Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEL HEWAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Informasi pada semester
ganjil Tahun Akademik 2021/2022 dengan dosen pengampu
Dr. Sugianto, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 3
Adi Wantono
Arina An Nadiyah
Fivin Eliyani
Iqbal Firmansyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


UNIVERSITAS WIRALODRA
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “sel hewan”. Penulisan makalah ini sesungguhnya adalah sebagai salah
satu tugas dalam mata kuliah Teknologi Informasi. Oleh sebab itu kami berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk menyelesaikan makalah ini sesuai dengan kemampuan kami. Makalah
yang berjudul “Sel hewan” merupakan hasil diskusi kelompok dengan mengambil rujukan dari
beberapa sumber sebagai bahan referensi. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Dosen
Pengampu Mata Kuliah Bapak Dr. sugianto, M.Pd. dan semua pihak yang telah membantu
tersusunnya makalah ini secara langsung ataupun tidak langsung.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan. Segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca dengan
kelapangan dada akan kami terima. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Indramayu, 20 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 2
A. Definisi sel hewan ............................................................................................................................. 2
B. Struktur dan Fungsi sel hewan .......................................................................................................... 2
C. Regulasi ............................................................................................................................................. 4
D. Karakteristik ...................................................................................................................................... 5
E. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan.......................................................................................... 6
BAB III ............................................................................................................................................................ 7
PENUTUP ....................................................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan........................................................................................................................................ 7
B. Saran ................................................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel merupakan kesatuan dasar sruktural dan fungsional makhluk hidup.
Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel.
Makhluk hidup yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal
(uniseluler = monoseluler) dan makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel
disebut makhluk hidup multiseluler. Sel sebagai unit fungsional berarti
seluruh fungsi kehidupan/ aktivitas kehidupan (proses metabolisme,
reproduksi, iritabilitas, digestivus, ekskresi dan lainnya) pada makhluk hidup
bersel tunggal dan bersel banyak berlangsung di dalam tubuh yang dilakukan
oleh sel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari sel hewan?
2. Apa saja struktur, dan fungsi sel hewan?
3. Apa saja regulasi dari sel hewan?
4. Apa itu karakteristik sel hewan?
5. Bagaimana perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi dari sel hewan.
2. Dapat mengetahui stuktur, dan fungsi sel hewan..
3. Dapat mengetahui regulasi dari sel hewan.
4. Dapat mengetahui karakteristik sel hewan.
5. Dapat mengetahui perbedaan sel hewan dan tumbuhan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi sel hewan
Membrane sel merupakan bagia sel yang menjadi pembatas atau
barrier antara lingkungan luar dengan isi sel itu sendiri. Keberadaan
membrane memungkinkan sel dapat mengorganisir lingkungan internalnya
untuk keperluan aktivitas kehidupan sel. Sebagi barier, tugas membrane sel
yaitu menyelesi partikel-partikel yang keluar dan masuk sel sehingga atas
dasar inilah, membrane sel bersifat selektif permeabel. Ada molekul yang
mudah masuk dalam sel dengan atau tanpa perantara, selain itu juga ada
molekul yang tidak dapat masuk sel. Studi tentang membrane sel telah di
lakukan sejak abad ke-19. Mulanya, membrane sel dikenal sebagai permukaan
bagian sel yang tersusun atas selapis lipid. Pada tahun 1925, ilmuan Gorter
dan Grendel mengajukan konsep bahwa membrane sel sebenarnya tersusun
atas fosfolipid bilayer menurut Gugala et al., 2016 (akmalia H. A., 2020)
B. Struktur dan Fungsi sel hewan
1. Struktur dalam sel hewan
Menurut Gade (2014) ada beberapa sel pada hewan yaitu:
a. Nukleus
Nukleus adalah pusat pengawasan sel. Ia mengawasi reaksi-reaksi kimia
yang terjadi dalam sel dan reproduksi sel. Inti mengandung asam
dioksiribonukleat (ADN) yang umum disebut gen atau kromosom. Gen ini
menentukan sifat-sifat protein enzim sitoplasma, dan dengan jalan ini
mengawasi aktivitas sitoplasma.
b. Mitokondria
Mitokondria terdiri atas dari dua lapisan unit membrane yaitu: membrane
luar dan membrane dalam. Membran dalam banyak membentuk lapisan
yang didalamnya melekat enim-enzim oksidatif sel. Rongga dalam
mitokondria juga banyak mengandung enzim-enzim terlarut yang penting
untuk menyaring energy dari nutrian.
c. Membran sel
Membran sel yakni terdiri atas lipid, lapisan protein dan lapisan tipis
mukplolisakarida,. Protein dan mukopolisakarida yang terdapat pada
permukaan membrane membuatnya hidrofilix, yakni air dengan mudah
melekat pada membrane. Adanya lapisan mukoplolisakarida pada
permukaan luar membrane menyebabkan tegangan permukaan luar
berbeda dengan permukaan dalam, sehingga reaktivitas kimia permukaan

2
dalam sel berbeda dengan permukaan luarnya. Sedangkan lipid yang
terletak ditengah membrane menyebabkan membrane tidak dapat
ditembus oleh zat-zat yang tidak larut dalam lipid. Membran sel
dilengkapi pori-pori agar zat yang tidak larut dalam lipid seperti air dan
urea dapat melewati membran sel. Pori-pori pada membrane disebabkan
oleh adanya molekul protein besar yang merusak struktur lipid membrane
dan membentuk jalan dari satu sisi membrane ke sisi lainnya. Karenanya,
membrane sel tidak hanya semi perrmiabel terhadap substansi yang
mengelilinginya, tetapi juga kadang bersifat permeabel atau impermeabel.
d. Ribosom
Ribosom berbentuk granular dan mengandung ARN, berfungsi dalam
sintesis protein dalam sel. ARN disintesis gen dari kromosom kemudian
disimpan dalam anak inti sebelum dikeluarkan ke sitoplasma dalam
bentuk ribosom granula. Bila ribosom melekat pada bagian luar retikulum
endoplasma, maka disebut reticulum endoplasma granular.
e. Sitoplasma
Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar. Bagian
cairan yang jernih dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan
hialoplasma; hialoplasma terutama mengandung protein yang terlarut,
elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit fospolipid, kolesterol dan
asam lemak teresterifikasi.
f. Lisosom
Lisosom menghasilkan sistem pencernaan intrasel yang memungkinkan
sel mencerna, dan membuang zat-zat atau struktur yang tidak diinginkan,
khususnya struktur yang rusak atau asing, seperti bakteri. Lisosom berisi
enzim- enzim hidrolik, yang berfungsi memecahkan senyawa organik
menjadi dua bagian atau lebih dengan mengikatkan hydrogen (H) dari
molekul air dengan bagian senyawa organic tersebut dan dengan
mengikatkan bagian hidroxil (OH) molekul air dengan bagian lain dari
senyawa tersebut.
2. Fungsi sel hewan
Menurut (Subagiartha, 2018) ada beberapa fungsi dalam sel hewan, yaitu:
a. Metabolisme
Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu
melakukan aktivitasnya disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi
kimia tersebut terjadi di dalam sel. Metabolisme yang terjadi di dalam sel
dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan
senyawa lain, dan reaksi anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel.

3
Salah satu proses katabolik yang merombak molekul makanan untuk
menghasilkan energi di dalam sel ialah respirasi seluler, yang sebagian
besar berlangsung di dalam mitokondria eukariota atau sitosol prokariota
dan menghasilkan ATP. Sementara itu, contoh proses anabolik ialah
sintesis protein yang berlangsung pada ribosom dan membutuhkan ATP.
b. Komunikasi sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan
mengirimkan 'sinyal' dari dan kepada sel lain, menentukan interaksi
antarorganisme uniseluler serta mengatur fungsi dan perkembangan tubuh
organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama lain
dalam proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk menentukan
apakah jumlah mereka sudah cukup sebelum membentuk biofilm,
sementara sel-sel dalam embrio hewan berkomunikasi untuk koordinasi
proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel. Komunikasi sel terdiri dari
proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul (misalnya hormon)
atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target ke molekul
yang menghasilkan respons sel. Mekanisme transfer sinyal dapat terjadi
dengan kontak antarsel (misalnya melalui sambungan pengomunikasi),
penyebaran molekul sinyal ke sel yang berdekatan, penyebaran molekul
sinyal ke sel yang jauh melalui saluran (misalnya pembuluh darah), atau
perambatan sinyal listrik ke sel yang jauh (misalnya pada jaringan otot
polos). Selanjutnya, molekul sinyal menembus membran secara langsung,
lewat melalui kanal protein, atau melekat pada reseptor berupa protein
transmembran pada permukaan sel target dan memicu transduksi sinyal di
dalam sel. Transduksi sinyal ini dapat melibatkan sejumlah zat yang
disebut pembawa pesan kedua (second messenger) yang konsentrasinya
meningkat setelah pelekatan molekul sinyal pada reseptor dan yang
nantinya meregulasi aktivitas protein lain di dalam sel. Selain itu,
transduksi sinyal juga dapat dilakukan oleh sejumlah jenis protein yang
pada akhirnya dapat memengaruhi metabolisme, fungsi, atau
perkembangan sel.
C. Regulasi
Setiap sel berasal dari pembelahan sel sebelumnya, dan tahap-tahap
kehidupan sel. Antara pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut
sebagai siklus sel. Pada Kebanyakan sel, siklus ini terdiri dari empat proses
terkoordinasi (Subagiartha, 2018), yaitu:
1. Pertumbuhan sel.
2. Replikasi DNA.

4
3. Pemisahan DNA yang sudah digandakan ke dua calon sel anakan
4. Pembelahan sel.
Pada bakteri, proses pemisahan DNA ke calon sel anakan dapat terjadi
bersamaan Dengan replikasi DNA, dan siklus sel yang berurutan dapat
bertumpang tindih. Hal ini tidak. Terjadi pada eukariota yang siklus selnya
terjadi dalam empat fase terpisah sehingga laju Pembelahan sel bakteri dapat
lebih cepat daripada laju pembelahan sel eukariota. Pada eukariota, tahap
pertumbuhan sel umumnya terjadi dua kali, yaitu sebelum Replikasi DNA
(disebut fase G1, gap 1) dan sebelum pembelahan sel (fase G2). Siklus sel
Bakteri tidak wajib memiliki fase G1, namun memiliki fase G2 yang disebut
periode D. Tahap Replikasi DNA pada eukariota disebut fase S (sintesis), atau
pada bakteri ekuivalen dengan Periode C. Selanjutnya, eukariota memiliki
tahap pembelahan nukleus yang disebut fase M (mitosis). Peralihan antar
tahap siklus sel dikendalikan oleh suatu perlengkapan pengaturan yang Tidak
hanya mengoordinasi berbagai kejadian dalam siklus sel, tetapi juga
menghubungkan Siklus sel dengan sinyal ekstrasel yang mengendalikan
perbanyakan sel. Misalnya, sel hewan Pada fase G1 dapat berhenti dan tidak
beralih ke fase S bila tidak ada faktor pertumbuhan. Tertentu, melainkan
memasuki keadaan yang disebut fase G0 dan tidak mengalami Pertumbuhan
maupun perbanyakan. Pada proses perkembangan sel dikenal beberapa tipe
siklus sel yaitu:
1. Siklus sel embrionik
2. Siklus sel somatic.
3. Siklus endoreduplikasi.
4. Siklus sel miosis.
D. Karakteristik
Adapun sel hewan menurut Nurul Huda & Adi Kusumo, (2015) adalah
nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan. Sel hewan
berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena sel hewan tidak
memiliki dinding sel dan kloroplas dan sel hewan memiliki vakuola yang
lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel yang keras,
sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia adalah salah satu jenis sel
hewan. Sel hewan tersusun dari Mitokondria, Ribosom, Retikulum,
Endoplasma, Badan Golgi, Sentriol, Lisosom, Sentroso, Nukleus (inti sel),
Membran sel (membrane plasma), Sitoplasma, dan Vakuola.

5
E. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan menurut Rachman et al.,(2018)
Struktur mendasar sel hewan dan sel tumbuhan sebenarnya sama saja, hanya
saja karena masing-masing jenis sel tumbuhan dan sel hewan mengalami
berbagai stimulus yang berbeda dari lingkungan, hal ini memunculkan
perbedaan pada dua jenis sel tersebut. Contohnya dari segi peran ekologis,
baik sel tumbuhan dan sel hewan memiliki peran yang sangat berbeda.
Tumbuhan berperan sebagai produsen makanan, sementara hewan berperan
sebagai konsumen tumbuhan atau hewan lain.Sel hewan dan sel tumbuhan
terdapat perbedaan pada komponen organel sel yang menyusunnya. Sel hewan
tidak memiliki dinding sel sehingga bentuk sel hewan tidak tetap seperti sel
tumbuhan. Pada sel hewan terdapat dua sentriol berbentuk silindris ayau bulat
panjang. Sentrisol tidak memiliki membran, DNA, dan RNA. Sentrisol
berfungsi membentuk perlengkapan pembelahan sel. Sentrisol merupakan
struktur yang hampir sama dengan tubuh basal. Tubuh basal terdapat di
bagian dasar dari setiap silia dan flagella. Tubuh basal membantu pengaturan
mikrotubulus yang menyusun silia dan flagella. Sel hewan, terdapat daerah
sumber penyebaran mikrotubulus bernama sentrosom yang bertindak sebagai
pusat pengaturan mikrotubulus

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan mengenai pembahasan sel
hewan yaitu sebagai berikut:
1. Sel hewan memiliki karakteristik yang berbeda dengan sel lainnya seperti
sel tumbuhan. Hal tersebut dapat dilihat dari karakteristik yang
dimilikinya, seperti tidak mempunyai dinding sel dan vakuola. Dengan
tidak mempunyai dinding sel tersebut, maka bentuk sel hewan tidak tetap
atau dapat berubah-berubah.
2. Struktur penyusun sel hewan terdiri dari 3 bagian utama, yaitu membrane
sel (membrane plasma), intisel (nukleus), dan sitoplasma. Setiap bagian-
bagian sel tersebut memiliki tugas dan fungsi masing-masing yang saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
B. Saran
Materi mengenai sel hewan ini memang terbilang cukup luas, maka
dari itu diperlukan Pemahaman dan penguasaan materi lebih mendalam lagi
agar siswa tidak hanya dapat Memahami setengah-setengah dari materi
tersebut. Maka dari itu diperlukan perangkat pendukung yang lebih lengkap
agar materi mudah dipahami oleh siswa.

7
DAFTAR PUSTAKA
akmalia H. A. (2020). biologi sel. CV. ALINEA MEDIA DIPANTARA.
Gade, M. (2014). STRUKTUR, FUNGSI ORGANEL DAN KOMUNIKASI ANTAR
SEL. Jurnal Al Ulum: LPPM Universitas Al Washliyah Medan, 2(1), 1–9.
Nurul Huda, S., & Adi Kusumo, D. (2015). Alat Bantu Ajar Pengenalan Sel Hewan
Dan Tumbuhan. Prosiding SENTIA 2015-Politeknik Negeri Malang, 7, 261–264.
Rachman, N. A., Paidi, P., & Widowati, A. (2018). PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN IPA MODEL TIGA DIMENSI (3D) UNTUK SISWA
DIFABEL NETRA PADA MATERI PERBEDAAN SEL HEWAN DAN SEL
TUMBUHAN. Pend. Ilmu Pengetahuan Alam-S1, 7(2), 86–92.
Subagiartha, I. M. (2018). Sel struktur, fungsi, dan regulasi. Anesthesiologi dan
Terapi Intensif, 2(3).

Anda mungkin juga menyukai