TUBERCULOSIS
1st line drugs
rifampin (R), isoniazid (H) dan pirazinamid (Z). Obat first line supplemental: etambutol dan streptomisin.
second-line
drugs
para-aminosalisilat (PAS), etionamid, sikloserin, kanamisin, amikasin, kapreomisin, viomisin dan tiasetazon.
kasus baru BTA sputum (+), kasus baru BTA sputum (-), rontgen (+) yang sakit berat, kasus baru dengan kerusakan berat pada TB ekstrapulmonar (meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudatif dupleks, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin)
TBC TBC dr HaMBa
Kategori 2
Penderita kambuh (relaps) Penderita gagal (failure) Penderita dengan pengobatan setelah lalai
Kategori 3
kasus baru BTA sputum (-), rontgen (+) sakit ringan, kasus kerusakan ringan pada TB ekstrapulmonar [TB kelenjar limfe, pleuritis eksudatif unilateral, TB kulit, TB tulang (kec tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal]
Amikasin & Kanamisin Gol: aminoglikosida Bakterisid terhadap organisme ekstrasel. Kanamisin jarang digunakan karena toksisitasnya. Do: 10-15 mg/kg IM atau IV 3-5 kali per minggu.
TBC TBC dr HaMBa
Asam Para Aminisalisilat (PAS) MK: menghambat sintesis folat Efek anti TB-nya rendah Toksisitas sal. cerna (mual, muntah & diare) yang tinggi salut enterik. Do: 4 gr/8 jam. Tiasetazon (amitiozon) Do: 150 mg/ hr. Struktur mirip H, tapi bersifat bakteriostatik & lebih toksik.
TBC TBC dr HaMBa
Viomisin Sifat = kapreomisin, amikasin & kanamisin Diberikan secara IM. Efek toksik lebih sering & berat dibanding antibiotik peptida lain. Etionamid Derivat asam nikotinat. Berguna u/ terapi TB multi resisten. Penggunaan terbatas karena toksisitas & ES: intoleransi sal cerna (anoreksia & mual), rx neurologis serius, hepatitis reversibel (5%), hipersensitif & hipotiroidisme.
TBC TBC dr HaMBa
Sikloserin ES serius membatasi penggunaan obat: psikosis (bunuh diri <<), kejang, neuropati perifer, sakit kepala, somnolen & alergi. KI: epilepsi, konsumsi alkohol aktif, insufisiensi renal berat, atau riwayat depresi atau psikosis.
DNA dengan cara = rifampin. Cara kerja terhadap M. tuberculosis diyakini sama dengan rifampin. ES: dosis >300 mg/hr gang. sal cerna. Urin & cairan tubuh (jingga - coklat). Rifabutin + claritromisin uveitis anterior (40%), hiperpigmentasi & sindrom artralgia/polimialgia reversibel.
TBC TBC dr HaMBa
& peningkatan kadar enzim hati. Interaksi: antikoagulan, kuinidin, kontrasepsi oral, sulfonilurea, analgetik, dapson, glukokortikoid, klaritromisin, zidovudin & glikosida jantung menginduksi enzim sitokrom P450 <<
RIFAPENTIN Do: 600 mg sekali atau 2 x/minggu. INH-rifapentin memiliki tingkat kekambuhan yang lebih tinggi (10%) dibandingkan INH-rifampin (5%). ES: jarang Menghambatan enzim RNA polimerase tergantung DNA. ES = rifampin,
+ P hiperurisemia peningkatan enzim hepar.
Kuinolon Mencegah sintesis DNA melalui penghambatan DNA girase. Ofloksasin, sifrofloksasin & pefloksasin. ES jarang.
kasus baru BTA sputum (+), kasus baru BTA sputum (-), rontgen (+) dengan kerusakan parenkim yang luas, kasus baru dengan kerusakan berat pada TB ekstrapulmonar
Fase INTENSIF
2HRZS(E)
BTA -
BTA +
HRZS(E)
2-4 minggu
Fase LANJUTAN
4H3R3
TBC TBC dr HaMBa
4HR
Kategori II
Kasus relaps Kasus gagal Kasus pengobatan tidak selesai dengan BTA sputum tetap positif
2HRZES(E)/1HRZE
4 minggu
Fase LANJUTAN
5H3R3E3/5HRE
TBC TBC dr HaMBa
4HR
Kategori III
kasus baru BTA sputum (-), rontgen (+) sakit ringan kasus baru yang berat dengan TB esktrapulmonar (di luar kategori I)
Fase INTENSIF
2HRZ
Fase LANJUTAN
4H3R3
4HR
4H
TBC TBC dr HaMBa
Kategori IV