(2) Cara yang ke-2 disebut infeksi debu (airbone infection). Pada cara ini
benih-benih penyakit terdapat di udara.Benih-benih itu asalnya dari benih-benih
yang terdapat dalam ludah yang sudah jatuh ke tanah dan mendebu. Karena sangat
halus dan ringannya, benih itu dapat berada dalam udara untuk sementara waktu.
Menurut penyelidikan yang akhir-akhir, sinar-sinar ultra ungu dapat membunuh
benih-benih penyakit yang terdapat dalam udara itu.
2. Saluran Pencernaan
3. Kulit
5. Melalui Plasenta
G. Mekanisme infeksi
a) Pembagian Infeksi :
PRIMER : Apabila terjadi secara langsung sebagai akibat dari proses yang
ditimbulkan mikroorganisme sendiri
REINFEKSI :Penyakit yang mula-mula sudah sembuh tapi kemudian muncul lagi.
Disebut juga “Residif”.
SUPER INFEKSI : Proses penyakit belum sembuh akan tetapi sudah disusul oleh
infeksi yang lain. Disebut juga “infeksi Ganda”.
INFEKSIOUS : Penyakit infeksi yang mudah menular dari seorang kepada orang
lain. Disebut juga “Infeksiosa”.
TAHAP PENYEMBUHAN
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir pula. Perjalanan penyakit tersebut
dapat berakhir dengan 5 alternatif:
1. Sembuh sempurna
Penderita sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi sel/jaringan/organ tubuh
kembali seperti sediakala.
2. Sembuh dengan cacat
Penderita sembuh dari sakitnya namun disertai adanya kecacatan. Cacat dapat
berbentuk cacat fisik, cacat mental, maupun cacat sosial.
3. Pembawa (carier)
Carier / karier : orang yang mengeluarkan mikroorganisme sesudah sembuh
ü Karier konvalen : mengeluarkan mikroorganisme hanya pada masa penyembuhan
ü Karier temporer : mengeluarkan mikroorganisme tidak lebih dari satu tahun
ü Karier kronik : mengeluarkan mikroorganisme lebih dari satu tahun (terjadi pada
demam tifoid)
ü Ekskretor asimptomatik (karier kontak): orang-orang yang mendapat infeksi dengan
mikroorganisme tanpa menampakkan perkembangan penyakit. Terjadi pada
poliomielitis, infeksi staphylococcus aureus, sakit tenggorokan karena infeksi
streptokokus, difteri, disentro, meningitis yang disebabkan meningokokus
4. Kronis
Perjalanan penyakit bergerak lambat, dengan tanda dan gejala yang tetap atau tidak
berubah.
5. Meninggal dunia
Akhir perjalanan penyakit dengan adanya kegagagalan fungsi-fungsi ogan.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Schaffer, et al (2000) Pencegahan Infeksi & Praktik yang Aman, Jakarta: EGC.