Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN

KEPERAWATAN
SPIRITUAL PADA
PASIEN KUSTA DI
PUSKESMAS
SRI AMUR BEKASI
DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:
Sari Jiwanti
Sri Sulamsih
Ukin Sukirah
Wahyuni
Lina Maesaroh
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENDAHULUAN
Tuntutan keadaan, perkembangan, persaingan dalam berbagai aspek kehidupan
dapat menyebabkan kekecewaan, keputusasaan, ketidakberdayaan pada
manusia baik yang sehat maupun sakit. Selama dalam kondisi sehat walafiat
sering manusia menjadi lupa. Tetapi ketika salah satu fungsi komponen tubuh
terganggu, maka terjadilah stresor. Ketika gangguan itu sampai menghentikan
salah satu fungsi dan upaya mencari pemulihan tidak membuahkan hasil
disitulah seseorang akan mencari kekuatan lain diluar dirinya yaitu kekuatan
spiritual. Disinilah peran perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan spiritual harus dipahami agar kebutuhan pasien
dapat terpenuhi..
TINJAUAN TEORI

Keperawatan spiritual didefinisikan dengan meringkasnya menjadi 5 ( Lima ) R ;


reason and reflection, alasan dan renungan tiap manusia yang mengalami situasi
ekstrim atau wajar saja mencari makna dan tujuan hidup; religion ( religi atau
agama ), agama merupakan sarana untuk mengungkapkan spiritualitas yang
meliputi nilai – nilai, praktik dan kepercayaan; relationships (relasi) relasi dengan
sesama, diri sendiri, dan Tuhan menjadi pusat spiritualitas tiap manusia:
restorasi/pemulihan ), aspek ini mengacu pada kemampuan spiritualitas
seseorang untuk secara positif mempengaruhi keadaan fisiknya.
Hal ini berarti perawat mempunyai keinginan untuk berbagi dan menemukan
makna dan tujuan hidup, kesakitan dan kesehatan dari orang lain. Aspek penting
lain dari perawatan spiritual adalah mengenali bahwa klien tidak harus atau
berhak mempunyai masalah spiritual. Klien membawa kekuatan spiritual tertentu
yang perawat dapat gunakan sebagai sumber untuk membantu mereka
menjalani gaya hidup yang lebih sehat, sembuh dari penyakit, atau menghadapi
kematian dengan tenang.
TINJAUAN TEORI
Spiritualitas adalah pencarian pribadi untuk memahami jawaban sebagai
tujuan akhir dalam hidup, tentang makna, dan tentang hubungan suci atau
transenden, yang mana (atau mungkin juga tidak) memimpin pada atau
bangun dari perkembangan ritual keagamaan dan bentukan komunitas
(King and Koenig, 2009). Paradigma dalam keperawatan holistik, body-
mind-spirit adalah sesuatu yang saling ketergantungan dan saling
memperkuat satu sama lain. Setiap manusia mempunyai komponen body-
mind-spirit, keberadaannya sangat diperlukan dalam proses
penyembuhan (healing). Paradigma inilah yang memberikan sugesti
secara alamiah bahwa proses penyembuhan merupakan proses spiritual
yang mencerminkan totalitas manusia. Totalitas spiritual manusia tampak
pada domain spiritual, berupa; mystery, love, suffering, hope, forgiveness,
peace and peacemaking, grace, and prayer.
TEORI
TINJAUAN
Pertama Pengkajian Kebutuhan Spiritual Pasien meliputi :
1. Kebutuhan Spiritual
2. Persiapan Penilaian Spiritual
a. Penilaian spiritual atas diri sendiri
b. Membangun relasi positif antara perawat dan pasien
c. Menentukan Waktu yang tepat untuk membicarakan Spiritualitas
d. Tehnik Pengkajian Spiritual
e. Model-model Pengkajian Spiritual
Selanjutnya Masalah atau Diagnosa Keperawatan Spiritual. Deskripsi masalah
utama tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Distres Spiritual
2. Resiko terhadap Distress Spiritual
3. Kesiapan Meningkatkan Kesejahteraan
4. Perencanaan Keperawatan Spiritual
Kemudian, Perencanaan Keperawatan Spiritual, yaitu Perawat mengidentifikasi
intervensi untuk membantu pasien mencapai tujuan yaitu memelihara dan
memulihkan kesejahteraan spiritual sehigga kekuatan, kedamaian dan kepuasan
spiritual dapat terealisasi.
Lalu, Implementasi Keperawatan Spiritual yaitu diperlukan tindakan keperawatan
untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan spiritual antara lain kehadiran
pendampingan dukungan praktik keagamaan, membantu pasien berdoa atau
mendoakan dan merujuk pasien untuk konseling spiritual.
Terakhir, Evaluasi Keperawatan Spiritual untuk mengukur sejauh mana
keberhasilan penerapan keperawatan spiritual yang dilakukan terhadap
kebutuhan spiritual pasien.
KASUS DAN PEMBAHASAN
KASUS PEMBAHASAN
Klien merasa berbeda dari orang lain. Mereka menderita sakit
Klien Ny. W/ 45 tahun dengan diagnosa Kusta, klien sedangkan orang lain sehat, tidak mengalami penyakit yang membuat
adalah binaan puskesmas SA diwilayah Kab Bekasi. tubuh mereka rusak dan cacat. Kondisi ini sering sekali membuat
Klien tinggal bersama suami dan 4 orang anaknya yang pasien kusta menjadi lebih sensistif. Pasien kusta juga sering merasa
masih kecil - kecil. Klien rutin kontrol ke puskesmas berkecil hati bila orang lain melakukan sesuatu ataupun
setiap 1 bulan sekali dan pengobatan klien diawasi dan membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan diri mereka. Pasien
dipantau oleh perawat puskesmas SA. Untuk kusta banyak mengalami distress psikososial yang berkaitan erat
memberikan layanan kesehatan yang layak dan baik dengan kecacatan pada diri mereka, sehinga mereka menarik diri.
kepada Klien menjadi tanggung jawab dari perawat Perawat harus memberikan motivasi dan semangat untuk dapat
maupun tim medis lainnya dipuskesmas SA. menghadapi masalah ini dengan lebih baik lagi. Perawat juga dapat
1. Pengkajian dllakukan dengan pengkajian data mengajarkan kepada pasien kusta untuk dapat bersikap positif dalam
subjektif dan data objektif. semua situasi yang dihadapi. Sekalipun dalam kondisi yang sulit dan
2. Diagnosa keperawatan menderita. Memberikan edukasi dengan bersandar kepada kekuatan
3. Perencanaan Tuhan dan melakukan aktifitas spiritual untuk mengatasi segala
4. Evaluasi permasalahannya. Menggunakan koping spiritualnya untuk
menemukan bahwa penyakitnya adalah sebuah anugerah yang
memperkuat keyakinan spiritualnya sehingga apabila dijalankan
dengan sebuah kesabaran dan keikhlasan maka dosa dosanya akan
diampuni oleh Tuhan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai