Anda di halaman 1dari 52

DARAH

OLEH :
KELOMPOK 2
EVA KURNIASIH R
EKA YULISTANTI
SARAH KRISTIANI
Pengertian
Darah : Suatu jaringan ikat ber
sifat cair, berwarna merah karen
a mengandung pigmen darah yang
disebut Hemoglobin, mengalir da
lam suatu system sirkulasi deng
an jantung sebagai alat pemompa
nya.
Fungsi Darah

• Sebagai alat Trasportasi zat-zat terlarut


• Sebagai pertahanan tubuh yang dilakukan oleh
Leukosit dan Antibodi
• Sebagai Hemostatis: mempertahankan olume
darah yang diperankan oleh system koagulasi,
Trombosit dan albumin
• Sebagai buffer, menjaga pH darah
• Menstabilkan suhu tubuh
Komponen Darah
• Sel-sel darah : Eritrosit , L eukosit
• Platelet : Trombosit
• Plasma pada dasarnya adalah larutan air yang
mengandung Air (90%)
• Zat terlarut (10%) yang terdiri dari :
- Protein plasma : albumin, globulin, fibrino
gen 7%
- Senyawa Organik : As. Amino, glukosa, vitam
in, lemak 2.1%
- Garam organik : sodium, pottasium, calcium
KOMPONEN DARAH

Secara umum darah


digolongkan dalam dua
komponen
• Plasma darah
• Sel-sel darah

06/12/21
Hemopoesis
• Proses pembentukan sel-sel darah dala
m organ pembentuk sel darah.

• Hemopoesis dimulai sejak fetus berada


dalam kandungan, sejak saat terjadiny
a saccus vitellinus (Yolk sac) sebelu
m terjadi organ-organ lain.
Fase Hemopoesis

1. Fase Mesoblastik
Darah dibentuk dalam organ yang disebut Blood
Islands (pulau – pulau darah), dimana organ ini
berada dekat Yolk Sac (kuning telur) pada masa
janin atau Foetus berumur 1-3 bulan. Sel darah
primitif disebut sebagai Hemositoblast.
2. Fase Heomofosis Hepatic

Darah dibentuk dalam organ yang disebut Hepar


(hati) yaitu pada masa janin berusia 3-7 bulan.

3. Fase Limfomieloid

Darah dibentuk dalam organ sumsum tulang merah


dan organ limpa serta kelenjar limfe pada masa
janin berusia 7 bulan – terlahir dan dewasa.
ERITROPOEISIS
• Adalah proses pembentukan sel-sel dar
ah merah (eritrosit)
• Dipengaruhi oleh eritropoeitin

• Rubriblas Prorubrisit Rubrisit

Metarubrisit Retikulosit Eri


trosit
RUBRIBLAS
 Ukuran 18-25
mikron
 Berinti bulat
dengan
beberapa anak
inti dan
kromatin yang
halus.
 Inti berwarna
biru kemerah-
merahan
sitoplasmanya
berwarna biru
PRORUBRISIT
 Ukuran lebih kecil dari r
briblast.
 kromatin inti kasar
 Sitoplasma kemerahan
 Prorubrisit berukuran 10
14 mikron atau sekitar 1,
sampai 2 kali ukuran erit
osit
 Jumlahnya dalam keadaan n
rmal 1-4 % dari seluruh s
l berinti.
 kromatin inti kasa
RUBRISIT r
 inti sel lebih kecil
dari prorubrisit, tetapi
sitoplasmanya lebih b
anyak
 Jumlah sel ini dalam
sumsum tulang orang d
ewasa normal adalah 1
0-20 %.
 Rubrisit berukuran 10
- 12 mikron atau seki
tar 1,5 ukuran eritro
sit
METARUBRISIT
 Inti sel kecil padat

 kromatin menggumpal.

 Sitoplasma Merah

 Metarubrisit berukuran 8 - 11 mikron


atau sedikit lebih besar dari eritrosit.

 Jumlahnya dalam keadaan normal a


dalah 5-10 %.
RETIKULOSIT

M engandung sisa-sisa RN
A dan mengandung berbaga
i fragmen mitokondria

Dalam darah normal terd


apat 0,5-2,5 % retikulos
it.
ERITROSIT
 B erbentuk cakram bikonkav

 U kuran
diameter 7-8 um da
n tebal 1,5-2,5 um.

 Bagiantengah sel ini leb


ih tipis daripada bagian
tepi

 Umureritrosit adalah sek


itar 120 hari.
KELAINAN BENTUK ERITROSIT
SICKLE CELL

• Dijumpai pada orang keturunan Afrika


• penyakit keturunan
• produksi hemoglobin abnormal.
• Sel darah merah menjadi berbentuk
sabit, tidak dapat mengangkut oksigen
secara memadai,

06/12/21
HIPOCHROME
Gambaran sel darah merah
yang hipokrom dapat ditemukan
pada anemia kurang besi
(defisiensi fe), thalassemia, atau
anemia karena penyakit kronis.

06/12/21
 Gambaran makrositik 
berarti volume eritrosit
lebih besar dari normal.
Dapat ditemukan pada
penyakit anemia
megaloblastik karena
kurang vit.B12 atau asam
folat, anemia setelah
perdarahan akut, atau
anemia karena penyakit
hati kronik.

