Anda di halaman 1dari 22

Batu saluran kemih

(urolithiasis)

Kelompok 4
pengertian
Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius.
(ginjal, ureter, atau kandung kemih, uretra) yang
membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat,
asam urat dan magnesium.(Brunner & Suddath,2002).

Urolithiasis adalah benda zat padat yang


dibentuk oleh presipitasi berbagai zat
terlarut dalam urine pada saluran kemih.
Batu dapat berasal dari kalsium oksalat
(60%), fosfat sebagai campuran kalsium,
amonium, dan magnesium fosfat (batu tripel
fosfat akibat infeksi) (30%), asam urat (5%),
dan sistin (1%).
Kalsium oksalat Etiologi Batu Kalsium

Batu Asam Urat


Batu Sistin
Manifestasi Klinis
Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi piala ginjal serta
ureter proksimal.
Infeksi pielonefritis disertai menggigil, demam dan disuria, dapat terjadi
iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan sedikit
gejala, namun secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal.
Nyeri hebat dan ketidaknyamanan.
Hematuri
Mual dan muntah
Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar.
Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi
traktus urinarius dan hematuri.
Faktor predisposisi

Stasis
Infeksi dan Obstruksi urine
Makanan

Ras
Keturunan

Air
minum
Pekerjaan Suhu
Komplikasi
• Sumbatan atau obstruksi akibat adanya
pecahan batu
• Infeksi, akibat diseminasi partikel batu
ginjal atau bakteri akibat obstruksi.
• Kerusakan fungsi ginjal akibat sumbatan
yang lama sebelum pengobatan atau
pengangkatan batu ginjal.
Pemeriksaan diagnostik

Urinalisa : warna kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum menunjukkan


adanya sel darah merah, sel darah putih dan kristal(sistin,asam urat, kalsium
oksalat)
Kultur urine : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih (stapilococus
aureus, proteus,klebsiela,pseudomonas).
BUN/kreatinin serum dan urine : Abnormal ( tinggi pada serum/rendah pada
urine)
Hitung Darah lengkap : sel darah putih mungkin meningkat menunjukan
infeksi/septicemia
Foto rontgen : menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada
area ginjal dan sepanjang ureter
USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu
Penatalaksanaan Medis
• Peningkatan asupan cairan meningkatkan aliran urin dan membantu
mendorong adanya batu.
• Modifikasi makanan yang dapat mengurangi kadar pembentuk batu
bila kadungan batu teridentifikasi.
• Ubah pH urin sedemikian untuk meningkatkan pemecahan batu.
• Litotripsi (terapi gelombang kejut) ekstrakorporeal/ di luar tubuh atau
terapi laser yang digunakan untuk memecah batu .
• Bila diperlukan lakukan tindakan bedah untuk mengangkat batu yang
besar atau untuk meningkatkan setelah disekitar batu untuk
mengatasi obstruksi.
Pencegahan
Pada umumnya pencegahan itu berupa :
• Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urin
2-3 liter per hari.
• Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu.
• Aktivitas harian yang cukup.
Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah:
• Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
• Rendah oksalat.
• Rendah garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri
Pengkajian
a. Asuhan keperawatan teoritis
Aktivitas / Istirahat
Gejala : * Pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan
pada lingkungan bersuhu tinggi * Keterbatasan aktivitas /
mobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya
b. Sirkulasi Tanda : Peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas,
gagal Ginjal), Kulit kemerahan dan hangat; pucat
c. Eliminasi
Gejala : Riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya
(kalukulus), Penurunan haluaran urine, kandung kemih penuh. Rasa
terbakar, dorongan berkemih
Tanda : Olisuria, hematuria, piuria,Perubahan pola berkemih
d. Makanan / cairan
Gejala : Mual / muntah, nyeri tekan abdomen,Diet tinggi purin,
kalsium oksalat, dan / atau fosfat,Ketidakcukupan pemasukan cairan;
tidak minum air dengan cukup Tanda : Distensi abdominal,
penurunan / tak adanya bising usus,Muntah
e. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Episode akut nyeri berat, nyeri kolik. Lokasi tergantung
pada lokasi batu
Diagnosa Keperawatan
Pre operasi :
Nyeri berhubungan dengan peningkatan
frekuensi / dorongan kontraksi uretral.
Perubahan eliminasi urine berhubungan
dengan situasi kandung kemih oleh
batu,iritasi ginjal atau uretral.
Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan mual / muntah.
Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan
dengan adanya batu pada saluran kemih
(ginjal).
Diagnosa Keperawatan

• Resiko kurang volume cairan b.d.


haemoragik/ hipovolemik
• Nyeri b.d insisi bedah
• Perubahan eliminasi perkemihan b.d.
penggunaan kateter
Post operasi
• Resiko infeksi b.d. insisi operasi dan
pemasangan kateter.
intervensi keperawatan
Pre operasi
DX. Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi uretral

Tujuan :
Melaporkan nyeri hilang/berkurang dengan spasme terkontrol
Tampak rileks mampu tidur/istirahat dengan tepat.

Intervensi :
Catat lokasi, lamanya intensitas (0-10) dan penyebaran
Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan tentang perubahan kejadian / karakyeristik nyeri.
Berikan tindakan nyaman
Perhatikan keluhan/menetap nya nyeri abdomen.
Berikan banyak cairan bila tidak ada mual, lakukan dan pertahankan terapi IV yang diprogramkan bila mual dan muntah
terjadi.
Dorong aktivitas sesuai toleransi, berikan analgesic dan anti emetic sebelum bergerak bila mungkin.
DX.Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu,iritasi ginjal oleh
ureteral

Tujuan :
Berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya
Tidak mengalami tanda obstruksi

Intervensi
Awasi pemasukan dan keluaran serta karakteristik urine
Tentukan pola berkemih normal dan perhatikan variasi
Dorong meningkatjkan pemasukan cairan
periksa semua urine catat adanya keluaran batu dan kirim ke laboratorium untuk analisa
Observasi perubahan status mental,perilaku atau tingkat kesadaran
Awasi pemeriksaan laboratorium,contoh BUN,elektrolit,kreatinin
DX.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual / muntah

Tujuan :
Mempertahankan keseimbangan cairan
Membran mukosa lembab
Turgor kulit baik

Intervensi
Awasi intake dan Output
Catat insiden muntah,diare perhatikan karakteristik dan frekuensi mual / muntah dan diare.
Awasi Hb /Ht, elektrolit
Berikan cairan IV
Berikan diet tepat,cairan jernih,makanan lembut sesuai toleransi.
DX. Resiko tinggi terhadap cidera berdasarkan adanya batu pada saluran kemih ( ginjal ).

Tujuan :
Fungsi ginjal dalam batas normal
Urine berwarna kuning / kuning jernih
Tidak nyeri waktu berkemih.

Intervensi
Pantau Urine berwarna,bau, Masukan dan haluaran tiap,PH urine , TTV
Saring semua urine,observasi terhadap kristal.
Konsultasi dengan dokter bila pasien sering berkemih,jumlah urine sedikit dan terus menerus,perubahan urine.
Berikan obat-obatan sesuai program untuk mempertahankan PH urine tepat.
DX. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan/ menginggat salah interpertasi informasi.

Tujuan :
menyatakan pemahaman proses penyakit.
Menghubungkan gejala dan faktor penyebab.
Melakukan perubahan prilaku yang perlu dan berpastrisipasi dalam program pengobatan.

Intervensi :
Kaji ulang proses penyakit dan harapan di masa yang datang
Tekankan pentingnya peningkatan pemasukan cairan .
Diskusikan program obat-obatan, hindari obat yang dijual bebas dan membaca semua label produk/
kandungan dalam makanan
Post operasi
1. DX.Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan haemoregik / hipovolemik

Tujuan :
tanda tanda vital stabil
kulit kering dan elastic
intake output seimbang
insisi mulai sembuh, tidak ada perdarahan melalui selang

Intervensi :
Kaji balutan selang kateter terhadap perdarahan setiap jam dan lapor dokter.
Anjurkan pasien untuk mengubah posisi selang atau kateter saat mengubah posisi.
Pantau dan catat intake output tiap 4 jam, dan laporan ketidak seimbangan.
Kaji tanda vital dan turgor kulit, suhu tiap 4-8 jam.
2. DX.Nyeri berhubungan dengan insisi bedah

Tujuan :
pasien melaporkan meningkatanya kenyamanan yang ditandai dengan mudah untuk
bergertak, menunjukkan ekspresi wayah dan tubuh yang relaks.

Intervensi :
Kaji intensitas,sifat, lokasi pencetus daan penghalang factor nyeri.
Berikan tindakan kenyamanan non farmakologis, anjarkan tehnik relaksasi, bantu pasien
memilih posisi yang nyaman.
Kaji nyeri tekan, bengkak dan kemerahan.
Anjurkan pasien untuk menahan daerah insisi dengan kedua tangan bila sedang batuk.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.
3. DX. Perubahan eliminasi perkemihan berhubungan dengan pemasangan alat medik ( kateter).

Tujuan : pasien berkemih dengan baik, warna urine kuning jernih dan dapat berkemih spontan bila
kateter dilepas setelah 7 hari.

Intervensi :
Kaji pola berkemih normal pasien.
Kaji keluhan distensi kandung kemih tiap 4 jam
Ukur intake output cairan.
Kaji warna dan bau urine dan nyeri.
Anjurkan klien untuk minum air putih 2 Lt /sehari , bila tidak ada kontra indikasi.
4. DX.Resiko infeksi berhubungan dengan insisi bedah dan pemasangan kateter.

Tujuan :
Insisi kering dan penyembuhan mulai terjadi.
Drainase dan selang kateter bersih.

Intervensi :
Kaji dan laporkan tanda dan gejala infeksi luka (demam, kemerahan, bengkak, nyeri tekan dan pus).
Kaji suhu tiap 4 jam.
Anjurkan klien untuk menghindari atau menyentuk insisi.
Pertahankan tehnik steril untuk mengganti balutan dan perawatan luka.

Anda mungkin juga menyukai