Anda di halaman 1dari 26

UROLITHIASIS

Disusun oleh : Kelompok 14


1. Prastiwi Puspita S
2. Puji Astutik
DEFINISI

 Urolithiasis adalah suatu kondisi dimana dalam saluran


kemih individu terbentuk batu berupa kristal yang
mengendap dari urin (Mehmed & Ender, 2015).
 Urolithiasis merupakan kumpulan batu saluran kemih, namun
secara rinci ada beberapa penyebutannya. Berikut ini
adalah istilah penyakit batu berdasarkan letak batu, antara
lain: (Prabawa & Pranata, 2014).
1. Nefrolithiasis (batu pada ginjal)
2. Ureterolithiasis (batu pada ureter)
3. Vesikolithiasis (batu pada vesika urinaria atau batu buli)
GAMBARAN UROLITHIASIS
ANATOMI
ETIOLOGI

Penyebab terjadinya urolithiasis secara teoritis dapat terjadi atau


terbentuk diseluruh saluran kemih terutama pada tempat-
tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (statis urin)
antar lain yaitu sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya
kelainan bawaan pada pelvikalis (stenosis uretro-pelvis),
diventrikel, obstruksi intravesiko kronik, seperti Benign Prostate
Hyperplasia (BPH), struktur dan buli-buli neurogenik merupakan
keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya
pembentukan batu (Prabowo & Pranata, 2014).
Menurut Grace & Barley (2006)
Teori dalam pembentukan batu
saluran kemih adalah sebagai
berikut:

 Teori Nukleasi
 Teori Matriks Batu
 Teori Inhibisi yang Berkurang
LANJUTANNN...

Penyebab terbentuknya batu dapat digolongkan dalam 2 faktor


antara lain :
 Faktor endogen seperti hiperkalsemia, hiperkasiuria, pH urin yang
bersifat asam maupun basa dan kelebihan pemasukan cairan
dalam tubuh yang bertolak belakang dengan keseimbangan cairan
yang masuk dalam tubuh dapat merangsang pembentukan batu.
 sedangkan faktor eksogen seperti kurang minum atau kurang
mengkonsumsi air mengakibatkan terjadinya pengendapan kalsium
dalam pelvis renal akibat ketidakseimbangan cairan yang masuk,
tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyaknya pengeluaran
keringat, yang akan mempermudah pengurangan produksi urin dan
mempermudah terbentuknya batu, dan makanan yang
mengandung purin yang tinggi, kolesterol dan kalsium yang
berpengaruh pada terbentuknya batu (Boyce, 2010; Corwin, 2009;
Moe, 2006)
PATHWAY
VASKULARISASI GINJAL
Distensi Vesika Urinaria

Nyeri Demam

MANIFESTASI
KLINIS

Mual dan Muntah


Gangguan Miksi
Hematuria
Pemeriksaan Penunjang

Menurut Brunner & Suddart, 2015 dan Purnomo, 2012 diagnosis urolithiasis dapat
ditegakkan melalui beberapa pemeriksaan seperti:
1. Kimiawi darah dan pemeriksaan urin 24 jam untuk mengukur kadar kalsium,
asam urat, kreatinin, natrium, pH, dan volume total.
2. Analisi kimia dilakukan untuk menentukan komposisi batu
3. Kultur urin dilakukan untuk mengidentifikasi adanya bakteri dalam urin
(becteriuria)
4. Foto polos abdomen
5. Intra Vena Pileografi (IVP)
6. USG
Penatalaksaan

Tujuan dalam penatalaksanaan medis pada urolithiasis adalah untuk


menyingkirkan batu, menentukan jenis batu, mencegah penghancuran
nefron, mengontrol infeksi dan mengatasi obstruksi yang mungkin terjadi
(Brunner & Suddart, 2015; Rahardjo & Hamid, 2004).

Beberapa tindakan untuk mengatasi penyakit urolithiasis adalah dengan


melakukan :
1. observasi konservatif (batu ureter yang kecil dapat dapat melewati
saluran kemih tanpa intervensi)
2. agen disolusi (larutan atau bahan untuk memecahkan batu),
mengurangi obstruksi (DJ stent dan nefrostomi)
3. terapi non invasif Extracorporeal Shock Wave Lithoripsy (ESWL)
4. terapi invasif minimal: ureterorenosopy (URS)
5. Percutaneous Nephrolithotomy
6. Cystolithotripsi atau ystolothopalaxy
7. dan terapi bedah seperti nefrolithotomi, nefrektomi, pyelithotomi,
uretrolithotomi, sistolithotomi
(Brunner & Suddart, 2015; Gamal, et al. 2010; Rahardjo)
Komplikasi

1. Gagal ginjal
Batu mungkin dapat memenuhi seluruh pelvis renalis sehingga dapat
menyebabkan obstruksi total pada ginjal, pasien yang berada pada
tahap ini dapat mengalami retensi urin sehingga pada fase lanjut ini
dapat menyebabkan hidronefrosis dan akhirnya jika terus berlanjut maka
dapat menyebabkan gagal ginjal yang akan menunjukkan gejala-gejala
gagal ginjal seperti sesak, hipertensi dan anemia (Purnomo, 2012)

2. Infeksi ginjal
Stagnansi batu pada saluran kemih juga dapat menyebabkan infeksi ginjal
yang akan berlanjut menjadi urosepsis dan merupakan kedaruratan
urologi, keseimbangan asam basa, bahkan mempengaruhi beban kerja
jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh (Prabowo & Pranata,
2014).
ASKEP UROLITHIASIS
A. Pengkajian

1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan

2. Keluhan Utama
1. Nyeri yang luar biasa, akut/kronik.
2. Kolik yang menyebar ke paha dan genetelia.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Pernah menderita infeksi saluran kemih. sering mengkonsumsi susu
berkalsium tinggi, bekerja di lingkungan panas, penderita osteoporosis
dengan pemakaian pengobatan kalsium.

4. Riwayat Penyakit Sekarang


Nyeri, mual atau muntah, hematuria, diare, oliguria, demam, disururia
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Pernah menderita urolitiasis, riwayat ISK dalam keluarga, riwayat
hipertensi

Pemahaman pasien mengenai perawatan harus digali untuk


mengidentifikasi kesalahan konsepsi atau kesalahan informasi
yang dapat dikoreksi sejak awal.

6. Aktifitas/istirahat
- Gejala : Perkejaan mononton, perkerjaan dimana pasien
terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi. Keterbatasan
aktivitas/imobilisasi sehubungan dengan kondisi
sebelumnya(contoh penyakit tak sembuh, cedera medulla
spinalis).
7. Sirkulasi
- Tanda : peningkatan TD/nadi(nyeri, anseitas, gagal ginjal).
Kulit hangat dan kemerahan: pucat.

8. Eliminasi
- Gejala : Riwayat adanya/ ISK Kronis; obstruksi sebelumnya (kalkulus).
Penurunan haluaran urine, kandung kemih penuh. Rasa terbakar,
dorongan kemih.
- Tanda : oliguria, hematuria, piuria. Perubahan pola berkemih.

9. Makanan/cairan
- Gejala : muntah/mual ,nyeri tekan abdomen. Diet rendah purin,
kalsium oksalat, dan fosfat. Ketidakcukupan pemasukan cairan; tidak
minum air dengan cukup.
- Tanda : distensi abdominal,penurunan/tak adanya bising usus,
muntah.
10. Nyeri/ketidaknyamanan
- Gejala : episode akut nyeri berat/ kronik. Lokasi tergantung pada
lokasi batu, contoh pada panggul di region sudut kostovetebral dapat
menyebar ke seluruh punggung, abdomen, dan turun ke lipat
paha/genitalia. Nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di
pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri dapat digambarkan sebagai akut,
hebat tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain.
- Tanda : melindungi prilaku distraksi. Demam dan menggigil.

11. Penyuluhan/ pembelajaran


- Gejala : riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal,
hipertensi,gout, ISK Kronis. Riwayat penyakit usus halus, bedah
abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme. Penggunaan antibiotic,
antihipertensi, natrium bikarbonat,alupurinol,fosfat,tiazid, pemasukan
berlebihan kalsium dan vitamin.
B. Dignosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi / dorongan


kontraksi uretral.
2. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan situasi kandung kemih
oleh batu, iritasi ginjal atau uretral.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual / muntah.
4. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan adanya batu
pada saluran kemih (ginjal).
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan/
menginggat salah interpertasi informasi.
Diagnosa 1
Nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi uretral
Tujuan: - Melaporkan nyeri hilang/berkurang dengan spasme terkontrol
- Tampak rileks mampu tidur/istirahat dengan tepat.

Intervensi Rasional

 Catat lokasi, lamanya intensitas (0-10) dan penyebaran  Membantu mengevaluasi tempat abstruksi dan kemajuan
gerakan kalkulus
 Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan  Berikan kesempatan untuk pemberian analgesic sesuai
tentang perubahann kejadian / karakyeristik nyeri. waktu (membantu dalam meningkatkan koping pasien
dan dapat menurunkan ansietas).
 Berikan tindakan nyaman contoh pijatan punggung  Menaikkan relaksasi menurunkan tegangan otot dan
lingkungan istirahat. menaikkan koping
 Perhatikan keluhan/menetap nya nyeri abdomen.  Obstruksi lengkap ureter dapat menyebabkan perforasi
dan ekstravasasi urine ke dalam area perineal.
 Berikan banyak cairan bila tidak ada mual, lakukan dan  Cairan membantu membersihkan ginjal dan dapat
pertahankan terapi IV yang diprogramkan bila mual dan mengeluarkan batu kecil.
muntah terjadi.
 Dorong aktivitas sesuai toleransi, berikan analgesic dan  Gerakan dapat meningkatkan pasase dari beberapa batu

anti emetic sebelum bergerak bila mungkin. kecil dan mengurangi urine statis. Kenmyamanan
meningkatkan istirahat dan penyembuhan mual
disebabkan oleh peningkatan nyeri.
Diagnosa 2
Perubahan eliminasi urine berdasarkan slimuti kandung kemih oleh batu, iritasi
ginjal oleh ureteral
Tujuan: - Berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya
- Tidak mengalami tanda obstruksi
Intervensi Rasional

 Awasi pemasukan dan keluaran serta karakteristik  Memberikan informasi tentang fungsi ginjal, dan
urine adanya komplikasi contoh infeksi dan perdarahan
 Tentukan pola berkemih normal dan perhatikan  Kalkulus dapat menyebabkan ekstibilitas yang
variasi menyebabkan sensasi kebutuhan berkemih segera
 Dorong meningkatjkan pemasukan cairan  Peningkatan hidrasi membilas bakteri,darah dan
debris dan dapat membantu lewatnya batu.
 Periksa semua urine catat adanya keluaran batu dan  Penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe batu
kirim ke laboratorium untuk analisa dan mempengaruhi pilihan terapi.
 Observasi perubahan status mental,perilaku atau  Akumulasi sisa uremik dan ketidak seimbangan
tingkat kesadaran elektrolit dapat menjadi toksik di SSP.
 Awasi pemeriksaan laboratorium,contoh  Peninggian BUN,kreatinin dan elektrolit
BUN,elektrolit,kreatinin. mengidentifikasikan disfungsi ginjal.
Diagnosa 3
Kekurangan volume cairan berdasarkan mual / muntah
Tujuan : - Mempertahankan keseimbangan cairan
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik
Intervensi Rasional

 Awasi intake dan Output  Membandingkan keluaran actual dan yang


diantisifikasi membantu dalam evaluasi adanya /
derajat statis / kerusakan ginjal.
 Catat insiden muntah,diare perhatikan karakteristik  Mual / muntah, diare secara umum berdasarkan
dan frekuensi mual / muntah dan diare. baik kolik ginjal karena saraf ganglion seliaka pada
kedua ginjal dan lambung.
 Awasi Hb /Ht, elektrolit  Mengkaji hidrasi dan efektifian / kebutuhan
intervensi.
 Berikan cairan IV
 Mempertahankan volume sirkulasi / bila pemasukan
oral tidak cukup,/ menaik fungsi ginjal.

 Berikan diet tepat,cairan jernih,makanan lembut  Makanan mudah cerna menurunkan aktivitas GI /

sesuai toleransi. iritasi dan membantu mempertahankan cairan dan


keseimbangan nutrisi.
Diagnosa 4
Resiko tinggi terhadap cidera berdasarkan adanya batu pada saluran kemih (
ginjal ).
Tujuan: - Fungsi ginjal dalam batas normal
- Urine berwarna kuning / kuning jernih
- Tidak nyeri waktu berkemih.
Intervensi Rasional

 Pantau :  Untuk deteksi dini terhadap masalah.


- Urine berwarna,bau / tiap 8 jam
- Masukan dan haluaran tiap 8 jam
- PH urine
- TTV setiap 4 jam
- Saring semua urine,observasi terhadap kristal.
Simpan kristal untuk dilihat dokter kirim ke
laboratorium
 Untuk mendaptakan data- data keluarnya batu,
 Konsultasi dengan dokter bila pasien sering
perubahan diet yang didasari oleh komposisi batu
berkemih,jumlah urine sedikit dan terus
 Temuan-temuan ini menunjukkan perkembangan
menerus,perubahan urine.
obstruksi dan kebutuhan intervensi progresif.
 Berikan obat-obatan sesuai program untuk
 Dengan perubahan PH urine / peningkatan
mempertahankan PH urine tepat.
keasamaan / alkalinitas, factor solubilitas untuk batu
dapat di control.
Diagnosa 5
Tujuan :
- Menyatakan pemahaman proses penyakit.
- Menghubungkan gejala dan faktor penyebab.
- Melakukan perubahan prilaku yang perlu dan berpastrisipasi dalam
program pengobatan.
Intervensi Rasional

 Kaji ulang proses penyakit dan harapan di masa yang  Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat
datang. membuat pilihan berdasarkan informasi.
 Tekankan pentingnya peningkatan pemasukan cairan ,  Pembilasan sistem ginjal menurunkan kesempatan statis
contoh 3-4 liter per hari/ 6-8 liter/ hari. Dorong pasien ginjal atau pembentukan batu.
melaporkan mulut kering, diuresis (keringat berlebihan) dan
untuk peningkatan pemasukan cairan baik bila haus atau
tidak.
 Diet rendah purin, contoh membatasi daging berlemak,
 Menurunkan pemasukan oral terhadap prekusor asam urat.
kalkun, tumbuhan polong, gandum dan alkohol.
 Diet rendah kalsium, contoh membatasi ,susu,keju,sayur,  Menurunkan resiko pembentukan batu kalsium.
berdaun hijau, yogurt.
 Diet rendah oksalat, contoh membatasi makan coklat,  Menurunkan pembentukan batu oksalat.

minuman mengandung kafein, bit, bayam.


 Diet rendah kalsium/ fosfat dengan jeli karbonat aluminium  Mencegah kalkulus fosfat dengan membentuk presipitrat

30-40 ml, 30 menit/jam. yang larut dalam traktus GI, menguragi beban nefron ginjal.

 Diskusikan program obat-obatan, hindari obat yang dijual  Obat-obatan diberikan untuk mengasamkan mengakalikan

bebas dan membaca semua label produk/ kandungan urine, tergantung pada penyebab dasar pembentukan

dalam makanan batu.

 Mendengar dengan aktif tentang terapi / perubahan pola  Membantu pasien berkerja melalui perasaan dan

hidup. meningkatkan rasa kontrol apa yang terjadi.

 Tunjukan perawatan yang tepat terhadap insisi/ kateter bila  Meningkatkan kemampuan perawatan diri, dan

ada. kemandirian.

Anda mungkin juga menyukai