Anda di halaman 1dari 67

KONJUNGTIVITIS

OLEH
FIRDHA KUMALA INDRIYANI
20174011070
Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva terdiri atas 3 bagian yaitu :
1. Konjungtiva Palpebralis : melapisi
permukaan posterior palpebra dan
melekat erat ke tarsus.
2. Konjungtiva Bulbaris : menutupi
sebagian permukaan anterior bola
mata
3. Konjungtiva Forniks : tempat
peralihan konjungtiva tarsal dan
konjungtiva bulbi.
Perlindungan Alamiah Konjungtiva

Aktivitas
Perlindugan Suhu rendah Perlindungan oleh
Pembilasan lisozim yang
fisik oleh karena immunoglobular
oleh air mata bersifat pada air mata
kelopak mata terpapar udara
antibakteri
DEFINISI

Konjungtivitis merupakan inflamasi (peradangan) pada


jaringan konjungtiva yaitu selaput bening yang menutupi bagian
berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam
kelopak mata, yang dapat terjadi secara akut maupun kronis,
akibat invasi mikorrorganisme dan atau reaksi imunologik.
KLASIFIKASI

Konjungtivitis

Waktu Penyebab

Imunologik
Akut Kronis Agen Infeksi Autoimun Kimia/Iritatif
(Alergi)
Konjungtivitis Karena Agen Infeksi

Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis


Bakterial Viral Jamur Parasit Klamidia

Konjungtivitis
Konjungtivitis Viral
- Infeksi loa loa - Trakoma
Folikular Viral - Candida albicans
Kronis - Infeksi ascaris - Konjungtivitis Inklusi
Akut
- Konjungtivitis hiperakut (Neisseria lumbricoides - Konjungtivitis
gonorrhoeae, N. meningitides) (Buthcer) Limfogranuloma Venerum
- konjungtivitis akut (Streptococcus
pneumonia, Haemophilus aegyptius) - Keratokonjungtivitis - Infeksi taenia
- Konjungtivitis subakut ( H influenza, E
Epidemika solium
- Blefarokonjungtivitis
coli) -Demam Molluscum Contagiosum
Faringokonjungtiva
- Konjungtivitis kronik (infeksi sekunder - Konjungtivitis
pada obstruksi ductus nasolacrimalis - Keratokonjungtivitis Varisella-zoster
dan dakriosistitis kronik) Herpetik (virus herpes
simplek) - Keratokonjungtivitis
Morbili / Campak
- Keratokonjungtivitis
Bakteri yang jarang : Corynebacterium New Castle (peternak
diphtheria, Streptococcus pyogenes, unggas)
Moraxella catarrhalis
- Konjungtivitis
Hemoragik Epidemik
Akut
Konjungtivitis Imunologik (Alergik)

Reaksi Reaksi
Hipersensitivitas Hipersensitivitas
Humoral Langsung Tipe Lambat

Konjungtivitis
Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis Keratokonjungtivit
Demam Jerami Konjungtivitis
vernalis atopik papil raksasa is Phlyctenulosis
(Hay Fever) Ringan Sekunder
terhadap
Blefaritis Kontak
Konjungtivitis Kimia
atau Iritatif
Konjungtivitis
Akibat Penyakit
Autoimun

Konjungtivitis Konjungtivitis Pekerjaan Konjungtivitis karena


Iatrogenik Pemberian oleh Bahan Kimia dan Bulu Ulat (Oftalmia
Obat Topikal Iritan Nodusum)

Keratokonjungtivitis
Sicca (penyakit pada
syndrome sjorgen)
- Dipivefrin - Asam
- Miotik - Alkali
- Idoxuridin - Asap
- Neomycin - Angin
FAKTOR RISIKO

Higiene

Iklim

Usia

Lingkungan

Status Ekonomi
Lingkungan kering (faktor Air mata lebih cepat
Mata kering
predisposisi) menguap
Gampang teriritasi oleh
bakteri, virus, alergen, atau
benda asing

Pembuluh darah
Aliran darah semakin cepat Muncul reaksi inflamasi
vasokonstriksi

Edema
Permeabilitas kapiler Cairan berpindah ke ruang
Vasodilatasi
meningkat interstitial

Pseudoptosis
warna mata lebih
Vasodilatasi Injeksi konjungtiva
merah
Proses kompensasi Gl. Lacrimalis tertekan
dari sistem imun terus
terhdap
bakteri/virus/alergen
Tertumpuk bersama leukosit + lipid dalam
Virus/bakteri mati
bentuk sekret Epifora
MANIFESTASI KLINIS
Mata merah

Keluar cairan (sekret)

Sensasi benda asing, yaitu tergores atau terbakar

Sensasi penuh di sekitar mata, gatal dan fotofobia


Tanda- tanda Konjungtivitis

Pseudomembaran
Hiperemis Mata berair/ epifora Hipertrofi papilar
Eksudasi atau membran
• Merah terang  • Sekresi air mata
konjungivitis bakteri diakibatkan oleh • Eksudat berlapis-lapis • reaksi konjungtiva • Pseudomembran =
• Putih susu  sensasi benda asing, dan amorf  nonspesifik karena
konjungtivitis bakteri
pengentalan diatas
konjungtivitis alergi sensasi terbakar atau
tergores, atau rasa • Eksudat berserabut  konjungtiva terikat epitel yang jika
• Hiperemi tanpa
infiltrasi  iritasi gatal. konjungtivits alergika pada tarsus atau diangkat epitelnya
(angina, matahari, • Transudasi ringan • Kotoran mata di limbus dibawah tetap utuh
asap, dll) akibat pembuluh yang palpebral saat bangun
hiperemik dan tidur, palpebral lengket
serabut-serabut • Membran =
menambah jumlah air • Eksudat sangat banyak halus. pengentalan
mata dan palpebra saling • Papil raksasa meliputi seluruh
melengket
konjungtivitis (cobblestone)  epitel jika diangkay
bakteri/klamidia keratokonjungtivitis meninggalkan
vernal permukaan kasar
dan berdarah.
Tanda- tanda Konjungtivitis
Konjungtivitis Limfadenopati Granuloma
ligneosa preaurikular konjungtivitis
Pseudoptosis Kemosis • Yaitu bentuk istimewa • Selalu mengenai
Fliktenula konjungtivitis
• Tanda penting
konjungtivitis stroma dan paling
• Yaitu terkulainya • Edem bila terjadi membranosa rekuren • Sebuah KGB preaurikular sering berupa kalazion
palpebra superior inflamasi hebat pada • Yaitu reaksi • Keadaan ini bilateral tampak jelas pd sindrom
karena infiltrasi di otot konjungtiva hipersensitivitas • Penyebab endogen
trutama pd anak, lbh okuloglandular Parinaud
Muller lambat terhadap dan jarang pd lain adalah sarkoid,
• Pad konjunctivitis banyak pd perempuan, sifilis, penyakit “cat –
antigen mikroba keratokonjungtivitis
• Dijumpai pada alergika, dan mungkin epidemika. scratch, dan
konjgtivitis berat gonokok/momokok, (stapilokok, menyertai temuan • KGB bisa besar/kecil, coccidioidomycosis
(trakoma) dan adenoviral mikobakterial) sistemik lain, seperti kadang ada nyeri tekan, (jarang)
keratokonjungtivitis • Awalnya berupa nasofaringitis dan ada pd konjungtivitis
perivaskulitis dg • Sindrom
epidemika vulvovaginitis herpes simplek primer,
keratokonjungtivitis okuloglandular
penumpukan limfosit
epidemika, konjungtivitis Parinaud terdiri atas
di pembuluh darah
inklusi, dan trakoma granuloma konjungtiva
• Bila sampai • KGB preaurikular kecil dan pembesaran KGB
menimbulkan ulkus tanpa nyeri tekan terdapat preaurikular
konjugtiva, dasar ulkus pada
• Kelompok penyakit ini
dipenuhi oleh leukosit demamfaringokonjungtiva
polimorfonuklear dan konjungtivitis memerlukan
hemoragik akut pemeriksaan biopsi
• Ksdang terlihat pd anak dg untuk memastikan
infeksi kelenjar meibom diagnosis
Injeksi Konjungtiva Injeksi Siliaris Injeksi Episklera

Keratitis, Iridosiklitis,
Kausa Iritasi, Konjungtivitis Glaukoma Akut Glaucoma Akut

Limbus Ke Forniks Makin


Lokasi Forniks Ke Limbus Makin Kecil Kecil Episklera

Warna Merah Terang Merah Padam (Ungu) Merah Gelap

Pembuluh Darah Bergerak Dengan Konjungtiva Tidak Bergerak Tidak Bergerak

Sekret Sekret (+) Lakrimasi (+) -

Intensitas Nyeri Sedikit Nyeri Nyeri Hebat


Hiperemi
injeksi konjungtiva  injeksi siliar  injeksi episklera
Eksudat

Eksudat Keterangan

Serosa Infeksi virus dan iritasi

Mukoid Konjungtivitis alergi

Mukopurulen Infeksi bakteri ringan dan klamidia

Purulen Infeksi bakteri berat dan


gonorrhoea
Konjungtivitis bakteri akut
(mukopurulen)

Konjungtivitis bakteri hiperakut


(purulen)
Jenis membrane Keterangan

Pseudomembran Eksudat apabila dikelupas


akan meninggalkan epitel
yang utuh tanpa perdarahan
seperti infeksi H. Gonorrhoea
Membran Eksudat apabila dikelupas
akan meninggalkan epitel
yang robek dengan
perdarahan seperti infeksi C.
Diphteria
Reaksi konjungtiva Keterangan

Reaksi folikuler Reaksi yang terjadi pada usia


diatas 6 bulan berupa
hyperplasia jaringan limfoid,
seperti vesikel, ukuran 0,5 – 5
mm dan bulla. Contohnya infeksi
pada virus dan klamidia

Rekasi papiler Hiperplasia epitel konjungtiva


berupa poligonal contohnya
infeksi bakteri dan konjungtiva
vernal
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
Disebabkan oleh infeksi gonokokus, meningokokus, staphylococcus aureus, streptococcuc pneumoniae,
Haemophilus influenza, dan Escherichia coli

Tanda dan gejala Konjungtivitis bakteri subakut


Konjungtivitis bakteri hiperakut (purulen) • Penyebab sering Haemophilus influenza, dan kadang Escherichia
coli dan spesies proteus.
• Disebabkan Neisseria gonorrhoeae, N. meningitides
• eksudat tipis atau berawan, berair
• eksudat purulen yang banyak
Konjungtivitis bakteri kronik
Konjungtivitis bakteri akut (mukopurulen)
• Terjadi pd pasien dg obstruksi ductus nasolakrimalis &
• Penyebab umum Streptococcus pneumonia di iuklim sdg, dakriosistitis kronik. Yg biasanya unilateral
Haemophilus aegyptius di iklim tropis
• Disertai blefaritis bakterial kronik/disfungsi kelenjar meibom
• Haemophilus aegyptius di Brazil diikuti demam
Pemeriksaan Lab
• Sering terdapat dlm bentuk epidemik, disebut “mata
merah/pinkeye pd org awam Kerokan konjunctiva (Sekret) dg pulasan gram/giemsa : Bakteri dan PMN (+)

• hiperemia konjungtiva akut, sekret mukopurulen jumlah Kronis  Perlu antibiotic sensitivity Test
sedang
Konjungtivitis Bakteri Hiperakut (Purulen)
Konjungtivitis Gonore
Merupakan radang akut dan hebat pada konjungtiva akibat infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae
Gonorrhoeae paling sering ditransmisikan melalui hubungan seksual, bisa genital-tangan-orbita
Dapat juga ditransmisikan dari ibu ke neonatus saat proses kelahiran, neonatus terinfeksi karena
melewati traktus genitalia ibu yang telah terinfeksi Neisseria gonorrhoeae, sehingga
menyebabkan ophthalmia neonatrum dan infeksi neonatal sistemik.
Pada bayi penyakit ini ditularkan oleh ibu yang sedang menderita penyakit tersebut.
Gejala pada bayi atau neonatus :
-Masa inkubasi 12 jam- 5 hari
-Disertai perdarahan subkonjungtiva dan konjungtivitis kemotik
DIAGNOSIS

Diagnosis pasti dengan pemeriksaan sekret dengan:

-pewarnaan metilen biru tampak diplokokus di dalam sel leukosit.

-Dengan pewarnaan gram  sel intraselular atau ekstraselular dengan sifat gram negatif

Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada agar darah dan coklat

Dengan pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang dipulas


dengan pulasan Gram atau Giemsa; pemeriksaan ini mengungkapkan banyak
neutrofil polimorfonuklear  diagnosis untuk bakteri
PENATALAKSANAAN GO
Pada bayi diberikan salep atau
injeksi penisilin 50.000 U/KgBB Antibiotik sistemik Antibiotik topikal (Ofloksasin,
selama 7 hari - Tanpa ulkus kornea  Ceftriakson 1 siprofloksasin,
• Sekret dibersihkan dengan gram IM
tobramisin/basitrasin/salep eritromisin
kapas yg dibasahi air bersih - Dg ulkus kornea  RI+ Ceftriakson 1
yang sudah direbus atau garam gram/12 jam IV selama 5 hari (setiap 2 jam selama 2-3 hari, kemudian 5
fisiologis @ 15 menit kali selama 7 hari)
• Salep penisilin G 10.000-20.000
unit/ml @ 1 menit- 30 menit.
Kemudian salep diberikan @ 5-
30 menit Pasien dan pasangannya
• Disusul pemberian salep harus diperiksa untuk
penisilin @ 1 jam selama 3 hari Irigasi mata mengetahui apakah ada
penyakit menular seksual
lainnya.
Konjungtivitis Gonokokal
PENATALAKSANAAN
Konjungtivitis bakterial Antibiotik topikal 3- Irigasi pada
4x/hari
Konjungtivitis (kloramfenikol 1%, kantung
mukopurulen akut gentamisin konjungtiva
0,3%,;siprofloksasin (larutan salin
0,3%, ofloksasin
0,3%, atau
hangat 2-3 kali
gatifloksasin 0,3%) dalam sehari)

- Tidak diperban
Kacamata gelap - Tidak
untuk menggunakan
menghindari kortikosteroid
fotofobia - Analgetik dan
antiinflamsi
•Higiene  hilangkan sekret dengan larutan saline
•AB yang sesuai
Gram (+) Gram (-)

Kloram fenikol/Sulfa cetamid Gentamycin/tobramycin

Gramisidin Dibekacyn

Cefazolin Cyprofloksasin

Vancomycin

•Sambil menunggu hasil lab : AB topikal spektrum luas  polymyxin-trime-thoprim


PROGNOSIS

•Konjungtivitis akut hampir selalu sembuh sendiri

- tanpa diobati 10-14 hari

-diobati  1-3 hari

•Konjungtivitis gonokokus tanpa diobati  perforasi kornea dan


endoftalmitis

•Konjungtivitis stafilokokus tanpa diobati  blefarokonjungtivitis dan fase


kronik
KOMPLIKASI (Konjungtivitis
Bakterial)
Konjungtivitis gonokokal  Konjungtivitis membranosa
Konjungtivitis mukopurulen
Ulkus kornea hingga akut  ulkus kornea,
akut  ulkus kornea
perforasi, Iridosiklitis , simblefaron, trikiasis,
perifer, keratitis superfisial,
sistemik (arthritis gonore, entropion, dan serosis
blefaritis atau dakriosistitis.
endokarditis, septikemia) konjungtiva.

Konjungtivitis angular 
Blefaritis dan ulkus kornea
kataral perifer
KONJUNGTIVITIS VIRUS
Konjungtivitis Folikular Viral Akut
1. Demam Faringokonjungtival

− Demam 38,3-40°C, Faringitis, Konjungtivitis

− Unilateral & Bilateral

− Kerokan Konjungtiva : Sel Mononuklear (+)

− Anak-anak >Dewasa

− Mudah menular di Kolam Renang Berklor Rendah

− Pengobatan spesifik (-), Sembuh ±10 Hari Tanpa Pengobatan


2. Keratokonjungtivitis
Epidemika
- Umumnya Bilateral, awal sering satu
mata, yg pertama lbh parah
- Awal : Injeksi Konjungtiva, Nyeri
Sedang, Mata Berair
- 5-14 Hari : Fotopobia, Keratitis Epitel
- Nodus Periaurikular Dengan Nyeri Yang
Khas
- Kompres Dingin, Hindari Kortikosteroid
3. Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks
− Injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, fotopobia ringan
− Terjadi pada infeksi primer maupun kambuh
− Disertai keratitis herpes simpleks
− Kornea : lesi-lesi epitel
− Palpebra : vesikel-vesikel herpes, edema
− Khas : nodus periaurikular kecil & nyeri tekan
− Berlangsung 2-3 minggu
− Umumnya sembuh sendiri
− AV topikal : 7-10 hari (trifluridin setiap 2 jam sewaktu bangun)
− Keratitis herpetik : salep acyvlovir 3% 5 x sehari selama 10 hari atau acyclovir oral 400 mg 5 x sehari
selama 7 hari.
− Kortikosteroid  KONTRAINDIKASI, memperburuk infeksi dan bisa jadi infeksi berat berkepanjangan
Konjungtivitis virus
Injeksi konjungtival
Sekret sereous  Infiltrat dengan batas seperti cabang-cabang
Perdarahan subkonjungtiva ( subakut )  Disebabkan Herpes simpleks
5. KONJUNGTIVIS HEMORAGIK AKUT
4. KONJUNGTIVIS PENYAKIT NEW CASTLE
•Jarang • Disebabkan enterovirus tipe 70 dan sesekali coxsackievirus A24
•Tanda : perasaan gterbakar, nyeri, gatal merah, • Khas: inkubasi pendek (8-48 jam), berlangsung singkat (5-7hari)
berair mata, penglihatan kabur (jarang)
• Gejala dan tanda: nyeri, fotofobia, sensari benda asing, banyak
•Sering terjadi pd epidemi kecil di antara pekerja mengeluarkan air mata, kemerahan, edema palpebra, kadang
peternakan unggas yg menangani burung yg sakit kemosis, perdarahan subkonjungtiva umunya difus, tp awalnya
/dokter hewan, petugas lab yg bekerja dg virus berupa bintik-bintik (mulai konjungtiva bulbaris superior menyebar
atau vaksin hidup ke bawah). Kebanyakan mengalami limfadenopati preaurikular,
•Konjungtivitis ini mirip dg yg disebebkan oleh folikel konjungtiva, keratitis epitel, 25% kasus dg demam, malaise,
jenis lain, dg kemosis, nodus preaurikular kecil, mialgia generalisata.
dan folikel-folikel di tarsus superior dan inferior
• Ditularkan melalui kontak erat dr orang ke orang dan benda
•Tidak ada/tidak perlu pengobatan sembuh penularan (alat optik dan air)
sendiri
• Penyembuhan terjadi 5-7 hari dan tidak ada pengobatan yg pasti
Konjungtivitis Viral Kronik

