Dosen Pengampu
Ns. Jufrika Gusni,M.Kep.,Sp.KMB
Oleh :
Fredi Setiawan, AMd.Kep
Irvienta Gading Putri, AMd.Kep
Triyola Febriani, AMd. Kep
Feydo Vaylendra, AMd. Kep
Sunarno, AMd. Kep
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Konsep Teori Asuhan
Keperawatan dengan Cholelithiasis”. Sholawat serta salam tetap tercurakan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW sehingga penulis mendapat kemudahan dalam menyelesaikan
Makalah ini.
Penulis menyadari betul bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan yang perlu di koreksi dan di perbaiki .
Oleh karena itu kritik dan saran sangat di harapkan untuk perbaikan di kemudian hari.
Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT
selalu memberikan rahmatdan Hidayah- Nya. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
mencapai 700 juta penduduk pada tahun 2016. Cholelithiasis atau batu
Gaya hidup adalah pola hidup setiap orang diseluruh dunia yang di
ekspresikan dalam bentuk aktivitas, minat, dan opininya. Secara umum gaya
hidup dapat diartikan sabagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan cara
bagi orang untuk menjadikan pertimbangan pada lingkungan (minat), dan apa
yang orang selalu pikirkan tentang dirinya sendiri dan dunia disekitarnya
sebagai pola hidup setiap orang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan
gaya hidup yang tidak sehat. Mereka banyak mengkonsumsi makanan yang
cepat saji (yang tinggi kalori dan tinggi lemak), waktu untuk melakukan
latihan fisik yang sangat terbatas, serta kemajuan teknologi yang membuat
gaya hidup masyarakat yang santai karena dapat melakukan pekerjaan dengan
lebih mudah sehingga kurang aktifitas fisik dan adanya stress akibat dari
dalam usus halus dan cairan empedu tersebut berguna untuk menyerap lemak
alkohol, penurunan berat badan dalam waktu yang singkat, dan kurang
penting di negara barat, Angka kejadian lebih dari 20% populasi dan insiden
pada populasi umum dan laporan menunjukkan bahwa dari 11.840 yang
dilakukan otopsi ditemukan 13,1% adalah pria dan 33,7% adalah wanita yang
ditemukan pada usia 30 tahun, tetapi rata-rata usia tersering adalah 40–50
tahun dan meningkat saat usia 60 tahun seiring bertambahnya usia, dari 20
nomor lima perawatan di rumah sakit pada usia muda. Choleltiaisis biasanya
timbul pada orang dewasa, antara usia 20-50 tahun dan sekitar 20% dialami
oleh pasien yang berumur diatas 40 tahun. Wanita berusia muda memiliki
pada wanita sebesar 76% dan pada laki-laki 36% dengan usia lebih dari 40
tahun. Sebagian besar pasien dengan batu empedu tidak mempunyai keluhan,
serangan nyeri kolik yang spesifik maka resiko untuk mengalami masalah dan
lebih dari 50%, atau bentuk campuran 20-50% berunsurkan kolesterol dan
predisposisi dari batu kolesterol adalah orang dengan usia yang lebih dari 40
tahun, wanita, obesitas, kehamilan, serta penurunan berat badan yang terlalu
empedu (dengan cara yang belum diketahui secara pasti) untuk membentuk
viskositas empedu dan unsur selatau bakteri dapat berperan sebagai pusat
Tatalaksana kolelitiasis dapat dibagi menjadi dua, yaitu bedah dan non
bedah. Terapi non bedah dapat berupa lisis batu yaitu disolusi batu dengan
stimulasi kulit. Selain itu perawat juga berperan dalam memberikan terapi
pasien dengan Kolelitiasis sehingga keluarga juga dapat beperan aktif dalam
pemeliharaan kesehatan baik individu itu sendiri maupun orang lain
disekitarnya.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan Penelitian.
1. Tujuan Umum.
Cholelithiasis
2. Tujuan Khusus.
Cholelithiasis
Cholelithiasis.
1. Bagi Peneliti
Cholelitiasis.
Dengan Cholelitiasis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Hati dibagi menjadi lobus kiri dan kanan, yang berawal di sebelah
dari batu kandung empedu, tetapi ada juga yang terbentuk primer di
tanpa gejala sakit ataupun demam. Namun, infeksi lebih sering timbul
Gambar 2.1
batas anatomi antara lobus hati kanan dan kiri. Kandung empedu
buntu dari kandung empedu yang sedikit memanjang di atas tepi hati.
adalah bagian yang sempit dari kandung empedu yang terletak antara
saluran empedu yang kecil dalam hati. Saluran empedu yang kecil
permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri yang
segera bersatu membentuk duktus hepatikus komunis. Duktus
1) Struktur empedu
3) Cairan empedu
pankreas.
proses pencernaan.
5) Saluran empedu
koledukus(Syaifuddin, 2011).
b. Fisiologi empedu
empedu(Suratun, 2010).
3. Klasifikasi
sebagai berikut:
a. Batu kolestrol
b. Batu pigmen
percabangan bilier.
4. Etiologi
dan jarang dibentuk pada bagian saluran empedu lain. Etiologi batu
diantaranya:
atau dihydroxy bile acids adalah kurang polar dari pada asam
b. Kolesterol empedu
empedu dapat di jumpai pada orang gemuk, dan diet kaya lemak.
c. Substansia mukus
batuempedu.
d. Pigmen empedu
e. Infeksi
5. Faktor Resiko.
a. Usia
bertambah.
b. Jenis kelamin
d. Makanan
e. Aktifitas fisik
Kurangnya aktifitas fisik berhubungan dengan peningkatan
6. Patofisiologi.
Kolesterol bersifat tidak larut air dan dibuat menjadi larut air
dimengerti sepenuhnya.
kolesterol, batu pigmen dan batu campuran. Lebih dari 90% batu
Angka 10% sisanya adalah batu jenis pigmen, yang mana mengandung
empedu.
Batu kandung empedu merupakan gabungan material mirip batu
kandung empedu.
a. Batu kolesterol
1) Supersaturasi kolesterol
kolelitiasis adalah :
persisten
tidak lagi diwarnai oleh pigmen empedu akan tampak kelabu, dan
normal.
8. Penatalaksanaan
kolelitiasis meliputi :
1) Disolusi Medis
b. Penanganan bedah
1) Kolesistektomi laparaskopik
dari 2cm. kelebihan yang diperoleh klien luka operasi kecil (2-
2) Kolesistektomi terbuka
kolelitiasis sitomatik.
9. Pemeriksaan diagnostik
10. Komplikasi
a. Kolesistis
b. Kolangitis
empedu.
c. Hidrops
d. Empiema
darurat segera.
masyarakat untuk hidup sehat, menjaga pola makan, dan perilaku atau
dan perbanyak minum air putih. Pada pasien yang sudah didiagnosa
mengalami Cholelithiasis dapat dilakukan tindakan dengan cara bedah
diinfuskan melalui jalur berikut ini: melalui selang atau kateter yang
rasa nyeri dan keluhan lain, serta meningkatkan kualitas hidup pasien.
Berikut adalah masalah yang timbul bagi pasien pre dan post
(Inflamasi)
makanan
intestinal
cairan
operasi)
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
2015).
b. Keluhan utama
adalah nyeri abdomen pada kuadran kanan atas, dan mual muntah.
c. Riwayat kesehatan
mengurangi nyeri atau klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu
yang memiliki pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.
1) Keadaan Umum :
a) Penampilan Umum
b) Kesadaran
keadaan klien.
c) Tanda-tanda Vital
2) Sistem endokrin
empedu.
e. Pola aktivtas
1) Nutrisi
2) Aktivitas
3) Aspek psikologis
suasana hati.
4) Aspek penunjang
meningkat)
2. Diagnosa Keperawatan
dibanding individu atau kelompok lain pada situasi yang sama atau
dan risiko tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian
(Inflamasi)
mencerna makanan
asites
(PPNI, 2017) :
1. Definisi
2. Penyebab
neoplasma)
3. Batasan karakteristik
a) Data mayor
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
5. Sulit tidur
b) Data Minor
a. Subjektif : -
5. Menarik diri
7. Diaforesis
a) Infeksi
1. Definisi
2. Penyebab
Nyeri
3. Batasan karakteristik
a) Data mayor
b) Data minor
3. Gerakan terbatas
4. Fisik Lemah
C. Hipertermi D.0130
1. Definisi
2. Penyebab
a) Data mayor
b) Data minor
a. Subjektif : -
2. Takikardi
a) Proses infeksi
1. Definisi
a) Data mayor
a. Subjektif : -
b) Data minor
a. Infeksi
1. Definisi
a. Asites
3. Kondisi klinis terkait
a. Perdarahan
1. Definisi
mengancam jiwa
2.Faktor resiko
Perdarahan
1. Definisi
patogenik
2. Faktor resiko
Tindakan invasive
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan Intervensi
Tujuan Intervensi
a
Setelah dilakukan tindakan asuhan Observasi :
kepebrawatan selama …. Pasien a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
menyatakan fisik lainnya
mobilitas fisik meningkat dengan kriteria b. Identifikasi toleransi fisik melakukan
hasile: ambulasi
f. Pergerakan extremitas meningkat c. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
g. lKekuatan otot meningkat darah sebelum memulai ambulasi
h. Rentang gerak meningkat d. Monitor kondisi umum selama
i. Nyeri menurun melakukan ambulasi
j. Kecemasan menurun Terapeutik :
k. Kaku sendi menurun
2Gerakan tidak terkoordinasi menurun a. Fasilitasi aktivitas ambulasi
m. Gerakan terbatas menurun dengan alat bantu
b. Fasilitasi melakukan mobilisasi
n. .Kelemahan fisik menurun
fisik
c. Libatkan keluarga untuk
2 membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi :
Tujuan Intervensi
Tujuan Intervensi
Tujuan Intervensi
cairan D.0039
Tujuan Intervensi
Tujuan Intervensi
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi
2012).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cholelitiasis merupakan endapan satu atau lebih komponen diantaranya empedu
kolesterol, billirubin, garam, empedu, kalsium, protein, asam lemak, dan fosfolipid.
Batu empedu biasanya terbentuk dalam kantung empedu terdiri dari unsur-unsur padat
yang membentuk cairan empedu, batu empedu memiliki ukuran, bentuk dan komposisi
yang sangat bervariasi. Batu empedu yang tidak lazim dijumpai pada anak-anak dan
dewasa muda tetapi insidenya semakin sering pada individu yang memiliki usia lebih
diatas 40 tahun. setelah itu insiden cholelitiasis atau batu empedu semakin meningkat
hingga sampai pada suatu tingkat yang diperkirakan bahwa pada usia 75 tahun satu dari
3 orang akan memiliki penyakit batu empedu, etiologi secara pastinya belum
diketahuiakan tetapi ada faktor predisposisi yang penting diantaranya gangguan
metabolisme, yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi empedu, adanya
statis empedu, dan infeksi atau radang pada empedu. Perubahan yang terjadi pada
komposisi empedu sangat mungkin menjadi faktor terpenting dalam terjadinya
pembentukan batu empedu karena hati penderita cholelitiasis kolesterol mengekskresi
empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol.
Secara umum, penyakit batu empedu terjadi karena gangguan metabolisme yang
disebabkan oleh adanya perubahan susunan empedu, stasis empedu, dan infeksi pada
kandung empedu. Penyakit batu empedu sering kali di tandai dengan rasa nyeri yang
terjadi pada perut bagian kanan atas dan dirasakan menjalar ke punggung sampai bahu
kanan atas kadang juga disertai dengan rasa mual dan muntah. Penyakit batu empedu
sendiri dapat dingaruhi oleh banyak faktor diantaranya seperti usia, jenis 2 kelamin,
aktivitas fisik, keturunan, jenis makanan, pola makan dan lain sebagainya. (Hasanah,
2015).
Penatalaksanaan penyakit batu empedu dapat dilakukan dengan cara
farmakologi dan pembedahan. Secara farmakologi biasanya menggunakan analgesik
dan antibiotik, sedangkan untuk penatalaksanaan pembedahan salah satunya dapat
menggunakan operasi cholesistectomy. Cholesistectomy merupakan prosedur operasi
yang dilakukan dengan cara tusukan kecil yang dibuat menembus dinding perut di
umbilicus kemudian rongga perut ditiup dengan gas karbon monoksida untuk
membantu pemasangan endoskopi. (Putra et al., 2017). Pasien yang telah menjalani
prosedur operasi pasti merasakan nyeri pada luka operasi, sehingga diperlukan peran
perawat untuk membantu mengurangi rasa nyeri tersebut melalui cara farmakologi
maupun non farmakologi
B. Saran
Pendekatan yang baik pada pasien hendaknya dilakukan oleh semua tim
kesehatan terutama perawatan sehari-hari, hubungan yang dekat pasien agar pasien
merasa diperhatikan. Didalam proses keperawatan perlu adanya motivasi atau
bimbingan dan perawat, berharap px agar keperawatan berjalan efektif dengan
menggunakan tujuan pelaksanaan dari tindakan yang dibuat seperti hasil dari tujuan
yang diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Catatan
perawatan di dokumentasikan dengan menggunakan implementasi dan tindakan
tersebut. Perlu adanya peningkatan kerjasama yang baik antara perawat dan keluarga
pasien, tim medis dalam proses keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik (Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan (Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI.
Ratmiani (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny.J Yang Mengalami Post
Op Cholelitiasis Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Di Ruang Perawatan
Garuda Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
https://www.google.com/search?safe=strict&q=Ratmiati+(2019).+Asuhan+K
eperawatan+Pada+Klien+Ny.J+Yang+Mengalami+Post+Op+Cholelitiasis+D
engan+Masalah+Keperawatan+Nyeri+Di+Ruang+Perawatan+Garuda+Ruma
h+Sakit+Bhayangkara+Makassar&spell=1&sa=X&ved=2ahUKEwi7wcT37
OfpAhXu6nMBHWfrBNEQBSgAegQIDBAp&biw=1242&bih=524 Diakses
tanggal 01 mei 2020
Tjokropawiro, 2012. (2015). Analisis Praktik. Juliana Br Sembiring, FIK UI, 2015