DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
1. SEPTIANI (E1E217166)
2. SARLAN (E1E217163)
3. YULIA WARDANI (E1E217188)
4. SAIFUL AMAR (E1E217159)
UNIVERSITAS MATARAM
2019/2020
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemegang Otoritas
Sekolah “
Terimaka kasih kami ucapkan kepda dosen pembimbing yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi. Yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, bahwa MAKALAH yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisanya. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar kami bisa menjadi lebih baik lagi
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan bagi kita semua dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kepala sekolah yang memiliki kompetensi tinggi mutlak dibutuhkan untuk
membangun sekolah berkualitas, sekolah efektif, karena kepala sekolah sebagai
pemegang otoritas dalam pelaksanaan pendidikan disekolah perlu memahami proses
pendidikan di sekolah serta menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga proses
penyelenggaraan pendidikan disekolah dapat berjalan sesuai dan sejalan dengan upaya-
upaya pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Maju mundurnya suatu
sekolah tidak terlepas dari peran kepala sekolah, karena “kepala sekolah berperan sebagai
kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah”. Untuk
mewujudkan sekolah efektif dibutuhkan kepala sekolah yang tidak hanya sebgai figur
personifikasi sekolah, tetapi juga paham tentang tujuan pendidikan, punya visi masa
depan serta mampu mengaktualisasikan seluruh potensi yang ada menjeadei suatu
kekuatan yang bersinergi guna mencapai tujuan pendidikan.
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian otoritas sekolah
b. Untuk mengetahui sumber-sumber otoritas sekolah
c. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi supervisi pendidikan
d. Untuk mengetahui ruang lingkup supervisi pendidikan
e. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan supervisi pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
otoritas garis staf yang ditujukan untuk membantu pihak yang
memiliki otoritas
4
dan berhak menjalankan kepemimpinananya di sekolah sesaui
dengan ototritasnya.
5
manajemen populer yang lain, yaitu prinsip saklar dan prinsip
kesatuan komando.
Prinsip saklar menyatakan bahwa gari otoritas yang tegas dari
manajer puncak ke masing-masing jabatan bawahan
memengaruhi komunikasi dan pengambilan keputusan.
Sebagaimana dalam kepemimpinan sekolah, sekolah kepala
sekolah memiliki garis kepemimpinan yang hieararki, baik ka
atas maupun ke bawah. ke atas bertanggung jawab kapada
kepala Dinas pendidikan, sedangkan otoritas ke bawah
berkaitan dengan wakil kepala sekolah, karyawan sekolah,
dan para guru.
6
Dengan demikian, delegasi wewenang dalam lembaga pendidikan
merupakan proses pimpinan sekolah mengalokasikan wewenangnya
kepada orang-orang yang merupakan bawahannya secara langsung.
Alasan-alasan pendelegasian.
Beberapa alasan penting dalam pendelegasian wewenang, yaitu :
a) Pendelegasian memungkinkan pimpinan sekolah untuk
mencapai hasil yang lebih baik daripada yang lain yang
menangani sendiri.
b) Delegasi dari atasan kepada bawahan merupakan proses
yang diperlukan agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien
c) Delegasi memungkinkan pimpinan sekolah memusatkan
tenaganya unttuk tugas-tugas prioritas yang lebih penting
7
d) Delegasi memungkinkan bawahan yang berkembang dan
dapat digunakan alat untuk belajar dari kesalahan.
e) Delekasi dibutuhkan karena pimpinan sekolah tidak selalu
memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan dan tidak selalu memahami masalah yang lebih
terperinci. Oleh sebab itu, dibutuhkan organ yang serendah
mungkin untuk menangani masalah yang semakin terperinci
yang terdapat cukup kemampuan dan informasi untuk
menyelesaikan.
8
kegiatan sekolah. Semua guru dan proses belajar mengajar diawasi
oleh pemilik sekolah.
9
agar setiap pengambilan kesputusan mengahsilkan sesuatu yang
terbalik bagi kemajuan sekolah.
10
sekolah lainya merupakan teman sekerja ( coworkes ) yang sama-
sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan
terciptanya kegiatan belajar mengajar yang baik ( Ngalim Purwanto,
1992;77)
11
2) Menciptakan suasana yang mendorong siswa aktif belajar
serta berusaha mencoba dan menemukan sendiri jawaban
soal ( masalah ) serta memberikan makna kepada mereka
terhadap pengalaman belajar
3) Menjadikan kegiatan di sekolah bersifat dinamis dan kreatif
serta mempunyai arti untuk kehidupan manusia ( Yusak
Burhanuddin, 2002: 100).
12
6) Kerja sama pengembangan penyelenggaran pendidikan
dengan semua pihak yang bersifat menguntungkan bagi
peningkatan pembelajaran siswa dan pengembangan
kurikulum atau peningkatan fasilitas sekolah.
13
4) Pengawasan melekat, dilaksanakan oleh semua guru, sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.
5) Pengawasan fungsional, dilaksanakn oleh para pengawasan
yang tugas, fungsi, dan jabatanya sebagai pengawas.
14
Pelaksanaan supervisi tidak selamanya dilakukan denga cara formal
sehingga pihak sekolah, yaotu guru, siswa, dan staf administrasi
seklah menjadi tegang ketika supervisor datang kesekolahnya.
Keadaan tersebut telah lama dirasakan oleh lembaga pendididkan
pada masal lalu. Kini pelaksanaan supervisi dapat dilakukan dengan
teknik yang sederhana dan penhuh keakraban.
15
dalam penyelenggaran pendidikan merupakan bagian dari
pembinaan dan pengarahan. Oleh karena itu, fungsi
supervisinya terlihat dalam situasi rapat yang sedang
berlangsung.
3) Dalam rapat dibicarakan berbagai kegiatan sekolah yang
melibatkan semua personel sekolah, seperti rencana kegiatan,
seminar, diskusi panel, studium general, workshop, semiloka
lokakarya, simposium, dan jenis kegiatan lainya, yang
sebelumnya dibahas mengenai tujuan kegiatan yang
dimaksudkan. Dengan demikian, semua pihak akan
memperoleh informasi penting untuk kemajuan dan
peningkatan profesionalitasnya sebagai pendidik ataupun
sebagai staf administrasi sekolah.
16
Daryanto mengatakan bahwa perencanaan kunjungan kelas
dilakukan oleh kepala sekolah dengan guru kelas yang akan
dikunjungi bersama-sama secara demokrasi berdasarkan kesulitan-
kesulitan yang telah dialami bersama, hal-hal yang akan
diobservasi, dan waktu pelaksanaan yang baik. Pelaksanaan
kunjungan kelas merupakan observasi yang dilakukan seinformal
mungkin dengan selalu memerhatikan prestise guru dalam
kelasnya, tidak menonjolkan diri, tidak banyak interupsi, dan
menjunjung tinggi prinsip demokratisasi dalam kepemimpinan.
17
Cara supervisi seorang kepala sekolah tidak sama dengan kepla
sekolah yang lain, bergantung pada tipe atau corak
kepemimpinanya. Kepala sekolah yang otoriter menjalankan
supervisi untuk mengetahui, kesalahan-kesalahan bawahanya. Guru
yang melakukan benyak kesalahan, mendapat kondite buruk, dan
sebaliknya yang patuh mendapat kondite bagus dan dicalonkan
untuk menduduki pangkat yang lebih tinggi. Tidak ada usaha untuk
memberikan mimbingan atau pembinaan. Supervisi di jalankan
secara mendadak, tampa sepengetahuan guru yang diawasi.
Susasna demikian tidak menumbuhkan kesadaran untuk
memperbaiki diri dan memajukan pendidikan, tetapi mengakibatkan
guru dan staf administrasi tidak merasa nyaman di sekolah
tersebut ( Daryanto, 2002: 188)
18
dan kemajuan sekolah. Kepemimpinan model itu disebut sebagai
kepemimpinan yang bercorak laissez faire.
19
1) Bersifat terpadu dan terencana sehingga semua pihak
mengetahui tujuan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah atau petugas supervisi lainya.
2) Dilaksanakan secara rutin sehingga semua masalah dan
solusinya dapat dievaluasi dengan cermat.
3) Semua pihak mengutarakan pendapat dan mendiskusikannya
sehingga musyawarah dilakukan hingga, memperoleh kata
mufakat
4) Supervisor bukan pemegang kedaulatan absolut, melainkan
seorang pemimpin yang moderat, yang memiliki rasa hormat
kepada semua bawahanya.
5) Semua bawahan dipandang dari segi prestasinya, bukan dari
unsur lain yang berasal dari sikap kolusif dan nepotisme.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa otoritas itu berhubungan dengan kekuasaan yang
dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang memiliki hak , wewenang dan
legitimasi untuk mengatur, memerintah, memutuskan sesuatu, menegakkan aturan,
menghukum atau menjalankan suatu mandat bahkan untuk memaksakan kehendak.
Melalui pengertian tersebut, otoritas . Otoritas sekolah adalah wewenang
yang dimiliki pihak tertentu dalam memimpin dan mengelola
sekolah. Otoritas sekolah diartikan sebagai kekuasaan resmidan
legal dalam memimpin sekolah sebagai lembaga pendidikanmemiliki
kaitan yang sangat erat dengan kuasaan yang dimiliki seseorang
21
DAFTAR PUSTAKA
22
PROFIL KELOMPOK 4
SEPTIANI SARLAN
23
YULIA SAIFUL
WARDANI AMAR
24