Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SWOT

PENGADAAN CHAMBER HIPERBARIK DI RSUD ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO

1. STRENGTH
A. Letak geografis RSUD Asembagus berdekatan (dalam jarak jangkauan) pusat-pusat
penyelaman level nasional maupun Lokal (Pasir Putih, Banongan, Pulau Menjangan, Pulau
Tabuwan) dan pusat-pusat latihan tempur militer (AD, Marinir, AL atau Gabungan baik
nasional maupun dengan luar negeri, seperti USA, Singapura dan lain-lain)
Frekuensi latihan militer kelautan :
Puslatpur Mar : 12 x/tahun (lokal), 1-2 xtahun (dengan luar negeri)
PLP AD : 8 x/ tahun
B. Jarak tempuh ke RSUD Asembagus :
a. Pasir putih : 1 jam
b. Banongan : 15 menit
c. Pulau menjangan : 1 jam
d. Pulau Tabuwan : 1 jam
Penanganan komplikasi penyelaman golden periodnya adalah kurang dari 4 jam.
C. Chamber hiperbarik merupakan paket dari pusat penyelaman yang berfungsi sebagai alat
kesehatan anjing penjaga pada kejadian kecelakaan penyelaman.
D. Kabupaten Situbondo memiliki 37 Desa pantai (16 di Situbondo Barat dan 21 di Situbondo
Timur) dengan banyak penyelam tradisional yang beresiko terjadinya kecelakaan/
komplikasi penyelaman.
E. Manfaat TOHB (Terapi Oksigen Hiperbarik) antara lain :
1. Mengurangi volume gelembung gas pada penyakit dekompresi
2. Meningkatkan penyaluran oksigen pada jaringan yang kekurangan oksigen
3. Mendorong/merangsang pembentukan pembuluh darah baru
4. Menekan pertumbuhan kuman
5. Mendorong pembentukan jaringan dan meningkatkan daya bunuh kuman oleh sel
darah putih
6. Mengeliminasi dan menurunkan zat beracun
7. Manfaat untuk kebugaran dan estetika : menurunkan asam laktat, meningkatkan
kekuatan otot, meningkatkan kapasitas latihan fisik, merangsang pertumbuhan
jaringan kolagen dan elastin
8. Merangsang peningkatan anti oksidan sehingga berperan dalam meredam radikal
bebas, anti inflamasi dan anti keriput.
F. Chamber hiperbarik dapat dimanfaatkan untuk terapi berbagai macam penyakit :
Terapi primer : Penyakit decompresi, emboli gas, keracunan CO, Gas Gangren,
Osteoradionecrosis
Terapi sekunder : Kerusakan jaringan akibat radiasi, akut ischemia (crush injury), penyakit
infeksi, cidera kepala, cerebral palsy, stroke, autis, luka bakar, luka bakar yang sukar
sembuh, anemia akut, tandur kulit, osteomyelitis, tuli mendadak/tinitus, patah tulang,
rehabilitasi motilitas sperma pada infertilitas, perbaikan memori karena penyakit
pembuluh darah, keracunan Sianida, keracunan CO2, infeksi jaringan lunak oleh kuman
aerob dan anaerob, asfixia, infeksi mastoid, kebugaran dan estetika, dan sebagainya.
G. Sudah adanya peraturan pemerintah tentang hiperbarik (Kepmenkes RI No.
120/Menkes/SK/II/2008) yang menjadi pedoman pelaksanaan terapi hiperbarik.
H. Pantai utara Situbondo wilayah Timur lebih Terjal dibandingkan yang di wilayah Barat
Situbondo yang memperbesar resikokomplikasi penyelaman.
I. Sudah adanya SDM RSUD Asembagus yang sudah terlatih Terapi Hiperbarik (Bersertifikat
