Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah

Membangun Karakter Berjiwa Pemimpin Yang Siap Menghadapi Perubahan


Berlandaskan Pikiran, Perkataan Dan Tindakan Nyata

Oleh :

Nama : Gavin Benjiro Ramadhan

Kelas : XI MIPA 2

SMA 10 BOGOR
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat
dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah ”Kepemimpinan Dalam Menghadapi Perubahan”.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada guru mata pelajaran bersangkutan yang telah memberikan tugas terhadap
penyusun. Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
turut membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa penyusun sebutkan satu
persatu.
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan penyusun, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penyusun
mengharapkan semoga makalah inidapat berguna bagi penyusun pada khususnya dan
pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penyusun

Gavin Benjiro Ramadhan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
A.Latar Belakang Masalah................................................................................................5
B.Rumusan Masalah..........................................................................................................6
C.Kegiatan Penulisan........................................................................................................7
BAB II...............................................................................................................................8
PEMBAHASAN................................................................................................................8
1.Hakikat Kepemimpinan..................................................................................................8
2.Pengetian kepemimpinan................................................................................................8
3.Tugas kepemimpinan......................................................................................................9
4.Fungsi kepemimpinan..................................................................................................11
5.Kepemimpinan yang Efektif Dalam Menghadapi Era Perubahan...............................13
6.Pentingnya Perubahan-perubahan yang Mendasar dan Besar......................................14
7.Cara Membangun Karakter..........................................................................................15
BAB III............................................................................................................................17
KESIMPULAN...............................................................................................................17
Kesimpulan......................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Usaha kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama banyak
ditemui di dalam kehidupan manusia. Kerja sama tersebut dilaksanakan oleh beberapa
orang (dua orang atau lebih), dalam kegiatan yang terarah pada satu tujuan dan lebih
mudah dicapai daripada dikerjakan sendiri Keseluruhan proses kerja sama tersebut
diartikan sebagai organisasi Organisasi adalah suatu sistem kerja sama yang dijalankan
oleh beberapa orang (dua orang atau lebih) untuk mencapai suatu tujuan Suatu
organisasi memerlukan sese

orang untuk menempati posisi sebagai pemimpin (leader), yaitu seseorang yang
menduduki posisi teratas di dalam suatu organisasi dan mengemban tugas melaksanakan
kepemimpinan (Nawawi dan Hadari, 2006).

Pemimpin memiliki peranan penting dalam memajukan perusahaannya. Pemimpin


perusahan merupakan suatu posisi sentral yang menentukan arah lajunya perusahaan
Gaya kepemimpinan yang dipilih oleh seorang pimpinan juga merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan. Semakin puas karyawan, diharapkan
kinerjanya semakin baik.

Kepemimpinan memerlukan bentuk hubungan manusia yang efektif. Hubungan


manusiawi yang dimaksud adalah cara seorang pemimpin dalam merupakan peluang
bagi anggota untuk mengkomunikasikan hasil berpikir dengan para pemimpin atau para
anggota Pemimpin akan memperoleh kesempatan dalam menggali kreativitas dan
inisiatif untuk memajukan dan mengembangkan organisasi (Nawawi dan Hadari, 2006).

Pencapaian tujuan suatu organisasi ditentukan oleh bagaimana seorang pemimpin


menjalankan/mengarahkan karyawannya dalam melaksanakan pekerjaannya. Namun,
ketika perusahaan mengalami perubahan maka pemimpin harus siap menghadapi
perubahan berlandaskan pikiran, perkataan dan tindakan yang nyata. Kinerja dari
seorang pemimpin secara kualitas dan kuantitas dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya .

B. Rumusan Masalah
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan Dalam
Menghadapi Perubahan
B. Cara membangun Karakter Berjiwa Kepemimpinan yang Siap Menghadapi
Perubahan

C. Kegiatan Penulisan
1) Hakikat Kepemimpinan
2) Pengertian Kepemimpinan
3) Tugas Kepemimpinan
4) Tujuan Kepemimpinan
5) Kepemimpinan yang Efektif di Era Perubahan
6) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan Dalam
Menghadapi Perubahan
7) Cara membangun Karakter Berjiwa Kepemimpinan yang Siap Menghadapi
Perubahan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Hakikat Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses seseorang yang memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi, mengilhami, memberi semangat dan motovasi serta mengarahkan
kegiatan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

2. Pengetian Kepemimpinan
Menurut Keating, kepemimpinan adalah merupakan suatu proses atau sekelompok
orang untuk mencapai suatu tujuan. Stoner, kepemimpinan adalah proses mengarahkan
dan memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan anggota kelompok. Ada
tiga implikasi penting dari definisi tersebut :

Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan


meruntuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu
menentukan status kedudukan pemimpin dan membuat proses dan membuat proses
kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan sesorang
akan menjadi tidak relevan.

Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekusaan yang tidak seimbang


diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang
untuk mengaragkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota
kelompol tidak dapat mengarahkan kegiatankegiatan pemimpin secara langsung,
meskipun dapat juga melalu sejumlah cara secara tidak langsung.

Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut,
pemimpin juga dapat mempergunkan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak
hanya dapat memrinttah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat
mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh,
seorang manajer daoat mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas
tertentu, tetapi di juga dapat mempengarui bawahan dalam menentukan cara bagaimana
tugas itu dilakasanakan dengan tepat.

3. Tugas Kepemimpinan
Tugas pemimpin dalam suatu birokrasi sangat urgen dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya sebagaimana yang diamanahkan administrasi. Oleh
karena itu dapat diasumsikan bahwa efektivitas kepemimpin yang bersangkutan
merupakan suatu hal yang sangat urgen yang diharapkan oleh semua pihak yang
berkepentingan dalam pencapaian tujuan birokrasi. Hicks & Gullet, mengatakan
pimpinan yang efektif mampu memberikan pengarahan terhad apa usaha semua pekerja
dan pencapaian tujuan birokrasi. Tanpa pimpinan atau bimbingan, hubungan antara
individu dengan tujuan birokrasi menjadi lemah. Hasil penelitian dari para pakar
kepemimpinan menunjukkan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dinilai
menggunakan kemampuan mengambil keputusan sebagai kriteria utamanya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kemampuan mengambil
keputusan tidak hanya di ukur dengan kuatitatif (jumlah) keputusan yang lahir, akan
tetapi yang digunakan sebagai indikator adalah keputusan yang diambil bersifat praktis,
realisitis dan dapat diimplementasian untuk mencapai tujuan birokrasi secara efisien dan
efektif.

Dalam segala situasi pemimpin memiliki peran yang sangat penting. Pemimpin
birokrasi merupakan simbol, panutan, pendorong, sekaligus pengaruh, yang dapat
mengarahkan berbagai kegiatan dan sumber daya birokrasi guna mencapai tujuannya.
Tidak mengherankan begitu banyak studi yang dilakukan oleh ilmuwan tentang
kepemimpinan, menghasilkan informasi dan analisis tentang pentingnya pengetahuan
pemimpin, jadi apapun alasannya kepemimpinan tetap relevan untuk dikaji sebagai
peningkatan efisiensi dan efektivitas pelayanan publi. Mengingat dati berbagai hasil
penelitian menunjukkan bahwa rendahnya kualitas pelayanan publik disebabkan oleh
rendahnya kualitas pemimpinnya.

Tugas kepemimipinan, pada dasarnya meliputi dua bidang utama, yaitu pencapaian
tujuan birokrasi dan kekompakan orang yang dipimipinnya. Tugas yang berhubungan
dengan kekompakan disebut relationship function. Keating, mengatakan bahwa tugas
kepemimpinan yang berhubungan dengan kelompok yaitu:

1) Memulai (Initiating), yaitu usaha agar kelompok memulai kegiatan atau gerakan
tertentu.
2) Mengatur (Regulaing), yaitu tindakan untuk mengatur arah angkah kegiatan
kelompok.
3) Memberitahu (Informating), yaitu kegiatan memberi informasi, data, fakta,
pendapat yang diperlukan.
4) Mendukung (Supporting), yaitu usaha untuk menerima gagasan, pendapat, usul,
dari bawah dan menyempurnakan dengan menambah atau mengurangi untuk
diginakan dalam rangka penyelesaian tugas bersama.
5) Menilai (Evaluating) yaitu tindakan untuk menguji gagasan yang muncul atau
cara kerja yang diambil dengan menunjukkan konsekuaensi-konsekuansinya dan
utnung ruginya.
6) Menyimpulkan (Summrizing) yaitu kegiatan untuk mengumpulkan dan
merumuskan gagasan, pendapat dan usul muncul, menyingkat lalu
menyimpulkannya sebagai landasan untuk memikirkan lebih lanjut,. Lebih
lanjut keating mengatakan bahwa tugas kepemimpinan yang berhubungan
dengan kekompakan dala kelompok antara lain yaitu:
 Mendorong (encourraging) yaitu bersikap hangat, bersahabat menerima
orang-orang.
 Mengungkapkan perasaan (expressing feeling) yaitu tindakan
menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakan kelompok, seperti
rasa puas, rasa senang, rasa bangga, dan ikut se-perasaan dengan orang-
orang yang dipimpinnya pada waktu mengalami kesulitan, kegagalan,
dan lain-lain.
 Mendamaikan (harmonozing) yaitu tindakan mempertemukan dan
mendamaikan pendapat pendapat yang berbeda dan menurunkan orang-
orang yang bersitegang satu sama lain.
 Mengalah (compromizing) yaitu kemampuan untuk mengubah perassan
orang-orang yang dipimipinnya.
 Memperlancar (gatekeeping) yaitu kesediaan membantu mempermudah
keikutsertaan para anggota dalam kelompok, sehingga semua secaa
ikhlas menyumbangkandan mengungkapkan gagasan-gagasa.
 Memasang aturan main (setting standarts) yaitu tindakan menyampaikan
aturan dan tata tertib yang membantu kehidupan kelompok.

4. Fungsi Kepemimpinan
Pendakatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin.aspek pertama
pendekatan prilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan
pemimpin dalam kelompoknya agar kelompoknya dapat berjalan dengan efektif,
seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama :

1) Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task releated) atau pemecahan masalah.
2) Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenence) atau sosial.

Fungsi pertama menyangkut pemberian sara penyelesaian , informasi dan pendapat.


Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok dapat berjlan
lebih lancar – persetujuan dengan kelompok lain, penegahan pendapat, dan sebagainya.

Stoner, mengatakan bahwa fungsi kepemimpinanadalah agar seseorang beroperasi


secara efektif kelompok memerlukan seseorang untuk melakukan dua hal fungsi utama,
yaitu :

1. Berhubungan dengan tugas atau memecahkan masalah.


2. Memlihara kelompok atau sosial.

Hicks & gullet, membagi delapan fungsi kepemimpinan yaiu:

1. Pemimpin sebagai penengah


2. Pemimpin sebagai penganjur
3. Pemimpin sebagai pemenuhan tujuan
4. Pemimpin sebagai katalisator
5. Pemimpin sebagai pemberi jaminan
6. Pemimpin sebagai yang mewakili
7. Pemimpin sebagai pembangkit semangat, dan pemimpin sebagai pemuji

Fungsi kepemimpinan menurut Siagian yaitu:

1. Pemimpin sebagai penentu arah, yaitu setiap birokrasi, baik dibidang


kenegaraan, keniagaan, politiik, sosial dan birokrasi kemayrakatan ainnya,
diciptakan atau dibentuk sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu,
baik sifatnya jangka panjang, jangka pendek yang tidak mungkin tercapai
apabila tidak diusahakan dicapai oleh anggotanya yang bertindak sendiri-
sendiri, tanpa ditentukan arah oleh pimpinan
2. Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara birokrasi, yaitu dalam rangka
pencapaian tujuan, tidak ada birokrasi yang bergerak dalam suasana
terisolasi. Artinya, tidak ada birokrasi yang akan mampu mencapai
tujuannya tanpa memlihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak
diluar birokrasi itu sendir, yaitu pihak stakeholder.
3. Pemimpin sebagai komunikator, yaitu pemeliharan baik keluar maupun ke
dalam dilaksanakn dalam proses komunikasi, baik lisan maupun tulisan.
4. Pemimpin sebagai mediator,sebagai penengah dalam suatu konflik yang
mungkin terjadi didalam birokrasi itu sendiri.
5. Pemimpin sebagai integrator, yaotu merupakan kenyataan kehidupan
birokrasi bahwa timbulnya kecenderungan beorfikir dan bertindak bekotak-
kotak dikalangan para anggota birokrasi dapat diakibatkan oleh sikap positif,
ataupun sikap negatif.

Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, maka fungsi lain kepemimpinan birokrasi


dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Fungsi perintah, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat satu arah arah
kepa yang dipimpinnya.
2. Fungsi kosultatif, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat dua arah kepada
yang dipimpinnya meskipun pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak
yang memimpin.
3. Fungsi partsipatif, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat dua arah kepada
yang dipimpinnya, tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia
yang efektif antara pemimpin dan yang dipimpin. Dalam hal ini pemimpin
berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam
keikutsertaan dalam mengambil keputusan maupun dalam melaksananakan
keputusan.
4. Fungsi delegasi, yaitu fungsi pemimpin untuk mendelegasikan wewenang
untuk membuat, menetapkan, dan atau melaksanakna keputusan, baik
melalui persetujuan mauun tanpa persetujuan pimpinan.

5. Kepemimpinan yang Efektif Dalam Menghadapi Era Perubahan


Kepemimpinan efektif adalah ketrampilan managerial dalam pelaksanaan kerja
bersama. Seorang pemimpin diharapkan memiliki kecakapan teknis maupun
managerial yang profesional. Kecakapan teknis tersebut sesuai dengan bidangnya,
sedangkan kecakapan managerial menuntut perannya dalam memimpin orang lain.
Keterampilan tersebut terpancar dalam tindakannya seperti menyeleksi, mendidik,
memotivasi, mengembangkan sampai dengan memutuskan hubungan kerja.

Kepemimpinan dan penyesuaian terhadap perubahan merupakan tantangan


terbesar yang dihadapi pemimpin saat ini. Pemimpin harus menggunakan gaya
kepemimpinan yang paling efektif dalam mempengaruhi persepsi bawahan mengenai
tujuan yang ingin dicapai dan cara untuk mencapainya. Peranan seorang pemimpin
dalam hubungan antar manusia dalam bekerja sagat terkait dengan gaya kepemimpinan
yang ditampilkannya. Kepemimpinan yang efektif akan mendorong bawahan untuk
mengubah upaya menjadi kinerja. Pemimpin dalam organisasi yang berubah selalu
berhadapan dengan pilihan terhadap gaya kepemimpinan yang mana yang tepat dan
sesuai untuk diterapkan di organisasi. Seorang pemimpin diharapkan dapat
menampilkan gaya kepemimpinan segala situasi tergantung kondisi dan situasi serta
kepada bawahan mana yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang hanya menampilkan
satu gaya saja akan kurang efektif. Sehingga pemimpin harus menampilkan gaya
kepemimpinan harus berlandaskan dengan pikiran, perkataan dan juga tindakan yang
nyata. Selain itu diharapkan seorang pemimpin tampil sebagai pemberi ilham dalam
masa-masa sulit, sehingga terpancar rasa keyakinan kepada pemimpin dalam diri
bawahan.

Pemimpin harus mampu menumbuhkan ide – ide baru, memberikan solusi yang kreatif
terhadap permasalahan yang dihadapi bawahan dan memberikan motivasi kepada
bawahan, karena pemimpin mempunyai kemampuan untuk membawa perubahan –
perubahan yang sangat besar terhadap individu – individu maupun organisasi dengan
jalan memperbaiki kembali karakter diri individu dalam organisasi umtuk memulai
proses penciptaan inovasi, meninjau kembali struktur, proses dan nilai- nilai organisasi
agar lebih baik dan lebih relevan, dengan cara-cara yang menarik

dan menantang bagi semua pihak yang terlibat dan mencoba untuk merealisasikan

tujuan-tujuan organisasi yang selama ini dianggap tidak mungkin dilaksanakan.

6. Pentingnya Perubahan-perubahan yang Mendasar dan Besar.


Dalam kehidupan dan pekerjaan mereka dalam mencapai hasil-hasil yang
diinginkannya, pemimpin harus harus mempunyai pemikiran yang metanoiac dan
dengan bekal pemikiran ini sang pemimpin mampu menciptakan pergesaran paradigma
untuk mengembangkan praktekpraktek organisasi yang sekarang dengan yang lebih
baik dan relevan.

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan Dalam


Menghadapi Perubahan
1) Pemberdayaan (Empowerment)
Proses memungkinkan staf agar bisa memiliki input serta control atas
pekerjaan mereka serta mampu secara rerbuka untuk berbagi saran serta ide
mengenai pekerjaan mereka.
2) Kerja Tim (Team Orientation)
Menunjukan efektifnya kerja secara tim pada saat memberikan kontribusi
pada suatu organisasi yang di mana prosesnya yaitu usaha agar dapat
memecahkan suatu masalah serta meningkatkan inovasi anggotanya.
3) Kemampuan Berkembang (Capability Development)
Kemampuan pada suatu organisasi agar mampu meningkatkan kemampuan
stafnya sehingga bisa berkompetisi serta mencapai tujuan organisasi
4) Adaptasi (Adaptation)
Merupakan kemampuan yang ada pada organisasi agar bisa menerjemahkan
pengaruh dari lingkungan terhadap organisasi maksudnya adalah
kemampuan organisasi dalam merespon perubahan yang terjadi pada
lingkungan eksternal dengan cara melakukan perubahan internal pada suatu
organisasi. Terdapat tiga indikator yaitu:
a. Perubahan (Creating Change)
Kemampuan organisasi dalam melakukan pembaharuan serta
mengikuti perkembangan yang sedang berlangsung.
b. Berfokus Pelanggan (Customer Focus)
Kemampuan organisasi dalam memberikan perhatian terhadap
kepuasan pelanggan.
c. Keadaan Organisasi (Organizational Learning)
Proses yang mendukung organisasi agar bisa beradaptasi terhadap
perubahan serta mampu bertumbuh ke arah yang lebih baik lagi.

7. Cara Membangun Karakter


Cara membangun karakter berjiwa kepemimpinan yang siap menghadapi perubahan

a. Seorang pemimpin harus selalu berfikir dan bertindak strategis untuk


mempengaruhi lingkungan.
b. Bersifat proaktif, mampu memprediksi peluang dan merancang
pemikiran untuk memanfaatkan peluang.
c. Multi perspektif dalam pengambilan keputusan
d. Mengedepankan kreativitas dalam mengembangkan solusi suatu
perubahan.
e. Mampu melakukan transformasi struktural dan kultural sehingga mampu
beradaptasi dengan perubahan.
f. Sensitif terhadap tuntutan zaman.
g. Berani mengambil risiko.
h. Sangat menghargai inovasi dan personal.
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan
Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk
memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan
mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.

Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi ; menyelami kebutuhan-kebutuhan


kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan
yang benar-benar dapat dicapai, meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang
menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan
khayalan. Pemimpin yang professional adalah pemimpin yang memahami akan tugas
dan kewajibannya, serta dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan
bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman,
tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan gagasannya dalam
rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai