Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN TN. W DENGAN DIAGNOSA MEDIS HERNIA


INGUINALIS SINISTRA DI POLI BEDAH UMUM
RSI DARUS SYIFA’ SURABAYA

OLEH :
NUR FITHRIYATI
NIM : 20209002

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK
2020
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PASIEN TN. W DENGAN DIAGNOSA MEDIS HERNIA INGUINALIS
SINISTRA DI POLI BEDAH UMUM RSI DARUS SYIFA’ SURABAYA

Surabaya, 24 November 2020


Mahasiswa

Nur Fithriyati
NIM :920200002

Preseptorship Dosen Pembimbing

Astutik Rofidah S.Kep.,Ns Istiroha, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NPP: 03.197.06.08 NIDN : 0705099004

Mengetahui
KEPALA RUANGAN

Sriatun Amd.Kep
NPP: 03.031.06.99
BAB I
KONSEP TEORI

A. Definisi
Hernia merupakan penonjolan viskus atau sebagian dari viskus melalui celah
yang abnormal pada selubungnya (Grace, 2007). Hernia adalah keluarnya isi tubuh
(biasanya abdomen) melalui defek atau bagian terlemah dari dinding rongga yang
bersangkutan (Dermawan, 2010).

B. Etiologi
Menurut Suratun (2010) ada 2 (dua) penyebab terjadinya hernia yaitu: Defek
dinding otot abdomen: Hal ini dapat terjadi sejak lahir (congenital) dan didapat.
Hernia congenital: Processus vaginalis peritoneum persisten Testis tidak
samapi scrotum, sehingga processus tetap terbuka Penurunan baru terjadi 1-2 hari
sebelum kelahiran, sehingga processus belum sempat menutupdan pada waktu
dilahirkan masih tetap terbuka
Hernia yang didapat seperti karena usia, keturunan, lemahnya dinding rongga
perut, akibat dari pembedahan sebelumnya. Peningkatan tekanan intraabdominal:
Penyakit paru obtruksi menahun (batuk kronik), obesitas, adanya Benigna Prostat
Hipertropi (BPH), sembelit, mengejan saat defekasi dan berkemih, mengangkat beban
terlalu berat dapat meningkatkan tekanan intraabdominal.

C. Tipe-Tipe Hernia
1. Sering terjadi
a. Umbilical/ para-umbilikal
Berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar) yang disebabkan
bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, namun
tidak menutup sepenuhnya. Hernia umbilikalis sering terjadi pada bayi baru lahir
karena dinding abdomen anterior relative lemah pada annulus umbilicalis,
terutama pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah. Selain itu hernia
umbilikalis didapat paling sering terjadi pada perempuan atau orang obesitas.
b. Inguinal (direk dan indirek)
Hernia inguinalis (rupture) adalah suatu protrusi peritoneum dan viscera
parietalis, seperti usus halus, melalui lubang normal atau abnormal dari rongga
yang masuk bagiannya. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen
berkembang sehingga usus menerobos ke bawah melalui celah. Hernia tipe ini
lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Karakteristik hernia
inguinalis direk dan hernia indirek disajikan dan digambarkan pada Tabel 2.1.
c. Femoral
Hernia ini muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan pada pria dan sangatjarangpadaanak- anak.
Hernia femoralis tidak dapat dikembalikan ketempat semual (irreducible).
d. Insisional
Hernia ini dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia ini muncul
sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar tidak
menutup sepenuhnya
Tabel 2.1. Perbedaan Hernia inguinalis direk dan indirek
Karakteristik Direk (Didapat) Indirek
(kongenital/bawaan)
Faktor Kelemahan dinding Patensi processus veginalis
predisposisi abdomen anterior pada (lengkap atau sekurang-
trigonum inguinale kurangnya bagian
(misalnya, karena superior) pada orang
distensi annulus muda, sebagian besar laki-
superficialis, falx laki
ingunale yang sempit,
atau melemahnya
aponeurosis pada laki-
lakai berusia >40 tahun
atau lebih)
Frekuensi Jarang terjadi (sepetiga Lebih sering (dua pertiga
sampai seperempat sampai tiga perempat)
hernia inguinalis) hernia inguinalis
Keluar dari Peritoneum plus fascia Peritoneum processus
rongga abdomen transversalis (terletak di vaginalis yang menetap
luar satu atau dua ditambah ketiga fascial
bagian dalam fascial yang menutupi
yang menutupi funiculus/ligamentum teres
funiculus)
perjalanan Berjalan melalui atau di Melintasi canalis
sekitar canalis inguinalis (seluruh canal
inguinalis, biasanya jika emmiliki ukuran yang
hanya melintasi ukup) didalam processus
sepertiuga medial canal, vaginalis.
diluar dan sejajar
vestigium processus
vaginalis.
Keluar dari Melalui annulus Melalui annulus
dinding superficialis, di sebelah superficialis di dalam
abdomen lateral funiculus; jarang funiculus, sering berjalan
anterior masuk skrotum. ke dalam skrotum/labium
majus.
.
2. Jarang terjadi
a. Epigastrik
Terjadi di antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis tengah perut
(diantara processus xiphoideus dan umbilicus). Hernia epigastrik biasanya terdiri
dari jaringan lemak dan jarang yang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut
yang relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat
didorong kembali ke dalam perut ketika pertama kali ditemukan.
b. Gluteal, lumbal, obturator
Hernia pada kedua trigonum ini jarang dijumpai. Pada pemeriksaan
fisik tampakdanterababenjolandi pinggangdi tepibawahtulangrusukXIIataudi
tepi kranialpangguldorsal.Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen
obturatoria. Kantong hernia ini mungkin diisi oleh lekuk usus yang dapat
mengalami inkaserasi parsial atau total.

Gambar 2.3 Letak Terjadinya Hernia (Grace, 2007)

Adapun klasifikasi hernia menurut sifatnya :


1. Hernia Reponible/Reducible
Bila isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika berdiri/mengejan dan
masuk lagi jika berbaring/didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri/gejala
obstruksi usus.
2. Hernia Irreponible
Bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga karena
perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia, tidak ada keluhan
nyeri/tanda sumbatan usus, hernia ini disebut juga hernia akreta.
3. Hernia Strangulata/Inkaserata
Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap, tidak
dapat kembali kedalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan
pasase/vaskularisasi (Grace, 2007).

D. Patofisiologi
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut
akan menarik peritonium kedaerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritonium
yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonel.
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua factor utama, yang pertama adalah
faktor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan
Pada bayi yang sudah lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi. Namun
dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup, karena testis kiri turun
terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri
terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan normal. Kanalis yang
terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila proses terbuka terus (karena tidak
mengalami obliterasi) akantimbul hernia inguinalis lateralis kongenital.
Faktor yang kedua adalah faktor yang didapat seperti hamil, batuk kronis,
pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia. Riwayat pembedahan abdomen,
kegemukan, meruapakan factor lain yang dapat menyebabkan terjadinya hernia.
Masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup parah maka akan
menonjol keluar dari anulus ingunalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut tonjolan
akan sampai ke skrotum.Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun
manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat
terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
Peningkatan isi abdomen, memasuki kantung hernia. Jika terjadi penekanan
terhadap cincin hernia maka isi hernia kantong hernia tidak dapat kembali ke posisi
awal dan terjepit sehingga menimbulkan nyeri dan kerusakan organ sehingga terjadi
hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala ileus yaitu gejala obstruksi usus
sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan menyebabkan kurangnya
suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik dan terjadi kerusakan jaringan,
penumpukan jaringan menjadi mati sehingga timbul respon inflamasi hingga timbul
masalah risiko infeksi. Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi
yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan
dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik
usus yang bisa menyebabkan konstipasi, kembung, mual-muntah, intake
menurun, sehingga klien berisiko mengalami penurunan beratbadan dan akhirnya
timbul masalah ketidakseimbangan nutrisi. Apa bila tidak dilakukan pembedahan
maka isi perut akan lepas didalam rongga dan terdapat nekrosis sampai ganggren
karena peredaran darah terganggu.(Grace, 2007)
.
5. WOC (Web OfCausion)
Hernia
Bayi baru lahir Pekerjaan berat, angkat beban, riwayat
jatuh, batuk lama, mengejan, bersin PEMBEDAHAN

Prosesu
vaginalisperitonie Peningkatan tekanan intraabdomen
tidak terobilitasi
Terputusnya MK: destruksi
kontinuitas Kerusakan pertahanan
Fasia abdomen tidak mampu menhaan
jaringan lunak integritas
Kanalis ingunalis tekanan
jaringan
terbuka masuknya
Terputusnya mikroorganisme
simpul
Peritoneum Fasia Keterbatasan
tertarik kedaerah terkoyak gerak respon
skrotum inflamasi

MK: Nyeri akut


Hernia inguinalis Hernia inguinalis MK: Risiko
lateralis kongenital lateralis akuisita Infeksi
*akuisita=didapat MK: Imobilitas
Fisik
HERNIA

Peningkatan isi abdomen ( usus ) Perubahan


memasuki kantong hernia status kesehatan
Penekanan terhadap cincin hernia Obstruksi usus Peristaltic
Kesulitan Kurang terpapar
berjalan/berpindah usus
Penekanan terganggu informasi
Kantong hernia tidak dapat kembali pembuluh darah kesehatan
ke posisi semula MK:Mual/
MK:
Regurgitasi Nausea
Gangguan Isi hernia nekrosis MK: cemas
Usus terjepit imobilitas isi usus
fisik
MK: kerusakan MK: Ketidakseimbangan
Mual intake
Nyeri akut integritas jaringan nutrisi kurang dari
muntah menurun
kebutuhan tubuh
E. Manifestasi klinik
Menurut Grace (2007), manifestasi klinis pada pasien dengan hernia yaitu :
a. Pasien datang dengan benjolan di tempat hernia.
b. Hernia femoralis berada dibawah dan lateral dari tuberkulum pubikum. Biasanya
hernia ini mendatarkan garis-garis kulit di lipatan paha. Hernia femoralis tidak dapat di
kembalikan ketempat semula.
c. Hernia inguinalis dimulai pada bagian atas dan medial terhadap tuberkulum pubikum
namun dapat turun lebih luas jika membesar.
d. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan
e. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
f. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang berisi kandung
kencing

F. Komplikasi
Grace, (2007) dan Oswari (2006) Menyebutkan komplikasi yang dapat terjadi pada
penderita hernia adalah:
1. Hematoma (luka atau pada skrotum),
2. Retensi urin akut. Infeksi pada luka.
3. Nyeri dan pembengkakan testis yang menyebabkan atrofi testis.
4. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis).
5. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk.
Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi
usus.
6. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh
darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.
7. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah
dan kemudian timbul nekrosis.
8. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan
obstipasi.
9. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki.
10. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah.
11. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
12. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Suratun, (2010). Pemeriksaan penunjang pada penderita hernia dapat
dilakukan dengan cara berikut:
Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis hernia.
Namun pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT Scan, maupun MRI (Magnetic
Resonance Imaging) dapat dikerjakan guna melihat lebih lanjut keterlibatan organ-organ
yang terperangkap dalam kantung hernia tersebut. Pemeriksaan laboratorium dapat
dilakukan untuk kepentingan operasi
1. sinar X abdomen menunjukan kadar gas dalam usus / abstruksi usus.
2. Laparoskopi, untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakah ada sisi yang
berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulang atau tidak.
3. Pemeriksan darah lengkap, hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat
menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih
(Leukosit : >10.000– 18.000/mm3)