dari Lakesla Surabaya) yang terdiri dari : 2 orang dokter, 3 orang perawat S1 dan 2 orang
Teknisi.
2. WEAKNESS
a. Chamber Hiperbarik merupakan alat Kesehatan yang mahal. Harga tergantung dari jumlah
seat serta merupakan produk lokal atau import.
b. Membutuhkan tenaga ahli dalam bidang Terapi hiperbarik yang harus terus meningkatkan
keilmuan dan ketrampilan. Dibutuhkan biaya pelatihan lanjutan tersebut.
c. Tarif pelayanan Terapi hiperbarik agak mahal (minimal 150 rb/kali), sehingga
membutuhkan upaya promosi tentang kemanfaatan alat tersebut secara terus menerus
sehingga alat tersebut bisa termanfaatkan secara optimal, baik melalui media sosial,
media elektronik, media cetak, brosur, leaflet, sosialisasi dan penyuluhan kepada
masyarakat umum, penyelam tradisional, penyelam di pusat penyelaman, kelompok
senam aerobik dan lain-lain)
3. OPPORTUNITY
1. Dengan adanya Chamber hiperbarik di Kabupaten Situbondo dimungkinkan untuk menarik
wisatawan asing maupun domestik yang akan melakukan penyelaman, dikarenakan
adanya rasa aman jika melakukan penyelaman di daerah yang sudah memiliki alat
pertolongan jika terjadi kecelakaan penyelaman.
2. Wisatawan asing pada umumnya memiliki asuransi kecelakaan penyelaman. Hal ini
menjamin kemudahan pembiayaan pemakaian hiperbarik dengan biaya klaim yang cukup
tinggi, sehingga bisa membantu biaya operasional pemakaian hiperbarik. Hal ini terbukti
dengan yang terjadi di RS Sanglah Denpasar.
3. Adanya pengajuan anggaraan BK Propinsi Jawa Timur oleh Bupati Situbondo dan Direktur
RSUD Asembagus untuk pengadaan Chamber Hiperbarik, Oksigen Central dan alat
Kesehatan/Kedokteran
4. Adanya rekomendasi dari Tim Telaah Pengadaan Chamber Hiperbarik di RSUD
Asembagus VS RSUD Besuki yang dibentuk oleh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur
5. Terapi hiperbarik sedang dalam proses pengajuan agar dapat termasuk dalam
penjaminan BPJS
6. Adanya hubungan yang baik dengan RS Paru Jember dan Lakesla Surabaya dan sudah
dilaksanakan permohonan lisan untuk perbantuan Dokter Penanggung Jawab Hiperbarik
(S2 Hiperbarik dari RS Paru Jember) dan Bimtek/Pembinaan/Kesempatan Magang oleh
Lakesla Surabaya dan RS Paru Jember.
7. Perlunya inovasi pelayanan guna mengoptimalkan pemakaian alat chamber hiperbarik.
8. Di Jawa Timur ada 2 tempat Terapi Hiperbarik yaitu Lakesla Surabaya (Milik TNI- AL) dan
RS Paru Jember (Milik Propinsi Jawa Timur). Jika di Situbondo juga ada, maka merupakan
milik Pemkab Situbondo, Pemkab pertama yang memiliki Chamber Hiperbarik di Jawa
Timur.
9. TREAT
a. Kelalaian terhadap SOP dapat menimbulkan bahaya yang fatal, antara lain
kebakaran/ledakan yang terjadi di RSAL Mintoharjo. Hal ini diantisipasi dengan
pelaksanaan SOP yang ketat sehingga bisa meminimalkan resiko.
b. Adanya pesaing dari RS lain yang melaksanakan pengadaan Chamber Hiperbarik di waktu-
waktu yang akan datang, sehingga dapat menurunkan kunjungan.
KRONOLOGIS PENGAJUAN CHAMBER HIPERBARIK RSUD ASEMBAGUS

1. Tahun 2014 : Rapat pertama direktur RSUD Asembagus dengan Bupati Situbondo (Bersama
kepala SKPD yang lain) di Pringgitan Pendopo Kab. Situbondo, Bupati situbondo
menyampaikan bahwa setiap SKPD harus memiliki icon (program unggulan). Pada saat itu
Direktur RSUD Asembagus sudah menyampaikan rencana program unggulan adalah Terapi
Hiperbarik.
2. Pengajuan anggaran pengadaan chamber hiperbarik melalui dana DAK tahun 2015 ditolak
dengan alasan bukan alkes yang merupakan level RS tipe D.
3. Pada rapat anggaran selanjutnya tingkat propinsi, ternyata diperkenankan pengadaan
chamber hiperbarik di RS tipe D dengan kekhususan, misal RS Maritim.
4. Tahun 2016 RSUD Asembagus mengajukan permohonan pengantar proposal kepada Bupati
Situbondo tentang pengadaan Chamber Hiperbarik yang ditujukan kepada Gubernur Jawa
Timur.
5. Tahun 2016, proposal diajukan kepada Gubernur Jawa Timur, ditanda tangani Bupati
Situbondo.
6. September 2016, Tim RSUD Asembagus melaksanakan pelatihan tenaga dokter, perawat dan
teknisi sebagai supervisor, operator, tender dan teknisi pelayanan hiperbarik di Lakesla
Surabaya.
7. April 2017 mendapat informasi bahwa Kepala Dina Kesehatan Prop. Jawa Timur kurang
berkenan dengan pengadaan chamber hiperbarik di RSUD Asembagus.
8. Pada rapat prarakerkesnas di Dinkes Jawa Timur, Direktur RSUD Asembagus dan Kasie
Penunjang menghadap Kadinkes Prop. Jawa Timur. Beliau menyarankan untuk melakukan
kajian dan studi banding ke RS Paru Jember.
9. Pada Hospital Expo di Jakarta, Direktur RSUD Asembagus melakukan pengamatan dan mencari
informasi tentang berbagai jenis Hiperbarik.
10. Mei 2017 RSUD Asembagus melakukan studi banding ke RS Paru Jember, diterima oleh dr.
Arya sidemen, SE, MPH yang juga merupakan ketua IDHI (Ikatan Dokter Hiperbarik Indonesia).
Beliau menyampaikan :
1. RSUD Asembagus potensial untuk pengembangan terapi hiperbarik, karena lokasi yang
dekat dengan diving site (Pasir Putih, Banongan, Pulau Menjangan dan Pulau Tabuwan).
2. Adalah menjadi kewajiban Kabupaten yang memiliki Diving site untuk menyediakan alat
kesehatan yang berfungsi sebagai anjing penjaga kegiatan penyelaman, yaitu Hiperbarik
chamber.
3. RS Paru bukan merupakan rujukan yang tepat untuk kecelakaan penyelaman di Pasir putih
atau banongan karena ketinggian lebih dari 800 m di atas permukaan laut.
4. Golden Period terapi hiperbarik maksimal dalam jarak tempuh 4 jam setelah kejadian
kecelakaan/komplikasi penyelaman.
5. Bersedia salah satu dokter ahli hiperbarik di RS Paru sebagai penanggung jawab /
konsultan terapi Hiperbarik di RSUD Asembagus.
11. Kegiatan yang terkait hiperbarik baik pelatihan di Lakesla maupun studi banding ke RS Paru
Jember diupload ke FB Direktur RSUD asembagus.
12. RSUD Asembagus mencari dukungan tertulis dari berbagai pihak yang terkait dengan
Hiperbarik, yaitu: RS Paru Jember, Komandan Puslatpur Marinir, Komandan PLP AD, Direktur
BUMN Pasir Putih, Kepala desa se-Kecamatan Banyuputih, Jangkar dan Asembagus, Satpolair
Banyuwangi dan Satpolair situbondo.
13. Direktur RSUD Asembagus dan Kasie Penunjang menghadap Kadinkes Propinsi Jawa timur
guna melaporkan telaah pengadaan chamber hiperbarik dan hasil studi banding ke RS Paru
Jember. Kadinkes Prop Jatim menyampaikan akan membentuk tim yang akan menelaah
kebutuhan terapi hiperbarik di RSUD Asembagus/RSUD Besuki.
14. SK Tim ditandatangani oleh Kadinkes Prop. Jawa Timur.
15. Rapat Tim kajian hiperbarik di Dinas Kesehatan Prop. Jatim dipimpin oleh Kabid Pelayanan
Dinkesprop Jatim. Dihadiri oleh semua anggota tim, yaitu Direktur RS Paru Jember (Ketua
IDHI), Lakesla Surabaya, Dinkes Kab situbondo, RSUD Asembagus, RSUD Besuki dan tim inernal
Dinkes Prop Jatim. RSUD Asembagus, RSUD Besuki, Lakesla Surabaya menyampaikan paparan.
Pada akhir rapat disampaikan bahwa RSUD Asembagus dan RSUD Besuki harus melakukan
kajian tentang kejadian penyakit yang terkait hiperbarik.
16. Setelah RSUD Asembagus dan RSUD Besuki menyerahkan hasil kajian, maka dilakukan evaluasi
oleh Tim Telaah di Dinkes Kabupaten Situbondo.
17. Hasil Rekomendasi dari Tim telaah di Dinkes Prop Jatim keluar yang menyampaikan bahwa
merekomendasi RSUD Asembagus dalam pengadaan Chamber Hiperbarik dibandingkan
dengan RSUD Besuki, akan tetapi keputusan akhir diserahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Situbondo.
18. Direktur RSUD Asembagus dan Kasie Penunjang menghadap Kepada dinas Kesehatan
Situbondo, dan selanjutnya diminta untuk melakukan analisa SWOT dan membuat kronologis
pengajuan chamber hiperbarik.
19. Direktur RSUD Asembagus hari ini akan menyerahkan analisa SWOT dan kronologis pengajuan
Chamber Hiperbarik kepada Kepala dinas Kesehatan Situbondo.

Asembagus, 12 Juni 2017

Direktur RSUD Asembagus

dr. Roekmy Prabarini ario, M.Kes

NIP. 19700228 200212 2 001

Anda mungkin juga menyukai