Patemah.,Amd.Keb.,S.SiT.,M.Kes
Mata Kuliah
Kewirausahaan
Disusun Oleh :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Nama/Merek Perusahaan
Pengembangan Lapak Sehat Bebas Gula Sebagai Upaya
Pencegahan, Terapi Dan Kontrol Gula Darah Melalui Produk
Makanan Pokok Pengganti Nasi Dan Pemeriksaan Rapid Test Untuk
Penyandang Diabetes Melitus.
B. Latar Belakang
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe II
di berbagai penjuru dunia. WHO memprediksi adanya peningkatan
jumlah penyandang Diabetes yang cukup besar pada tahun - tahun
mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030. Senada dengan WHO, International Diabetes
Federation (IDF) pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada
tahun 2030. Meskipun terdapat perbedaan angka prevalensi, laporan
keduanya menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM
sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003,
diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun
sebanyak 133 juta jiwa. Dengan prevalensi DM sebesar 14,7% pada
daerah urban dan 7,2%, pada daerah rural, maka diperkirakan pada
tahun 2003 terdapat sejumlah 8,2 juta penyandang diabetes di daerah
urban dan 5,5 juta di daerah rural. Selanjutnya, berdasarkan pola
pertambahan penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan
ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun dan dengan
asumsi prevalensi. DM pada urban (14,7%) dan rural (7,2%) maka
diperkirakan terdapat 12 juta penyandang diabetes di daerah urban
dan 8,1 juta di daerah rural.(PERKENI).
Ada beberapa faktor – faktor resiko yang menyebabkan
seseorang mengalami penyakit Diabetes Melitus yang salah satunya
adalah faktor gaya hidup. Penyebab DM tertinggi di Indonesia adalah
gaya hidup (waspadji, Sarwono. 2011. ilmu penyakit dalam. Jakarta :
FKUI). Orang Indonesia mempunyai gaya hidup dalam
mengkonsumsi karbohidrat secara berlebih (nasi). Nasi putih bagi
orang Indonesia merupakan makanan wajib. Hampir di setiap menu
makan orang Indonesia 70% nya adalah karbohidrat terutama pada
masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah (Survey
Kesehatan RumahTangga tahun. 1986 danth, 1992). Menurut
penelitian UADC Nutrient pada tahun 2010, bahwa mengkonsumsi
nasi putih 5 porsi dapat menyebabkan DM tipe 2. Sebenarnya hal
seperti ini bisa disiasati dengan mengganti nasi putih dengan nasi
merah (beras merah).
Berdasarkan hasil analisis Laboratorium Pangan dan Gizi
Pusat Antar Universitas (PAU) Universitas Gadjah Mada
menunjukkan bahwa kandungan karbohidrat yang ada pada nasi putih
sangatlah besar yaitu 78,9 % per 100 gr bahan makanan, sedangkan
pada nasi merah adalah 75,7%. Selain itu pada nasi merah memiliki
kandungan serat yang tinggi sehingga tidak akan meningkatkan kadar
gula darah secara drastis. Bertolak dari hal itu perawat memiliki peran
penting dalam memutus rantai perjalanan DM hingga tidak berujung
pada komplikasi. Salah satunya adalah modifikasi peran promosi
kesehatan mengenai seluk beluk penyakit DM dimulai dari diet berupa
pemasaran makanan rendah karbohidrat berupa Nasi “Humairo”
rendah karbohidrat, dan meningkatkan pengetahuan untuk memiliki
perilaku preventif dalam gaya hidup untuk menghindari komplikasi
diabetik jangka panjang (Brunner & Suddarth, 2002).
C. Tujuan
Tujuan saya memilih jenis usaha ini yaitu :
1. Mengisi peluang usaha
MANAJEMEN USAHA
A. Tahapan Bisnis
a. Nama/Merek perusahaan
Lapak Sehat Bebas Gula
b. Berdiri sejak
Belum tersedianya sarana berbasis lapak pada keramaian yang
menyediakan produk makanan pokok pengganti nasi yaitu nasi merah
untuk konsumen yang meruapakan penderita Diabetes Melitus dan non
DM di Indonesia yang disertai jasa pemeriksaan tekanan darah gratis dan
sekaligus melayani pemeriksaan gula darah (rapid test ) sesaat.
G. Analisis Penjualan
Penerimaan rerata 1 bulan :
Harga makanan + Jasa pemeriksaan rapid test : Rp. 30.000,-
Variable cost : Rp. 15.000,-
BEP yang dapat dicapai berdasarkan unit (jasa+barang)