Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PKN

PEMERINTAH, NEGARA, WARGA NEGARA

Dosen Pengampu : David Budi Irawan M.Pd

Disusun oleh :

1. Elvin Kinanti Paramuditha (2021143583)


2. Putri Nadilah (2021143581)
3. Rosi Amelia (2021143578)

KELAS:2.O PGSD

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Palembang
Tahun Ajaran 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang
“PEMERINTAH, NEGARA, WARGA NEGARA”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran KONSEP DASAR
PKN SD. Selain itu, makalah ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah
satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.

Palembang, Maret 2022

Penyusun
Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I..............................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1.Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah..................................................................................................1

1.3.Tujuan....................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................2

2.1.Hakikat Pemerintahan............................................................................................2

2.2. Bentuk – Bentuk Pemerintahan.............................................................................3

2.3. Bentuk – Bentuk Negara.......................................................................................4

2.4. Pengertian Warga Negara.....................................................................................8

2.5. Hak dan Kewajiban Warga Negara.......................................................................9

BAB III..........................................................................................................................13

PENUTUP.....................................................................................................................13

Kesimpulan................................................................................................................13

Saran..........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sebagai guru Sekolah Dasar, kita tentunya mengetahui bahwa kemampuan siswa
sangat beragam. Salah satu keragaman yang mungkin dialami oleh sebagian siswa
yang ada di kelas tersebut adalah kesulitan belajar, yang sering disebut-sebut sebagai
siswa yang bodoh.

Anak berkesulitan belajar yang dimaksudkan di sini bukanlah anak yang bodoh
karena malas belajar atau karena tunagrahita atau kecerdasannya di bawah rata-rata,
melainkan berkaitan dengan disfungsi sistem persarafan pusat. Anak yang
berkesulitan belajar ini harus mendapat layanan khusus yang sesuai dengan kesulitan
yang dihadapinya sehingga ia dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

1.2.Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan anak berkesulitan belajar?

 Apa Penyebab anak berkesulitan belajar?

 Bagaimana teknik bantuan/layanan pendidikan khusus atau strategi


pembelajaran apa yang perlukan anak?

1.3.Tujuan
 Mengetahui Definisi, Penyebab, serta Klasifikasi Anak Kesulitan
Belajar

 Mengetahui karakteristik Anak Berkesulitan Belajar

 Mengetahui cara Penanganan Anak Berkesulitan Belajar

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1.Hakikat Pemerintahan

Menurut (Sarundajang, 2012) sistem pemerintahan adalah sebutan


populer dari bentuk pemerintahan. Hal didasari dari pemikran bahwa bentuk negara
adalah peninjauan secara sosiologis, sedangkan secara yuridis disebut bentuk
pemerintahan, yaitu sistim yang berlaku yang menentukan bagaimana hubungan
antara alat perlengkapan negara diatur oleh konstitusinya. Karena itu bentuk
pemerintahan sering dan lebih populer disebut sebagai sistem pemerintahan.

Menurut (sarundajang, 2012) menghubungkan sistem pemerintahan


dengan konsep sistem, yaitu sebagai suatu susunan atau tatanan berupa suatu struktur
yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen – komponen yang berkaitan satu
sama lain secara teratur dan terencana untuk mencapai tujuan. Apabila salah satu
bagian tersebut berfungsi melebihi wewenangnya atau kurang berfungsi, maka akan
mempengaruhi komponen yang lainnya. Oleh karena itu sistem pemerintahan dapat
disebut sebagai keseluruhan dari susunan atau tatanan yang teratur dari lembaga–
lembaga negara yang berkaitan satu dengan yang lainnya baik langsung ataupun
tidak langsung menurut suatu rencana atau pola untuk mencapai tujuan negara
tersebut. 1

2
Menurut (Sarundajang, 2012) di dunia ini terdapat sistem pemerintahan
dimana ada hubungan yang erat antara kekuasaan eksekutif dengan parlemen. Kedua
lembaga ini saling tergantung satu dengan yang lainnya. Eksekutif yang dipimpin
oleh seorang Perdana Menteri dibentuk oleh Parlemen dari Partai/ Organisasi yang
mayoritas di Parlemen. Kemudian, sistem pemerintahan dimana ada pemisahan yang
tegas antara lembaga legislatif (Parlemen dengan lembaga eksekutif dan juga dengan
lembaga judikatif). Selain itu juga sistem pemerintahan dengan pengawasan
langsung oleh rakyat terhadap lembaga legislatif. Dalam sistem ini parlemen tunduk
kepada kontrol langsung dari rakyat. Selain ketiga itu terdapat juga sistem
pemerintahan yang memadukan tiga sistem tersebut yang disebut dengan sistem
pemerintahan campuran.Untuk lebih jelasnya berbagai sistem pemerintahan tersebut
akan diuraikan secara lengkap pada bagian jenis sistem pemerintahan. Berdasarkan
uraian diatas, maka pada hakikatnya kajian tentang sistem pemerintahan adalah
kajian tentang bagaimana lembaga – lembaga negara bekerja dengan memperhatikan
tingkat kewenangan dan pertanggung jawabkan antar lembaga negara.

Disisi lain juga sistem pemerintahan lebih berfokus pada kedudukan


antara lembaga legislatif (parlemen) dan eksekutif.Apakah legislatif yang lebih tinggi
dari eksekutif atau sebaliknya eksekutif lebih tinggi dari pada parlemen. Selain itu
juga bagaimana tingkat pengaruh kekuasaan dalam menentukan arah keputusan
negara apakah legislatif atau eksekutif. Sistem pemerintahan juga mengkaji
bagaimana pembentukan dan pertanggungjawaban kabinet/menteri apakah dibentuk
oleh legislatif atau ekseutif. Apakah menteri bertanggung jawab kepada legislatif
atau yudikatif. Kesemuanya itu adalah bagian dari hakikat kajian sistem
pemerintahan.

2.2. Bentuk – Bentuk Pemerintahan


Bentuk Pemerintahan ‘Baik’
Kepemimpinan dan Jenis Pemerintahan Perbandingan-perbandingan yang
dibuat oleh Aristoteles tentang siapa yang paling berpengaruh dan siapa yang
harus memimpin di evaluasikan cukup panjang. Siapakah yang bisa disebut
paling berkuasa terutama dalam kondisi ideal? Aristoteles tidak memberikan
jawaban langsung. Uraian demi uraian dijelaskan. Seperti persoalan ketika

3
kekuasaan tertinggi negara yang ideal itu dipegang oleh satu orang (raja) yang
berkuasa penuh atau dipimpin oleh raja tetapi konstitusi juga melibatkan dewan
yang diisi oleh orang-orang tertentu. Ia mengatakan
“supposing the principle to be maintained that kingly power is
the best thing for states, how about the family of the king? Are
his children to succeed him?”
Walaupun pemerintahan dipimpin oleh raja, menurut Aristoteles, setidaknya
pemerintahan dalam hal wewenang tertinggi ada tiga bentuk: oleh satu orang, oleh
sekumpulan kerabat, atau oleh beberapa orang. Aristoteles memulai dengan
beberapa penjelasan mengenai jenis pemerintahan monarki (bukan dalam
arti umum yang selalu berhubungan dengan kerajaan)
1. Monarkhi adalah suatu bentuk pemerintahan kekuasaan negara
dipegang raja untuk kepentingan semua rakyat.

2. Tirani adalah bentuk pemerintahan kekuasaan negara dipegang satu


orang yang menjalankan kekuasaan itu untuk kepentingan penguasa
sendiri.

3. Aristokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana tindakan


penguasa hanya dilaksanakan untuk kepentingan penguasa sendiri.

4. Timokrasi, suatu bentuk pemerintahan dimana tidakan penguasa


hanya dilaksanakan untuk kepentingan penguasa sendiri.

5. Oligarkhi, suatu bentuk pemerintahan kekuasaan negara berada di


tangan sekelompok kecil orang yang menjalankan kekuasaannya
untuk mereka sendiri.

6. Demokrasi, bentuk pemerintahan dimana kekuasaan negara berada di


tangan rakyat, kekuasaanya untuk kepentingan semua orang.

LEON DUQUIT menyatakan bentuk pemerintahan:

1.Monarkhi, seperti Raja.


2. Republik,seperti Presiden.

4
2.3. Bentuk – Bentuk Negara
Pengertian Negara menurut para ahli
Rogerh H. Soltan : Negara adalah alat / wewenang yang mengatur persoalan
bersama atas nama masyarakat.
Harold. J. Laski, Negara adalah suatu masyarakat yang diintergrasikan karena
punya wewenang, bersifat memaksa terhadap individu / kelompok sebagai dari
masyarakat itu.
Max Weber, Negara adalah suatu Asosiasi yang punya monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang
atau persekutuan hidup, negara adalah sebuah organisasi sekelompok orang yang
berada di dalamnya. Negara adalah organisasi politik dari kekuasaan politik. Negara
merupakan bentuk organisasi dari masyarakat atau sekelompok orang yang
mempunyai kekuasaan mengatur hubungan dengan menyelenggarakan ketertiban dan
menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama.

Negara disebut organisasi kekuasaan politik karena dapat memaksakan kekuasaan


tersebut secara sah pada semua cabang yang ada dalam wilayahnya. Dengan
demikian, bangsa itu adalah bagian dari suatu negara itu sendiri. Bangsa atau
persekutuan hidup manusia adalah salah satu unsur dari negara.

Beberapa pengertian negara antara lain.

1. Suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang


bersama-sama mendiami wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia.

2. Suatu perserikatan yang melaksanakan suatu pemerinthan melalui hukum


yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa yang berada
dalam suatu wilayah masyarakat tertentu dan membedakannya dengan
kondisi masyarakat dunia luar untuk ketertiban sosial.

5
3. Suatu asosiasi yang menyelenggarakan penertiban dalam suatu masyarakat
atau wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan suatu
pemerintah untuk maksud tersebut, pemerintah diberi kekuasaan memaksa.

Sebagai organisasi kekuasaan, negara memiliki sifat memaksa, monopoli dan


mencakup semua.

1. Memaksa

Sifat memaksa perlu dimiliki oleh suatu negara, agar peraturan


perundang-undangan ditaati sehingga penertiban dalam masyarakat dapat
dicapai, serta timbulnya anarki bisa dicegah.

2. Monopoli

Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari


masyarakat. Negara berhak melarang suatu aliran kepercayaan atau aliran
politik tertentu hidup dan disebarluaskan karena dianggap bertentangan
dengan tujuan masyarakat.

3. Mencakup semua

Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa,


kecuali untuk mendukung usaha negara dalam mencapai masyarakat yang
dicita-citakan.

Tujuan Dan Fungsi Negara

Tujuannya bermacam-macam, untuk memperluas kekuasaan semata. Untuk


menyelenggarakan ketertiban umum dan untuk mencapai kesejahteraan umum.

Pendapat PLATO, negara bertujuan menunjukan kesusilaan manusia, sebagai


program, sebagai makhluk sosial.

Machiavelli dan Shang yang mengatakan, negara bertujuan memperluas


kekuasaan semata, karena itu disebut negara kekuasaan. Untuk menjadikan negara
besar/ jaya. Rakyat jadi alat dikorbankan untuk perluasan kekuasaan itu.

6
Ajaran Theokratis (Kedaulatan Tuhan), menyatakan tujuan negara mencapai
kehidupan aman dan tentram dengan taat kepada Tuhan.

Ajaran negara polisi, bertujuan mengatur keamanan dan ketertiban dalam


negara.

Ajaran Negara Hukum, bertujuan untuk ketertiban hukum / berpedoman


kepada hukum. Dalam negara hukum semuan kekuasaan harus taat kepada hukum.
Hak rakyat dijamin negara, rakyat berkewajiban mematuhi peraturan yang berlaku
dari pemerintah.

Negara kesejahteraan, tujuannya kesejahteraan umum, mengusahakan


kesejahteraan rakyatnya. Memperkuat dominion Raja/Ratu diwakili gubernur jendral,
sedangkan Protektorat disebut Negara VAZAL adalah negara dibawah lindungan
negara lain

Bentuk-bentuk negara didunia yang secara garis besar terbagi menjadi 2 sebagai
berikut.

a. Negara kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk


mengatur seluruh daerahnya ada ditangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat
memegang kedaulatan sepenuhnya, baik kedalam maupun keluar. Hubungan
antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara
langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala
negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula
dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang
tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Negara kesatuan dapat dibedakan
menjadi dua macam sistem, yaitu sentralisasi dan desentralisasi.

b. Negara serikat adalah negara bersusun jamak, terdiri atas beberapa negara
bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian
boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri,
dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan
negara-negara yang disebut federal. Setiap negara bagian bebas melakukan
7
tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan
ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah federal. Ciri-ciri negara serikat/federal yaitu.

1) Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan


menteri(kabinet) demi kepentingan negara bagian.

2) Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri,tetapi tidak


boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat.

Hubungan pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui


negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah
diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal. Berdasarkan
kedua hal tersebut,lahirlah bermacam-macam negara serikat,antara lain
sebagai berikut.

1) Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan


pemerintahan federal,dan kekuasaan tidak terinci diserahkan kepada
pemerintah negara bagian.Contuh negara serikat semacam itu anatra
lain:Amerika serikat,Australia,RIS(1949).

2) Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan


pemerintah negara bagian,sedangkan sisanya diserahkan kepada
pemerintah fedral.Contoh kanada dan india.

3) Negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung


federal dalam menyelesaikan penyelisihan diantara pemerintah.

2.4. Pengertian Warga Negara


Kita sering mendengar kata-kata, seperti warga desa, warga kota, warga
masyarakat, warga bangsa, dan warga dunia. Warga mengandung arti peserta atau
anggota dari suatu organisasi perkumpulan. Jadi warga negara secara sederhana
diartikan sebagai anggota dari suatu negara.

Warga negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup dan
tinggal di suatu wilayah hukum tertentu.warga negara harus tunduk dan taat pada

8
peraturan yang berlaku di negaranya dengan melaksanakan aturan dengan baik dan
bertanggung jawab.

Warga negara berarti penduduk sipil, penduduk sipil melaksanakan kegiatan


demokrasi secara langsung dalam suatu polis atau negara kota(city state). Polisi
adalah suatu organisasi yang berperan dalam memberikan kehidupan yang lebih baik
bagi warga negaranya.

Menurut Aristoteles Warga negara di bagi kedalam dua bagian atau dua
golongan yaitu

1. Yang menguasai atau yang memerintah. Negara yang menguasai


haruslah
memiliki kebijakan dan keutamaan yakni sifat kebaikan dalam
kearifan.
2. Yang dikuasai atau yang di perintah. Warga negara yang dikuasai atau
yang di perintah, kebijaksanaan dan kearifan tidaklah begitu penting.

Selanjutnya Aristoteles menegaskan bahwa kebajikan yang harus dimiliki


oleh warga negara yang baik yaitu kemampuan untuk menguasai dan dikuasai
dengan baik atau kemampuan untuk memerintah dan di perintah dengan baik.

2.5. Hak dan Kewajiban Warga Negara


Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pacal 27 sampai dengan
pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain:

A. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak tercantum dalam


Pasal 27 Ayat (2) UUD 1945, yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Pasal
ini menunjukkan asas keadilan sosial dan kerakyatan.

9
B. Hak membela negara, tercantum dalam Pasal 30 Ayat (1) UUD 1945
yang berbunyi “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.”

C. Hak berpendapat, tercantum dalam Pasal 28 UUD 1945, yaitu


“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan maupun tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.”

D. Hak kemerdekaan memeluk agama, tercantum dalam Pasal 29 Ayat (1)


dan (2) UUD 1945 yang berbunyi:

(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.


(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

E. Hak ikut serta dalam pertahanan negara, tercantum dalam Pasal 30


Ayat (1) dan (2) UUD 1945. Yang menyatakan bahwa: “Tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.

F. Hak untuk mendapatkan pendidikan, tercantum dalam Pasal 31 Ayat


(1) dan (2) UUD 1945 yang berbunyi:
(1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.

G. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional


indonesia, tercantum dalam Pasal 32 UUD 1945. Ayat (1)
berbunyi:”Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

10
H. Hak ekonomi dan hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial,
tercantum dalam Pasal 33 Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945
yang berbunyi:
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi, air, dam kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
(5) Ketentuan Lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur
dalam undang-undang.

I. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial, tercantum dalam Pasal 34


UUD 1945 yang berbunyi “ Fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara.”
Kewajiban warga negara terhadap negara Indonesia, antara lain;
a. Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan tercantum dalam
Pasal 27 Ayat (1) UUD 1945, yaitu “Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.”
b. Kewajiban membela negara, tercantum dalam pasal 27 Ayat (3)
UUD 1945 yang menyatakan “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
c. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara, tercantum dalam
Pasal 30 Ayat (1) UUD 1945 menyatakan: “Tiap-tiap warga

11
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.”

Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban yang dimiliki negara terhadap
warga negara. Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada
dasarnya merupakan kewajiban dan hak warga negara terhadap negara.
Berikut ini beberapa ketentuan tersebut.
a. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan.
b. Hak negara untuk dibela.
c. Hak negara untuk menguasai bumi, air, dan kekayaan untuk kepentingan
rakyat.
d. Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil.
e. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara.
f. Kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional
untuk rakyat.
g. Kewajiban negara memberi jaminan sosial.
h. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.

Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang tertuang dalam
UUD 1945 mencakup berbagai bidang. Bidang-bidang itu antara lain bidang politik
dan pemerintahan, bidang sosial, bidang keagamaan, bidang pendidikan, bidang
ekonomi, dan bidang pertahanan.

Berikut ini contoh hak dan kewajiban warga negara maupun hak dan
kewajiban negara terhadap warganya di bidang pendidikan berdasarkan Undang-
Undang No. 20 Pasal 5 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

(1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.

(2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,


intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

(3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat


adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.

12
(4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
berhak memperoleh pendidikan khusus.

(5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan


pendidikan sepanjang hayat.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Istilah yang digunakan untuk menyebut Anak Berkesulitan Belajar (ABB)

cukup beragam. Dalam dunia pendidikan digunakan istilah educationally

handicapped karena anak-anak ini mengalami kesulitan dalam mengikuti proses

pendidikan, sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan secara khusus

(Special Need Education) sesuai dengan bentuk dan derajat kesulitannya. Kelompok

ahli bidang medis menyebutnya dengan istilah brain injured, dan minimal brain

dysfunction, kelompok ahli psikolinguistik menggunakan istilah language disorders.

Anak berkesulitan belajar merupakan kelompok tersendiri. Kesulitan belajar lebih

didefinisikan sebagai gangguan perseptual, konseptual, memori, maupun ekspresif di

dalam proses belajar. Cara Penanganan Anak Berkesulitan Belajar di sekolah reguler

dapat dilakukan di ruang sumber maupun bekerjasama dengan guru kelas di ruang

kelas. Penggunaan akomodasi pembelajaran dapat disepakati bersama guru kelas


13
untuk memberikan layanan kepada ABB. Sedangkan Penanganan secara individual

dapat dilakukan di ruang sumber pada bidang akademik maupun non akademik.

Permasalahan kurang percaya diri dapat diatasi terlebih dahulu dengan meningkatkan

motivasi belajar seiring penanganan akademik.

Saran
Sekiranya setelah membaca makalah ini, melihat perkembangan perilaku peserta

didik yang terkadang di luar kewajaran, alangkah baiknya untuk lebih meningkatkan

komunikasi orang tua atau wali murid dengan guru kelas,agar guru bisa membuat

anak lebih percaya diri dengan meningkatkan motivasi belajar seiring penanganan

Anak yang Berkesulitan Belajar ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai