Anda di halaman 1dari 21

Makalah Dan Asuhan

Keperawatan UROLITHIASIS
Created by : NUR FAIDAH SURYANTINI DAN FATMALA

Pengertian

istilah adanya batu disaluran kemih.


Batu terbentuk karena adanya
supersaturasi zat-zat yang terdapat
dalam urine, seperti calcium, oxalat,
fosfat, asam urat, dan lain-lain karena
suatu keadaan tertentu. Batu dapat
ditemukan di setiap tempat saluran
kemih, mulai dari ginjal hingga kandung
kemih.

Etiologi

Menurut Teori Purnomo 2009


Teori Nukleasi : Batu terbentuk di
seluruh saluran kemih dan di daerah
yang sering mengalami statis urine.
Teori inhibitor Crystal : Batu
terbentuk karena tidak adanya atau
berkurangnya faktor inhibitor.

Penyebab selain dari kedua faktor


tersebut

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

Infeksi, Hiperkalsiuria, dan


statis uri, hiperoksaliuri,
hiperurikosuria

Umur, Jenis
kelamin,keadaan sosial
ekonomi,diet,air minum.

patofisiologi
Batu ginjal terbentuk karena adanya pengendapan

substansi yang dalam

keadaan normal larut dalam urine, seperti Ca oksalat, CaPO4 atau kalsium fosfat.
Dehidrasi dapat menimbulkan batu ginjal karena peningkatan konsentrasi
substansi yang membentuk batu dalam urine.
Pembentukan batu terjadi disekeliling pada suatu nukleus pada lingkungan
yang sesuai. Kristal terbentuk karena adanya substansi yang membentuk batu dan
kemudian terperangkap dalam traktus urinarius.

Tanda dan gejala

Nyeri tergantung pada lokasi batu

Nyeri ketuk pada CVA

Demam/ hipertermi

Nausea And Vomiting

Penurunan Pengeluaran Urine

Pengenceran Urine

Hematuria

Kristaluria

Rasa sakit Punggung bagian Bawah

Distensi Abdomen

Pemeriksaan
Diagnostik
Pemeriksaan Sedimen Urine
Foto polos abdomen
BNO atau KUB : melihat anatomi dan
bayangan batu.
IVP : melihat fungsi Fisiologis ginjal. Tetapi
untuk klien yang tdk alergi terhadp bahan
kontras
CT-Scan dan MRI

penatalaksanaan
Farmakologis dan Non Farmakologis
1. penambahan asupan cairan hingga lebih 3 ltr perhari
2. diet rendah kalsium
3. preparat antimikroba
4. obat-obat analgesik
5. pemberian obat golongan diuretik

Atau dengan cara berikut :


Observasi konservatif yaitu batu ureter yang kkecil
dapat keluar sendiri tanpa adanya intervensi
Dengan agen disolusi yaitu suatu agen yang dapat
memecahkan Batu
Mengurangi obstruksi
Terapi non Invasive : ESWL
Terapi invasive minimal : Ureteroscopic Stone
Extraction : Ekstraksi batu dengan teropong ureter,
URS (ureterorenoscopy), PCN (Percutaneous
Nephrolithotomy) ,Cystolithotripsi/Cystolitholapaxy
Terapin bedah

Asuhan Keperawatan
urolithiasis
Created by IDA AND fatmala

Pengkajian
Anamnesa
1. Identitas dkk
2. Riwayat penyakit Dahulu : pernah mengalami ISK
3. Riwayat penyakit Sekarang : Kristaluria, Hematuria, nyeri,
mual muntah,oliguria,demam
4. Riwayat penyakit keluarga : pola hidup keluarga yang
berkaitan dengan diit, Terdapat salahsatu keluarga yang
memiliki penyakit ISK, Urolithiasis.
5. Keluhan Utama : nyeri yang luarbiasa akut/kronik, disertai
kolik yang menyebar pada daerah paha dangenetalia.

Pemeriksan Pola Fungsi


1. Aktifitas/istirahat
Gejala: Keterbatasan aktivitas/imobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya.
(contoh penyakit tak sembuh, cedera medulla spinalis).
2. Sirkulasi
Tanda : peningkatan TD/nadi (nyeri, anseitas, gagal ginjal). Kulit hangat dan
kemerahan ;pucat.
3. Eliminasi
Gejala : Obstruksi sebelumnya(kalkulus). Penurunan haluaran urine, kandung kemih
penuh. Rasa terbakar, dorongan kemih.

Tanda : oliguria, hematuria, piuria. Perubahan pola berkemih.


4. Makanan/cairan
Gejala : muntah/mual ,nyeri tekan abdomen.
Tanda : distensi abdominal; penurunan/tak adanya bising usus, muntah.
5. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : episode akut nyeri berat/ kronik. Lokasi tergantung pada lokasi
batu.
Tanda : Demam dan menggigil.

Diagnosa keperawatan
1. Resiko kelebihan volume cairan tubuh b/d Penurunan fungsi filtrasi ginjal Retensi natrium dan
cairan
2. nyeri akut b/d inflamasi, sekunder akibat iritasi batu dan spasme otot polos
3. Perubahan eliminasi urin b/d Stimulasi bladder oleh batu Iritasi renal atau ureter oleh batu obstruksi
mekanis, inflamasi
4. Resiko tinggi terhadap cidera saluran perkemihan b.d adanya batu pada saluran kemih ( ginjal ).
5. Resiko infeksi b.d iritasi kandung kemih
6. Gangguan Nutrisi kurang dari keb. Tubuh b.d peningkatan asam lambung
7. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Insisi pembedahan Posisi dan ketegangan otot-otot saat operasi

Intervensi
DX : Nyeri B/d inflamasi

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...X ... jam skalh nyeri berkurang

Kriteria Hasil:

1. Skala nyri berkurang (2-4)

2. Wajah rileks

3. TD normal (120/80 mmHg)

4. Nadi Normal ( 60-100)

5. Mampu tidur dengan normal.

1. Catat lokasi, lamanya/intensitas nyeri (skala 1-10) dan penyebarannya.


Rasional : peningkatan TD dan nadi, gelisah, meringis, merintih, menggelepar. Membantu
evaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan batu. Nyeri panggul sering menyebar ke
punggung, lipat paha, genitalia sehubungan dengan proksimitas pleksus saraf dan pembuluh
darah yang menyuplai area lain. Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat menimbulkan gelisah,
takut/cemas
2. Kaji Kualitas nyeri klien
Rasional : untuk mengetahui kualitas nyeri klien dan sebagai intervensi selanjutnya.
3.Observasi tanda tanda vital klien
Rasional : jika menahan nyeri otak akan merespon dan akan megirimkan stimulusnya yaitu
dengan mningkatkan Tanda- tanda vital.

4. Ajarkan teknik dikstraksi dan relaksasi


Rasional : teknik Tersebut dapat mengurangi rasa nyeri
5. Pertahankan patensi kateter urine bila diperlukan
Rasional : Mencegah stasis/retensi urine, menurunkan risiko peningkatan tekanan ginjal dan
infeksi
6. Kolaborasi pemberian obat Analgetik,Antispasmodik, Kortikosteroid Analgetik (gol.

narkotik)

Rasional : obat obat tersebut dapat menghambat rasa nyeri di susunan saraf pusat dan
biasanya diberikan selama episode akut untuk menurunkan kolik ureter dan meningkatkan
relaksasi otot/mental Menurunkan refleks spasme, dapat menurunkan kolik dan nyeri.

Intervensi
DX: Perub Eliminasi Uri b/d Iritasi Pada kandung
kemih

Tujuan : setelah dilakukam tindakan keperawatan selama 1X24 jam pasien dapat berkemi
dengan normal

K.H :

Input dan output cairan normal

Pola berkemi normal

intervensi
1. Mengamati karakteristik urine, volume urin saat berkemih, bau dan warna.
Rasional :Memberikan informasi tentang fungsi ginjal, dan adanya komplikasi.
1. Tentukan pola berkemih normal dan perhatikan variasi
Rasional :Kalkulus dapat menyebabkan ekstibilitas yang menyebabkan sensasi kebutuhan

berkemih segera.
1. Dorong meningkatkan pemasukan cairan
Rasional :Peningkatan hidrasi membilas bakteri,darah dan debris dan dapat membantu

lewatnya batu.

1. periksa semua urine catat adanya keluaran batu dan kirim ke laboratorium untuk analisa Penemuan
batu
Rasional : memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi.
1. Observasi perubahan status mental,perilaku atau tingkat kesadaran.
Rasional : Akumulasi sisa uremik dank e tidak seimbangan elektrolit dapat menjadi toksik di SSP.
1. Awasi pemeriksaan laboratorium,contoh BUN, elektrolit, kreatinin Peninggian BUN,kreatinin dan
elektrolit
Rasional : mengidentifikasikan disfungsi ginjal.

Thank U For Attention


Good Luck everybody

Anda mungkin juga menyukai