Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PATOFISIOLOGI

PENYAKIT DEGENERATIF

Oleh Kelompok 10:

TK ll/Reg 2

1. Julia Mayang Sari (1814401096)


2. Risky Ramadhan (1814401097)
3. Gusti Ayu Larasati (1814401098)
4. Sisi Faradina (1814401099)
5. Muhamad Taufik (1814401100)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN TJK PRODI DIII


KEPERAWATAN TJK
TAHUN AJARAN 2019/2020

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat Taufik
Hidayah serta Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dari mata
kuliah patofisiologi dengan lancar dan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil karya
kami ini tidak luput dari kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan kata. Maka dari itu
dengan mengharapkan ridha Tuhan Yang Maha Kuasa, kami sangat membutuhkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah kami di masa yang akan
datang. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pembaca dan dapat
digunakan di dalam hal yang baik. Terima kasih.

Bandar Lampung, 12 september 2019

Kelompok 10

II
DAFTAR ISI

Judul.........................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................2

BAB II ISI
2.1 Pengertian Penyakit Degeneratif ................................................3
2.2 Jenis-jenis Penyakit Degeneratif.................................................4
2.3 Hubungan Gizi Dengan Penyakit Degeneratif.............................13
2.4 Pencegahan Penyakit Degeneratif..............................................14

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................16
3.2 Saran............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17

III
IV
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pada masa sekarang, penyakit yang paling berbahaya bukan lagi penyakit yang
berpunca daripada kuman atau jangkitan virus. Sebaliknya, ia adalah penyakit kronik
degeneratif yang berpunca daripada kerosakan dan degeneratif sel secara berkumpulan
dalam badan manusia.

Penyakit degeneratif seringkali tidak terdeteksi, karena terjadinya penyakit


sebelum diaknosa ditegakan membutuhkan waktu yang lama. Penyakit degeneratif
biasanya terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun. Sehingga morbiditas dan
mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi. Penelitian lain menyatakan bahwa
dengan adanya urbanisasi penyakit degeratif meningkat karena terjadi perubahan pola
makan dan aktivitas sehari – hari. Faktor resiko yang berubah secara epidemiologik dipe
rkirakan adalah bertambahnya usia, lebih banyak dn lebih lamanya obesitas, distribusi
lemak tubuh, kurangnya aktivitas jasmani dan faktor – faktor pendorong  yang lain
sekarang ini ada kecendrungan bahwa pen yakit degeneratif meningkatkan peranan
sebagai penyebab  kematian.

B.     Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:

1.      Apa itu penyakit degeneratif?

2.      Apa saja jenis – jenis penyakit degeneratif?

3.      Bagaimana hubungan gizi dengan penyakit degeneratif ?

4.      Bagaimana cara mencegah penyakit degeneratif?

1
C.     Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah untuk mengetahui gambaran tentang hubungan gizi dengan
penyakit degeneratif.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah:

1.      Mengetahui apa itu penyakit degeneratif.

2.      Mengetahui apa saja jenis – jenis penyakit degeneratif.

3.      Mengetahui bagaimana hubungan gizi dengan penyakit degeneratif.

4.      Mengetahui cara mencegah penyakit degeneratif.

2
BAB II
ISI

A.    Pengertian Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan penyakit


ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan istilah yang secara
medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf
tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan yang lebih
buruk. Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya kelompok
penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada salah satu
anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif.

Cowers tahun 1902 menekankan adanya istilah abiotrophy untuk penyakit seperti
tersebut di atas yang artinya menunjukkan adanya penurunan daya tahan sel neuron dan
mengakibatkan kematian dini. Konsep di atas mewujudkan hipotesa bahwa proses
penuaan (usia) dan penyakit degeneratif dari sel mempunyai proses dasar yang sama.

Ada beberapa penyakit yang dahulu dimasukkan ke dalam penyakit degeneratif,


tetapi sekarang diketahui mempunyai suatu dasar gangguan metabolik, toksik dan nutrisi
(defisiensi zat tertentu) atau disebabkan suatu slow virus. Dengan berkembangnya ilmu,
memang banyak penyakit yang dulu penyebabnya tidak diketahui akhirnya diketahui
sehingga tidak termasuk penyakit degeneratif. Sedangkan penyakit yang penyebabnya
tidak diketahui dan mempunyai kesamaan dimana terdapat disintegrasi yang berjalan
progresif lambat dari sistem susunan saraf dimasukkan ke dalam golongan ini. Istilah
yang agak membingungkan yaitu pemakaian yang tidak konsisten dari istilah atrofi dan
degeneratif, dua istilah ini digunakan pada penyakit degeneratif. Spatz mengatakan
bahwa gambarannya secara histopatologis berbeda. Atrofi gambaran khasnya berupa
proses pembusukan dan hilangnya neuron dan tidak dijumpai produk degeneratif, hanya
jarak antar sel yang melebar dan terjadi fibrous gliosis. Degeneratif menunjukkan proses
yang lebih cepat dari kerusakan neuron, mielin dan jaringan dengan akibat timbulnya
produk-produk degeneratif dan reaksi fagositosis yang hebat dan gliosis selular. Jadi
perbedaan atrofi dan proses degeneratif yaitu pada kecepatan terjadinya dan tipe
kerusakannya. Banyak penyakit yang merupakan proses degeneratif ternyata diketahui
kemudian penyebabnya adalah proses metabolik. Tetapi ternyata pada kejadian atrofi, ada
beberapa yangdasarnya adalah gangguan metabolik juga.

3
B.     Jenis – jenis Penyakit Degeneratif

Penyakit degeneratif sangat banyak jenisnya. Berbagai referensi menyebutkan


lebih dari 50 jenis penyakit degeneratif. Berikut adalah beberapa jenis penyakit
degeneratif yang berhubungan dengan konsumsi makanan atau zat gizi tertentu:

1.      Obesitas

Adalah kelebihan berat badan dari berat badan ideal/normal dengan standar
BMI/IMT (Index Massa Tubuh) > 30 kg/m2.

Pencegahan Obesitas:

a.       Gizi : Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak dan gula.

b.      Hindari konsumsi alkohol berlebihan.

c.       Hindari stress/depresi/frustrasi/kebosanan

d.      .Berolahraga secara teratur : lakukan latihan aerobik minimal 30 menit per hari, selama
3 kali seminggu ; tingkatkan aktivitas fisik misalnya jalan kaki ke kantor, naik tangga di
dalam kantor.

e.       Stop merokok.

2.      Kolesterol

Dalam tubuh terdapat lemak terdiri dari kolesterol jahat yang biasa disebut LDL
(Low Density Lipoprotein) dimana lemak ini dapat menempel pada pembuluh darah.
Sedangkan kolesterol baik yang dikenal dengan HDL (High Density Lipoprotein)
merupakan lemak yang dapat melarutkan kandungan LDL dalam tubuh. Kolesterol
normal dalam tubuh adalah 160-200 mg, maka penumpukan kandungan LDL harus
dicegah agar tetap dalam keadaan normal.

3.      Penyakit Jantung

 Paling sering adalah penyakit jantung koroner (PJK).  Koroner adalah arteri-arteri
yang melingkari jantung seperti mahkota (crown/coroner) yang berfungsi menyuplai
nutrisi dan oksigen bagi otot jantung. PJK timbul jika 1 atau lebih arteri koroner
mengalami penyempitan akibat penumpukan kolesterol dan komponen lain
(pembentukan plak) pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis).

4
 Akibat aliran darah terganggu, maka akan timbul nyeri atau rasa tidak nyaman di
dada (angina), terutama selama olahraga dimana otot jantung banyak membutuhkan
oksigen. Proses aterosklerosis dapat mulai terbentuk mulai usia anak-anak, sehingga
pencegahan PJK harus diperhatikan sejak dini.  Tanda-tanda awal PJK antara lain adalah
hipertensi dan kolesterol tinggi.

4.      Osteoporosis

Kalsium merupakan unsur pembentuk tulang dan gigi. Maka, agar kepadatan
tulang terus terjaga, penting untuk mengkonsumsi kalsium yang banyak terdapat dalam
susu. Sayangnya, seiring bertambahnya usia, kemampuan untuk menyerap kalsium
semakin berkurang. Maka, sebaiknya Anda membiasakan diri atau anak Anda untuk
minum susu setiap hari sejak usia dini. Karena penyebab osteoporosis adalah kurangnya
asupan kalsium pada usia muda.

Kaum muda, seringkali mereka berpikir tidak perlu lagi mengkonsumsi susu yang
dianggap sebagai makanan anak kecil. Atau karena berpikir tulang tidak dapat tumbuh
lagi sehingga mereka enggan minum susu. Memang, pada umumnya tulang berhenti
tumbuh saat usia 16-18 tahun, tetapi bukan berarti kita tidak perlu lagi memperhatikan
kesehatan tulang, karena fungsi tulang sangat penting bagi tubuh.

Kalsium yang dibutuhkan tiap orang berbeda, bergantung pada berat badan dan
aktivitas yang dijalankan. Pada ibu hamil dan menyusui, kalsium yang dibutuhkan lebih
banyak. Tabel berikut akan menjelaskan jumlah kalsium yang dibutuhkan berdasarkan
usia.

Satu gelas susu mengandung sekitar 500 mg kalsium. Kalsium tidak hanya
terdapat pada susu, makanan lain seperti ikan teri, sup tulang, sayuran hijau seperti
bayam dan kacang-kacangan adalah salah satu sumber dari kalsium. Karena kalsium
tidak dapat dihasilkan tubuh kita, maka penting untuk minum susu dan mengkonsumsi
makanan yang mengandung kalsium.

5
5.      Stroke

Terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau berkurang secara hebat, sehingga
otak tidak mendapat oksigen dan makanan. Stroke terbagi terbagi menjadi dua:

a.       Stroke Iskemik, disebabkan kurangnya aliran darah ke otak karena sumbatan pada
pembuluh darah otak. Merupakan jenis stroke yang paling banyak dijumpai (80%).

b.      Stroke Hemoragik, disebabkan pecahnya pembuluh darah dalam otak, darah yang
berkumpul dalam jaringan otak menyebabkan penekanan dan kerusakan sel otak.

Tanda dan Gejala (berlangsung mendadak), berikut adalah tanda dan gejalanya:

a.       Baal, lemah atau lumpuh di wajah, kaki atau tangan, biasanya pada satu sisi badan .

b.      Sulit berbicara atau memahami pembicaraan (afasia).

c.       Penglihatan buram, terganggu atau pandangan ganda

d.      Kehilangan keseimbangan atau koordinasi badan

e.       Sakit kepala hebat, dapat disertai leher kaku, nyeri wajah, nyeri di daerah antara kedua
mata, muntah atau gangguan kesadaran

f.       Gangguan daya ingat, orientasi atau persepsi

Pencegahan stroke:

a.       Hindari atau kendalikan faktor risiko di atas.

b.      Diet sehat untuk otak

c.       Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung kalium, folat dan
antioksidan

d.       Makanan kaya serat misalnya oatmeal atau kacang

e.       Makanan kaya kalsium

f.       Kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai

g.      Makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon, makerel dan tuna

6
Faktor risiko penyakit stroke adalah:

a.       Riwayat stroke dalam keluarga

b.      Usia, semakin lanjut usia, semakin tinggi risiko stroke

c.        Jenis kelamin, lebih banyak wanita yang meninggal akibat stroke dibandingkan
dengan pria.

d.       Ras, ras kulit hitam lebih tinggi risiko stroke dibandingkan ras lain.

e.        Hipertensi

f.       Hiperkolesterolemia

g.      Merokok

h.       DM

i.        Obesitas, dll

6.      Asam Urat

Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal
dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel
dalam darah.

Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal
dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat
purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut
berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin.
Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau
karena penyakit tertentu.

Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran)
dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada
menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar
asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung
banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian
sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.

Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati
sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya

7
ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang
dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin.

a.    Gejala Asam Urat

1)      Kesemutan dan linu

2)      Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.

3)      Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa
pada malam dan pagi.

b.    Solusi Mengatasi Asam Urat.

1.      Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya
adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.

2.      Kontrol makanan yang dikonsumsi.

3.      Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu
membuang purin yang ada dalam tubuh.

c.    Makanan yang Dihindari (mengandung banyak purin).

1)      Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak.

2)      Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.

3)      Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.

4)      Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.

5)      Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya seperti tempe,


tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping.

6)      Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong, asparagus, kembang kol,
buncis.

7)      Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa.

8)      Minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape, tuak.

8
4.    Hipertensi

Sebelum membahas mengenai tekanan darah tinggi atau hipertensi, ada baiknya
Anda mengenal terlebih dahulu tentang tekanan darah. Tekanan darah yaitu tekanan yang
dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan
biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya dokter menyebut
140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan tekanan
ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau
berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas. Angka kedua (90)
menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan
diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.

 Jika pembuluh dara menyempit, maka tekanan darah di dalam pembuluh darah
akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang mengalir bertambah, tekanan darah
juga akan meningkat.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah
tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat  dikendalikan. Ada
juga yang dapat di kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa
faktor tersebut antara lain:

a.    Keturunan

Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau
saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan
darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih
tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.

b.     Usia

Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Gaya hipup sehat di anjurkan
untuk mengurangi resiko.

c.    Garam

9
Faktor ini bisa di kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan
cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi
ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.

d.   Kolesterol

Faktor ini bisa di kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah, dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat
pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.

e.    Obesitas / Kegemukan

Faktor ini bisa di kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen
berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.

f.     Stres

. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah
tinggi. Faktor ini bisa di kendalikan.

g.    Rokok

Faktor ini bisa di kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah
menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung
dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki
tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu
penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.

h.    Kafein

Faktor ini bisa di kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.

i.      Alkohol

Faktor ini bisa di kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga


menyebabkan tekanan darah tinggi.

j.      Kurang Olahraga

Faktor ini bisa di kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan
tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan
darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita
tekanan darah tinggi.

10
Untuk mencegah penyakit hipertensi ini adalah dengan mengendalikan penyebab.
Adapun pencehgahan yang berhubungan dengan makanan adalah urangi konsumsi garam
dalam makanan, konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium.
Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi,  makan sayur
dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan
jeruk, kendalikan kadar kolesterol,  kendalikan diabetes.

5.    Penyakit Diabetes Mellitus (DM)

Diantara penyakit degeneratif, diabetes mellitus (DM) adalah salah satu di antara


penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. WHO menaksir
bahwa lebih dari 180 juta orang di seluruh dunia mengidap penyakit diabetes melitus.
Diperkirakan 1,1 juta orang-orang meninggal akibat diabetes pada tahun 2005.

Hampir 80% kematian diabetes terjadi di negara-negara yang mengalami


peningkatan kemakmuran akibat dari peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan
gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit
diabetes melitus. Hampir separuh kematian diabetes terjadi pada penduduk yang berusia
di bawah 70 tahun, 55% diantaranya adalah wanita.

Di Indonesia peningkatan jumlah penderita diabetes melitus bahkan lebih cepat


dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. WHO menyimpulkan bahwa di
Indonesia, penderita diabetes melitus menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah
dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan urutan diatasnya India, China
dan Amerika Serikat. Beberapa penelitian di Bali, 2005 menunjukkan bahwa insiden DM
di masyarakat mencapai lebih dari 13,5% dan diperkirakan jumlah ini akan terus
meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat. Temuan
tersebut semakin membuktikan bahwa penyakit diabetes mellitus merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang sangat serius (Depkes.go.id, 2005).

Terdapat dua jenis penyakit diabetes melitus yaitu diabetes melitus tipe 1 (insulin-


dependent diabetes mellitus) yaitu kondisi defisiensi produksi insulin oleh pankreas.
Kondisi ini hanya bisa diobati dengan pemberian insulin. Diabetes melitus tipe-2 (non-
insulin-dependent diabetes mellitus) yang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk
berespons dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan pankreas (resistensi
insulin), sehingga tidak tercapai kadar glukosa yang normal dalam darah. Diabetes
melitus tipe-2 ini lebih banyak ditemukan dan diperkirakan meliputi 90% dari semua
kasus diabetes di seluruh dunia (Depkes.go.id, 2005).

11
Diabetes tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan, dengan rajin
mengontrol kadar gula darah. Kontrol yang ketat ini bisa mencegah terjadinya komplikasi
pada pasien diabetes. Penyakit diabetes melitus dapat dihindari apabila setiap individu
melakukan tindakan pencegahan, antara lain mengetahui faktor-faktor risiko yang dapat
menimbulkan penyakit diabetes yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi, diantaranya
obesitas, merokok, stres, hipertensi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu
usia di atas 45 tahun keatas, faktor keturunan, ras, riwayat menderita diabetes gestasional,
pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg dan jenis kelamin.

Namun dalam hal ini, khususnya di Indonesia, faktor risiko terbesar penyebab
diabetes adalah obesitas (Depkes.go.id, 2005). Analisis yang dilakukan di Jakarta melihat
adanya korelasi yang bermakna antara obesitas dengan kadar gula darah. Obesitas secara
tersendiri tidak sampai menimbulkan diabetes, walaupun jelas dapat menaikkan kadar
gula darah. Mekanisme hubungan antara obesitas sebagai faktor risiko diabetes, sampai
saat ini masih belum jelas benar. Yang sudah diketahui adalah bahwa diabetes melitus
mempunyai etiologi multifaktorial dengan obesitas sebagai salah satu faktornya
(Sarwono, 1996).

Faktor risiko kedua yang dapat dimodifikasi yaitu merokok. Merokok merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena merokok dapat
menimbulkan kematian. Bila pada tahun 2000 hampir 4 juta orang meninggal akibat
merokok, maka pada tahun 2010 akan meningkat menjadi 7 dari 10 orang yang akan
meninggal karena merokok. Di Indonesia, 70% penduduknya adalah perokok aktif.
Dilihat dari sisi rumah tangga, 57 persennya memiliki anggota yang merokok yang
hampir semuanya merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya.
Artinya, hampir semua orang di Indonesia ini merupakan perokok pasif (Depkes.go.id,
2005)..

Faktor risiko ketiga yang dapat dimodifikasi yaitu stres. Stres memang faktor
yang dapat membuat seseorang menjadi rentan dan lemah, bukan hanya secara mental
tetapi juga fisik. Penelitian terbaru membuktikan komponen kecemasan, depresi dan
gangguan tidur malam hari adalah faktor pemicu terjadinya penyakit diabetes khususnya
di kalangan pria. Para ahli dari Karolinska Institute Swedia menemukan, pria yang
memiliki tingkat stres psikologisnya tinggi tercatat memiliki risiko dua kali lipat
menderita diabetes tipe-2 dibandingkan mereka yang tingkat stres psikologisnya rendah.

Faktor keempat adalah hipertensi. Di Amerika telah meneliti hubungan antara


tekanan darah dengan diabetes tipe 2 dan menemukan bahwa wanita yang memiliki
tekanan darah tinggi berisiko 3 kali terkena diabetes dibandingkan dengan wanita yang

12
memiliki tekanan darah rendah. Dari beberapa studi ditemukan adanya hubungan yang
erat antara hipertensi dengan diabetes tipe 2, namun hanya ada sedikit infomasi mengenai
hubungan antara tingkat tekanan darah dan diabetes tipe 2 yang terjadi sesudahnya.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa wanita yang memiliki hipertensi, berisiko 3 kali
lipat menjadi diabetes dibandingkan dengan wanita yang memiliki tekanan darah optimal
(Escardio, 2007).

Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya diabetes melitus pada individu


yang berisiko melalui modifikasi gaya hidup (pola makan sesuai, aktivitas fisik,
penurunan berat badan) dengan didukung program edukasi yang berkelanjutan. Meskipun
program ini tidak mudah, tetapi sangat menghemat biaya. Oleh karena itu dianjurkan
untuk dilakukan di negara-negara dengan sumber daya terbatas. Sedangkan pencegahan
sekunder, merupakan tindakan pencegahan terjadinya komplikasi akut maupun jangka
panjang. Programnya meliputi pemeriksaan dan pengobatan tekanan darah, perawatan
kaki diabetes, pemeriksaan mata secara rutin, pemeriksaan protein dalam urine program
menurunkan atau menghentikan kebisaaan merokok (Depkes.go.id, 2007).

C.    Hubungan Gizi dengan Penyakit Degeneratif

Salah satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat
gizi mikro dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko
penyakit ini. Dari beberapa jenis penyakit di atas dapat kita simpulakan bahwa sebagian
besar di pengaruhi oleh konsumsi makanan. Masyarakat sekarang gemar mengkonsumsi
makanan – manakan tinggi lemak seperti goreng – gorengan, junk food, makanan –
makanan instan. Kandungan Junk food mengandung lemak jenuh (saturated fat), garam
dan gula, serta bermacam-macam additive seperti monosodium
glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Oleh sebab itu daya tahan tubuh akan
menurun dan meningkatkankan resiko penyakit ini terutama karena konsumsi lemak dan
gula berlebih.

Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk
melindungi tubuh. Dari asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni
intraseluler ( didalam sel) dan ekstraseluler (diluar sel) atau pun dari makanan. Dari sini
aktioksidan tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni:

a.       Antioksidan Primer

13
Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa radikal bebas
baru. Ia mengubah radikal bebas menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnmya,
sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi. Contoh anti aksidan ini adalah enzim SOD
yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel – sel tubuh serta mencegah proses
peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita.
Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat – zat gizi meneral seperti mangan, seng,
tembaga. Selenuum (Se) juga berperan sebagai antipksidan. Jadi, jika ingin menghambat
gejala penyakit degeratif, mineral – mineral tersebut hendaklah tersedia cukup dalam
makanan yang dikonsumsi setiap hari.

b.      Antioksidan Sekunder

Antioksidan ini berfungsi untuk menangkap senyawa serta mencegah terjadinya


reaksi berantai. Contoh anti oksidan sekunder: vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam
urat, bilirubin, dan albumin.

Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan gizi
kurang. Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker lambung, telah
menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-buahan, dan bahkan dalam
percobaan in vitro pembentukan komponen N-nitriso dapat ditekan seminim mungkin
oleh antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C.

c.       Antioksidan Tersier

Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel – sel jaringan yang disebabkan
oleh radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA. Enzim ini berguna untuk
mencegah penyakit kanker. Percobaan telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi
antioksidan yang memadai dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.

D.    Pencegahan Penyakit Degeneratif

Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan


yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi rokok. Pada pola makan yang
tidak sehat misalnya mengkonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta
makanan berkolestrol lainnya. Modernisasi pekerjaan yang serba elektronik mendorong
banyaknya jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga sehingga berkurang
aktifitas fisik. Peningkatan pemasaran dan penjualan produk tembakau yang marak pada
negara-negara dengan pendapatan rendah hingga sedang sangat berperan dalam
menjadikan konsumsi rokok sebagai faktor risiko penyakit degeneratif. Karena itu, ada

14
tiga cara upaya-upaya pencegahan penyakit degeneratif, yakni melakukan pola makan
yang baik, olah raga yang teratur, dan tidak mengkonsumsi rokok.

Pendekatan lain yang banyak diambil pemerintah di berbagai negara karena


menguntungkan bagi pemerintah dalam penanggulangan Penyakit Degeratif adalah
penerapan pajak tembakau, penggunaan garam pada makanan olahan, dan
mengembangkan pola makanan sekolah

Cara orang-orang Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah banyak


mengkonsumsi ikan. Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi ikan dan rumput laut.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu protein ikan setingkat dengan
mutu protein daging, sedikit di bawah mutu protein telur dan di atas mutu protein serelia
dan kacang-kacangan. Ikan adalah sumber protein dan memiliki kandungan asam lemak
omega-3 yang mempunyai peran dalam pencegahan penyakit generatif, seperti jantung
koroner, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, kanker. Mengkonsumsi ikan sejak usia
muda juga dapat menunjang perkembangan kesehatan dan kecerdasan otak.

Sebagian masyarakat di Indonesia rajin mengkonsumsi kedelai bubuk sebagai


therapy nutrisi untuk Penyakit Degeneratif, seperti hipertensi, strooke, diabetes dan
kegemukan. Bubuk kedelai ditengarai mengandung banyak vitamin dan mineral serta
unsur-unsur lainnya yang terkandung didalamnya. Kedelai bubuk banyak digunakan
orang untuk meningkatkan vitalitas kebugaran dan imunitas daya tahan tubuh, serta
mencegah gangguan pencernaan.

15
BAB lll
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan penyakit


ini terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan istilah yang secara
medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf
tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan yang lebih
buruk.

Beberapa jenis penyakit degeneratif antara lain: osteoporosis, stroke, penyakit


jantung, asam urat, DM, kolesterol, obesitas, dll.

Salah satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat
gizi mikro dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko
penyakit ini. Dari beberapa jenis penyakit di atas dapat kita simpulakan bahwa sebagian
besar di pengaruhi oleh konsumsi makanan. Masyarakat sekarang gemar mengkonsumsi
makanan – manakan tinggi lemak seperti goreng – gorengan, junk food, makanan –
makanan instan.

B.     Saran

Dalam kenyataannya sekarang ini, penyakit degeneratif yang biasa dialami oleh
orang lanjut usia ternyata sudah dialami pada usia relatif muda. Tentunya hal ini
berkaitan dengan pengaturan pola makan yang tidak benar. Untuk itu perlu kita upayakan
pemberian pola makan yang benar sejak bayi balita dan seterusnya dalam pola yang
seimbang.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangan kami harapkan guna untuk perbaikan penyusunan
selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Prof  Dr  Ali  Khomsan

D o s e n   J u r u s a n   G i z i   M a s y a r a k a t   d a n   S u m b e r Daya Keluarga IPB

Penatalaksanaan Diabetus Militus Terpadu, FKUI, 1995  Center for Research and
Development of Nutrition and Food, NIHRD

 http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_degeneratif

Created: 1996Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia

http://jamuherbacureartikel.blogspot.com/feeds/posts/default?orderby=updated

17

Anda mungkin juga menyukai