Anda di halaman 1dari 7

Nama : Intan Delia Puspita Sari

Bp : 1711311024

SENAM KAKI PADA KLIEN DIABETES MELITUS

A. Definisi

Diabetes mellitus adalah suatu kelainan metabolism bahan bakar yan ditandai oleh
hiperglikemia puasa atau respons glukosa plasma yang melebihi batas yang ditentukan selama uji
tolerasi glukosa oral. Diabetes mellitus digolong atas 3 jenis yang secara klinik dan patologik
berbeda: (1) Diabetes mellitus yan bergantung insulin (insulin dependent diabetes mellitus =
IDDM; tipe I); (2) Diabetes mellitus yang tidak bergantung insulin (non insulin dependent
diabetes mellitus = NIDDM; tipe II); dan (3) tipe diabetes lain yang disebabkan oleh keadaan
atau sindrom khusus, Orang dengan toleransi glukosa abnormal yang tidak memenuhi criteria
diagnose untuk diabetes mellitus digolongkan sebagai penderita gangguan toleransi glukosa.

Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus
untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.
(S,Sumosardjuno,1986)

Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot
kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan
kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi.
(www.diabetesmelitus.com)

B. Tujuan
1. Memperbaiki sirkulasi darah.
2. Memperkuat otot-otot kecil.
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki.
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha.
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi.

C. Indikasi Dan Kontraindikasi


1. Indikasi
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes mellitus dengan tipe 1
maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita Diabetes Mellitus
sebagai tindakan pencegahan dini.

2. Kontraindikasi
a) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau nyeri dada.
b) Orang yang depresi, khawatir atau cemas.

D. Anatomi Dan Fisiologi

Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira – kira 15 cm, lebar 5 cm,
mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata – rata 60 – 90 gram. Terbentang pada
vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.

Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik hewan
maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk
oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama
dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat
ini. Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal
dari lapisan epitel yang membentuk usus.

Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :

1) Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.


2) Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi
insulin dan glukagon langsung ke darah.

Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di
seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Pulau langerhans
berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang
terkecil adalah 50 m, sedangkan yang terbesar 300 m, terbanyak adalah yang besarnya 100 – 225
m. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 – 2 juta.

Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :


1) Sel – sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20 – 40 % ; memproduksi glikagon yang manjadi
faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity “.
2) Sel – sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60 – 80 % , membuat insulin.
3) Sel – sel D ( delta ), jumlahnya sekitar 5 – 15 %, membuat somatostatin.

Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan sifat pewarnaan. Di
bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak mengandung
pembuluh darah kapiler. Pada penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta
yang normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin sehingga
dianggap tidak berfungsi.

Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia. Molekul
insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan B. Kedua rantai ini
dihubungkan oleh dua jembatan ( perangkai ), yang terdiri dari disulfida. Rantai A terdiri dari 21
asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4 – 7 dengan
titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein
reseptor yang besar di dalam membrana sel.

Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran berselaput
yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik
kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100ml
darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin
akan menurun.

Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan hormon
gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme
utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membran sel ke jaringan
terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.

E. Hal Yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan


1) Lihat Keadaan umum dan keadaran pasien.
2) Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan.
3) Cek Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada).
4) Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan senam kaki
tersebut.
5) Kaji status emosi pasien (suasanan hati/mood, motivasi).

F. Diagnosa Keperawatan Yang Berkaitan Dengan Tindakan


1) Resiko intoleran aktivitas b.d tirah baring, kelemahan.
2) Resiko kerusakan integritas kulit b.d perubahan sirkulasi darah, hambatan mobilitas
fisik.

G. Implementasi
i. Persiapan Alat
a) Kertas Koran 2 lembar
b) Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk)
c) Hanskun

ii. Persiapan Klien


Kontrak topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam kaki

iii. Persiapan Lingkungan


a) Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien
b) Jaga privacy pasien

iv. Prosedur Pelaksanaan


1) Perawat cuci tangan.
2) Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas
bangku dengan kaki menyentuh lantai.
3) Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu
dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.

4) Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada
kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke
atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan
diulangi sebanyak 10 kali.

5) Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
6) Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

7) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
8) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan
ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
9) Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki
secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
10) Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan
kaki kedepan dan kebelakang.
11) Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan
pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
12) Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan
kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula
menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja.
13) Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
14) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
15) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
16) Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.

H. Hal Yang Harus Di Evaluasi Setelah Tindakan


1. Pasien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki.
2. Pasien dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam kaki.
3. Pasien dapat memperagakkan sendiri teknik-teknik senam kaki secara mandiri.

I. Dokumentasi Tindakan
1. Respon klien.
2. Tindakan yang dilakukan klien sesuai atau tidak dengan prosedur.
3. Kemampuan klien melakukan senam kaki.

DAFTAR PUSTAKA

Noer, Sjaifoellah.1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3.Jakarta: FKUI.

Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Ed.8.Jakarta: EGC.

S,Sumosardjuno.1986.Manfaat dan macam olahraga bagi penderita diabetes melitus.Bandung.

http://miamegantika.blogspot.com/2011/06/tugas-kmb-ke-2-lp-dm-diabetes-melitus.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai