Anda di halaman 1dari 9

EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PENATALAKSANAAN NYERI POST

OPERASI LAPARATOMI PADA PASIEN DENGAN PERITONITIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas laporan praktik klinik Keperawatan Anak

Oleh:

DINA MARGIANTI

PROGRAM PROFESI NURSE ANGKATAN XXVI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

2018
BAB I

PENDAHULUAN

Menurut WHO pada tahun 2012 jumlah pasien pasca operasi laparatomi dengan

indikasi peritonitis di dunia mencapai 5,9 jt pertahun. Di Indonesia peritonitis adalah

penyebab kematian tersering pada kasus pasien bedah mencapai angka mortalitas 10-40%.

Peritonitis adalah radang selaput perut atau inflamasi peritoneum baik bersifat primer atau

sekunder, akut atau kronis yang disebabkan oleh kontaminasi isi usus, bakteri atau kimia.

Penatalaksanaan peritonitis salah satunya adalah pembedahan laparatomi. Laparatomi

merupakan pembedahan di bagian perut sampai membuka selaput perut (Jitowiyono, 2010).

Perawatan post operasi laparatomi merupakan bentuk pelayanan perawatan yang

diberikan kepada pasien yang telah menjalani operasi pembedahan. Salah satu masalah pasien

post operasi laparatomi adalah nyeri akut. Nyeri adalah suatu perasaan yang tidak

menyenangkan yang berhubungan dengan kesubjektifan individu tersebut (Hidayat, 2006).

Nyeri dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, kebudayaan, makna nyeri, perhatian,

ansietas, keletihan, pengalaman sebelumnya, gaya koping, dukungan keluarga dan sosial

(Potter dan Perry, 2006).

Penatalaksanaan nyeri akut harus segera ditangani karena untuk memberikan

kenyamanan pada pasien. Penatalaksanaan nyeri dibagi menjadi 2 yaitu teknik farmakologi

dan non farmakologi. Teknik farmakologi biasanya menggunakan terapi obat-obatan

sedangkan teknik non farmakologi seperti teknik relaksasi dan distraksi. Manajemen nyeri

dengan teknik relaksasi mencakup teknik latihan pernafasan diafragma, teknik relaksasi

progresif, guided imagenary dan terapi genggam jari.


BAB II

ANALISIS EVIDENCE BASED PRACTICE

Keterangan Jurnal I
Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan
Judul
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi
Peneliti Iin Pinandita, Ery Purwanti, Bambang Utoyo
Tahun 2012
The aim of this study is to find out the influence of hand grip
Tujuan Relaxation Technique to Decrease pain Intensity of Post Laparatomy
Patients in PKU Muhammadiyah Gombong Hospital
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat inap RSU
PKU Muhammadiyah Gombong yang telah menjalani post operasi
laparatomi. Jumlah populasi pasien laparatomi dalam 1 tahun
Populasi, Sampel, dan
terakhir adalah berjumlah 168 orang. Sampel penelitian diambil
Teknik Sampling
secara purposive sampling dengan jumlah 34. Menggunakan 17
responden kelompok eksperimen dan 17 responden kelompok
kontrol dalam 3 bulan.
Metode Quasi-Experiment dengan rancangan pretest-posttest with
Desain Penelitian
control group design.
Instrumen Penelitian Kuesioner pretest posttest
Pada kelompok eksperimen telah diberikan perlakuan relaksasi
genggam jari selama + 15 menit sehingga terdapat penurunan
intensitas nyeri. Sesuai dengan Liana (2008) yang mengemukakan
bahwa menggenggam jari sambil menarik nafas dalam-dalam
(relaksasi) dapat mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik
dan emosi, karena genggaman jari akan menghangatkan titik-titik
keluar dan masuknya energi pada meredian (energi channel) yang
terletak pada jari tangan kita. Titik-titik refleksi pada tangan akan
memberikan rangsangan secara refleks (spontan) pada saat
genggaman. Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam
gelombang kejut atau listrik menuju otak. Gelombang tersebut
diterima otak dan diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju
saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan, sehingga
Hasil
sumbatan di jalur energi menjadi lancar (Puwahang, 2011).

Pada kelompok kontrol, dapat diartikan bahwa tidak terjadi


penurunan intensitas nyeri. Hal ini dikarenakan pada hari pertama
(24 jam setelah operasi), luka post operasi masih dalam fase
inflamasi dimana fase inflamasi berlangsung sampai 5 hari pasca
operasi dan pasien masih berada dalam kondisi merasakan nyeri
(artikel kesehatan, 2009). Pasien yang tidak mendapatkan perlakuan
relaksasi genggam jari masih berpusat pada rasa nyeri dan
ketidaknyamanan terhadap nyeri yang dirasakan. Sehingga dalam
waktu + 15 menit dilakukannya post test tanpa perlakuan relaksasi
genggam jari, nyeri tersebut tidak mengalami penurunan.
Terdapat pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan
Simpulan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di RS PKU
Muhammadiyah Gombong.
Kelemahan dan -
Kelebihan
Kata Kunci Hand grip relaxation technique, Pain, Post Laparatomy

Keterangan Jurnal II
Efektifitas Tehnik Relaksasi Progresif Terhadap Intensitas Nyeri
Judul Pasca Operasi Laparatomi

Peneliti Cemy Nur Fitria, Riska Diana Ambarwati


Tahun 2015
Tujuanpenelitian untuk Mengetahui efektifitas tehnik relaksasi
Tujuan progresif terhadap intensitas nyeri pada pasien pasca operasi
laparatomi di RSUD Dr. Moewardi.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien pasca
Populasi, Sampel, dan operasi di ruang Mawar II RSUD Dr. Moewardi. Tehnik
Teknik Sampling pengambilan sampel menggunakan Accidental. Jumlah sampel 15
responden.
Desain Penelitian menggunakanQuasi eksperimental design.
Instrumen Penelitian menggunakan alat ukur skala nyeri bourbanis
Teknik relaksasi meliputi : (1). Meditasi, (2). Yoga, (3). Zen, (4).
Tehnik imaginasi, (5). Latihan relaksasi progresif ( Potter dan Perry,
2006). Teknik Relaksasi Progresif adalah tehnik merelaksasikan otot
dalam pada bagian tubuh tertentu atau seluruhnya melalui tehnik
program terapi ketegangan otot. Tehnik relaksasi otot dalam
merupakan tehnik relaksasi yang tidak membutuhkan imajinasi atau
sugesti (Kusyati, 2006).Tujuannya meliputi : (1). Membantu pasien
menurunkan nyeri tanpa farmakologi, (2). Memberikan dan
Hasil
meningkatkan pengalaman subjektif bahwa ketegangan fisiologis
bisa direlaksasikan sehingga relaksasi akan menjadi kebiasaan
berespon pada keadaan-keadaan tertentu ketika otot tegang, (3).
Menurunkan stess pada individu, relaksasi dalam dapat mencegah
manifestasi psikologis maupun fisiologis yang diakibatkan stress.
Hasil perbandingansebelum dan sesudah relaksasi progresif
dinyatakan signifikan (thitung = 6,481 > ttabel = 2,145 atau p = 0,000 <
0,05).
Tehnik relaksasi progresif secara efektif dapat menurunkan nyeri
Simpulan pada pasien pasca operasi laparatomi di ruang Mawar II RSUD Dr.
Moewardi.
Kesulitan menghilangkan faktor pengganggu seperti pengobatan
Kelemahan dan
farmakologi pada pasien dalam tindakan relaksasi progresif sehingga
Kelebihan
akan mempengaruhi hasil.
Kata Kunci laparatomi, nyeri, relaksasi progresif
Keterangan Jurnal II
Pengaruh Teknik Relaksasi Guided Imaginary Terhadap Intensitas
Judul Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomy Di Rs Dr. Moewardi
Surakarta
Peneliti Yuntafiur Rosida & Yuli Widyastuti
Tahun 2014
Tujuanpenelitian untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi
Tujuan terpandu khayalan untuk menurunkan intensitas nyeri pada pasien
laparatomi pasca operasi di rumah sakit Dr. Moewardi.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien pasca
Populasi, Sampel, dan
operasi di RS Rose II Dr. Moewardi. Teknik sampling yang
Teknik Sampling
digunakan adalah purposive sampling. Jumlah sampel 16 responden.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu desain
Desain Penelitian
pretest-posttest.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data
Instrumen Penelitian
demografi dan kuesioner skala pengukuran nyeri Boubanis.
Imajinasi terbimbing merupakan suatu teknik yang menuntut
seseorang untuk membentuk bayangan yang disukai. Imajinasi yang
terbentuk akan diterima sebagai rangsang oleh berbagai indra
kemudian akan dijalankan ke batang otak menuju sensor thalamus.
Di thalamus rangsang akan diformat sesuai bahasa otak dan akan
ditransmisikan ke amigdaladan sebagian besar lagi akan dikirim ke
korteks, di korteks terjadi proses asosiasi pengindraan dimana
rangsang dianalisis sehingga otak mengenali objek tersebut.
Sehingga memori bayangan akan muncul dan menimbulkan persepsi
yang sebenarnya dan mempengaruhi reseptor nyeri yang dapat
Hasil menurunkan intensitas nyeri (Greenbarg, 2003).

Berdasarkan penelitian menunjukkan nilai t hitung sebesar 7,103


dengan signifikasi (p) sebesar 0,000. Nilai p < 0,05 dan t hitung
lebih besar dari t tabel (7,103 > 1,753). Maka diputuskan Ho ditolak
berarti tidak ada pengaruh, Sedangkan Ha diterima berarti ada
pengaruh antara guided imaginary terhadap nyeri, menunjukkan
bahwa pengujian signifikan pada 95%. Hasil rata-rata skor nyeri
sebelum dilakukan guided imaginary adalah5,88 dan sesudah
dilakukan guided imaginary adalah3,56, dan selisih rentang dari skor
nyeri sebelum dan sesudah perlakuan adalah 2,32.

Berdasarkan penelitian terdapat perbedaan tingkat nyeri pasien post


Simpulan operasi laparatomy sebelum dan sesudah dilakukan teknik guided
imaginary.
Kelemahan dan -
Kelebihan
Kata Kunci Laparotomy, pain, guided imaginary
BAB III

PEMBAHASAN

Salah satu masalah keperawatan pada klien post operasi laparatomi adalah nyeri akut. Sebagai

perawat harus mengetahui bagaimana cara mengurangi nyeri yang dirasakan klien. Maka dari itu dari

hasil evidence based practice ditemukan teknik non farmakologis yang dapat mengurangi nyeri

seperti teknik relaksasi otot progresif, teknik relaksasi jari genggam dan teknik guided imagenary.

Teknik relaksasi otot progresif dilakukan dengan melibatkan bagian tubuh untuk

meregangkan otot-otot dan mengurangi tingkat stress. Teknik relaksasi otot progresif bukanlah teknik

imajinasi dan pengalihan, tetapi teknik peregangan pada otot bagian tubuh tertentu, sehingga

kenyamanan dan berkurangnya nyeri dapat diperoleh dari peregangan tersebut.

Teknik relaksasi jari genggam yaitu teknik menggenggam jari sambil menarik nafas

dalam-dalam (relaksasi) dapat mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi,

karena genggaman jari akan menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energi pada

meredian (energi channel) yang terletak pada jari tangan kita. Titik-titik refleksi pada tangan

akan memberikan rangsangan secara refleks (spontan) pada saat genggaman. Rangsangan

tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik menuju otak. Gelombang

tersebut diterima otak dan diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ

tubuh yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi menjadi lancar

(Puwahang, 2011).

Teknik guided imagenary yaitu suatu teknik yang menuntut seseorang untuk

membentuk bayangan yang disukai. Imajinasi yang terbentuk akan diterima sebagai rangsang

oleh berbagai indra kemudian akan dijalankan ke batang otak menuju sensor thalamus. Di
thalamus rangsang akan diformat sesuai bahasa otak dan akan ditransmisikan ke amigdala

dan sebagian besar lagi akan dikirim ke korteks, di korteks terjadi proses asosiasi

pengindraan dimana rangsang dianalisis sehingga otak mengenali objek tersebut. Sehingga

memori bayangan akan muncul dan menimbulkan persepsi yang sebenarnya dan

mempengaruhi reseptor nyeri yang dapat menurunkan intensitas nyeri.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis jurnal EBP mengenai teknik non farmakologis

untuk mengurangi nyeri pasien post operasi laparatomi atas indikasi peritonitis dapat

digunakan teknik relaksasi otot progresif, teknik guided imaginary, dan teknik

relaksasi jari genggam. Relaksasi tersebut dapat digunakan menjadi salah satu teknik

untuk menurunkan nyeri akut.

B. Saran
Penggunaan teknik relaksasi dapat digunakan atau diterapkan di rumah sakit

khusunya untuk menurunkan nyeri akut pada pasien dengan post operasi laparatomi.

Tetapi disamping itu dilihat terlebih dahulu skala nyeri pada pasien sehingga tidak

salah mempergunakan teknik non farmakologis ini.

DAFTAR PUSTAKA
Fitria, C. N., & Ambarwati, R. D. (2015). Efektifitas Tehnik Relaksasi Progresif Terhadap
Intensitas Nyeri Pasca Operasi Laparatomi. Jurnal Keperawatan Gsh, 4(2).
Hidayat alimul. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika. 2006.
Jitowiyono,S.dkk. Asuhan Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta : Nuha Medika.2010.
Pinandita, I., Purwanti, E., & Utoyo, B. (2012). Pengaruh teknik relaksasi genggam jari
terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, 8(1).
Rosida, Y., & Widyastuti, Y. (2014). Pengaruh Teknik Relaksasi Guided Imaginary Terhadap
Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Laparatomy di RS Dr. Moewardi
Surakarta. Jurnal Kebidanan, 6(02).

Anda mungkin juga menyukai