Anda di halaman 1dari 13

Kasus

Pasien Ny.S usia 61 tahun diantar keluarganya ke poliklinik rumah sakit umum
embung Fatimah tanggal 19 febuari 2016 jam 16.00 wib datang dengan keluhan rasa
mengganjal pada mata kiri sejak ± 2 bulan yang lalu. Pasien mengatakan sering
berkedip karena ada rasa mengganjal dan penglihatan menjadi terganggu dan
kabur,dan pasien terlihat menggosok – gosok mata dan tampak memerah. Awalnya
pasien mengatakan mata kiri tampak merah ,yang terlihat semakin hari mata pasien
tampak membengkak perlahan dan terasa nyeri serta mengganjal. Pada riwayat
sebelumnya pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami hal serupa
sebelumnya. Pasien tidak pernah mengalami sakit mata sebelumnya dan pasien tidak
memiliki riwayat penyakit dahulu. Riwayat keluarga pasien tidak ada yang memiliki
keluhan atau gejala serupa, keluhan sakit mata pada keluarga disangkal. Pasien
sempat berobat ke puskesmas karena hal tersebut mengganggu aktivitas, oleh dokter
puskesmas pasien diberi obat tetes mata untuk meringankan rasa nyerinya. Tetapi
setelah obat itu habis, pasien merasa nyeri tidak berkurang dan mata dirasa semakin
membengkak. Perasaan mengganjal pada mata juga tidak berkurang. Lalu pasien
dirujuk ke poli klinik rumah sakit embung Fatimah untuk mendapat terapi lanjut.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak kesakitan, kesadaran


compos mentis, tekanan darah 180/100 mmhg, nadi 84 x/menit, pernapasan 20
x/menit,suhu 36,9 °C. kepala bentuk normochepal, rambut hitam dan tidak mudah
dicabut,tidak mudah rontok ,bulu mata melipat kedalam, sclera tampak hiperemis,
telinga, hidung dan mulut dalam batas normal. Leher simetris, tidak ada pembesaran
KGB. toraks (paru) vesikuler kanan dan kiri. Bunyi jantung (BJ) I/II regular.
Abdomen dalam batas normal. Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal,
tidak ada edema. pemeriksaan status oftalmologis ditemukan visus mata kanan 6/15,
visus matakiri 6/30, palpebral superior entropion (+). Pada pemeriksaan penunjang
laboratorium darah lengkap dalam batas normal.
PROSES PEMECAHAN MASALAH

1. Bagaiman penyebab terjadinya Entropion ?


2. Apa saja tanda dan gejala Entropion ?
3. Bagaimana patofisiologi Entropion ?
4. Apa saja pemeriksaan diagnostic Entropion ?
5. Bagaimana komplikasi penyakit Entropion ?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis pada klien Entropion ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Entropion ?
8. Bagaimana pendidikan kesehatan pasien dengan Entropion ?

JAWAB :
1. Penyebab

Berikut ini merupakan klasifikasi dan penyebab entropion :

 Entropion involusional paling sering dan menurut definisi terjadi


akibat dari proses penuaan. Ganggguan ini mengenai kelopak bagian
bawah dan merupakan akibat gabungan kelumpuhan otot-otot retraktor
kelopak bawah, migrasi ke atas muskulus orbikularis preseptal, dan
melipatnya tepi tarsus atas.
 Entropion sikatriks dapat mengenai kelopak atas atau bawah dan
disebabkan oleh jaringan parut di konjungtiva atau tarsus. Gangguan
ini paling sering di temukan pada penyakit-penyakit radang kronik
seperti trakhoma. Dapat juga akibat spasme otot orbikularis okuli.
 Pada entropion kongenital, tepi tepi kelopak mata memutar ke arah
kornea, sementara pada epiblefaron kulit dan otot pratasalnya
menyebabkan bulu mata memutari tepi tarsus. (Vaughan, Daniel G,
Taylor Asbury dan Paul Riordan Eva. 2000)

2. Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala Entropion adalah :


 Perasaan bahwa ada sesuatu di mata
 Kemerahan dari bagian putih mata
 Iritasi mata atau rasa sakit
 Sensitivitas terhadap cahaya dan angin
 Kelopak mata defiasi ke dalam
 Pengurangan daya penglihatan
 Konjungtiva tampak meradang (konjungtiva bulbi merah)
 Abrasi kornea karena gesekan dari bulumata sehingga kornea keruh atau
mungkin terjadi ulkus kornea.

3. Patofisiologi
1. Entropion Involution
o Terjadi karena penuaan dan selalu mengenai kelopak mata
bawah.
o Disebabkan kelumpuhan otot reflaktor mata, migrasi ke atas
muskulus orbicularis preseptal, dan melipatnya tepi tarsus
keatas
2. Entropion Sikatrik
o Dapat mengenai kelopak mata bawah dan atas
o Disebabkan oleh jaringan paruh dikonjungtiva atau tarsus
o Sering ditemukan penyakit radang kronik seperti trachoma
3. Entropion Kongenital
o Bedakan dengan epiblefaron:
 Entropion : tepi kelopak mata memutar kearah kornea
 Epiblefaron : kulit dan otot pratarsal menyebabkan bulu
mata memutari tepi tarsus. Biasanya pada orang Asia
4. Pemeriksaan Diagnostik

Adapun pemeriksaan untuk Entropion adalah :


 Pemeriksaan mata rutin
 Pemeriksaan fisik

Dokter mungkin menarik pada kelopak mata klien selama ujian, atau meminta
klien untuk menutup mata dengan tegas, untuk menilai posisi kelopak mata klien
di mana, serta otot dan sesak. Jika entropion disebabkan oleh jaringan bekas luka
atau operasi sebelumnya, dokter akan memeriksa jaringan di sekitarnya juga.
Memahami bagaimana kondisi lainnya menyebabkan entropion adalah penting
dalam memilih perawatan yang benar atau teknik bedah.
5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat di sebabkan entropion adalah :
a. Konjungtivitis.
Peradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang transparan
pada mata dan garis pada kelopaknya. Entropion dapat menyebabkan
konjungtiva menjadi merah dan meradang, dan menimbulkan infeksi.

b. Keratitis
Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknay bulu mata dan tepi
kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut
akan terbentuk dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.

c. Ulkus kornea
Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya
disebabkan oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan.

6. Penatalaksanaan Medis

Perbaikan jangka pendek dapat digunakan jika klien tidak dapat mentoleransi
pembedahan atau klien harus menunda itu. Perawatan sementara yang efektif
mencakup:

a) Kulit tape atau epilasi silia. Kulit tape transparan khusus dapat diterapkan
pada kelopak mata klien agar kelopak mata tidak kembali mengarah ke dalam.
Tempatkan salah satu ujung pita rendah dekat bulu mata klien, lalu tarik ke
bawah dengan lembut dan pasang ujung pita ke pipi bagian atas klien
tegangannya mengarah ke temporal dan inferior.

b) Jahitan yang memutar luar kelopak mata. Prosedur ini dapat dilakukan
seorang dokter dengan anestesi lokal. Setelah mata mati rasa, dokter
menempatkan 2-3 jahitan di lokasi tertentu sepanjang kelopak mata
terpengaruh. Jahitan putar luar kelopak mata, dan jaringan parut sehingga
tetap dalam posisi bahkan setelah jahitan dihapus. Ada kemungkinan tinggi
pada kelopak mata klien akan otomatis kembali ke dalam, dalam waktu
beberapa bulan jahitan, bagaimanapun, jadi bukanlah solusi jangka panjang.

c) OnabotulinumtoxinA (Botox). Sejumlah kecil onabotulinumtoxinA


disuntikkan di kelopak mata bawah bisa berubah keluar kelopak mata. Klien
akan mendapatkan serangkaian suntikan dan efek akan bertahan sampai enam
bulan. Perawatan ini dapat membantu jika klien memiliki entropion kejang
sementara segera setelah operasi mata yang lain, karena entropion akan
menyelesaikan sendiri sebelum efek toksin botulinum habis.

Untuk meringankan gejala entropion sampai klien menjalani operasi, klien


dapat mencoba:

a) pelumas Eye dan buatan. air mata salep membantu melindungi kornea
mata Anda dan tetap dilumasi. Cobalah menerapkan salep mata sebelum
tidur, dan kemudian memakai perisai mata semalam untuk menyegel
kelembaban.
b) Kulit tape. Gunakan tape kulit di bawah mata Anda untuk menarik
kelopak mata Anda turun dan menghidupkan sementara rendah tutupnya
Anda keluar.

2. Operasi

a. Metode Hotz
Prinsip operasi dengan metode Hotz adalah mengambil kulit dan muskulus
orbicularis di bawah kelopak mata yang inversi.

b. Metode Wheeler
Prinsip operasi metode Wheeler adalah membuat pendek M-Orbicularis
dengan cara memotong dan menyambungnya kembali dengan posisi
tumpang tindih dan memindahkan letak muskulus sedikit ke ventral dari
aslinya.

7. ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal masuk RS : 19 febuari 2016 Jam 16.00
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
rasa mengganjal pada mata kiri sejak ± 2 bulan yang lalu. sering
berkedip karena ada rasa mengganjal
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poliklinik pada tanggal 19 febuari 2016 jam 16.00
WIB dengan diantar keluarganya, pasien mengatakan keluhan rasa
mengganjal pada mata kiri sejak ± 2 bulan yang lalu. Pasien
mengatakan sering berkedip karena ada rasa mengganjal, dan
penglihatan menjadi terganggu dan kabur dan pasien tampak
menggosok – gosok matanya dan terlihat memerah. Awalnya pasien
mengatakan mata kiri tampak merah ,yang terlihat semakin hari mata
pasien tampak membengkak perlahan dan terasa nyeri serta mengganjal
Pasien sempat berobat ke puskesmas karena hal tersebut mengganggu
aktivitas, oleh dokter puskesmas pasien diberi obat tetes mata untuk
meringankan rasa nyerinya. Tetapi setelah obat itu habis, pasien merasa
nyeri tidak berkurang dan mata dirasa semakin membengkak. Perasaan
mengganjal pada mata juga tidak berkurang.pasien cemas penyakitnya
bertambah parah Lalu pasien dirujuk ke poliklinik rumah sakit embung
Fatimah untuk mendapat terapi lanjut.
c. Riwayat penyakit dahulu
pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami hal serupa
sebelumnya. Pasien tidak pernah mengalami sakit mata sebelumnya
dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu.
d. Riwayat penyakit keluarga
keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan atau gejala serupa,
keluhan sakit mata pada keluarga disangkal.

B. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : tampak kesakitan
b. Kesadaran : composmetis
c. Tanda-tanda vital : - TD : 180/100 mmhg
-N : 84 x/menit
-S : 36,9 C
-R : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala : normochepal
b. Rambut : hitam,tidak mudah tercabut dan tidak mudah rontok
c. Mata : bulu mata melipat kedalam, sclera tampak hiperemis status
oftalmologis ditemukan visus mata kanan 6/15, visus matakiri 6/30,
palpebral superior entropion (+).
d. Hidung : normal
e. Telinga : normal
f. Mulut dan gigi : normal
g. Leher : simetris tidak ada pembesaran KGB
h. Torak : vesikuler kanan dan kiri.
i. Bronchovaskuler : Bunyi jantung (BJ) I/II regular
j. abdomen :normal
k. Ekstremitas :superior dan inferior dalam batas normal,
tidak ada edema.
C. Pemeriksaan penunjang : laboratorium darah lengkap dalam batas normal.

D. WOC

Penuaan, kelumpuhan otot, refraktor kelopak mata, cidera(jaringan parut)

Gangguan kelopak mata

Entropion

Kerusakan konjungtiva

Iritasi tindakan medis

Cemas,takut
Nyeri atau infeksi
Ansietas

Nyeri b.d iritasi atau infeksi


2. Analisa Data

NO Data Fokus Etiologi Masalah Kep

1. DS : pasien mengatakan Iritasi atau Nyeri


keluhan rasa mengganjal pada infeksi pada mata
mata kiri sejak ± 2 bulan yang
lalu. Pasien mengatakan sering
berkedip karena ada rasa
mengganjal Awalnya pasien
mengatakan mata kiri tampak
merah ,yang terlihat semakin
hari mata pasien tampak
membengkak perlahan dan
terasa nyeri serta mengganjal

DO : pasien tampak
menggosok-gosok matanya dan
tampak memerah,

Pemeriksaan fisik: bulu mata


melipat kedalam, sclera tampak
hiperemis status oftalmologis
ditemukan visus mata kanan
6/15, visus matakiri 6/30,
palpebral superior entropion
(+).
2. DS : pasien mengatakan cemas Ansietas
dengan penyakitnya akan
Perubahan status
bertambah parah
kesehatan
DO : klien tampak dipapah
ketika berjalan

Diagnosa Keperawatan :

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi atau infeksi pada mata


2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Diagnosa Keperawatan,Tujuan dan Kriteria Hasil,Intervensi dan Rasional

Dx.keperawatan Tujuan dan KH Intervensi Rasional


Nyeri Kriteria hasil : a. Anjurkan a. kompres air
berhubungan Nyeri klien untuk hangat dapat
dengan iritasi berkurang, mengompres mengurangi rasa
atau infeksi pada pasien merasa mata dengan nyeri.
mata nyaman air hangat
b. Anjurkan b. menggosok
pasien untuk mata yang sakit
tidak akan
menggosok – memperparah
gosok mata nyeri.
yang sakit
terutama
dengan tangan
c. Anjurkan c. mencegah
pasien iritasi pada mata
menggunakan
kacamata
pelindung jika
bepergian d. pemberian
d. Kolaborasi analgesik akan
dengan tim mengurangi rasa
medis untuk nyeri.
pemberian
analgetik
Ansietas Tujuan : Setelah 1. Kaji tingkat 1. Faktor ini
berhubungan dilakukan ansietas, derajat mempengaruhi
dengan perubahan tindakan pengalaman nyeri persepsi
status kesehatan keperawatan atau timbulnya pasien
klien tidak gejala tiba-tiba terhadap
mengalami dan pengetahuan ancaman diri,
kecemasan, kondisi saat ini. pontesial
merasa tenang 2. Berikan informasi siklus ansietas,
dan aman. yang akurat dan dan dapat
jujur. mempengaruhi
Kriteria Hasil : 3. Dorong pasien upaya medik.
klien untuk mengakui 2. Menurunkan
melaporkan masalah dan ansietas
ansietas mengekspresikan sehubungan
menurun sampai perasaan. dengan
tingkat dapat 4. Identifikasi ketidaktahuan
diatasi, klien sumber atau orang atau harapan
menunjukan yang menolong. yang akan
keterampilan datang dan
pemecahan memberikan
masalah. dasar fakta
untuk
membuat
pilihan
informasi
tentang
pengobatan.

3. Memberikan
kesempatan
untuk pasien
untuk
menerima
situasi nyata
mengklarifikas
i salah
konsepsi dan
pemecahan
masalah.
4. Memberikan
keyakinan
bahwa pasien
tidak sendiri
dalam
menghadapi
masalah.
8.Pendidikan kesehatan pasien dengan Entropion

jawab :

1. Makanlah makanan yang bergizi lengkap hal ini akan baik untuk kesehatan
mata juga, pada umumnya makanan yang baik untuk mata ialah yang banyak
mengandung vitamin A dan karoten yang tinggi seperti pepaya, wortel,
mangga, buah merah
2. Istirahat dan tidur yang cukup sehingga mata cukup istirahat.
3. Menjaga mata dengan menggunakan alat pelindung seperti kaca mata
4.
5. untuk mencegah/mengurangi infeksi
6. Jangan menggosok-gosok mata
7. Konsultasikan ke dokter apabila mata semakin parah

Anda mungkin juga menyukai