Anda di halaman 1dari 58

SEMINAR KASUS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR DENGAN

DIAGNOSA MEDIS KOLELITIASIS DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR


AMAN NYAMAN, NUTRISI, PSIKOLOGI DI RUANGAN G3 BEDAH LT. 2 KLS III
RUMAH SAKIT ALOEI SABOE

DI SUSUN OLEH

ALWIN SADAPU FRISCA FRANS

ANISHA SABILLAH HANIVA I KOMANG DEDI WIDIANA

ARIF DWI DARMAWAN I WAYAN KARIANA

DONI SAPUTRA AMBO INDRIANINGSI HARMAIN

FADIL KAHARU IRGINA RAFFSYA PUTRI IBRAHIM

KIKY STEVANNY BEMPAH

MARSHA NOVIANITA DZULHI

MOH. AL – DZOEFRY ROHANI

NOVIYANTI S. TOTAMU

NUR AFNI TOOLI

KELAS : 2A KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Data World Health Organization (WHO) tahun 2014
menunjukkan bahwa terdapat 400 juta penduduk di dunia mengalami
Cholelithiasis dan mencapai 700 juta penduduk pada tahun 2016.
Cholelithiasis atau batu empedu terbentuk akibat ketidak seimbangan
kandungan kimia dalam cairan empedu yang menyebabkan pengendapan
satu atau lebih komponen empedu. Cholelithiasis merupakan masalah
kesehatan umum dan sering terjadi di seluruh dunia, walaupun memiliki
prevalensi yang berbeda beda di setiap daerah (Arif Kurniawan , Yunie
Armiyati, 2017).

Gaya hidup adalah pola hidup setiap orang diseluruh dunia yang di
ekspresikan dalam bentuk aktivitas, minat, dan opininya. Secara umum
gaya hidup dapat diartikan sabagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan
cara bagaimana seseorang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang
penting bagi orang untuk menjadikan pertimbangan pada lingkungan
(minat), dan apa yang orang selalu pikirkan tentang dirinya sendiri dan
dunia disekitarnya (opini), serta faktor-faktor tertentu yang
mempengaruhi gaya hidup sehat diantaranya adalah makanan dan
olahraga. Gaya hidup dapat disimpulkan sebagai pola hidup setiap orang
yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya dalam
membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktunya untuk
kehidupan sehari-harinya.

Saat ini dengan semakin meningkatnya tuntutan pekerjaan dan


kebutuhan hidup setiap orang, membuat masyarakat Indonesia melakukan
gaya hidup yang tidak sehat. Mereka banyak mengkonsumsi makanan
yang cepat saji (yang tinggi kalori dan tinggi lemak), waktu untuk
melakukan latihan fisik yang sangat terbatas, serta kemajuan teknologi
yang membuat gaya hidup masyarakat yang santai karena dapat
melakukan pekerjaan dengan lebih mudah sehingga kurang aktifitas fisik
dan adanya stress akibat dari pekerjaan serta permasalaahan hidup yang
mereka alami menjadi permasalahan yang sulit mereka hindari. Semua
kondisi tersebut dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit
cholelitiasis dan jumlah penderita cholelitiasis meningkat karena
perubahan gaya hidup, seperti misalnya banyaknya makanan cepat saji
yang dapat menyebabkan kegemukan dan kegemukan merupakan faktor
terjadinya batu empedu karena ketika makan, kandung empedu akan
berkontraksi dan mengeluarkan cairan empedu ke di dalam usus halus dan
cairan empedu tersebut berguna untuk menyerap lemak dan beberapa
vitamin diantaranya vitamin A, D, E, K (Tjokropawiro, 2015).

Berdasarkan beberapa banyaknya faktor yang dapat memicu atau


menyebabkan terjadinya cholelitiasis adalah gaya hidup masyarakat yang
semakin meningkat terutama masyarakat dengan ekonomi menengah
keatas lebih suka mengkonsumsi makanan cepat saji dengan tinggi
kolesterol sehingga kolesterol darah berlebihan dan mengendap dalam
kandung empedu dan menjadi kantung empedu dan dengan kurangnya
pengetahuan dan kesadaran tentang akibat dari salah konsumsi makanan
sangat berbahaya untuk kesehatan mereka (Haryono, 2013).

Banyaknya faktor yang mempengaruhi terjadinya cholelitiasis


adalah faktor keluarga, tingginya kadar estrogen, insulin, dan kolesterol,
penggunaan pil KB, infeksi, obesitas, gangguan pencernaan, penyakit
arteri koroner, kehamilan, tingginya kandung lemak dan rendah serat,
merokok, peminum alkohol, penurunan berat badan dalam waktu yang
singkat, dan kurang olahraga (Djumhana, 2017).

Cholelitiasis saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat karena


frekuensi kejadiannya tinggi yang menyebabkan beban finansial maupun
beban sosial bagi masyarakat. Sudah merupakan masalah kesehatan yang
penting di negara barat, Angka kejadian lebih dari 20% populasi dan
insiden meningkat dengan bertambahnya usia. Cholelitiasis sangat banyak
ditemukan pada populasi umum dan laporan menunjukkan bahwa dari
11.840 yang dilakukan otopsi ditemukan 13,1% adalah pria dan 33,7%
adalah wanita yang menderita batu empedu. Di negara barat penderita
cholelitiasis banyak ditemukan pada usia 30 tahun, tetapi rata-rata usia
tersering adalah 40–50 tahun dan meningkat saat usia 60 tahun seiring
bertambahnya usia, dari 20 juta orang di negara barat 20% perempuan dan
8% laki-laki menderita cholelitiasis dengan usia lebih dari 40 tahun
(Cahyono, 2015).

Cholelitiasis merupakan kondisi yang paling banyak ditemukan,


kondisi ini menyebabkan 90% penyakit empedu, dan merupakan
penyebab nomor lima perawatan di rumah sakit pada usia muda.
Choleltiaisis biasanya timbul pada orang dewasa, antara usia 20-50 tahun
dan sekitar 20% dialami oleh pasien yang berumur diatas 40 tahun.
Wanita berusia muda memiliki resiko 2-6 kali lebih besar mengalami
cholelitiasis. Cholelitiasis mengalami peningkatan seiring meningkatnya
usia seseorang. Sedangkan kejadian cholelitiasis di negara Asia 3%-15%
lebih rendah dibandingan negara barat. Di Indonesia, cholelitiasis kurang
mendapat perhatian karena sering sekali asimtomatik sehingga sulit di
deteksi atau sering terjadi kesalahan diagnosis. Penelitian di Indonesia
pada Rumah Sakit Columbia Asia Medan sepanjang tahun 2011
didapatkan 82 kasus cholelitiasis (Ginting, 2012).

Di Indonesia, cholelitiasis baru mendapat perhatian setelah di klinis,


publikasi penelitian tentang cholelitiasis masih terbatas. Berdasarkan studi
kolesitografi oral di dapatkan laporan angka insidensi cholelitiasis terjadi
pada wanita sebesar 76% dan pada laki-laki 36% dengan usia lebih dari
40 tahun. Sebagian besar pasien dengan batu empedu tidak mempunyai
keluhan, Risiko penyandang batu empedu untuk mengalami gejala dan
komplikasi relatif kecil. Walaupun demikian, sekali batu empedu mulai
menimbulkan serangan nyeri kolik yang spesifik maka resiko untuk
mengalami masalah dan penyulit akan terus meningkat (Cahyono, 2015)

Cholelitiasis adalah 90% batu kolesterol dengan komposisi


kolesterol lebih dari 50%, atau bentuk campuran 20-50% berunsurkan
kolesterol dan predisposisi dari batu kolesterol adalah orang dengan usia
yang lebih dari 40 tahun, wanita, obesitas, kehamilan, serta penurunan
berat badan yang terlalu cepat (Cahyono, 2015).

Cholelitiasis merupakan endapan satu atau lebih komponen


diantaranya empedu kolesterol, billirubin, garam, empedu, kalsium,
protein, asam lemak, dan fosfolipid. Batu empedu biasanya terbentuk
dalam kantung empedu terdiri dari unsur-unsur padat yang membentuk
cairan empedu, batu empedu memiliki ukuran, bentuk dan komposisi
yang sangat bervariasi. Batu empedu yang tidak lazim dijumpai pada
anak-anak dan dewasa muda tetapi insidenya semakin sering pada
individu yang memiliki usia lebih diatas 40 tahun. setelah itu insiden
cholelitiasis atau batu empedu semakin meningkat hingga sampai pada
suatu tingkat yang diperkirakan bahwa pada usia 75 tahun satu dari 3
orang akan memiliki penyakit batu empedu, etiologi secara pastinya
belum diketahuiakan tetapi ada faktor predisposisi yang penting
diantaranya gangguan metabolisme, yang menyebabkan terjadinya
perubahan komposisi empedu, adanya statis empedu, dan infeksi atau
radang pada empedu. Perubahan yang terjadi pada komposisi empedu
sangat mungkin menjadi faktor terpenting dalam terjadinya pembentukan
batu empedu karena hati penderita cholelitiasis kolesterol mengekskresi
empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol.

Kolesterol yang berlebihan tersebut mengendap di dalam kandung


empedu (dengan cara yang belum diketahui secara pasti) untuk
membentuk batu empedu, gangguan kontraksi kandung empedu, atau
mungkin keduanya dapat menyebabkan statis empedu dalam kandung
empedu. Faktor hormon (hormon kolesistokinin dan sekretin) dapat
dikaitkan dengan keterlambatan pengosongan kandung empedu, infeksi
bakteri atau radang empedu dapat menjadi penyebab terbentuknya batu
empedu. Mukus dapat meningkatkan viskositas empedu dan unsur selatau
bakteri dapat berperan sebagai pusat pengendapan. Infeksi lebih timbul
akibat dari terbentuknya batu, dibanding penyebab terbentuknya
cholelitiasis (Haryono, 2013).

Tatalaksana kolelitiasis dapat dibagi menjadi dua, yaitu bedah dan


non bedah. Terapi non bedah dapat berupa lisis batu yaitu disolusi batu
dengan sediaan garam empedu kolelitolitik, ESWL (exstracorporeal shock
wave lithitripsy) dan pengeluaran secara endoskopi, sedangkan terapi
bedah dapat berupa laparoskopi kolesistektomi, dan open kolesistektomi.
Perawat yang berhubungan langsung dengan klien kolelitiasis harus
melaksanakan perannya secara profesional, melakukan teknik relaksasi
adalah tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri,
tindakan reklaksasi mencakup teknik relaksasi nafas dalam, distraksi, dan
stimulasi kulit. Selain itu perawat juga berperan dalam memberikan terapi
medis berupa cairan intravena, antibiotik, dan analgetik.

Solusi masalah pada pasien dengan Kolelitiasis adalah perawat


sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat memberikan informasi tentang
bagaimana tanda gejala, cara pencegahan, cara pengobatan dan
penanganan pasien dengan Kolelitiasis sehingga keluarga juga dapat
beperan aktif dalam pemeliharaan kesehatan baik individu itu sendiri
maupun orang lain disekitarnya.

Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti tertarik melakukan


penelitian untuk melihat dan mengetahui sejauh mana “Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Cholelitiasis”
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Klien Cholelitiasis
C. Tujuan Penelitian.
Adapun Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibedakan menjadi
tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum.
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran
tentang Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Cholelithiasis

2. Tujuan Khusus.
Melakukan pengkajian pada pasien dengan pre dan post operatif
Cholelithiasis di Rumah Sakit Aloei Saboe Kota Gorontalo. Menegakkan
diagnosa keperawatan pada pasien dengan pre dan post opertif Cholelithiasis di
Rumah Sakit Aloei Saboe. Menyusun perencanaan tindakan keperawatan yang
sesuai dengan masalah keperawatan pada klien dengan pre dan post operatif
Cholelithiasis di Rumah Sakit Aloei Saboe. Melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai dengan perencanaan tindakan keperawatan pada pasien
Cholelithiasis di Rumah Sakit Aloei Saboe. Mengevaluasi dari pelaksanaan
tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien Cholelithiasis di Rumah
Sakit Aloei Saboe.
D. Lingkup Bahasan
1. Lokasi Praktik Klinik Keperawatan Dasar
Praktik ini berlokasi di RS Aloei Saboe , Kota Gorontalo. RSAS adalah
salah satu RS Umum yang terbesar di daerah gorontalo. RSAS memiliki
fasilitas berupa alat-alat kesehatan yang memadai untuk kesehatan
masyarakat di kota gorontalo.
2. Jadwal Praktik Klinik Keperawatan Dasar
Praktik ini berlangsung dari tanggal 18 januari 2021 – 06 februari 2021,
dimulai dari pengkajian kepada pasien kelolaan, Menegakkan diagnosa
keperawatan pada pasien kelolaan, menyusun perencanaan tindakan
keperawatan (intervensi) pada pasien kelolaan, melaksanakan tindakan
keperawatn (implementasi) pada pasien kelolaan, dan terakhir melakukan
evaluasi dari pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah dilakukan
pada pasien kelolaan masing-masing.
E. Metode Penulisan
Pengumpulan data dan informasi
Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan melakukan
pengkajian pada pasien kelolaan, merumuskan diagnosa keperawatan,
menyusun perencanaan keperawatan, melaksanakan tindakan perencanaan
keperawatan, dan melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan. Data dan informasi yang digunakana yaitu data yang bersumber dari
pasien kelolaan itu sendiri, dengan berpatokan pada SDKI, SIKI, dan SLKI.
F. Sistematika penulisan
BAB I : Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Lingkup Bahasan
4. Metode penulisan
5. Sistematika Penulisan
BAB II : Tinjauan Teoritis
1. Konsep Kebutuhan Dasar ( berhubungan dengan kasus )
terdiri dari :
➢ Pengertian
➢ Fungsi dan Tujuan
➢ Fisiologis dan perubahan patologis
➢ Jenis-jenis Kebutuhan Dasar dan tahapan terkait
kebutuhan dasar
➢ Jenis-jenis gangguan kebutuhan dasar manusia
➢ Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar
manusia
2. Askep kebutuhan dasar
➢ Pengkajian : riwayat, tanda dan gejala klinis
➢ Diagnosa keperawatan
➢ Perencanaan : Observasi, tindakan mandiri,
penkes/HE, Kolaborasi.
➢ Implementasi
➢ Evaluasi : SOAP
BAB III : Laporan kasus dengan aplikasi manajemen asuhan keperawatan
pasien
1. Sistem pemberian asuhan keperawatan
2. Pengkajian
3. Diagnosa
4. Perencanaan
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP KEBUTUHAN DASAR

❖ KONSEP KEBUTUHAN DASAR AMAN NYAMAN


1. PENGERTIAN
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa
juga keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2006) Perubahan kenyamanan adalah
keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons
terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000) Keamanan
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang
optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengauhi kemampuan seseorang.
Oksigen Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak
berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan
akan menyebabkan penumpukan karbondioksida. Kelembaban Kelembaban akan
mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban relatifnya tinggi maka
kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat Nutrisi Makanan yang tidak
disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat menyebabkan kondisi
kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.
Kenyamanan Nyeri Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh ayng
timbul bilamana jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu tersebut
bereaksi untuk menghilangkan rangsangan tersebut. (Guyton Hall, 1997)
a. Nyeri Akut Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan
adanya ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak,
durasinya singkat kurang dari 6 bulan.
b. Nyeri Kronik Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
nyeri yang berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non keganasan
atau intermiten selama 6 bulan atau lebih
c. Mual Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu ketidaknyamanan,
sensasi seperti gelombang dibelakang tenggorokan epigastrium, atau seluruh
abdomen yang mungkin atau mungkin tidak menimbulkan muntah.
2. FUNGSI DAN TUJUAN
Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari
bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai
ancaman mekanis, kimiawi, dan bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait
dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan
dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa
nyata atau hanya imajinasi misal, penyakit, nyeri, cemas, dan sebagainya. Dalam
konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah
laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di
sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat perasaan
cemas dan tidak aman. (Asmadi, 2005)
3. FISIOLOGIS DAN PERUBAHAN PATOLOGIS
Fisiologi nyeri merupakan alur terjadinya nyeri dalam tubuh. ;asa nyeri
merupakan sebuah mekanisme yang terjadi dalam tubuh, yang melibatkan fungsi
organ tubuh, terutama sistem saraf sebagai reseptor rasa nyeri. ;eseptor nyeri adalah
organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. organ tubuh yang
berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon
hanya terhadap stimulus kuat yang se!ara potensial merusak. reseptor nyeri disebut
juga nosire!eptor, se!ara anatomis reseptor nyeri (nosire!eptor) ada yang bermielien
dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. /erdasarkan letaknya,
nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit
(utaneus), somatik dalam (deep somatik), dan pada daerah iseral, karena letaknya
yang berbeda'beda inilah,nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda. -
osire!eptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah
ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan.;eseptor jaringan kulit
(kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu:
▪ Reseptor 4 delta
Merupakan serabut komponen tepat (ketepatan tranmisi >'60 m&det) yang
memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan tepat hilang apabila penyebab
nyeri dihilangkan.
▪ Serabut
Merupakan serabut komponen lambat (ketepatan tranmisi 0,% m&det) yang
terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit
dilokalisasi. Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang
terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga
lainnya. karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakannyeri
yang tumpul dan sulit dilokalisasi. reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor
o Iseral, reseptor ini meliputi organ-organ
o Iseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. -yeri yang timbul pada
reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat
sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.
Proses terjadinya nyeri Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi
stimuli akibat kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik
kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin 4 delta dan saraf tidak
bermielin ke kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. impuls
listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas
nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat.
rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik,
suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena
trauma&inflamasi.penomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system
saraf untuk mengubah berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi
potensial aksi yang dijalarkan ke sistem saraf pusat.
Tahapan Fisiologi Nyeri
a. Tahapan transduksi
Stimulus akan memicu sel yang terkena nyeri utk melepaskan mediator kimia
(prostaglandin, bradikinin, histamin, dan substansi ) yg mensensitisasi nosiseptor
Mediator kimia akan berkonsersi ke impuls-implus nyeri elektrik.
b. Tahap transmisi
Terdiri atas tiga bagian :
▪ -yeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A-delta dan serabut C ) ke
medula spinalis
▪ transmisi nyeri dari medula spinalis ke batang otak dan thalamus melalui jaras
spinotalamikus (STT) '< mengenal sifat dan lokasi nyeri
▪ impuls nyeri diteruskan ke korteks sensorik motorik, tempat nyeri di
persepsikan
c. Tahap persepsi
▪ Tahap kesadaran individu akan adanya nyeri
▪ Memunculkan berbagai strategi perilaku kognitif utk mengurangi kompenen
sensorik dan afektif nyeri
d. Tahap modulasi
▪ Disebut juga tahap desenden
▪ Fase ini neuron di batang otak mengirim sinyal-sinyal kembali ke medula
spinalis
▪ Serabut desenden itu melepaskan substansi (opioid, serotonin, dan
norepinefrin) yg akan menghambat impuls asenden yg membahayakan di bag
dorsal medula spinalis
4. JENIS – JENIS KEBUTUHAN DASAR DAN TAHAPAN TERKAIT
KEBUTUHAN DASAR
Nyeri berdasarkan kualitasnya · nyeri yang menyayat · nyeri yang menusuk
nyeri berdasarkan tempatnya · nyeri superfisial/nyeri permukaan tubuh · nyeri
dalam/nyeri tusuk bagian dalam · nyeri ulseral/nyeri dari tusuk jaringan ulseral · nyeri
neurologis/nyeri dari kerusakan saraf perifer · nyeri menjalar/nyeri akibat kerusakan
jaringan ditempat lain · nyeri sindrom/nyeri akibat kehilangan sesuatu bagian tubuh
karena pengalaman masa lalu · nyeri patogenik/nyeri tanpa adanya stimulus nyeri
berdasarkan serangannya · nyeri akut: nyeri yang timbul tiba-tiba, waktu kurang dari
6 bulan · nyeri kronis: nyeri yang timbul terus-menerus, waktu lebih atau sama 6
bulan nyeri menurut sifatnya · nyeri timbul sewaktu-waktu · nyeri yang menetap ·
nyeri yang kumat-kumatan nyeri menurut rasa · nyeri yang cepat: nyeri yang menusuk
· nyeri difus: nyeri normal yang bisa dirasakan nyeri menurut kegawatan · nyeri
ringan · nyeri sedang · nyeri berat
5. JENIS – JENIS GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1) Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang
terjadi di rumah sakit. Risiko jatuh lebih besar pada pasien lansia.
2) Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan
mempengaruhi keamanan pasien
3) Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan public yang penting. Tata pencahayaan
dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap
6. FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI KEAMANAN DAN KENYAMANAN
Emosi Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan Status Mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis,
kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury
Gangguan Persepsi Sensory Mempengaruhi adaptasi terhadaprangsangan yang
berbahayaseperti gangguan penciuman dan penglihatan Keadaan Imunits Gangguan
ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit
Tingkat Kesadaran Pada pasien koma, respon akan enurun terhadap rangsangan,
paralisis, disorientasi, dan kurang tidur. Informasi atau Komunikasi Gangguan
komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan.
Gangguan Tingkat Pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan
keamanan dapat diprediksi sebelumnya. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok Status nutrisi Keadaan
kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit,
demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu. Usia Pembedaan
perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia
mempengaruhi reaksi terhadap nyeri Jenis Kelamin Secara umum pria dan wanita
tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat kenyamanannya.
Kebudayaan Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu
mengatasi nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punyai
Faktor - faktor penyebab nyeri
Stimulasi Mekanik Disebut trauma mekanik adanya suatu penegangan akan
penekana jarinagan Stimulus Kimiawi Disebabkan oleh bahan kimia Stimulus
Thermal Adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang dipersepsikan
sebagai nyeri 44°C-46°C Stimulus Neurologik Disebabkan karena kerusakan jaringan
saraf Stimulus Psikologik Nyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang bersifat
psikologis Stimulus Elektrik Disebabkan oleh aliran listrik
❖ KONSEP KEBUTUHAN DASAR NUTRISI
1. PENGERTIAN
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dan sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan. (Wikipedia,
2013)
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit.
Nutrisi adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Enam zat nutrisi
esensial yaitu, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan mineral.
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
sangat penting. Dilihat dari segi kegunaannya, nutrisi merupakan sumber energi untuk
segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam
tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan
lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang
sehari-hari dimakan oleh manusia.

Adapun jenis-jenis nutrisi yang diperlukan tubuh antara lain:


1. Karbohidrat
Merupakan sumber energi utama dan sumber serat pangan.
2. Protein
Merupakan konstituen penting pada semua sel, terdiri dari asam- asam amino.
3. Lemak
Merupakan sumber energi yang dipadatkan.
4. Vitamin
Merupakan bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi
sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
5. Air
Merupakan komponen terbesar penyusun tubuh manusia. Pemenuhan kebutuhan
air dapat berasal dari minuman, makanan, dan sayuran.
6. Mineral
Merupakan bahan anorganik yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
2. FUNGSI DAN TUJUAN
Fungsi Nutrisi dengan Berdasarkan pengertian Nutrisi itu sendiri , zat tersebut
memang menjadi asupan paling utama bagi tubuh seseorang di dalam melakukan
segala macam aktivitas atau kegiatan sebagai pembentuk energi penting. Fungsi dari
nutrisi itu sendiri juga bermacam macam seperti sebagai suatu proses dalam
pengambilan zat-zat makanan yang penting dan juga sebagai subtansi organik yang
dibutuhkan organisme untuk dapat bergerak normal. Namun nutrisi tersebut sangat
berbeda dari makanan yang kita makan tiap harinya, nutisi ini merupakan apa yang
terkandung di dalam makanan tersebut. Nutrisi tersebut juga memiliki peran aktif
sebagai asupan makanan yang sehat bagi tubuh, tubuh itu setidaknya mengkonsumsi
beberapa jenis makanan setiap harinya.
Tujuan Nutrisi:
1. Meningkatkan Sistem Kekebalan
Kekebalan menurun bisa atau dapat mengakibatkan gejala ringan seperti
flu/meriang. Cara untuk meningkatkannya ialah dengan mengkonsumsi asupan
makanan yang sehat serta juga bisa mengkonsumsi vitamin C yang dihasilkan dari
macam jenis makan seperti sayuran serta buah-buahan, yang dapat menjadi suplemen
alami.
2. Membantu Mempertahankan Berat Badan
Berat badan tersebut juga bisa dijaga apabila kamu mengkonsumsi makanan yang
sehat. apabila hanya fokus pada nutrisi yang baik yakni dengan cara mengkonsumsi
sayuran, protein serta buah secara tak sadar bisa atau dapat menjaga tubuh dari
penyakit. Serta juga membuat berat badan itu menjadi lebih terkontrol.
3. Melindungi Tulang Dan Gigi
Tulang serta gigi tetap kuat meskipun usia sudah mencapai 60-70 tahun. Hal
tersebut terjadi apabila kamu memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Susu
dengan keju serta juga yoghurt yang tinggi kalsium dapat atau bisa membantu tulang
serta gigi menjadi sehat dan juga kuat.
4. Energi dan Vitalitas Untuk Hidup
Dalam kegiatan atau aktivitas sehari-hari pasti terdapat banyak masalah, yang
dapat atau bisa mengeluarkan energi yang besar. Namun semakin bertambahnya usia
seseorang, energi yang ada pun juga akan semakin berkurang. Cara untuk
mempertahankannya ialah dengan cara mengkonsumsi makanan sehat serta juga
dibarengi dengan olahraga rutin sampai pemenuhan energinya tercapai.
5. Memperlambat Penuaan
Yang dinantikan oleh seluruh orang ialah memperlambat penuaan dini. terdapat
banyak orang yang ingin terlihat muda namun tak mengatur pola makan dan juga
nutrisi di dalam tubuhnya. Caranya ialah dengan mengatur pola makan dan juga
olahraga dengan secara teratur.
Sekian pembahasan mengenai Pengertian Nutrisi, Jenis, Fungsi, Manfaat, Contoh
dan Menurut Para Ahli. Semoga apa yang diuraikan diatas dapat bermanfaat untuk
anda.
3. FISIOLOGI DAN PERUBAHAN PATOFISIOLOGI
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat
aktivitas, keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta
prosedur dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka
nutrisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas akan
meningkat atau menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur atau pengobatan
yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan, absorbsi,
metabolisme dan ekskresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zar makanan
tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan
protein oleh karena protein di ekskresi oleh ginjal. Penyakit-penyakit fisik biasanya
meningkatkan kebutuhan zat makanan. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit
saluran cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang saluran pencernaan yang
menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absrobsi, gangguan tranportasi,
atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dapat menyebabkan
menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan. Diare dapat menurunkan absorbsi
nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit pada kandung empedu, di
mana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang berfungsi untuk
mencerna lemak menjadi tidak efektif.
4. JENIS – JENIS KEBUTUHAN DASAR DAN TAHAPAN TERKAIT
KEBUTUHAN DASAR
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan
dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat mengahasilkan 4 kilokalori (kkal).
Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah
yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dari glukosa. Pemecahan energi
selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
a. Jenis karbohidrat
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis
yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan
merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat
langsung diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari monosakarida adalah
glukosal dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran,
fruktosa banyak terdapat pada buah, sayuran, madu, dan galaktosa yang
berasal dari pecahan disakarida.
2) Disakarida
Jenis disakarida adalah sukrosa, maltose, dan laktosa. Sukrosa dan maltose
banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa yaitu merupakan jenis gula
dalam air susu baik susu ibu maupun susu hewan.
3) Polisakarida
Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida
adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.
b. Fungsi karbohidrat
1) Sumber energi yang murah.
2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
3) Membuat cadangan tenaga tubuh.
4) Pengaturan metabolisme lemak.
5) Untuk efesiensi penggunaan protein.
6) Memberikan rasa kenyang.
c. Sumber karbohidrat
Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-lain.
Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.
d. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan,
absorpsi, dan metabolisme.
e. Metabolisme karbohidrat
Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan,
absorpsi, dan metabolisme.Pencernaan adalah memecahkan makanan menjadi
bagian yang lebih kecil dan dapat diabsorpsi melalui cairan tubuh. Mekanisme
pencernaan bisa secara mekanik maupun secara kimia. Pencernaan secara
mekanik melibatkan fungsi saraf dan otot untuk memindahkan makanan dalam
saluran pencernaan melalui kontraksi otot, pencernaan secara kimia melalui
tipe sekresi yang diproduksi pada saluran pencernaan. Ada 4 tipe produk
sekresi yang dapat membantu pencernaan yaitu enzym yang spesifik, Hcl,
mucus, air, dan elektrolit.
Zat gizi diabsorpsi oleh usus kecil dan bagian proksimal usus besar
metabolisme karbohidrat mengandung tiga proses :
1) Perubahan dari katabolisme glikogen menjadi glukosa, kabon dioksida, dan
air disebut Glikogenolisis.
2) Perubahan dari anabolisme glukosa menjadi glikogen disebut Glikogenesis.
3) Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut
Glukoneogenesis.
f. Masalah-masalah yang terkait dengan karbohidrat
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) atau Protein Energi Malnutrisi
(PEM) dan penyakit kegemukan karena ketidakseimbangan antara asupan
dengan energi yang dibutuhkan. Penyakit akibat gangguan metabolisme
karbohidrat tampak pada Diabetes Mellitus.
2. Protein
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti
jaringan tubuh. Setiap 1gram protein menghasilan 4 kkal. Bentuk sederhana dari
protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk
hormone dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh
tetapi harus didapat dari makanan. Jenis asam amino esensial diantaranya lisin,
triptofan, fenilalanin, leusin.Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu:
a) Protein sederhana
Jenis protein ini tidak berkaitan dengan zat lain, misalnya abumin dan
globulin.
b) Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti glikogen
membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.
c) Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalam albuminosa, pepton, dan gelatin.
a. Fungsi Protein
1) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik
koloid, keseimbangan asam.
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan homon.
4) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan
meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes.
b. Sumber Protein
1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging,
telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan sebagainya.
2) Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung,
kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
c. Metabolisme Protein
Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan
enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa
dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi
asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dari pankreas dan selanjutnya
diserap atau berdisfusi ke aliran darah yang menuju ke hayi. Asam-asam
amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak
dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah. Karena protein dapat
larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna sehingga
hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.
Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian
dilepaskan ikatan nitrogennya seghingga terpecah menjadi dua macam zat
yaitu asam organik dan amoniak (NH3). Amoniak dibuang melalui ginjal,
sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.
Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan protein di antaranya:
1) Berat badan individu.
2) Aktivitas.
3) Keadaan pertumbuhan, bayi: 3gr/kg BB, anak-anak: 1,75-2,5gr/kg BB,
dan pada remaja sampai dengan lanjut usia: 1,25-1,75gr/kg BB.
4) Pada wanita hamil ditambah 10gr/hari.
5) Pada ibu menyusui ditambah 20gr/hari.
6) Keadaan/kondisi kesehatan.
3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Berdasarkan ikatan
kimianya lemak dibedakan menjadi:
a) Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol.
b) Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak
dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen.
a. Fungsi lemak
1) Memberikan kalori, di mana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi
akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.
2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3) Memberikan asam-asam lemak esensial.
b. Sumber lemak
Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapat pada
kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain. Sedangkan lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging
sapi, kambing, dan lain-lain.
c. Metabolisme lemak
Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim lipase yang
berasal dari pankreas. Di dalam duodenum trigliserida dipecah menjadi
diglyserida, monoglysakarida, dan asam lemak bebas dengan bantuan lipase.
Asam lemak bebas rantai panjang tidak larut dalam air tetapi berkaitan dengan
garam-garam empedu dan dapat larut (emulsi). Lemak kemudian diserap ke
darah menuju ke hati. Di dalam hati sebagian digunakan untuk energi,
sebagian diubah menjadi zat keton, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk
lemak badan. Apabila tubuh kehabisan glikogen maka lemak badan akan
diambil kembali. Mula-mula lemak badan menjadi fosfolipid, kemudian dalam
hati dalam bentuk lemak bebas, jika dalam makanan terdapat kelebihan
karbohidrat atau lemak dari kebutuhan tubuh maka kelebihan tersebut
disimpan sebagai cadangan tenaga. Lemak cadangan disimpan disekitar
jantung, paru-paru, ginjal, dan alat tubuh yang lain. Simpanan lemak dalam
tubuh digunakan sebagai:
1) Cadangan tenaga/energi.
2) Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata.
3) Mempertahankan panas tubuh.
4) Perlindungan tubuh terhadap trauma, zat-zat kimia berbahaya.
5) Membentuk postur tubuh.
4. Mineral
Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya
sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi
makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh 100mg atau lebih; dan mikromineral
jika kebutuhan tubuh kurang dari 100mg. Termasuk dalam makromineral adalah
kalsium, magnesium fosfat sedangkan yang termasuk dalam mikromineral adalah
klorida, yodium, iron, zinc.
Secara umum fungsi dari mineral adalah:
1) Membangun jaringan tulang.
2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.
4) Membuat berbagai enzim.
5. Vitamin
Vitamin adalah sustansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan
dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses
metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat dikasifikasikan
menjadi:
1) Vitamin yang larut dalam air: Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic
acid, serta vitamin C.
2) Vitamin yang larut dalam lemak: Vitamin A, D, E, K.
Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan
pemeliharaan kesehatan.
6. Air
Air adalah komponen tubuh yang sangat penting karena fungsi sel bergantung
pada lingkungan air.Air membentuk 60-70% berat tubuh total. Persentase air dalam
seluruh tubuh lebih besar untuk orang kurus daripada orang yang obesitas karena
otot terdiri atas lebih banyak air daripada jaringan yang lain, kecuali darah. Bayi
memiliki persentase total air yang paling besar dalam tubuh, dan lansia memiliki
persentase total air yang paling sedikit. Saat kehilangan air, seseorang tidak akan
mampu bertahan hidup lebih dari beberapa hari.
Individu memenuhi cairan yang dibutuhkan dengan minum air dan makan
makanan yang tinggi air, seperti buah-buahan, dan sayur-sayuran segar. Air juga di
produksi selama proses pencernaan saat makanan dioksidasi. Pada individu yang
sehat, asupan cairan dari berbagai sumber sama dengan keluaran cairan melalui
eleminasi, respirasi dan keringat. Seseorang yang sakit memiliki kebutuhan cairan
yang meningkat.Sebaliknya, seseorang yang sakit juga mengalami penurunan
kemampuan untuk mengekskresikan cairan yang menyebabkan dibutuhkannya
restriksi cairan.
5. JENIS – JENIS GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Alimul, Aziz (2015) menuliskan secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri
atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes militus,
hipertensi, jantung coroner, kanker, dan anoreksia nervosa.
1) Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan
berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
2) Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebih.
3) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme
karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4) Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh.
5) Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari obesitas, serta asupan kalsium,
natrium dan gaya hidup yang berlebihan.
7) Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Gangguan ini sering dialami
karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
8) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh konsumsi
lemak secara berlebihan.
9) Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
6. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah sebagai
berikut:
1) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi
pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe merupakan
sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk
dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut
dapat merendahkan derajat mereka.
3) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
juga dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa daerah, terdapat larangan
makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja.Padahal, makanan tersebut
merupakan sumber vitamin yang sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi
anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan
merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
4) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada
remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
5) Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluargannya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.
❖ KONSEP KEBUTUHAN DASAR PSIKOLOGI
1. PENGERTIAN
Berdasarkan bahasa, psikologi terdiri dua kata yang berasal dari Yunani,
psyche (jiwa) dan logos (ilmu). Jadi secara simpel, psikologi adalah ilmu mengenai
jiwa. Pada awalnya psikologi hanya termasuk “ilmu kursi goyang” maksudnya
hanyalah sebuah kajian hasil diskusi para filsuf. Dalam tulisan pertama dalam
mengenalkan psikologi ini akan dirangkumkan beberapa definisi dari para ilmuwan
psikologi.
” Psikologi adalah ilmu yang mempelajari adanya jiwa dan kehidupan jiwa.”
(Bigot, Kohnstamm, dan Palland, 1954) ” Psikologi adalah suatu studi sistematik
tentang tingkah laku.” (Garret, 1961) “Psikologi adalah studi ilmiah tentang kegiatan-
kegiatan individu dalam hubungannya dengan lingkungan.” (Woodworth dan
Marquis, 1961) ” Psikologi adalah suatu ilmu tentang tingkah laku organisme.” (Ruch
dan Zimbardo, 1971) “Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan
proses-proses mental.” (Hillgard, Atkinson, dan Atkinson, 1975) “Psikologi adalah
ilmu tentang tingkah laku manusia dan hewan; hal itu meliputi penerapannya pada
masalah-masalah manusia.” (Morgan, King, dan Robinson, 1979)
Dalam perkembangannya kini, psikologi memiliki beberapa
perspektif/mahzab yang masing-masing memiliki sudut pandang dan karakteristiknya
sendiri-sendiri. Mahzab-mahzab tersebut adalah psikoanalisa, behavioristik, dan
humanistik. Dengan fenomena seperti ini, para generalist psychologist kini sedang
melakukan pengembangan ilmu psikologi ke arah yang komperehensif, meskipun
secara spesialis dan praktikal pengembangan psikologi juga berkembang.
2. FUNGSI DAN TUJUAN
Fungsi Psikologi
Sebagaimana ilmu-ilmu pengetahuan yang lain, psikologi mempunyai tiga fungsi
utama, yaitu :
- Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah
laku tersebut terjadi. Hasil penjelasannya berupa deskripsi atau bahasan yang
bersifat deskriptif.
- Memprediksikan, yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa,
bagaimana, dan mengapa tingkah laku tersebut terjadi. Hasil prediksi berupa
prognosa, prediksi, atau estimasi.
- Pengendalian, yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang
diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau
pencegahan, intervensi, rehabilitasi atau perawatan.

Sedangkan menurut Walgito, fungsi dari psikologi adalah :

• Mengadakan deskripsi, yaitu menggambarkan secara jelas hal-hal yang


dipersoalkan atau dibicarakan.
• Menerangkan, yaitu menerangkan tugas keadaan atau kondisi yang
mendasari terjadinya peristiwa tersebut.
• Menyusun teori, yaitu bertugas mencari dan merumuskan hukum-hukum atau
ketentuan-ketentuan mengenai hubungan antara peristiwa satu dengan
peristiwa yang lainnya atau kondisi satu dengan kondisi yang lainnya.
• Prediksi, yaitu membuat ramalan atau prediksi mengenai hal-hal yang
mungkin terjadi yang akan muncul.
• Pengendalian, yaitu mengendalikan atau mengatur peristiwa.
Tujuan Psikologi

Manusia hidup tidak akan lepas dari adanya permasalahan. Psikologi membantu
manusia dalam menghadapi dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapinya,
karena tujuan dari psikologi adalah sebagai berikut :

• Menjadikan kehidupan lebih baik dan bahagia.


• Mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana
untuk mengenal tingkah laku manusia.
• Untuk memperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang
lebih baik tentang tingkah laku manusia.
• Supaya tiada keraguan lagi dalam mengubah cara hidup, tingkah laku dan
pergaulan dalam masyarakat.
• Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan yang baik.

3. FISIOLOGIS DAN PERUBAHAN PATOLOGIS


Tidak ada yang memalukan dari penyakit psikologi atau gangguan mental.
Kondisi ini merujuk pada gangguan mental yang berdampak pada perubahan suasana
hati alias mood, pola pikir, hingga perilaku seseorang secara umum. Hal tersebut bisa
menjadi tanda awal seseorang mengidap penyakit psikologi. Kondisi ini bisa
menyerang siapa saja, namun risikonya lebih tinggi pada orang yang sedang
mengalami tekanan atau stres.
Risiko gangguan psikologi meningkat pada stres atau rasa tertekan yang tidak
ditangani dengan baik. Selain itu, ada faktor lain yang juga disebut berpengaruh,
seperti faktor genetik, lingkungan sekitar, atau perpaduan dari berbagai faktor yang
ada. Kondisi ini juga bisa terjadi karena kejadian traumatis, penggunaan obat-obatan
terlarang, serta mengalami penyakit kronis.
Gangguan jiwa juga bisa terjadi karena gangguan di otak, seperti demensia,
Alzheimer, serta gangguan tidur. Berikut beberapa hal yang bisa menjadi tanda
seseorang mengalami penyakit psikologi!
1. Perubahan Kepribadian
Salah satu tanda awal seseorang mengalami penyakit psikologi adalah terjadi
perubahan kepribadian. Hal ini menyebabkan seseorang mungkin bertindak
dan berperilaku berbeda dari biasanya. Perubahan yang terjadi menyebabkan
orang tersebut melakukan hal-hal yang tidak biasa dan terbilang aneh, bahkan
perubahan perilaku yang ditunjukkan kerap tidak masuk akal dan aneh.
2. Menarik Diri dari Pergaulan
Orang yang mengalami gangguan jiwa cenderung akan menarik diri dari
pergaulan atau lingkungan sosial. Penyakit psikologi bisa membuat seseorang
lebih suka menghabiskan waktu sendiri dan tidak berinteraksi dengan orang
lain. Selain itu, orang yang mengidap penyakit psikologi juga cenderung
kehilangan minat terhadap hal-hal yang sebelumnya mungkin ia sukai.
3. Mood Swing
Perubahan suasana hati mendadak alias mood swing juga harus diwaspadai.
Sebab, hal ini bisa menjadi tanda awal penyakit psikologis. Kondisi ini bisa
menyebabkan seseorang bisa tiba-tiba merasa marah, menangis, tertawa,
bahkan menyakiti diri sendiri. Mood swing ini umumnya terjadi dalam waktu
yang singkat serta tidak diketahui apa penyebab pastinya.
4. Penampilan Berubah
Gangguan ini tidak hanya memengaruhi kondisi psikologi, tetapi juga
berdampak pada penampilan fisik pengidapnya. Biasanya, perubahan ini
cukup menonjol. Jika sebelumnya seseorang dikenal bersih dan rapi, penyakit
psikologi bisa mengubah hal tersebut. Pasalnya, gangguan jiwa bisa
menyebabkan seseorang mengabaikan kebersihan diri sendiri, makan
sembarangan, hingga mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok.
5. Mudah Putus Asa
Pada satu titik, penyakit psikologi bisa membuat seseorang mudah menyerah
dan berputus asa. Kebanyakan pengidap gangguan ini berpikir bahwa hidup
berjalan sulit dan tidak ada kesempatan untuk memperbaikinya.

4. JENIS-JENIS KEBUTUHAN DASAR DAN TAHAPAN TERKAIT


KEBUTUHAN DASAR

1. Psikologi Umum

Psikologi umum adalah ilmu tentang tingkah laku manusia pada umumnya.
keadaan emosi, intelegensi, memori, pembentukan karakter, kepribadian,dll. Psikologi
umum ini mencakup hampir seluruh macam-macam psikologi, tapi hanya penjelasan
umumnya saja. Jika kamu ingin mempelajari lebih detail tentang jenis psikologi,
maka harus mempelajarinya secara langsung. Misalnya ingin belajar tentang
kepribadian, maka psikologi yang tepat adalah psikologi kepribadian.

2. Psikologi Faal

Psikologi faal adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam


kaitannya dengan fungsi dan kerja alat-alat dalam tubuh. Misalnya mempelajari
bagaimana otot seseorang akan bekerja ketika orang tersebut sedang meluapkan rasa
marah, senang atau sedih. Karena itulah dalam konsentrasi studi psikologi faal lebih
menitik beratkan kepada pengaruh kondisi biologis atau faali seseorang terhadap
perilaku atau tindakan orang tersebut. Jadi seandainya seseorang tersebut sering
marah, apa yang akan terjadi pada kondisi psikisnya. Begitu juga ketika senang, sedih,
dll.

3. Psikologi Perkembangan

Psikologi perkembangan mempelajari faktor-faktor perkembangan manusia


sejak lahir hingga pada lanjut usia. Misalnya pembentukan karakter. Seperti yang kita
tahu karakter seseorang sangat berbeda-beda. Ada yang keras kepala, pemalu,
pemberani, dll. Psikologi perkembangan lebih menjelaskan mengapa karakter-
karakter itu bisa ada pada seseorang. Apakah mungkin pada usia kecil dia jarang
diperhatikan, jarang diajak komunikasi, atau ketika kecil dia sudah ditunjukkan
tentang kekerasan, dll.

4. Psikologi Kepribadian
Psikologi kepribadian mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Kepribadian adalah cara individu untuk bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain. psikologi kepribadian berkaitan erat dengan
psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari
perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri
dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Mulai sekarang, kamu bisa
memperhatikan bagaimana cara seorang yang pemalu dengan seorang yang
pemberani berinteraksi dengan lingkungannya.
5. Psikologi Klinis
Psikologi klinis mempelejari tentang bagaimana cara memahami, mencegah,
dan memulihkan keadaan psikologis seseorang ke arah normal. Misalnya orang yang
terkena depresi, tindakan apa yang harus kita lakukan untuk menangani orang
tersebut, dan bagaimana cara kita untuk menyembuhkan dia dari depresi.
6. Psikologi Konseling
Psikologi Konseling mempelajari tentang hubungan terapis dengan klien.
Mudahnya seperti konsultasi, bagaimana kita menghadapi karakter-karakter klien
yang berbeda-beda dan bagaimana cara kita menyampai informasi yang baik terhadap
klien kita.
Dalam buku Psikologi Konseling oleh Latipun pada tahun 2006, kata
konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin yaitu
counselium, artinya ”bersama” atau ”bicara bersama”. Pengertian ”berbicara bersama-
sama” dalam hal ini adalah pembicaraan antara konselor (counselor) dengan
seseorang atau beberapa klien (Counselee). Dengan demikian counselium berarti, ”
people coming together to again an understanding of problem that beset them were
evident”, yang ditulis oleh Baruth dan Robinson (1987:2) dalam bukunya An
Introduction to The Counseling Profession
7. Psikologi Abnormal
Psikologi abnormal mempelajari tentang kebiasan-kebiasaan individu yang
menyimpang dari keadaan normal. seperti homoseksual,lesbi,clepto,psikopat, dll.
8. Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan adalah ilmu tentang masalah psikologis yang terjadi
dalam dunia pendidikan. Psikologi ini berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan
berkembang. Seperti pendidikan yang diberikan guru, masyrakat, dan juga orang tua.
Semua itu akan saling berinteraksi. contoh, mengapa ada anak yang rajin dan malas.
Faktor-faktor apa yang menyebabkan hal tersebut.
9. Psikologi Diagnostik
Psikodiagnostik adalah studi ilmiah tentang berbagai metode untuk membuat
diagnosis psikologis, dalam tujuan supaya dapat memperlakukan manusia dengan
lebih tepat. Psikodiagnostik adalah metode yang digunakan untuk menetapkan
kelainan-kelainan psikis, dengan tujuan untuk dapat memberikan pertolongan secara
tepat dan akurat. Jadi ibaratnya seperti memberikan label antara seseorang yang
psikologisnya normal dengan psikologisnya yang telah terganggu.
10. Psikologi Industri
Psikologi industri adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di tempat
kerja. Ilmu ini berfokus pada pengambilan keputusan kelompok, semangat kerja
karyawan, motivasi kerja, produktivitas stres kerja, seleksi pegawai, strategi
pemasaran, rancangan alat kerja, dan berbagai masalah lainnya
Tahapan Psikologi :
1) Tahap Perkembangan Kognitif, yaitu perubahan yang bervariasi dalam proses
berpikir dalam kecerdasan termasuk di dalamnya rentang perhatian, daya ingat,
kemampuan belajar, pemecahan masalah, imajinasi, kreativitas, dan keunikan dalam
menyatakan sesuatu dengan mengunakan bahasa.
2) Tahap Perkembangan Psikologi – Emosional, yaitu tahap perkembangan
seseorang berupa perkembangan berkomunikasi secara emosional, memahami diri
sendiri, kemampuan untuk memahami perasaan individu lain, pengetahuan tentang
individu lain, keterampilan dalam berhubungan dengan individu lain, menjalin
persahabatan, dan pengertian tentang moral
3) Tahap Perkembangan Seorang Bayi (Infancy): Sejak Lahir sd 18 Bulan.
Periode ini disebut juga dengan tahap perkembangan sensorik oral, karena individu
biasa melihat bayi memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya. Sosok Orang tua
memainkan peranan terpenting untuk memberikan perhatian positif dan penuh kasih
kepada bayi, dengan penekanan pada kontak visual dan sentuhan. Jika periode ini
dilalui dengan baik,
Bayi akan menumbuhkan perasaan trust (percaya) pada lingkungan dan melihat
bahwa kehidupan ini pada dasarnya baik. Sebaliknya, bila gagal di periode ini,
individu memiliki perasaan mistrust (tidak percaya) dan akan melihat bahwa dunia ini
adalah tempat yang mengecewakan dan penuh frustrasi.
4) Tahap Perkembangan Seorang Kanak-Kanak Awal (Early Childhood): 18
Bulan sd 3 Tahun
Selama tahap perkembangan seseorangan ini individu mempelajari ketrampilan untuk
diri sendiri. Bukan sekedar belajar berjalan, bicara, dan makan sendiri, melainkan
juga mempelajari tahap perkembangan seseorang perkembangan motorik yang lebih
halus, termasuk latihan yang sangat dihargai: toilet training.
Di masa ini, individu berkesempatan untuk belajar tentang harga diri dan otonomi,
seiring dengan berkembangnya kemampuan mengendalikan bagian tubuh dan
tumbuhnya pemahaman tentang benar dan salah. Salah satu ketrampilan yant muncul
di periode adalah kemampuan berkata tidak. Sekalipun tidak menyenangkan individu
tua, hal ini berguna untuk pengembangan semangat dan kemauan.
5) Tahap Perkembangan Seorang Usia Bermain (Play Age): 3 sd 5 Tahun
Pada periode ini, individu biasanya memasukkan gambaran tentang individu dewasa
di sekitarnya dan secara inisiatif dibawa dalam situasi bermain. Anak laki-laki
bermain dengan kuda-kudaan dan senapan kayu, anak perempuan main “pasar-
pasaran” atau boneka yang mengimitasi kehidupan keluarga, mobil-mobilan,
handphone mainan, tentara mainan untuk bermain peran, dsb. Di masa ini, muncul
sebuah kata yang sering diucapkan seindividu anak:”kenapa?” Hubungan yang
signifikan di periode ini adalah dengan keluarga inti (ayah, ibu, dan saudara).
6) Tahap perkembangan seorang Usia Sekolah (School Age): Usia 6 sd 12 tahun
Periode ini sering disebut juga dengan periode laten, karena individu sepintas hanya
menunjukkan tahap perkembangan seseorang tahap perkembangan seseorang
perkembangan fisik tanpa tahap perkembangan seseorang perkembangan aspek
mental yang berarti, berbeda dengan fase-fase sebelumnya. Ketrampilan baru yang
dikembangkan selama periode ini mengarah pada sikap industri (ketekunan belajar,
aktivitas, produktivitas, semangat, kerajinan, dsb), serta berada di dalam konteks
psikologi. Bila individu gagal menempatkan diri secara normal dalam konteks
psikologi, ia akan merasakan ketidakmampuan dan rendah diri. Sekolah dan
lingkungan psikologi menjadi figur yang berperan penting dalam pembentukan ego
ini, sementara individu tua sekalipun masih penting namun bukan lagi sebagai otoritas
tunggal.
7) Tahap Perkembangan Seorang Remaja (Adolescence): Usia 12 sd 18 Tahun
Bila sebelumnya tahap perkembangan seseorang perkembangan lebih berkisar pada
apa yang dilakukan untuk saya, sejak stage tahap perkembangan seseorang
perkembangan ini tahap perkembangan seseorang perkembangan tergantung pada apa
yang saya kerjakan.
Karena di periode ini individu bukan lagi anak tetapi belum menjadi dewasa, hidup
berubah sangat kompleks karena individu berusaha mencari identitasnya, berjuang
dalam interaksi psikologi, dan bergulat dengan persoalan-persoalan moral.
Tugas tahap perkembangan seseorang perkembangan di fase ini adalah menemukan
jati diri sebagai individu yang terpisah dari keularga asal dan menjadi bagian dari
lingkup psikologi yang lebih luas. Bila stage ini tidak lancara diselesaikan, individu
akan mengalami kebingungan dan kekacauan peran.
8) Tahap Perkembangan Seorang Dewasa Awal (Young Adulthood): Usia 18 sd
35 Tahun
Langkah awal menjadi dewasa adalah mencari teman dan cinta. Hubungan yang
saling memberikan rasa senang dan puas, utamanya melalui perkawinan dan
persahabatan. Keberhasilan di stage ini memberikan keintiman di level yang dalam.
Kegagalan di level ini menjadikan individu mengisolasi diri, menjauh dari individu
lain, dunia terasa sempit, bahkan hingga bersikap superior kepada individu lain
sebagai bentuk pertahanan ego. Hubungan yang signifikan adalah melalui perkawinan
dan persahabatan.
9) Tahap Perkembangan Seorang Dewasa (Middle Adulthood): Usia 35 sd 65
tahun
Masa ini dianggap penting karena dalam periode inilah individu cenderung penuh
dengan pekerjaan yang kreatif dan bermakna, serta berbagai permasalahan di seputar
keluarga. Selain itu adalah masa “berwenang” yang diidamkan sejak lama. Tugas
yang penting di sini adalah budaya dan meneruskan nilai budaya pada keluarga
(membentuk karakter anak) serta memantapkan lingkungan yang stabil. Kekuatan
timbul melalui perhatian individu lain, dan karya yang memberikan sumbangan pada
kebaikan masyarakat, yang disebut dengan generativitas. Jadi di masa ini, takut akan
ketidakaktifan dan ketidakbermaknaan diri.
10) Tahap Perkembangan Seorang Dewasa Akhir (Late Adulthood): Usia 55 sd
Meninggal Dunia
Individu berusia lanjut yang bisa melihat kembali masa-masa yang telah dilaluinya
dengan bahagia, merasa tercukupi, dan merasa telah memberikan kontribusi pada
kehidupan, ia akan merasakan integritas. Kebijaksanaannya yang tumbuh menerima
keluasan dunia dan menjelang kematian sebagai kelengkapan kehidupan.
5. JENIS – JENIS GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)
Seseorang dengan masalah ini mengalami gangguan kecemasan saat
merespons suatu objek atau situasi. Biasanya penderita akan mengalami rasa
ketakutan yang hebat disertai dengan perubahan tanda fisik, seperti detak
jantung yang semakin cepat, berkeringat, merasa pusing, serta sulit
berkonsentrasi atau tidur.
Kecemasan saat berada di tempat umum, kepanikan dan fobia terhadap
sesuatu, juga termasuk ke dalam anxiety disorder. Penderita masalah ini hidup
dengan perasaan penuh kecemasan, ketakutan, serta kekhawatiran berlebih.
2. Gangguan Suasana Hati (Mood Disorder)
Gangguan ini juga disebut gangguan afektif yang membuat
penderitanya merasa sedih terus menerus atau perasaan terlalu bahagia yang
berlebihan. Perpindahan emosional atau fluktuasi dari perasaan bahagia
menjadi sedih secara ekstrem juga termasuk gangguan ini, yang biasa kita
kenal dengan Bipolar Disorder. Beberapa contoh gangguan lainnya seperti
depresi jangka panjang, gangguan afektif musiman, perubahan suasana hati
dan iritabilitas yang terjadi selama fase pramenstruasi, serta depresi karena
penyakit fisik.
3. Gangguan Psikotik (Psychotic Disorder)
Gangguan psikotik termasuk gangguan jiwa parah yang menyebabkan
munculnya pemikiran dan persepsi yang tidak normal, misalnya penyakit
skizofrenia. Gejala paling umum dari gangguan ini adalah halusinasi
(mendengar, melihat, atau merasakan sesuatu yang tidak ada), serta delusi
(mempercayai hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi).
4. Gangguan Makan (Eating Disorder)
Eating disorder adalah penyakit serius dan sering kali fatal akibat
gangguan parah pada perilaku makan seseorang. Gangguan paling umum
adalah anoreksia (menganggap diri kelebihan berat badan padahal tidak),
bulimia nervosa (makan dalam jumlah besar yang kemudian dikeluarkan
secara paksa misalnya muntah), dan binge-eating (makan berlebihan dan sulit
dihentikan).
5. Gangguan Obsesif-Kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder atau OCD)
Seseorang dengan gangguan OCD selalu memiliki pikiran atau obsesi
yang konstan terhadap sesuatu, sehingga mendorongnya untuk melakukan hal
yang sama secara berulang-ulang. Salah satu contohnya adalah orang yang
merasa ketakutan dengan kuman atau debu yang membuatnya terus menerus
mencuci tangan atau anggota tubuh lainnya.
6. Gangguan Kontrol Impuls dan Kecanduan (Impulse Control and Addition
Disorder atau ICAD)
Orang dengan gangguan ICAD tidak dapat menahan dorongan untuk
melakukan tindakan yang dapat membahayakan dirinya atau orang lain.
Beberapa contoh dari gangguan ini antara lain Pyromania (menyulut api
hingga menyebabkan kebakaran) dan Kleptomania (mencuri). Penderita ini
juga biasanya kecanduan terhadap alkohol dan obat-obatan, atau kecanduan
pada aktivitas tertentu seperti seks atau berbelanja.
7. Gangguan Kepribadian (Personality Disorder)
Personality disorder adalah gangguan terhadap kepribadian seseorang
dan membuatnya memiliki pola pikir, perasaan, atau perilaku yang sangat
berbeda dengan kebanyakan orang. Jenis gangguan kepribadian antara lain
borderline personality disorder, yaitu perubahan suasana hati yang intens,
ketakutan akan ditinggalkan, perilaku impulsif dan tidak stabil.
Gangguan lainnya adalah antisocial personality disorder yang
membuatnya seperti mengabaikan perasaan atau kebutuhan orang lain,
memanipulasi orang lain untuk kepentingan dirinya, tidak merasa bersalah atas
tindakan buruk yang dilakukan, dan sebagainya.
8. Gangguan Stres Pascatrauma (Post-Traumatic Stress Disorder atau PTSD)
PTSD dapat muncul pada seseorang yang pernah mengalami kejadian
traumatis atau mengerikan, seperti pelecehan fisik dan seksual, kematian tak
terduga dari orang yang dicintai, atau bencana alam. Kenangan tidak
menyenangkan tersebut tidak bisa hilang dan membuat penderita PTSD
cenderung mati rasa secara emosional.
9. Gangguan Disosiatif (Dissociative Disorder)
Gangguan ini adalah gangguan kejiwaan parah atau perubahan dalam
ingatan, kesadaran, dan identitas umum tentang diri mereka dan lingkungan
penderita. Gangguan disosiatif biasanya dikaitkan dengan stres luar biasa yang
diakibatkan oleh peristiwa traumatis yang dialami atau disaksikan oleh
penderita. Contohnya seperti gangguan identitas kepribadian ganda.
6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
1. Faktor Perkembangan Internal
Yang dimaksud dengan faktor perkembangan internal adalah segala sesuatu
yang ada dalam diri seseorang yang keberadaannya mempengaruhi dinamika
perkembangan. Termasuk ke dalam faktor perkembangan internal tersebut adalah
faktor perkembangan jasmaniah, faktor perkembangan perkembangan psikologis,
dan faktor perkembangan kematangan fisik dan psikis. (Baca juga mengenai
perkembangan emosional dalam psikologi pendidikan).
2. Faktor Perkembangan Eskternal
Faktor perkembangan eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri
seseorang yang keberdaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan.
Yang termasuk faktor perkembangan eksternal antara lain : faktor perkembangan
sosial, faktor perkembangan budaya, faktor perkembangan lingkungan fisik, dan
faktor perkembangan lingkungan non fisik. (Baca juga mengenai hubungan
psiklogi konseling dengan sosiologi dan antropologi).
3. Faktor Perkembangan Pembawaan
Pada waktu seseorang lahir, membawa berbagai kemungkinan potensi yang
ada pada dirinya. Secara umum kemungkinan kemungkinan potensi yang ada
pada seseorang yang baru lahir adalah :
• Kecerdasan
• Bakat-bakat khusus
• Jenis kelamin
• Jenis ras
• Sifat-sifat fisik
• Sifat-sifat kepribadian
• Dorongan-dorongan (Baca juga mengenai hubungan psikologi klinis dengan
ilmu lain).

4. Masa Kandungan dan Bayi


Pada waktu dilahirkan seseorang telah merupakan satu kesatuan psycho-physis
sebagai hasil pertumbuhan yang teratur dan kontinu sewaktu dalam kandungan
ibu. Selama perkembangannya seseorang-seseorang itu tidak statis, melainkan
dinamis, dan pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka harus sesuai
dengan sifat-sifat khasnya yang sesuai dengan perkembangannya itu.
5. Pengalaman di Masa Kecil Seseorang
Masa seseorang dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh
ketergantungan. Masa seseorang awal dimulai ketika seseorang berusia antara 2
sampai 6 tahun. Pada masa seseorang awal perkembangan fisik seseorang akan
terlihat lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada masa bayi. Pada
seseorang usia ini faktor perkembangan pembawaan seseorang akan mulai terlihat
dan orang tua atau orang yang lebih tua darinya akan memperoleh gambaran
tentang kebiasaan dan kemampuan seseorang.
6. Lingkungan Sekitar
Kehidupan manusia khususnya seseorang dibutuhkan banyak berinteraksi
dengan seseorang lainnya. Lingkungan fisik (phiysical envirenment) banyak
mempengaruhi perkembangan seseorang. Faktor perkembangan lingkungan
seperti halnya alam sekitar disebut sebagai faktor perkembangan exogen. Pada
seseorang usia ini seseorang seseorang sudah siap memasuki dunianya yakni
masuk dunia komunikasi.
Kemampuan berbicara, mobilitas, keikutsersertaan sosial yang cepat,
kesemuanya mempercepat pertumbuhan intelektual seseorang. Pada masa
seseorang usia seperti ini telah mendapat besar perkembangan berbahasa mereka
sebagai salah satu tugas belajar mereka yang penting. Kemampuan berbahasa
yang dicapai akan memeudahkan mereka belajar lebih lanjut.
7. Orang Tua, Budaya, Agama
Orang tua sebagai guru alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta
menanggapi kemauan seseorang. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi
dengan orang tua akan terbentuk sikap, kebiasaan dan kepribadian seorang
seseorang, selain itu ada pula faktor perkembangan lingkungan yang secara tidak
langsung mempengaruhi perkembangan seseorang, seperti halnya dengan
kebudayan.
Kebudayaan (culture) secara tidak langsung ikut mewarnai situasi, kondisi
ataupun corak interaksi di mana seseorang itu berada. Selain faktor
perkembangan-faktor perkembangan di atas, faktor perkembangan agama juga
sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan kebiasaan seseorang.
Salah satunya adalah seseorang mulai tahu tentang kebersihan, yakni dengan
melakukan buang air di tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya.
8. Kecakapan, Harga Diri, Persepsi, Keinginan
a. Kecakapan dan keterampilan seseorang
Seseorang yang cakap dan terampil akan lebih mudah dalam mengembangkan
potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya: seseorang yang pandai
bergaul, akan lebih mudah dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.
b. Harga diri
Seseorang yang dapat menghargai dirinya sendiri dengan baik tidak akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi berbagai hal yang dihadapinya.
c. Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
Pandangan seseorang terhadap dirinya dapat mempengaruhi dalam
perkembangan kognitifnya. seseorang yang memandang dirinya buruk akan
lebih sulit dalam mengembangkan potensi dalam dirinya. Contoh: seseorang
yang kurang percaya diri akan merasa malu untuk menunjukkan
kemampuannya.
d. Keinginan
Seseorang yang memiliki keinginan dipastikan memiliki motivasi yang tinggi
untuk meraih keinginannya.
9. Orang Terdekat, Cara Mendidik, Pergaulan, Kelompok
a. Adanya orang terdekat yang dapat dipercaya
Dengan adanya orang-orang yang mempunyai hubungan erat/ dekat dan orang
tersebut dapat memberikan kepercayaan sehingga melalui orang-orang
terdekatnya itu perkembangan konatif seseorang dapat meningkat karena
adanya dorongan dari orang-orang yang tersayang. Contohnya: sahabat, orang
tua, kakak, dan adik.
b. Cara orang tua mendidik dan membina seseorang
Orang tua yang mendidik seseorang dengan cara bertahap dalam menjelaskan
sesuatu hal, dan mendidik seseorang dengan penuh kasih sayang, biasanya
seseorang memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan mudah
dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Contohnya: orang
tua mengajarkan tentang kepercayaan diri kepada seseorang disertai dengan
memberikan dorongan
c. Jenis dan sifat pergaulan
Pergaulan seseorang dalam lingkungannya akan berpengaruh terhadap
motivasi yang dimunculkan dalam dirinya.
d. Kelompok bermain dimana seseorang bergabung
Kelompok bermain yang diikuti oleh seseorang berpengaruh dalam
pengembangan potensi seseorang.
10. Faktor perkembangan Turunan (Warisan)
a. Bentuk tubuh dan warna kulit.
Gen dari orang tua akan memepengaruhi jasmani dan tidak bisa di ubah oleh
teknologi secanggih apapun.
b. Sifat – sifat
Warisan dari orang tua sama halnya dengan bentuk tubuh dan warna kulit
tidak dapat diubah. Tipe manusia berdasarkan sifatnya menurut Edward
Sparanger adalah manusia ekonomi, teori, politik, sosial, seni dan agama.
c. Inteligensi
Yaitu kemampuan umum untuk penyesuaian terhadap situasi atau masalah.
Tes Inteligensi yang standar antara lain tes binet-simon, tes Wechsler, tes
Army Alpha dan Beta, tes Progressive Matrices
d. Bakat
Yaitu kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan
yang dimiliki seseorang. Bakat dapat diketahui dari tingkah laku seseorang
atau dengan tes bakat. Bila seorang seseorang tidak diberi kesempatan untuk
melatih bakatnya, maka bakatnya tersebut tidak akan berkembang.
e. Penyakit atau cacat tubuh
Orang yang sehat atau memiliki tubuh lengkap tidak kurang suatu apapun
dengan orang yang memiliki cacat tubuh atau sakit tentu memiliki rasa yang
berbeda dalam memandang diri sendiri, kehidupan, dan sekitarnya sehingga
secara langsung akan berpengaruh pada perkembangan perkembangan
psikologinya.
B. ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR

Nama : Anisha Sabillah Haniva Tanggal didata : 1 Februari 2021

Nim : 751440119002 Tanggal masuk RS : 27 Februari 2021

No. Reg : 913059

Ruangan/ RS : SP2KP Bedah/ RSAS

Diagnosa Medis : Kolelitiasis

A. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. N.W
b. Jenis kelamin : perempuan
c. Umur : 50 tahun
d. Agama : Kristen
e. Status perkawinan : kawin
f. Pekerjaan : IRT
g. Pendidikan terakhir : SMA
h. Alamat : Desa Buloila, Kec. Sumalata
i. No. RM : 22-55-91
j. Diagnostik Medis : Kolelitiasis

PENANGGUNG JAWAB

a. Nama : Nn. SK
b. Umur : 20 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : tidak ada
e. Alamat : Desa Buloila, Kec. Sumalata
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Pasien
a. Keluhan Utama
Pasien masuk RS melalui IGD RSAS tanggal 27 januari 2021 pada pukul
19.53 wita dengan keluhan nyeri pada perut bagian kanan atas sejak 2 minggu
yang lalu. Pasien mengatakan nyeri terasa di ulu hati. Pada saat itu kondisi
pasien tak kunjung membaik, maka keluarga membawanya ke rumah sakit.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat dikaji tanggal 1 februari 2021, keluarga pasien mengatakan sudah
mengalami nyeri perut sebelah kanan sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu.
Pasien mengatakan nyeri terasa seperti di sayat-sayat, skala nyeri 5 (sedang),
nyeri hilang timbul, dan terasa sakitmya di ulu hati. Pasien juga mengatakan
nafsu makannya menurun, mual dan muntah. Pasien dilakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital dengan hasil tekanan darah 130/80 mmHg, suhu badan
37,30C, respirasi 18x/menit, dan frekuensi nadi 100x/menit. Pasien terlihat
cemas dan ketakutan karena akan dilakukan operasi kolelitiasis yang
direncanakan pada hari rabu, 3 februari 2021.
c. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Pasien mengatakan belum pernah ada riwayat operasi sebelumnya ataupun
dirawat di rumah sakit sebelumnya. Namun pasien memiliki riwayat penyakit
lambung dan diabetes mellitus.
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Genogram (minimal 3 generasi)

50

Keterangan :
= laki – laki = laki – laki meninggal = pasien

= perempuan = perempuan meninggal = serumah

Pasien mengatakan tinggal bersama keluarganya yaitu suami dan 2 anaknya.


Dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit serupa.
3. Pengkajian pola fungsi Gordon
a. Persepsi terhadap kesehatan dan manajemen kesehatan
Pasien tampak cemas pada penyakitnya. Pasien juga mengatakan bahwa
dirinya gelisah dan takut akan rencana operasi kolelitiasis. Dimana pasien
tidak bisa beraktifitas lagi seperti dulu. Tetapi pasien memiliki rasa semangat
akan kesembuhan pemyakitnnya. Dan pasien juga mengatakan tidak pernah
merokok maupun minum alkohol.
b. Pola aktivitas dan latihan
Pasien mengatakan saat dirumah, pasien melakukan aktifitas seperti biasanya
tanpa bantuan. Pada saat dirumah sakit, pasien terlihat sulit untuk bergerak
dan hanya di tempat tidur.
Kemampuan perawatan diri
aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi ●
Berpakaian/berdandan ●
Mobilisasi di tempat ● Keterangan:
tidur Skala 0: mandiri
Pindah ambulasi ● Skala 1: dibantu sebagian
Makan/minum ● Skala 2: perlu bantuan orang
lain
Skala 3: perlu dibantu orang
lain dan alat
Skala 4: tergantung/tidak
mampu
c. Pola nutrisi metabolik
Pasien mengatakan saat di rumah nafsu makan baik, pola makan setiap hari
3x/hari dengan nasi, sayur, lauk, teh dan air putih. Pasien jiuga mengatakan
berat badannya turun yaitu berat badan pasien sebelum sakit yaitu 64 kg,
setelah sakit turun menjadi 59 kg. Selama di rumah sakit status nutrisi pasien
kurang baik, saat ini pasien tidak nafsu makan, frekuensi makan 3x/hari
dengan bubur, porsi makan hanya 4-5 sendok yang dihabiskan.
d. Pola istirahat dan tidur
Pasien mengatakan saat dirumah, pola tidur pasien baik dan teratur. Jam tidur
siang mulai dari jam 14.00 siang sampai 16.00 sore dan jam tidur malam
mulai dari jam 23.00 malam sampai 05.00 pagi. Selama dirumah sakit pola
tidur pasien baik dan teratur, jam tidur siang mulai dari jam 14.00 sampai
16.00 sore dan jam tidur malam mulai dari jam 20.00 malam sampai 04.00
pagi, dan terbangun untuk minum obat atau ada pemeriksaan seperti vital sign
dan lain-lain.
e. Pola eliminasi
BAK: saat dirumah pasien BAK 3-5 kali/ hari dengan warna urine kuning
pekat. Selama dirawat di rumah sakit pasien BAK 4-6 kali/hari dengan warna
urine kuning keruh.
BAB: saat dirumah pasien mengatakan BAB 1 kali/hari, sedangkan selama di
rumah sakit pasien BAB 1 kali/2 hari.
f. Pola kognitif dan perceptual
Pasien mengatakan tidak menggunakan alat bantu apapun. Pasien juga mampu
berbicara dan membaca dengan jelas.
g. Kemampuan konsep diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang kuat, dan hal yang paling
disukai pada dirinya adalah semua yang ada pada dirinya.
h. Pola koping
Pandangan pasien terhadap masa depan yaitu bisa pulih kembali agar bisa
melakukan aktivitas seperti biasanya.
i. Pola seksual reproduksi
Pasien mengatakan menstruasinya mulai tidak teratur karena faktor
menopause.
j. Pola peran hubungan
Pasien memiliki peran yan baik dalam keluarganya maupun masyarakat.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien tetap melaksanakan kegiatan keagamaan dengan beribadah.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran Umum
a. Kesadaran: compos mentis, GCS (15) E: 4, V: 5, M: 6
b. Keadaan umum lemah
c. Tanda-tanda vital
TD: 130/80 mmHg R: 18x/menit
T: 37,30C N: 100x/menit
d. Pertumbuhan fisik: TB: 155 cm
BB: 59 kg
Postur tubuh: atletikus
2. Pemeriksaan cepalo kaudal
a. Kepala
Inspeksi: simetris, rambut berwarna hitam, tidak terdapat ketombe, bentuk
masocepal
Palpasi: tidak terdapat benjolan dan lesi
b. Mata
Inspeksi: simetris kiri kanan, penglihatan baik, sclera berwarna putih,
konjungtiva sedikit anemis, pupil isokor, reflek cahaya
Palpasi: palpebra tidak udem, dan tidak ada nyeri tekan
c. Telinga
Inspeksi: simetris, pendengaran baik, tidak ada perdarahan, tidak ada
penumpukan serumen
Palpasi: tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri saat diraba daun telinga
d. Hidung
Inspeksi: simetris, tidak terdapat produksi secret berlebih
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada hidung
e. Mulut
Inspeksi: mulut terlihat bersih, gigi bersih, tidak ada lesi di bibir, lidah putih,
pengecapan pahit dan manis baik, tidak ada pembesaran tiroid, gusi tidak
terdapat perdarahan atau stoma, ovula tepat berada di tengah
f. Leher
Inspeksi: simetris, tidak terdapat benjolan
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, reflek menelan baik, tidak terdapat retraksi
trakea
g. Dada
Inspeksi: bentuk dada normal, pergerakan dada normal, tidak terdapat luka
maupun masa, dan tidak terdapat penggunanaan otot bantu napas
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, teraba ictus cordis
Perkusi: terdengar sonor di kedua lapang paru dan terdengar pekak di ics 2-5
disebelah kiri, dan terdengar pekak pada batas ics 3-5 midclavicula line
sinistra
Auskultasi: irama jantung regular, tidak ada bunyi jantung tambahan dan
bunyi napas tambahan
h. Abdomen
Inspeksi: persebaran warna kulit merata, tidak terdapat luka, tidak terdapat
acites dan massa
Auskultasi: peristaltic usus 10 kali/menit
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada daerah perut sebelah kanan atas dan tidak
terdapat ada penumpukan urine pada daerah vesika urinaria
Perkusi: terdengar timpani pada daerah perut
i. Genetalia
Inspeksi: tidak terpasang alat bantu seperti kateter
j. Ekstremitas
Atas: tangan kanan terpasang infuse RL 20tpm, kuku pendek dan bersih,
turgor kulit baik, tidak ada kelainan, akral teraba hangat, tidak ada fraktur
pada tangan
Bawah: turgor kulit baik, kuku pendek dan bersih, tidak ada varises, akral
teraba hangat.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiologi
a. MSCT Scan Abdomen
Jumat, 29 januari 2021
- Cholelits ukuran terbesar ± 1,8×1,4 cm
- Organ-organ intraabdomen lainnya baik
b. Thoraks
Kamis, 28 januari 2021
- Tidak tampak kelainan radiologi pada foto thoraks ini
2. Laboratorium
a. Rabu, 27 januari 2021
Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematology
Darah lengkap
Hemoglobin (HB) 13,6 g/dL 12-16
Eritrosit (RBC) 4,97 Juta/uL 4,1-5,1
Hematokrit (HCT) 42 % 36-47
Leukosit (WRC) 7,9 Ribu/uL 150-450
Trombosit (PLT) 202 Ribu/uL 150-450
Hitung jenis leukosit
Basophil 0 % 0-1
Neutrofil 61 % 50-70
Limfosit 24 % 20-40
Eosinophil 3 % 1-3
Monosit 12 % 2-8
Koagulasi
PT 16,0 Detik 11,1-14,6
INR 1,21 - 0,8-1,01
APTT 34,1 Detik 28,0-38,6
Kimia darah
Fungsi ginjal
Ureum 49 Mg/dL <50
Kreatinin 1,3 Mg/dL 0,5-0,9
Fungsi hati
SGOT 71 U/L ≤31
SEPT 50 U/L ≤32
Glukosa darah
Glukosa sewaktu 257 Mg/dL 70-200

b. Selasa, 2 februari 2021


Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
Glukosa sewaktu 98 Mg/dL 70-200

c. Rabu, 3 februari 2021


Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
Glukosa sewaktu 92 Mg/dL 70-200

E. TERAPI YANG DIBERIKAN


Cara
No Hari/tanggal Nama obat Dosis Manfaat
Pemberian
1 1 februari Ringer 20tpm IV Sebagai cairan hidrasi
2021 Lactate dan elektrolit untuk
meringankan gejala
kekurangan cairan
2 1 februari Ondansetron 3×1 amp IV Untuk mencegah serta
2021 mengobati mual dan
muntah yang bisa
disebabkan oleh efek
samping kemoterapi,
radioterapi, atau
operasi
3 1 februari Omeprazole 2×1 amp IV Untuk mengatasi
2021 gangguan lambung
seperti asam lambung
dan tukak lambung
4 1 februari Buscopan 3×1 amp IV Untuk mengatasi
2021 kram dan nyeri pada
bagian perut
5 2 februari Kaltrofen 1×1 Rectal Untuk mengatasi
2021 suppositoria nyeri dan radang
6 1 februari Novorapid 3×1 SC Untuk pengobatan
2021 pada diabetes melitus

KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif
Pasien mengatakan: - Tanda-tanda vital
- Nyeri perut sebelah kanan atas TD: 130/80 mmHg
- Nyeri terasa di ulu hati T: 37,30C
- Nafsu makan menurun N: 100 kali/menit
- Gelisah dan takut R: 18 kali/menit
- Mual dan muntah - Bising usus 10 kali/menit
- Frekuensi makan 3x/hari dengan - Skala nyeri 5
bubur - Terdapat nyeri tekan perut sebelah
- Porsi makan hanya 4-5 sendok yang kanan atas
dihabiskan. - Terlihat cemas
- Terlihat meringis
- Tangan kanan terpasang infuse RL
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran compos mentis, GCS (15)
E: 4, V: 5, M: 6
- BB: 59 kg
TB: 155 cm
IMT: 24,55
- Glukosa sewaktu pada tanggal 27
februari 2021 257 mg/dL

ANALISA DATA
NO DATA (DS & DO) PENYEBAB MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS: Kolelitiasis Nyeri akut
Pasien mengatakan
• Nyeri perut sebelah kanan
atas Batu terdorong menuju duklus
• Nyerti terasa di ulu hati sisikus
• Nyeri terasa bila sedikit
di gerakan atau dibuat
miring Distensi kantung empedu
DO:
• Skala nyeri 5
• Terdapat nyeri tekan Fundus empedu menyentuh
perut sebelah kanan atas dinding abdomen pada kartigo
• Terlihat meringis kosta 9 & 10
kesakitan
Gesekan empedu dengan dinding
abdomen

Nyeri abdomen kuadran kanan


atas

nyeri akut

2 DS: kolelitiasis Ansietas


• Pasien mengatakan
gelisah dan takut perlu dilakukan tindakan
pembedahan
DO:
• Pasien terlihat cemas pre op

respon psikologis

krisis situasi

gelisah dan takut

ansietas
3 DS: Obstruksi duktus sislikus dan Deficit nutrisi
• Pasien mengatakan mual duktus biliaris
dan muntah dan nafsu
makan menurun Distensi duktus biliaris dan
DO: peningkatan kontraksi pristaltik
• Ku lemah
• Glukosa sewaktu 257 Gangguan gastrointestinal
mg/dl
Mual,muntah,anoreksia

Deficit nutrisi

DIAGNOSIS & RENCANA KEPERAWATAN


DIAGNOSIS
NO. TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
dengan agen pencedera tindakan keperawatan O:
fisiologis ditandai dengan: selama 3×24 jam 1. Identifikasi lokasi,
DS: pasien mengatakan diharapkan tingkat karakterisitik, durasi,
- Nyeri perut sebelah nyeri menurun, dengan frekuensi, kualitas,
kanan kriteria hasil: intensitas nyeri
- Nyeri terasa di ulu - Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
hati menurun 3. Identifikasi faktor yang
- Nyeri terasa bila - Meringis menurun memperberat dan
sedikit digerakkan atau - Gelisah menurun memperingan nyeri
dibuat miring - Frekuensi nadi T:
DO: - Skala nyeri 5 membaik 4. Berikan teknik
- Terdapat nyeri tekan nonfarmakologis untuk
perut sebelah kanan mengurangi rasa nyeri
atas (mis. teknik relaksasi
- Terlihat meringis napas dalam dan
- TTV kompres hangat)
TD : 130/80 mmHg E:
T : 37,3oC 5. Jelaskan strategi
N : 100×/menit meredakan nyeri
R : 18×/menit 6. Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
K:
7. Kolaborasi pemberian
terapi, jika perlu

2. Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi


dengan faktor psikologis tindakan keperawatan O:
(mis. Stress, keengganan selama 3×24 jam, 1. Identifikasi status nutrisi
untuk makan) ditandai diharapkan status 2. Identifikasi makanan
dengan: nutrisi membaik, yang disukai
DS : Pasien mengatakan dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi kebutuhan
mual dan muntah - Nyeri abdomen kalori dan jenis nutrien
dan nafsu makan menurun 4. Monitor asupan
menurun - Frekuensi makan makanan
DO : - Berat badan sebelum membaik 5. Monitor hasil
sakit 64 kg dan saat - Nafsu makan pemeriksaan
sakit berat badan membaik T:
pasien 59 kg. 6. Fasilitasi menentukan
59 pedoman diet (mis.
- IMT = 1,55 ×1,55 =
piramida makanan)
24,55 E:
- Keadaan umum
7. Ajarkan diet yang
lemah diprogramkan
- Glukosa sewaktu K:
257mg/dl 8. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. pereda
makanan)
3 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
dengan krisis situasional tindakan keperawatan O:
ditandai dengan: selama 3×24 jam 1. Identifikasi saat tingkat
DS : Pasien mengatakan diharapkan tingkat ansietas berubah (mis.
gelisah dan takut ansietas menurun, kondisi, waktu, stressor)
karena akan dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi kemampuan
dilakukan operasi - perilaku gelisah mengambil keputusan
DO : - Terlihat cemas menurun T:
- Tampak gelisah - verbalisasi khawatir 3. Ciptakan suasana
- TD: 130/80 mmHg akibat kondisi yang terapeutik untuk
- N : 100×/menit dihadapi menurun menumbuhkan
- frekuensi nadi kepercayaan
menurun E
- tekanan darah 4. Informasikan secara
menurun faktual mengenai
diagnosis, pengobatan,
prognosis.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
HARI/
DX WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL
SENIN, 1. 10:15 1. Identifikasi lokasi Senin, 1 Februari 2021
1 FEBRUARI ,karakteristik,durasi,frekuensi, (13.30)
2021 kualitas,intensitas S : pasien mengatakan
nyeri,dengan hasil lokasi pada masih nyeri perut, nyeri
bagian sebelah kanan perut di rasakan hilang
atas,nyeri hilang timbul nyeri timbul
di rasakan seperti di sayat- O : - Skala nyeri 4
sayat - Terlihat meringis
10.19 2. Identifikasi skala nyeri dengan - Ttv
hasil skala nyeri 5 TD : 140/80 mmHg
3. Identifikasi factor yang T : 37,1°𝐶
memperberat dan N : 92x/menit
memperingan nyeri, dengan R : 18X/menit
hasil pada saat bergerak atau A : masalah nyeri akut
miring, nyeri akan lebih terasa belum teratasi
4. Berikan teknik P:
10.20 nonfarmakologis untuk 1. Identifikasi lokasi,
mengurang rasa nyeri (mis. karakteristik,
10.23 Teknik relaksasi napas dalam) durasi, frekuensi,
dengan hasil nyeri masih kualitas, intensitas
terasa nyeri
5. Ajarkan teknik 2. Identifikasi skala
nonfarmakologis untuk nyeri
10.28 mengurangi rasa nyeri. 3. Berikan teknik
Dengan hasil memahami norfarmakologi
teknik yang di ajarkan untuk mengurangi
6. Menjelaskan strategi rasa nyeri (teknik
meredakan nyeri. Dengan hasil relaksasi napas
pasien memahami bagaimana dalam)
10.30 cara meredakan nyeri secara 4. Kolaborasi
mandiri pemberian terapi
7. Kolaborasi pemberian terapi.
Dengan hasil memberikan
terapi yaitu Buscopan
10.33
1. Identifikasi status nutrisi. Senin, 1 februari 2021
Dengan hasil status nutrisi (13;40)
pasien kurang dari kebutuhan S: pasien mengatakan
2. Identifikasi makanan yang pada soal makan masih
10.50 disukai dengan hasil pasien terasa nyeri perut,
memilih makanan lunak yaitu frekuensi makanan tidak
bubur dihabiskan
3. Identifikasi kebutuhan kalori O: - Pasien terlihat lemah
2. 10.53 dan jenis nutrisi. Dengan hasil - Glukosa sewaktu 257
berat badan turun dari 64 kg ke mg/dL
59kg A: masalah deficit belum
10.57 4. Monitor asupan makanan. teratasi
Dengan hasil makanan yang di P:
makan yaitu bubur 1. Identifikasi status
5. Monitor hasil pemeriksaan nutrisi
10.30 laboratorium, dengan hasil 2. Identifikasi
gula darah sewaktu 257 mg/dl kebutuhan kalori
6. Kolaborasi pemberian edukasi dan jenis nutrient
11.40 sebelum makan. Dengan hasil 3. Monitor asupan
pemberian terapi pada nyeri makanan
perut 4. Monitor hasil
11.45 pemeriksaan
labotorium

3. 10.40 1 . Identifikasi saat tingkat Senin, 1 febuari 2021


ansietas berubah (kondisi, (13:50)
waktu) dengan hasil pasien
cemas akan kondisinya yang S: pasien mengatakan
akan dilakukan operasi mengerti dan memahami
10.44 2. Identifikasi kemampuan kondisinya saat ini, tetapi
mengambil keputusan. Dengan masih gelisa
hasil pasien ragu antara mau
dan tidak untuk dilakukan O: - terlihat gelisa
operasi kolelitiasis - Tampak bingung dan
10: 45 3. Ciptakan suasana trapeutik cemas
untuk menumbuhkan - N : 92x/menit
kepercayaan. Dengan hasil - TD : 140/80 mmHg
pasien merasa tenang A : Masalah ansietas
10: 47 4. Informasikan secara factual belum teratasi
mengenai diagnosis, P: 1. Identifikasi saat
pengobatan, prognosis. tingkat ansietas
Dengan hasil pasien berubah (kondisi,
mendengarkan dengan penuh waktu)
perhatian mengenai kondisi 2. Ciptakan suasana
yang akan dialaminya terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
3. Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis,
pengobatan,
prognosis
CATATAN PERKEMBANGAN I

HARI/
DX WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL
Selasa, 2 1 08.00 1. Identifikasi lokasi, Selasa, 2 Februari 2021 / 13.30
Februari karakteristik,durasi,
2021 frekuensi, kualitas, S : pasien mengatakan masih
intensitas nyeri, dengan nyeri perut, nyeri terasa di
hasil nyeri terasa di perut perut bagian kanan atas, nyeri
bagian kanan atas, nyeri berlangsung ± 10 menit dan
berlangsung ± 10 menit, nyeri seperti disayat-sayat.
nyeri seperti disayat- Tetapi pada saat nyeri kambuh,
08.05 sayat. pasien melakukan teknik
2. Identifikasi skala nyeri : relaksasinapas dalam, hasilnya
10.00 Dengan hasil skala nyeri nyeri menghilang. Dan tidak
4 lama kemudian setelah 1 jam
3. Berikan teknik nyeri hilang kembali.
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri O : - Skala nyeri 4
(teknik relaksasi napas - Terlihat meringis
dalam), dengan hasil - TTV
pasien mampu TD : 140/90 mmHg
12.00 mengendalikan nyeri T : 36,8oC
tersebut dengan cara N : 86 x/menit
teknik relaksasi napas
dalam P:
4. Kolaborasi pemberian 1. Identifikasi lokasi,
terapi dengan hasil karakteristik,durasi,
memberikan terapi frekuensi, kualitas,
kaltrofen supp intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(teknik relaksasi napas
dalam
4. Kolaborasi pemberian
terapi
2 10.50 1. Mengidentifikasi skala Selasa, 2 Februari 2021 / 13.40
nutrisi : Dengan hasil
status nutrisi pasien S : Pasien mengatakan nafsu
membaik, yaitu berat makannya membaik, makanan
10.55 badan 60 kg dihabiskan
2. Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis O : - Pasien terlihat lemah
nutrient. Dengan hasil - BB : 60 kg
pasien mengalami - Glukosa sewaktu 153
11.30 kenaikan berat badan mg/dL
3. Memonitor asupan
makanan : Dengan hasil A : Masalah defisit nutrisi
makanan yang masuk belum teratasi
dalam tubuh pasien
yaitu bubur dengan P:
12.10 frekuensi dihabiskan. 1. Mengidentifikasi status
4. Memonitor hasil nutrisi
pemeriksaan 2. Monitor asupan
laboratorium : Dengan makanan
hasil glukosa sewaktu 3. Monitor hasil
153 mh/dL pemeriksaan
laboratorium
CATATAN PERKEMBANGAN II
HARI/ DX WAKT IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL U
RABU,03 1 08:00 1. Mengidentifikasi Rabu,3 februari 2021
FEBRUARI lokasi,karakteristik,durasi,fre S:
2021 kuensi,kualitas,intensitas Pasien mengatakan nyeri
nyeri.dengan hasil nyeri berkurang,hilang timbul
masih terasa,hilang timbul dengan kurun waktu
dengan kurun waktu kurang kurang lebih 3 jam
lebih 3 jam sekali,nyeri sekali,nyeri berlangsung
berlangsung kurang lebih 5 kurang lebih 5 menit,dan
menit pada saat nyeri
2 08.05 2. Mengidentifikasi skala nyeri timbul,pasien mampu
dengan hasil skala nyeri 2 mengendalikannya
3 08.30 3. Berikan teknik non secara mandiri
farmakologis untuk O:
mengurangi rasa nyeri Skala nyeri 2
(teknik relaksasi dan napas Tanda-tanda vital
dalam).dengan hasil pasien Td:120/90 mmhg
mampu melakukannya secara T:36,5oc
mandiri N:88x/menit
4 12.00 4. Kolaborasi pemberian terapi R:20x/menit
dengan hasil memberikan A:
terapi berupa buscopan dan Masalah nyeri akut
kaltrofensupp belum teratasi
P:
Hentikan
intervensi/pasien pindah
ruangan/melakukan
oprasi
2 10.30 1. Mengidentifikasi status Rabu,3 februari 2021
nutrisi dengan hasil status S:
nutrisi pasien membaik,yaitu Pasien mengatakan nafsu
berat badan 60 kg makan
11.40 2. Meminitor asupan makanan meningkat,makanan
dengan hasil makanan yang dihabiskan,sehari makan
masuk ke dalam tubuh yaitu 3x/hari
bubur dengan frekuensi di O:
habiskan Ku baik
11.50 3. Monitor hasil pemeriksaan Bb:60 kg
laboratorium dengan hasil Glukosa sewaktu 99
glukosa sewaktu adalah 99 mg/dl
mg/dl A:
Masalah deficit nutrisi
teratasi
P:hentikan intervensi
BAB III
LAPORAN KASUS DENGAN APLIKASI MANAJEMEN ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN
1. PENGKAJIAN
Asuhan Keperawan Dengan Pasien Kolelitiasis
A. Pengkajian
Usia Setelah usia 15 tahun prevalensi kolelitiasi meningkat. Jenis kelamin : perempuan lebih
cenderung terkena kolelitiasis orang laki-laki. Prevalensinya mencapai 4: 1. Pasien dengan
kolelitiasis biasanya mengeluh nyeri kolik bilier pada Keluahan Utama.
Riwayat Penyakit: kondisi nyeri (P: biasanya nyeri bertambah ketika ada perawatan pada
abdomen, Q: seperti nyeri tusuk, R: Abdomen kuadran kanan atas, S: tergantung respon
pasien (0-10, T: biasanya nyeri terjadi pada malam hari dengan waktu 30- 60 menit),
biasanya keluhan keluhan sampai menggigil dan mengalami gangguan gastrointestinal seperti
sakit perut, rasa terbakar pada epigastrik, mual, muntah, anoreksia.
Riwayat Penyakit Dahulu: biasaya ada faktor predisposisi penyebab kolelitiasis Perawat
mengkaji adanya kondisi obesitas, penyakit DM, hipertensi, dan hiperlipidemia berhubungan
dengan peningkatan sekresi kolesterol hepatika dan merupakan faktor risiko utama
pengembangan batu empedu. Riwayat penyakit Keluarga: dari data yang ada kolelitiasis
variasi genetik. Perawat perlu mengkaji kondisi sakit dari generasi terdahulu, karena
beberapa pasien cenderung memiliki kondisi penyakit herediter
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : Biasanya pasien kolelitiasis sebelumnya menderita hipertensi. (>
140/90 mmHg)
Nadi : biasanya Nadi pasien kolelitiasis tinggi> 100 x / menit. Laju
respirasi: RR tinggi (> 24 x per menit)
Suhu : karena adanya respon inflamasi suhu badan pasien tinggi (> 37,5 ° C)
Kepala Mata : Konjunctiva anemis(-), sklera ikterik(+), pupil isokor, reflek cahaya
(+/ +)
Hidung : Nafas cuping hidung(-), polip (-), perdarahan (-). lendir (-), sumbatan
(-)
Mulut : mukosa kering, sianosis (+).
Leher : Tampak simetris, limfonodi tidak teraba, pembesaran tiroid (-)
Thorax : Inspeksi: Retraksi (-), deformitas (-) Palpasi: gerak nafas simetris
Perkusi: sonor Auskultasi: bising (-)
Abdomen : Inspeksi: datar , eritem (-), sikatrik (-) Auskultasi: peristaltik (+)
Perkusi: timpani kembung. Palpasi: nyeri tekan (+) regio kuadran kanan
atas.
Ekstremitas : Superior: gerak aktif (+ / +), gerak pasif (+ / +). Udem (-), akral
dingin, turgor menurun.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. NYERI AKUT berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
b. DEFISIT NUTRISI berhubungan dengan anoreksia, muntah, dan gangguan
pencernaan
c. HIPERTERMI berhubungan dengan kerusakan kontrol suhu sekunder akibat
inflamasi
d. RISIKO KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN berhubungan dengan mual muntah

3. PERENCANAAN
NYERI AKUT dengan intervensi MANAJEMEN NYERI
Observasi :
✓ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
✓ Identifikasi skala nyeri
✓ Identifikasi respon nyeri non verbal
✓ Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
✓ Monitor keberhasilan terapi, komplementer yang diberikan
✓ Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik :
✓ Berikan teknik nonfamakologosi untuk mengurangi rasa nyeri
✓ Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
✓ Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
✓ Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
✓ Jelaskan strategi meredahkan nyeri
✓ Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
✓ Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
✓ Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk meredahkan nyeri
Kolaborasi :
✓ Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

DEFISIT NUTRISI dengan intervensi MANAJEMEN NUTRISI

Observasi :

✓ Identifikasi status nutrisi


✓ Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
✓ Identifikasi makanan yang disukai
✓ Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
✓ Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
✓ Monitor asupan makanan
✓ Monitor berat badan
✓ Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik :

✓ Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu


✓ Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
✓ Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
✓ Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
✓ Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
✓ Berikan suplemen makanan, jika perlu
✓ Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi :

✓ Anjurkan posisi duduk, jika mampu


✓ Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi :

✓ Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik),


jika perlu
✓ Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu

HIPERTERMI intervensi MANAJEMEN HIPERTERMIA

Observasi :

✓ Identifikasi penyebab hitertermi ( mis. dehidrasi terpapar lingkungan panas)


✓ Monitor suhu tubuh
✓ Monitor kadar elektrolit
✓ Monitor komplikasi akibat hipertermi

Terapeutik :

✓ Sediakan lingkungan yang dingin


✓ Berikan cairan oral
✓ Lakukan pendinginan external( mis. selimut kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila)
✓ Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
✓ Berikan oksigen bila perlu

Edukasi :
✓ Anjurkan citra baring

Kolaborasi :

✓ Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena

KETIDAK SEIMBANGAN CAIRAN intervensi MANAJEMEN CAIRAN

Observasi :

✓ Monitor status hidrasi ( mis, frek nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler,
kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
✓ Monitor berat badan harian
✓ Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. Hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis
urin , BUN)
✓ Monitor status hemodinamik ( Mis. MAP, CVP, PCWP jika tersedia)

Terapeutik :

✓ Catat intake output dan hitung balans cairan dalam 24 jam


✓ Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
✓ Berikan cairan intravena bila perlu

Kolaborasi :

✓ Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu

4. PELAKSANAAN

Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori dari
prilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk. mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi
dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan.
Namun demikian, dibanyak lingkungan perawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai
secara langsung setelah pengkajian. (Potter & Perry, 2005).

5. EVALUASI

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukan tercapainya
tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya,
klien akan masuk kembali dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassesment)
secara umum evaluasi ditunjukan untuk :

1. Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan

2. Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum


3. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai. (Asmadi, 2008).

Evaluasi formatif : dilakukan setiap kali selesai melakukan tindakan, mengevaluasi proses
keperawatan yang telah dilakukan, dan biasanya berupa catatan perkembangan.

Evaluasi sumatif : menggunakan rekapan terakhir secara paripurna, menggunakan catatan


naratif, dan pada saat pasien pulang atau pindah.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas tentang adanya kesesuaian maupun
kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan pada klien dengan kasus cholelitiasis
dalam bentuk review kasus yang telah diambil dengan hasil yang kurang hamper sama
dengan teori mengenai diagnosis yang ada pada pasien Pengkajian adalah tahap awal dari
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Setiadi, 2012) Berdasarkan dari
hasil pengkajian pada pasien diagnosis medis cholelithiasis pada pasien memiliki keluhan
yang sama dengan teori seperti nyeri pada daerah kanan perut secara tiba-tiba atau disebut
juga kolik bilierBerdasarkan teori yang ada menurut (Nanda, 2020). nyeri dan kolik bilier,
ikterus, perubahan warna urin dan feses dan defisiensi vitamin. Pada pasien yang mengalami
nyeri dan kolik bilier disebabkan karena adanya obstruksi pada duktus sistikus yang
tersumbat oleh batu empedu sehingga terjadi distensi dan menimbulkan infeksi merupakan
gejala yang akan timbul pada pasien cholelithiasis.Menurut peneliti bahwa nyeri yang
dirasakan pada pasien merupakan tanda dan gejala dari cholelithiasis yang terjadi karena
adanya obstruksi pada duktus sistikus yang tersumbat oleh batu empedu dan menimbulkan
infeksi sehingga menimbulkan rasa nyeri

Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien didapatkan yaitu kesadaran umum sedang,
terpasang infus ditangan kanan dan sakit sedangndengan kesadaran umum lemah.

Menurut (Noor, 2017) keadaan umum yaitu baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-
tanda seperti kesadaran klien (apatis, sopor, koma, komposmentis) dan kesakitan (keadaan
penyakit yaitu akut,kronik, ringan, sedang, berat). Menurut peneliti terdapat kesenjangan
antara pengkajian yang dilakukan oleh peneliti dengan teori yang ada, dimana pemeriksan
fisik bagian keadaan umum pada pasien hanya menjelaskan kesakitan yang dialami klien.
Sedangkan pada teori baik atau buruknya yang dicatat dalam keadaan umum adalah
kesadaran klien (apatis, sopor, koma, komposmentis) dan kesakitan (keadaan penyakit yaitu
akut, kronik, ringan, sedang, berat).

Pada pemeriksaan tanda tanda vital didapatkan pada pasien dengan tekanan darah : 130/80
mmHg, Suhu : 37,3ºC, Nadi : 100x/menit, Respirasi : 18x/menit

Menurut teori (Potter & Perry, 2005). Mean Arterial Pressure adalah tekanan arteri rata rata
selama satu siklus denyutan jantung yang didapatkan dari pengukuran tekanan darah systole
dan tekanan darah diastole. Pada perhitungan MAP akan didapatkan gambaran penting dalam
tekanan darah yaitu tekanan sistolik adalah tekanan maksimal ketika darah dipompakan dari
ventrikel kiri, batas normal dari tekanan sistolik adalah 100-140 mmhg, tekanan diastolic
adalah tekanan darah pada saat relaksasi, batas normal dari tekanan diastolic adalah 60-80
mmhg. Tekanan diastolik menggambarkan tahanan pembuluh darah yang harus dicapai
jantung.

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya, baik berlangsung secara aktual
maupun potensial
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kasus klien cholelithiasis dan mengalami
pembedahan adalah, masalah keperawatan pada Pre operatif : Nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis (Inflamasi), gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
nyeri, hipertermi berhubungan dengan proses penyakit, defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan, resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan
asites, resiko syok (Hipovolemik) berhubungan dengan kekurangan volume cairan, Masalah
keperawatan pada Post operatif :infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasi, gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur
infansif.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada klien Pre operasi
dengan cholelitiasis di RS Aloei Saboe

peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Dapat dilakukan pengkajian secara komperhensif Data yang didapatkan yaitu identitas klien,
riwayat penyakit, data psikososial. Data tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan klien
dan keluarga, observasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

2. Diagnosa keperawatan

Dapat ditegakkannya diagnosa keperawatan pada klien diagnosa keperawatan yang muncul
dari data pengkajian klien ditegakkan 3 diagnosa keperawatan pada pre operasi. Urutan
diagnose keperawatan yaitu, nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis,
defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan,anesietas
berhubungan dengan situasional

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi yang diberikan pada klien dapat disusun sesuai dengan diagnosa yang muncul,
rencana yang telah disusun disesuaikan dengan teori yang ada. Perencanaan dibuat sesuai
dengan masalah yang ditemukan berdasarkan hasil dari pengkajian.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan yang telah
peneliti susun. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien sesuai dengan intervensi
yang telah direncanakan berdasarkan teori yang ada dan sesuai dengan kebutuhan klien
dengan cholelitiasis.

SARAN

Dalam upaya memberikan asuhan keperawatan pada pasien pre oprasi Cholelithiasis yang
diberikan dapat tepat, peneliti selanjutnya harus benar-benar menguasai konsep tentang
Cholelithiasis itu sendiri, terutama pada faktor etiologi, anatomi fisiologi dan patofisiologi
tentang Cholelithiasis, selain itu peneliti juga harus melakukan pengkajian dengan tepat dan
komperhensif agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan masalah yang
ditemukan pada pasien serta tidak ada masalah yang luput dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien. Dalam penegakan diagnose diharapkan peneliti juga harus teliti
dalam mengangkat dan merumuskan diagnose keperawatan yang ada pada pasien agar
masalah keperawatan yang muncul pada pasien dapat teratasi dan mendapatkan penanganan
secara komprehensif dan menyeluruh, Tidak hanya berfokus kepada masalah biologis pasien,
namun juga terhadap masalah psiko, sosio, spiritual pasien. Sehingga asuhan keperawatan
yang dilakukan dapat terlaksana secara optimal, dan mendapatkan hasil yang memuaskan
bagi pasien dan juga peneliti itu sendiri. Pada bagian intervensi keperawatan diharapkan
peneliti merencanakan sesuai dengan buku panduan SIKI (Standart IntervensiKeperawatan
Indonesia) dan SLKI (Standart Luaran Keperawatan Indonesia) . Pada bagian Implementasi
diharapkan juga peneliti melakukan tindakan yang sesuai dengan yang direncanakan agar
diagnose pada pasien dapat teratasi. Dan evaluasi keperawatan diharapkan peneliti lebih
melakukan evaluasi yang lebih lengkap pada pasien sesuai dengan data yang didapatkan pada
pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Definisi dan Indikator Diagnostik (Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI.

Definisi dan Tindakan Keperawatan (Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI.

Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (Edisi 1). Jakarta: DPP PPNI.

Djumhana,2010. (2017). Pendekatan Diagnosis dan Tatalaksana Sindrom Mirizzi.

Fernando Sipayung (2018). Asuhan Keperawatan Tn.R : Kurang Pengetahuan Dengan


Pemberian Edukasi Penanganan Kolelitiasis Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Advent
Bandung

Harahap.(2016). Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Penyakit Cholelitiasis Di Ruang


Rawat Inap Rsi Surakarta. Naskah Publikasi, 1-18Haryono,2012. (2013). Karakteristik Pasien
Koleliatis Di Rsup Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.

https://www.academia.edu/41597680/Grandcase_Colelitiasis

Jurnal Penyakit Dalam Indonesia


Nurarif & Kusuma, 2016). (2013). Journal of Chemical Information and Modeling.
https://doi.org/10.1017/CB09781107415324.004
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:

Anda mungkin juga menyukai