H. Penatalaksanaan Medis
Grace (2007), mengatakan penatalakasanaan yang diberikan kepada penderita hernia
meliputi :
1. Kaji hernia untuk: keparahan gejala, risiko komplikasi (tipe,ukuran leher hernia),
kemudahan untuk perbaikan (lokasi, ukuran), kemungkinan berhasil (ukuran,
banyakya isi perut kanan yang hilang).
2. Kaji pasien untuk : kelayakan operasi, pengaruh hernia terhadap gaya hidup (pekerjaan
dan hobi).
3. Perbaikan dengan bedah biasanya ditawarkan pada pasien – pasien dengan:
a. Hernia dengan risiko komplikasi apapun gejalanya.
b. Hernia dengan adanya gejala-gejala obstruksi sebelumnya.
c. Hernia dengan risiko komplikasi yang rendah namun dengan gejala yang
mengganggu gaya hidup dan sebagainya.
Secara konservatif (non operatif)
a. Reposisi hernia
Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan tangan
b. Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara,
misalnya pemakaian korset
Secara operatif (prinsip pembedahan)
a. Herniotomi
Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan pada klien
dengan hernia yang sudah nekrosis. Eksisi kantung hernianya saja untuk pasien
anak.
b. Herniorafi
Memperbaiki defek, perbaikan dengan pemasangan jaring (mesh) yang biasa
dilakukan untuk hernia inguinalis, yang dimasukkan melalui bedah terbuka atau
laparoskopik.
BAB II
Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
Menurut Dermawan & Rahayuningsih (2010), hal yang perlu di kaji pada
penderita hernia inguinalis adalah memiliki riwayat pekerjaan mengangkat beban
berat, duduk yang terlalu lama, terdapat benjolan pada bagian yang sakit, nyeri tekan,
klien merasa tidak nyaman karena nyeri pada perut.
1. Identitas pasien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama penanggung
jawab, pekerjaan dll. Biasanya hernia Ditemukan 80 % pada pria dan prosentase
yang lebih besar pada pekerja berat.
2. Keluhan utama
keluhan yang menonjol pada pasien hernia untuk datang ke rumah sakit
adalahbiasanya pasien datang dengan benjolan di tempat hernia, adanya rasa nyeri
pada daerah benjolan
3. Riwayat penyakit sekarang
Diawali timbulnya/munculnya benjolan yang mula mula kecil dan hilang
dengan istirahat,berlanjut pada fase benjolan semakin membesar dan
menetap,benjolan tidak hilang meskipun dengan istirahat.Benjolan yang menetap
semakin membesar oleh karena tekanan intra abdominal yang meningkat
mengakibatkan benjolan semakin membesar yang berakibat terjadinya jepitan oleh
cincin hernia.Biasanya klien yang mengalami nyeri. Pada pengkajian nyeri
(PQRST)
P: klien mengatakan ke rumah sakit dengan keluhan ada benjolan pada bagian
perut bawah yang di sebab kankarna ada bagian dinding abdomen yang lemah.
Q: benjolan tersebut menimbulkan rasa nyeri di daerah bagian bawah perut/ sesuai
tempat terjadinya hernia, klien mengatakan rasa nyeri seperti di tusuk –tusuk
jarum.
R: nyeri tersebut sangat terasa di bagian perut bagian bawah.
S: skala nyeri 4-8.
T: nyeri terasa hebat saat di bawa beraktivitas dan nyeri berlangsung selama ± 3
menit ada gejala mual-muntah bila telah ada komplikasi.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Secara patologi Hernia tidak diturunkan, tetapi perawat perlu menanyakan
apakah penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya sebagai faktor
predisposisi di dalam rumah.
5. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah sebelumnya
klien pernah menderita Hernia, keluhan pada masa kecil, hernia dari organ lain, dan
penyakit lain yang memperberat Hernia seperti diabetes mellitus. Biasanya
Ditemukan adanya riwayat penyakit menahun seperti: Penyakit Paru Obstruksi
Kronik, dan Benigna Prostat Hiperplasia.
6. Riwayat pisikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi masalah
dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien menerima keadaannya.
Biasanya pasien mengalami cemas, dan penurunan rasa percaya diri.
7. Pola kebiasaan
a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Adakah kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol dan kebiasaan
olahraga (lama frekuensinya). Biasanya pada hernia reponibilis dan irreponibilis
belum dijumpai adanya gangguan dalam pemenuhan kebutuhan makan dan
minum. Peristaltic usus biasanya lebih dari batas normal (>10x/menit).
Pada hernia inkarcerata dan strangulata dijumasi adanya gejala mual dan
muntah yang mengakibatkan terjadinya gangguan pemenuhan kebutuhan makan
dan minum.
b. Pola Tidur dan Istirahat
Biasanya Pada hernia reponibilis dan irreponibilis tidak dijumpai gangguan
pemenuhan kebutuhan tidur. Namun pada hernia inkarcerata dan strangulata
ditemukan adanya gejala berupa nyeri hebat yang mengakibatkan gangguan
pemenuhan istirahat tidur
c. Pola aktifitas
Aktifitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena rasa nyeri akibat
penonjolan hernia.
d. Pola hubungan dan peran
Dengan keterbatasan gerak kemungkinan penderita tidak bisa melakukan peran
baik dalam keluarganya dan dalam masyarakat. penderita mengalami emosi
yang tidak stabil.
e. Pola kognitif
Penglihatan, perabaan serta pendengaran, kemampuan berfikir, mengingat masa
lalu, orientasi terhadap orang tua, waktu dan tempat.
f. Pola penanggulangan stress
Kebiasaan klien yang digunakan dalam mengatasi masalah.
g. Pola tata nilai dan kepercayaan
Bagaimana keyakinan klien pada agamanya dan bagaimana cara klien
mendekatkan diri dengan tuhan selama sakit.
h. Neurosensori
Ada tidaknya gangguan sensorik nyeri yang meningkat bila digunakan
beraktivitas. Biasanya nyeri seperti tertusuk yang akan semakin memburuk
dengan adanya batuk, bersin, membengkokan badan, mengangkat, defekasi,
mengangkat kaki. Keterbatasan untuk mobilisasi atau membungkuk kedepan
(Soeparman, 2011).
8. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik focus hernia yaitu pemeriksaan abdomen meliputi :
a. Inspeksi
Mengkaji tingkat kesadaran, perhatikan ada tidaknya benjolan, awasi tanda
infeksi( merah, bengkak,panas,nyeri, berubah bentuk)
b. Auskultasi
Bising usus jumlahnya melebihi batas normal >12 karena ada mual dan pasien
tidak nafsu makan, bunyi nafas vesikuler, bunyi jantung sonor.
c. Perkusi
Kembung pada daerah perut, terjadi distensi abdomen
d. Palpasi
Turgor kulit elastis, palpasi daerah benjolan biasanya terdapat nyeri
Post Operasi
1. Riwayat penyakit sekarang
Menurut Rumiati (2013) dan Hartini Tri Palupi (2013) klien dengan post operasi
hernia mempunyai keluhan utama nyeri yang disebabkan insisi pembedahan.
2. Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Adakah kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol dan kebiasaan
olahraga (lama frekuensinya), bagaimana status ekonomi keluarga kebiasaan
merokok dalam mempengaruhi lamanya penyembuhan luka operasi.
b. Pola Tidur dan Istirahat
Insisi pembedahan luka post operasi herniotomi atau herniorapi dapat
menimbulkan nyeri sehingga dapat mengganggu kenyamanan pola tidur klien.
c. Pola aktifitas
Aktifitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena rasa nyeri luka
operasi, aktifitas biasanya terbatas karena harus bedrest berapa waktu lamanya
setelah pembedahan.
d. Pola sensorik dan kognitif
Ada tidaknya gangguan sensorik nyeri (biasanya terdapat nyeri disekitar luka
pembedahan herniotopi atau herniorap indikator 4-7) penglihatan, perabaan
serta pendengaran, kemampuan berfikir, mengingat masa lalu, orientasi
terhadap orang tua, waktu dan tempat.
Pemeriksaan fisik :
B1 (breath) : biasanya tidak terjadi gangguan pernafasan yang spesifik untuk
pasien post operasi hernia
B2 (blood) : biasanya tekanan darah masih dalam batas normal
B3 (brain) :  Kesadaran secara kuantitatif (GCS) dalam batas normal (Eye
4,verbal 5, motorik 6)
Kesadaran secara kualitatif : kompos mentis, kadang
dijumpaikesadaran yang apatis dan gelisah pada hernia inkarcerata
danstrangulata.
B4 (bladder) : Biasanya di jumpai penurunan produksi urine
B5 (bowel) : Terdapat penurunan peristaltic usus.
B 6 (bone) : pasien biasanya mengalami kesulitan dalam berpindah dan berejalan
akibat luka post operasi herniotomi

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang lazim muuncul pada pasien dengan Hernia menurut NANDA (2013) yaitu
sebagai berikut :
1. Pre Operasi Hernia
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik.
b. Mual berhubungan dengan regurgitasi usus akibat obstruksi usus
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah, gangguan peristaltic usus
d. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan luka post operasi
e. Kerusakan Integritas jaringan berhubungan dengan tindakan operatif
f. Deficit pengetahuan berhubungan dengan potensial komplikasi gastrointestinal dan
kurangnya informasi.
2. Post Operasi Hernia
a. Nyeri akut berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi.
b. Kerusakan Integritas jaringan berhubungan dengan tindakan operatif
c. Risiko infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.
d. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan luka post operasi
C. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Perencanaan/Intervensi
. INTERVENSI PRE OPERASI

Dx
1 Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan agen injuri fisik  Kontrol nyeri Manajemen nyeri
Indikator : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
1. Tidak pernah menunjukkan manajemen termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
nyeri frekuensi, kualitas dan intensitas atau
2. Jarang menunjukkan manajemen nyeri keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya
3. Kadang-kadang menunjukkan 2. Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan,
manajemen nyeri khususnya pada mereka yang tidak mampu
4. Sering menunjukkan manajemen nyeri berkimunikasi efektif
5. Secara konsisten menunjukkan 3. Berikan informasi tentang nyeri seperti
manajemen nyeri penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
Hasil yang diharapkan 4-5 berkurang dan antisipasi ketidaknyamaanan
kriteria hasil: prosedur
1. Mengenali kapan nyeri terjadi 4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: nafas
2. Menggambarkan faktor penyebab dalam
3. Menggunakan jurnal han untuk 5. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
memonitor gejala dari waktu ke waktu massase area punggung
4. Menggunakan tindakan pencegahan
5. Menggunakan tindakan pengurangan 6. berikan pasien penurun nyeri yang optimal
nyeri tanpa analgesik dengan peresepan analgesik
6. Menggunakan analgesik yang
direkomendasikan Pemberian analgesik
7. Melaporkan perubahan terhadap gejala 7. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis,
nyeri pada profesional kesehatan dan frekuensi obat analgesik yang diresepkan
8. Mengguankan sumber daya yang 8. Cek adanya riwayat alergi obat
disediakan 9. Berikan kebutuhan kenyamanan dan aktivitas
9. Mengenali apa yang terkait dengan lain yang dapat membantu relaksasi untuk
gejala nyeri memfasilitasi penurunan nyeri
10. Melaporkan nyeri yang terkontrol
2. Mual berhubungan dengan NOC NIC
regurgitasi usus  Control mual dan muntah 1. Observasi tanda-tanda nonverbal dari
1. Tidak pernah menunjukkan kontrol mual ketidaknyamanan
2. Jarang menunjukkan kontrol mual 2. Lakukan penilaian lengkap terhadap mual,
3. Kadang-kadang menunjukkan kontrol termasuk frekuensi, durasi, tingkat keparahan,
mual dan faktor-faktor pencetus
4. Sering menunjukkan kontrol mual 3. Dapatkan riwayat diet pasien seperti makanan
5. Secara konsisten menunjukkan kontrol yang disukai dan yang tidak disukai serta
mual preferensi makanan terkait budaya
Hasil yang diharapkan: 4-5 4. Evaluasi dampak dari pengalaman mual pada
kualitas hidup
Dengan kriteria hasil :
1. Mengenali onset mual 5. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
2. Mendeskripsikan factor-faktor penyebab menyebabkan atau berkontribusi terhadap
3. Mengenali faktor pencetus stimulus mual seperti obat-obatan dan prosedur
4. Menggunakan langah-langkah 6. Kendalikan faktor-faktor yang mungkin
pencegahan memebangkitkan mual
5. Menghindari bau yang tidak 7. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor yang
menyenangkan bersifat personal yang memicu atau
6. Mendeskripsikan factor-faktor penyebab meningkatkan mual
7. Menghindari factor-faktor penyebab 8. Identifikasi strategi yang telah berhasil
dilakukan dalam mengurangi mual
9. Ajarkan untuk makan secara perlahan
10. Ajarkan untuk membatasi minum 1 jam
sebelum, 1 jam setelah, dan selama makan
3 Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC
kurang dari kebutuhan Status nutrisi menejemen nutrisi
tubuh berhubungan dengan indikator: 1. Identifikasi adanya alergi atau intoleransi
mual, muntah, gangguan 1. Sangat menyimpang dari rentang makanan yang dimiliki pasien
peristaltic usus normal 2. Berikan pilihan makanan sambil menawarkan
2. Banyak menyimpang dari rentang bimbingan terhadap pilihan makanan yang
normal lebih sehat
3. Cukup menyimang dari rentang 3. Atur diet yang diperlukan yaitu menyediakan
normal makanan tinggi protein: menyarankan
4. Sedikit menyimpang dari rentang menggunakan bumbu dan rempah-rempah
normal sebagai alternatif untuk garam, menyediakan
5. Tidak menyimpang dari rentang pengganti gula; menambah atau mengurangi
normal kalori, menambah atau mengurangi vitamin,
Dengan hasil yang diharapkan : 4-5 mineral, atau suplemen.
Dengan kriteria hasil: 4. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat
1. Asupan gizi mengkonsumsi makanan
2. Asupan makanan 5. Lakukan atau bantu pasien terkait dengan
3. Asupan cairan perawaan mulut sebelum makan
4. Energi 6. Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi
5. Rasio berat badan/tinggi badan tegak dikursi, jika memungkinkan
6. hidrasi 7. Anjurkan keluarga untuk membawa makanan
favorit pasien sementara pasien berada
dirumah sakit atau fasilitas perawatan
8. Tawarkan makanan ringan yang padat gizi
9. Pastikan diet mencakup makanan tinggi
kandungan serat
5 Kerusakan Integritas  Integritas jaringan: kulit dan Perawatan luka
4 Jaringan berhubungan membran mukosa 1. Bersihkan luka dengan normal saline ata
dengan kerusakan jaringan Indikator : pembersih yang tidak beracun
akibat isi hernia nekrosis 1. Sangat terganggu 2. Oleskan salep yang sesuai dengan kulit/lesi
2. Banyak terganggu 3. Berikan balutan yang sesuai dengan jenis luka
3. Cukup terganggu 4. Periksa luka setiap kali perbahan balutan
4. Sedikit terganggu 5. Reposisi pasien setidaknya setiap 2 jam
5. Tidak terganggu Kontrol risiko : proses infeksi
6. Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan
Hasil yang diharapkan 4-5 pada saat memasuki dan meninggalkan ruang
kriteria hasil : pasien
1. Suhu kulit 7. batasi jumlah pengunjung bila perlu
2. Sensasi 8. Dorong asupan cairan: tawari makanan ringan,
3. Elastisitas minuman ringan dan buah-buahan segar/jus
4. Hidrasi buah)
5. Tekstur 9. Tingkatkan intake nutrisi yang tepat: dengan
6. Perfusi jaringan memotivasi pasien untuk makan sesuai dengan
7. Integritas kulit porsi yang disediakan dari rumah sakit.