1. BLEFAROKONJUNGTIVITIS MOLLUSCUM 2. BLEFAROKONJUNGTIVITIS VARICELLA-ZOSTER


CONTAGIOSUM
− Hiperemia dan konjungtivitis infiltrat, erupsi
− Nodul molluscum pada tepian atau vesikuler di sepanjang dermatom nervus
kulit palpebra, konjungtiva dan alis trigeminus cabang oftalmika
mata
− Konjungtivitis papilar
− Lesi bulat, berombak, putih-mutiara, − KGB periaurikular nyeri tekan
non-inflamatorik dengan bagian pusat
yang melekuk khas − Sekuele  jaringan parut palpebra, entropion
− Terapi : acyclovir dosis tinggi  800 mg per oral
− Lesi molluscum contagiosum multipel 5 x sehari selama 10 hari
di palpebra dan wajah  pasien AIDS
Konjungtivitis Viral Kronik

3. KERATOKONJUNGTIVITIS CAMPAK

− Beberapa hari sebelum erupsi kulit, timbul konjungtivitis eksuatif dg sekret


mukopurulen, dan saat muncul erupsi kulit, timbul bercak-bercak koplik pd
konjungtiva dan terkadang pd carunculus.
− Pd saat tertentu (masa kanak-kanak dini, masa dewasa lanjut) keratitis
epitelial akan mengikuti
− Kerokan konjungtiva menunjukkan reaksi sel mononuklear, kecuali jika ada
pseudomembran atau infeksi sekunder.
− Sediaan terpulas Giemsa menampilkan sel-sel raksasa
− Tidak ada terapi spesifik, hanya tindakan penunjang saja yg dilakukan,
kecuali jika ada infeksi sistemik
KONJUNGTIVITIS CHLAMYDIA
Diasosiasikan dengan serotipe chlamydia
trachomatis:
Konjungtivitis Trachoma
Konjungtivitis folikular kronik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.

Faktor resiko penyakit ini berdasarkan hygiene perorangan ,keadaan cuaca tempat
tinggal, usia saat terkena, serta frekuensi dan jenis infeksi bacterial mata yang sudah ada.

Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung atau benda pencemar (saudara kandung,
orang tua) yg harus diperiksa. Vektor serangga, khususnya lalat, dapat berperan sebagai
penular.
Folikel Pada Konjungtiva Tarsal

Keluhan : gatal – merah - kronis


Tanda :
- Folikel besar-besar
Panus
- Herbet’s pits (folikel pada limbus mengalami
sikatrik) • Infiltrat limbus
- Panus atas
Sekret : - Mucous • Neovaskularisasi
- Mucopurulen di atas
Lab:
Giemsa sulit : inclusion bodies
ELISA
Klasifikasi Stadium Trakoma
Menurut Mac Callan
1. Stadium I = stadium insipien
– hipertropi papiler pd palpebra dan folikel imatur (tonjolan
pembesaran kelenjar limfe di
konjungtiva) di tarsus bagian atas

2. Stadium II = stadium established = stadium nyata, terdiri dari :


– A. Stadium IIA = stadium hipertrofi folikuler
– B. Stadium IIB = stadium hipertrofi papiler
– stadium IIa + IIb di sebut established trachoma didapatkan epithelial
keratitis, sub epitalia
keratitis, panus, herbet”s pits

3. Stadium III = stadium sikatrik (stadium cicatrical)


– hipertrofi folikuler masih tampak, juga papil
– sikatrik akibat dari etripion dan trikiasis di palbebra di tarsus
– panus aktif di bagian atas kornea

4. Stadium IV = stadium sembuh (stadium healed)


– sikatrik tanpa ada tanda aktif trakoma
Konjungtivitis Clamidia Trachoma
• tetrasiklin 1% atau eritromisin 1% salep 4 kali sehari selama 6 minggu
• sulfacetamide 20% tetes 3 kali sehari diikuti dengan pemberian tetrasiklin
Topikal 1% salep di malam hari selama 6 minggu.

• tetrasiklin atau eritromisin 250 mg oral 4 kali sehari selama 3-4 minggu
• doksisiklin 100 mg per oral 2 kali sehari selama 3-4 minggu atau dosis
Sistemik tunggal 1 gram azitromisin.

• Tetrasiklin 1% atau eritromisin salep 4 kali sehari selama 6 minggu


Kombinasi • Tetrasiklin atau eritromisin 250 mg oral 4 kali sehari selama 2 minggu.
Konjungtivitis inklusi dewasa
Biasanya terinfeksi dari kontak langsung atau tidak langsung dg sekret genital infeksius

Penularan lain melalui kosmetik mata dan kolam renang yg tidak terklorinasi adekuat

Onset 1-2 minggu setelah inokulasi okular dan tidak seakut keratokonjunctivitis adenoviral. Pasien dapat mengalami gejala ringan dari minggu
hingga bulan

Gejala klinis: konjunctival folikuler (paling prominen di palpebra konjungtiva inferior dan fornik), sekret mukopurulen, adenopati preaurikular

Penanganan: dapat sembuih dg sendirinya dalanm 6-18 bulan. Rekomendasi antibiotik yg dapat diberikan:

Azithromycin 1000 g single dose

Doxycycline 2x100 mg selama 7 hari

Tetracycline 4x250 mg selama 7 hari

Eritromycin 4x500 mg selama 7 hari


Konjunctivitis Oleh Agen Klamidia Lain

Konjunctivitis Limfogranuloma Venereum


Penyakit kelamin yang langka
Menimbulkan reaksi konjungtiva granulomatosa yg dramatis dg KGB preaurikular yg sangat
besar
Disebabkan oleh C trachomatis serotipe L1, L2, L3

Chlamydia psittaci
Jarang menimbulkan konjungtivitis pada manusia
Strain dari burung kakak tua dan kucing pernah menyebabkan konjungtivitis folikular pada
manusia
KONJUNGTIVITIS JAMUR
Konjungtivitis jamur
Konjungtivitis candida Konjungtivitis jamur lain

oDisebabkan Candida spp (biasanya Candida albicans) 1. sporothrix schenckii

oInfeksi jarang terjadi, umumnya tambap sebagai jarang, bisa mengenai konjungtiva dan palpebra. Meinumbulkan
penyakit granulomatosa disertai KGHB preaurikular yg jelas. Px makros
bercak putih
dari biopsi granulomatosa menampakkan conidia (spora) gram positif
oDapat timbul pada pasien DM atau pasien terganggu berbentuk cerutu
sistem imunnya, sebagai konjungtivitis ulseratif atau 2. Rhinosporidium seeberi
granulomatosa
jarang, mengenai konjungtiva, saccus lakrimalis, palpebra, canaliculi,
oKerokan: sel PMN (+) sklera. Lesi khas berupa granuloma polipoid yg mudah berdarah dg
trauma minimal. Px histologi: granoloma dg spherula besar terbungkus
oOrganisme mudah tumbuh pd agar darah atau media mengandung endospora myriad. Penyembuhan dicapai dg eksisi
sabouroud dan mudah diidentifikasi sebagai ragi sederhana dan kauterisasi pd dasarnya
bertunas atau sebagai pseudihifa
3. Coccidiodes immitis
oInfeksi ini berespon terhadap amphotericin B (3-8
Jarang menimbulkan granulomatosa yg disertai dg KGBpreaurikular yg
mg/mL) dlm larutan air atau krim kulit nystatin jelas. Bukan suatu penyakit primer, tp manifestasi dari penyebaran
(100.000 U/g) 4-6x/hari infeksi paru primer. Penyakit yg menyebar memberi prognosis buruk
KONJUNGTIVITIS PARASIT
Konjungtivitis Parasit
−Infeksi Thelazia californiensis Infeksi Ascaris lubricoides (konjungtivitis “Butcher”)
• cairan jaringan organisme yang terinfeksi ascaris mengenai
•habitat alami (cacing gilig)  mata anjing, kucing, domba, rusa,
mata
kuda
• Bisa diikuti konjungtivitis toksik yg nyeri dan berat, yg ditandai
•Menginfeksi saccus conjungtiva manusia
kemosis hebat dan edem palpebra
•Menyingkirkan dengan forceps atau aplikator berujung kain • Pengobatan: irigasi cepat dan menyeluruh pd saccus
konjungtivalis
−Infeksi Loa loa
Infeksi Schistoma haematobium
• hidup di jaringan ikat manusia dan kera.
• Skistosomiasis endemik di mesir sungai nil
• Cacing dewasa bermigrasi ke palpebra, konjungtiva, atau
• Timbul lesi konjunctiva granulomatosa berupa tumor kecil,
orbita
lunak, licin, kuning kemerahan.
• Diagnosis dengan menemukan cacing atau mikrofilaria
• Pengobatan dengan eksisi granuloma konjungtiva, sistemik dg
didarah yang diperiksa siang
antimonial seperti niridazole
• Obat pilihan adalah diethylcarbamazine
Infeksi Pthirus pubis (infeksi kutu pubis)
pubis mengenai palpebra dan bulu mata
KONJUNGTIVITIS IMUNOLOGIK
Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang disebabkan oleh reaksi
inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh sistem imun

•Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhan keluhan utama adalah
gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan konjungtiva, dan
kemosis berat.
•Pasien dengan keratokonjungtivitis vernal sering mengeluhkan mata sangat gatal
dengan kotoran mata yang berserat, konjungtiva tampak putih susu dan banyak papila
halus di konjungtiva tarsalis inferior.
GEJALA KLINIS
•Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, DIAGNOSIS :
merah, dan fotofobia merupakan keluhan pada
Diperlukan riwayat alergi baik pada pasien
keratokonjungtivitis atopik. Ditemukan jupa tepian maupun keluarga pasien . Gejala yang paling
palpebra yang eritematosa dan konjungtiva tampak penting untuk mendiagnosis penyakit ini
putih susu. Pada kasus yang berat ketajaman adalah rasa gatal pada mata, yang
penglihatan menurun. mungkin saja disertai mata berair,

•Pada konjungtiviitis papilar raksasa dijumpai tanda kemerahan dan fotofobia.

dan gejala yang mirip konjungtivitis vernal. PENATALAKSANAAN

Penyakit ini dapat diterapi dengan tetesan


vasokonstriktor - antihistamin topikal dan
kompres dingin untuk mengatasi gatal-
gatal dan steroid topikal jangka pendek
REAKSI HIPERSENSITIVITAS HUMORAL
SEGERA
KONJUNGTIVITIS ‘HAY FEVER’ KERATOKONJUNGTIVITIS ATOPIK

• Menyertai Rinitis Alergika Pasien Dermatitis Atopik


• Riwayat Alergi Tepung, Rumput, Bulu • Sensasi Terbakar, Sekret Mukoid, Merah,
Hewan Fotopobia
• Kemosis Berat • Tepian Palpebra Eritematosa, Konjungtiva
Tampak Putih Seperti Susu
• Kompres Dingin & Tetes Vasokonstriktor-
antihistamin Topikal • Riwayat Alergi + (Asma, Eksim)
REAKSI HIPERSENSITIVITAS HUMORAL
SEGERA
KONJUNGTIVITIS VERNAL

• Disebut juga konjungtivitis musiman


• Adalah penyakit alergi bilateral pd tahun pubertas berlangsung 5-10 tahun, banyak pd anak laki-laki
• Alergen spesifik sulit dilacak, tp biasanya menampilkan manifestasi alergi lain yg berhub dg sesitivitas trhdp
tepung sari rumput
• Hampir parah di musim semi, panas, gugur, jarang musim dingin
• Tanda dan gejala: mata sangat gatal dan terdapat kototan mata berserat. Biasanya terdapat riwayat alergi pasien
dan keluarga. Konjungtiva tampak putih-susu, terdapat banyak papila halus di konjungtiva tarsalis inferior.
Konjungtiva palpebralis superior sering menampilkan papila raksasa mirip batu kali (bentuk piligonal dg atap
raya, mengandung berkas kapiler)
• Ditemukan banyak eosinofil dan granul eosinofilik bebas dan sediaan hapus eksudat konjungtiva terpulas giemsa
• Pengobatan: sembuh sendiri. Steroid topikal/sistemik, NSID (ketorolac,Iodoxamide), vasokontriktor (kompres
dingin)
Konjungtiva Konjungtiva
Kemosis terpajan
Papil pada konjungtiva tarsal
Sering terdapat pada alergi lensa kontak

- Tanda dan gejala mirip konjungtivitis


vernal
- Dijumpai pd pasien penggunak lensa
kontak/mata buatan dr plastik.
- Mengganti prostesis mata plastik dg kaca
dan memakai kaca mata bukan lensa
kontak dpt menyembuhkan
- Jika ttp ingin memakai lensa kontak,
diperlukan perawatan lensa kontak yg
baik, termasuk dg zat bebas pengawet
sgt penting, disinfeksi dg hidroperoksida
dan pembersihan lensa kontak scr
enzimatik jg menolong.

Konjungtivitis Papilar Raksasa


KONJUNGTIVITIS AKIBAT PENYAKIT
AUTOIMUN
Konjungtivitis Sika
Berkaitan dgn. Sindrom Sjorgen (trias: keratokonj. sika, xerostomia, disfungsi jaringan ikat/ artritis). Banyak
ditemukan pada wanita menjelang dan sesudah menopause.
Kelenjar lakrimal diinfiltrasi oleh limfosit + sel plasma berakibat atrofi dan atrofi struktur kelenjar.
Gejala:
- khas: hiperemia konjungtivitis bulbi dan gejala iritasi yang tidak sebanding dengan tanda-tanda radang.
- Dimulai dengan konjungtivitis ringan dg sekret mukoid
- Lesi epitel berbecak muncul di kornea, lebih banyak di belahan bawahnya, mungkin tampak filamen-filamen
- Pada pagi hari tidak ada atau hampir tidak ada rasa sakit, tetapi menjelang siang atau malam hari rasa sakit
semakin hebat.
- Lapisan air mata berkurang (uji Schirmer: abnormal)
- Pengobatan: mempertahankan dan mengganti film air mata dg air mata butan, dg penutup puncta
- Studi klinis baru: kortikosteroid dosis rendah dan cyclosporin topikal bebas pengawet.
REAKSI HIPERSENSITIVITAS HUMORAL
TIPE LAMBAT
FLIKTENULOSIS
• Yaitu respon hipersensitivitas lambat terhadap protein mikroba
termasuk protein dari hasil tuberkel, staphylococcus spp, Candida
•Disebabkan oleh atropine, neomicyn, antibiotik
albicans, cocoidiodes immitis, haemphilus aegyptius dan chlamydia spektrum luas, dan obat topikal lain sering diikuti
thracomatis serotipe L1, L2 dan L3. oleh konjungtivitis infiltratif ringan yg menimbulkan
hiperemia, hipertrofi papilar ringan, sekret mukoid
• Timbul sebagai lesi kecil (d=1-3mm) yg keras merah, meninggi, dan ringan, sedikit iritasi.
dikelilingi zona hiperemi. Di limbus sering berbentuk segitiga dg apek
mengarah ke kornea. Disini terbentuk pusat putih kelabu yg segera •Pemeriksaan kerokan berpulas Giemsa sering hanya
menjadi ulkus dan mereda dalam 10-12 hari menampakkan sedikit sel epitel yg berdegenerasi,
• Biasanya hanya menimbulkan iritasi dan air mata
sedikit sel PMN dan mononuklear, tanpa eosinofil
• Sering dipicu oleh blefaritis aktif, konjungtivitis bakterial akut, dan •Pengobata: penemuan agen penyebab dan
defisiensi diet. menghilangkannya. Blefaritis kontak cpt membaik dg
kortikosteroid topikal tp pemakaiannya harus
• Histologi: infiltrasi sel-sel bulat kecil ke perivaskular dan subepitel dibatasi,
setempat yg diikuti sel PMN saat eptel diatasnya mengalami nekrosis
dan tekelupas
• Fliktenulosis yg diinduksi tuberkuloprotein dan protein dr infeksi
sistemik lain berespon trhdp kortikosteroid topikal.
• Antibiotik topikal di tambahkan pd blefaro konjungtivitis stafikokal aktif
KONJUNGTIVITIS YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PENYAKIT SISTEMIK
Konjungtivitis Pada Penyakit tiroid
Pada penyakit graves orbital, konjungtiva mungkin merah dan kemotik dan pasien mungkin
mengeluh mata berair berlebihan dalam perjalanannya kemosis meningkat, konjunctiva menonjol
keluar diantara palpebra. Terapi diarahkan pada pengendalian penyakit tiroid.
Konjungtivitis gout
Pasien gout sering mengeluhkan mata panas selama serangan. Pada pemeriksaan ditemukan
konjungtivitis ringan. Pengobatan ditujukan pada pengendalian serangan gout dengan colchicine
dan allopurinol.
KONJUNGTIVITIS KIMIA ATAU
IRITATIF
KONJUNGTIVITIS Kimia atau iritatif
KONJUNGTIVITIS IATROGENIK AKIBAT KONJUNGTIVITIS PEKERJAAN OLEH BAHAN KIMIA & IRITAN
PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
• Asam, alkali, asap, angin, dan hampir seriap substansi iritan yg masuk ke saccus conjungtivalis dapat
- Konjungtivitis folikular toksik/non spesifik menimbulkan konjungtivitis. Bbrp iritan lain yg umum, pupuk, sabun, deodoran, spray rambut,
infiltratif yg diikuti pembentukan parut. tembakau, bahan make up (mascara, dll).

- Sering terjadi akibat pemberian jangka • Campuran asap da kabut penyebab utama konjungtivitis kiimia ringan. Tetapi blm dpt ditetapkan
panjang: dipivefrin, miotik, idoxuridine, secara positif dan pengobatan nonspesifik
neomicyn, dan obat-obat lain dg bahan
pengawet /vehikulum yg toksis atau • Efek pd mata tdk ada yg permanen, tp mata yg terkena merah, terasa mengganggu terus
menimbulkan iritasi
• Luka krn asam: mengubah sifat protein jaringan, efek langsung timbul
- kerokan konjugtiva sering mengandung sel-sel
epitel berkeratin, PMN, ada sesekali ada sel • Luka krn alkali: tidak mengubah sifat protein, cenderung cpt menyusup ke dlm jaringan, menetap di
berbentuk aneh jaringan konjungtiva. Alkali terus merusah slma berjam-jam/ hari tergantung substansi molar dan
jumlah yg masuk. Terjadi perlekatan antara konjungtiva bulbaris dan palpebralis, timbul jaringan
- Pengobatan: penghentian agen penyebab dan parut kornea
pemakaian tetesan yg ringansama sekali tanpa
tetesan • Gejala utama luka bahan kimia: nyeri, pelebaran pembuluh darah (injeksi), fotofobia,
blefarospasme.
- Seringkali reaksi konjungtiva menetap sampai
berminggu-minggu, berbulan-bulan • Pengobatan: bilas saccus conjunctivalis segera dg air/larutan garam, singkirkan setiap materi padat
 tindakan lanjut: steroid topikal intensif, tetes mata askorbat dan sitrat, sikloplegik, terapi
antiglaukoma seperlunya, kompres dingin, dan analgesik sistemik.
Temuan klinis dan
Virus bakteri klamidia Alergi
sitologi

Rasa gatal minimal minimal minimal Berat

Hiperemia Generalista Generalista Generalista Generalista

Lakrimasi Banyak Banyak Banyak Sedang

Eksudasi Minimal Banyak Banyak Minimal

Adenopati preaurikular Lazim Tak lazim Lazim hanya pada Tidak ada
konjungtivitis inklusi

Pewarnaan kerokan dan Monosit Bakteri, PMN PMN, badan inklusi sel Eosinofil
eksudat plasma

Radang tenggorok dan Kadang-kadang Kadang-kadang Tidak pernah Tidak pernah


demam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai