Anda di halaman 1dari 98

PENGAMATAN 3 (FUNGI)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas KelompokMata Kuliah Botani Cryptogamae

Dosen Pengampu :
Hadiansah, M.Pd.

.PRAKTIKUM

Disusun oleh Kelompok 5:

Rina Susilawati (1192060082)


Sahrul Sugiyana (1192060087)
Septiyani Hastuti (1192060094)
Sephia Putri M (1192060093)
Zahra Sabiela Z (1192060120)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
A. Landasan Teori
Jamur atau fungi merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga
bersifat heterotrof, tipe sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya
terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-
cabang yang disebut miselium. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri
jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,
pertumbuhan, dan reproduksinya
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh
buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa.
Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak
bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat
parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap
makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
B. Tujuan
1. Untuk mengamati macam-macam fungi yang ada di sekitar kita
2. Untuk mengenal klasifikasi dari macam-macam fungi yang ditemukan
3. Untuk mendeskrisikan ciri-ciri dari setiap fungi yang sedang diamati

C. Alat dan Bahan


1. Mikroskop stereo - Tempe, roti berjamur, oncom, ragi
2. Cutter - Aquadest
3. Kaca objek - Kultur jamur
4. Kaca penutup objek - jamur merang, jamur tiram, j. Kuping

D. Cara Kerja
1. Siapkan mikroskop stereo atau mikroskop digital dalam kondisi siap dipakai
2. Ambil sampel makanan yang sudah kedaluwarsa dan sudah ditumbuhi jamur seperti
yang sudah ditugaskan
3. Amati juga jamur berukuran besar yang sudah ditugaskan untuk dibawa dan diamati
4. Amati hifa dan miseliumnya, serta alat reproduktifnya
5. Ambil gambar hasil pengamatan dan identifikasi ciri-ciri yang teramati dari semua
jamur yang anda amati
E. Hasil Pengamatan

Gambar Substrat / Kelompok Jamur


No Genus Ciri-ciri
Habitat
Referensi Hasil Pengamatan Zigo Asco Basidio Deutero
Hidup pada Aspergillus ✓ 1. Hifa berseptat
media dengat 2. Hidup koloni dan
derajat berwarna putih
keasaman dan 3. Sporanya mempunyai
kandungan gula ukuran sangat kecil
yang tinggi. dan ringan mudah
Hidup juga pada menyebar di udara
1 lingkungan yang 4. Menyebabkan
memiliki pembusukan buah
kelembapan, atau sayur
basah seperti 5. Hidup pada media
pada tanah. dengan derajat
keasaman dan
kandungan gula
tinggi
Gambar Substrat / Kelompok Jamur
No Genus Ciri-ciri
Habitat
Referensi Hasil Pengamatan Zigo Asco Basidio Deutero
 1. Fusarium sp.
memiliki
makrokonidia
mempunyai bentuk
yang khas,
melengkung seperti
bulan sabit,
2. Terdiri dari 3-5 septa,
dan biasanya

2 dihasilkan pada
permukaan tanaman
yang terserang lanjut.
3. Bersifat
selulolitik sehingga
populasinya banyak
ditemukan pada lahan
pertanaman kentang
yang banyak
menggunakan pupuk
kandang
Gambar Substrat / Kelompok Jamur
No Genus Ciri-ciri
Habitat
Referensi Hasil Pengamatan Zigo Asco Basidio Deutero
Habitat jamur Mucor 1. Hifa pendek
berada di darat bercabang-
dan di tempat- cabangsporangiofor
tempat yang (hifa yang mencuat
lembab. ke udara dan
Meskipun mengandung banyak
demikian, inti sel)
banyak pula 2. tumbuh pada suhu
jenis jamur yang 5oC – 37oC

3 hidup pada 3. Sporangia



organisme atau membentuk di ujung
sisa-sisa sporangioforProtopla
organisme di sma di dalam
laut atau air dibelahdinding sel
tawar dibentuk di sekitar
masing-masing spora
4. Struktur tubuh
Rhizopus stolonifer
terdiri atas hifa dan
sporangium
Gambar Substrat / Kelompok Jamur
No Genus Ciri-ciri
Habitat
Referensi Hasil Pengamatan Zigo Asco Basidio Deutero
5. Hifa adalah benang-
benang penyusun
tubuh jamur
6. Sporangium adalah
struktur atau organ
pembentuk spora
7. berkembangbiak
secara aseksual atau
secara seksual

Pinicillium Penicillum  1. Bersel satu pada


dapat hidup di ujung tidak melebar
makanan roti, melainkan
buah busuk, bercabang-cabang

4. kain atau kulit 2. Tubuhnya tersusun


atas benang bersekat
3. Pilinya tersusun atas
protein
4. Hifa bersekat atau
bersepta
Gambar Substrat / Kelompok Jamur
No Genus Ciri-ciri
Habitat
Referensi Hasil Pengamatan Zigo Asco Basidio Deutero
5. Reproduksi jamur
pinicillium
berlangsung secara
vegetative (konodia)
dan secara generative
(askus)

Habitatnya di Rhizopus 1. Terdiri dari benang


darat, di tanah hifa bercabang
yang lembab, membentuk miselium
buah sayuran 2. Hifa tidak bersekat

5. yang matang, (bersifat sinositik)



kacang- 3. Hifa atau sekat antar
kacangan, bahan hifa ditemukan pada
fermentasi saat sel reproduksi
tempe atau roti, terbentuk
ataupun sisa 4. Dinding selnya
Gambar Substrat / Kelompok Jamur
No Genus Ciri-ciri
Habitat
Referensi Hasil Pengamatan Zigo Asco Basidio Deutero
organisme mati terbentuk dari kitin
5. Koloni berwarna
putih berangsur-
angsur menjadi abu-
abu
6. Stolon halus atau
sedikit kasar dan tidak
berwarna kuning
kecoklatan
7. Rhizoid pada jamur
Rhizopus tumbuh
secara berlawanan
dan terletak pada
posisi yang sama
dengan posisi
sprongiofora
8. Spora berbentuk
bulat, oval, elips atau
silinder.
Gambar Substrat / Kelompok Jamur
No Genus Ciri-ciri
Habitat
Referensi Hasil Pengamatan Zigo Asco Basidio Deutero
Habitatnya di Agaricus ✓ 1. Spesies yang dapat
ladang dan dimakan dan beracun
daerah berumput 2. Memiliki topi atau
setelah hujan, pileus berdaging
ditemukan di 3. Menghasilkan spora

6. halaman rumput telanjang


di daerah 4. Membentuk cincin
pinggiran kota. atau annulus pada
tangkai
5. Ditemukan di ladang
dan daerah berumput
setelah hujan.
Gambar Substrat / Kelompok Jamur
No Genus Ciri-ciri
Habitat
Referensi Hasil Pengamatan Zigo Asco Basidio Deutero
Habitatnya di Ganoderma ✓ 1. Berbentuk ginjal
alam tumbuh topi dan perifer
pada pangkal 2. Tidak memiliki
atau tunggul ingsang di bagian
pohon gugur bawah
3. Melepaskan spora
apda pori-pori
halus
7. 4. Pori-pori di
bagian bawah
mungkin
berwarna putih
atau coklat
5. Tumbuh di
pangkal atau
tuggul pohon
yang gugur.
Gambar Substrat / Kelompok Jamur
No Genus Ciri-ciri
Habitat
Referensi Hasil Pengamatan Zigo Asco Basidio Deutero
Habitat Auricularia ✓ 1. Berbentuk daun
menempel pada telinga manusia dan
pohon atau teksturnya seperti jeli
bebatuan 2. Diameternya sekitar
2-15 cm
3. Tubuh buah berwarna
hitam atau cokelat

8. kehitaman
4. Memiliki lamella
(lembaran) yang
tersusun dibawah
tudung dan
mengandung
basidiospora
5. Tunasnya merupakan
calon jamur baru
Gambar Substrat / Kelompok Jamur
No Genus Ciri-ciri
Habitat
Referensi Hasil Pengamatan Zigo Asco Basidio Deutero
Habitat di tanah Termitomyces ✓ 1. Berbentuk payung,
bekas rumah bagian tengah
rayap ataupun berbentuk kerucut
kumpulan daun- 2. Memiliki bentuk
daun yang lapuk lamellae yang
semppurna
9. 3. Memiliki tangkai
(stipe) yang
membengkak
4. Tidak memiliki
cawan dibagian
stipe
5. Bisa dikonsumsi
F. Pembahasan :
1. Aspergilus
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Eurotiommycetes
Ordo : Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus oryzae
Aspergillus sebagai kelompok jamur konidial yaitu jamur dalam keadaan aseksual. Jamur
ini tergolong ke dalam filum Ascomycota. Aspergillus merupakan spesies jamur yang
tersebar secara cosmopolitan, karena spora jamur yang mudah disebarkan oleh angina,
mudah tumbuh pada bahan-bahan organic atau produk hasil pertanian (Ratuh, 2017:6).
Aspergillus merupakan jamur yang mampu hidup pada media dengan derajat keasaman dan
kandungan guka yang tinggi. Jamur ini bahkan menyebakan pembusukan pada buah-buahan
atau sayuran. Aspergillus ini ada yang bersifat parasite ada juga yang bersifat saprofit.
Menurut suriawiria (1986), jamur aspergillus oryzae hidup saprofit atau parasite dengan
masa berbentuk benang atau filamen, multiseluler, bercabang cabang dan tidak berklorofil.
Benang tersebut merupakan hifa. Hidup berkoloni yang sudah menghasilkan sporra
warnanya menjadi coklat kekuning-kuningan, kehijau-hijauan. Jamur ini bereproduksi secara
aseksual menggunakan hifa untuk dengan cepat mendapatkan tempat berpijak pada substrat
pertumbuhannya.

2. Fascarium

Kingdom : Fungi

Divisi : Ascomycota

Kelas : Sordariomycetes

Ordo : Hypocreales

Famili : Nectriaceae
Genus : Fusarium

Spesies : Fasarium sp

Pada tabel nomer 2 merupakan jamur yang terdapat pada jahe yang berjamur. Jamur ini
berukuran mikroskopis dengan nama ilmiah Fasarium sp. Pada gambar terlihat jamur ini
memiliki konidia dengan bentuk seperti bulan sabit dan memanjang. Ciri ciri dari jamur ini
yaitu bersifat selulotik, bentuknya seperti bulan sabit, tumbuh dari spora yang menyerupai
benang dan hidup sebagai parasite.

3. Mucor
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Kelas : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Famili : Mucoraceae
Genus : Mucor
Spesies :Mucor musedo
Murcor musedo, hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan dan hewan, misalnya,
kotoran hewan dan roti busuk. Dari miselium pada subtratnya muncul benang-benang tegak
dengan sporangium pada ujungnya. Sporangium ini berisi spora. Jika sporangium sudah
matang, akan pecah sehingga spora akan tersebar keluar. Spora akan tumbuh menjadi
miselium baru. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan gametangium.
Secara umum roti hanya bertahan selama 4 hari. Apabila tempat penyimpanan tidak
steril dan cara penyimpanan juga tidak dilakukan dengan benar maka roti akan sangat cepat
terserang mikroorganisme. Mikroorganisme yang tumbuh pada roti merupakan pertanda awal
terjadinya kerusakan roti yang biasanya ditumbuhi mikroorganisme seperti jamur. Menurut
(Mizana, dkk. 2016 : 5) jamur yang sering tumbuh di roti adalah Rhizopus stonolifer, Mocor
sp dan beberapa jenis jamur yang berbahaya seperti Penicillium sp, Geotrichum sp dan
Aspergillus sp”. ( Lestari dinda A,2019).
4. Pinicillium
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Kelas : Eurotiumycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Trichocomaceae
Genus : Penicillium
Spesies :Penicillium sp
Pinicillium merupakan genus fungi dari ordo Eurotiales, filum ascomycota.Penicillium sp
ini memilki cirri yaitu tubuhnya tersusun atas benang bersekat, pilinya tersusun atas protein,
reproduksi jamur pinicillium berlangsung secara vegetative (konodia) dan secara generative
(askus) dan memilki hifa yang bersepta serta membentuk badan spora yang disebut dengan
konidium. Penicillium merupakan kelompok jamur yang memnghasilkan senyawa antibiotic
salah satunya Pensilin. Pensilin merupakan kelompok antibiotic yang ditandai dengan cincin
β-laktam dan diproduksi oleh berbagai jenis jamur (eukariotik) yaitu dari jenis penicillium,
Aspergillus, serta oleh bebrapa prokariot tertentu. (Purwantisari,2018).

5. Rhizopus
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Zygomycota
Kelas : Mucoromycotina
Ordo : Mucuroles
Famili : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Spesies :Rhizopus sp
Rhizopus sp adalah filum fungi yang termasuk dalam kelompok zygomycota ordo
mucorales. Dikutip dari karya tulis ilmiah (Hidayatullah, 2018: 6) bahwa ciri khas jamur ini
yaitu mempunyai hifa yang membentuk rhizoid dan dapat menempel pada substrat. Adapun
ciri lain dari jamur ini ialah mempunyai hifa yang ceonositik, sehingga tidak bersekat. Stolon
atau miselium dari jamur Rhizopus sp ini menyebar diatas substratnya, karena hifa dari jamur
ini adalah vegetative.
Jamur Rhizopus bereproduksi dengan cara aseksual dan memproduksi sporangifor
bertangkai. Sporangifornya berpisah dari hifa dengan hifa yang lainnya oleh sebuah dinding
seperti septa, beberapa spesies dari genus Rhizopus ini antara lain: Rhizopus oryzae,
Rhizopus stolonifer, Rhizopus oligosporus, Rhizopus nigrican, dan lain sebagainya.

6. Agaricus
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : garicaceae
Genus : Agaricus
Spesies : Agaricus campestris
Agaricus campestris merupakan jamur insang yang banyak dimakan dan masih memiliki
kerabat dekat dengan jamur kancing yang dibudidayakan. Jamur ini termasuk kedalam genus
Agaricus dan pada divisi Bsidiomycota. Jamur ini menyerupai topi berwarna putih yang
memiliki sisik halus dan diameter 5-10 cm serta berbentuk setengah bola pertama sebelum
mendatar dengan kematangan. Jamur ini memiliki btang dengan tinggi 3-10 cm serta
didomonasi warna putih dan memiliki satu cincin tipis. Dagingnya berwarna putih dan
terkadang menjadi coklat kemerahan suram serta sporanya berdinding tebal. Habitat jamur
ini ditemkan di daerah berumput setelah hujan dan ditemukan di ladang, serta biasa
ditemukan di halaman berumput di daerah pinggiran kota.

7. Ganoderma
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Polyporales
Famili : Ganodermataceae
Genus : Ganoderma
Spesies : Ganoderma lingzhi
Ganoderma lingzhimerupakan jamur pada genus Ganoderma dan termasuk pada divisi
Basidiomycota. Jamur ini Berbentuk ginjal topi dan perifer dimasukkan batang yang
memberikan sesuatu yang berbeda. Saat segar jamur ini lembut, seperti gabus, dan rata.
Jamur ini Tidak memiliki ingsang di bagian bawahnya dan Melepaskan spora melalui pori-
pori halus. Bergantung pada usianya, Pori-pori di bagian bawah mungkin berwarna putih atau
coklat. Ganoderma lingzhi tumbuh di pangkal atau tuggul pohon yang gugur. Jamur ini bisa
digunakan dalam pengobatan tradisional tiongkok.

8. Auricularia
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Auriculariales
Famili : Auricularaceae
Genus : Auricularia
Spesies : Auricularia auricula
Jamur Auricularia auricula memiliki ciri-ciri tubuh kenyal seperti gelatin dan berbentuk
seperti kuping dengan memiliki satu pelekatan. Diameter tubuh buah 2-10 cm dengan tekstur
tipis berdaging dan kenyal. Tubuh buah jamur berwarna coklat muda (ketika muda) dan
coklat tua (saatt matang), bagian luar tubuh buah halus dan bagian dalamnya licin dan
berkerut. Jamur ini tumbuh pada kayu lapuk dan dapat dikonsumsi (Rahmadani, 2019:74).

9. Termitomyces
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Lyopyllaceae
Genus : Termitomyces
Spesies : Termitomyces eurrhizus
Genus termitomyces memiliki bentuk seperti payung, bagian tengah berbentuk kerucut,
sifat permukan bagian tengah halus, tepi rata, permukaan halus, permukaan tudung buah
halus seluruh permukaan, daging tudung buah tebal dan berwarna putih, memiliki bentuk
bilah (lamellae) yang sempurna. Tangkai (stipe) membengkak pada bagian bawah, letak
tangkai tepat pada pusat tudung buah, sifat menyerat, tangkai berwarna putih, memiliki
rhizomorf berwarna gelap dan bentuknya seperti kawat, tidak memiliki cawan atau volva
dibagian bawah stipe, tumbuh pada serasah daun yang telah lapuk atau bekas rumah rayap.
Biasanya jamur jenis ini sering di konsumsi oleh manusia (Anwar, seminar nasional).
Macam-macam jamur Termitomyces antara lain: Termitomyces eurrhizus, Termitomyces
umkowaan, Termitomyces nebularis, Termitomyces clypeatus, dan lain sebagainya.

G. Referensi
Anwar, Khoirul dkk. Inventarisasi dan Karakteristik Jamur Liar Yang Dapat Di Konsumsi Di
Desa Wonojati Kecamatan Gondangwetan Kabupaten Pasuruan-Jawa Timur. Seminar
Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS.
Hidayatullah, Taufik. 2018. Identifikasi Jamur Rhizopus sp dan Aspergillus sp Pada Roti
Bakar Sebelum dan Sesudah Dibakar Yang Dijual Di Alun-alun Jombang. Karya Tulis
Ilmiah. Program Studi D III Analis Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika, Jombang.
Praja, Ratih Novita, dkk. 2017. Isolasi dan Identifikasi Aspergillus sp Pada Paru-paru Ayam
Kampung Yang Dijual Di Pasar Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner. Vol. 1 No 1 : 6-
11.
Rahmadani, Ayu. 2019. Karakteristik jamur Makroskopis Di Stasiun Penelitian Soraya
Kawasan Ekosistem Leuseur Sebagai Media pembelajaran Pada Materi Fungi.
Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Biologi UIN Ar-
Raniry, Banda Aceh.
Tjirosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada
Lestari, Ayu Dind.2019. IDENTIFIKASI JAMUR PADA ROTI YANG DIJUAL DI KOTA
LANGSA BERDASARKAN LAMA PENYIMPANAN. Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samudra. Jurnal Jeumpa, Vol 6 (2)
Purwantisari dan Putra. 2018. Kemampuan antagonism Psedomonas sp dan Penicillium sp
Terhadap Cescosporanicotianae In Vitro. Jurnal biologi, Vol 7 (3)
PENGAMATAN 4 (LICHENES)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Botani Cryptogamae
Dosen Pengampu:
Hadiansah, M.Pd.

PRAKTIKUM

Disusun oleh Kelompok 5:

Rina Susilawati (1192060082)


Sahrul Sugiyana (1192060087)
Septiyani Hastuti (1192060094)
Sephia Putri M (1192060093)
Zahra Sabiela Z (1192060120)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
A. Landasan teori
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga secara
morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lumut ini hidup secara epifit pada pohon-
pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi
pantai atau gunung-gunung yang tinggi.
Organisme ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah.
Organisme ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada bagian pinggir batu. Dalam
hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan
air dalam jangka waktu yang lama.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mengamati macam-macam lichens
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari lichens
3. Untuk mengetahui klasifikasi pada lichens
C. Alat dan Bahan
- Awetan lichens
- Lup
- Mikroskop stereo/mikroskop digital
D. Cara Kerja
1. Amatilah lichens dengan langsung. Jika dibutuhkan amati di bawah mikroskop stereo
atau mikroskop digital untuk melihat permukaan atas maupun permukaan bawah talus
dari lichens yang diamati.
2. Amati pula struktur penyusun penyusun dari lichens dengan menyanyat tipis secara
melintang.
3. Tentukan jenis tipe talusnya
4. Deskripsikan ciri-ciri yang terdapat pada masing-masing lichens yang diamati mulai
dari warna permukaan atas dan bawah, tipe tubuh buahnya, tekstur talus dan aspek lain
yang dapat anda amati.
E. Hasil Pengamatan
Gambar
No Genus Deskripsi
Referensi Hasil Pengamatan
1 Cladonia Tipe Talus :
squamulose

Tipe Tubuh Buah :


Podetia

Ciri lain
Spesies Cladonia
kebanyakan tumbuh
di tanah, tetapijuga
terjadi pada dasar
pohon dan kayu yang
membusuk, dan
memainkan peran
penting dalam
vegetasi tanah
tundradan bioma
vegetasi hutan boreal
(Ahti & Oksanen
1990). Mereka juga
sering terjadi di
banyak daerah
beriklim sedangdan
bahkan habitat tropis
(Ahti 2000).

2 Usnea Tipe Talus :


Fruticose

Tipe Tubuh Buah :


Apotesium

Ciri lain Talus Usnea


a sering disebut
dengan kayu angin.
Kayu angin
merupakan kelompok
lumut kerak dimana
lichenes ini
tumbuhnya berupa
talus yang terdiri dari
benang-benang hifa.
Apotesia tumbuh
kearah sisi, berbentuk
perisai, berwarna
hijau kekuningan dan
hidup secara epifit
pada pepohonan dan
ranting kayu. Kayu
angin terbentuk dari
dua organisme yang
terdiri atas cendawan
dan ganggang
protococcus yang
bersimbiosis
membentuk satu
individu, tumbuh
tegak atau berjumbai
dan panjangnya
sampai 30 cm atau
lebih
3 Graphis Tipe Talus :
Crustose

Tipe Tubuh Buah :


Apotesium

Ciri lain
Graphis memiliki
talus tipis, halus,
kerak berwarna pucat
dengan menonjol,
panjang, dan
melengkung, sering
bercabang memiliki
apothesia dengan
warna abu-abu dan
hitam, spora berwarna
putih, memiliki
rongga pembatas
(septa) yang
melintang.
Permukaan talus yang
menonjol umumnya
mempunyai kulit
yang halus.
4 Lecanora Tipe Talus :
Squamos

Tipe Tubuh Buah :


Podetia

Ciri lain
1. Tidak
memilki
cabang atau
lobus pada
talusnya
2. Talus melekat
pada kulit
pohon dengan
substratnya
Terdapat askus askus
yang menghasilkan
spora
5 Lobaria Tipe Talus :
Foliose

Tipe Tubuh Buah :


Apothecium

Ciri lain:
1.Ditemukan di
daerah hutan dengan
kayu keras
2.Berukuran besar,
berwarna hijau cerah
3.Terdapat talus
berwarna hiju
4.Memiliki struktur
daun yang tersusun
oleh lobus lobus
6 Pamelia Tipe Talus :
Foliase

Tipe Tubuh Buah


: Aphotecium

Ciri lain
1. Berbentuk
seperti daun dan
berlipat loipat
2. Tengah talus
memilki warna gelap
dal luas talus 2-60cm
3. Talus
berwarna hijau tua
pada bagian tenga dan
hijau pudar pada
bagian tepi
4. Melekat paa
substrat melalui rizin
7 Usnea Tipe Talus : Fruticose
lichen

Tipe Tubuh Buah :


Berbentuk seperti
semak

Ciri lain
Fruticose bentuk
thallusnya berupa
semak dengan banyak
cabang dengan
bentuknya yang
seperti pita. Thallus
fruticose tumbuh
tegak atau
menggantung pada
batu, dedaunan atau
cabang pohon. Tidak
terdapat perbedaan
antara permukaan atas
dan bawah dari
fruticose
8 Lacidela Tipe Talus :
krustose

Tipe Tubuh Buah :


ascocarpus di bagian
ujungnya

Ciri lain
itik hitam yang
nampak pada
permukaan thallus
9 Physcia Tipe Talus :
Foliose atau
berbentuk seperti
daun

Tipe Tubuh Buah :


Apotecheum

Ciri lain:
1.Thalusnya datar,
lebar, banyak lekukan
seperti daun yang
mengkerut
2.Bagian permukaan
atas dan bawahnya
berbeda
3.Melekat pada batu,
ranting, dengan
rhizines
4.Rhizines berfungsi
mengabsorpi
makanan.
10 Ramalina Tipe Talus :
Fruticose

Tipe Tubuh Buah


Aphotecium

Ciri lain
1. Spora dengan
satu septa
2. Thalus kaku
dan kasar
3. Thalusnya
bercabang banyak
4. Percabangan
utama dari tepi thalus
utama
5. Tidak
terdapat perbedaan
pemukaan bawah dan
atas
11 Flapomarpelia Tipe Talus :
Foliose

Tipe Tubuh Buah :


Apothecuim

Ciri lain
1. Talusnya Foliose
2. Berwarna kuning,
hijau, dan kuning
pucat.
3. Permukn bawah
berwarna hitam
kecuali tepi
coklat.
Rizoid yang menmpel
pada permukaan
bawah berwarna
hitam dan
12 Pseudevernia Tipe Talus :
Fruticose dan foliose

Tipe Tubuh Buah :


Perisetium

Ciri lain
1. agak sensitive
terhadap polusi
udara
2. reproduksi
aseksual
3. memiliki dua
varietas identik
4. menempel pada
kulih pohon

F. Pembahasan
1. Cladonia carneola
Kingdom : Fungi

Divisi : Ascomycota
Kelas : Ascomycetes

Ordo : Lecanorales

Famili : Cladoniaceae

Genus : Cladonia
Spesies : Cladonia carneol

Cladonia (Cladoniaceae) adalah genus subkosmopolitan dari makrolichens yang


bercirikan thallus dimorfik, dibentuk oleh thallus primer krustosa atau skuamulosa yang
kadang-kadang menghilang, danfruticose podetia (Ahti & Stenroos 2013). Saat ini terdiri
dari 470 spesies (T. Ahti, pers. Comm)Spesies Cladonia kebanyakan tumbuh di tanah,
tetapijuga terjadi pada dasar pohon dan kayu yang membusuk, dan memainkan peran
penting dalam vegetasi tanah tundradan bioma vegetasi hutan boreal (Ahti & Oksanen
1990). Mereka juga sering terjadi di banyak daerah beriklim sedangdan bahkan habitat
tropis (Ahti 2000).

2. Usnea subfloridana
Kingdom : Fungi
Divisio : Thallophyta
Class : Ascolichenes
Ordo : Lecanorales
Family : Usneaceae
Genus : Usnea
Spesies : Usnea subfloridana

Menurut pengamatan yang telah dilakukan jenis dari lumut kerak ini termasuk ke dalam
fructicose dengan morfologi tubuhnya yang tegak, berumbai, bercabang banyak berwarna
kuning , abu-abu kehijauan. Ditemukan menggantung pada substrat yaitu batang
pepohonan.
Menurut Muzayyinah (2005) Genus Usnea memiliki thalus berbentuk fruticosa, berwarna
putih kehijauan, berbulu kasar atau berambut kasar, dikenal dengan nama lumut kerak
jenggot, bahan jamu atau obat . hidup epifit dipohon kering. Jenidnya: Usnea dasypoga
(berambut kasar), Usnea articulata (tak berambut), Usnea caratina (kerdil dan keras).
Usnea termasuk tanaman epifit tahunan, hidup menempel pada pohon yang keras.
Thalus seperti benang, tegak atau bergantungan, tanpa rhizoid-rhizoid dan melekat pada
substrat dengan suatu cakram pelekat yang yang berasal dari lapisan teras (empulur).
Thalus bercabang-cabang yang yang bentuknya seperti serabut, kulitn seperti tanduk,
rapuh atas terdiri hifa-hifa berdinding tebal, bersepta dan tegak lurus pada poros bujur
(Miharjo,1996).
Menurut Hennsen & Jahns (1974) thallus terkena insolation yang kuat biasanya
akankekuningan hijau, karena konsentrasi tinggi kemungkinan asam usnat di korteks,
yang seharusnya melindungi ganggang terhadap cahaya yang berlebihan. Dalam situasi
teduh thalus berwarna hijau keabu-abuan yang mungkin mencerminkan konsentrasi
rendah asam usnat di korteks
3. Graphis scripta
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Class : Lecanoromycetes
Ordo : Ostropales
Famili : Graphidaceae
Genus : Graphis
Spesies : Graphis scripta
Graphis scripta merupakan jenis lichenes yang memiliki thallus berbentuk crustose dan
berwarna putih keabu-abuan. Jenis ini memiliki apothecia yang termodifikasi yang
disebut Lirellae, berbentuk memanjang, melengkung, bercabang dan berwarna
hitam.71Lichenes ini ditemukan di pohon pete
4. Lecanora sp
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Class : Lecanoromycetes
Ordo : Lecanorales
Family : Lecanoroceae
Genus : Lecanora
Spesies : Lecanora sp
Lecanora termasuk famili Lecanoraceae yang memiliki talus pipih berwarna putih
kehijauan. Mikobion pada Lecanora yaitu Ascomychetes dan pikobion yaitu
Chlorophyta. Habitatnya berada di pohon, bentuk askokarpnya adalah Apothecium yang
terlihat jelas dan letak alat perkembangbiakan di tengah, tidak memiliki rhizine dan
percabangan talus.
5. Lobaria pulmonaria
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Class : Lecanoromycetes
Ordo : Peltigerales
Family : Lobariaceae
Genus : Loibaria
Spesies : Lobaria pulmonaria
Lobaria termasuk famili Lobariaceae. Talus tipe foliase dengan permukaan atas berwarna
hijau dan permukaan bawah berwarna hitam, lobus berukuran besar, organ vegetative
soredia berwarna hijau sedikit di atas permukaan talus, talus mengandung Asam
Norstictic, Asam Stictic, Asam Constictic, dan Asam Usnic. (Jannah, Miftahul dan
Hidayah, 2019: 8-9)
6. Parmelia saxatilis
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Class : Lecanoromycetes
Ordo : Lecanorales
Family : Parmeliaceae
Genus : Parmelia
Spesies : Parmelia saxatilis
Parmelia Berbentuk seperti daun dan berlipat lipat, tengah talus memilki warna gelap dan
luas talus 2-60cm. Talus berwarna hijau tua pada bagian tenga dan hijau pudar pada
bagian tepi kemudian melekat paa substrat melalui rizin.. Parmalia saxatilis digunakan
untuk membuat pewarna dengan warna merah coklat berkarat orange. Dikenal sebagai
crotal di Skotlandia,
7. Usnea comosa
Kingdom : Fungi
Divisio : Thallophyta
Class : Ascolichenes
Ordo : Lecanorales
Family : Usneaceae
Genus : Usnea
Spesies : Usnea comosa

Spesies Usnea comosa memiliki bentuk thallus fructicose berupa semak yang menempel
dan menggantung pada cabang-cabang pohon. Usnea comosa berwarna abu-abu dan hijau
kekuningan semua bulat cabang-cabang seperti benang. Spesies ini memiliki apothesia
yang berbentuk perisai. Ukuran spesies ini bervariasi.72 Usnea comosa yang ditemukan
dalam penelitian ini berukuran 3 cmdengan warna kuning hijau keabuan.
8. Lecidella elaeochroma
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Class : Lecanoraceae
Ordo : Lecidellales
Family : Lecidellaceae
Genus : Lecidella
Spesies : Lecidella elaeochroma
Thallus lichenes Lecidella elaeochroma adalah bertipe thalus krustose. Thallus tebal
berukuran sekitar lebih dari 0.5 mm. Permukaannya berwarna kuning atau kuning
keabuan hingga hitam, hijau, permukaan agak halus. Apothesia spesies ini berbentuk
cawan cekung ke cembung Spesies yang ditemukan pada penelitian ini berukuran 2,5 cm
dengan warna hijau muda lobus
hitam sebanyak 50 koloni.
9. Physcia aipolia
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Lecanoromycetes
Ordo : Teloschistales
Famili : Physciaceae
Marga : Physcia
Spesies : Physcia aipolia
Salah satu genus physcia adalah Physcia aipolia banyak ditemukan melekat pada batu,
ranting, pohon dengan menggunakan rhizines, memiliki thalus yang bertipe foliose
(seperti daun), ujung lobus thalusnya lebar daripada bagian pangkalnya dengan
percabangan menjari agak membulat, tipe tubuh buah pada lichen ini adalah apotesia
(berbentuk cawan terbuka dan terdapat askus-askus jamur yang menghasilkan askospora),
apotesia pada lichen ini berwarna hitam, banyak ditemukan dipermukaan thalus bagian
tengah yang berkoloni dengan tepi apotesianya rata dan bagian tengahnya cembung
(Ratna, 2017: 19)
10. Ramalina fraxinea
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Lecanoromycetes
Ordo : Lecanorales
Famili : Ramalinaceae
Genus : Ramalina
Spesies : Ramalina fraxinea
Genus Ramalina adalah genus lichen frutikosa kehijauan yang tumbuh berbentuk dahan
pipih seperti tali. Biasanya anggota genusnya disebut lumut tali atau lumut tulang rawan.
Menurut Ratna (2017: 16) genus Ramalina memiliki morfologi thalus yang flattened
(pipih) dan memiliki warna yang sama pada permukaanya, bentuk tubuhnya apotesia
dimana memiliki karakter spora 1 septa, thalusnya bersifat kaku dan keras, serta
bercabang dengan banyak, cabang thalusnya muncul dari tepi thalus utama
11. Flavoparmelia caperata
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Lecanoromycetes
Ordo : Lecanorales
Family : Parmeliaceae
Genus : Flavoparmelia
Spesies : Flavoparmelia caperata
Flavoparmelia caperata merupakan jenis lichen yang tubuh di kulit pohon dan kadang-
kadang diatas batu. Spesies ini memiliki foliose besar lichen yang sangat khas pucat atas
hijau kuning korteks saat kering. Tipe Talus spesies ini foliose dengan tipe tubuh buah
Apothecuim. Berwarna kuning, hijau, dan kuning pucat. Lobus dari thalus mungkin
halus, tetapi seringkali memiliki tampilan yang keriput terutama pada specimen yang
lebih tua. Permukaan bawah berwarna hitam kecuali tepi coklat. Rizoid yang menmpel
pada permukaan bawah berwarna hitam dan tidak bercabang.
12. Pseudevernia furfuracea
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Lecanoromycetes
Ordo : Lecanorales
Family : Parmeliaceae
Genus : Pseudevernia
Spesies : Pseudevernia furfuracea
Pseudevernia furfuracea merupakan lichenized spesies jamur yang tumbuh pada kulit
dari pohon cemara dan pohon pinus. Spesies ini agak sensitive terhadap polusi udara,
keberadaanya biasanya menunjukan kondisi udara yang baik ditempat tumbuh. Spesies
ini bereproduksi secara aseksual. Permukaan tumbuh yang disukai adalah apa yang
disebut pohon kulit kayu yang miskin nutrisi termasuk birch, pinus, dan cemara. Tipe
Talus pada spesies ini ialah fructicose dan foliose. Spesies ini memiliki kegunaan yaitu
digunakan dalam parfum, pembalseman, penyerapan logam berat, pemantau polusi dan
pengobatan. Spesies ini dalam jumlah besar diproses detiap tahun di prancis untuk
industry parfum.

G. Referensi
Efri Roziaty 2016.Review Lichen : karakteristik anatomis dan perproduksi vegetatifnya
universitas muhammadiyah surakarta vol.3 no. 1

Fried, George, H, danHademenos, J. 2006.Biologi edisi kedua.Yogyakarta : Erlangga

Miharjo, Siswo. 1996. Pemanfaatan Ekstrak Kayu Angin Usnea Sebagai Antibakteri
Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Gram Negatif. Semarang : FMIPA Universitas
Diponegoro.
Muzayyinah. 2005. Keanekaragaman Tumbuhan Tak Berpembuluh. UNS Press:
Surakarta
Ratna, Puspitasari S. 2017. Fructicose dan Foliose Lichen Di Bukit Bibi, Taman Nasional
Gunung Merapi. Jurnal Penelitian. Vol 21. No 1.
Resa, Diana. 2019. Skripsi yang berjudul Jenis-jenis Lichens pada Tanaman Kopi Desa
Paya Tumpi Baru Kecamatan Kabayakan Sebagai Referensi Pendukung Pembelajaran di
MAN 1 Aceh Tengah. Banda Aceh.
Ratna, Puspitasari S. 2017. Fructicose dan Foliose Lichen Di Bukit Bibi, Taman Nasional
Gunung Merapi. Jurnal Penelitian. Vol 21. No 1.
PENGAMATAN 5 (BRYOPHYTA)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah Botani
Cryptogamae

Dosen Pengampu:
Hadiansah, M.Pd.

PRAKTIKUM

Disusun oleh Kelompok 5:


Rina Susilawati (1192060082)
Sahrul Sugiyana (1192060087)
Septiyani Hastuti (1192060094)
Sephia Putri M (1192060093)
Zahra Sabiela Z (1192060120)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mengamati macam-macam bryophyta
2. Untuk mengenal karakteristik dari masing-masing bryophyta
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari masing-masing bryophyta

B. Alat dan bahan


- Awetan lumut - Lup
- Mikroskop stereo - pinset

C. Cara Kerja
1. Bawalah lumut dari lingkungan sekitar anda tinggal.
2. Siapkan lumut untuk diamati secara langsung maupun mikroskopik.
3. Identifikasi ciri-ciri dari setiap lumut yang anda amati
4. Deskripsikan hasil pengamatan anda dan kempokkan berdasarkan deskripsi ciri yang
anda temukan!

D. Hasil pengamatan
Gambar Hasil Nama Bryophyta Deskripsi Ciri-ciri
Referensi pengamatan Genus A H M
Anthoceros ✓ 1. Tumbuh di tempat
lembab
2. Tubuh memiliki talus
3. Memiliki cabang yang
tidak teratur
4. Tempat di celah-celah
batu
5. Lobus memiliki tepi
bergelombang
Metzgeria ✓ 1. Tumbuh di kulit kayu
dari berbagai spesies
pohon dan semak dan
kadang-kadang diatas
batu
2. Talus ramping
3. Memiliki pelepah yang
jelas di seluruh bagian
talus
4. Jenis lumut hati
Gambar Hasil Nama Bryophyta Deskripsi Ciri-ciri
Referensi pengamatan Genus A H M
Plagiochila ✓ 1. Daun berwarna hijau
2. Ujung daun bergerigi
3. Memiliki permukaan
dauh yang halus dan rata
4. Termasuk jenis lumut
hati yang tersebar
5. Habitatnya berada pada
tempat yan lembab
seperti kayu busuk
maupun kulit pohon di
hutan
Anthoceros ✓ 1. Tumbuh di tempat
lembab
2. Tubuh memiliki talus
3. Memiliki cabang yang
tidak teratur
4. Tempat di celah-celah
batu
5. Lobus memiliki tepi
bergelombang
Bazzania ✓ 1. Famili Lepidoziaceae
2. Daun kecil, dilihat
dengan mata telanjang
hampir tidak kelihatan,
tumbuh sangat rapat,
berkoloni, berwarna
hijau-kekuningan.
3. Pada bagian ujung
membentuk percabangan
dua (dikotom) dan
melengkung seperti
tumbuhan muda pada
Gambar Hasil Nama Bryophyta Deskripsi Ciri-ciri
Referensi pengamatan Genus A H M
divisi pterydopyta
(paku).
4. Panjang berkisar antara
1 hingga 2 cm. Jarang
dijumpai seta.
Frullania ✓ 1. Salah satu dari divisi
lumut hati
2. Berwarna coklat agak
terang
3. Cupingnya kecil dan
agak berlendir
4. Tumbuh di batang
pohon klumpit bagian
bawah.
Marchantia ✓ 1. Jenis lumut hati
2. Tumbuhan sederhana
tanpa akar
3. Tidak memiliki sistem
pengangkut
4. Merupakan bagian dari
divisio Bryophyta, tapi
sekarang mereka
termasuk divisionya
sendiri
Dumortiera ✓ 1. Salah satu lumut hati
bertalus
2. Memiliki karakter khas,
yaitu di permukaan atas
reseptakel alat
reproduksi betina
terdapat rambut-rambut
3. Talus tidak berpori
Gambar Hasil Nama Bryophyta Deskripsi Ciri-ciri
Referensi pengamatan Genus A H M
4. Pada sayatan melintang
terdapat susunan sel
yang rapat (compact
parenkimatis)
Riccia ✓ 1. Memiliki rhizoid tipis
2. Talus tebal, berwarna
hijau gelap
3. Terdapat midrib
4. Bertepi rata
Garovaglia ✓ 1. Batang sekunder kaku
2. Berwarna hijau
keemasan di ujung dan
coklat
3. Memiliki daun menjari

Pogonatum ✓ 1. Mempunyai daun- daun


yang sempit
2. Mempunyai spora tegak
atau mendatar terdiri
dari 32-36 gigi.

Lepidozia ✓ 1. Memiliki warna daun


yang sangat hijau cerah
2. Memiliki percabangan
menyirip
3. Sisipan daun inkubus,
serta daun yang panjang
Disticho- ✓ 1. Bentuk tubuhnya berupa
phyllum tumbuhan kecil dengan
bagian seperti akar
(rizoid), batang dan
daun
2. Reproduksi vegetatif
Gambar Hasil Nama Bryophyta Deskripsi Ciri-ciri
Referensi pengamatan Genus A H M
3. Kuncup akan
membentuk lumut baru
4. Berwarna kuning
kehijauan dan di jumbai
yang lebat
5. Tumbuh di bebatuan dan
batang pohon di substrat
asam

Pogonatum ✓ 1. Tumbuh tegak di atas


tanah
2. Umumnya terrestrial
3. Tumbuh di tanah dengan
campuran pasir dan
cadas
4. Daunnya linear
memanjang, ujungnya
runcing, dengan tepi
bergigi
Leucobryum ✓ 1. Bentuk daun lebat
2. Menjumbai panjang dan
pangkal keluar
3. Warna hijau rumput
4. Ditemukan pada substrat
daun

Fissidens ✓ 1. Talus berbentuk


lembaran daun
2. Sel multiseluler
3. Mempunyai struktur-
struktur tubuh yang
menyerupai akar, batang
dan daun
Gambar Hasil Nama Bryophyta Deskripsi Ciri-ciri
Referensi pengamatan Genus A H M
Dicranum ✓ 1. Disebut lumut yang
tertiup angina atau
bercabang
2. Berbentuk tubuh
kormus
3. Arah tumbuhnya
vertikal
4. Bentuk sporofit berupa
kapsul
5. Percabangannya bebas,
namun terkadangan ciri
khasnya bercabang dua
6. Bentuk daun seperti
jarum dan memiliki
urat daun
Campylopus ✓ 1. Bentuk tubuh berupa
lereng dengan batang
tegak, bercabang, dan
padat
2. Bentuk batang seperti
jarum
3. Urat daun lebar pada
bagian pangkal dengan
adanya tonjolan
4. Pada ujung tangkai
terdapat sporangium
Hypno ✓ 1. Hidup sebagai kormus
dendron 2. Kormusnya bercabang
dengan mawar hijau,
sehingga mirip dengan
pohon sympodial
3. Memiliki urat daun
4. Bentuk daun lanset
5. Tulang daun utama
terbentang sampai ujung
6. Sporofit muncul di
ujung dengan bentuk
sporofit tiang

Ket: A = Anthoceropsida (Lumut Tanduk)


M = Musci/Bryopsida (Lumut Daun)
H = Hepaticopsida (Lumut Hati)
E. Pertanyaan
1. Jelaskan perbedaan antara lumut tanduk dengan lumut hati thalloid!
Jawaban:
- Lumut tanduk memiliki struktur tubuh mirip tanduk. Lumut ini hanya memiliki
satu kloroplas di dalam tiap selnya, sehingga dianggap sebagai lumut primitif.
Sebenarnya lumut ini memiliki struktur tubuh seperti lumut hati, namun
perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit pada lumut tanduk bentuknya
seperti kapsul memanjang yang tumbuh menyerupai tanduk. Sedangkan,
- Lumut hati thalloid (bertalus) adalah golongan lumut yang thallusnya berupa
lembaran (tipe frondose), thallus lumut ini akan menyebar membentuk pita diatas
permukaan tanah dengan didukung dengan banyaknya rhizoid. Pada beberapa
lumut hati, terdapat pula struktur khusus untuk reproduksi vegetatif yang seperti
mangkuk disebut “gemma”.
2. Jelaskan pula perbedaan lumut hati berdaun dan lumut daun?
Jawaban:
- Lumut hati berdaun (leafy liverworts) merupakan golongan yang thallusnya
menyerupai batang dengan daun-daun atau dikenal dengan tipe foliose. Selain itu,
jenis lumut ini disebut dengan lumut sisik. Bagian yang menyerupai batang ini
bercabang-cabang dan tumbuh bersimetri dorsiventral. Pada bagian yang mirip
batang tersebut terdapat dua baris semacam daun-daun kecil yang letaknya agak
miring. Protonema dalam lumut hati berdaun seringkali berkurang. Sedangkan,
- Lumut daun memiliki sumbu simetri radial pada daunnya, dimana daunnya
tumbuh pada semua sisi sumbu utama. Pada banyak spesies memiliki batang yang
tegak, ada juga yang merayap namun cabangnya tetap tumbuh tegak, bersimetri
radial. Lumut daun dan lumut hati berdaun berbeda pula dalam hal gametofit dan
sporofitnya. Protonema dalam lumut daun menonjol.
3. Bagaimana anda dapat memberikan perbedaan antara ketiga kelompok tumbuhan
lumut?
Kami melihat perbedaan dari setiap lumut dari segi bentuk morfologi tubuhnya,
dimana lumut hati (memiliki bentuk seperti hati), lumut tanduk (memiliki bentuk
seperti tanduk), dan lumut daun ( memiliki bentuk helaian daun dan batang yang jelas).
Selain itu, perbedaan dari setiap kelompok lumut ini bisa dilihat dari fase gametofit
dan sporofitnya. Bisa juga dilihat dari ciri khas tempat hidupnya, seperti lumut hati
(sering ditemukan di tempat yang basah “higmorf” dan ada yang ditempat-tempat
kering “xeromorph”), lumut tanduk sering kali melekat diatas tanah dengan perantara
rizhoidnya, dan lumut daun bisa ditemukan di tanah-tanah yang gundul, kering,
diantara rumput-rumput, rawa-rawa, serta tempat yang sedikit air.

F. Pembahasan
1. Anthoceros
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Anthocerotophyta
Kelas : Anthocerotopsida
Ordo : Anthocerotales
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Anthoceros
Spesies : Anthoceros sp
Anthoceros merupakan genus dari lumut tanduk dalam filum Anthocerotophyta.
Genus ini berdistribusi luas. Namanya berarti “bunga tanduk” mengacu pada
kakteristik sporofit berbentuk tanduk yang terdapat pada semua lumut tanduk. Tumbuh
di tempat lembab, tubuhnyamemiliki talus, memiliki cabang yang tidak teratur serta
tempatnya di celah-celah batu dan lobus memiliki tepi bergelombang. Lumut tanduk
tmbuh pada tanah liat yang lembap di perbukitan, di selokan, dan di cekungan yang
lembap diantara batu-batu. Tubuh tanaman dewasa adalah gametofit

2. Metzgeria
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Marchantiophyta
Kelas : Jungermanniopsida
Ordo : Metzgeriales
Famili : Metzgeriaceae
Genus : Metzgeria
Spesies : Metzgeria furcata
Metzgeria merupakan lumut hati yang sering tumbuh di kulit pohon berbagai
spesies pohon dan semak dan kadang-kadang di bebatuan. Talus tipis dan transparan
yang membentuk tikar hijau-kuning cabang sekitar 1mm lebar. Metzgeria furcata
memiliki pelepah yang jelas terlihat di atas sisa talus (yang lebarnya 1mm), yang juga
meluas ke ujung thallus, meskipun tanpa saraf yang keluar. Karakteristik yang
menentukan jelas adalah fakta bahwa thalli dan garitan pelepah di bagian akhir, yang
terlihat pada sebagian besar tambalan. tidak sering membuat sporofit, meskipun di
bagian bawah beberapa perbungaan dapat ditemukan. Anggota divisi
Marchantiophyta lebih banyak terdapat pada lokasi yang mempunyai ketinggian
tempat lebih tinggi.

3. Plagiochila
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Marchantiophyta
Kelas : Jungermanniopsida
Ordo : Jungermanniales
Famili : Plagiochilaceae
Genus : Plagiochila
Spesies : Plagiochila fasciculata
Plagiochila memiliki morfologi daun berwarna hijau terang dengan jung
bergerigi, pangkal tumpul permukaan halus dan tepi bergerigi. Plagiochila adalah besar,
umum, dan tersebar luas genus dari lumut hati yang besar, umum dan tersebar luas. Ini
adalah anggota keluarga plagiochilaceae dalam ordo itu. Mungkin ada sekitar 500
sampai 1300 spesies, kebanyakan dari mereka berasal dari daerah tropis; jumlah
pastinya masih dalam revisi. Genus ini juga memiliki distribusi yang luas di daerah
beriklim sedang dan kutub. Habitatnya berada pada tempat yan lembab seperti kayu
busuk maupun kulit pohon di hutan.

4. Anthoceros
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Anthocerotophyts
Kelas : Anthocerotopsida
Ordo : Anthocerotales
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Anthoceros
Spesies : Anthoceros sp
Anthoceros merupakan genus dari lumut tanduk dalam filum Anthocerotophyta.
Genus ini berdistribusi luas. Tumbuh di tempat lembab, tubuhnya memiliki talus,
memiliki cabang yang tidak teratur serta tempatnya di celah-celah batu dan lobus
memiliki tepi bergelombang. Lumut tanduk tumbuh pada tanah liat yang lembap di
perbukitan, di selokan, dan di cekungan yang lembap diantara batu-batu. Tumbuhan
ini kecil, tidak berbunga, pendek. Di sebagian besar wilayah, lumut ini tumbuh
terutama di daerah yang lembab dan teduh seperti daerah hutam dan tepi sungai.
Tetapi di iklim berawan yang sejuk.

5. Bazzania
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Marchantiophyta
Kelas : Jungermanniopsida
Ordo : Jungermanniales
Famili : Lepidoziaceae
Genus : Bazzania
Spesies : Bazzania trilobata var. trilobate (L.) A. Gray
Bazzania adalah salah satu marga besar dari lumut hati yang termasuk suku
Lepidoziaceae. Marga ini mudah dikenali dari beberapa ciri morfologi, antara lain
koloni tebal seperti keset, pertumbuhan merayap dan agak menggantung tegak, ukuran
kecil hingga besar (Hodgson 1954), percabangan dikotom atau disebut juga
menggarpu membentuk pola “Y” (Meagher 2013; Cheah & Yong 2016), adanya
cabang interkalar yang dise-but flagela di bagian sisi ventral, daun tersusundalam dua
baris daun lateral secara incubus (daun bawah menutupi daun atas) dan satu baris
daun ventral (Gradstein 2011). Jenis-jenisnya umum tumbuh sebagai epifit pada sub-
strat batang dan ranting pohon, beberapa jenis menyukai substrat yang kaya akan asam
seperti serasah lantai hutan, kayu lapuk, dan jarang tumbuh pada batu dan tanah yang
berpasir (Meijer 1960). Beberapa jenis memiliki manfaat sebagai pewarna alami dan
anti microbial.

6. Frullania
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Marchantiophyta
Kelas : Jungermanniopsida
Ordo : Jungermanniales
Famili : Jubulaceae
Genus : Frullania
Spesies : Frullania ericoides (Nees) Nees
Frullania, seperti Jubula, memiliki daun lateral asimetris trifid yang terdiri dari
lobus dorsal yang disisipkan miring ke sub-transversal, lobulus ventral yang
membengkak seluruhnya atau sebagian, kadang-kadang rata, dan stylus yang
diposisikan di bagian perut (meskipun kadang-kadang berkurang atau tidak ada).
Sedangkan lobulus di Jubula menunjukkan variasi yang relatif kecil antara taksa,
lobulus di Frullania sangat bervariasi dalam bentuk, bentuk, ukuran, dan orientasi

7. Marchantia
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta – Mosses
Kelas : Hepaticopsida
Order : Marchantiales
Famili : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Spesies : Marchantia polymorpha
Peran Keberadaan Bryophyta Berbentuk lembaran-lembaran dengan daun yang
berwarna hijaudan bagian-bagian tepinya berlekuk seperti kuping, lumut ini tumbuh
menggerombol dan tingginya hanya beberapa sentimeter. Rhizoid yang berada di
bawah permukaan daunnya berfungsi untuk mengumpulkan zat hara dari tanah. Hanya
terdiri atas rhizoid dan thalus, biasanya tersusun berkelompok (cluster).

8. Dumortiera
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Marchantiophyta
Kelas : Hepaticopsida
Ordo : Marchantiales
Famili : Marchantiaceae
Genus : Dumortiera
Spesies : Dumortiera hirsuta (Sw.) Nee
Dumortiera hirsuta adalah nama jenis lumut hati yang ditempatkan dalam family
Marchantiaceae. Tanaman ini masih belum memiliki ruang udara dan filamen asimilasi
yang merupakan salah satu sifat dan ciri dari suku Marchantiaceae (Sulastri dan
Sujadmiko, 1992 dalam Sujadmiko et al., 2002)
Secara morfologis lumut hati D. hirsuta gametofitnya berupa frondose (talus) yang
dorsiventral, tipis lunak, percabangannya dikotom, berwarna hijau gelap sampai hijau
kekuningan, tersusun overlapping. Di bagian dorsal terdapat alat reproduksi seksual
betina (arkegonium) yang duduk pada tangkai di bagian terminal, terdapat rambut-
rambut di permukaan atas reseptakel. Di bagian ventral talus terdapat rhizoid. (Robi’ah,
2009)
Dumortiera hirsuta sering berada pada permukaan granit tetesan air yang curam
di dekat air terjun, tapi lumut ini juga dapat ditemukan pada tepi aliran sungai yang
deras, berada pada batu karang di bawah permukaan air dalam waktu yang lama. (Vieira
et al., 2005). Lumut hati ini juga terdapat pada substrat tanah atau batuan di dinding
gua bagian luar (Robi’ah, 2009)

9. Riccia
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Hepaticopsida
Ordo : Marchantiales
Famili : Ricciceae
Genus : Riccia
Spesies : Riccia junghuhniana
Lumut Riccia junghuhniana ditemukan pada pepohonan dan bebatuan. Talus
tidak transkulen, garis tengah tidak ada, arkegonium berada pada posisi reseptakel
bertangkai di permukaan dorsal tanah. Tanaman ini masih belum memiliki ruang
udara dan filamen asimilasi yang merupakan salah satu sifat dari suku
Marchantiaceae. Spesies lumut Riccia junghuhniana ini terlihat seperti berbentuk hati
di ujungnya karena terlihat ada lekukan pada ujung lumut tersebut.

10. Garovaglia
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Leucodontales
Famili : Pterobryaceae
Genus : Garovaglia
Spesies : Garovaglia plicata
Garovaglia plicata memiliki batang sekunder kaku, hijau keemasan di ujung
dan coklat di bawah, panjang mencapai 8 cm, tegak atau melengkung, pipih, biasanya
sederhana. Daun mencapai 6mm panjangnya, membundar telur melebar-
melanset,terlipat atau kadang-kadang bergelombang, bergerigi tajam ke arah ujung.
Sel-selnya ramping, elip, berdinding porus, linear kearah pangkal, sel alar
berkembang baik. Daun pelindung beberapa, kapsul tenggelam, seta sangat pendek.
Ekologi dan persebaran: umumnya tumbuh di batang pohon, tersebar di Sikkim,
Filipina, Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Seram.

11. Pogonatum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Polytrichophida
Ordo : Polytrichales
Famili : Polytrichaceae
Genus : Pogonatum
Spesies : Pogonatum neesii
Pogonatum neesii (C.Mull.) Dozy Lumut ini tumbuh tegak di atas tanah, dan
umumnya terrestrial. Tumbuh di tanah dengan campuran pasir dan cadas (Mundir,
dkk.). Daunnya linear memanjang, ujungnya runcing, dengan tepi bergigi. Penyebarab
cukup luas banyak ditemui di alam. Banyak digunakan sebagai penghias taman.
12. Lepidozia
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Jungermanniopsida
Ordo : Jungermanniales
Famili : lepidozeceae
Genus : Lepidozia
Spesies : Lepidozia reptans
Lepidoziaceae umumnya tumbuh pada hutan tropis dengan substrat tanah, kayu
lapuk, kulit pohon, dan batuan pinggiran sungai dengan kondisi yang lembab.
Lepidoziaceae diperkirakan memiliki sekitar 440 jenis terdiri atas 29 genera (Frey and
Stech, 2009). Lepidozia tercakup dalam kelompok informal: daun II. Lumut hati
berwarna hijau rumput cerah ini lebih menyukai permukaan kulit kayu tua di batang
bawah pohon redwood di Humboldt County, CA. Memiliki percabangan menyirip,
sisipan daun inkubus, serta daun dan daun bawah yang 3-4 lobed dan dibagi <0,5
panjangnya.

13. Distichophyllum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Hookeriales
Famili : Daltoniaceae
Genus : Distichophyllum
Spesies : Distichophyllum Carinatum
Distichophyllum Carinatum adalah spesies lumut di keluarga Daltoniaceae.
Lumut ini berasal dari Eropa dan Asia, dimana ia memilki distribusi yang terpisah.
Spesies ini terdaftar sebagai spesies yang hamper punah. Lumut ini berwarna kuning
kehijauan dan tumbuh di jumbai yang lebat. Spesies ini hidup di hutan kapur basah.
Tumbuh di bebatuan dan batang pohon di substrata lam. Populasi yang kecil dan
tersebar dianggap terancam punah karena spesies tersebut kemungkinan besar snagat
sensitive terhadap perubahan lingkungan seperti pengeringan dan polusi udara.

14. Pogonatum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Musci
Ordo : Bryales
Famili : Pogonataceae
Genus : Pogonatum
Spesies : Pogonatim cirratum
Pogonatum yaitu Bryophyta termasuk ke dalam kelas Musci karena merupakan
tumbuhan serupa kormus yang memiliki bagian batang, daun dan rhizoid yang jelas.
Pogonatum merupakan keturunan termuda dari Polytrichum berdasarkan analisis
filogenik (Koskinen dan Hyvonen, 2004)

15. Leucobryum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Musci/Bryospida
Ordo : Dicranales
Famili : Leucobryaceae
Genus : Leucobyum
Spesies : Leucobryum glaucum
Leucobryum glaucum termasuk ke dalam genus Leucobryum. Bentuk daunnya
yang lebat menjuntai panjang dari pangkal keluar. Warna hijau rumput, ditemukan
menempel pada substratnya yaitu pohon. Daunnya bercabang-cabang banyak
meruncing, seperti ada batang kecil yang ditumbuhinya. Menurut (Edawua, 2012),
lumut ini biasa ditemukan bersama dengan lumut dan lainnya. Lumut ini
berperawakan kekar dan lebat. Bentuk gametofitnya berupa daun – daun yang tumbuh
dengan lebat dan berdempetan. Warna daunnya hijau muda, mengkilap, sempit, dan
memanjang. Terkadang pada ujungnya mudah melengkung, ujung daun meruncing,
dengan pangkal yang tumpul. Antheridium dan arkegonium tidak ditemukan.

16. Fissidens
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Musci/Bryospida
Ordo : Dicranales
Famili : Fissidentaceae
Genus : Fissidens
Spesies : Fissidens limbatus
Fissidens limbatus merupakan genus Fissidens. Tubuhnya berupa talus berbentuk
lembaran daun dengan pertulangan atau alur daun yang lebar dari bagian pangkal daun
sampai ujung daun. Sel multiseluler, dengan satu holfast yang merupakan pangkal dari
pangkalan-pangkalan batangnya. Mempunyai struktur-struktur tubuh yang
menyerupai akar, batang dan daun.Mempunyai akar semu. Daun mengandung klorofil
sehingga bersifat autotrof. Hidup berkoloni. Habitat di tempat yang lembab atau di
atas cadas dan di pohon-pohon. Reproduksi seksual dengan membentuk gametangium
dan aeksual dengan membentuk tunas atau gema. Sel berbentuk multiseluler dengan
satu inti. Sedangkan karakteristiknya menurut tabel pengamatan adalah termasuk jenis
lumut Musci dengan bentuk daun lanset dan tepi rata. Tidak ada pertulangan daun
dengan susunan daun yang menyirip serta terdapat selaput yang tebal.Arah
pertumbuhan specimen ini hanya vertikal keatas dan terdapat percabangan pada
kormusnya. Sporogonium agak membelok dengan kaliptra yang kecil dan memiliki
celah.

17. Dicranum
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Dicranales
Famili : Dicranaceae
Genus : Dicraum
Spesies : Dicranum polysetum
Lumut genus ini disebut dengan lumut yang tertiup angina atau lumut bercabang.
Lumut ini terbentuk di dalam rumpun padat. Batangnya ada yang bercabang dan ada
yang tidak. Secara umum, batang berbentuk tegak dan tunggal tetapi tidak bertumpuk.
Genus ini hidup di daerah lembab dan teduh, menempel pada batu. Warnanya hijau
tua, susunan daunnya rapat, berbentuk kecil-kecil agak memanjang.

18. Camphylopus
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Dicranales
Famili : Dicranaceae
Genus : Camphylopus
Spesies : Camphylopus pyriformis
Lumut genus Camphylopus ditemukan pada substrat pepohonan dan bebatuan
yang melekat sangat erat. Lumut genus Camphylopus ini mempunyai batang yang agak
tegak sekitar 7 mm dan berbentuk serabut banyak, berwarna hijau kekuning-kuningan,
bentuk daunnya (lancecolate : berbentuk seperti tombak, sempit, meruncing, dari dasar
daun. Ujung daun lancip dengan tepi daun rata, serta susunan daunnya berselangseling.
Lumut ini biasanya disebut lumut gambut yang dapat mengoksidasi daerah sekitarnya
dan pada umumnya ditemukan di rawa-rawa (Zahara, 2019: 48).

19. Hypnodendron
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Hynodendrales
Famili : Hypnodendraceae
Genus : Hypnodendron
Spesies : Hypnodendron comosum
Lumut genus Hypnodendron merupakan jenis lumut yang merambat dengan tunas
tegak, batang sekunder mencapai 9 cm, terdapat rambut menggimbal berwarna
kemerahan yang membungkus batang bawah, pada daun batang sekunder tepi
daunnya sangat bergerigi, cabang batang berbentuk memipih, dimorfis (daun ventral
berukuran lebih kecil daripada daun lateral), daun batang lateral menyebar, daun
batang ventral tersusun tegak, seta 3-4 pada tiap tumbuhan (Nadhifah, 2018: 104).

G. Kesimpulan
Ciri-ciri dari tumbuhan lumut yaitu memiliki daun semu, batang semu, thallus, rhizoid,
seta, kaliptra dan lain-lain. Namun ada pula beberapa lumut yang tidak memiliki bagian-
bagian tersebut. Sehingga klasifikasi bryophyta ini dibedakan menjadi 3 kelas: lumut daun
(musci), lumut hati (Hepaticeae), dan lumut tanduk (anthoceros). Lumut berkembang biak
dengan cara seksual dan aseksual. Dalam siklus hidup lumut dikenal dengan istilah
metagenesis (pergiliran keturunan), dimana terdapat fase sporofit dan gametofit
didalamnya. Pada umumnya habitat lumut banyak ditemukan didaerah yang basah atau
lembab, namun adapula yang menempel pada pepohonan, serta bebatuan.

H. Referensi
Adhitya, F., N. S. Ariyanti, dan N. R. Djuita. 2014. Keanekaragaman Lumut Epifit pada
Gymnospermae Di Kebun Raya Bogor. Floribunda. 4(8): 212-217.
Edawua, N.E.E. 2012. Keanekaragaman Bryophyta di Pemandian Air Panas Taman
Hutan Raya, R.Soeryo Cangar Jawa Timur. Tesis Departemen Biologi, Universitas
Airlangga.
Febriansah, Repik. Dkk. 2019. Identifikasi Keanekaragaman Marchantiophyta Di
Kawasan Air Terjun Parangkikis Pagerwojo Tulungagung pada Jurnal Biologi dan
Pembelajarannya. Vol. 6 No 2 Hal. 17-21.
Gradstein SR. 2011. Guide to liverworts and horn-worts of Java. SEAMEO-BIOTROP
Regio-nal Centre for Tropical Biology.
Hodgson EA. 1954. New Zealand Hepaticae (Li-verworts)VIII. A review of the New
Zealand species of the genera Bazzania and Acro-mastigum. Transactions of the
Royal Society of New Zealand 82(1): 7–24.
Khotimperwati, Lilih. Dkk. 2015. Perbandingan komposiis tumbuhan lumut epifit pada
hutan alam, kebun kopi dan kebun the di sepanjang gradient ketinggian gunung
ungaran jawa tengah pada Jurnal BIOMA Vol. 17, No. 2, Hal. 83-93.
Koskinen, S. dan J. Hyvonen. 2004. Pogonatum Polytrichales (Bryophyta) Revisited.
Meagher D. 2013. Studies on Bazzania (Marchan-tiophyta, Lepidoziaceae). 6. Bazzania
adne-xa (Lehm. & Lindenb.) Trevis., a wide-spread species with many synonims.
Nova Hedw. 97 (1–2): 225–238.
Meijer W. 1960. Notes of the species of Bazzania (Hepaticeae) mainly in Java. Blumea
10: 323–661
Nadhidah, Ainun., dkk. 2018. Keanekaragaman Lumut (Musci) Berukuran Besar Pada
Zona Montana Kawasan Hutan Lindung Gunung Sibuatan, Sumatra Utara. Pros Sem
Nas Masy Biodiv Indor. Vol 4. No 2.
Tiara, Kusumawati. 2016. Keanekaragaman Hayati Tanaman Lumut (Bryophitha) Di
Hutan Sekitar Waduk Kedung Brubus Kecamatan Pilang Keceng Kabupaten Madiun.
Vol 3. No 1.
Yenni, Rizqi rahmawati. 2018. Penyusunan Buku Deskripsi Ragam Lumut Di Lingkungan
Sman 1 Pundong Sebagai Media Pembelajaran Biologi Compiled A Description Book
Of Bryophyte As Instructional Media Biology. Vol 7. No 1.
Zahara, Mutia. 2019. Jenis-jenis Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Di Stasiun Penelitian
Soraya Kawasan Ekosistem Leuseur Sebagai Referensi Mata Kuliah Botani
Tumbuhan Rendah. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Ar-Raniry, Aceh.
Kelompok : 5 Kelas : 3C
Aspek Penilaian
NO Nama Kerjasama/ Tanggung Peduli Pada Jumlah
Kontibusi Keaktifan
Kooperatif Jawab Lingkungan Total
1. Rina Susilawati 90 90 88 89 87 88.8
2. Sahrul Sugiyana 90 90 87 88 87 88,4
3. Septiyani Hastuti 90 90 88 88 87 88,6
4. Sephia Putri Mulyadi 90 90 86 88 87 88,2
5. Zahra Sabiela Z 90 90 89 88 87 88.8
PENGAMATAN VI PTERIDOPHYTA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Botani Cryptogamae

Dosen Pengampu:
Hadiansah, M.Pd.

PRAKTIKUM

Disusun oleh Kelompok 5:

Rina Susilawati (1192060082)


Sahrul Sugiyana (1192060087)
Septiyani Hastuti (1192060094)
Sephia Putri M (1192060093)
Zahra Sabiela Z (1192060120)
Kelas 3 C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
A. Landasan Teori
Pteridophyta adalah tumbuhan paku yang menghasilkan spora dan umumnya mempunyai
susunan daun yang membentuk bangun sayap serta pada bagian pucuk tumbuhan itu terdapat
bulu-bulu. Tumbuhan paku memperlihatkan pergiliran keturunan yang sangat jelas, dimana
fase gametofitnya berumur pendek dengan ukuran yang kecil dan masih berbentuk thallus
yang disebut protalium. Adapun fase sporofitnya terlihat jelas dan dominan. Fase ini adalah
bentuk tumbuhan yang biasa kita lihat, yaitu tumbuhan paku.
Daun tumbuhan paku ada dua macam, yaitu tropofil dan sporofil. Tropofil adalah daun
yang khusus berfungsi untuk melakukan proses fotosintesis dan tidak mengandung spora,
sedangkan sporofil adalah daun yang berfungsi untuk menghasilkan spora. Ada juga yang
dikenal dengan troposporofil, dimana dalam satu tangkai daun, anak-anak daun ada yang
menghasilkan spora dan ada yang tidak menghasilkan spora. Bentuk sporofil ini ada yang
mirip dengan tropofil dan ada juga yang sangat berbeda dengan bentuk strobilus.
Berdasarkan hal ini tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tumbuhan paku homofilum dan
tumbuhan paku heterofilum.
Spora tumbuhan paku yang memiliki perbedaan baik bentuk, ukuran, maupun sifatnya,
dibedakan menjadi tumbuhan paku homospora, tumbuhan paku heterospora, dan tumbuhan
paku peralihan (memiliki sifat keduanya, baik tumbuhan paku homospora maupun
heterospora). Pada tumbuhan paku heterospora akan dihasilkan jenis spora yang disebut
makrospora dan mikrospora yang mempunyai perbedaan sifat. Pada tumbuhan paku
homospora hanya dihasilkan satu jenis spora pada sporangiumnya.
Susunan atau letak sporangium pada tumbuhan paku ada beberapa macam. Ada yang
tersusun dalam sorus, strobilus, dan sporokarpium. Badan-badan penghasil sporokarpium
tersebut ada yang letaknya di ketiak daun atau cabang, di ujung cabang, atau di helaian
daunnya. Sporangium yang berkumpul menjadi satu membentuk sorus. Sorus yang masih
muda ditutupi selaput pelindung yang disebut indusium. Bentuk indusium berbeda sesuai
dengan jenisnya. Sporangium berukuran sangat kecil, sejumlah sel penutupnya berdinding
tebal dan membentuk cincin yang disebut anulus. Bila sporangium kering, anulus membuka
dan terlemparlah spora-spora. Spora jatuh pada tempat yang lembab dan kemudian akan
tumbuh menjadi protalium. Selanjutnya protalium akan tumbuh dan berkembang kemudian
menghasilkan anteridium dan arkegonium. Anteridium akan menghasilkan spermatozoid dan
arkagonium akan menghasilkan ovum. Selanjutnya perkawinan antara spermatozoid dan
ovum akan menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku muda. Proses
pembuahan ovum oleh sel telur umumnya dibantu oleh air. Zigot yang dihasilkan berkutub
satu, sehingga akarnya tidak berkembang seperti tumbuhan biji.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui macam-macam tumbuhan paku
2. Untuk mengetahui ciri-ciri tumbuhan paku
3. Untuk mengetahui klasifikasi tumbuhan paku
C. Alat dan bahan
- Herbarium tumbuhan paku
- lup
- Mikroskop
D. Cara kerja
1. Siapkan tumbuhan paku yang akan anda amati baik berupa tumbuhan paku yang anda
bawa dari rumah atau pun awetan kering (herbarium) yang telah ada di laboratorium
2. Amatilah bentuk morfologi tumbuhan paku meliputi ukuran tubuh, bentuk daun, habitat,
dan tipe spora tanaman paku yang ada di hadapan anda
3. Untuk membantu memudahkan anda dalam mengidentifikasi, gunakan kunci
determinasi tumbuhan paku baik yang untuk tingkat genus ataupun untuk menentukan
jenisnya
4. Kelompokkan berdasarkan ciri yang anda temukan dan beri nama serta susunlah
klasifikasinya
E. Hasil Pengamatan
Gambar Referensi Gambar Hasil Pengamatan Deskripsi Ciri-ciri

 Tumbuhan kecil yang


mengapung di air
 Berbentuk segitiga atau
segiempat
 Memiliki cabang, akar, dan
daun terapung
 Akar yang soliter
 Memiliki bulu
 Dapat digunakan sebagai pupuk
hijau baik di sawah atau lahan
kering
 Bentuknya menyerupai payung
yag tersusun dari empat anak
daun yang berhadapan
 Ditemukan di pematang sawah
atau tepi saluran irigasi
 Semua anggotanya heterospor
 Memiliki dua tipe spora yang
berbeda kelamin
 Daun tumbuhan ini bisa
digunakan sebagai bahan
makanan
Gambar Referensi Gambar Hasil Pengamatan Deskripsi Ciri-ciri

 Memiliki dua tipe daun yang


sangat berbeda.
 Daun yang tumbuh
dipermukaan air berbentuk
cuping aga melingkar
 Berklofil sehingga berwarna
hijau
 Permukaan ditutupi rambut
berwarna putih aga transparan
 Bersifat heterospor
 Memiliki dua tipe spora
 Tumbuhan ini disebut sebagai
fosil hidup
 Di daerah tropis tanaman ini
sering epifit
 Biasanya menempel di
bebatuan di lereng hutan atau
tebing jurang
 Reproduksi secara vegetative
dan generative
 Melakukan simbiosis
mutualisme dengan mikoriza
Gambar Referensi Gambar Hasil Pengamatan Deskripsi Ciri-ciri

 Batang berwarna hijau, Beruas-


ruas, Berlubang di tengah
 Batabf erperan sebagai organ
fotosintetik menggantikan daun
 Batangnya bercabang dan
mengandung silica
 Daun tidak berkembang biak,
hanya menyerupa sisik
 Memiliki spora
 Tumbuhan yang memiliki spora
 Batang yang bercabang banyak
 Daun memiliki panjang 3-5 mm
dan lebar 0,7-1 mm
 Meruncing ke titik halus seperti
rambut halus
 Cabang yang membawa strobili
atau spora cone menjadi tegak
 Tumbuhan paku ini berakar
serabut yang tersebar acak
dipermukaan rhizoma dan
tersusun rapat.
 Rhizomanya tegak
 beruas pendek dengan tipe

Selaginella percabangan menggarpu


 terdapat rambut pada
permukaannya.
 Berdasarkan jumlah pinnula
 ental berdaun majemuk
Gambar Referensi Gambar Hasil Pengamatan Deskripsi Ciri-ciri

 berukuran kecil
 berwarna hijau muda
 tersebar merata di seluruh
bagian batang dan tersusun
menyirip.
 Semua jenisnya tumbuh sebagai
terna, dengan rimpang (rizoma)
yang menjalar lambat di media
tumbuh.
 Rimpang tumbuh di sela-sela
batuan yang berhumus.
 Tumbuhan ini jarang dijumpai
tumbuh di tanah datar, karena
biasanya menyukai tumbuh di
sela-sela tebing, tembok, atau
batang pohon.
 Akarnya serabut dan tumbuh
dari rimpang.
 Akar ini mencari hara dari
humus, dan terkadang cukup
dalam menembus tebing atau
tembok.
Gambar Referensi Gambar Hasil Pengamatan Deskripsi Ciri-ciri

 Tumbuhan ini mudah dikenal


karena peletakan daunnya yang
menyirip berjajar dua
 tangkainya bercabang mendua
(dikotom).
 biasa tumbuh pada tebing-
tebing di tepi jalan di
pegunungan
Gleichenia
 Bentuk; panjang dan ramping
 Permukaan; permukaan batang
paku-pakuan tidak selalau
halus, tetapi kadang-kadang
dihiasi dengan bentuk tertentu
 Ukuran; ukuran batang paku-
pakuan sangat bervariasi, pada
Angiopteris Angiopteris evecta ini
ukuranyan + 1m
 Warna; warna pada tumbuhan
paku bervariasi antara lain
hijau, merah, dan coklat. Dan
pada Angiopteris evecta ini
berwarna coklat muda.
 Percabangan; tidak semua
batang dari anggota paku-
pakuan bercabang. Seperti
halnya pada Angiopteris evecta
ini percabanganya monopodial
Gambar Referensi Gambar Hasil Pengamatan Deskripsi Ciri-ciri

 tepi daunnya yang sederhana


dengan tangkai daun yang
pendek,
 sehingga seolah-olah melekat
pada batang,
 anak daun yang panjang.

 Tumbuhan ini memiliki


permukaan daun yang halus
dan besisik.
 Bentuk daun menjorong dan
ujungnya terbelah,
 sedangkan pada tepi daunnya
bergerigi

 memilki helaian daun yang tipis


 memilki bentuk daun delta
 memilki batang berbrntuk
bulat, panjang berkayu,
berwarna hijau, percabangan
dikotom, permukaan daun halus
 mengandung pigmen klorofil
untuk fotosintesis
 dinding sporangium terdiri satu
atau beberapa lapis sel
Gambar Referensi Gambar Hasil Pengamatan Deskripsi Ciri-ciri

 hidup ditempat yang terbuka


 daun berwarna hijau menjari
 batang tipis berwarna cokelat
dengan percabangan dikotom

Lygodium Palmatum

 Memiliki akar serabut dengan


ruas rimpang yang panjang

 Percabangan pseudodikotomi

 Batang bulat, tegak, dan


kecoklatan

 Daun dengan pina berukuran


kecil, tersusun rapat dengan
letak berhadapan

 Tumbuhan paku epifit


 Memiliki batang yang
menjuntai
 Bercabang banyak
Gambar Referensi Gambar Hasil Pengamatan Deskripsi Ciri-ciri

 daun berwarna hijau


 memilki permukaan yang halus,
berbentuk helaian
 memilki batang yang menjalar
diatas permukaan tanah
 memilki perakaran serabut,
merambat dibawah permukaan
tanah

 Tepi daun bergerigi (dentatus)


 Sistem akar serabut
 Permukaan daun bagian atas
berwarna hijau gelap dan
mengkilap, sedangkan pada
permukaan daun bagian bawah
berwarna pucat dan kusam

 Rhizoma panjang, menjalar,


penutupan tipis berbulu.
 Batang panjang, selalu berwarna
hitam, cabang : coklat, panjang
50 cm, lebar 2-3 cm.
 Daun tumbuh dengan tidak
berbatas, bipinate/tripinnate,
dengan pinna berhadapan,
areoles tanpa percabangan
bebas,
 Permukaan atas daun berwarna
hijau lebih gelap dari
permukaan bawah daun.
 Sorus submarginal, tertutup oleh
lobus tepi, tanpa indusia dalam.
Gambar Referensi Gambar Hasil Pengamatan Deskripsi Ciri-ciri

 Paku lemidi mempunyai bentuk


akarserabut menjalar.
 Batang tumbuh tegak dengan
permukaan berwarna hijau
kecoklatan.
 Daun majemuk berwarna
hijau,kedudukan daun selang-
seling dengan bentuk
linear,masing-masing ujung
daun meruncing dan permukaan
licin.Sorus berbentuk bulat
 Sorus beragam terletak pada
tepi daun,
 Sporangium bertangkai
dengan annulus vertical, jika
masak pecah secara melintang.

 Terdiri dari daun fertil dan


steril.
 Daun fertil (yg menghasilkan
serbuk spora di bagian belakang
salah satu jenis daunnya),
biasanya tumbuh menjuntai
keluar (bisa ke bawah/atas).
 Daun steril, tumbuh ke atas
melingkar menyerupai perisai
pada bonggolnya, bila sudah tua
daun ini akan berwarna
kecoklatan.
 Tidak memiliki batang yang
Gambar Referensi Gambar Hasil Pengamatan Deskripsi Ciri-ciri

jelas, Tumbuh dari akar tanpa


perantara dari batang.
 Akarnya berupa akar serabut,
berbulu dan berwarna coklat
kekuningan yang langsung
menempel pada batang tanaman
tempat tumbuhnya.
 memiliki daun tunggal
 batang yang pendek ditutupi
oleh sisik yang halus dan lebat
 mempunyai akar rimpang yang
kokohmemiliki tajuk yang besar
dan entalnya mencapai panjang
150 cm

 Memiliki akar rimpang yang


bersisik
 Daun berbentuk oval hingga
segitiga
 Setiap daun terdiri dari banyak
ruas berbentuk tombak tumpul
 Daun memiliki tepi yang
bergerigi
 Sisi bawah setiap ruas dilapisi
dengan baris ganda sorus dan
cekung mengandung spora
Gambar Referensi Gambar Hasil Pengamatan Deskripsi Ciri-ciri

 Akar berbentuk serabut


 Batang batang berwarna hijau
sedikit abu
 Daun berbentuk majemuk
 Daun pada permukaan atas
berwarna hijau tua dan bawah
hijau muda
 Sorus berbentuk seperti
bulatan di sepanjang daun
 Memiliki akar serabut
 Batang berbentuk rimpang,
tegak, bagian pangkal bersisik
 Warna daun hijau
 Sorus terletak di bawah
permukaan daun
 Habitat terrestrial
 Memiliki akar rimpang
panjang merayap, ramping,
bersisik
 Memiliki daun dimorfik (daun
steril dan daun fertil linier)
 Sorus berbentuk linier,
disepanjang alur longitudinal
tepi daun
 Hidup di daerah hutan hujan
tropis
Gambar Referensi Gambar Hasil Pengamatan Deskripsi Ciri-ciri

 Habitat hutan hujan tropis


 Kebiasaan terrestrial
 Dikenal dengan sebutan pakis
dua sayap
 Daun berbentuk tunggal,
membundar menjari
 Sorusnya berwarna kuning

F. Pertanyaan
1. Berikan penjelasan perbedaan antara tumbuhan paku kelompok Psilopsida,
Equisetopsida, Lycopsida dan Pteropsida dilihat dari segi morfologi tubuhnya?
Jawaban:
Perbedaan antara tumbuhan paku kelompok Psilopsida, Equisetopsida, Lycopsida dan
Pteropsida adalah sebagai berikut
 Psilopsida : Ciri khas psilopsida adalah belum mempunyai struktur akar dan
sebagian besar tidak mempunyai daun. Struktur akar psilopsida berupa rhizome
dengan bagian batangnya terdapat sporangia.
 Equisetopsida : bentuk tumbuhan paku ini mempunyai bentuk percabangan
batang yang khas yakni mengulir atau lingkaran sehingga terlihat mirip ekor
kuda. Tumbuhan paku jenis ini mempunyai bentuk daun mneyerupai kawat
dengan susunan daun berupa satu lingkaran. Ciri ciri equisetopsida antara lain :
mempunyai homospora pada bagian konus di ujung batangnya, mempunyai
banyak daun, batangnya berongga dan memiliki ruas. Equisetopsida memiliki
silika yang terkonsentrasi pada bagian batang. Karena silica yang sifatkan keras
dan kasar, tumbuhan ini sering dijadikan sebagai bahan penggosok.
 Lycopsida : Ciri khas lycopsida adalah mempunyai struktur daun yang
menyerupai rambut sisik dengan batang seperti kawat. Lycopsida memiliki
struktur daun berbentuk mirip rambut sisik dengan batang seperti kawat
sehingga sering disebut juga sebagai paku kawat. Sporangium Lycopsida
tersusun dalam bentuk strobilus. Umumnya Lycopsida merupakan tumbuhan
epifit atau menumpang pada tumbuhan lain tetapi ada juga yang tumbuh tanah
hutan daerah tropis . Lycophyta mempunyai spora dalam sporofit. Ada juga
beberapa Lycopsida yang tidak bisa melakukan fotosintesis, tetapi bersimbiosis
dengan jamur. Lycopodium sp. Merupakan jenis lycophyta yang menghasilkan
spora tunggal yang akan berkembang menjadi gametofit yang berukuran kecil.
Selain lycopodium sp. Ada juga Selaginella yang dapat menghasilkan dua jenis
spora (heterospora).
 Pteropsida : Ciri -ciri pterophyta adalah daunnya yang besar atau berbentuk
lembaran serta majemuk (terbagi menjadi beberapa lembaran), tulang daun
bercabang-cabang, serta memiliki sorus di bagian bawah daun. Selain itu, daun
pteropsida yang masih muda akan menggulung (circinate). Sporofit Pteropsida
memiliki batang, akar dan daun. Ukuran batang pteropsida bervariasi, ada yang
kecil dan ada yang besar seperti pohon. Ada pula anggota pterophyta ada yang
mempunyai panjang hingga 9 meter. Batang Pteropsida berada di bawah
permukaan tanah (rizom).
2. Jelaskan perbedaan antara sorus, strobilus dan sporokarpium atau sorokarpium?
Jawab:
Perbedaan antara sorus, strobilus dan sporokarpium/sorokarpium
- Sorus: Sorus ialah badan tempat berkumpulnya kotak spora, kumpulan sporakarp
yang berada d bawah strobilus atau daun
- Strobilus: Strobilus ialah kumpulan sprorofil yang membentuk struktur kerucut
pada ujung tunas fertile tumbuhan paku, dan juga istilah untuk bagian leher pada
Cestoda. Storbilus juga disebut sebagai alat reproduksi.
- Sporokarpium atau sorokarpium: merupakan sel reproduksi yang terdiri dari
mikrospora dan megaspora.
3. Jelaskan Perbedaan antara sporangium tipe Eusporangium dan Leptosporangium?
Jawab:
 Sporangium tipe Eusporangium adalah sebuah sporangium besar berkembang dari
beberapa sel awal yang memproduksi banyak spora. Tipe spora ini memiliki ciri-ciri:
- Kadang-kadang ada yang bersatu untuk membentuk synangia.
- Sebuah sel superfisial membagi dinding periklinal membentuk sel anak luar
dan sel anak dalam
- Jaringan sporogenous berasal dari sel anak inti
- Sel-sel yang berdekatan terlibat dalam pembentukan dinding sporangium dan
tangkai
 Sporangium tipe Leptosporangium adalah sporangia khusus yang berkembang dari
sebuah sel tunggal awal, sehingga memproduksi sedikit spora dengan jumlah lebih
kecil dari 128. Ini sering terjadi pada sorus yang sering ditutupi oleh flap jaringan
dikenal sebagai indusium. Spora tipe ini memiliki ciri-ciri lain:
- Sebuah sel superfisial membagi dinding periklinal membentuk sel anak luar
dan sel anak dalam
- Jaringan sporogenous berasal dari sel anak luar
- Sporangium dinding dan tangkai, serta spora berasal dari luar sel
- Sporangium kecil, dinding hanya satu sel tebal dan isi spora rendah
4. Buatlah tabel perbandingan kelompok-kelompok tumbuhan paku berdasarkan objek hasil
pengamatan yang anda temukan!
Jawab:
Deskripsi Ciri-ciri
No. Nama Famili
Habitat Morfologi
1. Marsileaceae Dataran rendah Memiliki helai daun dengan
panjang sekitar 2,5 cm dan lebar
sekitar 2,3 cm. Batangnya tegak
lurus serta tumbuh melingkar
secara simetris. Akarnya
tertanam pada substrat yang
berada di dasar wilayah perairan.
2. Salviniaceae Mengapung di air Batang bercabang mendatar dan
menggenang, seperti berbuku-buku. Diameter daun
danau atau kolam.
nya relatif kecil, tetapi memiliki
perakaran yang lebat dan
panjang.
3 Schizaeaceae Daerah tropis Pinnae membentuk sisir kecil,
struktur menyirip di mana
sporangia terbentuk.Sporangium
tidak bertangkai, terpisah-pisah.
Anulus pendek, tetapi terang.
Bagian daun yang fertil
mempunyai bentuk yang
berlainan dengan bagian yang
steril.
4 Equisetaceae Tempat lembab Batangnya beruas dan pada
daerah subtropis setiap ruasnya dikelilingi daun
kecil seperti sisik. Sporangium
terdapat pada strobilus.
Sporangium menghasilkan satu
jenis spora, sehingga Equisetum
digolongkan pada tumbuhan
paku peralihan.
5 Psylotaceae Daerah tropis dan Daun masih berbentuk
subtropis sederhana, spora berbentuk
seperti bulatan kecil, batang
bercabang berwarna hijau
6 Lycopodiaceae Daerah tropis Memiliki spora dengan batang
yang bercabang banyak dengan
ukuran batang mencapai 1 mm.
Daun memiliki panjang 3-5 mm
dan lebar 0,7-1 mm, meruncing
ke titik halus seperti rambut
halus. Cabang yang membawa
strobili atau spora cone menjadi
tegak, mencapai 5-15 cm
7 Selaginellacea Daerah tropis Memiliki ciri daun kecil dan
sederhana (disebut mikrofil)
yang menyerupai sisik pipih dan
duduk (tidak bertangkai), serta
heterosporik (menghasilkan dua
tipe spora yang berbeda
ukurannya). Pertumbuhan
cabang dan daunnya tidak
berupa gulungan membuka
seperti paku sejati
8 Adiantaceae Epifit Daun majemuk berwarna hijau
daun, panjang 4 cm, lebar 1,3
cm, tepi daun rata dan ujung
daun tumpul. Bentuk membulat.
Tangkai-tangkainya berwarna
hijau mengkilap. Pada paku ini
tidak ditemukan adanya sorus
karena pada daun yang diamati
masih muda.
9 Gleicheniaceae Tropis dan subtropis Tumbuhan ini mudah dikenal
di tebing-tebing karena peletakan daunnya yang
pengunungan menyirip berjajar dua dan
tangkainya bercabang mendua
(dikotom)
10 Marchantiaceae Hutan hujan tropis Memiliki akar serabut menjalar,
batangnya tegak berbentuk
rimpang, tinggi batang bisa
mencapai 50 cm, bagian pangkal
batang bersisik-sisik, memiliki
daun berwarna hijau, bentuk
daun menyirip tunggal,
panjangnya bisa mencapai 2 m,
anak daun berjumlah kurang
lebih 70 helai, ujung anak daun
meruncing, kedudukan daun
berselang seling, sorusnya
terletak dibawah daun menyebar
tidak beraturan, sorus berbentuk
bulat, berwarna coklat muda
11 Pteridaceae Epifit pada pohon Memiliki akar serabut, tinggi
atau batuan batang, mencapai 20 cm, bentuk
batang bulat, beruas-ruas
panjang, permukaan batang
halus, warna batang hijau
kecoklatan. Jenis daun Pteris
vittata adalah majemuk
menyirip genap dengan jumlah
anak daun yang genap, bentuk
daunya memanjang, berukuran ±
3,5 cm, lebar daun 0,7 cm, ujung
daun merucing, tepi daun rata,
daun berwarna hijau
12 Dryopteridaceae Daerah kering, pasir Memiliki permukaan daun yang
halus dan besisik. Bentuk daun
menjorong dan ujungnya
terbelah, sedangkan pada tepi
daunnya bergerigi. Selain itu
spesies ini juga mempunyai
ental yang bertumpuk di atas
permukaan, yaitu adanya daun
mudayang mengulung.
Batangnya berbentuk bulat,
tetapi padaspesies ini terdapat
seperti lekukan dipermukaannya
di sepanjang batang tersesut.
Umumnya merupakan tanaman
kecil dengan sedikit daun.
Warna batang kecoklatan.
Memiliki akar serabut, memiliki
akaryang tumbuh di bawah
tanah
13 Lygodiaceae Hidup di tempat Daun berwarna hijau menjari,
terbuka ujung runcing dan tepi rata.
Batang tipis berwarna coklat
dengan percabangan dikotom.
Setiap sisi cabang memiliki 2
anak daun.
14 Lomariopsidaceae Tanah atau epifit Daun duduk atau hampir duduk
25-100 kali 3-8 cm, poros
dengan sisik coklat. Berbentuk
serupa rambut, tangkai daun 2,5-
20 cm. Anak daun berjejal rapat,
kerapkali tersusun serupa
genting, dengan pangkal
berbentuk jantung atau
terpancung, pada tepi atas
kerapkali bertelinga, yang
terbawah sangat kecil. Anak
daun fertil 1,5-4 kali 0,5-1,5 cm,
beringgit bergigi tidak dalam,
urat daun sejajar yang berakhir
dalam sorus atau pori air.
15 Polypodiaceae Tropis ataupun Daun oval hingga segitiga
kering dengan panjang hingga 70
sentimeter (28 inci) dan lebar 20
sentimeter (7,9 inci). Setiap
daun terdiri dari banyak ruas
berbentuk tombak tumpul yang
mungkin tipis atau keras atau
agak berdaging, dan memiliki
tepi bergerigi ringan. Sisi bawah
setiap ruas daun dilapisi dengan
baris ganda sori pipih atau
cekung mengandung spora.
16 Aspleniaceae Hutan semak belukar Daunnya menyirip dan
tumbuhnya tegak, tiap ental
terdiri atas anak-anak daun yang
letaknya berpasangan, tepi
daunnya bergerigi (dentatus),
rimpang (rhizome), mempunyai
system akar serabut (radix
adventicia) berwarna coklat tua
kehitaman, permukaan daun
bagian atas berwarna hijau gelap
dan mengkilap, dan permukaan
daun bagian bawah berwarna
pucat dan kusam, pada
tumbuhan ini terdapat pangkal
daun (basis folii) yang berbentuk
tumpul dan ujung daun (apex
folii) runcing serta mempunyai
tepi daun (margo folii) bergerigi
kasar
17 Dipteridaceae Hutan dataran Memiliki daun yang berbentuk
rendah tunggal serta menjari. Warna
daunnya hijau terang, sorus
terletak dibawah permukaan
daun berwarna kuning dan
tersebar dibagian bawah daun.
18 Dennstaedtiaceae seluruh wilayah Merupakan salah
tropik,namun satu suku anggota tumbuhan
beberapa tersebar paku (Pteridophyta) yang
hingga daerah tergolong sebagai bangsa paku
beriklim sedang dan sejati yang terbesar
menjadi tumbuhan (Polypodiales).
dominan di lantai Kebanyakan anggotanya adalah
hutan pantropis (di seluruh wilayah
tropika), namun beberapa
tersebar hingga daerah beriklim
sedang dan menjadi tumbuhan
dominan di lantai hutan,
seperti Pteridium aquilinum.
Beberapa anggotanya, seperti P.
aquilinum dan P.
esculentum memiliki daun dan
spora yang karsinogenik
(menyebabkan kanker).
Rimpang P. esculentum yang
dikeringkan
mengandung karbohidrat dan
dimakan oleh orang Maori.
Rimpang ini bila dikeringkan
dapat bertahan hingga setahun.

19 Athyriaceae tempat yang lembab, besar, berbulu spesies asli pakis


lingkungan hutan di hampir semua belahan bumi
teduh dan sering utara, di mana seringkali
ditanam untuk melimpah (salah satu pakis yang
ornamen lebih umum) di tempat yang
lembab, lingkungan hutan teduh
dan sering ditanam untuk
ornamen. Ini caespitose tanaman
(daun yang timbul dari sebuah
titik sentral sebagai rumpun
daripada sepanjang rimpang a).
Daun adalah lampu kuning-
hijau, 20-90 cm panjang dan 5-
25 cm lebar, mereka jatuh. Sori
muncul sebagai titik pada bagian
bawah daun kelapa, 1-6 per
pinnule. Mereka tertutup
reniform coklat keputihan
cahaya untuk (berbentuk ginjal)
indusium. Daun sangat dibedah,
karena 3-menyirip. The stripe
mungkin beruang panjang,
coklat pucat, sisik tipis di
pangkalan

G. Pembahasan
1. Azolla caroliniana
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Salviniales
Family : Salviniaceae
Genus : Azolla
Spesies : Azolla caroliniana
Azolla caroliniana merupakan tumbuhan paku yang memiliki ukuran kecil yang
engapung di air. Azolla termasuk tumbuhan paku yang istimewa karena asosiasinya
dengan ganggang hijau-biru Anabaena azollaae menjadikannya mampu menambat
nitrogen bebas sehingga kandungan protein azolla cukup tinggi yaitu berkisar antara 13 -
30% berat kering. Azolla umumnya berbentuk segitiga atau segiempat dengan memiliki
cabang, akar, dan daun terapung, akar azolla soliter serta memiliki bulu. Dapat digunakan
sebagai pupuk hijau baik di sawah atau lahan kering
2. Marsilea drummondii
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Salviniales
Family : Marsileaceae
Genus : Marsilea
Spesies : Marsilea drummondii
Marsilea drummondii (semanggi) merupakan tumbuhan paku air yang memiliki bentuk
entalnya menyerupai payung yang tersusun dari empat anak daun yang berhadapan.
Semua anggotanya heterospor, Memiliki dua tipe spora yang berbeda kelamin serta Daun
tumbuhan ini bisa digunakan sebagai bahan makanan. Tumbuhan ini ditemukan di
pematang sawah atau tepi saluran irigasi dan pekarangan rumah
3. Salvinia natans
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Polypodiopsida
Ordo : Salviniales
Family : Salviniaceae
Genus : Salvinia
Spesies : Salvinia natans
Salvinia natans merupakan tumbuhan paku air yang biasanya ditemukan mengapung di
air menggenang seperti kolam, sawah, danau, sungai yang mengalir tenang. Tumbuhan
paku ini memiliki dua tipe daun yang sangat berbeda. Daun yang tumbuh dipermukaan
air berbentuk cuping aga melingkar. Tumbuhan ini berklofil sehingga berwarna hijau.
Permukaan ditutupi rambut berwarna putih aga transparan, bersifat heterospor dan
memiliki dua tipe spora.
Tumbuhan ini termasuk jenis gulma yang sangat cepat tumbuh dan mempunyai
daya adaptasi terhadap lingkungan baru. Tumbuhan paku air ini tidak memiliki nilai
ekonomi yang tinggi kecuali sumber humus (karena tumbuhnya pesat dan orang
mengumpulkannya untuk dijadikan pupuk), terkadang dijadikan dekorasi dalam ruangan,
atau sebagai tanaman hoas di kolam atau aquarium. Selain itu tumbuhan ini bisa
dimanfaatkan untuk proses penjernihan air.
4. Psilotum nudum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Psilotopsida
Ordo : Psilotales
Family : Psilotaceae
Genus : Psilotum
Spesies : Psilotum nudum
Psilotum nudum merupakan tumbuhan paku yang purba yang diperkirakan sudah ada
sejak sekitar 400 juta tahun yang lalu. Tumbuhan ini disebut sebagai fosil hidup karena
memiliki kesamaan dengan fosil tumbuhan. Di daerah tropis tanaman ini sering epifit
serta biasanya menempel di bebatuan di lereng hutan atau tebing jurang bahkan terkadang
ditemukan tumbuh di permukaan tanah. Tumbuhan ini memiliki tinggi mencapai 60 cm
dengan sebaran di daerah tropis dan subtropics. Tumbuhan purba ini memiliki jaringan
tumbuhan yang masih sangat sederhana. Reproduksi secara vegetative dan generative dan
melakukan simbiosis mutualisme dengan mikoriza.
5. Equisetum arvense
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Equisetopsida
Ordo : Equisetales
Family : Equisetaceae
Genus : Equisetum
Spesies : Equisetum arvense
Equisetum arvense (paku ekor kuda) merupakan tumbuhan paku yang memiliki
batang berwarna hijau, Beruas-ruas, Berlubang di tengah, Batang berperan sebagai organ
fotosintetik menggantikan daun, Batangnya bercabang dan mengandung silica, Daun
tidak berkembang biak, hanya menyerupa sisik dan Memiliki spora. Spora yang
dihasilkan paku ekor kuda umumnya hanya satu macam atau homospor.
6. Lycopodium clavatum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheopytha
Kelas : Lycopodiopsida
Ordo : Lycopodiales
Family : Lycopodiaceae
Genus : Lycopodium
Spesies : Lycopodium clavatum
Lycopodium clavatum merupakan tumbuhan yang memiliki spora dengan batang yang
bercabang banyak dengan ukuran batang mencapai 1 mm. Daun memiliki panjang 3-5
mm dan lebar 0,7-1 mm, meruncing ke titik halus seperti rambut halus. Cabang yang
membawa strobili atau spora cone menjadi tegak, mencapai 5-15 cm di atas tanah dan
daunnya berpergian sebagai sporofil yang membungkus sapsul spora atau sporangia.
Kerucut spora berwarna kuning-hijau.
7. Selaginella
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Lycopodiophyta
Kelas : Isoetopsida
Ordo : Selaginellales
Famili : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
Selaginella adalah marga sekelompok tumbuhan berpembuluh yang merupakan satu-
satunya anggota suku Selaginellaceae. Tumbuhan ini berkembang biak dengan spora
bebas sehingga dianggap sebagai bagian dari tumbuhan paku (Pteridophyta), meskipun
sekarang cenderung untuk dipisahkan dalam kelompok tersendiri bersama-sama paku
kawat, kumpai, dan paku rantai (Lycopodiales) serta Isoetes dalam satu divisio tersendiri,
Lycopodiophyta. Rane memiliki ciri daun kecil dan sederhana (disebut mikrofil) yang
menyerupai sisik pipih dan duduk (tidak bertangkai), serta heterosporik (menghasilkan
dua tipe spora yang berbeda ukurannya). Pertumbuhan cabang dan daunnya tidak berupa
gulungan membuka seperti paku sejati, sehingga memang sebenarnya rane dan kumpai
bukanlah tumbuhan paku.
8. Adiantum peruvianum (paku suplir)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Pteridales
Famili : Pteridaceae (Adiantaceae)
Genus : Adiantum
Adiantum peruvianum (paku suplir) ditemukan disamping lapangan futsal sistem
perakaran serabut. Tinggi paku ini ± 1 m batang berwarna hijau muda. Tumbuhan ini
termasuk tumbuhan epifit yang menempel pada tumbuhan lain. Daun majemuk berwarna
hijau daun, panjang 4 cm, lebar 1,3 cm, tepi daun rata dan ujung daun tumpul. Bentuk
membulat. Tangkai-tangkainya berwarna hijau mengkilap. Pada paku ini tidak ditemukan
adanya sorus karena pada daun yang diamati masih muda. Potensi pemanfaatan
tumbuhan ini sebagai tanaman hias karena menarik sehingga terlihat indah untuk
dijadikan sebagai tanaman hias (Jamsuri 2007).
9. Gleichenia
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Gleicheniales
Famili : Gleicheniaceae
Genus : Dicranopteris
Spesies : Gleichenia linearis
Gleichenia linearis merupakan jenis paku yang besar yang biasa tumbuh pada tebing-
tebing di tepi jalan di pegunungan. Tumbuhan ini mudah dikenal karena peletakan
daunnya yang menyirip berjajar dua dan tangkainya bercabang mendua (dikotom).
Resam dikenal sebagai tumbuhan invasif di beberapa tempat karena mendominasi
permukaan tanah menyebabkan tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya. Tumbuhan
ini dapat ditemukan di hampir semua daerah tropik dan subtropis di Asia dan Pasifik.
Habitatnya adalah tebing teduh dan lembap mulai pada ketinggian 200m hingga 1500m
di atas permukaan laut. Dulu tangkai daunnya dipakai sebagai pena.
10. Angiopteris evecta
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Marttiopsida
Bangsa : Martiales
Famili : Martiaceae
Genus : Angiopteris
Spesies : Angiopteris evecta
Angiopteris Sp adalah termasuk tumbuhan paku yang besar, daunnya sampai 2-5 meter,
menyirip ganda 2-4 anak daun menyerupai daun kedondong, sorus memanjang,
sporangium di dalamnya bebas.
11. Pteris vittata
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophytes
Kelas : Polypodiopsida
Bangsa : Polypodiales
Family : Pteridaceae
Genus : Pteris
Species : Pteris vittata
Pteris vittata (paku tanah) adalah paku epifit, pengamatan dilapangan menunjukkan
tumbuhan ini hidup di menempel pada batu-batuan yang ditemukan dibelakang Aula
menempel pada bebatuan yang berada di selokan. Pteris vittata memiliki akar serabut,
tinggi batang, mencapai 20 cm, bentuk batang bulat, beruas-ruas panjang, permukaan
batang halus, warna batang hijau kecoklatan.Jenis daun Pteris vittata adalah
majemukmenyirip genap dengan jumlah anak daun yang genap, bentuk daunya
memanjang, berukuran ± 3,5 cm, lebar daun 0,7 cm, ujung daun merucing, tepi daun rata,
daun berwarna hijau dengan permukaan daun yang kasar. Sorus pada Pteris vittata
terletak dipermukaan bawah daun berwarna coklat
12. Nephrolepis sp.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Subclass : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Family : Dryopteridaceae
Genus : Nephrolepis sp
Nephrolepispada umumnya hidup ditanah tapi ada juga yang hidup secara epifit.
Nephrolepisdapat ditemukan pada dataran tinggi,daerah kering seperti padang pasir,
daerah berair atau area-area terbuka. Selain itu dapat ditemukan 4 tipe habitat
Nephrolepis yaitu,hutan rindang yang memiliki celah permukaan berkarang, khususnya
yang terlindung dari sinar matahari, terdapat di daerah rawa dan tergenang air, dan
tumbuh sebagai epifit pada pepohonan tropik. Jumlah Nephrolepissp. yang ditemukan
sebanyak 30 spesies. Tumbuhan ini memiliki permukaan daun yang halus dan besisik.
Bentuk daun menjorong dan ujungnya terbelah, sedangkan pada tepi daunnya bergerigi.
Selain itu spesies ini juga mempunyaiental yang bertumpuk di atas permukaan, yaitu
adanya daun mudayang mengulung. Batang Nephrolepis berbentuk bulat, tetapi
padaspesies ini terdapat seperti lekukan dipermukaannya di sepanjang batang tersesut.
Umumnya merupakan tanaman kecil dengan sedikitdaun. Warna batang kecoklatan.
Memiliki akar serabut, memiliki akaryang tumbuh di bawah tanah, bersifat non
fotosintesis, befungsimenyerap air dan nutrisi dari tanah. Akar-akar ini strukturnya
sangatkecil (Shalihah, 2010)
13. Pityrogramma austroamericana
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Order : Polypodiales
Family : Pteridaceae
Genus : Pityrogramma
Spesies : Pityrogramma austroamericana
Pityrogramma austroamericana merupakan tumbuhan paku yang memilki akar serabut
yang berada di bagian ventral pada buku rhizoma dan tersusun rapat. Berimpang pendek,
tegak, berwarna hijau muda dengan tipe percabangan berupa stolon dan terdapat rambut
pada permukaannya. Berdasarkan jumlah pinnula, ental berdaun majemuk (menyirip
ganda). Pada bagian ental terdapat stipe yang kecil, kurus, kaku, cukup panjang,
berwarna coklat, dan bersisik serta memiliki bentuk umum daun yaitu bipinnate. Bagian
terlebar di bawah tengah pinnula, bentuk tepinya bergerigi dan ujung pinnula runcing.
Permukaan pinnulanya halus dan tidak terdapat rambut, serta tidak terdapat penonjolan
pinnula akibat adanya sporangia. Sorus terletak disepanjang vena pinnula, sporangium
berkumpul membentuk sorus yang dilindungi indusium. Sporangium terdiri dari
sporangium sejenis berbentuk terompet. Spora yang dihasilkan berbentuk setengah
membulat.
14. Lygodium palmatum
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Order : Schizaeales
Family : Lygodiaceae
Genus : Lygodium
Spesies : Lygodium palmatum
Lygodium palmatum atau dikenal dengan nama American climbing fern merupakan
kelompok paku yang merambat dan hidup di tempat yang terbuka. Daun berwarna hijau
menjari, ujung runcing dan tepi rata. Batang tipis berwarna coklat dengan percabangan
dikotom. Setiap sisi cabang memiliki 2 anak daun.
15. Dicranopteris linearis
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Gleicheniopsida
Order : Gleicheniales
Family : Gleicheniaceae
Genus : Dicranopteris
Spesies : Dicranopteris linearis
Dicranopteris linearis mempunyai akar serabut berwarna coklat dengan ruas rimpang
yang panjang. Batang berbentuk bulat, tegak, dan berwarna kuning kecoklatan.
Percabangan batang pseudodikotomi. Cabang terakhir mempunyai banyak daun yang
tersusun berpasangan. Daun berwarna hijau tua dengan pina berukuran kecil dan terusun
rapat dengan letak berhadapan. Daun muda yang masih menggulung berwarna hijau
muda dan umumnya ditutupi oleh rambut halus berwarna putih. Pasangan pina yang
paling bawah biasanya terletak pada percabangan batang dan berukuran lebih kecil dari
pasangan pina sebelumnya. Pina memiliki ujung yang tumpul, basal rata, dan tepi rata.
Sporangium terletak di bagian abaksial daun fertil berwarna kuning dan tersebar tidak
beraturan.
16. Huperzia phlegmaria
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Lycopodiopsida
Order : Lycopodiales
Family : Lycopodiaceae
Genus : Huperzia
Spesies : Huperzia phlegmaria
Huperzia phlegmaria merupakan tumbuhan paku epifit, yang awalnya batang tubuh tegak
kemudian akan tumbuh menjuntai, panjang umumnya lebih dari 60 cm, biasanya
beberapa kali bercabang menggarpu. Daun steril kaku, kasar, berdesakan, berbentuk bulat
telur sempit, menempel di sepanjang batang, bagian tepi rata. Tempat antara bagian steril
dan bagian fertil jelas terlihat. Sporangia kurang lebih sama panjang dengan daun fertil.
17. Nephrolepis cordifolia
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteriopsida
Order : Polypodiales
Family : Lomariopsidaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis cordifolia
Nephrolepis cordifolia termasuk paku tanah atau epifit, akar rimpang tegak, bedaun rapat
yang termasuk kedalam famili Dryopteridaceae. Anak daun tersusun dan sangat rapat,
dengan pangkal berbentuk meruncing. Daun duduk dan hampir duduk, Nephrolepis
cordifolia ini ditemukan pada suhu 28˚C-31˚C yang berarti suhu relatif normal untuk
pertumbuhan paku dan derajat keasaman 6,18 yang berarti asam. Umbi pengeram
bersisik, panjang 1-3 cm. Daun duduk atau hampir duduk 25-100 kali 3-8 cm, poros
dengan sisik coklat. Berbentuk serupa rambut, tangkai daun 2,5-20 cm. Anak daun
berjejal rapat, kerapkali tersusun serupa genting, dengan pangkal berbentuk jantung atau
terpancung, pada tepi atas kerapkali bertelinga, yang terbawah sangat kecil. Anak daun
fertil 1,5-4 kali 0,5-1,5 cm, beringgit bergigi tidak dalam, urat daun sejajar yang berakhir
dalam sorus atau pori air. Nephrolepis cordifolia memiliki manfaat sebagai tanaman hias
dan dapat dijadikan sebagai obat.
18. Asplenium polyodon
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteriopsida
Order : Polypodiales
Family : Aspleniaceae
Genus : Asplenium
Spesies : Asplenium polyodon
Asplenium polyodon di temukan di hutan semak belukar. Daunnya menyirip dan
tumbuhnya tegak, tiap ental terdiri atas anak-anak daun yang letaknya berpasangan, tepi
daunnya bergerigi (dentatus), rimpang (rhizome), mempunyai system akar serabut (radix
adventicia) berwarna coklat tua kehitaman, permukaan daun bagian atas berwarna hijau
gelap dan mengkilap, dan permukaan daun bagian bawah berwarna pucat dan kusam,
pada tumbuhan ini terdapat pangkal daun (basis folii) yang berbentuk tumpul dan ujung
daun (apex folii) runcing serta mempunyai tepi daun (margo folii) bergerigi kasar. Sorus
terletak di permukaan daun bagian bawah yang tersusun mengikuti pertulangan daun
dengan bentuk bulatan memanjang.
19. Pteridium aquilinum (linn) Kuhn

Kingdom : Plantae
Divisio : Polypodiophyta
Classis : Filicopsida
Ordo : Polypodiales
Familia : Dennstaedtiaceae
Genus : Pteridium
Species : Pteridium aquilinum (linn) Kuhn
Secara umum, Pteridium aquilinum merupakan tanaman terestrial atau batu.Jenis paku ini
hidup di tempat-tempat terbuka dan tanah yang kering sangat disenanginya.Bahkan jenis
ini juga tumbuh pada batu-batuan di sekitar kawah atau pada tepi sungai dan menyukai
kelembapan, banyak dijumpai tumbuh ditebing-tebing atau menempel pada batang paku
tiang, teutama yang sudah mati.Di tanah liat atau tanah berbatu yang berpasir.Tamannya
jarang tumbuh berkelompok, melainkan lebih umum dijumpai bersama-sama terna serta
rumput lainnya. Rimpangnya menjalar pada permukaan batuan dan akar-akarnya masuk
ke celah-celah batu ( Suryana.2009).
Tumbuhan paku ini merupakan tumbuhan herba atau agak berkayu.Akar paku ini
adalah serabut yang tidak bercabang atau monopodial.Terletak pada seluruh permukaan
rimpang, bentuk akar tipis dan kasar berwarna coklat.Jenis paku ini berbatang pendek,
yang tumbuh tegak.Bentuk batangnya bulat simetridorsiventral dan tumbuh tegak
memanjang.Tangkai entalnya licin ada yang berwarna ungu gelap kehitaman, mengkilap,
memanjang, menyamping keseluruhan.Permukaan batang terdapat ramenta yaitu
bentukan seperti rambut atau sisik yang halus ada yang berwarna hitam, coklat
kehitaman, merah kecoklatan, kuning kecoklatan, kuning dan kadang-kadang putih
(tergantung jenisnya) yang terdapat pada rimpang atau sering pula pada tangkai daun,
tulang dan urat daun. Ramenta mudah lepas sehingga pada masa tua tidak terdapat sama
sekali (Wirakusuma.2003)..
Rimpangnya juga pendek sekali, sehingga ental-entalnya membentuk rumpun kecil.Pada
bagian pangkal tangkai entalnya tumbuh bulu-bulu, glabrous atau bersisik distal, dengan
1 (biasanya 2 atau lebih) bundel vaskuler.Entalnya tersusun oleh anak-anak ganda.
Daun
Berdasarkan tulang daunnya, paku ini mempunyai tulang daun dengan system
percabangan terbuka.Helaian daun membujur panjang yang berbentuk pisau pembedah,
berjumlah 1 – 4 menyirip, merupakan rumput-rumputan kasar, abxial dan adaxial
glabrous atau kadang-kadang bersisik, adaxial tumpul, tulang punggung lurus. Segmen-
segmen terakhir dari helaian tangkai sessile pendek, linear membujur-berbentuk pisau
pembedah, lebar 1,5-8 mm, bagian dasar menyempit atau yang membatasi dengan
tangkai.
Daun berwarna hijau, pada bidang yang menyamping membentuk indusia palsu
yang merata, indusium palsu merupakan perkembangan dari epidermis daun, tetapi
terbentuk dari tepi daun yang melekuk.Indusia palsu terdapat pada daun yang masih
muda.
Reproduksi
Reproduksi tumbuhan paku lebih rumit jika dibandingkan dengan tumbuhan
berpembuluh lainnya. Proses reproduksi hanya akan terjadi jika cukup kandungan air di
lingkungan hidupnya sampai proses reproduksi selesai. Akibatnya tumbuhan paku tidak
akan bereproduksi jika kadar air di lingkungannya kurang.
Pteridium aquilinum merupakan pakis homospor yang mempunyai tipe gametofit
yaitu tipe jantung, tipe gametofit ini yang paling umum.Protaliumnya berbentuk pipih,
alat kelamin (gametangium) terletak pada permukaan ventral (bawah), arkegonium
biasanya terletak didekat takik, anteridium umumnya terletak di antara rizoid.
Tidak semua daun pada Pteridium aquilinum memiliki sorus (sori), daun paku
yang memiliki sorus merupakan daun fertil yang disebut daun sporofil, jika daun sporofil
(daun fertil) diletakkan di atas permukaan kertas polos, maka bentuk spora akan terlihat
seperti serbuk bedak berwarna hitam, ciklat, kemerahan, kuning atau hijau tergantung
jenis tumbuhan pakunya. Masing-masing spora akan tumbuh menjadi paku dewasa
melalui proses yang kompleks, dan daun paku yang tidak memiliki sorus disebut daun
steril (yannuwidi.1998).
Menurut fungsinya tumbuhan paku ini terbagi menjadi 2 macam yaitu :
1. Daun tropofil (daun steril) atau tidak terdapat spora. Daun ini banyak mengandung
klorofil dan banyak dimanfaatkan hanya untuk proses fotosintesis.
2. Daun sporofil (daun fertile) yang fungsi utamanya adalah menghasilkan sporangium.
juga berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis dan merupakan daun monomorfik,
berkumpul atau berdekatan, berukuran 1-20 dm. Sorus dilindungi oleh indusium palsu
yaitu pelindung yang terjadi karena pelipatan tepi daun.
Sorinya tersebar dipermukaan daunnya, sepanjang uratnya dan membentuk
barisan yang tidak tertutup.Pada jenis Pteridium aquilinum tertentu sorinya berwarna
kuning emas, dan karena hampir seluruh permukaan bawah tertutup oleh sori, maka
warnannya menjadi kuning emas.Warna dari sporanya bermacam-macam tergantung
jenisnya diantaranya yaitu cokelat, trilete, tetrahedral, rugate dan tuberculate, biasanya
dengan tonjolan yang mengarah ke pinggi. Sporangia intramarginal, sori biasanya saling
bersinambungan atau saling melekat satu sama lain kecuali pada segmen pinna atau
puncak dan sinus, terdapat paraphyses.
Gametofit berukuran sangat kecil hanya setengah inchi dan dapat diamati dengan
menggunakan alat pembesar seperti mikroskop. Gametofit memiliki dua set organ
reproduksi, antheridium (jantan) dan archegonium (betina). Antheridium berisi sperma
sedangkan archegonium berisi sel telur, masing-masing terletak di permukaan
gametofitnya. Sperma akan bergerak kearah sel telur jika lingkungan sekitar dalam
keadaan lembab (Suryana.2009).
Daur hidup paku Pteridium aquilinum(homospor) :
Spora yang jatuh ditempat sesuai akan tumbuh menjadi badan berbentuk
lembaran yang disebut prothalium atau gametofit. Spora layaknya biji pada tanaman
tingkat tinggi.Biji yang tumbuh menjadi menjadi tanaman dewasa, sedangkan spora
tumbuh menjadi prothalium atau gametofit (Suryana. 2009).
Ketika sperma bertemu dengan sel telur terjadi penggabungan materi genetik
dihasilkan sel dengan materi genetik yang lengkap.Sel gabungan ini (zigot) merupakan
awal dari pertumbuhan tanaman paku. Zigot ini terletak di dalam dan dilindungi oleh
struktur gametofit, selanjutnya akan tumbuh menjadi sporofit atau paku dewasa (
Suryana. 2009).
Tumbuhan paku memiliki dua bentuk tubuh yaitu bentuk gametofit (n), dan
bentuk sporofit (2n). Reproduksi terjadi dengan cara pergiliran keturunan sporofit dengan
keturunan gametofit yang dikenal dengan istilag metagenesis (Suyana. 2009).
Ciri generasi gametofit:
1. Spora yang jatuh di tempat yang lembab akan tumbuh menjadi prothalium.
2. Prothalium merupakan lembaran yang berbentuk hati, pada permukaan bawah terdapat
rhizoid, permukaan atas terdapat gamet (antheridia dan archegonia)
Sebagai tanaman hias, abu pakis ini digunakan sebagai sumber kalium, rimpang
digunakan sebagai penyaman kulit, pakis secara komersial dignakan untuk makanan dan
obat herbal.

20. Paku Daun Kepala Tupai (Drynaria quercifolia)


Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Familia : Polypodiaceae
Ordo : Polypodiales
Genus : Drynaria
Spesies :Drynaria quercifolia
Tanaman kepala tupai memiliki daun yang panjangnya maksimal 40 sentimeter dan
bentuk daunnya melebar dengan bagian tepi memiliki bentuk lekukan. Bagian tepi daun
berbentuk memanjang dan mengarah kebawah, umumnya berukuran hingga 1
meter.Daun kepala tupai dicirikan dengan penampakan dua jenis daun, yaitu daun yang
subur dan daun steril.
Daun yang subur berwarna hijau tua berukuran besar (0.61-1.22 m), panjang,
dengan batang memanjang. Terdapat sori yang menempel di bagian bawah daun.
Daun steril berbentuk lebih kecil dan bentuk daun lebih kecil. Daun steril tidak
menyimpan sori. Daun steril memilki fungsi mencari nutrisi dengan menangkap debu dan
jasad makhluk kecil, serta air.Kedua jenis daun tumbuh dari rimpang yang melekat pada
tanah atau bebatuan.
Daun kepala tupai (Drynaria quercifolia J. Smith) merupakan tanaman tidak
berbunga yang berasal dari keluarga Polpodiaceae.Tanaman tersebut berasal dari Afrika,
Asia, dan Australia serta dapat ditemukan di sepanjang hutan hujan tropis. Tanaman
paku ini tumbuh dengan menempel di pohon besar yang sudah tua.
Nama kepala tupai diambil dari ciri daunnya yang rimpang, besar dan menjalar
serta ditutupi sisik halus kecoklatan. Daun kepala tupai sudah digunakan oleh masyarakat
India sebagai obat untuk mengatasi diare, tifus, demam, infeksi cacing, dan berbagai
penyakit kulit.Aplikasi tanaman tersebut umumnya dengan membentuk pasta herbal dan
mengolesnya pada area tubuh yang terluka atau sakit. Fungsi lain daun kepala tupai
adalah sebagai ramuan herbal untuk meredakan gejala bengkak, nyeri dan radang pada
area luar tubuh.
21. Paku Lemidi (Stenochlaena palustris)
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Familia : Athyriaceae
Ordo : Blechnales
Genus : Stenochlaena
Spesies :Stenochlaena palustris
Lemidi, lemiding, atau ramiding (Stenochlaena palustris) adalah sejenis paku-pakuan
anggota suku Blechnaceae. Pucuk dan daun muda pakis ini biasa dijadikan sayuran di
pelbagai wilayah sebarannya. Karena itu, paku ini juga dikenal dengan banyak nama
seperti miding, mělat, akar pakis; lambiding; lamidin; pau rara; paku limbèh; paku
hurang; pakis bang; bampèsu, maja-majang; bempèsu, wèwèsu. Di Kalimantan Selatan
tumbuhan ini disebut kelakai atau kalakai.
22. Paku tanduk rusa

Kerajaan :Plantae
Divisi :Pteridophyta
Kelas :Pteridopsida
Ordo :Polypodiales
Famili :Polypodiaceae
Genus :PlatyceriumDesv.
Paku tanduk rusa adalah sekelompok (sekitar 18 jenis) tumbuhan paku epifit yang
semuanya tergabung dalam marga Platycerium'. Tumbuhan ini memiliki penampilan
yang khas karena memiliki dua tipe ental dengan fungsi dan bentuk yang jelas berbeda,
dengan salah satu tipe entalnya bercabang-cabang berbentuk seperti tanduk rusa. Paku
yang juga dikenal sebagai simbar menjangan ini dapat dijumpai tumbuh liar di berbagai
penjuru daerah tropika dan subtropika dunia.

23. Paku Sarang Burung (Asplenium nidus)


Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Class : Filicinae
Ordo : Leptosporangiales
Familia : Aspleniaceae
Genus : Asplenium
Spesies :Asplenium nidus
Mempunyai bentuk akar rimpang danmenempel pada tumbuhan inang.Bentuk batang
tidak nyata karenamenyatu dengan tulang daun.DaunTunggal berwarna
hijaumenyirip,tangkai daun sangat pendek karena tertutupi oleh bulu-bulu halus,panjang
daun 16-120 cm dan lebar 7-20 cm,ujung daunmeruncing, tepi daun rata dan
permukaannya berombak danmengkilat.Letak daun melingkar berbentuk keranjang dan
pertulangan daun berwarna coklat.Sorusmelekatpada garis-garisanak tulang daun di
bawah daun,sorus berwarna coklat muda danberbentuk bangun garis.Jenis
pteridophytainitumbuh epifit padabatang kelapa sawit.PakuSarang Burung (Asplenium
nidus)
24. Polypodium calyfornicum
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Polypodiopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Polypodium
Spesies : Polypodium calyfornicum
Polypodium ini berlabuh dengan rimpang yang bersisik . Ini menghasilkan daun
oval hingga segitiga dengan panjang hingga 70 sentimeter (28 inci) dan lebar 20
sentimeter (7,9 inci). Setiap daun terdiri dari banyak ruas berbentuk tombak tumpul yang
mungkin tipis atau keras atau agak berdaging, dan memiliki tepi bergerigi ringan. Sisi
bawah setiap ruas daun dilapisi dengan baris ganda sori pipih atau
cekung mengandung spora.
25. Dryopteris marginalis

Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Dryopteridaceae
Genus : Dryopteris
Spesies : Dryopteris marginalis
Jenis paku ini hidup di habitat lembab, memiliki akar berbentuk serabut, batang berwarna
hijau, tinggi tumbuhan bisa mencapai 150 cm. memiliki tipe daun majemuk, dimana lebar
daunnya adalah 45 cm sedangkan panjang dan lebar anak daunnya 25 cm dan 3 cm.
dalam satu tangkai terdapat 46 helai dan anak daun berjumlah 62 helai. Daun bertekstur
agak keras dengan bentuk persegi, kedudukan anak daun berselang seling, sorus berada di
bawah permukaan daun berbentuk memanjang
26. Angiopteris evecta
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Marattiopsida
Ordo : Marrattiales
Famili : Marattiaceae
Genus : Angiopteris
Spesies : Angiopteris evecta
Jenis paku ini memiliki akar serabut menjalar, batangnya tegak berbentuk
rimpang, tinggi batang bisa mencapai 50 cm, bagian pangkal batang bersisik-sisik,
memiliki daun berwarna hijau, bentuk daun menyirip tunggal, panjangnya bisa mencapai
2 m, anak daun berjumlah kurang lebih 70 helai, ujung anak daun meruncing, kedudukan
daun berselang seling, sorusnya terletak dibawah daun menyebar tidak beraturan, sorus
berbentuk bulat, berwarna coklat muda. Paku jenis ini hidup terstrial, dibawah naungan
pohon, ditepi aliran sungai dan tanah berpasir.
27. Drymoglossum piloselloides
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Drymoglossum
Spesies : Drymoglossum piloselloides
Menurut Heyne (1987) dalam Hetti (2008:3) mengatakan bahwa Drymoglossum
piloselloides atau paku sisik naga merupakan tumbuhan epifit kecil dengan akar rimpang
tipis, senantiasa merayap. Daun satu dengan yang lain tumbuh dengan jarak yang pendek,
tangkainya pendek, tidak terbagi, pinggir utuh, berdaging atau seperti kulit, permukaan
buah tidak berbulu sama sekali. Paku jenis ini tumbuh diseluruh daerah Asia tropik,
sering menempel pada batang, dahan pohon atau perdu yang daunnya tidak begitu lebat.
Paku ini memiliki daun dimorfik, dimana daun sterilnya berbentuk bulat lonjong dan
batangnya pendek, lalu daun fertil linier berbentuk bulat di puncak, secara bertahap
menyempit ke bawah. Sorus pada jenis paku ini memanjang di sepanjang tepi daun
berbentuk linier.
28. Dipteris conjugata Reinw
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Gleicheniales
Famili : Dipteridaceae
Genus : Dipteris
Spesies : Dipteris conjugate Reinw
Jenis paku ini termasuk kedalam golongan paku teresterial dengan bentuk pertumbuhan
tegak, tingginya bisa mencapai sampai 130 cm atau lebih. Hidup di hutan dataran rendah
tepatnya pada ketinggian 800-1000 mdpl. Memiliki daun yang berbentuk tunggal serta
menjari. Warna daunnya hijau terang, sorus terletak dibawah permukaan daun berwarna
kuning dan tersebar dibagian bawah daun. Paku jenis ini memiliki bentuk yang khas,
sehingga memiliki potensi untuk dijadikan sebagai tanaman hias.

H. Referensi
Abadiyah, Aulia S., dkk. 2019. Identifikasi Tumbuhan Paku di Hutan Penggaron Kecamatan
Unggaran Kabupaten Semarang. Journal of Biology and Applied Biology. Vol 2. No 2.
Apriyanti, Nurleli. 2017. Identifikasi Tumbuhan Paku dan Kekerabatannya Di Kawasan
Wisata Air Terjun Curup Tenang Bedegung. Vol 5. No 2.
Ayu Sa’adah. 2017. Inventarintasi Tumbuhan Paku Di Kawasan Kampus IAIN
Palangkaraya Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Materi Klasifikasi. Vol 5. No 2.
Hetti, Deni. 2008. Uji Sitoksik Ekstrak Etanol 70% Herba Sisik Naga (Drymoglossum
piloselloides Presl) Terhadap Sel T47D. Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi
Muhamadiyah Surakarta.
Nurfita, Andini Eka., dkk. Efisiensi Removal Fosfat (PO) Pada Pengolahan Limbah Cair
Laundry Dengan Fitoremediasi Kiambang (Salvina natans). Jurnal Sumber Daya Alam
dan Lingkungan.
Riastuti, Reny Dwi., ddk. 2018. Identifikasi Divisi Pteridophyta Di Kawasan Danau Air
Kabupaten Musi Rawas. Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains. Vol 1. No 1. Hal 52-70.
Suryono. 2016. Pemanfaatan Azolla Sebagai Sumber Pakan Pada Budidaya Sistem Ganda
Azolla-Lele. Journal of Sustainable Asriculture. Vol 3. No. 2.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta,
Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Format Penilaian Peer Assessment

Dalam mengumpulkan,mengolah dan menyelesaikan laporan praktikum

Kelompok : LIMA (V) Kelas : 3/C

Aspek Penilaian
NO Nama Tanggung Peduli Pada Jumlah
Kerjasama Kontribusi Keaktifan
Jawab Lingkungan Total
1. Rina 89 89 87 90 88 443
Susilawati
2. Sahrul 89 89 87 90 88 443
Sugiyana
3. Sephia Putri 89 89 87 90 88 443
M.
4. Septiani 89 89 87 90 88 443
Hastuti
5. Zahra 89 89 87 90 88 443
sabiela Z.

Anda mungkin juga menyukai