Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kepemimpinan Dalam Organisasi”. Dari makalah ini semoga dapat
memberikan informasi kepada kita semua betapa pentingnya pemimpin dalam
sebuah organisasi.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami
menyadari atas kekurangan kemampuan kami dalam pembuatan makalah ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan
kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik
dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis sehingga
dapat membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di
masa yang akan datang.
i
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang paling populer dewasa ini adalah masalah
kepemimpinan. Pentingnya manajemen merupakan salah satu alat dalam kehidupan
suatu organisasi, terutama dalam bidang kehidupan manusia selalu mendapat
perhatian khusus. Dalam hal ini selalu dititik beratkan kepada pimpinan. Pimpinanlah
yang merupakan motor penggerak dari sesuatu usaha atau kegiatan. Pimpinan
tersebut harus mampu melaksanakan fungsi--fungsi manajemen, terutama dalam
pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang dapat mempermudah pencapaian
tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien.
Bertitik tolak dari hal-hal tersebut, maka berhasil tidaknya suatu usaha
pencapaian tujuan yang telah ditentukan itu sebagian besar akan ditentukan oleh
kemampuan pimpinan yang memegang peranan penting dalam rangka
menggerakkan orang-orang bawahannya, Keterampilan kepemimpinan (Leadership
Skill) yang baik dan efektif sangat penting untuk membangun, mendorong dan
mempromosikan budaya dalam perusahaan yang kuat dan akhirnya mencapai
kesuksesan. Dengan demikian, keterampilan kepemimpinan diperlukan untuk
memaksimalkan efisiensi dan mencapai tujuan organisasi.
Sebuah organisasi hanya akan berkembang dan maju apabila cepat tanggap
terhadap perubahan yang pasti akan terjadi. Pemimpin masa kini dan masa depan
dituntut untuk tidak sekedar bersikap luwes dan beradaptasi dengan lingkungan
yang bergerak sangat dinamis, akan tetapi juga mampu mengantisipasi berbagai
bentuk perubahan dan secara proaktif menyusun berbagai program perubahan yang
diperlukan.
3
efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, melakukan penyesuaian budget,
mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan publik yang dilayani,
dan menuntun perbaikan dalam memberikan pelayanan publik
4
kepada pemerintahan daerah, kementerian agama adalah instansi vertikal yang
memiliki strukutur langsung ke daerah.
Dari data yang diperoleh pegawai pada Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kalimantan Timur berjumlah 108 (seratus delapan) orang yang terdiri dari 1
(satu) orang kepala kantor wilayah, Kepala bagian dan kepala bidang sebanyak 9
(sembilan) orang, kepala sub bagian dan seksi sebanyak 30 (tiga puluh) orang dan
65 (enam puluh lima) orang orang sebagai pelaksana yang tersebar di seluruh seksi
dan sub bagian yang ada di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Kalimantan Timur (sumber kepegawaian Kanwil Kemenag Prov. Kaltim).
5
Pegawai yang tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik dapat terjadi karena
kurangnya motivasi atau dorongan yang dapat mengarahkan pada tercapainya
kinerja yang diharapkan.
Gaya kepemimpinan seperti apa yang dipakai oleh atasan pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur?
6
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk berbagi informasi kepada kita
semua tentang gaya kepemimpinan yang dipakai pada Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Kalimantan Timur dan arti penting pemimpin dalam sebuah
organisasi.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
anggota kelompok atau organisasi terhadap anggota lainnya guna mendorong
kelompok atau organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
9
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang
bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib
(supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang di
perolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik
memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.
Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang
amat besar.
10
a. lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat
otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
b. menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
c. sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda
kebesaran yang berlebihan.
d. menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya.
e. tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya.
f. komunikasi hanya berlangsung searah.
b. mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi.
c. pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal.
d. berambisi untuk merajai situasi.
e. setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri.
f. bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan
tindakan yang akan dilakukan.
g. semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas
pertimbangan pribadi.
h. adanya sikap eksklusivisme.
i. selalu ingin berkuasa secara absolute.
j. sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku.
k. pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
11
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia
membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin
tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya
berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai
wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai
pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem
nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan
kacau balau.
12
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan
pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada
diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak
terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap
warga kelompok.
13
Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang
lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara
pimpinan dan bawahan. Gaya ini kadang-kadang disebut juga gaya kepemimpinan
yang terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan,
kepemimpinan konsultatif atau partisipatif. Pemimpin kerkonsultasi dengan anak
buah untuk merumuskan tindakan keputusan bersama.
14
fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat pada pimpinan dan sedikit saja
kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak, itupun tidak boleh lepas dari
ketentuan yang ada.
15
menyenangi perubahan dan tantangan. Mungkin, kelemahan terbesar tipe
kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong
Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka.
Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-
konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta
pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf,
dan janji.
16
bersahabat. Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya
kepemimpinan demokratis.Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini
permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan bawahan.
Sehingga hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan baik.
Gaya kepemimpinan tipe ini terkesan kurang inovatif dan telalu kaku pada
aturan. Sikapnya konservatif serta kelihatan sekali takut dalam mengambil resiko
dan mereka cenderung mencari aman. Model kepemimpinan seperti ini jika
mengacu kepada analisis perubahan yang telah kita bahas sebelumnya, hanya
cocok pada situasi Continuation, Routine change, serta Limited change.
Gaya kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan mempunyai perhatian yang
sangat besar pada pengendalian personal dibandingkan dengan gaya
kepemimpinan lainnya. Pemimpin tipe asertif lebih terbuka dalam konflik dan kritik.
Pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan beberapa sudut
pandang sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan.
17
2.5 Teori Dasar Kepemimpinan
Inti dari teori menyatakan bahwa—Leader are born and not made—(pemimpin
itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini
mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin
karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang
bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi
pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai
takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau
determinitis. Teori ini menganggap bahwa kepemimpinan merupakan suatu
kemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri
seorang pemimpin. Menurut teori ini kepemimpinan diartikan sebagai traits within the
individual leader. Jadi seseorang dapat menjadi pemimpin karena dilahirkan sebagai
pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik untuk itu (leader were borned and
note made).
2. Teori Sosial.
Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori
inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa—
Leader are made and not born—(pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati).
Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini
mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi
pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup. Teori ini
memandang kepemimpinan sebagai fugsi kelompok (function of the group). Menurut
teori ini, sukses tidaknya suatu pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat
18
yang ada pada seseorang, tetapi justru yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh
sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang didampinginya.
3. Teori Ekologis.
19
bawahannya, jambang suatu kelompok, penanggung jawab, tokoh bapak, kambing
hitam, dan pecinta ideologi bagi kelompoknya.
Selain itu bagian tata usaha membawahi 5 sub bagian diantaranya Sub Bagian
Perencanaan, Data dan Informasi, Sub Bagian Keuangan dan BMN, Sub Bagian
Kepegawaian dan Hukum, Sub Bagian Organisasi, Tata Laksana dan KUB, Sub
Bagian Umum dan Humas.
Dari beberapa teori di atas pemimpin atau kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Kalimantan Timur menganut gaya kepemimpinan tipe membangun
kebersamaan pikiran, cita-cita, atau gerak langkah. Asumsinya organisasi akan
meraih tujuannya atau maju kalau semua elemen organisasi bekerjasama dan
sama-sama bekerja. Nah, fungsi pemimpin adalah menciptakan kebersamaan
tersebut. Pemimpin seperti sangat menyadari pentingnya tim yang solid sehingga
bisa mewujudkan tujuan organisasi dengan baik. Pemimpin tipe demikian suka
berdiskusi atau bermusyawarah utk mencari kesepakatan. Selain itu juga
menerapkan tipe coach dan pembangun komitmen. Pemimpin dengan tipe ini
memahami bahwa untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan orang-orang yang
memiliki ketrampilan yang relevan. Untuk itu ia perlu membimbing atau meng-coach
orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya memiliki ketrampilan teetentu. Selain
20
itu, pemimpin tipe ini juga sangat memahami pentingnya komitmen sehingga timnya
memiliki kesunggulan dalam mencapai tujuan organisasi. Tipe kepemimpinan seperti
ini akan meninggalkan jejak atau legacy, utamanya berbagai prestasi kesuksesan
organisasi.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisasi sebagai kesatuan sosial, yaitu terdiri dari orang atau kelompok
orang yang berinteraksi satu sama lain. Setiap organisasi dituntut selalu peka
terhadap aspirasi, keinginan, tuntutan dan kebutuhan berbagai kelompok dengan
siapa organisasi berinteraksi.
22
Selain itu juga menerapkan tipe coach dan pembangun komitmen. Pemimpin
dengan tipe ini memahami bahwa untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan
orang-orang yang memiliki ketrampilan yang relevan. Untuk itu ia perlu membimbing
atau meng-coach orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya memiliki
ketrampilan teetentu. Selain itu, pemimpin tipe ini juga sangat memahami
pentingnya komitmen sehingga timnya memiliki kesunggulan dalam mencapai tujuan
organisasi. Tipe kepemimpinan seperti ini akan meninggalkan jejak atau legacy,
utamanya berbagai prestasi kesuksesan organisasi.
3.3 Penutup
23
DAFTAR PUSTAKA
http://ahsanfuady.blogspot.co.id/2015/05/arti-kepemimpinan-dalam-organisasi.html
http://setabasri01.blogspot.co.id/2011/01/kepemimpinan-dalam-organisasi.html
http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/
http://www.kompasiana.com/rudisalamsinulingga/gaya-gaya-
kepemimpinan_54f79ceca33311df1d8b4583
http://nasuhasmith13.blogspot.co.id/2011/03/teori-dasar-kepemimpinan.html
https://blingjamong.wordpress.com/2014/02/07/kepemimpinan-fungsi-tanggung-
jawab-dan-ciri-pemimpin/
Jacobs, T. O., & Jaques, E. (1990). Military dxecutive leadership. In K. E. Clark & M.
B. Clark (Eds.), Measures of leadership (pp. 281-295). New Jersey: Leadership
Library of America.
Katz, D., & Kahn, R. L. (1978). Social psychology of organizations (2nd ed.). New
York: John Wiley.
Rauch, C. F., & Behling, O. (1984). Functionalism: Basis for an alternate approach to
the study of leadership. In J. G. Hunt, D. M. Hosking, C. A. Schriesheim, & R.
Stewart (Eds.), Leaders and managers: International perspectives on
managerial behavior and leadership (pp. 45-62). New York: Pergamon Press.
24