Anda di halaman 1dari 65

Konjungtiva terdiri atas 3 bagian yaitu :

1. Konjungtiva Palpebralis : melapisi


permukaan posterior palpebra dan melekat
erat ke tarsus.

2. Konjungtiva Bulbaris : menutupi


sebagian permukaan anterior bola mata

3. Konjungtiva Forniks : tempat


peralihan konjungtiva tarsal dan
konjungtiva bulbi.
PERLINDUNGAN ALAMIAH KONJUNGTIVA

Perlindugan fisik Suhu rendah Aktivitas lisozim Perlindungan oleh


Pembilasan oleh
oleh kelopak karena terpapar yang bersifat immunoglobular
air mata pada air mata
mata udara antibakteri
Konjungtivitis merupakan inflamasi
(peradangan) pada konjungtiva, selaput bening
yang menutupi bagian berwarna putih pada
mata dan permukaan bagian dalam kelopak
mata.
Status
Higiene
Ekonomi

Lingkungan Iklim

Usia
Akut
Waktu
Konjungtivitis Kronis
Penyebab
Berdasarkan
Penyebab

Konjungtivitis Konjungtivitis
Konjungtivitis Konjungtivitis Akibat Kimia Atau
Karena Agen Imunologik Penyakit Iritatif
Infeksi (Alergi) Autoimun
Konjungtivitis
Karena Agen
Infeksi

Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis


Bakterial Viral Jamur Parasit Klamidia

Konjungtivitis - Trakoma
Konjungtivitis - Infeksi loa loa
- Konjungtivitis hiperakut (Neisseria Folikular Viral - Candida albicans - Konjungtivitis Inklusi
gonorrhoeae, N. meningitides) Viral Kronis - Infeksi ascaris
Akut
lumbricoides - Konjungtivitis
- konjungtivitis akut (Streptococcus Limfogranuloma
(Buthcer)
pneumonia, Haemophilus aegyptius) Venerum
- Konjungtivitis saubakut ( H - Infeksi taenia
- Keratokonjungtivitis - Blefarokonjungtivitis solium
influenza, E coli)
Epidemika Molluscum
- Konjungtivitis kronik (infeksi Contagiosum
-Demam
sekunder pada obstruksi ductus
Faringokonjungtiva - Konjungtivitis
nasolacrimalis dan dakriosistitis
- Keratokonjungtivitis Varisella-zoster
kronik)
Herpetik (virus herpes - Keratokonjungtivitis
simplek) Morbili / Campak
Bakteri yang jarang :
- Keratokonjungtivitis
Corynebacterium diphtheria,
New Castle (peternak
Streptococcus pyogenes, Moraxella
ungags)
catarrhalis
- Konjungtivitis
Hemoragik Epidemik
Akut
Konjungtivitis Imunologik (Alergik)

Reaksi
Reaksi
Hipersensitivitas
Hipersensitivitas
Humoral
Tipe Lambat
Langsung

Konjungtivitis Keratokonjungti
Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis Konjungtivitis
Demam Jerami vitis
vernalis atopik papil raksasa Ringan
(Hay Fever) Phlyctenulosis
Sekunder
terhadap
Blefaritis Kontak
Konjungtivitis Kimia atau
Iritatif

Konjungtivitis
Akibat Penyakit
Autoimun

Konjungtivitis Pekerjaan Konjungtivitis karena


Konjungtivitis Iatrogenik
oleh Bahan Kimia dan Bulu Ulat (Oftalmia
Pemberian Obat Topikal
Iritan Nodusum)

Keratokonjungtivitis
Sicca (penyakit
pada syndrome - Dipivefrin - Asam

sjorgen) - Miotik - Alkali


- Idoxuridin - Asap
- Neomycin - Angin
Lingkungan kering (faktor Air mata lebih cepat
Mata kering
predisposisi) menguap
Gampang teriritasi oleh
bakteri, virus, alergen,
atau benda asing

Aliran darah semakin Pembuluh darah Muncul reaksi


cepat vasokonstriksi inflamasi

Edema
Permeabilitas kapiler Cairan berpindah ke ruang
Vasodilatasi
meningkat interstitial

Pseudoptosis
warna mata
Vasodilatasi Injeksi konjungtiva
lebih merah
Proses kompensasi Gl. Lacrimalis tertekan
dari sistem imun terus
terhdap
bakteri/virus/alerge
n Tertumpuk bersama leukosit + lipid dalam
Virus/bakteri mati
bentuk sekret Epifora
Hiperemis

Keluar sekret

Sensasi benda asing, yaitu tergores atau terbakar

Sensasi penuh di sekitar mata, gatal dan fotofobia


Pseudomembaran
Hipertrofi papilar
atau membran
Hiperemi Mata berair/ epifora Eksudasi
• reaksi konjungtiva • Pseudomembran =
• Merah terang  • Sekresi air mata
konjungivitis diakibatkan oleh • Eksudat berlapis- nonspesifik karena pengentalan diatas
bakteri sensasi benda lapis dan amorf  konjungtiva terikat epitel yang jika
asing, sensasi konjungtivitis pada tarsus atau diangkat epitelnya
• Putih susu  bakteri
konjungtivitis terbakar atau limbus dibawah tetap utuh
tergores, atau rasa • Eksudat berserabut
alergi
 konjungtivits serabut-serabut • Membran =
• Hiperemi tanpa gatal.
alergika halus. pengentalan
infiltrasi  iritasi • Transudasi ringan
(angina, matahari, akibat pembuluh • Kotoran mata di • Papil raksasa meliputi seluruh
asap, dll) yang hiperemik palpebral saat (cobblestone)  epitel jika diangkay
dan menambah bangun tidur, keratokonjungtivitis meninggalkan
jumlah air mata palpebral lengket
vernal permukaan kasar
dan berdarah.
Injeksi Konjungtiva Injeksi Siliaris Injeksi Episklera

Keratitis, Iridosiklitis,
Kausa Iritasi, Konjungtivitis Glaukoma Akut Glaucoma Akut

Forniks Ke Limbus Makin Limbus Ke Forniks


Lokasi Kecil Makin Kecil Episklera

Warna Merah Terang Merah Padam (Ungu) Merah Gelap

Bergerak Dengan Dengan


Pembuluh Darah Konjungtiva Tidak Bergerak Tidak Bergerak

Adrenalin Menghilang Menetap Menetap

Sekret Sekret (+) Lakrimasi (+) -

Intensitas Nyeri Sedikit Nyeri Nyeri Hebat


• injeksi konjungtiva  injeksi siliar  (injeksi episklera
Eksudat Keterangan

Serosa Infeksi virus dan iritasi

Mukoid Konjungtivitis alergi

Mukopurule Infeksi bakteri ringan dan


n klamidia

Purulen Infeksi bakteri berat dan


gonorrhoea
Konjungtivitis bakteri akut
(mukopurulen)

Konjungtivitis bakteri
hiperakut (purulen)
Jenis membrane Keterangan

Pseudomembran Eksudat apabila dikelupas


akan meninggalkan epitel
yang utuh tanpa
perdarahan seperti infeksi
H. Gonorrhoea

Membran Eksudat apabila dikelupas


akan meninggalkan epitel
yang robek dengan
perdarahan seperti infeksi
C. Diphteria
Reaksi konjungtiva Keterangan

Reaksi folikuler Reaksi yang terjadi pada usia


diatas 6 bulan berupa
hyperplasia jaringan limfoid,
seperti vesikel, ukuran 0,5 – 5
mm dan bulla. Contohnya
infeksi pada virus dan
klamidia

Rekasi papiler Hiperplasia epitel konjungtiva


berupa poligonal contohnya
infeksi bakteri dan
konjungtiva vernal
• Disebabkan oleh infeksi gonokokus, meningokokus, staphylococcus aureus, streptococcuc
pneumoniae, Haemophilus influenza, dan Escherichia coli

