TINJAUAN PUSTAKA
A. Moral Reasoning
Moral berasal dari bahasa latin mos yang artinya tata cara dalam
budaya di mana individu sebagai anggota sosial (Roger, 1985). Oleh Franz
(1987) dikatakan bahwa kata moral selalu mengacu pada baik buruknya
keputusan individu dalam konteks dilema etika. Tujuan teori ini adalah
dilema etika, bukan untuk menilai benar atau salah (Afdal, 2012). Jadi moral
inilah yang menjadi indikator dari tingkatan atau tahapan kematangan moral.
bahkan mendengar pernyataan bahwa sesuatu itu salah (Duska dan Whelan,
1975)
lainnya dan prinsip-prinsip moral dasar itu merupakan akar dari nilai-
B. Analisis Wacana
1. Pengertian
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam penelitian suatu masalah
sosial, dan analisis wacana adalah salah satu metode yang dapat dilakukan.
Analisis wacana adalah alternatif terhadap kebuntuan-kebuntuan dalam
analisis media yang selama ini lebih didominasi oleh analisis isi
konvensional dengan paradigma positif atau konstruktivisnya.
Analisis Wacana akan memungkinkan untuk memperlihatkan
motivasi yang tersembunyi di belakang sebuah teks atau di belakang
pilihan metode penelitian tertentu untuk menafsirkan teks. Sedangkan
pengertian wacana sendiri adalah cara tertentu untuk membicarakan dan
memahami dunia (atau aspek dunia) ini2. Analisis Wacana Kritis itu tidak
lebih dari dekonstruktif membaca dan menafsirkan masalah atau teks
(sambil tetap ingat bahwa teori-teori postmodern memahami setiap
penafsiran realitas, karena itu, realitas itu sendiri sebagai teks. Setiap teks
dikondisikan dalam suatu wacana, sehingga disebut Discourse Analysis.
Fokus dari analisis wacana adalah setiap bentuk tertulis atau bahasa
lisan, seperti percakapan atau artikel koran. Topik utama yang menjadi
pokok dalam analisis wacana adalah struktur sosial yang mendasarinya,
yang dapat diasumsikan atau dimainkan dalam percakapan atau teks. Ini
menyangkut alat dan strategi yang dipakai orang ketika terlibat dalam
komunikasi, seperti memperlambat suatu pidato untuk penekanan,
penggunaan metafora, pilihan kata-kata tertentu untuk menampilkan
mempengaruhi, dan sebagainya
2. Kelemahan analisis wacana :
Sebagai suatu metode yang digunakan dalam meneliti masalah-
masalah sosial, analisis wacana juga mempunyai beberapa kelemahan,
antara lain :
a. Pada saat menganalisis suatu wacana, sangat diperlukan kecerdasan dan
keterampilan yang tinggi agar dapat memahami maksud dari pembuat
wacana tersebut. Kita harus dapat mencerna makna dari masing-masing
kata dan kalimat dari wacana tersebut sehingga pada akhirnya kita dapat
memahami maksud atau isi dari wacana tersebut
b. Dalam menafsirkan suatu wacana tidak hanya dipertemukan pada
masalah kebahasaan, tetapi juga dihadapkan pada problematika sosial,
sehingga dalam memahaminya kita agak menemui kesulitan.
c. Pemaknaan semakin rumit karena sebagai bagian dari metode penelitian
sosial dengan pendekatan kualitatif, analisisis wacana ini juga memakai
paradigma penelitian. Dengan demikian proses penelitiannya tidak
hanya berusaha memahami makna yang terdapat dalam sebuah naskah,
melainkan seringkali menggali apa yang terdapat di balik naskah
menurut paradigma penelitian yang dipergunakan
d. Perlu menguasai teori politik, karena Discourse Analysis lebih banyak
mengambil wacana politik dalam penelitiannya.
e. Dalam penelitian dengan analisis wacana, kita cenderung harus lebih
cermat dan amat teliti dalam memperhatikan semua aspek sekecil
apapun itu.
f. Analisis Wacana tidak memberikan jawaban yang pasti, tetapi akan
menghasilkan wawasan atau pengetahuan yang didasarkan pada
perdebatan dan argumentasi terus-menerus.
3. Kelebihan Analisis Wacana
a. Analisis wacana dapat diterapkan pada setiap situasi dan setiap subjek.
b. Perspektif baru yang disediakan oleh analisis wacana memungkinkan
pertumbuhan pribadi tingkat tinggi pemenuhan kreatif dan dapat
membimbing seseorang untuk dapat berfikir kritis.
c. Data yang ada dapat direkonstruksi untuk mengembangkan kerangka
yang sudah ada sebelumnya.
d. Tidak ada teknologi atau dana yang diperlukan tetapi analisis wacana
dapat mengakibatkan perubahan mendasar dalam praktek-praktek
lembaga, profesi, dan masyarakat secara keseluruhan.