NAMA KELOMPOK
SURABAYA
Mengetahui,
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada NY. S dengan diagnosa
medis post open cholesistektomi di ruang dahlia RSUD dr.M.Soewandhie
Surabaya
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada NY. S dengan diagnosa
medis post open cholesistektomi di ruang dahlia RSUD dr.M.Soewandhie
Surabaya
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada NY. S dengan diagnosa
medis post open cholesistektomi di ruang dahlia RSUD dr.M.Soewandhie
Surabaya
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada NY. S dengan diagnosa
medis post open cholesistektomi di ruang dahlia RSUD dr.M.Soewandhie
Surabaya
d. Mampu melaksanakan implementasi asuhan keperawatan pada NY. S dengan
diagnosa medis post open cholesistektomi di ruang dahlia RSUD
dr.M.Soewandhie Surabaya
e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada NY. S dengan diagnosa
medis post open cholesistektomi di ruang dahlia RSUD dr.M.Soewandhie
Surabaya
1.4 Manfaat
1. Manfaaat teoritis
Bermanfaat untuk pengembangan ilmu keperawatan yanagpreventif, kuratif,
rehabilitatif dan kolaborasi dibidang keperawatan medikal bedah dalam perawatan
pasien dengan diagnosa medis post open cholesistektomi dengan berbagai masalah
2. Manfaat praktis
a. Bagi perawat
Meningkatkan kinerja dalam mengatasi masalah keperawatan pada pasien post
open cholesistektomi baik dalam hal mencegah ataupun mengatasi masalah
keperawatan.
b. Bagi Rumah sakit
Dapat meningkatkan softkill perawat dalam mengatasi masalah keperawatan
pada pasien post open cholesistektomi
c. Bagi Instansi pendidikan
Menghasilkan lulusan perawat yang profesional untuk siap menghadapi
masalah-masalah keperawatan pada pasien post open cholesistektomi dilahan
praktek
d. Bagi mahasiswa
Menambah pengetahuan dan softkill mahasiswa profesi keperawatan dalam
mengkaji, merumuskan diagnosa, merencanakan intervensi dan memberikan
implementasi keperawatan pada pasien dengan post open cholesistektomi
e. Bagi pasien
Melalui edukasi dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan
mengenai penyakit post open cholesistektomi
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Cholelithiasis
1. Definisi
Cholelitiasis adalah suatu penyakit yang berisi batu empedu yang biasa
ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada
kedua-duanya. Kolelitiasis disebut juga dengan batu empedu, gallstones, atau
biliary calculus. Kolelitiasis atau batu empedu. Batu empedu dikenal ada tiga
jenis, yaitu batu kolesterol, batu pigmen atau batu bilirubin, dan batu
campuran.Kandung empedu terletak di bawah hati, di sisi perut bagian kanan atas,
tepat di bawah lobus kanan hepar. Kandung empedu ini memiliki fungsi untuk
menyimpan dan memekatkan empedu(Sanusi et al., 2019).
2. Etiologi
Secara umum, etiologi dari batu empedu masih belum diketahui secara pasti.
Namun sejauh ini banyak riset yang dilakukan, faktor predisposisilah yang
menjadi paling penting untuk diketahui. Predisposisi tersebut antara lain usia lebih
dari 60 tahun. Genetika, jenis kelamin (wanita lebih sering, di karenakan hormon
estrogen meningkat saturasi kolestrol dalam kandung empedu), kegemukan (maka
kadar kolestrol dalam kandung empedu pun tinggi), infeksi saluran pencernaan,
dan kondisi klinis seperti diabetes, sirosis hati, pankreatitis, kangker kandung
empedu, dan juga reseksi ileum(Naga, 2013).
3. Patofisiologi
Penyebab yang jelas belum diketahui pada kasus ini tetapi ada beberapa faktor
etiologi yang dapat diidentifikasi anatara lain :
a. Faktor metabolic
Cairan empedu mengandung air, HCO3, pigmen empedu, garam empedu dan
kolestrol yang tinggi dalam cairan empedu memungkinkan terbentuknya batu.
Tidak dijumpai kolerasi darah dan kolestrol empedu.
b. Statis bilier
c. Peradangan
a) Batu kolestrol dengan ciri berukuran besar, warna kuning pucat, dapat
bergerombol atau tunggal, terjadi akibat gangguan metabolisme kolestrol
dan garam empedu.
b) Batu pigmen empedu, berukuran kecil, warna hitam atau coklat, biasanya
bergerombol, terjadi akibat gangguan metabolisme bilirubin tak
terkonjugasi (Diyono, 2013).
4. Manifestasi klinis
a. Rasa nyeri dan kolik bilier
Jika duktus sistikus tersumbat oleh batu empedu, kandung empedu akan
mengalami distensi dan akirnya akan menjadi infeksi. Penderita akan mengalami
panas dan mungkin terasa massa padat pada abdomen. Penderita pada kolik bilier
disertai dengan nyeri hebat pada abdomen kuadran kanan atas yang menjalar ke
punggung atau bahu kanan.
b. Ikterus
Obstruksi pengaliran getah empedu ke dalam duodenum akan menimbulkan
gejala yang khas, yaitu getah empedu yang tidak lagi dibawa ke dalam duodenum
akan diresap oleh darah.
d. Defisiensi vitamin
Obstruksi aliran empedu juga akan menganggu absorpsi vitamin A, D, E, dan
K yamh larut lemak. Oleh karena itu penderita dapat memperlihatkan gejala
defisiensi vitamin ini jika obstruksi bilier berlangsung lama.
5. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
Batu kandung empedu yang asimpotamik biasanya tidak menunjukan kelainan
pada pemeriksaan laboratorium apabila terjadi peradangan akut, dapat terjadi
leukositosis apabila terjadi sidroma mirizi akan ditemukan peningkatan ringan
bilirubin serum akibat penekanan duktus soledokus oleh batu. Kadar bilirubin
serum yang tinggi mengakibatkan batu di dalam koledokus. Kadar serum alkali
fosfatase mungkin juga amilase serum biasanya meningkat serangan akut.
b. Pemeriksaan radiologi
Foto polos abdomen biasa ya tidak memberikan gambaran yang khas karena
hanya sekitar 10-15 % batu kandung empedu yang bersif atradiopak.biasanya
empedu yang mengandung cairan empedu berkadar kalsiumtinggi dapat dilihat
dengan foto polos. Pada peradangan akut dengan kandung empedu yang
membesar atau hidrops,kandung empedu biasanya terlihat sebagai jaringan
lunakdi kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalamususbesar,
difleksurahepatika.
2) Ultrasonografi (USG)
3) Kolesistografi
6. Komplikasi
7. Penatalaksanaan
Penatalaksaan dari penyakit cholelitiasis bisa dilakukan dengan dua cara yaitu
non bedah dan bedah.
a. Non bedah
4) Endoscopy ERC
b. Bedah
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan yang dapat
digunakan sebagai alat ukur kerberhasilan suatu asuhan keperawatan yang dibuat.
Evaluasi berguna untuk menilai setiap langkah dalam perencanaan, mengukur
kemajuan klien dalam mencapai tujuan akhir dan untuk mengevaluasi reaksi
dalam menentukan keefektifan rencana atau perubahan dalam membantu asuhan
keperawatan. Menurut (Potter & Perry, 2006) evaluasi adalah perbandingan yang
sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien berdasarkan luaran
keperawatan. Luaran keperawatan perubahan kondisi yang spesifik dan terukur
yang perawat harapkan sebagai respon terhadap asuhan keperawatan. Luaran
keperawatan dibagi menjadi dua luaran negative dan luaran positif. Didalam
luaran keperawatan memiliki komponen ekspektasi yang merupakan penilaian
hasil yang diharapkan tercapai. Dalam ekspektasi ada tiga yang diharapkan :
FORMAT PENGKAJIAN
Riwayat keluhan utama : Nyeri dirasakan pada luka bagian perut sebelah kanan 3
jam setelah operasi seperti tertusuk tusuk dengan skala
nyeri 5, nyeri lebih terasa meberat jika melakukan
mobilisasi
Upaya yang telah dilakukan: Periksa ke puskesmas kemudian dari puskemas di rujuk
ke Poli Bedah RSUD dr.M.Soewandhie Surabaya dan
rencana dilakukan operasi pengangkatan batu
-Pendengaran : ya ☑tidak
-Lainnya (sebutkan) :
Lainnya(sebutkan)…………………………………………………………………….
TB : 155 cm BB : 70 kg
2.3 Body Systems:
2.3.1 Pernapasan (B1: Breathing)
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung
Suara jantung:
☑ normal
Mata:
Persepsi sensori:
Pendengaran :
- kiri : Normal
- kanan : Normal
Penciuman : Normal
Penglihatan :
- kiri : Normal
- kanan : Normal
Rectum : Normal
☑lainnya (sebutkan)
Terdapat luka operasi tertutup kasa dan plester di abdomen kanan atas dengan panjang
insisi ± 10 cm, tidak merembes darah dan pus.
- Parese : ya ☑ tidak
- Paralise : ya ☑ tidak
- Parese : ya ☑ tidak
Extremitas:
Lokasi ………………………………………………………………
Lokasi ……………………………………………………………..
Kulit :
Exopthalmus
Goiter
Hipoglikemia
Polidipsi
Poliphagi
Poliuria
Postural hipotensi
Kelemahan
Perempuan :
3.1 Makan:
Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 3x/ hari 3 x /hari
Jenis menu Nasi + sayur + lauk pauk Nasi + sayur + lauk pauk
Porsi 1 porsi 3-4 sendok
Yang disukai Ayam -
Yang tidak disukai Bandeng -
Pantangan Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
Alergi Tidak ada alergi Tidak ada alergi
Lain-lain Mandiri (0) Dibantu orang lain (2)
Keterangan Skor : 0 = Mandiri, 1 = Alat Bantu, 2 = Dibantu Orang Lain, 3 = Tidak
mampu
3.2 Minum:
Gangguan Tidur
3.4.2 Aktivitas
Rumah Rumah Sakit
4.1 Sosial/Interaksi:
Dukungan keluarga :
Dukungan kelompok/teman/masyarakat :
4.2 Spiritual :
☑ Ya Tidak
☑Ya Tidak
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
5.1 Laboratorium :
HB : 14,7 SGOT 24
5.2 X Ray :
5.4 EKG :
Tgl 18/10/2023 : ECG Normal.
Lain-lain (sebutkan):
VI. TERAPI
Terapi Injeksi :
Terapi oral :
Amlodipine 5 mg 1-0-0
Simvastatin 10 mg 0-0-1
ANALISA DATA
DO:
Pasien tampak menyeringai
menahan sakit.
Gelisah
Tidur tidak nyenyak
Observasi TTV
Tensi : 153/87 Mmhg
Nadi : 112 x/menit
0
suhu : 36,2 C
SPO2 : 100 % spontan
2 Ds: Pasien mengatakan badannya Kelemahan Intoleransi aktivitas
terasa lemah dan nyeri saat (D.0056)
bergerak.
Do :
Pasien tampak lemah,
berbaring ditempat
tidur.
Dibantu dengan keluarga jika
hendak beraktivitas
Nadi 112 x/mnt
3 Ds: Pasien mengatakan ada luka Efek prosedur invasif Resiko Infeksi
operasi di perut sebelah kanan (D.0142)
DO:
Luka operasi di perut sebelah
kanan tertutup kassa verban
Luka operasi tak merembes
perdarahan
Kemerahan disekitar luka
operasi
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan pasien
mengatakan nyeri pada luka operasi di perut sebelah kanan, nyeri dirasakan seperti
tertusuk tusuk, nyeri dirasakan dengan skala 5, nyeri lebih terasa saat melakukan
mobilisasi , pasien tampak menyeringai menahan sakit, pasien tampak gelisah, tidur
tidak nyenyak, TD: 153/87 Mmhg, Nadi : 112 x/menit, suhu : 36,2 C, SpO2 : 100
%
DIAGNOSA KEPERAWATAN : . Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai pasien mengatakan nyeri abdomen sebelah
kanan dengan skala nyeri 5.
Edukasi
7. Anjurkan tirah baring
8. Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
9. Anjurkan menghubbungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Kolaborasi:
10. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan
DIAGNOSA KEPERAWATAN : Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif (D.0142)