Anda di halaman 1dari 26

Journal Reading

“Exploring Physicians, Nurses and Ward-based Pharmacists Working


Relationships in a Swedish Inpatient Setting: a Mixed Methods Study”

Pembimbing:

Dr. Anung Putri Illahika, M.Si


M. Rosyidul Ibad, S.Kep.Ns.M.Kep
Apt. Mutiara Titani, M.Sc

SMF INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE)


FAKULTAS KEDOKTERAN, KEPERAWATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
Kelompok Journal Reading 1

NO NAMA Program Studi


1 Ratika Velanuari Rostagama Profesi Dokter
2 Wahyuda Amarta Profesi Dokter
3 Dita Sulung Saputri Profesi Dokter
4 Dimas Fajar Aziz Profesi Apoteker
5 Rizky Amalia Profesi Ners
6 Muhammad Annas Nur Hasyim Profesi Ners
Judul
Exploring Physicians, Nurses and Ward-based Pharmacists Working Relationships in
a Swedish Inpatient Setting: a Mixed Methods Study

Peneliti
Marcia Håkansson Lindqvist, Maria Gustafsson, Gisselle Gallego

Media Publikasi
International Journal of Clinical Pharmacy, 2019
Pokok Penelitian
Studi ini menemukan bahwa dokter dan perawat memiliki pengalaman terbatas
bekerjasama dengan apoteker klinis, dan tidak paham mengenai peran, fungsi,
dan tanggung jawab dari apoteker klinis
Metode Penelitian

Setting
• Penelitian ini dilakukan di bangsal medis di sebuah rumah sakit yang terletak di pedesaan utara
Swedia
Intervensi
• Intervensi dilakukan pada layanan farmasi klinis yang dilaksanakan pada September 2015. Tiga
apoteker klinis melakukan layanan klinis: rekonsiliasi obat, ulasan obat dan partisipasi dalam
putaran bangsal. Intervensi dilakukan 3 hari per minggu selama 6 bulan. Apoteker klinis yang
menyediakan layanan memiliki pelatihan pascasarjana di apotek klinis dan telah berpraktik
sebagai apoteker klinis berbasis rumah sakit.
Rekrutmen partisipan
• Semua dokter dan perawat pada bangsal di mana intervensi apoteker dilaksanakan diundang
untuk berpartisipasi. Apoteker yang mengikuti intervensi juga diwawancara.
Metode Penelitian

Pelaksanaan
• Penelitian ini menggunakan metode campuran termasuk wawancara semi-terstruktur individu
dan survei dokter.
• Indeks Kolaborasi Dokter-Apoteker (PPCI) [13] digunakan, yang merupakan instrumen yang
divalidasi yang mengukur tingkat hubungan kerja kolaboratif yang dilaporkan dokter.
• Dokter dan perawat ditanyai tentang peran dan kontribusi apoteker, dan tantangan memiliki
apoteker berbasis bangsal.
• Wawancara dokter dan perawat dilakukan pada Mei 2016 di rumah sakit. Wawancara apoteker
dilakukan pada Januari 2017 di Departemen Pendidikan di Universitas Umeå.
Metode Penelitian

Analisis data
• Analisis yang disajikan dalam makalah ini berfokus pada hubungan kerja kolaboratif antara
apoteker, dokter, dan perawat. Skor PPCI dianalisis menggunakan STATA 11.0 untuk Windows
(StataCorp LP, College Station, TX).
• Statistik deskriptif digunakan untuk meringkas data.
Hasil Penelitian
• Sebanyak 19 dokter dan perawat diundang, dan 14 setuju untuk berpartisipasi. Sebanyak
sembilan dokter, lima perawat dan tiga apoteker diwawancarai. Wawancara biasanya berlangsung
antara 20-40 menit untuk dokter dan perawat, dan antara 45-60 menit untuk apoteker. Lima dari
delapan dokter adalah laki-laki; semua perawat dan apoteker adalah wanita.
• Semua dokter (n = 9) yang berinteraksi dengan apoteker klinis menyelesaikan survei. Total skor
rata-rata adalah 78,6 ± 4,7, total 92 (skor yang lebih tinggi mewakili hubungan yang lebih maju).
Skor domain rata-rata tertinggi untuk inisiasi hubungan (13,0 ± 1,3, total 15), dan kepercayaan
(38,9 ± 3,4, total 42), diikuti oleh spesifikasi peran (26,3 ± 2,6, total 30). Wawancara (dengan
perawat dan dokter), menunjukkan bagaimana komunikasi, kolaborasi, dan pertukaran
pengetahuan bersama dalam intervensi berubah dan berkembang dari waktu ke waktu.
Hasil Penelitian
• Wawancara digunakan untuk mengeksplorasi lebih lanjut hubungan antara dokter, perawat
dan apoteker. Domain Collaborative Working Relationships (CWR) awalnya digunakan untuk
menggambarkan interaksi. Tiga tema besar diidentifikasi. Tema pertama: Memulai
hubungan, terdapat dua subtema: (1) Harapan awal dan kekhawatiran, dan (2) Belajar
berkolaborasi. Dalam tema kedua, spesifikasi Peran, tiga subtema diidentifikasi: (1) Nilai
tambah, (2) Aksesibilitas dan, (3) Perawatan dan keselamatan pasien. Tema ketiga adalah
Hambatan dan faktor pendukung.
Kesimpulan
• Penelitian ini mampu memberikan wawasan baru ke dalam CWR dari perspektif dokter dan
perawat. Skor PPCI menunjukkan bahwa dokter merasa bahwa apoteker klinis aktif dalam
memberikan perawatan pasien, dapat dipercaya untuk menindaklanjuti rekomendasi dan
memiliki kredibilitas, dan bahwa dalam domain spesifikasi peran terdapat ruang untuk
pertumbuhan hubungan kolaboratif.
• Wawancara dengan apoteker, dokter, dan perawat, sejalan dengan CWR, menunjukkan
bagaimana komunikasi, kolaborasi, dan pertukaran pengetahuan bersama dalam intervensi
berbasis tim berkembang dari waktu ke waktu, dengan fokus pada perawatan dan keselamatan
pasien.
Analisi Domain PERSEPSI
Nilai & Etika
• Sebelum wawancara ini, apoteker klinis tidak terlibat dalam menyediakan layanan
perawatan pasien di rumah sakit ini. Studi ini menemukan bahwa dokter dan perawat
memiliki pengalaman terbatas bekerja dengan apoteker klinis, memiliki pengetahuan
terbatas tentang keterampilan klinis dan kompetensi klinis mereka, dan mereka memiliki
persepsi negatif. Perawat berpikir bahwa apoteker akan mengambil pekerjaan, dan
dokter berpikir bahwa beban kerja mereka akan meningkat. Ini dianggap sebagai
hambatan bagi keberhasilan implementasi layanan. KOMUNIKASI DAN SALING PERCAYA
• Setelah dilakukan wawancara, diketahui bahwa hubungan dibangun dari waktu ke
waktu; kedekatan dan visibilitas memungkinkan dokter dan perawat untuk berinteraksi
dan memahami kemampuan profesional apoteker. Hubungan profesional awalnya
dibangun selama dalam tim rawat inap, dilanjutkan dengan kontak individu dengan
apoteker. Sehingga membuat tingkat kepercayaan kepada apoteker semakin meningkat
dan konsisten
• Terdapat penelitian lain terkait hubungan kolaborasi antara perawat, dokter dan apoteker
berbasis tim di Kanada yang dilakukan oleh Makowsky et al. Apoteker sangat dihargai dan ketika
hubungan kolaborasi dibangun di atas rasa saling percaya dan hormat maka kolaborasi ini lebih
berhasil.
• Faktor lain yang dapat mempengaruhi hubungan kolaborasi adalah karateristik individual dan
perubahan karakteristik
• Skor pada Index Kolaborasi Dokter-Apoteker (PPCI) menunjukkan bahwa dokter merasa apoteker
klinis aktif dalam memberikan perawatan pasien; dapat dipercaya untuk merekomendasi tindak
lanjut/follow up.
• Baik dari skor PPCI dan data kualitatif menunjukkan bahwa untuk mengembangkan hubungan
kolaborasi yang positif, kejelasan peran sangatlah penting.
Analisi Domain
Peran & Tanggung Jawab

• Hubungan kolaborasi ini memberikan pemahaman tentang peran dan kompetensi apoteker.
Apoteker yang terlibat merupakan apoteker profesional yang sangat terlatih dan berpengalaman.
• Di rumah sakit di Swedia apoteker klinis belum dimasukkan ke dalam tim inti perawatan pasien
rawat inap. Oleh sebab itu, peran tenaga medis yang lebih memahami mengenai obat-obatan
(penggunaan obat yang bertanggung jawab) dirasa hilang.
Terdapat penelitian yang mengeksplorasi hubungan kolaborasi Dokter Umum dan Apoteker Komunitas yang
dilakukan oleh Rathbone et al. Hubungan kolaborasi dapat dibangun selama berinteraksi. Tenaga profesional
perlu berbagi perspektif yang sama tentang tujuan dan peran masing-masing agar hubungan kolaborasi dapat
terjadi.
Apoteker diharapkan mampu berinteraksi dengan pasien secara langsung, terutama mengenai edukasi
penggunaan obat. Karena mereka yang lebih faham, dan dokter-perawat pun juga sangat terbantu. Karena
diharapkan pasien lebih memahami akan cara penggunaan obat sehingga resiko terjadi kesalahan pemberian
obat dapat ditekan
Menghindari
MEDERROR

Masalah-masalah yang timbul saat bekerja menangani pasien seharusnya dibahas secara
kolaboratif dalam 1 tim (apoteker, perawat, dokter). Dalam diskusi ini antar profesi dapat
bertukar pengetahuan dan mendiskusikan hal-hal terkait pelayanan kepada pasien.

Meningkatkan kualitas hidup


Pasien
Analisi Domain
Interprofesional Komunikasi

• Hubungan dibangun dari waktu ke waktu  kedekatan dan visibilitas memungkinkan dokter dan
perawat untuk berinteraksi dan memahami kemampuan profesional apoteker.
• Saling menghormati dikembangkan melalui pemahaman peran masing-masing profesi dan
menghormati pengetahuan masing-masing profesi, serta kebersamaan yang terjalin.
• Komunikasi interprofesi yang dilakukan oleh apoteker, perawat, dan dokter dilakukan secara
terbuka, berbasis diskusi dan kolaboratif, dan saling sharing ilmu pengetahuan.
Contoh komunikasi

 Apoteker menjadi pelengkap kerjasama tim, dimana dokter dan perawat membutuhkan komentar
apoteker terkait masalah obat-obatan (lebih detail) bila sedang melakukan diskusi (joint exchange
of the knowledge).
 Dokter dan perawat bisa bertanya langsung kepada apoteker tentang obat.
 Apoteker dapat melaporkan, apabila seseorang sakit diakrenakan terapi yang diberikan
sebelumnya maka pasien tersebut seharusnya tidak menggunakan terapi obat tersebut
Kendala komunikasi interprofesional

• Funding (Pembiayaan)
• Waktu
• Ketidaksepakatan dalam pengambilan keputusan
• Tinjauan dokumentasi obat-obatan
Analisi Domain
Team dan Kolaborasi
• Apoteker menggambarkan intervensi mereka di ruang rawat inap dengan pandangan optimis dan
melaporkan integrasi mereka ke dalam tim dokter dan perawat profesional secara terbuka dan
positif
• Wawancara dengan para apoteker, dokter, dan perawat, sejalan dengan CWR, menunjukkan
bagaimana komunikasi, kolaborasi, dan pertukaran pengetahuan bersama dalam intervensi
berbasis tim berkembang dari waktu ke waktu, denganfokus pada perawatan dan keselamatan
pasien.
• Ketika tim bergerak dari kesadaran dan pengakuan profesional, melalui eksplorasi dan uji coba,
hubungan profesional diperluas, menyediakan kondisi untuk menemukan dan menciptakan cara-
cara baru untuk bekerja untuk mencapai komitmen terhadap hubungan kerja profesional
Kelebihan

1. Keterlibatan intervensi oleh apoteker profesional yang terlatih dan berpengalaman


memberikan pemahaman kuat dalam perkembangan kolaborasi.
2. Intervensi penelitian ini menerapkan komunikasi terbuka berbasis diskusi dan kolaboratif,
membangun pengetahuan masing-masing interprofesi untuk bersama dalam perawatan
pasien.
3. Adanya identifikasi data hambatan intervensi terkait jadwal, dana, logistik, jarak dan kesibukan
pekerjaan dari partisipan.
4. Menciptakan cara baru untuk bekerja untuk mencapai komitmen terhadap hubungan kerja
profesional yang dapat mudah ditiru.
5. Penelitian ini menggunakan tema interaksi yang lengkap dan sistematis.
Kekurangan

1. Mengingat ukuran sampel yang kecil, sulit untuk menggeneralisasi lebih lanjut.
2. Intervensi penelitian ini membutuhkan waktu bertahap 6 bulan dalam membangun
hubungan, kedekatan dan visibilitas interprofesi untuk meningkatkan tingkat
kepercayaan.
3. Tempat penelitian tidak menunjang pengambilan sampel lebih besar.
Penerapan

• Dapat diaplikasikan dalam perawatan pasien di lingkungan kerja dimana membangun


hubungan interprofesi di atas rasa saling percaya dan hormat akan lebih berhasil dalam
kolaborasi interprofesi.
• Penerapan interaksi interprofesi dapat dilakukan dengan bertahap sesuai poin tema
intervensi yaitu diawali dengan memulai hubungan, spesifikasi peran dan faktor
penghambat maupun pendukung yang menunjang.
• Pertimbangan terkait hambatan yang ada lebih baik disepakati bersama interprofesi
sebelum diadakan intervensi.
Identifikasi Masalah

Dalam jurnal ini peneliti meneliti kolaborasi tenaga kesehatan yaitu Dokter,
Apoteker, dan Perawat di sebuah Rumah Sakit Umum di Swedia Utara.
Beberapa hambatan yang dijelaskan dalam jurnal ini antara lain
ketidaksepakatan dalam pengambilan keputusan yang bisa terjadi, anggaran
perawat, dan akses Rumah sakit yang cukup jauh karena terletak dipedesaan.
Solusi
Solusi yang bisa diterapkan dalam jurnal ini adalah pemahaman lebih dalam
mengenai kolaborasi interprofesi, penerapan komunikasi yang efektif, melakukan
tindakan yang sesuai dengan kompetensi masing-masing tenaga kesehatan dan
pemilihan strategi yang tepat untuk penyelesaian masalah antara Dokter, Perawat
dan Apoteker.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai