Definisi Kecanduan
Pengertian Narkoba
1. Dehidrasi
2. Halusinasi
3. Menurunnya Tingkat Kesadaran
4. Kematian
5. Gangguan Kualitas Hidup
Istilah obat "berbahaya" dalam ilmu kedokteran adalah obat-obatan yang tidak
boleh dijual bebas karena pemberiannya dapat membahayakan bila tidak melalui
pertimbangan medis. Tindakan operasi (pembedahan) yang dilakukan oleh dokter
harus didahului dengan pembiusan. Padahal, obat bius tergolong narkotika, Orang yang
mengalami stres dan gangguan jiwa diberi obat-obatan yang tergolong psikotropika
oleh dokter agar dapat sembuh.
1. Coba-coba, berawal dari mencoba sesuatu yang baru serta belum diketahui
penyebab dan akibat dari benda baru, asal benda baru itu sudah dicoba merasa
hidup lebih maju dan modern (mengikuti pekembangan jaman).
2. Senang-senang, setelah mencoba benda itu merasa lebih kini dan merasakan
senang-senang yang sesaat karena efek penyalahgunaan tersebut, merasa
senang dan semua orang ingin merasakan kesenangan setiap waktu dari itu terus
dan lagi memakainya tanpa mengetahui dampak buruk dari hal tersebut.
3. Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu, dalam keadaan tertentu seperti
depresi, stres, galau ingin menghilangkan rasa itu kemudian menyalahgunakan
narkoba agar rasa hilang dan kembali merasa senang.
4. Penyalahgunaan, merasa lebih baik memakai barang tersebut, lagi dan lagi
memakainya padahal kegiatan tersebut buruk dampaknya karena itu
penyalahgunaan narkoba.
5. Ketergantungan, narkoba membuat ketergantungan terhadap seseorang yang
memakainya karena pecandu sudah terbiasa memakainya dan merasa lebih
tenang membuat pencandu tersebut ketergantungan terhadap penyalahgunaan
narkoba.
Klien dengan penyakit adiksi juga mengalami gangguan pada otaknya sehingga
“timbul keinginan untuk menggunakan zat dan mendapat kenikmatan”. Pada penyakit
adiksi, gejalanya antara lain, perubahan perilaku (berbohong, marah, curiga, mudah
tersinggung), melakukan tidak kekerasan/kriminal dan lains ebagaiya. Bisa dipahami
bahwa gejala penyakit bukanlah suatu hal yang sengaja dilakukan oleh penderitanya.
Seperti pada demam berdarah, tentunya si penderita bukan sengaja mengalami panas
tinggi. Itulah juga yang dialami para penderita adiksi.. Mereka tidak dengan sengaja
(melakukan) mengalami gejala penyakitnya. Penyakit adiksi ini merupakan kondisi
yang berulangkali kambuh dan terus menerus menerus menginggapi penyalahguna
narkoba seumur hidupnya. Yang mendorong dirinya untuk tidak terjerumus adalah
dukungan dari lingkungannya.
Konseling yang dilakukan konselor adiksi yaitu untuk mengetahui pemahaman diri
klien dengan melalui grup terapi (konseling kelompok) dan konseling individual yang
merupakan kegiatan konseling yang berupaya dalam perubahan perilaku residen dalam
menjalani program. Penanganan penyalahgunaan narkoba sosok konselor adiksi
bertugas memberikan konsultasi pada klien maupun keluarga klien, membantu atau
membentuk perilaku positif untuk mereduksi atau bahkan menghilangkan perilaku
perilaku yang mendorong pada kecenderungan untuk menggunakan atau kecanduan.
Pertanyaan:
1. Apa yang harus dilakukan konselor adiksi jika berbagai cara apapun kurang
berpengaruh terhadap kondisi penyalahguna narkoba/orang dengan adiksi?
2. Bagaimana cara konselor adiksi narkoba membangun hubungan dengan
penyalahguna narkoba/orang dengan adiksi?
3. Apakah ada kemungkinan bahwa penyalahguna narkoba/orang denga adiksi
dapat mengulangi kecanduannya lagi?
4. Bagaimana cara membentuk perilaku posirif dari kacamata konselor adiksi
terhadap penyelahguna narkoba/orang dengan adiksi?