Anda di halaman 1dari 42

Konsep Diri

Konsep diri
• Semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan,
serta pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan memengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain.
RENTANG RESPONS KONSEP DIRI
• Konsep diri seseorang terletak pada suatu
rentang respons antara ujung adaptif dan
ujung maladaptif, yaitu aktualisasi diri, konsep
diri positif, harga diri rendah, kekacauan
identitas, dan depersonalisasi.
Adaptif Maldaptif

Adaptasi posisitf Positif Rendah Identitas Depersonalisasi


Menurut Maslow karakteristik aktualisasi diri
meliputi:
7. rendah hati,
1. realistik, 8. mempunyai dedikasi untuk
2. cepat menyesuaikan diri bekerja,
dengan orang lain,
9. kreatif, fleksibel, spontan,
3. persepsi yang akurat dan dan mengakui kesalahan,
tegas,
10. terbuka dengan ide-ide
4. dugaan yang benar terhadap
baru,
kebenaran/kesalahan,
5. akurat dalam memperbaiki 11. percaya diri dan
masa yang akan datang, menghargai diri,
6. mengerti seni, musik, politik, 12. kepribadian yang dewasa,
filosofi, 13. dapat mengambil
keputusan
14. berfokus pada masalah,
15. menerima diri seperti apa adanya,
16. memiliki etika yang kuat,
17. mampu memperbaiki kegagalan.
KOMPONEN KONSEP DIRI
Citra tubuh

Harga Diri
Ideal Diri Konsep Diri

Peran Identitas diri


Citra Tubuh

• Kumpulan sikap individu baik yang disadari


maupun tidak terhadap tubuhnya, termasuk
persepsi masa lalu atau sekarang mengenai
ukuran, fungsi, keterbatasan, makna, dan
objek yang kontak secara terus-menerus
(anting, make up, pakaian, kursi roda, dan
sebagainya) baik masa lalu maupun sekarang.
Ideal Diri
•  Persepsi individu tentang seharusnya
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi,
tujuan, atau nilai yang diyakininya.
• Penetapan ideal diri dipengaruhi oleh
kebudayaan, keluarga, ambisi, keinginan, dan
kemampuan individu dalam menyesuaikan diri
dengan norma serta prestasi masyarakat
setempat.
• Ideal diri akan melahirkan harapan individu
terhadap dirinya saat berada di tengah
masyarakat dengan norma tertentu.
• Ideal diri berperan sebagai pengatur internal
dan membantu individu mempertahankan
kemampuannya menghadapi konflik atau
kondisi yang membuat bingung.
• Ideal diri penting untuk mempertahankan
kesehatan dan keseimbangan mental.
Harga Diri
• Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dan menganalisis seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri.
Empat Hal Yang Dapat Meningkatkan Harga
Diri Anak
1. memberi kesempatan untuk berhasil,
2. menanamkan idealisme,
3. mendukung aspirasi/ide,
4. membantu membentuk koping.
Peran

•  Serangkaian pola sikap, perilaku, nilai, dan


tujuan yang diharapkan oleh masyarakat
sesuai posisinya di masyarakat/kelompok
sosialnya.
Hal-hal yang memengaruhi penyesuaian individu
terhadap peran antara lain sebagai berikut
1. Kejelasan perilaku yang sesuai dengan peran dan
pengetahuannya tentang peran yang diharapkan.
2. Respons/tanggapan yang konsisten dari orang
yang berarti terhadap perannya.
3. Kesesuaian norma budaya dan harapannya
dengan perannya.
4. Perbedaan situasi yang dapat menimbulkan
penampilan peran yang tidak sesuai.
Identitas
• kesadaran tentang “diri sendiri” yang dapat
diperoleh individu dari observasi dan penilaian
terhadap dirinya, serta menyadari individu
bahwa dirinya berbeda dengan orang lain.
Ciri individu dengan identitas diri yang positif

1. Mengenal diri sebagai individu yang utuh terpisah


dari orang lain.
2. Mengakui jenis kelamin sendiri.
3. Memandang berbagai aspek diri sebagai suatu
keselarasan.
4. Menilai diri sesuai penilaian masyarakat.
5. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan
yang akan datang.
6. Mempunyai tujuan dan nilai yang disadari.
Ciri Individu Yang Berkepribadian Sehat

• Citra tubuh positif dan sesuai.


• Ideal diri realistis.
• Harga diri tinggi.
• Penampilan peran memuaskan.
• Identitas jelas.
PENGKAJIAN
• Faktor Predisposisi
1. Citra tubuh
a. Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan
fungsi).
b. Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh
(akibat tumbuh kembang atau penyakit).
c. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur
dan fungsi tubuh.
d. Proses pengobatan, seperti radiasi dan kemoterapi.
2. Harga diri

a. Penolakan.
b. Kurang penghargaan.
c. Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak
konsisten, terlalu dituruti, terlalu dituntut.
d. Persaingan antara keluarga.
e. Kesalahan dan kegagalan berulang.
f. Tidak mampu mencapai standar.
3. Ideal diri

a. Cita-cita yang terlalu tinggi.


b. Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
c. Ideal diri samar atau tidak jelas.
4. Peran

a. Stereotipe peran seks.


b. Tuntutan peran kerja.
c. Harapan peran kultural.
5. Identitas diri

a. Ketidakpercayaan orang tua.


b. Tekanan dari teman sebaya.
c. Perubahan struktur sosial
Faktor Presipitasi

1. Trauma.
2. Ketegangan peran.
3. Transisi peran perkembangan.
4. Transisi peran situasi.
5. Transisi peran sehat-sakit.
Perilaku

1. Citra tubuh
a. Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh
tertentu.
b. Menolak bercermin.
c. Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat
tubuh.
d. Menolak usaha rehabilitasi.
e. Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat.
f. Menyangkal cacat tubuh.
2. Harga diri rendah

a. Mengkritik diri i. Perasaan negatif terhadap


sendiri/orang lain. tubuh.
j. Ketegangan peran.
b. Produktivitas menurun.
k. Pesimis menghadapi hidup.
c. Gangguan berhubungan.
l. Keluhan fisik.
d. Merasa diri paling penting. m. Penolakan kemampuan diri.
e. Destruktif pada orang lain. n. Pandangan hidup bertentangan.
f. Merasa tidak mampu. o. Destruktif terhadap diri.
g. Merasa bersalah dan p. Menarik diri secara sosial.
khawatir. q. Penyalahgunaan zat.
h. Mudah tersinggung/marah. r. Menarik diri dari realitas.
3. Kerancuan identitas
a. Tidak ada kode moral.
b. Kepribadian yang bertentangan.
c. Hubungan interpersonal yang eksploitatif.
d. Perasaan hampa.
e. Perasaan mengambang tentang diri.
f. Kerancuan gender.
g. Tingkat ansietas tinggi.
h. Tidak mampu empati terhadap orang lain.
i. Masalah estimasi.
Depersonalisasi
AFEKTIF PERSEPTUAL KOGNITIF Perilaku

• Kehilangan • Halusinasi • Bingung. • Pasif.


identitas. dengar dan lihat. • Disorientasi • Komunikasi
• Perasaan • Bingung waktu. tidak sesuai.
terpisah dari diri. tentang • Gangguan • Kurang
• Perasaan tidak seksualitas diri. berpikir. spontanitas.
realistis. • Sulit • Gangguan daya • Kehilangan
• Rasa terisolasi membedakan diri ingat. kendali terhadap
yang kuat. dari orang lain. • Gangguan impuls.
• Kurang rasa • Gangguan citra penilaian. • Tidak mampu
berkesinambunga tubuh. • Kepribadian memutuskan.
n. • Dunia seperti ganda • Menarik diri
• Tidak mampu dalam mimpi. secara
mencari sosial.
kesenangan.
Mekanisme Koping
1. Pertahanan jangka pendek
a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara
dari krisis, seperti kerja keras, nonton, dan lain-lain.
b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti
sementara, seperti ikut kegiatan sosial, politik, agama,
dan lain-lain.
c. Aktivitas yang sementara dapat menguatkan perasaan
diri, seperti kompetisi pencapaian akademik.
d. Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk
membuat masalah identitas menjadi kurang berarti
dalam kehidupan, seperti penyalahgunaan obat.
2. Pertahanan jangka panjang

a. Penutupan identitas
• Adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang yang penting bagi individu tanpa
memperhatikan keinginan, aspirasi, dan
potensi diri individu

b. Identitas negatif
• Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat
diterima oleh nilai-nilai harapan masyarakat.
3. Mekanisme pertahanan ego

a. Fantasi
b. Disosiasi
c. Isolasi
d. Proyeksi
e. Displacement
f. Marah/amuk pada diri sendiri
DIAGNOSIS
Resiko isolasi
• Pohon Masalah sosial menarik
Resiko perilaku
kekerasan
diri

Gangguan konsep diri:


a. Harga diri rendah kronis
b. Gangguan citra tubuh
c. Penampilan peran

Koping keluarga
tidak efektif
Daftar Diagnosis

1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan


harga diri rendah.
2. Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan
harga diri rendah.
3. Gangguan konsep diri: citra tubuh berhubungan
dengan koping keluarga inefektif.
4. Gangguan konsep diri: identitas personal
berhubungan dengan perubahan penampilan
peran.
RENCANA INTERVENSI
• Tindakan Keperawatan pada Pasien
1. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki.
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
c. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai
kemampuan.
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai
kemampuan.
e. Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah
dilatihnya.
2. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang masih dimiliki pasien.
1) Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki
sejumlah kemampuan dan aspek positif
seperti kegiatan pasien di rumah, serta adanya
keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan
hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien
penilaian yang negatif.
b. Membantu pasien dapat menilai kemampuan
yang dapat digunakan.
1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan
yang masih dapat digunakan saat ini setelah
mengalami bencana.
2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi
penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien.
3) Perlihatkan respons yang kondusif dan
menjadi pendengar yang aktif.
c. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan
sesuai dengan kemampuan.
1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang
dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan
pasien lakukan sehari-hari.
2) Bantu pasien menetapkan aktivitas yang dapat pasien
lakukan secara mandiri, aktivitas yang memerlukan
bantuan minimal dari keluarga, dan aktivitas yang perlu
bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat
pasien.
3) Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat
dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar
aktivitas atau kegiatan sehari-hari pasien.
d. Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih
sesuai kemampuan.
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk
menetapkan urutan kegiatan (yang sudah
dipilih pasien) yang akan dilatihkan.
2) Bersama pasien dan keluarga memperagakan
beberapa kegiatan yang akan dilakukan
pasien.
3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata
setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien.
e. Membantu pasien dapat merencanakan
kegiatan sesuai kemampuannya.
1) Memberi kesempatan pada pasien untuk
mencoba kegiatan yang telah dilatihkan.
2) Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat
dilakukan pasien setiap hari.
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat
toleransi dan perubahan setiap aktivitas.
4) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan
bersama pasien dan keluarga.
5) Berikan kesempatan mengungkapkan
perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan.
6) Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap
aktivitas yang dilakukan pasien.
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
1. Tujuan
a. Keluarga dapat membantu pasien
mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
b. Keluarga memfasilitasi aktivitas pasien yang
sesuai kemampuan.
c. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan latihan yang dilakukan.
d. Keluarga mampu menilai perkembangan
perubahan kemampuan pasien.
2. Tindakan keperawatan

a. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang


dimiliki pasien.
b. Anjurkan memotivasi pasien agar menunjukkan
kemampuan yang dimiliki.
c. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien
dalam melakukan kegiatan yang sudah dilatihkan
pasien dengan perawat.
d. Ajarkan keluarga cara mengamati
perkembangan perubahan perilaku pasien.

Anda mungkin juga menyukai