Kontrol risiko : proses infeksi


Indikator :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan

Hasil yang diharapkan 4-5


(kontrol infeksi pasien pada awal
pengkajian skala 2 : jarang melakukan)
Kriteria hasil:
1. Mengidentifikasi faktor risiko infeksi
2. Mengidentifikasi risiko infeksi dalam
aktivitas sehari-hari
3. Mengidentifikasi strategi umtuk
melindungi diri dari orang lain yang
terkena infeksi
4. Mempraktikkan strategi untuk
mengontrol infeksi
5. Mempertahankan lingkungan yang
bersih

5 Deficit Pengetahuan NOC : NIC :


berhubungan dengan  Pengetahuan : Manajemen penyakit Pengetahuan : manajemen penyakit akut
potensial komplikasi akut 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
gastrointestinal dan Indikator: proses penyakit yang spesifik
kurangnya informasi. 1. Tidak ada pengetahuan 2. Jelaskan patofisiologi penyakit dan
2. Pengetahuan terbatas bagaimana hubungannya dengan anatomi dan
3. Pengetahuan sedang fisiologi,sesuai kebutuhan.
4. Pengetahuan banyak 3. Kenali pengetahuan pasien mengenai
5. Pengetahuan sangat banyak kondisinya
4. Jelaskan tanda dan gejala umum dari
Dengan hasil yang diharapkan 3-4 penyakit
5. Identifikasi kemungkinan penyebab, sesuai
Kriteria hasil: kebutuhan.
1. Faktor-faktyor penyebab dan faktor 6. Identifikasi perubahan kondisi pasien
yang berkontribusi 7. Beri ketenangan terkait kondisi pasien
2. Perjalan penyakit b uasanya 8. Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin
3. Tanda dan gejala penyakit ada
4. Tanda dan gejala kompikasi 9. Edukasi pasien mengenai tindakan untuk
5. Strategi untuk mencegah komplikasi mengontrol/meminimalkan gejala
6. Penggunaan obat-obat dan resep yang
benar

INTERVENSI POST OPERASI HERNIA


1 Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan diskontuinitas  Kontrol nyeri Manajemen nyeri
jaringan akibat tindakan Indikator : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
operasi. 1. Tidak pernah menunjukkan manajemen komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
nyeri durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas atau
2. Jarang menunjukkan manajemen nyeri keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya
3. Kadang-kadang menunjukkan 2. Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan,
manajemen nyeri khususnya pada mereka yang tidak mampu
4. Sering menunjukkan manajemen nyeri berkimunikasi efektif
5. Secara konsisten menunjukkan 3. Berikan informasi tentang nyeri seperti
manajemen nyeri penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi ketidaknyamaanan
Hasil yang diharapkan 4-5 prosedur
4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: nafas
kriteria hasil: dalam
1. Mengenali kapan nyeri terjadi 5. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
2. Menggambarkan faktor penyebab massase area punggung
3. Menggunakan jurnal han untuk 6. berikan pasien penurun nyeri yang optimal
memonitor gejala dari waktu ke waktu dengan peresepan analgesik
4. Menggunakan tindakan pencegahan
5. Menggunakan tindakan pengurangan Pemberian analgesik
nyeri tanpa analgesik 7. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis,
6. Menggunakan analgesik yang dan frekuensi obat analgesik yang diresepkan
direkomendasikan 8. Cek adanya riwayat alergi obat
7. Melaporkan perubahan terhadap gejala
nyeri pada profesional kesehatan 9. Berikan kebutuhan kenyamanan dan aktivitas
8. Mengguankan sumber daya yang lain yang dapat membantu relaksasi untuk
disediakan memfasilitasi penurunan nyeri
9. Mengenali apa yang terkait dengan
gejala nyeri
10. Melaporkan nyeri yang terkontrol
2 Kerusakan Integritas  Integritas jaringan: kulit dan Perawatan luka
jaringan berhubungan membran mukosa 1. Bersihkan luka dengan normal saline ata
dengan kerusakan jaringan Indikator : pembersih yang tidak beracun
akibat dari tindakan operasi. 1. Sangat terganggu 2. Oleskan salep yang sesuai dengan kulit/lesi
2. Banyak terganggu 3. Berikan balutan yang sesuai dengan jenis luka
3. Cukup terganggu 4. Periksa luka setiap kali perbahan balutan
4. Sedikit terganggu 5. Reposisi pasien setidaknya setiap 2 jam
5. Tidak terganggu
Kontrol risiko : proses infeksi
Hasil yang diharapkan 4-5 6. Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan
pada saat memasuki dan meninggalkan ruang
kriteria hasil : pasien
1. Suhu kulit 7. batasi jumlah pengunjung bila perlu
2. Sensasi 8. Dorong asupan cairan: tawari makanan ringan,
3. Elastisitas minuman ringan dan buah-buahan segar/jus
4. Hidrasi buah)
5. Tekstur 9. Tingkatkan intake nutrisi yang tepat: dengan
6. Perfusi jaringan memotivasi pasien untuk makan sesuai dengan
7. Integritas kulit porsi yang disediakan dari rumah sakit.

Kontrol risiko : proses infeksi


Indikator :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan

Hasil yang diharapkan 4-5


Kriteria hasil:
1. Mengidentifikasi faktor risiko infeksi
2. Mengidentifikasi risiko infeksi dalam
aktivitas sehari-hari
3. Mengidentifikasi strategi umtuk
melindungi diri dari orang lain yang
terkena infeksi
4. Mempraktikkan strategi untuk
mengontrol infeksi
5. Mempertahankan lingkungan yang
bersih
3. Hambatan mobilitas fisik NOC NIC :
berhubungan luka post Indikator : Exercise therapy : ambulation
operasi posisi tubuh: berinisiatif sendiri 1. Bantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur
1. Sangat terganggu 2. Ajarkan pasien tentang dan pantau penggunaan
2. Banyak terganggu alat bantu mobilitas : kursi roda
3. Cukup terganggu 3. Ajarkan dan bantu pasien dalam proses
4. Sedikit terganggu berpindah
5. Tidak terganggu
Pengaturan posisi
Hasil yang diharapkan : 4-5 4. Posisikan pasien semi fowler
kriteria hasil: 5. Balikkan tubuh pasien sesuai dengan kondisi
1. Bergerak dari posisi berbaring ke posisi kulit
berdiri 6. Minimalisir gesekan atau cedera ketika
2. Bergerak dari posisi duduk ke posisi memposisikan dan membalikkan tubuh pasien
berbaring 7. Dorong pasien untuk terlibat dalam perubahan
3. Bergerak dari posisi duduk ke posisi posisi
berdiri
4. Bergerak dari posisi beriri ke posisi
duduk
4 Risiko infeksi NOC : NIC :
berhubungan dengan luka  kontrol risiko proses infeksi Infection Control (Kontrol infeksi)
insisi bedah/operasi. Indikator : 1. Kaji faktor yang dapat meningkatkan
1. Tidak pernah mennjukkan kerentanan terhadap infek(misalnya, usia
2. Jarang menunjukkan lanjut, usia kurang dari 1 tahun, sistem imun
3. Kadang-kadang menunjukkan lemah, dan malnutrisi).
4. Sering menunjukkan 2. pantau tanda dan gejala infeksi
5. Secara konsisten menunjkkan
3. amati penampilan praktik hygiene personal
Hasil yang diharapkan 4-5 4. instruksikan untuk menjaga hygiene personal
(misalnya mencuci tangan)
dengan kriteria hasil: 5. ajarkan pasien teknik mencuci tangan yang
1. Terbbebas dari tanda dan gekjala benar
infeksi 6. ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci
2. Memperlihatkan hygiene personal tangan sewaktu masuk dan meninggalkan
yang adekuat ruang pasien
3. Mengindikasikan status 7. batasi jumlah pengunjung bila perlu
gastrointestinal dan imun dalam batas 8. hitung jumlah leukosit (leukosit normal 4000-
normal 10000 sel/mm3)
4. Melaporkan tanda dan gejala infeksi 9. kolaborasi pemberikan terapi antibiotik, bila
serta mengikuti prosedur skrining dan diperlukan
pemantauan
 Status nutrisi: Asupan Makanan &
Cairan manajemen nutrisi
indikator: 10. monitor kalori dan asupan makanan
1 : Tidak Adekuat 11. instruksikan pasien mengenai kebutuhan
2 : Sedikit adekuat nutrisi (yaitu membahas pedoman diet dan
3 : Cukup adekuat piramida makanan
4 : Adekuat 12. berikan pilihan makanan sambil menawarkan
5 : Sangat Adekuat bimbingan terhadap pilihan makanan yang
sehat
Dengan hasil yang diharapkan : 4-5 13. anjurkan keluarga membawa makanan
Dengan kriteria hasil: favorite pasien sementara pasien berada
1. Asupan nutmakanan secara oral dirumah sakit atau fasilitas perawatan
2. Asupan makanan secara tube 14. tawarkan makanan ringan yang padat gizi
feeding 15. pastikan diet mencakup makanan tinggi
3. Asupan cairan secara oral kandungan serat untuk mencegah konstipasi
4. Asupan cairan intravena
5. Asupan cairan parenteral

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Potter & Perry, 2011). Proses Implementasi mencakup (Kozier, 2011) :
a. Mengkaji kembali pasien
b. Menentukan kebutuhan perawat terhadap bantuan
c. Mengimplementasikan intervensi keperawatan
d. Melakukan supervise terhadap asuhan yang didelegasikan
e. Mendokumentasikan tindakan keperawatan

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah
intervensi keperawatan harus diakhiri dilanjutkan, atau diubah (Kozier, 2011).
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional dengan pengertian S (subjektif) adalah informasi berupa
ungkapan yang didapat dari pasien setelah tindakan diberikan. O (objektif) adalah informasi yang didapat berupa hasil
pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan. A (analisis) adalah
membandingkan antara informasi subjektif dan objektif dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa
masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi. P (planning) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa (Kozier, 2011)

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Butcher, Dochterman, Wagner. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi ke-6. Jakarta: Mocomedia

Hartini. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post Operasi Hernia Hari Ke-1. Surakarta

Judith M.Wilkinson. 2006. Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Hasil NOC. Jakarta: EGC

Kozier. 2011. Fundamental Keperawatan (Konsep, Proses, Dan Praktik). Jakarta: EGC

Moorhead, Johnson, Meridean, Swanson. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi ke-5. Jakarta: Mocomedia

Nurarif & Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 1. Jakarta:EGC
Potter & Perry. 2011. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Rumiati. 2013. Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Pasien Dengan Post Operasi Hernia.

FORMULIR PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK

IDENTITAS
Nama :TN. W Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 56 Th Status Marital : kawin
Agama : Islam Penanggung Jawab : ny. T
Suku : Jawa Alamat : Bringin - menganti
Pendidikan : SMA Tgl. MRS : 24 November 2020
Pekerjaan : Swasta Tgl. Pengkajian : 24 November 2020
Alamat : Bringin-menganti No. Reg : 360883
Dx. Medis : HIL S Reponible

RIWAYAT SAKIT & KESEHATAN


1. Keluhan Utama :
Nyeri di daerah selangkangan kiri
2. Riwayat penyakit saat ini :
Pasien mengatakan ada benjoalan di selangkangan kiri dan terasa nyeri sejak 1 minggu yang lalu. Benjolan timbul karena 1
minggu yang lalu pasien habis angkat-angkat lemari. Benjolan awalnya kecil dan dapat dimasukan kembali setelah dibuat istirahat.
Dua hari ini benjolan tambah membesar saat dikembalikan lagi agak susah. Pasien juga merasa tambah nyeri dan merasa tidak
nyaman juga. Oleh kelurga dibawa ke Poli Bedah dr Ismu Sp.B. Keluhan yang dirasa saat ini pasien merasa nyeri hilang timbul di
bagian selangkangan kiri dan merasa cemas karena penyakit yang dideritanya ini tidak akan sembuh.

3. Penyakit yang pernah diderita:


Tidak ada
4. Penyakit yang pernah diderita keluarga :
Tidak ada
5. Riwayat alergi :  Ya √ Tidak Jelaskan : ....................................

PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : √ baik  sedang  lemah
2. Kesadaran :
√ compos mentis  sopor  somnolent  coma  lain-lain :
Tanda Vital :
Tensi : 130/78 Nadi: 100 x/menit Suhu: 36.5 Pernafasan : 21 x/menit

3. Pola nafas :
Irama : √ teratur  tidak teratur
Jenis :  dispnoe  kussmaul  ceyne stokes  lain-lain :
Suara nafas : √ vesikuler  stridor  wheezing  ronchi
 lain-lain : .........
Sesak nafas :  ya √ tidak
Batuk :  ya √ tidak Jelaskan : ................................

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

4. Kardiovaskuler :
Irama Jantung : √ reguler  irreguler S1/S2 tunggal : √ ya  tidak
Nyeri dada :  ya √ tidak
Bunyi jantung : √ normal  murmur  gallop  lain-lain :
CRT : √ < 3 detik  > 3 detik
Akral : √ hangat  panas  dingin basah  dingin kering
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

5. Persyarafan :
GCS : 15 Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Reflek fisiologis: √ patella  triceps  biceps  lain-lain :
Reflek patologis:  babinsky  budzinsky  kernig  lain-lain :
Istirahat/tidur : 8 jam/hari
Gangguan tidur :  ada √ tidak Jenis: .................

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

6. Penginderaan :
a. Mata
Gerakan mata √ normal  tidak , Jelaskan………
Bentuk mata √ normal  tidak , Jelaskan………
Pupil: √ isokor  anisokor  lain-lain: Palpebra: cekung  tidak
Konjungtiva:  anemis √ tidak
Sklera:  ikterus √ tidak
Lensa :  keruh √ tidak
Visus ka/ki…………………………………….
Gangguan penglihatan:  ya √ tidak
Alat bantu  ya √ tidak
Lain-lain:
b. Telinga
Bentuk telinga √normal  tidak , Jelaskan………
Gangguan pendengaran:  ya √ tidak Jelaskan :...........
Alat bantu :  ya √ tidak
Lain-lain:

c. Hidung
Bentuk: √ normal  tidak Jelaskan :...........
Gangguan penciuman:  ya √ tidak Jelaskan :...........
Lain-lain:

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

7. Perkemihan :
Kebersihan : √ bersih  kotor
Urine : Kuning Jumlah: 1400 cc/hari Warna : kuning Bau : khas
Alat bantu (kateter):  ya √ tidak
Kandung kemih : membesar  ya √ tidak
Nyeri tekan  ya √ tidak
Gangguan :  anuria  oliguria  retensi  inkontinensia
 nocturia  lain-lain :

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

8. Pencernaan :
Nafsu makan: √ baik  menurun
Porsi makan: √ habis  tidak Jelaskan:...........
Minum: jumlah: 2000 cc/hari jenis minuman: air putih + teh
Mulut dan Tenggorokan
Mulut: √ bersih  kotor  berbau
Mukosa: √ lembab  kering  stomatitis
Tenggorokan:  sakit menelan/ nyeri telan  kesulitan menelan
 pembesaran tonsil  lain-lain :

Abdomen
Perut:  tegang  kembung  ascites √ nyeri tekan, lokasi: dibagian selangkangan kiri.
Peristaltik: 12 x/menit
Pembesaran hepar:  ya √ tidak Jelaskan:............
Pembesaran lien:  ya √ tidak Jelaskan:............
BAB: 1x/hari Teratur √ ya  tidak Lain-lain:
Konsistensi: lembek Bau: Warna: coklat kekuningan
Masalah Keperawatan: nyeri akut
9. Muskuloskeletal & Integumen :
Kemampuan pergerakan sendi: √ bebas  terbatas Jelaskan:.........
Kekuatan otot:
5 5
5 5
Kulit: √ lembab  kering  eksoriasis
Warna kulit:  ikterus  sianosis  kemerahan
 pucat  hiperpimentasi
Turgor: √ baik  sedang  jelek
Oedema:  ada √ tidak ada Lokasi:......... Lain-lain:.....…

Luka/luka gangren:  ya √ tidak Jelaskan :

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

10. Endokrin :
Pembesaran tyroid:  ya √ tidak
Pembesaran limfe:  ya √ tidak
Hiperglikemia:  ya √ tidak Hipoglikemia:  ya √ tidak
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

11. Personal hygiene :


Kebersihan secara umum: √ bersih  kotor  berbau
Mandi: 2 x/hari Sikat gigi: 3 x/hari
Keramas: 1 x/hari
Kebersihan kuku √ bersih  kotor
Ganti pakaian: 2x/hari

Masalah keperawatan: tidak ada masalah

12. Psikologis – Sosial – Spiritual :


Ketaatan menjalankan ibadah: √ taat  tidak taat  kadang-kadang

Kegiatan dalam menjalankan ibadah: shalat dan mengaji

Orang yang paling berharga/berarti: anak dan istri

Hubungan dengan teman & lingkungan sekitar: baik

Perasaan saat ini: √ cemas  stres  biasa saja/tenang

Masalah Keperawatan: cemas

Data Penunjang (Lab/ Foto/ dll.) :


HB : 12.0
Leukosit : 12.000
Trombosit : 430.000
PCV : 42.6
Eritrosit : 5.16
Rapid test: non reaktif
BUN/SC : 23.1/0.6
GDA : 106

Terapi yang didapat:

PO:

Cefixim 2 x100 mg

Analsix 2x 1tab

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik


2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar information

Surabaya, 24 November 2020

Pengambil data,
ANALISIS DATA

DATA ETIOLOGI PROBLEM

DS : pasien mengatakan nyeri peningkatan isi abdomen ( usus ) Nyeri akut


dan ada benjolan dibagian memasuki kantong hernia
selangkangan kiri.

penekanan terhadap cincin


hernia
DO :
 Px tampak meringis
kesakitan Kantong hernia tidak dapat
 Pasien tampak gelisah kembali ke posisi semula
 Tampak ada benjolan
 Skala nyeri 4 ( 1-10)
Usus terjepit
 TD : 130 / 78 nadi 100
Suhu : 36.5 rr 21
Nyeri akut

DS : pasien mengatakan cemas perubahan status kesehatan Ansietas


terhadap penyakit yang
dideritanya saat ini dan takut
tidak bisa sembuh kurang terpapar informasi
kesehatan
DATA ETIOLOGI PROBLEM

DO : ansietas
 Pasien tampak tegang
 Pasien tampak gelisah
 TD : 130 / 78 nadi 100
Suhu : 36.5 rr 21
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. W Ruang : poli bedah

Umur : 56 th No. RM : 360883

Dx. Medis : HIL S Reponible


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens pencedera fisik
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
Tujuan : presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan pasien tidak merasakan nyeri dengan 3. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gannguan
4. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Kriteria Hasil :
5. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
1. Skala nyeri berkurang dari 4 menjadi 2 dalam skala 0-10 6. Anjurkan sering mengulangi/melatih tehnik nyeri yang dipilih
2. Pasien mengatakan nyeri berkurang.
7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
3. Ekpresi wajah tampak rileks.
8. Anjurkan pasien untuk tingkatkan istirahat
4. Pasien dapat melakukan manajemen nyeri secara mandiri
9. Berikan posisi yang nyaman
10. Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar information
kesehatan 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Tujuan :
2. Monitor tanda-tanda ansietas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam
3. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
diharapkan ansietas pasien menurun dengan
kepercayaan
Kriteria Hasil :
4. Pahami situasi yang membuat cemas
 Pasien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan
gejala cemas 5. Dengarkan dengan penuh perhatian

 Vital sign dalam batas normal 6. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan

 Postur tubuh dan ekpresi wajah menunjukan cemas 7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
berkurang.
8. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan
dan prognosis

9. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien


IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : Tn. W Ruang : poli bedah

Umur : 56 th No. RM : 360883

Dx. Medis : HIL S Reponible


HARI/ DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
KEPERAWATAN
TGL JAM: 20.00
Selasa/ Nyeri akut berhubungan 19.00
dengan agens pencedera 1. Memonitor tingkat nyeri S : pasien mengatakan
24
fisik nyeri berkurang di
Novembe
r 2020 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari
benjolan juga sudah
ketidaknyamanan
mengecil.

3. Menciptakan lingkungan tenang dan


tanpa gannguan
O:
4. Mengkaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi  Px tampak rileks dan
tidak tegang
5. Mengajarkan tentang teknik
relaksasi dan distraksi  Benjolan mengecil
Nur
Fithriyati
6. Mengevaluasi keefektifan kontrol  Skala nyeri 1 ( 1-10)
nyeri
 TD : 112 / 72 nadi 86
7. Memberikan analgetik
Suhu : 36.2 rr 21
(p.o: analsix 1 tab ) A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

Selasa/ Ansietas berhubungan 19.00 S : pasien mengatakan


dengan kurang terpapar 1. Memonitor tanda-tanda ansietas cemas berkurang dan
24
information kesehatan pasien mengerti tentang
Novembe 2. Menciptakan suasana terapeutik penyakit yang
r 2020
dideritanya
3. Mendengarkan dengan penuh
O:
perhatian
 Pasien tampak rileks
4. menggunakan pendekatan yang  Pasien tampak
tenang dan menyakinkan mngerti tentang
penyakitnya
5. Memotivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan  TD : 112 / 72 nadi 86

6. Menginformasikan secara factual


Suhu : 36.2 rr 21
mengenai diagnosis, pengobatan dan
A : masalah teratasi Nur
prognosis Fithriyati
P : hentikan intervensi
7. Menganjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien

Anda mungkin juga menyukai