Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL

JOURNAL REVIEW
MK. KEPEMIMPINAN
PRODI S1 FBS

Skor

KONSEP DAN IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN

ISLAM

(Rafiuddin, Januari 2015)

NAMA MAHASISWA : NAURAH SALSABILA NASUTION

NIM : 2211121031

DOSEN PENGAMPU : Drs. MASITOWARNI SIREGAR M.Ed

MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

November 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang atas segala ridho-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal

Review. Serta junjungan kita Nabi Muhammad SAW, shalawat dan salam semoga

dilimpahkan kepada beliau, keluarga dan para pengikutnya. Terimakasih juga tak

lupa saya haturkan kepada Ibu Dr. Masitowarni Siregar., M.Ed. selaku dosen mata

kuliah Kepemimpinan yang telah memberikan saya tugas ini.

Sebuah kesempurnaan tentunya sulit ditemukan, saya selaku penyusun

makalah ini tentunya tidak luput dari kesalahan, saya sangat mengharapkan kritik

dan saran yang dapat memotivasi menuju kearah perbaikan. Saya mohon maaf atas

segala kekurangan dan kesalahan sebagai penulis. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat untuk menambah pengembangan wawasan para pembaca. Sekian dan

erimakasih.

Medan, Oktober 2021

Naurah Salsabila Nasution

2211121031

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3

BAB I – PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review .......................................... 4

B. Tujuan Penulisan Critical Journal Review ....................................................... 4

C. Manfaat Critical Journal Review ....................................................................... 4

D. Identitias Journal yang Direview ...................................................................... 4

BAB II – RINGKASAN ISI ARTIKEL ........................................................................... 6

A. Pendahuluan ........................................................................................................ 6

B. Deskripsi Isi .......................................................................................................... 6

BAB III – PEMBAHASAN/ANALISIS .......................................................................... 19

A. Pembahasan Isi Jurnal ......................................................................................... 19

B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Jurnal .............................................................. 21

BAB IV – PENUTUP ........................................................................................................ 22

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 22

B. Rekomendasi ........................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review

Sering kali kita bingung memilih jurnal referensi untuk kita baca dan pahami.

Terkadang kita memilih satu jurnal, namun kurang memuaskan hati kita.

Misalnya dari segi analisa bahasa, penulisan ataupun lainnya. Oleh karena itu,

penulis membuat kritis jurnal ulasan ini untuk mudahkan pembaca dalam

memilih jurnal referensi, dan melatih mahasiswa memahami isi jurnal dan

berpikir kritis, dengan itu mahasiswa akan memiliki banyak wawasan.

B. Tujuan Penulisan Critical Journal Review

1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Kepemimpinan.

2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa,

membandingkan serta mengkritisi jurnal.

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sebuah jurnal.

4. Memperkuat pemahaman pembaca terhadap pentingnya Kepemimpinan

dalam kehidupan berorganisasi.

C. Manfaat Critical Journal Review

1. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah jurnal dan

mencari sumber bacaan yang relevan.

2. Membuat penulis dan mahasiswa menjadi lebih terasah dalam mengkritisi

sebuah jurnal.

3. Untuk mengetahui lebih dalam serta cepat memahami pengetahuan

tentang Kepemimpinan.

D. Identitias Journal yang Direview

4
1. Judul Artikel : KONSEP DAN IMPLEMENTASI GAYA

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM INSTITUSI

PENDIDIKAN

2. Nama Journal : Kreatif : Jurnal Studi Pemikiran Pendidikan

Agama Islam

3. Pengarang artikel : Rafiuddin

4. Kota Terbit : Bima

5. Volume : XII No. 1

6. Nomor ISSN (online) : 2745-6447

7. Alamat Situs : https://doi.org/10.52266/kreatif.v13i1.77

5
BAB II

RINGKASAN ISI ARTIKEL


A. Pendahuluan

Pemahaman konsep dasar kepemimpinan telah mengalami banyak perubahan.

Hal ini terjadi pada abad ke-20 karena adanya pergeseran paradigma serta

pemahaman tentang hakikat dan makna bisnis dan pekerjaan. Jika pada

awalnya orang leih mementingkan penerapan gaya kepemimpinan pemimpin

sekarang orang lebih mementingkan efektivitas dan efisiensi pengaruh

kepemimpinan terhadap peningkatan kualitas baik secara vertikal maupun

horizontal oleh anggota bisnis atau komunitas bisnis. Frans mengatakan

bahwa di masa lalu, pemimpin dipandang sebagai orang yang istimewa

dengan segala keistimewaannya. Namun saat ini, pemimpin dianggap sebagai

orang yang setara, mampu melayani orang lain, dan memfasilitasi berbagai

bisnis dan proses bisnis.

Gaya atau model kepemimpinan transformasional yang diterapkan di berbagai

perusahaan dan organisasi telah terbukti menghasilkan kinerja yang melebihi

harapan. Pada saat yang sama, anggota perusahaan tidak merasa kewalahan

dengan pekerjaan mereka. Kepemimpinan transformasional secara singkat

dapat didefinisikan sebagai cara untuk mempengaruhi orang lain sehingga

mereka siap dan bersedia untuk menempatkan kebijakan dan kemampuan

terbaik mereka ke dalam proses penciptaan nilai. Sebagai gaya kepemimpinan

yang dapat diterapkan secara fleksibel, akan menjadi gaya kepemimpinan baru

di lembaga pendidikan yang dipaksa untuk berkembang dan mampu bersaing

dengan zamannya. Salah satu lembaga yang dimaksud adalah lembaga

pendidikan berbasis ajaran Islam, baik di tingkat sekolah maupun perguruan

tinggi.

B. Deskripsi Isi

6
Jurnal Utama - Konsep Dan Implementasi Kepemimpinan Transformasional

Dalam Institusi Islam

Gaya Kepemimpinan Transformasional

1) Konsep Gaya Kepemimpinan Transformasional

Menurut Frans, Kepemimpinan Transformasional adalah cara untuk

mempengaruhi orang lain agar siap dan mau menyampaikan

kebijakan dan praktik terbaik mereka dalam penciptaan nilai. Oleh

karena itu, diharapkan anggota dapat bekerja dengan semangat dan

etos kerja yang tinggi secara berkesinambungan; mereka

juga menjadi pemimpin di lingkungan masing-masing. Tidak

mengherankan bahwa pemimpin transformasional menciptakan

pemimpin berikutnya.

Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa Kepemimpinan

Transformasional adalah sikap seorang pemimpin yang mampu

secara efektif mempengaruhi atau mengarahkan bawahannya untuk

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara bersama-

sama.
2) Karakteristik Kepemimpinan Transformasional

Karakteristik Kepemimpinan Transformasional menurut Frans meliputi

empat komponen perilaku sebagai berikut.

a. Idealized influenced, yaitu seorang pemimpin memiliki

kemampuan untuk memperngaruhi anggota suatu perusahaan

bukan dengan memanfaatkan kekuatan yang diperoleh dari

posisinya di perusahaan atau sumber daya yang mereka kuasai,

tetapi dengan menggunakan kekuatan intelektual, ide-ide mereka

yang lebih unik dan kemampuan untuk mengekspresikan semua

anggota.

7
b. Inspiration motivation, yaitu pemimpin yang memiliki

kemampuan untuk menginspirasi dan meningkatkan motivasi

anggota perusahaan bukan dengan memberi mereka

penghargaan, tetapi sebaliknya, dengan menginspirasi mereka

bahwa apa yang mereka lakukan sangat berharga dan demi

kepentingan semua pemangku kepentingan.

c. Intellectual stimulation, yaitu perilaku kepemimpinan yang

dirasakan oleh anggota perusahaan sebagai insentif untuk secara

bijaksana menyelesaikan setiap perbedaan baik berupa minat,

pendapat, ide, potensi, keterampilan, dan gagasan. Kemudian

mempertanyakan kondisi perusahaan, dan dengan mencari

solusi yang dapat diterima oleh sebanyak mungkin anggota

d. Individualized consdiration, yaitu ketika berhadapan dengan

komunitas kerja, pemimpin transformasional pertama-tama akan

berusaha untuk sepenuhnya memahami status, posisi, dan

harapan anggotanya. Ini tidak hanya mencerminkan bagaimana

menggunakan anggotanya secara bertanggung jawab, tetapi juga

pada harapan, kebutuhan, dan aspirasi pertumbuhan mereka.

3) Kepemimpinan Transformasional dalam Perspektif Islam

Islam berpandangan bahwa keberadaan manusia di muka bumi ini telah

mendapat Surat Keputusan (SK) dari Khaliq untuk menjadi pemimpin.

Pada surah Ali- Imran ayat 159 dijelaskan bahwasanya seorang

pemimpin harus memiliki sifat lemah lembut dan mempertimbangkan

semua masalah yang dihadapi, atau akan menyebabkan banyak orang

yang tidak menaati perintahnya. atau di luar jangkauannya. Jika

demikian halnya, maka apa yang kita inginkan secara organisasi tidak

akan sesuai dengan yang kita harapkan.

Semangat perubahan dan revolusi, termasuk transformasi, dalam Islam

8
dijelaskan dengan jelas dan tegas. Secara epistemologis kita bisa

mengandalkan Al-Qur'an dan Al-Hadits, maka konsep dasar gaya

kepemimpinan transformasional ini adalah pola pikir baru yang sedang

gencar dikembangkan oleh para ahli sebenarnya menurut Islam, konsep

dan praktiknya telah dijelaskan dan dicontohkan oleh salafiyyin (pasak

kuno). . Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi motif lembaga

pendidikan Islam untuk berkembang bertentangan dengan arahan Islam

untuk menggerakkan roda kepemimpinan transformasional. Hasil dan

hasil dari model kepemimpinan jelas dan tidak ambigu.

4) Institusi Pendidikan Islam; Antara Kenyataan dan Harapan

Ambiguitas konsep pendidikan Islam memunculkan dualisme

pendidikan, yaitu pendidikan umum dan pendidikan Islam. Hal ini

berdampak pada kurangnya minat pemerintah terhadap pendidikan

Islam. Pendidikan Islam sering dijadikan sebagai tumpuan gerakan dan

menimbulkan pemahaman tentang oposisi terhadap pemerintah di

tempat kerja, sehingga sering muncul permasalahan vertikal dan

horizontal.

Selain itu, dalam konteks pendidikan Islam, sejumlah permasalahan

global juga dihadapi, antara lain budaya yang dibangun dalam

organisasi masih mengikuti budaya tradisional yang mendekati model

otoriter dalam organisasi alokasi sumber daya manusia. Dan model

kepemimpinan yang kaku, tanpa visi perubahan dan transformasi dalam

proses pengembangan organisasi telah menyebabkan terhentinya

eksistensi organisasi.

5) Implementasi Konsep Kepemimpinan Transformasional dalam Institusi

Pendidikan Islam

Relevansi konsep gaya kepemimpinan transformasional dapat dilihat

dari empat aspek kepemimpinan transformasional, antara lain:

9
a. Idealized influenced (Idealisasi Pengaruh)

Pada perspektif ini, pemimpin mampu mempengaruhi

anggotanya bukan berdasarkan kekuatannya tetapi pada

kecerdasannya. Kompetensi dan pengetahuan serta

menunjukkan betapa pentingnya kontribusi anggota

baik individu maupun kelompok untuk pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan bersama. Dalam hal ini pimpinan diminta untuk

tidak meremehkan kemampuan yang dimiliki bawahan atau

anggota, menempatkan bawahan secara proporsional,

menempatkan orang pada tempat yang tepat dan pada waktu

yang tepat. Dengan kepemimpinan tersebut, lembaga

pendidikan Islam akan menjadi lembaga yang menghasilkan

insan yang mandiri, unggul dan profesional serta mampu

bersaing secara nasional dan global.


b. Inspiration motivation (Motivasi Inspirasional)

Pemimpin transformasional dalam arah motivasi

inspirasional memberikan inspirasi kepada anggota secara

terbuka, tidak kaku dan fleksibel dalam segala situasi dan

kondisi. Anggota termotivasi dengan memberikan inspirasi

pribadi, memberikan ruang bagi anggota untuk berkreasi dalam

pekerjaannya, dan kesempatan bagi anggota untuk membuat

keputusan profesional untuk memajukan organisasi.

Bahkan, para pemimpin lembaga pendidikan Islam harus mampu

menjadi individu yang menginspirasi anggotanya untuk bekerja

lebih percaya diri, merasa lebih percaya diri dan kontribusi

mereka dapat lebih berarti, lebih bertanggung jawab

dan produktif. Untuk itu, mereka juga harus menjadi simbol

kesuksesan dan prestasi bagi para pengikutnya.

10
c. Intellectual stimulation (stimulasi intelektual)

Pada dimensi ini, pemimpin yang transformasional dituntut

untuk bisa membangkitkan kesadaran anggota tentang

permasalahan yang ada, menajamkan kepekaan akan kesaman

dan perbedaan dalam pikiran dan imajinasi yang terdapat di

antara anggota, dan memberikan pencerahan mengenai

keyakinan dan tata nilai daripemimpin dan anggota.

d. Individualized Consdiration (konsiderasi pribadi)

Pemimpin yang memahami konsiderasi pribadi akan

mempertahankan pendapat anggota terlepas dari posisi dan

fungsinya, selama itu untuk kepentingan terbaik instansi atau

organisasi. Tidak ada lagi alasan mengapa para pemimpin di

bidang pendidikan Islam tidak harus memperhatikan kebutuhan

bawahannya.

Pemimpin harus dapat mendengarkan harapan bawahannya,

terkadang dia harus bertemu secara pribadi dalam situasi

informal untuk mendengar keluhan dari bawahannya. Bawahan

adalah pekerja dengan imajinasi dan naluri untuk bertahan

hidup dan bertahan hidup, untuk ini mereka akan berjuang

sendiri untuk kebutuhan yang ada.

Jurnal Pembanding Pertama - Implementasi Kepemimpinan Tansformasional

Dalam Pendidikan Islam

A. Latar Belakang Lahirnya Kepemimpinan Transformasional

Munculnya kepemimpinan transformasional berkaitan dengan

perkembangan hubungan antara pemimpin dan pengikut kekuasaan.

Dalam konteks ini, ada tiga jenis kepemimpinan. Herbert Kelm dan Sashkin

menjelaskan dan mendapatkan wawasan tentang apa yang membedakan

11
pemimpin transformasional dari pemimpin transaksional dan karismatik.

Kelm mengidentifikasi tiga cara berbeda, secara strategis, bagaimana orang

terpengaruh, dalam tabel berikut:

1. Memperoleh Imbalan atau Menghindari Hukuman. Kerelaan dalam

kaitannya dengan potensi imbalan atau hukuman adalah dasar dari

kepemimpinan transaksional Burns dan model otoritas

rasional Weber.

2. Internalisasi Nilai-Nilai Bersama. Nilai dan keyakinan ini

merupakan pendapat yang dipegang teguh dan menjadi pedoman

dalam melakukan hal yang benar. Ini adalah hasil dari apa yang

dikatakan dan dilakukan oleh seorang pemimpin transformasional.

3. Pengidentifikasian dengan Pemimpin. Pemimpin tipe ini

meyakinkan pengikutnya bahwa dengan melakukan apa yang

diperintahkan, yaitu dengan bertindak seperti yang diminta

pemimpinnya, pengikut akan menjadi seperti seorang pemimpin.

B. Perkembangan Konsep Kepemimpinan Transformasional

Konsep awal transformasi dikemukakan oleh Burns pada tahun 1978 dan

dikembangkan oleh Bass pada tahun 1985. Menurut Burns, kepemimpinan

transaksional didefinisikan sebagai kepemimpinan yang didasarkan pada

transaksi atau pertukaran yang terjadi antara pimpinan dan bawahan.

Pemimpin transaksional memandang kebutuhan bawahan sebagai

motivator potensial dan membuat bawahan sadar bahwa tindakan mereka

akan dihargai dengan tepat.

Kepemimpinan transformasional akan memiliki efek positif pada

hubungan atasan-bawahan. Dengan konsep kepemimpinan

transformasional, bawahan akan merasakan kepercayaan, kekaguman,

kebanggaan, kesetiaan dan rasa hormat kepada atasannya serta akan

12
termotivasi untuk bekerja dengan hasil di luar tujuan yang telah ditetapkan

bersama.

Jenis kepemimpinan ini mendorong pengikut (individu dalam organisasi)

untuk melangkah lebih jauh dan mencapai apa yang mereka pikir

mungkin. Kepemimpinan transformasional mengangkat kesadaran

pengikutnya dengan menyerukan cita-cita dan nilai-nilai seperti keadilan,

perdamaian, dan kesetaraan. Sementara itu, Humphreys berpendapat

bahwa seorang pemimpin yang mengadopsi gaya kepemimpinan

transformatif dengan sifat-sifat yang ditunjukkan oleh

Bass menyebabkan perubahan terus-menerus ke arah perbaikan organisasi

mereka. Dengan perubahan positif tersebut, karyawan siap menerima tugas

yang diberikan oleh pimpinan tanpa merasa terbebani, senang dan puas

dengan pekerjaannya dan akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi

kerja karyawan yang terkena dampak.

C. Implementasi Kepemimpinan Transformasional dalam Pendidikan Islam

Sejarah Kepemimpinan Transformasional 1970 merupakan karya baru

Burns yang menginspirasi lahirnya model kepemimpinan baru. Dalam

setiap organisasi, termasuk administrasi publik, pemimpin memegang

peranan yang sangat strategis. Berhasil atau tidaknya administrasi publik

sangat ditentukan oleh kualitas pemimpin dan gaya kepemimpinannya. Jika

pemimpin administrasi publik tidak memiliki hubungan manusia dan

keterampilan manajemen yang baik, kinerja aparat administrasi cenderung

buruk.

Pengukuran kinerja terdapat kriteria yang harus dipenuhi sehubungan

dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Misalnya, mengubah visi

menjadi kenyataan, potensi menjadi kenyataan, dll. Perubahan yang

dilakukan oleh pemimpin dapat berupa kemampuan untuk mengubah

13
energi, baik orang, alat, dan situasi, untuk memenuhi tujuan

reformasi pendidikan. Seorang pemimpin yang mengadopsi

kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang melihat gambaran

besar dan berpikir besar. Ia akan berusaha untuk meningkatkan lembaga

pendidikan yang dikelolanya, tidak hanya untuk masa kini tetapi juga

untuk masa depan.

Terdapat pedoman yang sekaligus menjadi langkah-langkah strategis

implementasi kepemimpinan transformasional tersebut sekiranya

diimplementasikandalam kehidupan sehari-hari oleh seorang kepala

madrasah/sekolah dalam memimpin dan mengelola lembaga pendidıkan

yaitu menyatakan visi yang jelas dan menarik, menjelaskan bagaimana visi

tersebut dapat dicapai, bertindak secara rahasia dan optimistis,

memperlihatkan keyakinan terhadap pengikut, menggunakan tindakan

dramatis dan simbolis untuk menekankan nilai nilai penting, memimpin

dengan memberikan contoh, dan memberikan kewenangan kepada orang-

orang untuk mencapai visi itu.

Jurnal Pembanding Kedua - Kepemimpinan Transformasional Dalam

Pendidikan Islam

A. Kepemimpinan Transformasional

Hakikat kepemimpinan adalah proses dan kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi orang lain agar berperilaku dengan itikad baik, tulus, dan

bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Lunenburg

menyatakan bahwa "seorang pemimpin sejati dapat mempengaruhi orang

lain dan mengubah perilaku melalui kekuasaan yang sah dan referensial."

Deklarasi Lunenburg menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan

aspek yang sangat penting dalam suatu organisasi sehingga setiap individu

dalam organisasi bertindak sesuai dengan tujuan organisasi. Kepemimpinan

14
berkaitan dengan sikap dan cara seseorang mempengaruhi anggota

organisasi, sehingga mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan

organisasi. Dalam pengertian lain, kepemimpinan adalah proses dan

tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan mengarahkan

bawahan untuk melakukan tugas yang diberikan.

Kepemimpinan sangat penting dan menentukan kinerja suatu organisasi.

Kepemimpinan memiliki peran dalam manajemen sumber daya manusia,

yang melibatkan kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi orang lain

untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, dan untuk memotivasi dan

memotivasi bawahan untuk melakukan pekerjaan terbaik mereka.

Kepemimpinan merupakan faktor yang mempunyai pengaruh besar

bahkan menentukan arah organisasi dalam mencapai tujuan yang

diinginkan. Selain itu, kepemimpinan mempengaruhi semua proses

organisasi, pengorganisasian program dan kegiatan untuk mencapai tujuan

organisasi, hubungan kolaboratif dan kerja tim yang ramping, dan bahkan

dapat mempengaruhi dari luar ke organisasi. Dalam konteks pendidikan,

kepemimpinan transformasional dipandang sebagai model kepemimpinan

yang tersedia bagi semua anggota sekolah seperti guru, siswa, staf, orang

tua, masyarakat di lingkungan dan lain-lain kesempatan untuk bekerja

sama dengan nilai-nilai luhur Yang pada akhirnya dapat menjadi warga

negara Setiap sekolah memiliki peran dalam mewujudkan visinya.

Kepemimpinan transformasional menekankan pentingnya nilai-nilai

“kebebasan, kesetaraan, kebersamaan, keadilan dan persaudaraan”.

Inti dari kepemimpinan transformasional adalah berbagi kekuasaan, yaitu

bekerja dengan semua anggota organisasi sehingga mereka dapat

menciptakan perubahan. Proses pembuatan perubahan seringkali

menggunakan pendekatan transformative people, dimana setiap anggota

organisasi memiliki kebebasan untuk mengungkapkan pikirannya secara

15
terbuka untuk menentukan keputusan yang akan diambil. Karakteristik ini

menegaskan bahwa esensi dari kepemimpinan transformasional adalah

pendekatan kepemimpinan baru yang mendorong kemajuan dengan

berpedoman pada agama, sistem, dan budaya yang luhur sehingga dapat

menciptakan perubahan, perubahan dan produktivitas mereka yang

mengejar visi yang ingin dicapai. Dari sudut pandang Islam, kepemimpinan

merupakan elemen penting dalam semua kehidupan organisasi. Dalam

terminologi al-Qur'an, arti kepemimpinan disebut dengan khilafah atau

imamah. Kepemimpinan menurut ajaran Islam merupakan kewajiban yang

harus diperhatikan. Manusia yang dilahirkan di muka bumi ini telah

diberkahi dengan beberapa potensi, sehingga manusia mampu menerima

amanah dari Allah SWT.

B. Ciri dan Dimensi Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan Transformasional Menurut Bums dalam Andriani dkk.

(2018) menunjukkan karakteristik yang membuatnya berbeda dari gaya

kepemimpinan lainnya. Karakteristik atau ciri dari kepemimpinan

transformasional meliputi tujuan bersama antara pemimpin dan pengikut,

apresiasi terhadap keragaman motivasi dan potensi dalam organisasi, dan

pengembangan sistem yang berkelanjutan, keberlanjutan, visi baru,

mengembangkan peran aktif dalam organisasi. Dalam konteks

kepemimpinan transformasional fundamental, kekuatan utamanya

tergantung pada kemampuannya untuk membentuk ide, membangun visi

bersama, berbagi kekuatan, menciptakan kepercayaan, dan mencapai

kesuksesan ( Yang, 2014).

Bass dalam Tjahyono dkk. (2018) juga mengemukakan dimensi

kepemimpinan transformasional, yaitu: 1) kharisma yang ditandai dengan

adanya visi dan misi yang kuat sehingga mampu menciptakan kebanggan

dan rasa hormat, 2) inspirasional yang berisikan kapabilitas seorang

16
pemimpinan untuk menjadi contoh bagi setiap anggotanya, 3)

pertimbangan individual dimana pemimpin memberikan personal care

sehingga mampu meningkatkan kinerja karyawannya dan stimulus

intelektual yang diberikan seorang pemimpin sehingga anggotanya berani

menyampaikan gagasan-gagasannya untuk kemajuan organisasi.

C. Urgensi Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional memiliki nilai-nilai inti yang penting dan

relevan dengan pendidikan Islam. Penelitian Mulyani menunjukkan bahwa

penerapan kepemimpinan transformasional oleh kepala sekolah berdampak

positif terhadap disiplin kerja dan kualitas layanan guru. Dalam

penelitiannya, Yang mengemukakan beberapa bentuk keterampilan

kepemimpinan transformasional kepala sekolah, “Keterampilan

kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat diamati dalam

pembentukan ide, membangun membangun visi bersama, berbagi

kekuasaan, mencapai prestise dan kesuksesan”.

Tampaknya ada banyak contoh dan bukti dalam praktik pendidikan yang

menunjukkan bahwa kepemimpinan senior memainkan peran penting

dalam pengembangan sekolah dan bahwa gaya kepemimpinan

transformasional relevan untuk meningkatkan kinerja sekolah. Selain itu,

pemimpin transformasional memiliki keberanian untuk mengambil

keputusan dengan segala risikonya terhadap perubahan dan kemajuan

organisasi. Nilai penting lainnya dari gaya kepemimpinan ini adalah

kemampuannya untuk mendongkrak semangat kerja dan menciptakan

kebiasaan baik dalam organisasi, sehingga terbentuk budaya organisasi.

D. Kepemimpinan Transformasional dalam Pendidikan Islam

Kepemimpinan transformasional memegang peranan penting dalam

perkembangan pendidikan Islam. Dalam perkembangan pendidikan Islam,

model kepemimpinan transformasional dikatakan paling baik diterapkan

17
dalam pendidikan Islam karena berbagai alasan. Pertama, kepemimpinan

transformasional memberikan semangat dan mampu mengetahui

kebutuhan anggotanya. Dalam studi tersebut, mereka menyimpulkan

bahwa “temuan mendukung hubungan langsung dan positif antara gaya

kepemimpinan yang dianggap sebagai 'transformasional' dan inovasi

organisasi. Mereka juga menunjukkan bahwa kepemimpinan

transformasional memiliki hubungan positif dan bermakna dengan

pemberdayaan dan iklim organisasi yang kondusif untuk inovasi.”

Konsisten dengan penelitian ini, Anderson mengungkapkan bahwa

kepemimpinan transformasional berperan penting dalam memajukan

sekolah, terbukti dengan kepala sekolah mengambil inisiatif untuk

membangun visi bersama. Menerapkan kepemimpinan transformasional

pada lembaga pendidikan Islam merupakan salah satu alternatif untuk

mendorong perkembangan pendidikan Islam yang lebih progresif dan

pesat. Nilai-nilai inti kepemimpinan transformasional dinilai konsisten

dengan didikan Islam, yang menekankan pada ajaran agama dan nilai-nilai

yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Oleh karena itu,

pendidikan Islam bersifat profetik.

18
BAB III

PEMBAHASAN/ANALISIS
A. Pembahasan Isi Jurnal

1. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Gaya Kepemimpinan Transformasional menurut artikel atau jurnal yang

direview adalah sikap seorang pemimpin yang mampu mempengaruhi

atau mengarahkan bawahan dengan cara yang efektif untuk mencapai

tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara bersama. Sedangkan Bass

(1985, dalam Jabnoun and al-Ghasyah) dalam jurnal Implementasi

Kepemimpinan Tansformasional Dalam Pendidikan Islam mendefinisikan

bahwa pemimpin transformasional adalah seseorang yang meningkatkan

kepercayaan diri individual maupun gruporganisasi, dan mencoba untuk

menggerakkan perhatian bawahan untuk pencapaian dan pengembangan

eksistensi.

Lebih detail disampaikan Sadeghi & Lope Pihie (2013) Kepemimpinan

trasformasional merupakan paradigma baru dalam kepemimpinan

(leadership) yang merefleksikan suatu proses atau kegiatan untuk

membentuk komitmen untuk mencapai tujuan organisasi dan memotivasi

para pengikut organisasi agar lebih percaya diri untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Gaya

Kepemimpinan Transformasional merupakan model kepemimpinan baru

yang mencerminkan suatu proses atau kegiatan yang membentuk

komitmen untuk mencapai tujuan organisasi dan memotivasi pengikut

organisasi untuk menjadi lebih percaya diri dalam mencapai tujuan

bersama yang telah ditetapkan secara efektif.

2. Ciri-ciri atau Karakteristik Kepemimpinan Transformasional

Karakteristik Kepemimpinan Transformasional menurut jurnal yang

direview terbagi menjadi empat komponen yaitu Idealized influenced,

19
Inspiration motivation, Intellectual stimulation, dan Individualized

consdiration. Sedangkan Tichy dan Devanna (dalam: Luthans) pada jurnal

Implementasi Kepemimpinan Tansformasional Dalam Pendidikan Islam

menyatakan bahwa pemimpin transformasional memiliki karakter sebagai

berikut: 1) Mereka mengidentifikasi dirinya sebagai alat perubahan, 2)

Mereka berani, 3) Mereka mempercayai orang lain, 4) Mereka motor

penggerak nilai, 5) Mereka pembelajar sepanjang masa, 6) Mereka memiliki

kemampuan menghadapi kompleksitas, ambiguitas, dan ketidak pastian. 7)

Mereka visioner.

Lebih detail disampaikan Mulyono dalam Indrioko (2016), Kepemimpinan

Transformasional adalah karismatik, inspiratif, mempunyai rangsangan

intelektual, dan perimbangan individual. Karismatik merupakan

kompetensi seorang pemimpin untuk memberikan semangat kepada

bawahan dalam menjalankan setiap tugas. Kepemimpinan

transformasional memiliki sifat inspirasional, artinya pemimpin mampu

membangkitkan semangat di antara para pengikutnya dalam kewajiban

kelompok dan menunjukkan sikap dan perilaku yang dapat membangun

kepercayaan bawahan atas kemampuannya untuk memenuhi

kewajibannya dan mencapai tujuan kelompok. Kepemimpinan

transformasional mempunyai rangsangan intelektual, maksudnya bahwa

pemimpin berperan dalam memberikan pengaruh kepada bawahan untuk

dapat memandang permasalahan dengan beragam sudut pandang.

Adapun kepemimpinan transformasional memiliki karakteristik

tertimbangan invidual, bermakna pemimpin menjaga hubungan dan

komunikasi secara langsung dengan bawahan.

Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

Kepemimpinan Tramsformasional secara umum meliputi Idealized

influenced, Inspiration motivation, Intellectual stimulation, dan

20
Individualized consdiration. Pemimpin dalam Kepemimpinan

Transformasional memiliki karakter yang karismatik, pemberani, visioner,

dan komunikator yang baik.

B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Jurnal

1. Dari Aspek Isi Jurnal

Apabila dilihat dan dipahami isi jurnal utama yang direview telah

menjelaskan konsep, karakteristik, dan Implementasi Kepemimpinan

Transformasional khususnya pada institusi pendidikan Islam dengan lugas

dan padat sehingga memudahkan mahasiswa atau pembaca dalam

memahaminya. Akan tetapi pada jurnal tersebut terdapat komponen jurnal

yang tidak dituliskan, seperti Kota terbit junal, ISSN jurnal, dan alamat

situs. Komponen yang tidak tertulis tersebut dapat dilihat apabila

mengunjungi situs jurnal yang mempublikasikannya.

2. Dari Aspek Tata Bahasa Isi Jurnal

Apabila dilihat pada aspek tata bahasa, isi jurnal menggunakan kata-kata

yang tidak sulit untuk dipahami pembaca. Walaupun menggunakan tata

bahasa yang mudah, namun jurnal ditulis menggunakan bahasa baku

sesuai EYD.

21
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi jurnal yang telah direview dapat disimpulkan bahwa

lahirnya kepemimpinan transformasional terinspirasi oleh paradigma baru

kepemimpinan transformasional, karya McGregor Burn, pakar politik tahun

1970, pegawai muda pemerintahan Roosevelt. Kepemimpinan

transformasional adalah gaya kepemimpinan yang telah dicontohkan oleh para

salafussoleh dalam berbagai situasi, baik dalam manajemen pemerintahan,

khususnya dalam pengembangan akademik Islam terbentuk di lembaga

pendidikan Islam. Kepemimpinan Transformasional pada lembaga pendidikan

Islam yaitu apabila seorang pemimpin lembaga pendidikan Islam mampu

mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain atau

berbeda untuk mencapai tujuan.

B. Rekomendasi

Setelah membaca dan memahami tentang Konsep Dan Implementasi

Kepemimpinan Transformasional Dalam Institusi Islam yang terdapat dalam

jurnal, semoga para pembaca dapat mendapat wawasan serta referensi jurnal

sebagai sumber bacaan yang relevan. Penulis juga berharap penulisan Critical

Journal Review ini dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa, khususnya

penulis tersendiri dalam mengkritik serta merekomendasikan sebuah jurnal

sebagai sumber bacaan maupun pendukung pembelajaran.

22
DAFTAR PUSTAKA

Rafiuddin. 2015. KONSEP DAN IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DALAM INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM. STAI

Muhammadiyah Bima. Kreatif : Jurnal Studi Pemikiran Pendidikan Agama Islam.

Vol. 11(1) 2745-6447

‘Aini, Robi’ul Afif Nurul. 2019. IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DALAM PENDIDIKAN ISLAM. Sekolah Tinggi Agama Islam

At-Tahdzib Jombang. Awwaliyah: Jurnal PGMI. Vol 2(1)

Fadilah, Lola, dan Tasman Hamami. 2021. Kepemimpinan Trasformasional dalam

Pendidikan Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Edukatif :

Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol 3(6) 2656-8071

23

Anda mungkin juga menyukai