Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH NEFROLITHIASIS (BATU

GINJAL)

Kelompok : 2

1. Amrina Rosyada
2. Aryanti
3. D’Lussy Alfiyyah T.P
4. Ema Hazmanita
5. Hanifah Wahyu
6. Jamilah
7. Rino Adhisetyo.B
8. Siti Khodijah
9. Tina Suhartina
A. Definisi
 Nefrolithiasis (batu ginjal) merupakan penyakit ginjal, dimana ditemukannya batu yang mengandung

komponen kristal dan matriks organic yang merupakan penyebab terbanyak kelainan saluran

kemih. Lokasi batu ginjal khas dijumpai di kaliks, atau pelvis dan bila keluar akan terhenti dan

menyumbat pada daerah ureter (batu ureter) dan kandung kemih (batu kandung kemih).

 Batu ginjal dapat terbentuk dari kalsium, batu oksalat, kalsium oksalat, atau kalsium fosfat. Faktor

risiko nefrolitiasis (batu ginjal) umumnya biasanya karena adanya riwayat batu di usia muda, riwayat

batu pada keluarga, ada penyakit asam urat, kondisi medis lokal dan sistemik, predisposisi genetik,

dan komposisi urin itu sendiri. Nefrolitiasis berdasarkan komposisinya terbagi menjadi : batu

kalsium, batu struvit, batu asam urat, batu sistin, batu xanthine, batu triamteren, dan batu silikat.
Patofisiologi
 Patofisiologi Nefrolitiasis adalah kristialisasi dan matriks seperti pus darah, jaringan yang tidak vital dan tumor.

Komponen dari batu ginjal ini bervariasi yaitu kira-kira tiga perempat dari batu sendiri ialah kalsium, fosfat,

asam urine dan cistien. Meningkatnya konsentrasi larutan diakibatkan oleh intake yang rendah dan juga

meningkatnya bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau urine stastis sehingga membuat tempat

untuk pemebentukan batu. Meningkatnya infeksi kebasaan urine oleh produksi amomnium juga berakibat

pada presipitasi kalsium dan magnesium fosfat.

 Komposisi senyawa yang paling banyak menyebabkan batu ginjal adalah kalsium oksalat (CaOx) sebanyak

80% dan kalsium fosfat (CaP) sebanyak 15%. Penyebab lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu yaitu

pH urine dan status cairan pasien. Pada saat batu menghambat aliran urine maka akan terjadi obstruksi yang

menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeski

nefrolitiasis yang disertai dengan mengigil, demam, dan disuria biasanya terjadi pada iritasi batu yang terus

menerus
Manifestasi Klinis

 Gejala utama batu ginjal (nefrolitiasis) adalah adanya nyeri akut hebat dan
mengalami perubahan sesuai dengan ukuran dan lokasi batu di dalam saluran
kemih. Sebagian batu, jika berukuran cukup kecil, dapat keluar tanpa gejala
apa pun, namun jika ukurannya besar, dapat menimbulkan obstruksi dan
trauma.
 Batu yang terjebak diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar
biasa,akut, kolik, yang menyebar kepaha dan genitalia. pasien merasa selalu
ingin berkemih, namun hanya sedikit urin yang keluar dan biasanya
mengandung darah akibat aksi abrasive batu. Batu yang terjebak dikandung
kemih biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi
traktus urinarius dan hematuria.
Keluhan yang sering ditemukan :

a. Hematuria

b. Piuria

c. Polaksirusia/fregnancy

d. Urgency

e. Nyeri pinggang menjalar ke daerah pinggul, bersifat terus menerus

f. Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan.

g. Rasa nyeri pada daerah pinggang menjalar ketengah perut bawah, selanjutnya ke arah penis atau vulva.

h. Anorexia, muntah dan perut kembung.

i. Hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan urin tidak ditemukan adanya batu leukosit meningkat .
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan urin
PH lebih dari 7,6
Sediement sel darah merah lebih dari 90%
Biakan urin
Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
b. Pemeriksaan darah
HB turun
Leukositosis
Urium krestinin
Kalsium, fosfor, asam urat
c. Pemeriksaan radiologist
Foto Polos perut / BNO (Bladder Neck Obstruction) dan Pemeriksaan rontgen saluran
kemih / IVP ( Intranenous Pyelogram) untuk melihat lokasi batu dan besar batu
Pemeriksaan Penunjang
d. CT helikal tanpa kontras

 CT helical tanpa kontras adalah teknik pencitraan yang dianjurkan pada pasien yang diduga
menderita nefrolitiasis. Teknik tersebut memiliki beberapa keuntungan dibandingkan teknik
pencitraan lainnya, antara lain: tidak memerlukan material radiokontras; dapat
memperlihatkan bagian distal ureter; dapat mendeteksi batu radiolusen (seperti batu asam
urat), batu radio-opaque, dan batu kecil sebesar 1-2 mm; dan dapat mendeteksi hidronefrosis
dan kelainan ginjal dan intra-abdomen selain batu yang dapat menyebabkan timbulnya gejala
pada pasien. Pada penelitian yang dilakukan terhadap 100 pasien yang datang ke UGD dengan
nyeri pinggang, CT helikal memiliki sensitivitas 98%, spesifisitas 100%, dan nilai prediktif negatif
97% untuk diagnosis batu ureter.
e. USG abdomen
 Ultrasonografi memiliki kelebihan karena tidak
menggunakan radiasi, tetapi teknik ini kurang
sensitif dalam mendeteksi batu dan hanya bisa
memperlihatkan ginjal dan ureter proksimal.
Penelitian retrospektif pada 123 pasien
menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan CT
Helikal sebagai gold standard, ultrasonografi
memiliki sensitivitas 24% dan spesifisitas 90%. Batu
dengan diameter lebih kecil dari 3 mm juga sering
terlewatkan dengan ultrasonografi
Komplikasi

Pengobatan untuk batu ginjal sendiri, terutama batu ginjal yang berukuran
besar, berisiko menimbulkan komplikasi, antara lain:
1. Cedera pada ureter.
2. Perdarahan di dalam tubuh.
3. Infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh melalui darah atau bakteremia.
4. Pembengkakan pada ginjal atau hidronefrosis
Farmakologi

a. Allopurinol
Allopurinol adalah obat yang digunakan untuk membantu menghancurkan jenis
batu asam urat. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi produksi asam urat
dalam tubuh
b. Penghambat alfa
Obat penghambat alfa (alpha-blockers) berfungsi untuk membantu
menghancurkan batu ginjal yang berukuran cukup besar, yaitu sekitar 5-10
milimeter. Setelah dihancurkan, sisa batu ginjal yang berukuran kecil akan keluar
dengan sendirinya melalui urine.
Obat ini juga bekerja dengan cara melemaskan otot saluran kemih, sehingga batu
ginjal lebih mudah keluar. Beberapa jenis obat yang termasuk dalam golongan
penghambat alfa,di antaranya adalah tamsulosin, doxazosin, dan terazosin. c
Farmakologi
c. Diuretik
Obat diuretik adalah obat yang dapat meningkatkan produksi urine dan membuat lebih sering
berkemih. Salah satu jenis diuretik yang banyak digunakan untuk mengobati batu ginjal adalan
diuretik jenis thiazide.
Obat ini bekerja dengan cara mengurangi penyerapan garam dan mineral di dalam ginjal, sehingga
meningkatkan produksi urine dalam tubuh. Akibatnya, Anda akan lebih sering buang air kecil dan
batu ginjal yang berukuran kecil dapat keluar melalui urine. Obat ini juga berfungsi untuk
mencegah terbentuknya batu ginjal berulang.
d. Natrium bikarbonat
Obat yang disebut juga dengan natrium sitrat ini, biasanya diberikan untuk mengatasi gejala yang
muncul akibat produksi asam lambung berlebih. Obat ini juga membantu ginjal mengeluarkan
kandungan asam urat yang memicu terbentuknya batu ginjal.
Selain itu, natrium bikarbonat juga digunakan untuk mencegah penyakit batu ginjal berkembang
semakin parah.
Asuhan Keperawatan
 Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
d. Riwayat Kesehatan Penyakit Dahulu
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
 Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan
a. Aktifitas/Istirahat.
b. Sirkulasi
C. Eliminasi
d. Makan dan Minum
e. Nyeri / rasa tidak nyaman
f. Adanya riwayat mengkonsumsi obat-obatan.
g. Respon emosi : cemas
h. Pengetahuan tentang penyakitnya
Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum: klien biasanya lemah, kesadaran komposmetis,


adanya perubahan TTV sejunder dari nyeri kolik.

b. Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi,


berkeringat dingin, dan nausea.
c. Inspeksi: pada pola eliminasi urine terjadi perubahan akibat adanya hematuria, retensi
urine, dan sering miksi. Adanya kolik menyebabkan pasien terlihat mula dan muntah
d. Palpasi: palpasi ginjal dilakukan untuk mengindentifikasi massa. Dapat teraba ginjal
pada sisi sakit pada beberapa kasus, seperti pada penderita dengan obstruksi berat atau
dengan hidronefrosis.
e. Perkusi: perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan
pada sudut kostovertebra dan didapatkan respon nyeri, tanda gagal ginjal dan retensi
urin.
f. Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada pasien dengan
urosepsis
Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan penunjang dasar mencakup urinalisis, kalsium, fosfat, asam urat, kreatinin, dan
ureum serta serum, pemeriksaan ini diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapat
menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan
penyebab batu.
b. Pemeriksaan sedimen urine menunjukkan adanya: leukosituria, henaturia, dan dijumpai
kristal-kristal pembentuk batu
c. Pemeriksaan kultur urine mungkin menunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea
d. Pemeriksaan fungsi ginjal untuk memonitor penurunan fungsi
e. Pemeriksaan elektrolit untuk keterlibatan peningkatan kalsium dalam darah
f. Pemeriksaan foto polos abdomen, IVP USG, urogram, untuk menilai posisi, besar, dan bentuk
batu pada saluran kemih serta mengevaluasi derajat sumbatan
g. Analisa material batu jika memungkinkan kristal dapat diidentifikasi melalui mokroskop
polarisasi, difraksi sinar-X, dan spektroskopi infra merah
DIAGNOSIS

No Diagnosis Keperawatan Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI)


. (SDKI)

1. Nyeri akut Setelah Observasi :


dilakukan
Penyebab : tindakan 1. Identifikasi lokasi,
1. Agen pencederaan keperawatan karakteristik, durasi,
fisiologis (iskemia, selama 3x24 jam frekuensi, kualitas,
seluler) diharapkan nyeri intensitas nyeri
teratasi dengan 2. Identifikasi skala nyeri.
kriteria hasil: 3. Identifikasi respon nyeri
Gejala dan Tanda : non verbal.
1. Tampak meringis. 1. Keluhan nyeri 4. Idntifikasi faktor yang
2. Besikap protektif menurun. memperberat dan
(mis, waspada, posisi 2.meringis memperingan nyeri.
menghindari nyeri) menurun, 5. Identifikasi pengetahuan
3. Gelisa 3. gelisah dan keyakinan tentang

Anda mungkin juga menyukai