Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

STRUMA NODUSA NON TOKSIK


(SNNT)

Pembimbing :
Dr. Aladin S. Johan, Sp. B
Disusun Oleh:
Ali Akbar Meccca 1102015016

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN BILMU BEDAH


RSUD KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
15 MARET 2021 – 25 APRIL 2021
IDENTITAS
Nama : Ny. Y
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : Kp. Sasak Tiga
Pekerjaan: Perawat
Agama : Islam
Tgl Pemeriksaan: 26/03/21
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal
26 Maret 2021 pukul 11.00 WIB

Keluhan Utama : Benjolan di daerah leher kiri sejak 5 tahun lalu.

Keluhan tambahan : Nyeri pada benjolan, susah saat menelan, jantung


terasa berdebar-debar, sering emosi, mudah terasa lelah, sering
berkeringat.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang

Ny. Y ke poli bedah RSUD Kabupaten Bekasi dengan keluhan adanya


benjolan pada leher kiri sejak kurang lebih 5 tahun lalu. Pasien merasa
benjolan dileher pasien semakin lama semakin membesar, dan ikut
bergerak saat menelan. Pasien hamil 7 bulan. Nyeri dibenjolan tersebut
baru terasa kurang lebih 2 bulan lalu, pasien juga merasakan jantung terasa
berdebar, mudah emosi, mudah terasa lelah dan sering berkeringat.
Keluhan seperti sesak nafas, suara serak, serta gangguan tidur disangkal
oleh pasien.
Nafsu makan dalam batas normal, BAK dan BAB pasien normal tidak ada
keluhan. Di daerah sekitar tempat tinggal pasien tidak ada yang mengalami
keluhan serupa.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU KELUARGA
 Alergi (-)
 Hipertensi (-)
 Penyakit keganasan (-) Keluhan serupa disangkal
 Diabetes Mellitus (-)
 Jantung (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran STATUS GENERALIS
Composmentis Kepala : Normocephal
Keadaan Umum Mata : Edema palpebra (-/-), massa (-/-), pergerakan bola mata dbn,
Tampak sakit Ringan konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor, RCL/RCTL (+/+).
Tanda vital Hidung :Deviasi (-)
• TD : 130/90 mmHg
Mulut : T2 -T1 Tenang, hiperemis (-)
• N : 85x/mnt, regular
Leher : Trakea di tengah, KGB membesar (-), status lokalis*
• P : 20x/mnt
• S : 36,8oC
Thorax
 Pulmo: vesiculer, simetris, Rh -/- , Wh -/-
 COR : BJ I/II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen : BU (+) normal, nyeri tekan (-),
Ekstremitas : Akral hangat (+), CRT <2 detik,
PEMERIKSAAN
STATUS LOKALIS
FISIK

REGIO COLLI SINISTRA


Terlihat benjolan pada leher kanan.
Teraba benjolan, tunggal, ukuran 3 x 3 x 4 cm, konsistensi kenyal, permukaan
rata, ikut bergerak saat menelan, batas tegas, mobile, nyeri tekan (+),
pembesaran KGB (-).

REGIO COLLI DEXTRA


Tidak terlihat benjolan, tidak ada tanda-tanda radang.
Tidak teraba benjolan, nyeri tekan (-), pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK
TANDA-TANDA HIPERTIROIDISME
 Oedem kelopak mata : (-/-)
 Tanda Morbius : (-/-)
 Eksoftalmus : (-/-)
 Tanda joffroy : (-/-)
 Tanda stellwag : (-/-)
 Tanda Roseenbach : (-/-)
 Tanda von graefe : (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Saran untuk pemeriksaan:

- Ultrasonografi
- Fungsi Tiroid
- FNAB
RESUME
Ny. Y, 31 tahun, datang dengan keluhan adanya benjolan pada leher bagian
kiri sejak 5 tahun yang lalu. Benjolan dirasa semakin bertambah besar. Pasien
juga merasakan jantung terasa berdebar, mudah emosi, mudah terasa lelah
dan sering berkeringat. Tidak ada riwayat penyakit dahulu. Nafsu makan dalam
batas normal, BAK dan BAB pasien normal tidak ada keluhan. Di daerah
sekitar tempat tinggal pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan tunggal dengan ukuran 3 x 3 x
4 cm, konsistensi kenyal, mobile, permukaan rata, benjolan ikut bergerak pada
saat menelan. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan tunggal dengan
ukuran 3 x 3 x 4 cm, konsistensi kenyal, mobile, permukaan rata, benjolan ikut
bergerak pada saat menelan.
• Struma Nodusa Non Toxic
Sinistra
Diagnosis
• Strauma Nodusa Toxic Sinistra Banding
• Limfoma Tiroid
• Karsinoma tiroid

DIAGNOSIS Struma Nodusa Non Toxic


Sinistra
TATALAKSANA
EDUKASI

o Edukasi mengenai penyakit pasien


o Edukasi pasien mengatur pola makan

1. Observasi yang kaya akan yodium

2. Operatif (bila perlu)


PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia Ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia Ad bonam
Quo ad Sanactionam. : Dubia Ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
• Pada orang dewasa, kelenjar tiroid
berwarna coklat dan intak dan berlokasi
pada bagian posterior strap muscles
(terdiri dari sternohyoid, sternothyroid,
dan omohyoid).
• Lokasi lobus tiroid berdekatan dengan
kartilago tiroid dan berhubungan pada
pertengahan istmus yang berlokasi
tepat dibagian inferior kartilago krikoid.
ANATOMI
• Bagian atas tiroid diperdarahi oleh
arteri yang berasal dari ipsilateral
arteri karotid external dan bercabang
menjadi anterior dan posterior pada
ujung lobus tirod.
• Bagian belakang tiroid diperdarahi
oleh arteri yang berasal dari
thyrocervical setelah percabangan
dari arteri subclavia.
Fisiologi Tiroid
DEFINISI
STRUMA :
Setiap pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan penambahan
jaringan kelenjar tiroid.

SNNT :
Pembesaran kelenjar tiroid tanpa adanya gangguan pada fungsi
tiroid. Dimana bukan dikarenakan peradangan atau neoplasia, yang
dapat menyebar atau tumbuh secara terlokalisasi.
Place Your Picture Here and Sent to Back

EPIDEMIOLOGI
Lebih dari 2,2 miliar orang di seluruh dunia memiliki
beberapa bentuk kelainan kekurangan yodium. Dua puluh
sembilan persen populasi dunia tinggal di wilayah yang
kekurangan yodium (terutama di Asia, Amerika Latin,
Afrika Tengah, dan wilayah Eropa). Dari mereka yang
berisiko, 655 juta diketahui menderita struma.

Struma difus dan nodular lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan
pada pria. Menurut perkiraan terbaik, kejadian struma pada wanita
adalah 1,2-4,3 kali lebih besar dari pada pria.
Berdasarkan jenis kelamin didapatkan bahwa pasien yang menderita
struma multinodusa non-toksik lebih banyak terjadi pada kelompok
jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 84% yang berhubungan
adanya efek dari estrogen terhadap kelenjar tiroid.
KLASIFIKASI
Struma non Struma
Struma non Struma
Toksik Toksik
Toksik Difusa Toksik Difusa
Nodusa Nodusa

Defisiensi iodium yang


Penyebab dari penyakit ini mengakibatkan penurunan
Penyebab dari penyakit ini,
bermacam-macam, misalnya Termasuk penyebab dalam level T4; aktivasi reseptor
misalnya: kekurangan atau
defisiensi iodium; autoimun struma toksik difusa TSH; Mutasi somatik
kelebihan iodium yang
thyroiditis; hashimoto atau adalah Grave’s disease, reseptor TSH dan protein
terjadi pada pasien dengan
postpartum thyroiditis; yang merupakan penyakit Gα.
preexisting penyakit tiroid
stimulasi reseptor TSH oleh autoimun yang masih
autoimun; goitrogenik
TSH dari tumor hipofisis; belum diketahui penyebab
(obat-obatan: propiltiourasil,
resistensi hipofisis terhadap pastinya.
litium
hormon tiroid,
ETIOLOGI

1. Kekurangan Yodium (Iodine) 4. Dishormonogenesis


2. Kelebihan iodium 5. Riwayat radiasi kepala dan leher
3. Goitrogen 6. Pengaruh genetik
PATOFISIOLOGI
KEKURANGAN YODIUM
Stimulasi kelenjar pituitary Sekresi hormone TSH

Stimulasi sel-sel folikel tiroid

PEMBESARAN TIROID Hiperplasia folikel


DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
ANAMNESIS FISIK PENUNJANG

 Umumnya tidak bergejala  Inspeksi : bentuk, ukuran,  Laboratorium


 Tanyakan :
 durasi & perkembangan pembesaran permukaan, gerakan, warna  Tes fungsi tiroid
tiroid,  Palpasi : ukuran, konsistensi,  Serum thyroglobulin
 Riw. radiasi pada daerah kepala dan leher
(yg akan meningkatkan risiko kanker permukaan benjolan, KGB, Nyeri  Imaging
tiroid),  Perkusi  USG
 suara serak baru,
 riwayat kanker tiroid dalam keluarga  Auskultasi  MRI/CT Scan
 FNA Biopsi
 Thyroid Scintigraphy
Pemeriksaan tiroid meliputi: (A) mengamati
leher, terutama saat pasien menelan, (B)
periksa dari depan, putar kelenjar sedikit
dengan satu jempol sambil meraba lobus lain
dengan ibu jari lainnya, (C) periksa dari
belakang, gunakan tiga jari dan teknik yang
sama, (D) ukuran masing-masing lobus atau
nodul tiroid dapat diukur dengan terlebih
dahulu menggambar garis besar pada kulit.
DIAGNOSIS

Strategi diagnostik dan


pilihan terapeutik pada
pasien yang dirujuk dengan
goiter8
DIAGNOSIS

Strategi diagnostik dan


pilihan terapeutik pada
pasien yang dirujuk dengan
goiter8
Limfadenopati
DIAGNOSIS
BANDING Karsinoma Tiroid : Medular / papilare

Adenoma Paratiroid

Infeksi Tiroiditis

Tiroid Limpoma
Lipoma
TATALAKSANA
SUPLEMENTASI IODINE

TERAPI SUPRESI HORMON

PEMBEDAHAN
PEMBEDAHAN
PEMBEDAHAN
KOMPLIKASI
Dapat menyebabkan:
 Hipertiroidisme (Fenomena berdasarkan pekerjaan)
 Kompresi trakea
 Dapat berubah menjadi keganasan
 Perdarahan di leher
 Bisa terinfeksi

PROGNOSIS
 Penyakit jinak dan hanya menyebabkan masalah estetika.
 Prognosis yang baik
 Sebagian kecil dapat menyebabkan hipertiroidisme dan beberapa dapat
menjadi ganas, oleh karena itu diperlukan pengawasan seumur hidup
DAFTAR PUSTAKA
1. Alkabban, F. M., B.C Patel. 2020. NonToxic Goiter. StatPearls Publishing. Available on:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482274/ (Diakses tanggal 27 Maret 2021).
2. Assagaf, S.M, N. Lumintang, H. Lampus. 2015. Gambaran Eutiroid pada Pasien Struma Multinodusa Non Toksik Di
Bagian Bedah RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado Periode Juli 2012-Juli 2014. Jurnal e-Clinic (eCl), Vol 3(3); 758-
762.
3. Bahn RS, Castro MR. Approach to the patient with nontoxic multinodular goiter. J Clin Endocrinol Metab. 2011 May.
96(5):1202-12.
4. Betts, J.G, T.J. College, and P. Desaix, et al. 2017. Anatomy and Physiology. Texas; Rice University. Pg; 751-56.
5. Bonnema, S.J. and L. Hegedüs. 2018. Nontoxic Goiter. Springer International Publishing. Available on :
https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007%2F978-3-319-45013-1_5#citeas. (Diakses tanggal 27 Maret
2021).
6. Brunicardi, F., et al. (2014) Schwartz's Principles of Surgery. 10th Edition, McGraw-Hill Education, New York
7. Doherty GM. Doherty G.M.(Ed.),Ed. Gerard M. Doherty. (2014). CURRENT Diagnosis & Treatment: Surgery, 14e.
McGraw-Hill.
8. Fabrizio Monaco, Classification of Thyroid Diseases: Suggestions for a Revision, The Journal of Clinical Endocrinology
& Metabolism, Volume 88, Issue 4, 1 April 2003, Pages 1428–1432, https://doi.org/10.1210/jc.2002-021260 (Diakses
tanggal 27 Maret 2021).
9. Knobel M. Etiopathology, clinical features, and treatment of diffuse and multinodular nontoxic goiters. J Endocrinol
Invest. 2015.
10.Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem, Edisi 6. Jakarta : EGC.
11.Stephanie L et al. Non Toxic Goiter Clinical Presentation. 2016.
https://emedicine.medscape.com/article/120392-clinical#b5 diakese pada 26 Maret 2020.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai