Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Keperawatan dan

Kesehatan STIKes Sukabumi

LITERATURE REVIEW : PENGARUH TEKNIK RELAKSASI


NAFAS DALAM TERHADAP NYERI PADA PASIEN PASCA
OPERASI APENDIKSITIS

Rika Pratiwi
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Stikes Sukabumi
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan Stikes Sukabumi

ABSTRAK

Latar Belakang : Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan. Pada
umumnya pasien post pembedahan akan mengalami keluhan nyeri pada skala ringan
sampai berat, jika nyeri tidak ditangani dengan benar dapat mengganggu aktifitas
pasien. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi
nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca apendiktomi. Metodologi:
Penelitian quasi-eksperimen dengan pendekatan pretest-posttest with control group ini
melibatkan 20 responden. Pengukuran tingkat nyeri menggunakan Numerik Rating
Scale. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan rata-rata skala nyeri
kelompok kontrol pretest–posttest adalah 2,30 dan perbedaan rata-rata skala nyeri
kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pemberian Teknik relaksasi nafas dalam
adalah 3.50. Hasil uji statistik kelompok eksperimen dan kontrol di dapatkan nilai p =
0,000 (p<0,05). Kesimpulan: bahwa teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan
skala nyeri pada klien pasca apendiktomi. Disarankan untuk menerapkan teknik
relaksasi nafas dalam sebagai salah satu teknik non farmakologi yang dapat
menurunkan nyeri pada klien pasca apindiktomi.
Kata Kunci: relaksasi nafas dalam, nyeri, post operasi, apendiktomi
ABSTRACT
Background: Post surgery is the period after surgery. In general, post-surgical
patients will experience pain complaints on a mild to severe scale, if the pain is not
treated properly it can interfere with the patient's activities. Objective: This study aims
to determine the effect of deep breathing relaxation techniques on reducing pain in
post-appendectomy patients. Methodology: This quasi-experimental research using a
pretest-posttest with control group approach involved 20 respondents. Pain level was
measured using the Numerical Rating Scale. Results: The results of this study
showed that the average difference in the control group's pretest–posttest pain scale
was 2.30 and the average difference in the experimental group's pain scale before and
after administering the deep breathing relaxation technique was 3.50. The statistical
test results for the experimental and control groups obtained a value of p = 0.000
(p<0.05). Conclusion: that deep breathing relaxation techniques can reduce the pain
scale in clients after appendectomy. It is recommended to apply deep breathing
relaxation techniques as a non-pharmacological technique that can reduce pain in
clients after apindectomy.
Keyword: Breath In Relaxation, pain, post operation, apendiktomy
PENDAHULUAN Keterlambatan dalam tatalaksana dapat
Apendisitis adalah peradangan meningkatkan kejadian perforasi.
pada apendiks vermiformis yang Teknik laparoskopi sudah terbukti
dikenal oleh orang awam sebagai menghasilkan nyeri pasca bedah yang
penyakit usus buntu. Apendisitis lebih sedikit, pemulihan yang lebih
biasanya di tandai dengan nyeri cepat dan angka kejadian infeksi luka
abdomen periumbilical, mual, muntah, yang lebih rendah. Akan tetapi terdapat
lokalisasi nyeri ke fosa iliaka kanan, peningkatan kejadian abses intra
nyeri tekan saat dilepas di sepanjang abdomen dan pemanjangan waktu
titik McBurney, dan nyeri tekan pelvis operasi. Laparoskopi itu dikerjakan
pada sisi kanan ketika pemeriksaan per untuk diagnosa dan terapi pada pasien
rectal (Thomas & Dkk, 2016). dengan akut abdomen, terutama pada
Apendisitis adalah peradangan pada wanita.
apendiks vermiformis dan merupakan Selain penanganan secara
penyebab abdomen akut yang paling farmakologi, cara lain adalah dengan
sering. Penyakit ini dapat mengenai manajemen nyeri non farmakologi
semua umur baik laki-laki maupun dengan melakukan teknik relaksasi,
perempuan, tetapi lebih sering yang merupakan tindakan eksternal
menyerang laki-laki berusia 10-30 yang mempengaruhi respon internal
tahun (Wedjo, 2019). individu terhadap nyeri. Manajemen
Wedjo (2019), menyatakan nyeri dengan tindakan relaksasi
pada apendisitis nyeri terasa pada mencakup relaksasi otot, nafas dalam,
abdomen kuadran bawah dan biasanya masase, meditasi dan perilaku. Teknik
disertai oleh demam ringan, mual, relaksasi nafas dalam merupakan suatu
muntah dan hilangnya nafsu makan. bentuk asuhan keperawatan, yang
Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney dalam hal ini perawat mengajarkan
bila dilakukan tekanan. Nyeri tekan kepada klien bagaimana cara
lepas mungkin akan dijumpai. Derajat melakukan nafas dalam, nafas lambat
nyeri tekan, spasme otot, dan apakah (menahan inspirasi secara maksimal)
terdapat konstipasi atau diare tidak dan bagaimana menghembuskan nafas
tergantung pada beratnya infeksi dan secara perlahan. Selain dapat
lokasi appendiks. Bila appendiks menurunkan intensitas nyeri, teknik
melingkar di belakang sekum, nyeri dan relaksasi nafas dalam juga dapat
nyeri tekan dapat terasa di daerah meningkatkan ventilasi paru dan
lumbal; bila ujungnya ada pada pelvis, meningkatkan oksigenisasi darah
tandatanda ini hanya dapat diketahui (Smeltzer & Bare, 2012).
pada pemeriksaan rektal. Relaksasi nafas dalam yaitu
Nyeri pada defekasi suatu cara mengurangi rangsangan
menunjukkan bahwa ujung appendiks nyeri dengan mengistirahatkan atau
dekat dengan kandung kemih atau merelaksasikan otot tubuh. Teknik
ureter. Adanya kekakuan pada bagian relaksasi nafas dalam dipercaya
bawah otot rektum kanan dapat terjadi mampu merangsang tubuh untuk
tanda Rovsing dapat timbul dengan melepaslan opoid endogen yaitu
melakukan palpasi kuadran bawah kiri, endorphin dan enkefalin yang
yang secara paradoksial menyebabkan merupakan substansi didalam tubuh
nyeri yang terasa pada kuadran bawah yang berfungsi sebagai inhibitor
kanan. Apabila appendiks telah ruptur, terhadap transisi nyeri (Smeltzer &
nyeri dan dapat lebih menyebar; Bare, 2012). Endorphin merupakan
distensi abdomen terjadi akibat ileus neurotransmitter yang menghambat
paralitik dan kondisi klien memburuk pengiriman rangsang nyeri sehingga
(Wedjo, 2019). dapat menurunkan sensasi nyeri.
Tatalaksana apendisitis pada Penurunan intensitas nyeri tersebut
kebanyakan kasus adalah apendiktomi. dipengaruhi oleh peralihan focus
responden pada nyeri yang dialami adalah pasien pasca apendiktomi yang
terhadap penatalaksanaan Teknik mengalami nyeri di ruang Bedah RSUD
relaksasi nafas dalam sehingga suplai Sayang Cianjur dan memenuhi kriteria
oksigen dalam jaringan akan meningkat inklusi. Teknik sampling yang di
dan otak bisa berelaksasi. Otak yang gunakan dalam penelitian ini adalah
relaksasi itulah yang akan merangsang non probability sampling yaitu
tubuh untuk menghasilkan hormon purposive sampling. Penelitian ini
endorphin untuk menghambat transmisi dibagi dalam 10 orang untuk kelompok
impuls nyeri ke otak dan dapat eksperimen dan 10 orang untuk
menurunkan sensasi terhadap nyeri kelompok control dengan kriteria
yang akhirnya menyebabkan intensitas inklusi:
nyeri berkurang (Widiatie, 2015). a) Bersedia diberikan teknik relaksasi
METODE PENELITIAN nafas dalam dan masase
Penelitian ini menggunakan b) Bersedia diberikan teknik relaksasi
desain quasi-eksperimen dengan nafas dalam
rancangan Pretest-Posttest with c) Bersedia dilakukan pengukuran
Control Group (Notoatmojo, 2017). skala nyeri
Populasi penelitian ini adalah seluruh d) Skala nyeri ringan sampai nyeri berat
pasien pasca apendiktomi di ruangan terkontrol
bedah RSUD Sayang Cianjur dengan e) Pasien pasca apendiktomi hari 1-3
jumlah populasi rata-rata perbulan f) Pasien yang baru pertama kali
adalah 15 orang yang dilihat dari bulan menjalani operasi
September-November 2023. Sampel g) Pasien yang telah mendapatkan
yang di gunakan dalam penelitian ini analgetik

Artikel yang dilakukan review disajikan dalam tabel berikut :

No Penulis Judul Tahu Negar Design Metod Respond Tekni Kriteria temuan
. n a e en k Inklusi
Samp
eling
1 Fauzia Efektifitas 2022 Indon two Quasi Semua - - bahwa seluruh responden
h Penerapa esia group Eksper pasien mengalami penurunan intensitas
Botutih n Tehnik compa imenta post nyeri setelah diberikan
e Relaksasi rison l operasi intervensi baik relaksasi nafas
Napas pretes apendisiti dalam. Dalam penelitian ini
Dalam tpostte s peneliti menggunakan durasi
Terhadap st intervensi selama 15 menit,
Intensitas design pada menit ke 15 seluruh
Nyeri responden mengatakan sudah
Pada merasa lebih baik dan rasa nyeri
Pasien hilang. Penurunan nyeri pada
Post Op masingmasing responden
Appendisit berada pada durasi dan tingkat
is nyeri yang berbeda-beda.
diperoleh nilai t hitung relaksasi
nafas dalam yaitu 16,672 dan
nilai p = 0,000. Nilai t hitung dari
masing-masing intervensi > t
tabel = 1,761, begitu pula nilai p
< nilai α = 0,05, yang berarti ada
perbedaan yang signifikan
antara intensitas nyeri postop
apendisitis sebelum dan
sesudah intervensi
2 Pipin Pengaruh 2013 Indon one Quasi Pasien Cons - Berdasarkan Hasil uji analisa
Yunus Pemberia esia group Eksper Post secuti data dengan menggunakan uji
n Tehnik pre tes imenta Operasi ve statistic t paired test dengan
Relaksasi post l Appendik Samp bantuan komputer, dimana nilai
Nafas test tomi Hari ling α ≤ 0,05, didapatkan nilai
Dalam Pertama signifikansi p = 0,003. Karena
Terhadap nilai p < α (0,003 < 0,05), maka
Penuruna Ho ditolak. Hal ini menunjukkan
n bahwa pemberian tehnik
Intensitas relaksasi nafas berpengaruh
Nyeri terhadap penurunan Tingkat
Pada Nyeri pada pasien Post Operasi
Pasien Apendiktomi hari Pertama di
Post Ruang Bedah BLUD RSU
Operasi Dr.M.M Dunda Limboto.
Appendikt
omi Hari
Pertama
3 Mayasy Pengaruh 2018 Indon Experi Quasy Pasien Accid - Hasil uji Wilcoxon pada
anti Teknik esia ment eksper pasca ental kelompok intervensi didapatkan
Dewi Relaksasi resear imen bedah Samp nilai p-value0,000 yang berarti
Amir Nafas ch. ling <0,05 yang berarti Ho ditolak
Dalam Experi sehingga dapat dinyatakan
Terhadap ment bahwa ada perbedaan
Intensitas Resea sebelum dan sesudah
Nyeri rch dilakukan relaksasi nafas
Pada dalam pada kelompok
Pasien Intervensi.
Post Hasilpenelitianinimenunjukanba
Operatif hwaterapisebelumrelaksasinafas
Appendict dalamdilakukanpengkajianskala
omydi nyeriterlebihdahulusetelahskala
Ruangnyi nyerisebelumrelaksasinafasdala
Ageng mdidapatkanlaludilakukankemba
Serang limengukurskalanyerisetelahdila
Rsud kukanrelaksasinafasdalammeng
Sekarwan gunakanskalanyeri NRS
gi (Numeric Rating Scale)
danlembarobservasi.
Skalanyerirespondendarinyeribe
rathingganyerisedangdarinyerise
dangkenyeriringan.
4 Parmas Tehnik 2022 Indon Proses Deskri Pasien - Pasien Berdasarkan hasil studi kasus
ih Relaksasi esia Keper ptif anak anak pada stase komprehensif
Nafas awata post post tentang “Asuhan Keperawatan
Dalam n Dan operasi operasi Apendisitis Pada Anak Dengan
Terhadap Berba apendikt apendik Fokus Intervensi Tehnik
Penuruna sis omi tomi Relaksasi Nafas Dalam Di
n Nyeri Evide yang Ruang Alamanda Rsud
Pada nce datany Tarakan” didapatkan hasil
Anak Post Based a kesimpulan sebagai berikut :
Operasi Practi diperol Hasil studi kasus berdasarkan
Apendikto ce eh karakteristik responden terdapat
mi Di dengan tiga anak dengan 2 usia sekolah
Ruang cara (10 tahun), dan 1 remaja (15
Alamanda yaitu : tahun), satu responden berjenis
Rsud wawan kelamin perempuan dan dua
Tarakan cara, lainnya berjenis kelamin laki-
observ laki, serta tingkat pendidikan
asi, pada dua responden menduduki
pemeri tingkat sekolah dasar (SD) dan
ksaan satu sekolah menengah umum
fisik. (SMU). Hasil studi kasus
Study berdasarkan penyebab yang
kasus terjadi pada ketiga anak
ini dikarenakan inflamasi pada
dilakuk apendiks (usus buntu)
an di dibuktikan dengan
ruang meningkatnya leukosit dalam
Alaman darah dari ketiga anak. Hasil
da studi kasus berdasarkan tanda
RSUD dan gejala yang paling banyak
Taraka muncul sebelum tindakan
n pembedahan adalah nyeri perut
Jakarta kanan bawah, demam, mual,
pada muntah, penurunan nafsu
tanggal makan, sedangkan tanda dan
25 gejala yang muncul setelah
Januari tindakan pembedahan adalah
2022 nyeri luka operasi dan gangguan
sampai mobilisasi. Hasil studi kasus
4 berdasarkan pemeriksaan
Februar labolatorium pada ketiga anak
i 2022. menghasilkan nilai leukosit yang
relatif lebih tinggi dari nilai
normal dan hasil pemeriksaan
diagnostik USG abdomen pada
kasus tiga memiliki kesan
apendisitis belum dapat
disingkirkan. Hasil studi kasus
berdasarkan penatalaksanaan
medis dengan obat-obatan
setiap anak mendapatkan
antibiotic (Cefotaxim,
metronoidasol), antisakit
(ketorolac, Paracetamol), dan
terapi untuk lambung (rantin)
yang sama namun dosis
disesuaikan dengan berat badan
dan usia masing masing anak,
Anak pertama mendapatkan
cairan parenteral RL 2100cc /
24jam, anak kedua
mendapatkan infus dua line
KN3B 1250cc / 24jam dengan
benutrion 250cc / 24jam, dan
anak ketiga mendapatkan Tridex
27B 2000cc/24 jam. Tindakan
pembedahan untuk anak satu
dilakukan dengan laparoscopi
apendiktomi dan anak 2 dan 3
dilakukan laparotomi
apendiktomy. Hasil studi kasus
berdasarkan pengkajian dan
diagnosa keperawatan seluruh
anak mengalami nyeri akut post
operasi, gangguan mobilisasi
fisik, resiko infeksi dan satu
anak berisiko mengalami defisit
nutrisi yaitu pada anak dua.
Hasil studi kasus berdasarkan
intervensi dan implementasi
keperawatan ketiga anak
mendapatkan intervensi dan
implementasi sesuai dengan
masalah keperawatan yang
muncul yang disesuaikan
dengan kondisi dari ketiga
pasien. Hasil studi kasus
berdasarkan evaluasi
keperawatan pada anak satu
dan dua pada assessment
tujuan tercapai, masalah teratasi
dan pada anak ketiga tujuan
tercapai sebagian, masalah
belum teratasi
5 Wahyu Penerapa 2019 Indon Deskri Studi Klien - Hasil penelitian pada pre
Widodo n teknik esia ptif Kasus yang operatif
relaksasi mengala sebelum dan sesudah dilakukan
nafas mi relaksasi nafas
dalam appendici dalam. Pada Tn S
Untuk tis sebelum
Menurunk dilakukan tindakan
an keperawatan skala nyeri yang
intensitas dirasakan
nyeri pada yaitu
Pasien 4 dan setelah diberikan
appendicit relaksasi nafas dalam
is nyeri berkurang
Di rsud menjadi skala 3. Sedangkan
wates pada Tn W sebelum
dilakukan tindakan
relaksasi nafas dalam nyeri
yang terasa yaitu 3 dan setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
nyeri berkurang menjadi skala 2
.
Pada post operasi
p
ada Tn S sebelum
dilakukan tindakan relaksasi
nafas dalam
skala
nyeri yang dirasakan yaitu 6
dengan rasa seperti
tersengat dan
waktu hilang atau timbul.
Setelah
dilakukan relaksas
i nafas dalam
skala nyeri
yang dirasakan yaitu menjadi
3
terasa masih
cenut-cenut
dan waktu hilang atau timbul.
Sedangkan pada Tn W
sebelum
dilakukan tindakan relaksasi
nafas dalam skala
nyeri yang dirasakan yaitu 5
terasa cenutcenut
dan waktu hilang
ata
u timbul. Setelah dilakukan
relaksasi nafas
dalam skala nyeri yang
dirasakan yaitu menjadi 2
terasa masih
cenutcenut dan waktu hilang
atau timbul.

PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pencarian Bedah BLUD RSU Dr.M.M Dunda
dilakukan screening yaitu penyaringan Limboto.
terhadap artikel sehingga didapatkan 5 Dilihat dari statistik dengan
artikel dalam bentuk fulltext yang menggunakan uji T dependent
selanjutnya dapat dianalisis lebih lanjut. dilaporkan terlihat mean perbedaan
Artikel Pertama : antara pengukuran sebelum dan
Pada penelitian yang dilakukan sesudah adalah 0,60 dengan standar
Fauziah Botutihe (2022) tentang deviasi 0,632 Nilai P value yang
Efektifitas Penerapan Tehnik Relaksasi didapat yaitu sebesar 0,003 oleh
Napas Dalam Terhadap Intensitas karena p < 0,05 maka ada Pengaruh
Nyeri Pada Pasien Post Op Teknik Relaksasi terhadap penurunan
Appendisitis pada 40 responden. Apendiktomi hari Tingkat Nyeri pada
Dalam artikel ini dijelaskan pasien Post Operasi Pertama di Ruang
bahwa dari 40 responden, sebelum Bedah BLUD RSU Dr.M.M Dunda
intervensi mayoritas mengalami nyeri Limboto
sedang yaitu sebanyak 30 responden. Artikel Ketiga :
Setelah diberikan intervensi mayoritas Pada penelitian yang dilakukan
responden mengalami penurunan Mayasyanti Dewi Amir (2018) tentang
tingkat nyeri yaitu nyeri ringan pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
sebanyak 28 responden. Hasil analisis terhadap intensitas nyeri pada pasien
dengan uji paired t-test menunjukkan post operatif appendictomy.
skala intensitas nyeri post op Dalam artikel ini dijelaskan
apendisitis pada kelompok relaksasi bahwa Hasil uji Wilcoxon pada
nafas dalam sebelum dan sesudah kelompok intervensi didapatkan nilai p-
diberi intervensi diperoleh t(df) = value 0,000 yang berarti < 0,05 yang
16,672(19), perbedaan Mean = 4,70 berarti Ho ditolak sehingga dapat
Perbedaan SD = 1,261 dan nilai p = dinyatakan bahwa ada perbedaan
0,000. Hasil penelitian ini menunjukkan sebelum dan sesudah dilakukan
bahwa relaksasi nafas dalam dapat relaksasi nafas dalam pada kelompok
menurunkan intensitas nyeri postop Intervensi.
apendisitis secara signifikan sehingga hasil penelitian dan
menunjukkan perbedaan yang pembahasan yang telah dilaksanakan
signifikan antara skala intensitas nyeri selama pengambilan data yang
sebelum dan sesudah dilakukan dilakukan pada tanggal 23 Mei 2018
relaksasi nafas dalam. sampai dengan 22 juni 2018 dengan
Artikel Kedua : sampel 17 yang bertahan sampai akhir
Pada penelitian yang dilakukan penelitian. Adapun penelitian ini
Pipin Yunus (2013) tentang pengaruh bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
pemberian tehnik relaksasi nafas dalam Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
terhadap penurunan intensitas nyeri Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
pada pasien post operasi appendiktomi Operatif Appendictomy di Ruang Nyi
hari pertama. Ageng Serang RSUD Sekarwangi.
Berdasarkan Hasil uji analisa Artikel Keempat :
data dengan menggunakan uji statistic Pada penelitian yang dilakukan
t paired test dengan bantuan SPSS, Parmasih (2021) tentang tehnik
dimana nilai α ≤ 0,05, didapatkan nilai relaksasi nafas dalam terhadap
signifikansi p = 0,003. Karena nilai p < penurunan nyeri pada anak post
α (0,003 < 0,05), maka Ho ditolak. Hal operasi apendiktomi. Literatur ini
ini menunjukkan bahwa pemberian memiliki perbedaan dengan literatur
teknik relaksasi nafas dalam lainnya, yaitu hanya memiliki 3
berpengaruh terhadap penurunan responden. Penelitian berfokus kepada
Tingkat Nyeri pada pasien Post Operasi ketiga pasien tersebut dengan
Apendiktomi hari Pertama di Ruang
dilakukan wawancara, observasi, dan yaitu 6 dengan rasa seperti tersengat
pemeriksaan fisik. dan waktu hilang atau timbul. Setelah
Dalam artikel ini dijelaskan dilakukan relaksasi nafas dalam skala
bahwa Berdasarkan hasil studi kasus nyeri yang dirasakan yaitu menjadi 3
pada stase komprehensif tentang terasa masih cenut-cenut dan waktu
“Asuhan Keperawatan Apendisitis Pada hilang atau timbul.
Anak Dengan Fokus Intervensi Tehnik Sedangkan pada Tn W
Relaksasi Nafas Dalam Di Ruang sebelum dilakukan tindakan relaksasi
Alamanda Rsud Tarakan” didapatkan nafas dalam skala nyeri yang dirasakan
hasil kesimpulan sebagai berikut : Hasil yaitu 5 terasa cenut-cenut dan waktu
studi kasus berdasarkan pengkajian hilang atau timbul. Setelah dilakukan
dan diagnosa keperawatan seluruh relaksasi nafas dalam skala nyeri yang
anak mengalami nyeri akut post dirasakan yaitu menjadi 2 terasa masih
operasi, gangguan mobilisasi fisik, cenutcenut dan waktu hilang atau
resiko infeksi dan satu anak berisiko timbul.
mengalami defisit nutrisi yaitu pada HASIL
anak dua. Hasil studi kasus Penelitian yang direview
berdasarkan intervensi dan memiliki latar belakang yang sama
implementasi keperawatan ketiga anak yaitu cara mengatasi nyeri
mendapatkan intervensi dan menggunakan tindakan non
implementasi sesuai dengan masalah farmakologi relaksasi nafas dalam.
keperawatan yang muncul yang Secara garis besar kelima artikel
disesuaikan dengan kondisi dari ketiga menilai pengaruh terapi relaksasi nafas
pasien. Hasil studi kasus berdasarkan dalam terhadap penurunan nyeri
evaluasi keperawatan pada anak satu pasien post operasi apendisitis. Selain
dan dua pada assessment tujuan itu, ditemukan perbedaan dari masing-
tercapai, masalah teratasi dan pada masing artikel yang dinilai sebagai
anak ketiga tujuan tercapai sebagian, keunggulan dari artikel penelitian
masalah belum teratasi. tersebut. Artikel pertama memiliki
Artikel Kelima : kesamaan dengan artikel keempat dan
Pada penelitian yang dilakukan kelima karena hanya memiliki sedikit
Wahyu Widodo (2020) tentang responden, sementara itu artikel kedua
penerapan teknik relaksasi nafas dalam dan ketiga memiliki sampel yang
untuk menurunkan intensitas nyeri banyak. Pada artikel kedua memiliki
pada pasien appendicitis. Sama halnya keunggulan dari pada artikel lain
seperti srtikel ke empat, artikel kelima karena penelitian hanya dilakukan pada
ini pun hanya memiliki 2 responden. pasien yang baru saja beres melakukan
Hasil penelitian pada pre operasi apendiktomi. 4 dari 5 artikel
operatif sebelum dan sesudah melakukan penelitian tanpa kontrol atau
dilakukan relaksasi nafas dalam. Pada responden pembanding yang mana
Tn S sebelum dilakukan tindakan dapat dilihat lebih jelas efek dari
keperawatan skala nyeri yang pemberian terapi efektif atau tidak.
dirasakan yaitu 4 dan setelah diberikan Hanya artikel pertama saja yang
relaksasi nafas dalam nyeri berkurang melakukan penelitian dengan adanya
menjadi skala 3. Sedangkan pada Tn pembanding atau responden kontrol.
W sebelum dilakukan tindakan Dari kelima artikel yang
relaksasi nafas dalam nyeri yang terasa direview didapatkan hasil bahwa
yaitu 3 dan setelah dilakukan tindakan pemberian terapi relaksasi nafas dalam
keperawatan nyeri berkurang menjadi berpengaruh terhadap penurunan nyeri
skala 2. pada pasien post operasi apendiktomi.
Pada post operasi pada Tn S Dalam pemberian terapi relaksasi nafas
sebelum dilakukan tindakan relaksasi dalam lebih efisien karena kita hanya
nafas dalam skala nyeri yang dirasakan mengajarkan Teknik relaksasi bernafas
yang dalam untuk merelaksasikan
pikirannya sehingga dapat mengalihkan SARAN
rasa nyerinya. Literature review selanjutnya tentang
KESIMPULAN penerapan terapi relaksasi nafas dalam
1. Pemberian terapi Relaksasi nafas terhadap penurunan tingkat nyeri
dalam efektif terhadap penurunan pasien post operasi apendisitis
intensitas nyeri postop Apendisitis. diharapkan dapat dilakukan untuk
2. Terapi relaksasi nafas dalam dapat digunakan sebagai bukti ilmiah dalam
diaplikasikan dalam manajemen nyeri tindakan keperawatan yang
dirumah, sehingga dapat meminimalisir komprehensif.
penggunaan obat-obat analgetik untuk
menggurangi nyeri.

DAFTAR PUSTAKA https://jca.esaunggul.ac.id/index.


Botutihe, Fauziah. 2022. Efektifitas php/jhea/article/view/138
Penerapan Tehnik Relaksasi [7/10/23]
Napas Dalam Terhadap Widodo, Wahyu. 2020. Penerapan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Post Op Appendisitis melalui Untuk Menurunkan Intensitas
https://ojs.iikpelamonia.ac.id/ind Nyeri Pada Pasien
ex.php/Garuda/article/view/262 Appendicitis Di Rsud Wates
[6/10/23] melalui
Yunus, Pipin. 2013. Pengaruh https://journal.akperkabpurworej
Pemberian Tehnik Relaksasi o.ac.id/index.php/nsj/article/vie
Nafas Dalam Terhadap w/17 [6/10/23]
Penurunan Intensitas Nyeri
Pada Pasien Post Operasi
Appendiktomi Hari Pertama Di
Ruang Bedah Blud RSU
Dr.M.M Dunda Limboto
Kabupaten Gorontalo Tahun
2013 melalui
https://journal.umgo.ac.id/index.
php/Zaitun/article/view/1135
[8/10/23]
Dewi Amir, Mayasyanti. 2018.
Pengaruh Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Pasien
Post Operatif Appendictomydi
Ruang Nyi Ageng Serang
RSUD Sekarwangi melalui
https://jurnal.ummi.ac.id/index.p
hp/lentera/article/view/218
[12/10/23]
Parmasih. 2021. Tehnik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Anak
Post Operasi Apendiktomi Di
Ruang Alamanda RSUD
Tarakan melalui

Anda mungkin juga menyukai