06/12/21
06/12/21
06/12/21
06/12/21
06/12/21
06/12/21
06/12/21
06/12/21
06/12/21
06/12/21
Tear Drop Cell / Sel air
mata

 Memiliki ukuran lebih ke


cil dari eritrosit normal, hi
pokromik karena distorsi
fragmen eritrosit. Ditemu
kan pada anemia megalo
blastik, Myelofibrosis, tha
lasemia.
06/12/21
Granulopoesis

06/12/21
MIELOBLAST
 Inti bulat berwarn
a biru kemerah-mer
ahan
 Sitoplasma berwarn
a biru dan sekitar
inti menunjukkan w
arna yang lebih mu
da
 Ukuran kisaran 15-20
mikrometer.
 Jumlahnya dalam su
msum tulang normal
adalah < 1%
PROMIELOSIT
 Sitoplasmaseri granulosit
telah memperlihatkan granul
a berwarna biru tua

 Berbentuk bulat dan tidak t


eratur

 Ukuran sel : 15 - 30 um

 Granulasering tampak menut


upi inti, mengandung mielope
roksidase, fosfatase asam,
protease dan lisozim
MIELOSIT
 Inti sel mungkin bulat atau lonjong

 Sitoplasma sel lebih banyak dibanding


kan dengan promielosit

 Jumlahnya dalam keadaan normal adalah


2-10 %

M enunjukkan diferensiasi yaitu telah


mengandung laktoferin, lisozim peroks
idase dan fosfatase lindi
 Ukuran Netrofil mielosit :12-20Um
 Eosinofil mielosit : 16um
METAMIELOSIT
 kromatin menggumpal

 Sitoplasmamengandung granula k
ecil berwarna kemerah-merahan

 UkuranNetrofil metamielosit antara


12 -18um

 Selini dalam keadaan normal te


tap berada dalam sumsum tulang
dengan jumlah 5-15 %.
06/12/21
Metamielosit menjadi batang apabila lekukan
pada inti melebihi setengah ukuran inti yang bulat
sehingga berbentuk seperti batang yang lengkung.
Inti : kadang-kadang tampak piknotik pada kedua
ujung inti.
Sitoplasma : mengandung granula halus berwarna
kemerah-merahan.
Selanjutnya sel ini menjadi neutrofil segmen.
Dalam sumsum tulang normal sel ini merupakan
10-40 % dari sel berinti.

06/12/21
Monoblast dan Promonosit

06/12/21
Inti memperlihatkan lekukan terlipat atau
menyerupai gambaran otak dan
sitoplasma dengan pseudopodia.
Monoblast dan promonosit dalam
keadaan normal sulit dikenal atau
dibedakan dari mieloblast dalam sumsum
tulang

06/12/21
LIMFOPOESIS

06/12/21
 Kelenjar timus mempengaruhi sel
pendahulu untuk membentuk limfosit T,
 Pembentukan limfosit B dipengaruhi
oleh jaringan yang menyerupai jaringan
bursa

06/12/21
Limfoblast dan Prolimfosit

06/12/21
Limfoblast memiliki inti bulat berukuran besar
dengan satu atau beberapa anak inti,
kromatin inti tipis rata dan tidak menggumpal.
Sitoplasma sedikit dan berwarna biru.

Prolimfosit menunjukkan kromatin lebih kasar


tetapi belum menggumpal seperti limfosit.
Kadang-kadang sulit membedakan limfoblast dari
limfosit dan pada keadaan ragu-ragu dianjurkan
untuk menganggap sel itu sebagai limfosit.

06/12/21
Sel Plasma

06/12/21
Sel Plasma (Plasmosit) mempunyai hubungan erat
dengan limfosit
Terdapat dalam jaringan limfoid
 Berperan dalam sistem imun tubuh.
Akibat stimulasi antigen, sel limfosit B
mengalami transformasi blast dan membentuk sel
plasma yang memproduksi imunoglobulin.
Plasmosit dalam keadaan normal tidak tampak
dalam darah tepi tetapi dijumpai dengan jumlah
sekitar 1 % dari sel berinti dalam sumsum tulang.

06/12/21
TROMBOPOESIS

06/12/21
Trombosit berasal dari megakariosit yang terdapat
dalam sumsum tulang.
Pengaturan produksi Trombosit dilakukan oleh
trombopoetin.
Berperan sebagai sel pembeku darah.
Dalam darah tepi berumur pendek, jumlahnya
tidak merata, mudah menggumpal dan mudah
rusak.
Dalam darah tepi orang normal :150.000-300.000
sel permm3 darah.

06/12/21
leukosit

Berinti besar Berinti kecil


AGRANULOSIT GARNULOSIT

Bergerak Bergerak
cepat lambat netral asam basa

limfosit monosit neutrofil eosinofil basofil


Agranulosit
Limfosit

 Berbentuk seperti bola dengan ukuran diameter 6-14


mikron
 Dibentuk di sumsum tulang (janin di hati)
 Limfosit, tidak dapat bergerak
 berinti satu
 berfungsi untuk membentuk antibodi

Monosit

 Berinti satu
 Berbentuk kepal kuda atau ginjal dengan ukuran diameter
12-20 mikron
 Bersifat fagosit
Granulosit
 Neutrofil
 Memiliki inti
 Berukuran sekitar 8 mikron
 Bersifat fagosit dengan cara masuk kejaringan yang
terinfeksi
 Aktif selama 6-20 jam

 Eusinofil
 memiliki inti
 Bersifat fagosit lemah
 Berbentuk hampir seperti bola
 Berukuran sekitar 9 mikron
Basofil

Bentuknya bulat atau oval


Meninggalkan sistem sirkulasi da
n terakulmulasi dalam cairan inter
stitial pada tempat infeksi atau p
eradangan, melepas toksin yang mem
bunuh mikroorganisme penyusup dan
parasit.
TERIMAKASIH

06/12/21

Anda mungkin juga menyukai