Tanda dan gejala


Konjungtivitis bakteri hiperakut (purulen)
• eksudat purulen yang banyak
Konjungtivitis bakteri akut (mukopurulen)
• hiperemia konjungtiva akut, sekret mukopurulen jumlah sedang
Konjungtivitis bakteri subakut
• eksudat tipis atau berawan
Konjungtivitis bakteri kronik
• Obstruksi ductus nasolakrimalis & dakriosistitis kronik
• Disertai blefaritis bakterial kronik
Pemeriksaan Lab
Sekret : Bakteri dan PMN (+)
Kronis  Perlu sensitivity Test
• Merupakan radang akut dan hebat pada konjungtiva akibat infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae

• Gonorrhoeae paling sering ditransmisikan melalui hubungan seksual

• Dapat juga ditransmisikan dari ibu ke neonatus saat proses kelahiran, neonatus terinfeksi karena
melewati traktus genitalia ibu yang telah terinfeksi Neisseria gonorrhoeae, sehingga menyebabkan
ophthalmia neonatrum dan infeksi neonatal sistemik.

• Pada bayi penyakit ini ditularkan oleh ibu yang sedang menderita penyakit tersebut.

• Gejala pada bayi atau neonatus :

- Masa inkubasi 12 jam- 5 hari

- Disertai perdarahan subkonjungtiva dan konjungtivitis kemotik


• Diagnosis pasti dengan pemeriksaan sekret dengan:

- pewarnaan metilen biru tampak diplokokus di dalam sel leukosit.

- Dengan pewarnaan gram  sel intraselular atau ekstraselular dengan sifat gram
negatif

• Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada agar darah dan coklat

• Dengan pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang dipulas


dengan pulasan Gram atau Giemsa; pemeriksaan ini mengungkapkan banyak
neutrofil polimorfonuklear  diagnosis untuk bakteri
Pada bayi diberikan salep atau
injeksi penisilin 50.000 U/KgBB
selama 7 hari Antibiotik
• Sekret dibersihkan dengan (Ceftriakson 1.0 gram 4x/hari IM Antibiotik topikal (Ofloksasin,

kapas air bersih yang sudah selama 5 hari (tanpa ulkus); siprofloksasin,
direbus atau garam fisiologis seftriakson 1 gram IV/12 jam tobramisin/basitrasin/salep
@ 30 menit  diberi salep selama 3 hari (dengan ulkus
kornea); diikuti dengan doksisiklin eritromisin setiap 2 jam selama 2-3
penisilin G 10.000-20.000
100mg atau eritromisin 250-500 hari, kemudian 5 kali selama 7 hari)
unit/ml @ 1 menit- 30 menit.
mg peroral 4x/hari.
Kemudian salep diberikan @
5-30 menit, disusul
pemberian salep penisilin @ Pasien dan pasangannya
1 jam selama 3 hari Sulfas atropine topical 1%1-2 harus diperiksa untuk
Irigasi mata mengetahui apakah ada
kali/hari penyakit menular seksual
• Konjungtivitis Gonokokal lainnya.
• Konjungtivitis bakterial Antibiotik topikal
Irigasi pada
(kloramfenikol 1%,
• Konjungtivitis gentamisin
kantung
mukopurulen akut 0,3%,;siprofloksasin
konjungtiva
(larutan salin
0,3%, ofloksasin
hangat 2-3 kali
0,3%, atau
dalam sehari)
gatifloksasin 0,3%)

Tidak diperban
Tidak
Kacamata gelap
menggunakan
untuk menghindari
kortikosteroid.
fotofobia
Analgetik dan
antiinflamsi
• Higiene  hilangkan sekret dengan larutan saline
• AB yang sesuai
Gram (+) :
- Kloram fenikol/Sulfa cetamid
- Gramisidin
- Cefazolin
- Vancomycin
Gram (-) :
- Gentamycin/tobramycin
- Dibekacyn
- Cyprofloksasin
• Sambil menunggu hasil lab : AB topikal spektrum luas  polymyxin-trime-thoprim
• Konjungtivitis akut hampir selalu sembuh sendiri

- tanpa diobati 10-14 hari

-diobati  1-3 hari

• Konjungtivitis gonokokus tanpa diobati  perforasi kornea dan


endoftalmitis

• Konjungtivitis stafilokokus tanpa diobati  blefarokonjungtivitis dan


fase kronik
Konjungtivitis gonokokal  Konjungtivitis membranosa
Konjungtivitis mukopurulen
Ulkus kornea hingga akut  ulkus kornea,
akut  ulkus kornea
perforasi, Iridosiklitis , simblefaron, trikiasis,
perifer, keratitis superfisial,
sistemik (arthritis gonore, entropion, dan serosis
blefaritis atau dakriosistitis.
endokarditis, septikemia) konjungtiva.

Konjungtivitis angular 
Blefaritis dan ulkus kornea
kataral perifer
− Demam 38,3-40°C, Faringitis, Konjungtivitis

− Unilateral & Bilateral

− Kerokan Konjungtiva : Sel Mononuklear (+)

− Anak-anak >Dewasa

− >> Kolam Renang Berklor Rendah

− Sembuh ±10 Hari Tanpa Pengobatan


- Umumnya Bilateral
- Awal : Injeksi Konjungtiva, Nyeri Sedang,
Mata Berair
- 5-14 Hari : Fotopobia, Keratitis Epitel
- Nodus Periaurikular Dengan Nyeri Yang
Khas
- Kompres Dingin, Hindari Kortikosteroid
− Injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, fotopobia ringan
− Terjadi pada infeksi primer maupun kambuh
− Disertai keratitis herpes simpleks
− Kornea : lesi-lesi epitel
− Palpebra : vesikel-vesikel herpes, edema
− Khas : nodus periaurikular kecil & nyeri tekan
− Berlangsung 2-3 minggu
− Umumnya sembuh sendiri
− AV topikal : 7-10 hari (trifluridin setiap 2 jam sewaktu bangun)
− Keratitis herpetik : salep acyvlovir 3% 5 x sehari selama 10 hari atau acyclovir oral 400 mg 5
x sehari selama 7 hari.
− Kortikosteroid  KONTRAINDIKASI, memperburuk infeksi dan bisa jadi infeksi berat
berkepanjangan
− Nodul molluscum pada tepian atau − Hiperemia dan konjungtivitis infiltrat,
kulit palpebra, konjungtiva dan alis erupsi vesikuler di sepanjang
mata dermatom nervus trigeminus cabang
oftalmika
− Lesi bulat, berombak, putih-mutiara, − Konjungtivitis papilar
non-inflamatorik dengan bagian
pusat yang melekuk khas − KGB periaurikular nyeri tekan
− Lesi molluscum contagiosum − Sekuele  jaringan parut palpebra,
multipel di palpebra dan wajah  entropion
pasien AIDS − Terapi : acyclovir dosis tinggi  800 mg
per oral 5 x sehari selama 10 hari
Konjungtivitis virus
Injeksi konjungtival
Sekret sereous  Infiltrat dengan batas seperti cabang-cabang
Perdarahan subkonjungtiva  Disebabkan Herpes simpleks
( subakut )
• Konjungtivitis folikular kronik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.

• Faktor resiko penyakit ini berdasarkan hygiene perorangan ,keadaan cuaca tempat
tinggal, usia saat terkena, serta frekuensi dan jenis infeksi bacterial mata yang
sudah ada.

• Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung (saudara kandung, orang tua ).
Vektor serangga, khususnya lalat dan sejenis agas, dapat berperan sebagai penular.
Folikel Pada Konjungtiva Tarsal

Keluhan : gatal – merah - kronis


Tanda :
- Folikel besar-besar
- Herbet’s pits
- Panus
Sekret : - Mucous
Panus
- Mucopurulen
• Infiltrat limbus atas
Lab:
• Neovaskularisasi di
Giemsa sulit : inclusion bodies
atas
ELISA
Klasifikasi Stadium Trakoma Menurut Mac Callan

1. Stadium I = stadium insipien


– hipertropi papiler pd palpebra dan folikel imatur (tonjolan pembesaran kelenjar limfe
di
konjungtiva) di tarsus bagian atas
2. Stadium II = stadium established = stadium nyata, terdiri dari :
– A. Stadium IIA = stadium hipertrofi folikuler
– B. Stadium IIB = stadium hipertrofi papiler
– stadium IIa + IIb di sebut established trachoma didapatkan epithelial keratitis, sub
epitalia
keratitis, panus, herbet”s pits
3. Stadium III = stadium sikatrik (stadium cicatrical)
– hipertrofi folikuler masih tampak, juga papil
– sikatrik akibat dari etripion dan trikiasis di palbebra di tarsus
– panus aktif di bagian atas kornea
4. Stadium IV = stadium sembuh (stadium healed)
– sikatrik tanpa ada tanda aktif trakoma
TERAPI
• tetrasiklin 1% atau eritromisin 1% salep 4 kali sehari selama 6 minggu
• sulfacetamide 20% tetes 3 kali sehari diikuti dengan pemberian tetrasiklin
Topikal 1% salep di malam hari selama 6 minggu.

• tetrasiklin atau eritromisin 250 mg oral 4 kali sehari selama 3-4 minggu
• doksisiklin 100 mg per oral 2 kali sehari selama 3-4 minggu atau dosis
Sistemik tunggal 1 gram azitromisin.

• Tetrasiklin 1% atau eritromisin salep 4 kali sehari selama 6 minggu


• Tetrasiklin atau eritromisin 250 mg oral 4 kali sehari selama 2 minggu.
Kombinasi
• Konjungtivitis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang disebabkan oleh
reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh sistem imun
• Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhan keluhan
utama adalah gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan
konjungtiva, dan kemosis berat.
• Pasien dengan keratokonjungtivitis vernal sering mengeluhkan mata sangat
gatal dengan kotoran mata yang berserat, konjungtiva tampak putih susu dan
banyak papila halus di konjungtiva tarsalis inferior.
GEJALA KLINIS:

• Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan fotofobia merupakan keluhan pada
keratokonjungtivitis atopik. Ditemukan jupa tepian palpebra yang eritematosa dan konjungtiva tampak putih
susu. Pada kasus yang berat ketajaman penglihatan menurun.

• Pada konjungtiviitis papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala yang mirip konjungtivitis vernal.

DIAGNOSIS :

• Diperlukan riwayat alergi baik pada pasien maupun keluarga pasien . Gejala yang paling penting untuk
mendiagnosis penyakit ini adalah rasa gatal pada mata, yang mungkin saja disertai mata berair, kemerahan
dan fotofobia.

PENATALAKSANAAN

• Penyakit ini dapat diterapi dengan tetesan vasokonstriktor - antihistamin topikal dan kompres dingin untuk
mengatasi gatal-gatal dan steroid topikal jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya.
• Menyertai Rinitis Alergika Pasien Dermatitis Atopik
• Riwayat Alergi Tepung, Rumput, Bulu • Sensasi Terbakar, Sekret Mukoid,
Hewan Merah, Fotopobia
• Kemosis Berat • Tepian Palpebra Eritematosa,
• Kompres Dingin & Tetes Konjungtiva Tampak Putih Seperti
Vasokonstriktor-antihistamin Topikal Susu
• Riwayat Alergi + (Asma, Eksim)
Konjungtiva Kemosis Konjungtiva terpajan
Papil pada konjungtiva tarsal
Sering terdapat pada alergi
lensa kontak
Berkaitan dgn. Sindrom Sjorgen (trias: keratokonj. sika, xerostomia, artritis).
Gejala:
- khas: hiperemia konjungtivitis bulbi dan gejala iritasi yang tidak sebanding
dengan tanda-tanda radang.
- Dimulai dengan konjungtivitis kataralis
- Pada pagi hari tidak ada atau hampir tidak ada rasa sakit, tetapi menjelang
siang atau malam hari rasa sakit semakin hebat.
- Lapisan air mata berkurang (uji Schirmer: abnormal)

Pada penyakit graves orbital, konjungtiva mungkin merah dan kemotik dan pasien
mungkin mengeluh mata berair berlebihan dalam perjalanannya kemosis meningkat,
konjunctiva menonjol keluar diantara palpebra. Terapi diarahkan pada pengendalian
penyakit tiroid.

• gout
Pasien gout sering mengeluhkan mata panas selama serangan. Pada pemeriksaan
ditemukan konjungtivitis ringan. Pengobatan ditujukan pada pengendalian serangan
gout dengan colchicine dan allopurinol.
− −
• habitat alami (cacing gilig)  mata anjing, kucing,
domba.
cairan jaringan organisme yang terinfeksi
• Menginfeksi saccus conjungtiva manusia ascaris mengenai mata

• Menyingkirkan dengan forceps atau aplikator berujung −


kain
skistosomiasis endemik di mesir sungai nil

− Timbul lesi konjunctiva granulomatosa berupa


tumor kecil, lunak, licin, kuning kemerahan.
• hidup di jaringan ikat manusia dan kera.
Pengobatan dengan eksisi granuloma
• Cacing dewasa bermigrasi ke palpebra, konjungtiva,
atau orbita −
• Diagnosis dengan menemukan cacing atau pubis mengenai palpebra dan bulu mata
mikrofilaria didarah yang diperiksa siang
• Obat pilihan adalah diethylcarbamazine
Rasa gatal minimal minimal minimal Berat

Hiperemia Generalista Generalista Generalista Generalista

Lakrimasi Banyak Banyak Banyak Sedang

Eksudasi Minimal Banyak Banyak Minimal

Adenopati Lazim Tak lazim Lazim hanya pada Tidak ada


preaurikular konjungtivitis inklusi

Pewarnaan kerokan Monosit Bakteri, PMN PMN, badan inklusi Eosinofil


dan eksudat sel plasma

Radang tenggorok Kadang-kadang Kadang-kadang Tidak pernah Tidak pernah


dan demam
XEROFTALMIA

Istilah yang menerangkan gangguan kekurangan vitamin A pada mata,


termasuk terjadinya kelainan anatomi bola mata dan gangguan fungsi sel
retina yang berakibat kebutaan.
Kata Xeroftalmia (bahasa Latin) berarti Òmata keringÓ, karena terjadi
kekeringan pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening
(kornea) mata.
Penyebab
Konsumsi makanan tidak mengandung cukup vitamin A atau pro
vitamin A dalam waktu yang lama

Bayi tidak ASI eksklusif

Menu tidak seimbang (kurang lemak, protein, seng/Zn)

Gangguan penyerapan vitamin A atau provitamin A

Adanya kerusakan hati, seperti hepatitis kronik yang


menyebabkan gangguan pembentukan retinol bindng protein
Tanda-tanda dan gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO/USAID
UNICEF/HKI/ IVACG, 1996 sebagai berikut :

• XN : buta senja/rabun senja/rabun ayam (hemeralopia, nyctalopia)


• Xerosis konjungtiva = XIA
• Xerosis konjungtiva dan bercak bitot = X1B.
• Xerosis kornea = X2
• Keratomalasia dan ulcus kornea = X3A, X3B
• Xeroftalmia scar (XS) = sikatriks (jaringan parut) kornea
• Xeroftalmia Fundus (XF)
PENATALAKSANAAN
 Pemberian Obat Mata
Pada bercak Bitot tidak memerlukan obat tetes mata, kecuali ada infeksi yang
menyertainya
Obat tetes/salep mata antibiotik tanpa kortikosteroid (Tetrasiklin 1%,
Khloramfenikol 0.25-1% dan Gentamisin 0.3%)diberikan pada penderita
X2,X3A, X3B dengan dosis 4 x 1 tetes/hari dan berikan juga tetes mata
atropine 1 % 3 x 1 tetes/hari.

• Terapi Gizi Medis


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai