Anda di halaman 1dari 8

ISSN: 2469-5793

Al Ubaidi. J Fam Med Dis Prev 2018, 4:073


DOI: 10.23937/2469-5793/1510073

Journal of Volume 4 | Issue 1


Open Access

Family Medicine and Disease Prevention


Review Article

Diagnosis Radiologis Tuberkulosis di Fasilitas Kesehatan


Primer
Basem Abbas Al Ubaidi*
Check for
updates
Consultant Family Physician, Ministry of Health, Kingdom of Bahrain

*Corresponding author: Basem Abbas Al Ubaidi, Consultant Family Physician, Ministry of Health, Kingdom of Bahrain,
E-mail: bahmed1@health.gov.bh

Abstract dan memiliki cerminan untuk setiap kelainan x-ray


dada pada orang bergejala [4,6].
Program Skrining Bahrain bergantung pada penggunaan
x-ray dada dan PPD , tanpa menggunakan symptom Umumnya dua tes konfirmasi dari TB aktif adalah
inquiry dan Xpert MTB/RIF (XP). Kunci utamanya adalah dahak-mikroskopi (SSM) dan Xpert MTB / RIF (XP).
mengajarkan dan melatih semua dokter dalam mendeteksi Meskipun demikian, paling sering klinisi untuk
gejala awal dengan temuan x-ray dari TB aktif, inaktif
maupun laten
mencapai diagnosis TB aktif didapatkan dari gejala dan
temuan x-ray dada. Setiap pasien yang tidak merespon
Kata kunci setelah pemberian singkat dari antibiotik broad
TB screening programme, Confirmatory test of TB, Ra- spectrum harus dinilai ulang kemungkinan adanya TB
diological finding of TB, Sensitivity and specificity of TB tersembunyi [7].
screening tests
Sensitivitas dan spesifisitas skrining kuesioner
masing-masing 77%, 66%, sementara lebih baik di PPD
Introduction
masing-masing 89%, 80%; meskipun lebih tinggi pada
Menetapkan program skrining TB secara nasional CXR hingga mencapai masing-masing 86%, 89% [8].
dan melatih semua tenaga medis di tingkat primer Sedangkan, sensitivitas dan spesifisitas dari dua tes
sangat penting dilakukan untuk deteksi dini kasus TB konfirmasi adalah 61%, 98% untuk SSM, masing-
paru aktif di Bahrain masing; lebih tinggi di XP mencapai 90%, 99% secara
skrining TB adalah proses identifikasi bagi orang- berurut [ 9 ]. Analisis Sensitivitas dan spesifisitas
orang yang tampak sehat dengan dugaan TB aktif tergantung pada banyak faktor; seperti adanya status
dengan menggunakan tes, ujian, atau prosedur lain HIV, usia pasien, tingkat keparahan penyakit, latar
yang harus diterapkan untuk kelompok berisiko [2,3]. belakang epidemiologi, pengolahan sputum dan
pewarnaan teknik, dan kualitas diagnostik [7,9,10].
Metode terbaik untuk skrining TB adalah
berdasarkan gejala dan foto rontgen thorax (CXR), Discussion
yang tergantung pada ketersediaan sumber daya, Tidak ada algoritma yang ideal dalam pelayanan
biaya dan hasil yang diharapkan [4,5]. primer; Meskipun demikian, solusinya adalah skrining
Tiga tes skrining TB konvensional antara lain tes diikuti oleh satu tes konfirmasi; atau satu skrining
tesdiikuti oleh dua tes konfirmasi berurutan; atau dua
anamnesis adanya batuk produktif berkepanjangan,
tes skrining paralel diikuti oleh satu tes konfirmasi;
hemoptisis, demam malam hari, berkeringat malam
atau dua tes skrining yang menyusul diikuti oleh satu
hari, penurunan berat badan, dan nyeri dada pleuritik, tes konfirmasi [11].
selain itu x-ray dada (CXR) dan PPD skrining tes.
TB paru aktif adalah penyakit
Sensitifitas penyelidikan gejala dan CXR lebih baik dari
metode lainnya
Citation: Al Ubaidi BA (2018) The Radiological Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis (TB) in Primary
Care. J Fam Med Dis Prev 4:073. doi.org/10.23937/2469-5793/1510073
Received: April 06, 2017; Accepted: March 20, 2018; Published: March 22, 2018
Copyright: © 2018 Al Ubaidi BA. This is an open-access article distributed under the terms of the
Creative Commons Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original author and source are credited.
DOI: 10.23937/2469-5793/1510073 ISSN: 2469-5793

Figure 4: Chest x-ray menunjukkan diffuse miliary opaci-


ties bilateral pada TB paru primer.
Figure 1: Chest x-ray menunjukkan densitas radioopak
homogen paru kanan, lobus tengah dan bawah pada TB paru
primer

Figure 5: Chest x-ray menunjukkan densitas efusi pleura


Figure 2: Chest x-ray menunjukkan adenopati hilus
pada lobus bawah paru kiri pada TB paru primer
bilateral dari TB paru primer

Figure 6: Chest x-ray menunujukkan Kerely B line akibat


adanya edema interstitial (pada anak) pada TB paru primer

Figure 3: Chest x-ray menunjukan patchy opacification


pada kanan atas dan area tengah paru dengan fibrotic Namun, untuk temuan x-ray dada pada TB inaktif
shadows, serta lymphadenopathies hilus. bermacam-macam seperti fibrosis, kalsifikasi persisten
(fokus Ghon), dan tuberculoma (massa persisten
dari bayi, atau orang dewasa muda ketika mereka tidak seperti opasitas) [12,13].
terkena Mycobacterium TB. Ini dapat bermanifestasi Fokus Ghon ini adalah lesi kecil granulomatosa TB
sebagai konsolidasi pneumonik (homogen padat opacity yang tampak jelas di bagian superior dari lobus bawah
atau opasitas merata terutama di lobus tengah dan atau, bagian inferior dari lobus atas, sedangkan Ghon
bawah dengan atau tanpa limfadenopati hilus disebut yang kompleks adalah sama dengan fokus Ghon
kompleks Ghon. Gambaran radiologis lain dari TB primer ditambah pembesaran kelenjar getah bening (gambar
aktif adalah opasitas miliaria atau efusi pleura atau 7-9) [12,13].
edema paru ( Kerely B line) (Gambar 1-6) [12,13].
Di sisi lain, TB paru post primer aktif
DOI: 10.23937/2469-5793/1510073 ISSN: 2469-5793

Figure 10: gambaran lesi kavitas pada lobus atas paru kiri
dari Post TB primer

Figure 7:Gambara Ghon's complex pada TB aktif

Figure 11: Gambaran lesi kavitas and air-fluid level pada


lobus bawah paru kiri dan lobus tengah paru kanan dari
post-TB primer

Figure 8: Gambaran Ghon’s focus akibat kalsifikasi scar


persisten

Figure 12: Gambaran lesi fibroproliferative on lobus atas


paru kanan dari post TB primer

(TB terreaktivasi or TB sekunder) adalah penyakit pada


orang dewasa yang telah terpapar Mycobacterium TB
bacilli dalam 2 tahun terakhir ketika imunitas pasien
memburuk. Temuan X-ray dari TB post primer adalah
konsolidasi tak jelas dengan lesi kavitas atau
fibroproliferative dengan densitas reticulonodular
biasanya melibatkan segmen posterior lobus atas, atau
segmen superior lobus bawah yang menyebar ke endo-
bronchial yang akan tampak gambaran “tree-in-bud” [13-
Figure 9: Gambaran smooth tuberculoma tampak seperti 15]. Lesi noduler dengar tepi yang tidak jelas and dengan
massa persisten.

Al Ubaidi. J Fam Med Dis Prev 2018, 4:073 • Page 3 of 7 •


DOI: 10.23937/2469-5793/1510073 ISSN: 2469-5793

densitas bulat dalam parenkim paru disebut juga Sekuel akhir dari TB sekunder adalah fibrocalcific
hazy tuberculoma (gambar 10- 14) [15]. scar, fibronodular scar dengan kolaps lobus, traksi
bronkiektasis impaksi berlendir, penebalan pleura, dan
kalsifikasi pleura (Gambar 15- 21) [15].
Secara umum, dokter harus memiliki kecurigaan

Figure 13: gambaran coarse reticulonodular densities


pada lobus bawah paru kanan dari post TB primer Figure 16: Gambaran discrete round nodule(s) dengan
round edges tanpa kalsifikasi

Figure 17: gambaran fibrotic scar dengan volume loss


atau retraksi dengan deviasi fissure atau hilum ke sisi
yang sehat dengan volume kavitas thorax yang asimetris
Figure 14: Gambaran nodule dengan tepi tidak jelas
(tree-in-bud sign) dari post TB primer

Figure 18: Discrete nodule(s) dengan volume loss atau


Figure 15: Chest x-ray menunjukkan fibrocalcific scar retraksi satu atau lebih nodular densities dengan batas
yang ditunjukkan adanya air-space opacification jelas tanpa airspace opacification pada lobus atas.
Nodules berbentuk bulat atau tepi yang membulat

Al Ubaidi. J Fam Med Dis Prev 2018, 4:073 • Page 4 of 7 •


DOI: 10.23937/2469-5793/1510073 ISSN: 2469-5793

yang tinggi terhadap lesi TB aktif dan harus dibedakan Tes IGRA menunjukkan infeksi TB sebelumnya [16,17].
dengan lesi TB inaktif (Table 1) [16,17]. Dokter harus mengetahui penyebab positif palsu pada
Infeksi TB laten adalah individu asimtomatik dengan reaksi PPD -(misalnya, Infeksi mikobakteri non-TB,
rutinitas dada x-ray, dan BTA negatif dahak, memiliki tes vaksinasi BCG sebelumnya, metode administrasi yang
kulit dan darah positif (PPD /TST) (Table 2) salah, interpretasi dari reaksi yang salah, botol yang salah
dari antigen yang digunakan). Demikian pula,dokter
harus mendeteksi penyebab negatif palsu pada reaksi
PPD (misalnya, kekebalan rendah, infeksi TB baru, awal
masa bayi ≤ enam bulan, vaksinasi virus hidup terakhir,
metode administrasi PPD yang salah, dan interpretasi
yang salah dari reaksi PPD) [16,17].
PPD dikontraindikasikan hanya untuk orang-orang
yang memiliki reaksi berat sebelumnya (misalnya,
nekrosis akut, melepuh, shock anafilaksis, atau
ulserasi) ke TST sebelumnya. [18].
Pengobatan infeksi TB laten adalah campuran
rifapentin sekali-seminggu ditambah isoniazid selama
tiga bulan, menggantikan 9 bulan pengobatan INH [19].

Figure 19: Chest x-ray menunjukkan volume loss, and


kolaps lobaris

Figure 20: Chest x-ray menunjukkan densitas bronkiektasi Figure 21: Chest x-ray menunjukan penebalan pleura
pada kedua paru dari post TB primer dari post TB primer

Table 1:
Active Pulmonary TB Inactive Pulmonary TB Inconsistent Pulmonary Findings
• Pneumonia lobaris • Kolaps lobus (atelectasis) • Penebalan pleura
• Bronchopneumonia • Traksi bronkiektasis • Diaphragmatic tenting
• Limfadenopati hilus • Kalsifikasi hilus • Sudut kostofrenikus tumpul
• Ghon complex • Fokus Ghon • nodul kalsifikasi soliter atau granuloma
• Large pleural effusion • Small pleural effusion • Temuan muskuloskeletal minor
• Miliary opacities Penebalan kalsifikasi pleura • Temuan jantung minor
• Kerely B line • Scar fibrosis dengan volume loss
• Lesi kavitas • Tuberculoma
• Fibroproliferative • Mucoid impaction
• Coarse reticulonodular densities • Lesi fibrokalsifikasi
• Endobronchial "tree-in-bud" • Fibrokistik atau fibronodular scar < 1
Appearance cm
• Fibrokistik atau fibronodular scar ≥ 1 cm

Al Ubaidi. J Fam Med Dis Prev 2018, 4:073 • Page 5 of 7 •


DOI: 10.23937/2469-5793/1510073 ISSN: 2469-5793

Table 2: Classification of the positive tuberculin skin test (PPD) reaction [18].
Induration ≥ 5 mm Induration ≥ 10 mm Induration ≥ 15 mm
- kontak terakhir dengan pasien TB aktif - Pasien lansia - No known risk factors for
- Migran atau pekerja asing dari negara-negara TB
prevalensi tinggi (<5 tahun)
- A person with fibrotic changes on chest
radiograph consistent with prior TB - bayi, anak, dan remaja yang terpapar orang
dewasa beresiko tinggi
- Pasien dengan transplantasi organ
- Pasien konsumsi imunosupresan (e.g.,
prednisone - pengguna narkoba IV
> 15 mg/day of for one month or longer, taking
- tenaga medis
TNF-a antagonists)
- Detrimental Lifestyle (e.g., crowded
- pasien HIV
accommodation, illicit drug use or alcoholism)
- Imprisonment
- berhubungan dengan penyakit komorbid yang
mendasari
- Pasien dalam perawatan

Temuan minor X-ray yang tidak mengarah ke BG, et al. (2012) Screening strategies for tuberculosis
penyakit TB tidak memerlukan follow-up (misalnya, prev-alence surveys: the value of chest radiography and
symp-toms. PLoS One 7: e38691.
penebalan pleura, tenting diafragma, penumpulan
sudut costo-frenikus, kalsifikasi nodul soliter atau 6. van’t Hoog AH, Laserson KF, Githui WA, Meme HK, Agaya
JA, et al. (2011) High prevalence of pulmonary tuberculosis
granuloma, temuan muskuloskeletal minor, dan
and inadequate case finding in rural western Kenya. Am J
temuan jantung minor ) [20-26]. Respir Crit Care Med 183: 1245-1253.
Conclusion 7. Steingart KR, Henry M, Ng V, Hopewell PC, Ramsay A, et al.
(2006) Fluorescence versus conventional sputum smear
Menetapkan standar nasional untuk program microscopy for tuberculosis: a systematic review. Lancet
skrining TB sangat penting guna mendeteksi dini dari Infect Dis 6: 570-581.
TB paru aktif. Metode terbaik untuk skirining TB adalah
dengan anamnesis gejala dan hasil radiografi dada. 8. Steingart KR, Sohn H, Schiller I, Kloda LA, Boehme CC, et
al. (2014) Xpert(R) MTB/RIF assay for pulmonary tu-
Dokter harus dilatih untuk mendiagnosis secara dini TB berculosis and rifampicin resistance in adults (updated).
aktif; mereka harus mampu membedakan tanda Cochrane Database Syst Rev 1: CD009593.
radiologis dari TB aktif dan inaktif. Para dokter harus
9. Steingart KR, Ng V, Henry M, Hopewell PC, Ramsay A, et
mampu menetapkan diagnois TB laten dan al. (2006) Sputum processing methods to improve the
memberikan pengobatan yang layak. Algoritma TB sen-sitivity of smear microscopy for tuberculosis: a
haruslah disederhanakan dan diupdate secara teratus systematic review. Lancet Infect Dis 6: 664-674.

Potential Conflicts of Interest 10. Cattamanchi A, Davis JL, Pai M, Huang L, Hopewell PC,
et al. (2010) Does bleach processing increase the
None. accuracy of sputum smear microscopy for diagnosing
pulmonary tuber-culosis? J Clin Microbiol 48: 2433-2439.
Competing Interest
11. van’t Hoog AH, Onozaki I, Lonnroth K (2014) Choosing al-
None. gorithms for TB screening: a modelling study to compare
yield, predictive value and diagnostic burden. BMC Infect
Sponsorship Dis 14: 532.
None. 12. Burrill J, Williams CJ, Bain G, Conder G, Hine AL, et al.
(2007) Tuberculosis: a radiologic review. Radiographics 27:
References 1255-1273.
1. Al Ubaidi BA (2015) Tuberculosis Screening Among Expa- 13. http://radiopaedia.org/articles/primary-pulmonary-tubercu-
triate in Bahrain. Int J Med Invest 3: 282-288.
losis
2. https://www.gov.uk/guidance/tuberculosis-screening 14. Harisinghani MG, Mcloud TC, Shepard JA, Ko JP, Shroff
3. Lonnroth K, Corbett E, Golub J, Godfrey-Faussett P, Uple- MM, et al. (2000) Tuberculosis from head to toe. Radio-
kar M, et al. (2013) Systematic screening for active tuber- graphics 20: 449-470.
culosis: rationale, definitions and critical considerations. Int 15. http://radiopaedia.org/articles/post-primary-pulmonary-tu-
J Tuberc Lung Dis 17: 289-298.
berculosis-1
4. van’t Hoog AH, Langendam MW, Mitchell E, Cobelens FG, 16. Sanofi Receives FDA Approval of Priftin® (Rifapentine)
Sinclair D, et al. (2013) A Systematic Review of the Sensi- Tablets for the Treatment of Latent Tuberculosis Infection.
tivity and Specificity of Symptom- and Chest-Radiography
Screening for Active Pulmonary Tuberculosis in HIV- 17. Sterling TR, Villarino ME, Borisov AS, Shang N, Gordin F, et
Nega-tive Persons and Persons with Unknown HIV Status. al. (2011) Three months of rifapentine and isoniazid for latent
tuberculosis infection. N Engl J Med 365: 2155-2166.
5. van’t Hoog AH, Meme HK, Laserson KF, Agaya JA, Muchiri
18. http://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/testing/skin-
testing.htm
• Page 6 of 7 •
DOI: 10.23937/2469-5793/1510073 ISSN: 2469-5793

19. http://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/general/LT- 23. http://www.bing.com/images/search?q=diaphragmat-


BIandActiveTB.htm ic+tenting+x+ray&go=Submit+Query&qs=ds&form=QBIR
20. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell R (2007) Robbins 24. http://www.bing.com/images/search?q=blunting+of+-
Basic Pathology. (8th edn), Saunders Elsevier, 516-522. costophrenic+angle+x+ray&go=Submit+Query&qs=ds&-
form=QBIR
21. Rossi SE, Franquet T, Volpacchio M, Gimenez A, Aguilar
G (2005) “Tree-in-Bud Pattern at Thin-Section CT of the 25. http://www.bing.com/images/search?q=solitary+pulmo-
Lungs: Radiologic-Pathologic Overview”. Radiographics nary+calcified+nodules++&go=Submit+Query&qs=ds&-
25: 789-801. form=QBIR
22. http://www.bing.com/images/search?q=Pleural+thicken- 26. http://www.bing.com/images/search?q=+calcific+pul-
ing+x+ray&FORM=HDRSC monary+granuloma++&go=Submit+Query&qs=ds&-
form=QBIR

Al Ubaidi. J Fam Med Dis Prev 2018, 4:073 • Page 7 of 7 •

Anda mungkin juga menyukai