus adalah otot global
multisegmental yang besar dan merupakan guy wire penting untuk
menstabilisasi tulang belakang melawan gangguan postural. Transversus
abdominalis (TrA) adalah otot abdominal yang paling dalam dan merespons
terhadap gangguan postural. TrA melekat di posterior dan tengah fasia
torakolumbal dan melalui aksinya meningkatkan tegangan yang berperan
seperti gelang penopang disekitar abdomen dan tulang lumbal. Kontraksi otot
TrA, OI, dan OE meningkatkan tekanan intra-abdominal.
Kontraksi TrA sendiri mendorong isi abdominal ke atas melawan
diafragma. Kontraksi otot abdominal menghasilkan sebuah rigid cylinder yang
meningkatkan kekakuan (stiffness) dari lumbar spine. Otot rectus abdominalis
dan oblique abdominal mengaktivasi pola yang spesifik dengan berperan
penting terhadap gerakan anggota gerak bawah, sekaligus memberikan postural
support sebelum anggota gerak bawah bergerak. Oleh karena itu, kontraksi
yang meningkatkan tekanan intra abdominal terjadi sebelum inisiasi gerakan
segmen yang besar pada anggota gerak atas (Hopkins, dkk, 2016).
Dengan terjadinya kontraksi yang terkoordinasi dan bersamaan (co-
contraction) dari otot-otot tersebut akan memberikan rigiditas cylinder untuk
menopang trunk, akibat tekanan intradiskal berkurang dan akan mengurangi
beban kerja dari otot lumbal, sehingga jaringan tidak mudah cidera, ketegangan
otot lumbal yang abnormal berkurang (Kisner, dkk, 2017), dengan terjadinya
pelemasan otot diharapkan akan terjadi perbaikan muscle pump yang berakibat
meningkatkan sirkulasi darah pada jaringan otot puggung, dengan demikian
suplai makanan dan oksigen dijaringan otot menjadi lebih baik, nyeri yang
25

ditimbulkan karena spasme akan berkurang sehingga kemampuan atau aktifitas


fungsional akan mudah untuk dilakukan.
Birth ball telah diperkenalkan ke pengaturan kebidanan untuk
memfasilitasi mobilisasi wanita yang bekerja dan sekarang birth ball telah
menjadi lebih populer di banyak rumah sakit dan pusat kelahiran. Gerakan
yang bergoyang meningkatkan lebih banyak manfaat bagi ibu. Posisi duduk
yang diasumsikan pada bola, mirip dengan squat, membuka panggul,
membantu mempercepat proses persalinan dan dengan lembut menggerakkan
bola sangat mengurangi rasa sakit kontraksi. lantai atau tempat tidur, ibu dapat
berlutut dan membungkuk di atas bola, mendorong gerakan panggul yang
dapat membantu bayi posterior untuk beralih ke posisi yang benar, sehingga
memungkinkan proses persalinan lebih cepat. Posisi ini sangat bagus untuk
seorang ibu yang mengalami sakit punggung yang disebabkan oleh posisi
posterior (vaijayanthimala, 2014)
menurut Rodriguez, Ali. (2011) mekanis efek dari latihan birth ball
adalah :
1) Membantu ibu dalam posisi tegak Tetap tegak
Ketika dalam proses persalinan akan memungkinkan uterus untuk
bekerja seefisien mungkin dengan membuat bidang panggul lebih luas dan
terbuka. Dengan kata lain dapat merangsang dilatasi dan memperlebar outlet
panggul. Duduk lurus di atas bola maka gaya gravitasi bumi akan membantu
janin atau bagian terendah janin untuk segera turun ke panggul.
2) Sokongan
Menyeimbangkan dan memperkuat punggung karena bentuknya yang
dapat menyesuaikan bentuk tubuh sehingga dapat mengurangi ribirsiko
cedera punggung. Dengan duduk di atas birth ball ini dapat mengurangi
stres pada kaki dan pergelangan kaki.
3) Distraksi
Gerakan pada birthball dapat menghibur dan mengalihkan perhatian
selama persalinan. Dengan posisi yang dapat dikontrol oleh ibu dan
beberapa gerakan ringan dapat mengurangi kecemasan dan nyeri pada
persalinan. Birth Ball dapat memfasilitasi perubahan posisi dan digunakan
26

sebagai alat kenyamanan bagi seorang ibu yang masuk dalam proses
persalinan.
4) Relaksasi
Dengan posisi duduk dan bentuk bola yang dapat menyesuaikan
bentuk tubuh maka akan membuat lebih mudah untuk beristirahat dan tetap
dalam posisi tegak. Posisi pada birthball dapat membantu ibu tetap bersantai
dan menjaga ligamen dan otot tetap santai dan kencang sehingga akan
membantu tubuh untuk beradaptasi dengan perubahan dramatis terjadi saat
persalinan.
Posisi pada birth ball dapat mengurangi tekanan pada sendi sacroiliac,
pembuluh darah di daerah sekitar uterus, dan tekanan di kandung kemih,
punggung, pinggang, tulang ekor dan mengurangi tekanan perineum juga
mengendurkan otot panggul. Posisi pada birth ball juga dapat digunakan
untuk istirahat diantara kontraksi.
27

D. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang memengaruhi


persalinan:
 Power
 Passage
 Passenger
 Psikis

Spasme

Gerakan menggunakan Birth Ball

a. Duduk di atas bola dengan gerakan pelvic rocking (perlahan


mengayunkan dan menggoyangkan pinggul kedepan dan belakang,
sisi kiri dan kanan, dan melingkar seperti hola hoop)
b. Duduk di atas bola bersandar ke depan

c. Berdiri bersandar di atas bola

d. Berlutut dan bersandar di atas bola

e. Jongkok bersandar pada bola

Aktivasi proprioceptive

Aktivasi otot core

rileks

Kemajuan Persalinan Kala I


fase aktif pada primipara
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu uraian dan visualisasi
hubungan atau kaitan antara suatu konsep terhadap konsep yang lain dari
masalah yang ingin diteliti. Konsep sendiri adalah abstraksi yang dibentuk
dengan menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab itu suatu konsep
tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diukur dan diamati
maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variabel-variabel. Dari
variabel tersebut, konsep dapat diamati dan diukur (Nursalam, 2016).
Variabel independent Variabel dependent

Pelvic rocking Kemajuan persalinan kala I


menggunakan birth ball fase aktif

Gambar 3.1 Kerangka konsep

B. Hipotesis
Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam perencanaan penelitian.
Jawaban sementara dari penelitian tersebut adalah hipotesis (Notoatmodjo,
2012)
Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut
“Ada pengaruh antara pelvic rocking menggunakan birth ball terhadap
kemajuan persalinan pada kala 1 fase aktif.”

29
30

C. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Skala
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Variabel Bebas
1 Pelvic rocking - Gerakan pelvic SOP 1. Kelompok Nominal
menggunakan rocking intervensi yang
birth ball menggunakan birh diberikan
perlakuan pelvic
ball adalah gerakan
rocking
perlahan dengan menggunakan
mengayunkan dan birth ball
menggoyangkan 2. Kelompok
pinggul kedepan dan kontrol yang
belakang, sisi kanan tidak diberikan
dan kiri sera perlakuan
melingkar yang
dilakukan dengan
cara duduk di atas
birth ball setiap 1
jam sekali selama 20
menit saat kontraksi
berlangsung pada
kala I fase aktif
pembukaan 4 cm.

Variabel Terikat
2 Kemajuan Lama Waktu yang Observasi Rata-rata waktu Rasio
persalinan diperlukan dalam (Lembar dalam jam
kala 1 fase proses persalinan kala Phatograf)
-
aktif 1 fase aktif pada
primigravida dari
pembukaan 4 s.d. 10
cm.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian quasi eksperiment menggunakan rancangan post test only design.
Penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok intervensi, yaitu kelompok
yang diberikan perlakuan pelvic rocking menggunakan birth ball dan
kelompok kontrol yang hanya diberikan asuhan persalinan normal kala I fase
aktif sesuai standar.

X0 O0

X1 O1
Gambar 4.1
Desain penelitian
Keterangan :
X1 : diberi perlakuan (pelvic rocking menggunakan birth ball).
X0 : tidak diberikan perlakuan.
O1 : observasi lamanya waktu persalinan kala I yang diberikan perlakuan
O0 : observasi lamanya waktu persalinan kala I yang tidak diberikan
perlakuan
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang akan
diteliti (Setiana, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu
bersalin kala I fase aktif di RSUD Kabupaten Kubu Raya. Sampel
2. Sampel
a. Besar Sampel
Sampel adalah objek yang akan diteliti dalam penelitian. Sampel
merupakan bagian kecil dari populasi yang dianggap dapat mewakili
seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini
pemangambilan sampel menggunakan rumus Federer dengan jumlah

31
32

kelompok sebanyak 2 kelompok yaitu, 1 kelompok intervensi dan 1


kelompok kontrol.
Rumus Federer : (n-1) (t-1) ≥ 15
Keterangan : n = besaran sampel yang dibutuhkan
t = jumlah kelompok
(n-1) (t-1) ≥ 15 → (n-1) (2-1) ≥ 15
2n-n-2+1 ≥ 15
n-1 ≥ 15
n ≥ 16
Besaran sampel yang didapatkan dengan menggunakan rumus
Federer adalan 16 orang untuk kelompok intervensi dan 16 orang untuk
kelompok control. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah
sebanyak 32 orang ibu bersalin kala 1 fase aktif.
b. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan secara
non probability sampling dengan metode concecutive sampling, yaitu
setiap subjek yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan kedalam
penelitian sampai kurun waktu tertentu berdasarkan urutan kedatangan
responden di tempat persalinan sampai memenuhi jumlah sampel
(Dahlan, 2010).
Responden diambil secara Consecutive sampling terhadap ibu
bersalin kala I fase aktif di RSUD Kabupaten Kubu Raya. Adapun
kriterianya sebagai berikut:
1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
a) ibu persalinan normal atau pervaginam
b) ibu persalinan dengan inersia uteri
c) ibu persalinan dengan hamil tunggal
d) Ibu inpartu kala I fase aktif Pembukaan 4 -6 cm
e) ibu yang bersedia
2) Kriteria ekslusi
Ibu dengan penyulit persalinan seperti inersia uteri, CPD, KPD,
bayi besar, ibu hamil kembar, dan PEB.
33

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Kabupaten Kubu Raya.
2. Waktu Penelitian
Waktu pengambilan data penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan
April s.d Mei 2022.

D. Jenis Data Penelitian


Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang diperoleh dari
hasil penelitian secara langsung (peneliti melakukan observasi) secara langsung
terhadap responden (Notoatmodjo, 2012).
Peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta
responden untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Peneliti
mengidentifikasi sampel sesuai kriteria inklusi. Setelah itu peneliti memberikan
pijat oksitosin pada kelompok perlakuan pertama dan birth ball pada kelompok
perlakuan kedua, setelah diberikan pijat oksitosin dan birth ball peneliti
mengobservasi kemanjuan kala I fase aktif dengan partograf.

E. Tehnik dan Instrumen Pengumpula Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi
observasi. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa lembar observasi dan partograf. Pengumpulan data ini sesuai dengan
kriteria yang ditentukan, yaitu dengan cara memberikan undian terlebih
dahulu kepada responden sebelum diberikan intervensi. Undian tersebut
dibuat dengan 4 kertas gulung yang berisi tulisan 2 pijat oksitosin dan 2
birth ball. Intervensi yang diberikan sesuai dengan undian yang dipilih oleh
responden. Setelah itu peneliti mengobservasi kemajuan persalinan pada
masing – masing responden dengan menggunakan lembar observasi
kemajuan persalinan dan partograf
34

2. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen penelitian merupakan suatu alat untuk mengukur,
mengobservasi atau menilai suatu fenomena yang digunakan oleh peneliti
dalam suatu penelitian (Dharma, 2015).
Pada penelitian ini instrumen atau alat dan bahan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Birth ball
b. Minyak Zaitun
c. Lembar observasi kemajuan persalinan
d. Partograf
e. SOP birth ball
f. SOP pijat oksitosin
g. Alat tulis
h. Ruangan

F. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data


1. Teknik Pengolahan Data
Menurut Dharma (2015) Pengolahan data ialah suatu cara atau proses
dalam pembuatan atau pengelolahan semua keterangan untuk keperluan
penelitian yang bersifat teratur (sistematis) dan terencana. Dalam tahap
pengolahan data ini ada 4 (empat) kegiatan yang dilakukan, yaitu:
a. Memeriksa ulang (editing)
Pengeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah
dikumpulkan dengan melakukan pengecekan ulang pada lembar observasi
dan partograf pada responden yang tidak diberikan dan yang diberikan
birth ball dan pijat oksitosin apakah sudah terisi lengkap atau tidak.
b. Memberikan kode (coding)
Tahap kedua dari pengolahan data adalah proses coding, dimana
proses ini penting dilakukan untuk mempermudah penelitian dalam
mengolah berbagai data yang masuk.
35

c. Processing atau Entry data


Memproses data agar data yang sudah di-entry dapat dianalisis.
Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari lembar
observasi ke paket program komputer.
d. Cleaning
Pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah data ada
kesalahan atau tidak dengan membuat distribusi frekuensi masing-
masing variabel untuk mendeteksi adanya missing data, setelah itu
mengetahui variasi data dengan mengeluarkan distribusi frekuensi
masing-masing variabel dan mendeteksi ada atau tidak perbedaan
kemajuan persalinan pada kala 1 fase aktif yang diberikan pijat
oksitosin dan yang diberikan birth ball.
2. Cara Penyajian Data
Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk narasi dan tabel
untuk penghitungan hasil analisa penelitian. penyajian data dalam bentuk ini
lebih mudah untuk dibaca dan lebih menarik.

G. Analisis
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah menganalisis setiap variabel dari hasil
penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian dianalisis
menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif menganalisis data
dengan cara menggambarkan data yang telah ada tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013).
Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari
setiap variabel. Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk
melihat distribusi dan presentase dari variabel terikat yaitu lama kala I fase
aktif pada ibu bersalin yang diberikan intervensi Pelvic Rocking
menggunakan Birth Ball dan lama kala I fase aktif ibu bersalin yang tidak
diberikan intervensi.
36

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
pengaruh Pelvic Rocking menggunakan Birth Ball terhadap kemajuan
persalinan pada kala I fase aktif.
Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan Saphiro – Wilk
dikarenakan sampel kurang dari 50 (Dharma, 2015). Jika data berdistribusi
normal maka akan menggunakan Uji T tidak berpasangan, namun jika data
tidak berdistribusi normal, maka akan menggunakan Mann Whitney.
Pengujian dalam penelitian ini selanjutnya dibantu dengan program
komputerisasi.
Dari hasil analisis data, diketahui p yang berfungsi untuk menguji
signifikan hubungan antara kedua variabel, untuk α sebesar 5% maka
variabel indenpenden dikatakan efektif terhadap variabel dependent bila p <
0,05 maka Ha diterima maka ada pengaruh Pelvic Rocking menggunakan
Birth Ball terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Y. 20I0. Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil & Melahirkan. Jakarta :
Gagas Media.

Aprilia, Y. dan Ritchmond, B. 2011. Gentle Birth : Melahirkan Nyaman Tanpa


Rasa Sakit. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Anonymous. 2011. Birthing Ball. http://mynaturalchildbirth.org/birthing-ball.


Diakses tanggal 20 Desember 2021.

Anonymous. 2011. Activities for fetal Positioning. http:///activities-for-fetal-


positioning/birth-balls. Diakses tanggal 20 Desember 2021.

Annisya E. 2020. Hubungan pelaksanaan pelvic rocking dengan birthing ball


terhadap lamanya kala I pada ibu bersalin di Griya Hamil Sehat Mejasem.
Jurnal Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama, 2-3.

Batubara. 2021. Pengaruh Pelaksanaan Birthing Ball Terhadap Lamanya


Persalinan Kala I Pada Ibu Primigravida Di PMB Desita, S.Sit, Kabupaten
Bireuen. Journal of Healthcare Technology and Medicine Vol. 7 No. 2
Oktober 2021

Ardiyana, 2018. Manajemen intervensi fase laten ke fase aktif pada kemajuan
persalinan. Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah, 3(4), 30- 31.
.
Delgado, A., Maia, T., Melo, R. S., & Lemos, A. 2019. Birth ball use for
women in labor: A systematic review and meta - analysis.
Complementary therapies in clinical practice,35, 92 -101

Dharma, Kusuma Kelana. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta. Trans
InfoMedia.

Erty, C. 2017. Afektifitas Birthing Ball Terhadap Lama Persalinan, Dilatasi


Serviks dan Penurunan Kepala Janin Pada Ibu Primigravida. Prosiding
Seminar Nasional Kebidanan

Gustyar, Indah. 2017. Penerapan Teknik Birthing Ball Pada Ibu Bersalin
Terhadap Kemajuan Persalinan di Bpm Syafrida Kabupaten Kebumen
Tahun 2017.KTI. STIKES Gombong

Hopewell, Nikki. 2012 Birthing Ball Exercise: Baby Move Down. http://www
livestrong.com/article/125330-birthing-ball- /. Diakses tanggal 19
Novemver 2021

Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


Mansoori, Y., et all., 2012. Effectiveness Of Birthing Ball Exercise On Labor Pain
Intensity And Cervical Dilatation During 1st Stage Of Labor Among
Parturients. Indian Journal of Nursing Studies Vol (3).

Mallak, Jan S.2017.Suggested Birthing Ball Protocol.International Journal of


Childbirth Education.13(1) : 1-3

Mochtar, Rustam. 2015. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Purwaningsih, Wahyu, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta :


Nuha Medica.

Rodriguez, Ali. 2011. Labor Exercise Birthing Ball.


http://www.ehow.com/way5316835/labor-exercises-birthing-ball.html.
Diakses tanggal 21 November 2019.

Rukhiyah, Ai Yeyen & Yulianti, Lia. .2010. Asuhan kebidanan iv : patologi


kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.

Rohani, dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba
Medika.

Surtiningsih, Surtiningsih. 2018. “Efektifitas Pelvic Rocking Exercises Terhadap


Lama Waktu Persalinan Pada Ibu Primipara Di Puskesmas Wilayah
Kabupaten Banjarnegara.” Jurnal Keperawatan Soedirman 11(2): 117 -129

Setiana,L. 2018. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat.


Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Sondakh Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Erlangga.

Sumarah. 2010. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta s Fitramaya.

Wijaya, D. E., Rillyani, Wandini, R., & Wardiyah, A. 2015. Pengaruh


Pendampingan Suami Terhadap Lamanya Persalinan Kala II di Ruang
Delima RSUD DR.H. Abdul Moeloek Lampung. Jurnal Keperawatan.

Purwaningsih, 2010 : Purwaningsih, Wahyu. 2010. Asuhan Keperawatan


Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika.

Indrayani, 2013 : Indrayani. 2013. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Makassar : Trans Info Media
World Health Organization (WHO). 2018. Deafness and hearing loss. Available
from : http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs300/en/

Wulandari & Wahyuni, 2019 : Wulandari & Wahyuni. 2019. Efektivitas Pelvic
Rocking Exercise pada Ibu Bersalin Kala I terhadap Kemajuan Persalinan
dan Lama Persalinan. Semarang : EF Press Digimedia.

Oxorn & Forte, 2010 : Oxorn & Forte. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan
Fisiologi Persalinan. Yogyakarta : Andi Yem.
SOP PELVIC ROCKING MENGGUNAKAN BIRTH BALL
SOP BIRTH BALL

1 Definisi Pelvic Rocking dengan Birthing Ball adalah menambah ukuran rongga
pelvis dengan menggoyang panggul dengan diatas bola dan dengan perlahan
mengayunkan pinggul ke depan dan belakang, sisi kanan, kiri, dan
melingkar. Pelvic rocking dapat membantu ibu dalam posisi tegak, tetap
tegak ketika dalam proses persalinan akan memungkinkan rahim untuk
bekerja seefisien mungkin dengan membuat bidang panggul lebih luas dan
terbuka

2 Tujuan Untuk membantu kemajuan persalinan

3 Manfaat 1. Goyang panggul memperkuat otot-otot perut dan punggung bawah.


2. Mengurangi tekanan pada pembuluh darah di daerah sekitar rahim, dan
tekanan di kandung kemih.
3. Gerakan ini akan membantu klien bersantai.
4. Meningkatkan proses pencernaan.
5. Mengurangi keluhan nyeri di daerah pinggang, inguinal, vagina dan
sekitarnya.
6. Membantu kontraksi rahim lebih efektif dalam membawa bayi melalui
panggul jika posisi ibu bersalin tegak dan bisa bersandar ke depan.
7. Tekanan dari kepala bayi pada leher rahim tetap kostan ketika ibu
bersalin diposisi tegak atau duduk tegak, sehingga dilatasi (pembukaan)
serviks dapat terjadi lebih cepat.
8. Ligamentum atau otot disekitar panggul lebih relaks.
9. Bidang luas panggul lebih lebar sehingga memudahkan kepala bayi
turun ke dasar panggul.
4 Persiapan Alat dan Bahan
alat 1. birth ball
2. Matras
3. Kursi
5 Langkah 1. Duduk diatas bola
kerja a. Duduk di atas bola seperti halnya duduk di kursi dengan kaki sedikit
membuka agar keseimbangan badan di atas bola tetap terjaga.
b. Tangan di pinggang atau di lutut, gerakkan pinggul ke samping kanan
dan kesamping kiri mengikuti aliran gelinding bola. Melakukan secara
berulang minimal 2 x 8 hitungan.
c. Tetap dengan tangan di pinggang, lakukan gerakan pinggul ke depan
dan kebelakang mengikuti aliran menggelinding bola. Lakukan secara
berulang minimal 2 x 8 hitungan.
d. Tetap duduk di atas bola, lakukan gerakan memutar pinggul searah
jarum jam dan sebaliknya seperti membentuk lingkaran atau hula
hoop.
e. Kemudian lakukan gerakan pinggul seperti spiral maju dan mundur.
2. Duduk di atas bola bersandar ke depan
a. Setelah menggerakkan pinggul mengikuti aliran menggelinding bola,
lakukan fase istirahat dengan bersandar ke depan pada kursi atau
pendamping (bisa instruktur atau salah satu anggota keluarga).
b. Sisipkan latihan tarikan nafas dalam.
c. Lakukan teknik ini selama 5 menit.

3. Berdiri bersandar di atas bola


a. Letakkan bola di atas kursi.
b. Berdiri dengan kaki sedikit dibuka dan bersandar ke depan pada bola
seperti merangkul bola.
c. Lakukan gerakan ini selama 5 menit.

4. Berlutut dan bersandar di atas bola


a. Letakkan bola di lantai.
b. Dengan menggunakan bantal atau pengalas yang empuk lakukan
posisi berlutut.
c. Kemudian posisikan badan bersandar kedepan di atas bola seperti
merangkul bola.
d. Dengan tetap pada posisi merangkul bola, gerakkan badan ke samping
kanan dan kiri mengikuti aliran menggelinding bola.
e. Dengan tetap merangkul bola, minta pendamping untuk memijat atau
melakukan tekanan halus pada punggung bawah. Lakukan tindakan
ini selama 5 menit
5. Jongkok bersandar pada bola
a. Letakkan bola menempel pada tembok atau papan sandaran.
b. Ibu duduk di lantai dengan posisi jongkok dan membelakangi atau
menyandar pada bola.
c. Sisipkan latihan tarikan nafas dalam pada posisi ini.
d. Lakukan selama 5-10 menit.

Keterangan Semua langkah diulang setiap satu jam

Sumber : Andriana, 2019


LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.
Ibu Bersalin yang
berada di RSUD Kubu
Raya

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Politeknik Kesehatan


Pontianak Kemenkes RI.
Nama : Ratu Bagus Gapita Secsiokaisaria
NIM : 1211092034
Jurusan : Sarjana Terapan Kebidanan
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pelvic Rocking
Menggunakan Birth Ball Terhadap Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif.”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan pada
ibu bersalin dan tidak akan menimbulkan akibat buruk bagi ibu bersalin sebagai
responden. Selain itu, kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan
hanya digunakan untuk tujuan penelitian.
Apabila ibu bersalin berkenan dan menyetujui, maka dengan ini saya
mohon kesediaan responden untuk menandatangani lembar pernyataan bersedia
menjadi responden yang telah disediakan.
Atas perhatian dan kerjasama ibu, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya.

Ratu Bagus Gapita Secsiokaisaria


LEMBAR KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Umur :

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian


saudari Ratu Bagus Gapita Secsiokaisaria yang berjudul “Pengaruh Pelvic
Rocking Menggunakan Birth Ball Terhadap Kemajuan Persalinan Kala I Fase
Aktif”

Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam keadaan
paksaan. Semoga keterlibatan saya dalam penelitian ini dapat memberi manfaat
khususnya dalam bidang kesehatan.

Responden
MASTER TABEL KELOMPOK INTERVENSI
Waktu
MASTER TABEL KELOMPOK Waktu
KONTROL Lamanya Kemajuan
No No Rsp Nama Alamat Perlakuan Pembukaan Fase Pembukaan Persalinan (Dalam Ket
Waktu
Aktif Waktu
Lengkap Lamanya Kemajuan
Jam)
No No Rsp Nama Alamat Perlakuan Pembukaan Fase Pembukaan Persalinan (Dalam Ket
Aktif Lengkap Jam)

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai