Disusun oleh :
Endang Dwi Lestari (200301121)
Indri Fergi Yovana (200301138)
Bella Mia Rahmadani (200301151)
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, serta hidayah nya sehingga penulisan makalah ini dapat dilaksanakan dengan
baik dan benar.
1. Ibu Maulidiyah Amalina Rizqi, SE., MM. selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Kinerja.
2. Teman-teman serta semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan selanjutnya akan
penulis terima dengan senang hati. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena dengan motivasi kerja seorang
karyawan akan memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya dan pada akhirnya meningkatkan kinerja dari karyawan tersebut. pada karyawan
baik maka kinerja perusahaan juga akan baik.
2
1.4 Manfaat Penulisan
Sebagaimana tujuan penulisan di atas, maka manfaat penulisan pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Makalah ini dapat bermanfaat menambah ilmu pengetahuan tentang Manajemen Kinerja
serta menambah wawasan tentang SDM dan strategi yang baik dalam suatu perusahaan.
2. Bagi mahasiswa, makalah ini berguna untuk menambah wawasan dari berbagai referensi
sekaligus dapat dijadikan sebagai dasar-dasar pemahaman tentang ilmu Manajemen
Kineerja.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen kinerja adalah sebuah proses yang bertujuan untuk menetapkan apa yang
harus dicapai dan pendekatannya untuk mengelola dan pengembangan manusia melalui suatu
cara yang dapat meningkatkan kemungkinan bahwa sasaran akan dapat dicapai dalam suatu
jangka waktu tertentu baik pendek maupun panjang. Manajemen kinerja membantu
mengarahkan dan memotivasi pekerja untuk memaksimalkan usaha mereka atas nama
perusahaan. Perusahaan dengan kinerja manajemen yang efektif akan memberikan tujuan dan
penilaian yang jelas, melaksanakan penilaian kinerja, serta memberikan timbal balik.
Ada beberapa hal yang mendasari kenapa manajemen kinerja itu penting bagi organisasi
atau perusahaan di antaranya adalah:
4
Model mengenai motivasi tersebut menunjukkan bahwa sebuah prospek perusahaan
dalam mencapai puncak kinerja tiap individu, tim, dan perusahaan bergantung pada
proses kinerja manajemen yang juga termasuk kinerja pengawasan. Model ini juga
memberikan timbal balik yang berguna kepada para pekerja secepat mungkin atas
apa yang telah mereka kerjakan.
d. Mendukung Tujuan Strategis
menjelaskan tujuan dan penilaiannya merupakan bagian penting dalam proses kinerja
manajemen. Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa pengaturan tujuan dapat
meningkatkan kompetensi dan produktivitas. Tujuan yang sangat jelas adalah sulit-
tetapi dapat tercapai serta memiliki pengaruh positif terhadap produktivitas dan
kinerja. Tujuan terarah yang memiliki hubungan pasti dengan tujuan strategis dan
faktor kesuksesan perusahaan akan memunculkan dua keuntungan. Pertama, para
pekerja akan lebih mengerti mengenai fokus dari tujuan perusahaan mereka dan
bagaimana kesesuaian pekerjaan mereka dengan hal tersebut. Kedua, tujuan tersebut
akan mengarahkan perilaku pekerja terhadap aktivitas yang konsisten dan
mendukung strategi perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan
perusahaan memastikan bahwa setiap tujuan individu dan tim harus sejalan dengan
tujuan perusahaan. Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa hampir 80%
responden percaya bahwa tujuan individu dan tim perusahaan mereka adalah sejalan,
setidaknya pada beberapa tujuan tambahan dari perusahaan.
Dalam performance driven culture, penilaian kinerja dan timbal balik merupakan
elemen utama dari sistem MSDM. Dalam perusahaan dengan performance driven culture,
promosi, peningkatan gaji, dan penghargaan finansial lainnya hanya akan diberikan kepada
5
para pekerja yang mampu menyelesaikan pekerjaan mereka dengan baik dalam segala aspek.
Beberapa perusahaan biasanya membiarkan kinerja rendah para pekerjanya (misalnya di bawah
10%) karena masalah praktik kerja saja. Banyak orang mempertimbangkan pendekatan
tersebut sebagai manajemen kinerja, dalam performance driven culture di mana kinerja yang
terendah tidak langsung diberhentikan, setiap orang diharapkan menerima timbal balik yang
menunjukkan cara agar mereka bekerja lebih baik lagi. Performance driven culture
memberikan sebuah fokus pada pengawasan dan peningkatan kinerja, tetapi banyak cara lain
dalam melakukan hal tersebut. Sering kali, detail mengenai bagaimana performance driven
culture berjalan merefleksikan filosofi CEO dan/atau pendiri perusahaan tersebut.
Lingkungan Legal. Aktivitas manajemen kinerja harus sesuai dengan faktor lingkungan
eksternal. Sebagai tambahan dari pasar buruh dan kultur nasional, lingkungan yang legal
merupakan faktor lingkungan eksternal yang memengaruhi manajemen kinerja. Hampir pada
tiap perusahaan, informasi kinerja terbagi menjadi penetapan pembayaran, promosi kerja,
pemutusan kontrak, pemindahan kerja, dan tipe keputusan penting lainnya yang memengaruhi
kinerja dan produktivitas perusahaan. Masyarakat memiliki kepentingan pribadi dalam
memastikan bahwa para pekerja melaksanakan informasi berkualitas tersebut bagi keputusan
yang penting tersebut, kepentingan mereka juga direfleksikan dalam berbagai norma dan
hukum masyarakat. Prinsip dasar untuk memastikan legalitas praktik manajemen kinerja
hampir serupa dengan legalitas praktik penerimaan pekerja. Pada kedua kasus tersebut,
penilaian yang digunakan untuk menilai para pekerja tidak boleh membeda-bedakan, harus
berhubungan dengan pekerjaan mereka, dan adil.
Secara umum, sistem legal menjelaskan bahwa pekerja akan lebih mampu
mempertahankan dan mengikuti keputusan legal tersebut jika mereka dapat menunjukkan
bahwa perilaku mereka berdasar pada penilaian kinerja yang valid. Penilaian kinerja yang valid
(valid performance measure) merefleksikan semua aspek kerja secara akurat, bukan lainnya.
penilaian kinerja yang valid diindikasikan dengan tingginya tingkat overlap antara kedua
lingkaran. Jika penilaian kinerja tidak mencakup semua aspek perilaku serta hasil yang penting
dan relevan terhadap pekerjaan, maka disebut penilaian kinerja yang tidak mencukupi
(deficient performance measure). Penilaian kinerja mencakup semua hal yang tidak penting
dan tidak relevan dengan pekerjaan disebut penilaian kinerja yang terkontaminasi
(contaminated performance measure). Penilaian kinerja yang tidak mencukupi dan
terkontaminasi sering kali terjadi dalam perusahaan dan menjadi alasan terbesar bagi pekerja
untuk mengeluhkan penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang valid berdasar pada hasil analisis
kerja yang mengidentifikasi area utama dari kinerja yang diharapkan.
6
Aktivitas SDM Lainnya seperti yang telah ditekankan sebelumnya, manajemen kinerja
yang efektif,biasanya membutuhkan penggunaan insentif performance based seperti juga pada
perencanaan karier dan pengembangan. Karena manajemen kinerja sangat penting dalam
mengatur SDM, semua aktivitas SDM lainnya juga harus disesuaikan. Sebagai contoh,
perencanaan yang efektif akan melibatkan penilaian kinerja sebelumnya dan pengaturan tujuan
untuk kinerja masa mendatang. Pengembangan penilaian kinerja yang sesuai melibatkan
analisis kerja dan model kompetensi. Kebanyakan perusahaan menggunakan indikator kinerja
saat mengambil keputusan dalam promosi kerja atau pemberhentian sementara. Penilaian
kinerja juga dapat menunjukkan kekurangan yang menyarankan adanya kebutuhan pelatihan
tambahan. Tentu saja, tidak semua perusahaan yang mampu mencapai kesesuaian secara penuh
antara manajemen kinerja dengan aktivitas SDM lainnya.
Manajemen kinerja amat penting dan dibutuhkan dalam suatu organisasi baik dalam
sektor publik maupun privat dalam upaya untuk pencapaian suatu tujuan. Manajemen kinerja
diperlukan untuk meningkatkan fokus kerja karyawan, divisi, departemen dalam perusahaan.
7
Tahap keempat ini memfokuskan pada pengembangan kinerja dan penghargaan.
Setelah melalui evaluasi dan mendapatkan hasilnya, maka keputusan aksi baru bisa
ditentukan. Apabila hasil kinerja belum memenuhi harapan, maka perusahaan
hendaknya melakukan pengembangan pada divisi terkait. Namun, jika suatu divisi telah
memenuhi target kinerja, sebaiknya dilakukan pemberian semacam penghargaan. Agar
kinerja baik dapat terus berjalan.
a. Performance management
Suatu sistem untuk mengukur kinerja dari setiap individu di dalam perusahaan &
bagaimana keterkaitannya dengan keseluruhan sistem di dalam organisasi Keberhasilan
seseorang tidak hanya diukur dengan tercapainya sasaran tetapi juga bagaimana ia
mencapai sasaran tersebut :
Pentingnya VISI, yaitu gambaran ideal yang menjadi cita-cita perusahaan dimasa
mendatang. Penting untuk sense of direction businness strategy & planning. Bussiness
planning, yang diturunkan menjadi sasaran setiap unit orang. & kemudian menjadi
sasaran individu dalam organisasi
b. Strategi Budaya ( Cultural Strategy)
Dari budaya, kita mengembangkan values, yaitu sikap, cara pikir & kepercayaan yang
menentukan bagaimana cara pekerjaan diselesaikan & bagaimana karyawan
berinteraksi satu sama lain dan dengan pelanggan.
Values yang harus dimiliki : keterbukaan, kepercayaan, kepedulian dan keterlibatan
Values kemudian diturunkan menjadi : dimensi/kompetensi yg terdiri dari skill,
behavior & motivation
8
Pengotomatisan dapat melakukan hal yang lebih ketimbang hanya meningkatkan
efisiensi dan menghemat waktu manajer-hal ini juga dapat meningkatkan akurasi penilaian,
membuatnya terlihat lebih adil bagi para pegawai. Teknologi informasi juga dapat digunakan
untuk menyampaikan standar kinerja kepada para pegawai. Walaupun manajemen kinerja
otomatis memberikan banyak manfaat sebagaimana beberapa perubahan utama, hal ini
memerlukan perencanaan dan kolaborasi yang cermat di antara area perusahaan untuk
membuatnya berfungsi.
Sistem manajemen kinerja saat ini telah membuat banyak profesional SDM berebut
untuk mendapatkan hasil yang mereka butuhkan dan membutuhkan peningkatan yang
signifikan. Meskipun teknologi manajemen kinerja telah ada selama beberapa waktu, lembaga
pemerintah baru saja mulai memahami manfaat yang baik.
Beralih dari proses manajemen kinerja berbasis kertas ke platform berbasis teknologi yang
dinamis menghasilkan banyak keuntungan. Beberapa di antaranya meliputi:
Proses tujuan yang cepat dan mudah di mana sistem manajemen kinerja yang efektif
membuatnya secara signifikan lebih cepat untuk menghubungkan tujuan individu
dengan misi agensi.
Basis data yang dapat dicari untuk menyimpan sasaran berkualitas tinggi dan elemen
kinerja
Peningkatan standarisasi proses manajemen
Peringkat kinerja tahunan yang akurat
Memfasilitasi komunikasi antara karyawan dan manajer & Pelaporan kemajuan di
seluruh organisasi
Dengan sistem SDM yang efisien, adanya system teknologi dapat meringankan beban
administrasi dari sistem manajemen kinerja tradisional. Setiap waktu yang dihemat dapat
diinvestasikan dalam aktivitas penting lainnya seperti pengembangan karyawan dan
perencanaan suksesi. Keuntungan dari program manajemen kinerja melayani semua orang
9
yang terlibat dalam lembaga dan mendukung kemajuan lembaga dalam mencapai tujuan
organisasi. Organisasi yang menggunakan sistem digital akan lebih siap untuk menangani
tantangan sektor publik saat ini dan besok dengan cara yang paling efektif dan paling tidak
membuat frustrasi.
a. Motivasi
Motivasi adalah proses psikologis yang membangkitkan dan mengaralikan prilaku pada
pencapaian tujuan atau goal oriented behavior (Kreitner & Kinicki) Motivasi
merupakan serangkaian proses yang membangkitkan, mengarahkan dan menjaga
prilaku manusia menuju pencapaian tujuan (Greenberg & Baron) Prof. Wibowo
mengatakan ada 6 tahapan untuk membangun motivasi, yaitu:
Menilai sikap
Manajer perlu memahami sikap karyawan dan lingkungan, membangun tim
yang kreatif dan efisien, manajer perlu menunjukkan kompetensinya. untuk
meyakinkan bawahannya dan memperbaiki menjadi manajemen koborasi.
Menjadi manajer yang baik
Mempunyai komitmen untuk bekerja. melakukan kolaborasi dengan bawahan
mempercayai orang, loyal pada teman sekerja. menghindari politik kantor
Memperbaiki komunikasi
Komunikasi antara manajer dengan bawahan perlu menyediakan informasi
yang akurat, cepat dan secara detail, Menjalankan sistim informasi terbuka,
10
motivasional. dan melibatkan mereka yang akan terpengaruh oleh keputusan
manajer
Menciptakan budaya tidak menyalahkan
Mengambil sikap konstruktif dan simpatik pada kegagalan akan memotivasi
dan mendorong bawahan
Memenangkan kerjasama
Kerjasama harus dibangun bersama antara manajer dengan bawahan
Memberikan insentif murah dan mudah dengan pengakuan didepan publik.
penghargaan tertulis, pertemuan dalam rangka meningkatkan moral
Mendorong inisiatif
Memberdayakan bawahannya untuk melakukan inisiatif & memberikan ruang
saling mendukung antara manajer dan bawahan
b. Kompetensi
Kompetensi adalah dimensi prilaku yang berada dibelakang kinerja kompeten. Sering
dinamakan kompetensi prilaku karena dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana
orang berprilaku ketika mereka menjalankan perannya dengan baik Amstrong dan
Baron 1998:298)
Prof. Dr. Wibowo. kompetensi adalah karekteristik individu yang mendasari kionerja
atau prilaku ditempat kerja, dipengaruhi oleh:
Pengetahuan, kemampuan dan sikap
Gaya kerja. kepribadian, kepentingan minat, dasar-dasar nilai sikap,
kepercayaan dan gaya kepemimpinan Dan kompetensi merupakan kemampuan
menjalankan tugas atau pekerjaan dengan dilandasi oleh pengetahuan,
keterampilan dan didukung oleh sikap yang menjadi karakteristik individu
Perbedaan mendasar antara manajemen kinerja dan merit rating adalah merit
rating lebih menekankan pada pekerjaan itu sendiri ketimbang kepribadiannya.
sedangkan manajemen kinerja didasarkan pemahaman, pengetahuan, keahlian,
kepiawaian, dan prilaku yang diperlakukan untuk melaksanakan pekerjaan
dengan baik.
11
motivasi. kecepatan dan kompetensi sumberdaya manusia yang berada dalam organisasi
tersebut.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab pembahasan tersebut penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
Kesuksesan suatu perusahaan sangat bergantung pada seberapa baik pengelolaannya. Dalam
suatu perusahaan terdapat manajer yang bertugas untuk membuat perencanaan, pengelolaan
serta pengendalian terhadap jalannya perusahaan. Manajer di masa sekarang menghadapi
berbagai situasi yang bisa dibilang menarik tapi juga menantang. Semakin kompleksitasnya
tugas manajer akibat globalisasi, persaingan, peraturan pemerintah serta tuntutan pemegang
saham, mengharuskan manajer memiliki keterampilan yang mampu menjadikan dirinya serta
perusahaan agar mampu bertahan di abad ke-21 ini. Tugas manajer di abad ini benar-benar
tidak terduga dan penuh dengan tantangan. Keberhasilan dan kelangsungan suatu perusahaan
juga ditentukan oleh para karyawannya, apabila kinerja yang terdapat Kinerja yang tinggi
merupakan suatu hal yang sangat diharapkan oleh setiap perusahaan, untuk mencapai hal
tersebut tentunya diperlukan karyawan yang cakap, dinamis, dan terampil yang senantiasa
dapat meningkatkan motivasi kerja dan kompetensi kemampuannya dalam bekerja.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan makalah di atas, maka penulis mempunyai saran sebagai
berikut: Melihat banyaknya perusahaan Nasional dan bahkan Internasional yang mengalami
kesulitan manajemen kinerja yang diakibatkan ketidakmampuan perusahaan mengelola
sumberdaya manusia yang handal dan kompeten dalam menghadapi ketatnya persaingan di era
abad 21. maka tidak ada pilihan lain kecuali perusahaan melakukan:
1. Manajer harus dapat merumuskan tujuan perencanaan.pengorganisasian, koordinasi
dan mengkomunikasikan kepada karyawan, agar karyawan dapat memahami serta
menimbulkan rasa memiliki terhadap visi dan misi serta tujuan perusahaan.
13
2. Manajer harus merubah paradigm, idak lagi menganggap karyawan hanya sebagai
biaya yang memungkin diekploitasi tenaganya, akan tetapi harus dianggap asset
penting perusahaan dan mitra manajemen dalam mewujudkan tujuan perusahaan.
3. Manajer harus selalu memberikan motivasi agar karyawan selalu tetap semangat dan
menunjukkan intensitas produktivitas dan kinerja yang baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Hazairin. 2013. Manajemen Kinerja Kunci Sukses Manajemen Abad 21. Jurnal
Ahmad Badawi. 30-34
15