(Munparidi, 2012)
NIM : 52033321004
23 OKTOBER 2020
Excecutive Summarry
Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner, yaitu memeliki visi yang
jelas tentang arah yang akan dituju dalam organisasinya. Secara sederhana, kepemimpinan
adalah proses untuk membawa orang-orang atau organisasi yang dipimpimnya menuju
tujuan yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinana tidak ada artinya. Visi inilah yang mendorong
sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang dalam
mempertahankan keberhasilannya, sehingga dapat bertahan hingga beberapa generasi.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkah dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan review jurnal ini. Semoga hasil
review jurnal ini dapat dipergunakan sebagai petunjuk ataupun acuan bagi pembaca.
Sebagaimana telah banyak diketahui umum bahwa suatu organisasi dapat selalu hidup
dan berkembang karena adanya keterlibatan seorang pemimpin yang mampu
menggerakkannya. Pemimpin adalah aktor yang memiliki peran besar dalam sebuah
organisasi.
Saya berharap hasil review jurnal ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca sehingga saya dapat memperbaiki hasil review ke depannya.
Review jurnal ini saya akui banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan review jurnal ini.
Samuel WD Nababan
Daftar isi
ExcecutiveSumarry ............................................................................................................................................ 1
B. Tujuan penulisan..................................................................................................................................................4
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................................................................................................18
B. Rekomendasi ....................................................................................................................................................... 18
PENDAHULUAN
Sebagai mahasiswa sering sekali kita bingung memilih jurnal yang akan kita baca untuk kita
pahami jika memiliki tugas tertentu. Terkadang kita hanya memilih satu buah jurnal, tetapi
apa yang telah kita pilih tidak kita mengerti dan tidak sesuai dengan ekspetasi yang kita
harapkan. Misalnya dari segi bahasa, banyak jurnal yang menggunakan bahasa dan metode
penelitian yang susah kita mengerti. Begitu pula dari segi isi, sering kita mendapati jurnal
yang memilki judul yang tidak koheren dengan isinya. Oleh karna itu saya membuat Critical
jurnal review ini untuk memudahkan setiap mahasiswa untuk memilih sebuah jurnal untuk
memudahkan tuganya. Terutama dalam pokok bahasan tentang kepemimpinan.
B. Tujuan penulisan
Pembuatan Critical jurnal review ini bertujuan untuk mengetahui suatu isi materi pada
jurnal dan metode tentang kepemimpinan pada suatu penelitian yang telah dibuat oleh
penulis jurnal itu sendiri.
C. Manfaat CJR
Adapun beberapa manfaat dari pembuatan Critical journal riview ini antara lain:
A. Sebagai penyelesaian tugas kepemimpinan yang diberikan oleh bapak Drs. Hidir
Effendi,M.Pd
B. Untuk mengetahui apa itu kepemimpinan.
C. Untuk menambah wawasan tentang prinsip-prinsip kepemimpinan.
D. Untuk menguatkan pemahaman tentang kepemimpinan dalam organisasi.
Edisi :
Ke-VII Halaman : 54
halaman Penulis :
Munparidi
Tahun 2012
Edisi :-
Halaman : 16 Halaman
Nomor IISN : -
BAB II
RINGKASAN JOURNAL 1
A. PENDAHULUAN
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang berperan besar dalam
penyediaan air yang bersih. Dengan meningkatnya jumlah penduduk yang semakin pesat
maka semakin banyak pula masyarakat yang memerlukan fasilitas air bersih dari
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang. Berdasarkan pengamatan
penulis dari kenyataan dan juga beberapa keluhan masyarakat di media massa yang
ditujukan ke PDAM, ternyata kualitas pelayanan dari dinas tersebut kurang memuaskan.
Hal ini berdasarkan beberapa kritik maupun keluhan masyarakat sebagai pengguna jasa
baik yang secara langsung maupun yang tidak langsung seperti kelambanan dalam
menangani masalah, diskriminasi, kurangnya tanggapan terhadap keluhan masyarakat,
dan lain sebagainya. Belum maksimalnya pelayanan itu tentu tidak lepas dari factor
kepemimpinan yang diterapkan, motivasi kepada karyawan, pelatihan maupun lingkungan
kerja, serta faktor-faktor yang lain. Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan,
motivasi, pelatihan, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di Perusahaan
Daerah Air Minum Tirta Musi Kota Palembang.
B.TUJUAN PENELITIAN
C. METODE PENELITIAN
Populasi menunjukkan keadaan dan jumlah objek penelitian secara keseluruhan yang
memiliki karakteristik tertentu (Teguh, 1999:125). Dalam populasi terdapat unit-unit
populasi ataupun jumlah bagian-bagian populasi.Populasi penelitian ini adalah semua
pegawai di dinas PDAM Tirta Musi Palembang yang berjumlah 432 orang. Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Besarnya
sampel amat tergantung dari populasinya. Jika besarnya populasi diketahui, maka besarnya
sampel dapat dihitung dengan rumus dari pendapat Slovin (Jahrie dan Hariyoto, 1999:285).
Berdasarkan teori di atas, hasil sampel penelitian adalah 81,203 sehingga dibulatkan
menjadi 81. Dengan demikian, sampel yang diambil adalah 81 orang atau sekitar 18,75%
dari populasi. Jumlah sampel tersebut sudah mewakili semua bagian jabatan yang ada di
Dinas PDAM Tirta Musi Palembang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara quota
sampling, yaitu metode penarikan sampel yang besarnya strata atau subkelas dalam
populasi ditaksir secara kasar dari data statistik yang dipublikasikan dan pencacah
(interviewer) memiliki kebebasan dalam memilih responden (Teguh, 1999:155).
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan survey lapangan
melalui pembagian kuesioner kepada responden. Data sekunder penelitian meliputi
berbagai keterangan yang diperoleh berdasarkan literatur-literatur maupun
dokumentasi yang dimiliki Kantor PDAM Tirta Musi Palembang yang dapat menunjang
penelitian ini.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel
dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal (Santoso,
2001:212). Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas;
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji asumsi regresi heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varian residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika variannya berbeda, disebut heteroskedastisitas.
Model yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000:208). Deteksi
adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik, di mana sumbu x adalah y yang telah diprediksi dan sumbu x
adalah residual (y prediksi –y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Adapun dasar
pengambilan keputusan adalah:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka
terjadiheteroskedastisitas;
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Multikolinearitas adalah adanya hubungan yang kuat antara variabel independen dari
pada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Multikolinearitas berkenaan dengan terdapatnya lebih dari satu hubungan linear
pasti.Multikolinieritas menyebabkan regresi tidak efisien/penyimpangannya besar
(Gujarati, 1999: 157). Uji multikolinieritas adalah dengan VIF (Variance Inflation Factor)
dan CI (Condition Index), jika VIF < 10 atau CI < 10, tidak terdapat multikolinieritas.
Hasil analisis data, selanjutnya dapat disusun persamaan regresi ganda sebagai berikut:
R2 = 0,620
D.W = 1,649
Keterangan:
Y = kinerja karyawan
X1 = kepemimpinan
X2 = motivasi
X3 = pelatihan
X4 = lingkungan kerja
Secara teoretis konstanta sebesar 3,679 menyatakan bahwa jika tidak ada X1, X2, X3, X4
maka kinerja adalah sebesar 3,679 satuan. Angka koefisien variabel kepemimpinan (X1)
sebesar 0,120; koefisien variabel motivasi (X2) sebesar -0,04498; koefisien variabel
pelatihan (X3) sebesar 0,444; koefisien variabel lingkungan kerja (X4) sebesar 0,419.
Angka-angka tersebut di atas merupakan angka koefisien masing-masing variabel dan
menunjukkan pengaruhnya terhadap variabel kinerja karyawan. Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa hasil t-hitung yang signifikan hanya pada variabel pelatihan (X3) dan
variabel lingkungan kerja (X4).Angka t-hitung kedua variabel tersebut lebih besar dari
angka t-tabel padaN = 81, O D= 5%, yaitu 1,665
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini artinya variabel pelatihan dan lingkungan kerja
secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada dinas PDAM Tirta Musi
Palembang.Koefisien regresi variabel kepemimpinan dan motivasi ternyata secara
signifikan tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan karena thitung nya lebih
kecil dari t-tabel.
RINGKASAN JURNAL 2
A. PENDAHULUAN
Pada masa industrialisasi, system manajemen suatu organisasi diatur dengan struktur
organisasi yang ketat untuk menunjukkan siapa atasan dan siapa bawahan. Kemudian
atasan akan menentukan tugas dan kewajiban bawahannya beserta jam kerjanya dan alur
tanggung jawabnya. Inilah gambaran manajer sebagai atasan mmempunyai otoritas besar
sehingga dia dapat memutuskan segala sesuatunya. Pada era masyarakat informasi, today,
manajemen lebih dari sekedar manajer melakukan apa yang harus dikerjakan dengan baik
oleh para pegawainya.
Pegawai dapat mengatur pekerjaan dan jam kerjanya sendiri, dalam konteks era
informasi, tanpa harus mempunyai jabatan tertentu terlebih dahulu. Hal ini lah yang
menjadikan fungsi manajemen (dari perencanaan sampai pengawasan) sebagai tugas
atau urusan setiap orang (Mitch McCrimmon, 2010).
B.TUJUAN PENELLITIAN
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Hal ini dimaksudkan pendalaman kajian dan
solusi yang akan didapat pada satu persoalan penelitian saja, yaitu bagaimana perubahan
manajemen sebaiknya dilaksanakan oleh anggota organisasi. Sedangkan,
metode riset yang digunakan adalah Pendekatan pragmatis (pragmatic approach).
Pendekatan ini untuk membangun teori berdasarkan kepada konsep penggunaan atau
kegunaannya. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan
(library reseach), karena Pertama: karena persoalan penelitian dapat dijawab lewat
penelitian pustaka,yaitu kajian dari jurnal terpilih yang didasarkan pada perumusan
masalah; dan mengharapkan datanya dari riset lapangan akan diperoleh dikemudian hari .
Kedua: studi pustaka diperlukan sebagai satu tahap tersendiri yaitu studi pendahuluan
untuk memahami gejala baru yang terjadi dalam masyarakat. Ketiga: data pustaka tetap
andal untuk menjawab persoalan penelitiannya.
Banyak orang yang meragukan bahwa perubahan akan menjadi lebih baik, hidup di era
perubahan dipandang sebagai penting jika memang organisasi dan umat manusia ingin
bertahan hidup (Dunphy et al, 2007;. Kanter, 2008; Sackmann dkk ., 2009). Itulah
pentingnya sekarang perubahan dilihat sebagai tanggung jawab utama dari orangorang
yang memimpin organisasi, sebagai kebangkitan pemimpin transformasional (Burns, 1978;
Bass, 1995, Yukl, 2010).
untuk keadaan masa depan yang diinginkan (Kotter, J, 2011) Dalam beberapa konteks
manajemen proyek, manajemen perubahan mengacu pada proses manajemen proyek
dimana perubahan proyek secara resmi diperkenalkan dan disetujui (Filicetti, John,
2007) Tugas mengelola perubahan;
Untuk membuat rencana yang efektif, manajemen puncak perlu mengtahui apa yang
terjadi selama perubahan sebelumnya sebelum inisiatif perubahan dijalankan. Ini berarti
bekerja dengan para pemimpin dan karyawan untuk mempelajari bagaiman untuk
berhasil, apa yang tidak berhasil dan apa kesenjangan perlu diisi.
2) Melibatkan kepemimpinan puncak
Dari identifikasi ini, pihak manajemen puncak dengan menggunakan penilaian tertentu
dapat membantu individu untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka. Mereka
mungkin juga meminta karyawan untuk berbagi temuan dengan manajer mereka, yang
dapat membantu membangun kesadaran tentang bagaimana mereka bereaksi saat terjadi
perubahan.
Yang paling penting adalah penentuan bidang utama yang menyebabkan karyawan
cenderung terpengaruh-apa pun- dari suatu system manajemen kinerja yang baru karena
reorganisasi tim. Kemudian, menempatkan sistem di tempat yang tepat untuk membantu
mereka beradaptasi dengan perubahan. Juga dapat mempertimbangkan restrukturisasi
sistempenghargaan untuk memperkuat perilaku tertentu.
Manajer lini memimpin karyawan melalui perubahan. Ini mungkin berinteraksi melalui
kelompok atau satusatu karyawan, tergantung pada keadaan. Dalam beberapa kasus,
sangat membantu manajer jika bersama-sama karyawan terlibat proses perubahan
sehingga menjadi pengalaman yang berharga.
8) Mengukur keberhasilan
Mendefinisikan kesuksesan di awal dan metrik yang akan digunakan untuk menilai
apakah organisasi sudah mencapai tujuan dan sasaran. Sebagai contoh, dalam beberapa
kasus, perlu mengukur kemampuan seorang manajer yang memiliki komunikasi yang
efektif dengan karyawan tentang perubahan.
Nadler, Thies dan Nadler (2001) menunjukkan bahwa, perubahan yang efektif
terjadi, dan perubahan budaya tertentu, menuntut keterlibatan aktif dari CEO dan tim
eksekutif. Para pemimpin puncak harus berperan sebagai kepala arsitek dari proses
perubahan. Cartwright dan Cooper (1993) menunjukkan bahwa karyawan di semua
tingkatan terlibat dalam perubahan. Salah satu kesulitan yang paling umum berasal dari
apa yang disebut 'perbedaan budaya. Cartwright dan Cooper lebih lanjut menunjukkan
bahwa upaya berkonsentrasi pada tingkat manajemen senior hanya dapat menyebabkan
munculnya beberapa budaya di seluruh organisasi, tabrakan budaya dan adaptasi budaya
dalam organisasi menjadi lambat.
Mengubah sebuah organisasi perlu mengarahkan energi dan upaya menuju empat
aspek identifikasi kehidupan organisasi:
(2) pemilihan dan pelaksanaan strategi pengelolaan yang tepat (terutama mengubah
strategi manajemen);
(3) pemahaman tentang struktur organisasi dasar, sistem, dan proses formal (budaya),
dan
(4) tindakan yang diambil oleh para pemimpin yang mempengaruhi penerimaan
perubahan oleh individu yang memainkan peran kunci dalam sistem formal dan
informal.
Berdasarkan hasil analissis pada journal 1, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pelatihan dan lingkungan kerja mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Perusahaan Daerah Air
Minum Tirta Musi Palembang. Variabel kepemimpinan dan motivasi menurut analisa data
di muka ternyata tidak signifikan sehingga tidak berpengaruh pada kinerja karyawan
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang. Nilai F-hitung sebesar 29,809.
Artinya bahwa secara bersama-sama faktor kepemimpinan, motivasi, pelatihan, dan
lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Perusahaan Daerah Air Minum
Tirta Musi Palembang. Koefisien Determinasi (R2) diperoleh sebesar 0,620. Hal ini berarti
variabel independen (kepemimpinan, motivasi, pelatihan, dan lingkungan kerja) mampu
menjelaskan 62% terhadap variabel dependennya (kinerja karyawan), sedangkan sisanya
sebesar 38% dijelaskan oleh variabel lain.
Pada journal 2 menyatakan bahwa perubahan manajemen akan terus terjadi, bahkan
dapat dipastikan setiap organisasi akan melaksanakan hal ini. Dorongan atau stimuli
perubahan manajemen adalah kebutuhan internal organisasi dalam rangka menanggapi
perubahan ekternal. Untuk menuju perubahan manajemen, diperlukan persiapan yang
matang, seperti: Keadaan Psikologis Untuk Perubahan, Memahami inisiatif perubahan,
melibatkan kepemimpinan puncak, Mengidentifikasi orang yang
mungkin menjadi hambatan potensial atau sebagai motor penggerak, Memetakan
proses perubahan, Membangun system komunikasi yang efektif, Memberikan
dukungan yang memadai dan pengembangan, Memberikan pelatihan bagi para
manajer yang masih membutuhkan bantuan, dan Mengukur keberhasilan.
Pada akhirnya, pemimpin harus bersikap secara positif terhadap baik dalam perencanaan
perubahan manajemen, maupun pada saat implementasi perubahan manajemen dimaksud.
Pemimpin yang tidak mempunyai sikap yang baik terhadap keadaan organisasinya, hanya
akan menjadi bahan perolokan atau akan menimbulkan sikap sinis bawahannya, dapat juga
lebih parah lagi yaitu penyimpangan perilaku yang akan menyebabkan organisasi menjauh
dari tujuan perubahan manajemen.
Kepemimpinan transformasional sekiranya merupakan salah satu langkah yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan perubahan manajemen. Selain itu, perilaku organisasi
positif dari bawahan tetap harus dijaga atau dibina dengan seksama sehingga menjadi
kontributor yang penting bagi perubahan manajemen sebagaimana yang direncanakan
semua pihak dalam organisasi.
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Perubahan manajemen akan terus terjadi, bahkan dapat dipastikan setiaap organisasi
akan melakukan hal itu. Dorongan dan stimuli perubahan manajemen adalah kebutuhan
dalam internal organisasi dalam rangka menanggapi perubahan ekternal . Untuk menuju
perubahan manajemen, diperlukan persiapan yang matang seperti: keadaaan psikologis
untuk perubahan, memahami inisiatif perubahan, melibatkan kepemimpinan puncak.
Faktor kepemimpinanan, motivasi, pelatihan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap
kinerja karyawan dan hal ini sangant diperlukan dalam suatu perusahaan.
untuk menjadi pemimpian yang baik harus memiliki jiwa kepemimpinan dan
kemampuan manajemen yang baik.
Rekomendasi
Untuk penulis supaya membuat terbitan-terbitan baru yang bermanfaat bagi mahasiswa
untuk mengembangkan keilmuannya,dan Untuk mahasiswa agar lebih mempertinggi
minat bacanya sehingga terlahir mahasiswa yang berkualitas tinggi.
Daftar Pustaka
jurnal.polsri.ac.id
www.neliti.com
jurnal.unstag.ac.id