TINJAUAN PUSTAKA
anestesi seperti obat analgesik yang dapat menghilangkan rasa sakit, sementara
penangan (Bonden, 2005). Tujuan dari pemberian premedikasi yaitu (a) untuk
pelepasan katekolamin, (b) untuk relaksasi otot sehingga terjadi immobilisasi dan
hiporefleksi, (c) untuk memberikan efek analgesia (menghilangkan rasa sakit), (d)
untuk memperoleh induksi anestesi yang perlahan dan aman, stadium anestesi
yang stabil, untuk mengurangi dosis obat anestesi sehingga efek samping dari
meminimalisir efek samping dari obat-obat anestesi yang tidak diinginkan (Lee,
6
7
dengan dosis yang tinggi atropin dapat memblokir reseptor nikotin. Penggunaan
sekresi bronchial serta keringat. Pada dosis medium atropin menyebabkan dilatasi
pupil mata dan meningkatkan denyut jantung. Penggunaan dosis tinggi akan
yang sangat tinggi atropin akan menghambat sekresi lambung (Plumb, 2008).
injeksi, inhalasi, atau melalui endotracheal. Jika atropin diberikan secara injeksi
intravena, efek terhadap denyut jantung akan tampak dalam 3–4 menit setelah
dengan baik di dalam tubuh melaui sistem saraf pusat, dimetabolisme di hati dan
2.2.2 Xilazin
kucing untuk menghasilkan sedasi, analgesia, dan relaksasi otot. Golongan alpha-
2 agonist yang lain seperti romifidin sering digunakan pada kuda, tetapi tidak
penurunan peristaltik, relaksasi saluran cerna, dan sedasi. Aktivitas xilazin pada
susunan syaraf pusat adalah melalui aktivasi atau stimulasi reseptor α2-
melalui penghambatan transmisi impuls intraneural pada susunan saraf pusat dan
2001).
Xilazin menghasilkan sedasi dan hipnotis yang dalam dan lama, dengan
dosis yang ditingkatkan mengakibatkan sedasi yang lebih dalam dan lama (Hall
kecil pada daerah suntikan, tetapi tidak menyakitkan dan akan hilang dalam waktu
kemudian dengan dosis yang lebih tinggi menyebabkan hipnosis, dan tidak sadar
(Hall dan Clarke, 1983). Pada sistem pernafasan, xilazin menekan pusat
pernafasan. Xilazin juga menyebabkan relaksasi otot yang bagus melalui imbibisi
transmisi intraneural impuls pada sistem saraf pusat. Penggunaan xilazin pada
preanestetikum pada anjing dengan dosis 0,25-2 mg/kg secara intramuskuler dan
dosis 0,2-0,5 mg/kg secara intravena (McKelvey dan Hollingshead, 2003). Mulai
kerja xilazin yang diberikan pada anjing secara intramuskuler mencapai 10–15
menit dan 3–5 menit apabila diberikan secara intravena. Efek analgesik xilazin
bisa bertahan selama 15–30 menit, namun efek sedasinya bisa bertahan hingga 1–
sempurna setelah pemberian xilazin pada anjing membutuhkan waktu antara 2–4
2.2 Anestesi
Anestesi berasal dari dua bahasa Yunani yaitu an berati tidak, dan
aesthesis berarti rasa atau sensasi. Sehingga anestesi berarti suatu keadaan
temporer dimana terjadinya relaksasi otot, hilangnya rasa sakit dan hilangnya rasa
eksotik, dan prosedur pengobatan. Di samping itu anestesi dapat juga digunakan
dan berdasarkan luas pengaruh obat. Berdasarkan cara penggunaan obat anestesi
dibagi menjadi empat meliputi; (a) anestesi inhalasi yaitu obat anestesi berupa
injeksi yaitu obat anestesi diberikan dengan cara injeksi/suntikan, bisa melalui
intravena, intramuskuler, subkutan, (c) oral atau rektal yaitu obat yang diberikan
anestesi yang diberikan melalui kutaneus atau membran mukosa untuk tujuan
area yang diberikan obat yang mampu menghambat konduksi saraf perifer
cara blokade saluran ion natrium saraf perifer sehingga konduksi saraf
kesadaran.
regio tertentu dengan cara pemberian obat anestesi pada lokasi saraf yang
tindakan pembedahan.
2.2.1 Ketamin
golongan nonbarbiturat, dan termasuk anestesi dissosiatif yaitu pada dosis rendah
sebagai preanestesi dan pada dosis yang lebih tinggi dapat berfungsi sebagai
anestesi umum. Ketamin HCl merupakan larutan tidak berwarna, stabil pada suhu
yang kuat. Ketamin umumnya tidak menghilangkan refleks pinnal (kuping) dan
pedal (kaki), juga refleks terhadap cahaya, refleks kornea, laring atau faring. Efek
denyut jantung, tekanan aorta dan arteri pulmoner. Menurut Stawicki (2007),
ketamin memiliki efek klinik yang bervariasi yakni analgesik, anestesi, halusinasi,
serta durasi kerja anestesi yang sangat pendek. Mengatasi kerugian penggunaan
yang diberikan secara IM atau IV (Bishop, 1996). Lama anestesi yang dihasilkan
oleh kombinasi anestesi xilazin (2 mg/kg BB) dan ketamin (15 mg/kg BB) dalam
satu spuit secara intamuskuler pada anjing lokal sekitar 45 menit (Sudisma et al.,
2001). Pemberian xilazin secara tunggal pada anjing akan menyebabkan muntah
dan penurunan denyut jantung beberapa menit setelah pemberian xilazin (Bishop,
1996). Sebagai catatan, ketamin dan xilazin dapat menginduksi aritmia jantung,
edema pulmonum, dan depresi pernafasan pada anjing. Sehingga obat ini harus