Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk kesejahteraan


manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang
sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya.Salah satu yang mengatur
hubungan antara perawat pasien adalah etika.Istilah etika dan moral sering digunakan
secara bergantian.Sehingga perawat perlu mengetahui dan memahami tentang etik itu
sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan kode etik.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah selalu
bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan
konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam
praktik profesional.Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial
dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik.Standart
perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi keperawatan
internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi.Perawat harus mampu
menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan
keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat.Perawat
memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai
advokat klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan
dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap
keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan (Ismaini, 2001)
Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan didalamnya
tidak lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai alternative jawaban
yang belum tentu jawaban-jawaban tersebut bersifat memuaskan semua pihak. Hal
itulah yang sering dikatakan sebagai sebuah dilema etik. Dalam dunia keperawatan
sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema etik sehingga seorang perawat harus
benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik serta cara penyelesaian dilema etik
supaya didapatkan keputusan yang terbaik. Oleh karena itu penulis menyusun suatu
makalah tentang etik dan dilema etik supaya bisa dipahami oleh para mahasiswa yang
nantinya akan berguna ketika bekerja di klinik atau institusi yang lain.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan nilai-nilai etik dalam keperawatan?
2. Apa saja fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu dipahami oleh
perawat?
3. Apa pengertian dari norma, akademik , dan norma akademik?
4. Apa saja yang termasuk dalam norma akademik?
5. Apa bidang saja yang harus di kembangkan dalam diri?
6. Faktor apa saja yang dapat menghambat pengembangan kepribadian?

C. Tujuan penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah etika keperawatan dan hukum kesehatan.
2. Mengetahui dan memahami definisi nilai etik
3. Mengetahui dan memahami tipe – tipe etika
4. Mengetahui dan memahami teori etik
5. Mengetahui dan memahami norma akademik
6. Mengetahui dan memahami apa saja yang termasuk dalam norma akademik
7. Mengetahui dan memahami definisi pengembangan kepribadian
8. Mengetahui dan memahami tujuan,manfaat, bidan dan sifat yang harus di
kembangkan serta faktor yang menghambat pengembangan diri

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-Nilai Etik

Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan


terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/perilaku
seseorang. Etik berasal dari bahasa Yunani,ethos,berarti budaya atau karakter.
Jadi nilai etik adalah suatu keyakinan yang mengarah kepada
budaya,sikap,perilaku, serta karakter dalam masyarakat. Sistem nilai dalam
suatu organisasi adalah rentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering
diartikan sebagai perilaku personal. Nilai sering berasal dari latar belakang
budaya,suku bangsa,dan agama seseorang; tradisi sosial; dan nilai yang di
pegang oleh kelompok sebaya dan keluarga. Nilai membentuk dasar perilaku.
Saat seseorang menyadari nilai yang di milikinya, nilai tersebut menjadi suatu
kontrol internal terhadap perilaku; dengan demikian, nilai seseorang yang
sesungguhnya di manifestasikan dalam pola perilaku yang konsisten. Perawat
mendapatkan nilai profesional selama sosialisasi dengan keperawatan dari
kode etik, pengalaman keperawatan,pengajar, dan teman sebaya. Watson
membuat garis besar 4 nilai penting keperawatan (1981,20-21):

1. Komitmen yang kuat terhadap layanan. Keperawatan adalah layanan


yang membantu dan humanis. Karena keperawatan bertanggung jawab
mengkaji dan meningkatkan kesehatan, mereka harus menghargai aspek
caring keperawatan serta kontribusi mereka terhadap kesehatan dan
kesejahteraan orang.
2. Percaya akan martabat dan makna setiap orang. Nilai ini berarti
bahwa perawat bertindak demi kepentingan klien tanpa memandang
bangsa,ras,keyakinan,warna kulit,usia,jenis kelamin,politik,kelas sosial, atau
status kesehatan.
3. Komitmen terhadap pendidikan. Nilai ini mencerminkan nilai sosial
mengenai belajar sepanjang hidup. Dalam keperawatan,pendidikan yang
berkelanjutan di perlukan untuk mempertahankan dan memperluas tingkat
kompetensi perawat dan meningkatkan ilmu pengetahuan profesional.

3
4. Otonomi. Perawat perlu menjadi asetif dalam meningkatkan asuhan
keperawatan dan mengembangkan kemampuan untuk mengemban fungsi
mandiri. Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku
benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan
perilaku. Etik berasal dari bahasa Yunani,ethos,berarti budaya atau karakter.
Pertama,etik mengacu pada metode penyelidikan yang membantu orang
memahami moralitas perilaku manusia; yaitu, etik adalah studi moralitas.
Kedua,etik mengacu pada praktik, keyakinan,dan standar perilaku kelompok
tertentu(mis,etik dokter,etik perawat). Bioetik adalah etik yang di aplikasikan
dalam kehidupan ( yaitu, pengambilan keputusan menyangkut hidup dan mati).
Perawat juga perlu memiliki prinsip moral dan keterampilan penalaran untuk
menjelaskan posisi mereka. Jika tidak, mereka bisa memberikan respons
emosional, yang sering tidak membantu. Nilai-nilai etik keperawatan
merupakan perilaku yang mengarah pada sikap benar atau salah, serta menjadi
pedoman untuk menjalankan suatu tugas untuk melayani pasien. Dalam semua
situasi, perawat secara etik memiliki kewajiban untuk mempertahankan sikap
tidak menghakimi, jujur, dan melindungi hak privasi dan kerahasiaan klien.
Untuk meningkatkan pengambilan keputusan etik mereka, perawat dapat
berusaha memilik pemahaman yang lebih baik mengenai nilai mereka dan
profesional perawatan kesehatan lain; berpartisipasi dalam komite etik,
kelompok etik keperawatan, dan ronde pendidikan; dan membantu
menetapkan etik yang berlandaskan penelitian. Komite etik adalah badan
mutidisiplin yang meninjau kasus, membuat panduan dan kebijakan tertulis,
serta memberikan pendidikan dan konseling.

4
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing”
melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai
esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini
mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu:

1. Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian,


seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas,
imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.

2. Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan


kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen,
arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.

3. Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk


penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi

4. Freedom (Kebebasan): Memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan


termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan
diri sendiri.

5. Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan


yang lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya
kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap
kepercayaan.

6. Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal


termasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta
kewajaran.

7. Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas,


kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.

5
 Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu dipahami oleh
perawat.

Pilihan: (1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap
individu
(2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan
yang diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya
perlakuan yang diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin
diperlakukan.
(3) Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan
konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat.
Penghargaan: (1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa
senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasien
atau klien serta sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas
keterampilan hubungan interpersonal yang dilakukan
(2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak
bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.
Tindakan: (1) Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari
(2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam
kehidupan pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas
tindakan yang dilakukan.
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai
moral yang dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya.
Bila dibicarakan dengan sejawat atau pasien dan ternyata tidak sejalan,
maka seseorang merasa terjadi sesuatu yang kontradiktif dengan prinsip-
prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan terhadap martabat manusia yang
tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa nyaman.
Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita
perlu meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara
khusus dalam kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini
merupakan nilai-nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-
hari dan dalam masyarakat luas.

6
 TEORI ETIK

Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan
suatu tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau
perspektif yang berlainan. Beberapa teori etik adalah sebagai berikut :
1. Utilitarisme
Sesuai dengan namanya Utilitarisme berasal dari kata utility dengan bahasa
latinnya utilis yang artinya “bermanfaat”. Teori ini menekankan pada
perbuatan yang menghasilkan manfaat, tentu bukan sembarang manfaat
tetapi manfaat yang banyak memberikan kebahagiaan kepada banyak
orang.Teori ini sebelum melakukan perbuatan harus sudah memikirkan
konsekuensinya terlebih dahulu.
2. Deontologi
Deontology berasal dari kata deon dari bahasa yunani yang artinya
kewajiban.Teori ini menekankan pada pelaksanaan kewajiban. Suatu
perbuatan akan baik jika didasari atas pelaksanaan kewajiban, jadi selama
melakukan kewajiban sudah melakukan kebaikan. Teori ini tidak terpatok
pada konsekuensi perbuatan dengan kata lain teori ini melaksanakan terlebih
dahulu tanpa memikirkan akibatnya.

B. Norma Akademik

Norma adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia


dalam kehidupan bermasyarakat.Akademik adalah pendidikan tinggi yang di
arahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni tertentu. Sedangkan Norma akademik adalah
ketentuan-ketentuan serta peraturan yang harus di taati oleh seluruh individu
yang berada dalam lingkup tempat menuntut ilmu berkaitan dengan aktivitas
akademik.

7
1. Menghargai dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian
2. Menegakkan kebenaran ilmiah
3. Menegakkan kejujuran intelektual
4. Belajar tekun
5. Berdisiplin,bekerja keras, dan bersemangat
6. Melaksanakan peraturan akademik kampus
7. Mematuhi semua peraturan tata tertib yang berlaku
8. Tidak menganggu dan menghambat penyelenggaraan akademik
9. Tidak menganggu dan menghambat pejabat,dosen,pegawai administrasi dan
mahasiswa lain dalam melaksanakan tugas dan aktifitas akademik.
10. Tidak melakukan pemaksaan (tanpa izin, dengan ancaman, atau tindak
kekerasan dan sebagainya) untuk menggunakan fasilitas pendidikan dan fasilitas
umum.
11. Bersikap berdasarkan 7 budaya akademik
12. Menerapkan 5s (salam,senyum,sapa,sopan,santun)
13. Tidak merusak dan mencuri fasilitas pendidikan dan fasilitas umum
14. tidak membawa, mengonsumsi, mengedarkan dan memperdagangkan obat-
obatan terlarang, narkoba dan minuman keras.

 Norma Tenaga Akademik

1. Sebagai ilmuwan:
a. Mengikuti perkembangan dan meningkatkan ilmu pengetahuan
b.Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan masyarakat,mengabdikan
ilmu pengetahuan dan kewirausahaan untuk kepentinganmasyarakat
c. Mengembangkan ilmu pengetahuan dengan penuh integritas dan kejujuran
d. Bertindak secara rasional, obyektif, terbuka, jujur dan bijaksana
2. Sebagai pendidik dan pengajar:
a.Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian
danpengabdian kepada masyarakat

8
b.Memberi teladan, membangun kreativitas dan memberikan dorongan yangpositif
kepada mahasiswa
c. Menyampaikan ilmu pengetahuan dengan penuh tanggung jawab
d. Menjaga kehormatan diri dengan tidak melanggar norma, nilai dan etiket yang
berlaku dalam menjalankan tugasnya sebagai dosen
Sanksi
a. Pimpinan Program Studi dapat memberikan sanksi terhadap pelanggaran Norma
bagi Dosen yang berupa tahapan berikut:
a. Teguran lisan sebanyak-banyaknya dua kali
b. Peringatan tertulis berupa surat peringatan sebanyak-banyaknya satu kali
c. Mengusulkan sanksi kepada pihak Akademi untuk diberikan tindakan
selanjutnya
b. Kepada dosen yang dikenai sanksi diberi kesempatan untuk membela diri dalam
sidang Akademi

KODE ETIK TENAGA PENUNJANG AKADEMIK


Kepribadian Tenaga Penunjang Akademik
a.Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menjaga tingkat
ilmupengetahuannya seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
b.Membantu dan memperlancar pengembangan ilmu pengetahuan dengan
penuhintegritas dan kejujuran
c. Bertindak secara rasional, obyektif, terbuka dan jujur
d.Menjaga kehormatan diri dengan tidak melanggar nilai dan norma yang
berlakudalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga penunjang akademik.
Penegakan Norma Tenaga Penunjang Akademik
a. Setiap Tenaga Penunjang Akademik berkewajiban mematuhi Norma Tenaga
Penunjang Akademik
b. Tim Pembinaan Aparatur Fakultas berwenang melakukan
klarifikasi,memberikan sanksi terhadap pelanggaran Norma.

9
KODE ETIK MAHASISWA
Kepribadian Mahasiswa
Sebagai Mahasiswa:
a. Mendapatkan pelayanan akademik yang memadai;
b. Menggunakan fasilitas yang tersedia secara bertanggung jawab;
c. Aktif dalam kegiatan kemahasiswaan;
d. Menyampaikan pendapat secara santun dan bertanggungjawab, dan menghormati hak-
hak orang lain
e. Menjunjung tinggi tata susila dengan penuh tanggung jawab
f. Menjunjung tinggi etos ilmu pengetahuan yaitu terbuka, universal, objektif,kritis,
bermanfaat untuk kepentingan masyarakat
g. Mengikuti kegiatan perkuliahan secara bertanggung jawab
Hubungan Mahasiswa dengan Dosen:
a. Setiap mahasiswa wajib menghormati dosen baik di dalam maupun di luarperkuliahan
b. Datang tepat waktu pada saat kuliah dan kegiatan akademik lainnya;
c. Menghindarkan diri dari perbuatan dan hal-hal yang dapat merugikan derajat
danmartabat dosen sebagai pengajar;
d. Memberikan masukan dan kritik kepada dosen dalam proses belajar mengajarsecara
santun.
e. Setiap mahasiswa senantiasa dan wajib melaksanakan tugas yang diberikandosen dalam
rangka memperlancar penyelesaian studinya secara arif, jujur, danbertanggungjawab.
Hubungan Mahasiswa dengan Karyawan
Setiap mahasiswa wajib menghormati karyawan dalam hal:
a. Meminta pelayanan dengan sopan santun;
b. Bersikap sabar saat menunggu layanan.
Hubungan Mahasiswa dengan Mahasiswa
a. Saling menghormati dan menghargai hak dan kewajiban sesama
b. Saling memotivasi demi kemajuan dan prestasi studi
Penegakan Kode Etik Mahasiswa:
a. Setiap mahasiswa wajib mengindahkan dan melaksanakan Kode Etik Mahasiswa
b. Pelanggaran terhadap Kode Etik Mahasiswa ini dapat dikenakan sanksi akadem

10
C. Pengembangan kepribadian
Arti dari pengembangan kepribadian adalah seseorang yang mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan-kemampuan yang sudah ada dalam diri
mereka melalui kegiatan-kegiatan yang positif. Kemajuan teknologi informasi,
sarana komunikasi, dan transportasi dalam era globalisasi saat ini memberikan
pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pergaulan serta
pengembangan kepribadian manusia. Kondisi tersebut memaksa seseorang untuk
mempertahankan keberadaannya, harus memiliki jati diri dan berkepribadian sesuai
dengan etiket dan etika yang baik serta selalu memperbaiki kualitas dan kemampuan
diri. Pengembangan kepribadian memberikan peran yang sangat besar dalam
meningkatkan kualitas diri pribadi, kualitas hubungan dengan orang lain, sehingga
mampu berhubungan dengan lingkungan, semangat untuk menaikkan kapasitas dan
kualitas kepribadian setiap harinya. Hal ini akan mendorong seseorang untuk
mengembangkan kepribadiannya ke arah yang lebih baik.

 Manfaat pengembangan kepribadian


Pengembangan kepribadian memberikan manfaat secara langsung maupun tidak
langsung terhadap perbaikan kehidupan manusia setiap hari. Setiap orang berusaha
untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal, baik bekerja maupun membantu dan
melayani orang secara baik. Manfaat bagi tenaga kesehatan yang secara langsung
bertemu dengan pasien yaitu akan memberikan mutu pelayanan yang baik setiap
hari kepada semua pasien.

 Tujuan pengembangan kepribadian


Dengan mengetahui pengembangan kepribadian, setiap orang akan lebih memahami
dirinya secara utuh sehingga mampu mengambil sikap dalam kehidupan di
lingkungan keluarga,tempat kerja, maupun di masyarakat. Pengembangan
kepribadian bertujuan memperbaiki kualitas kepribadian secara langsung maupun
tidak langsung melalui kegiatan yang berpola pikir positif, sehingga setiap orang
akan mencapai derajat kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

11
 Bidang yang perlu kita kembangkan dalam diri yaitu:

1) Integritas diri
Integritas diri adalah sikap yang melekat pada diri kita yang membuat kita mampu
tampil dan bekerja secara utuh, tak terpecah antara lahir dan batin, antara kata-kata
dan perbuatan, antara prinsip dan tindakan, antara cita-cita dan kenyataan. Integritas
kita capai dengan mengambil prinsip-prinsip hidup yang benar, kita yakini dan kita
resapkan ke dalam diri, lalu kita usahankan untuk dipraktekan sebagai pegangan
hidup secara konsekuen.

2) Kedisiplinan
Disiplin adalah sikap menundukan diri pada prinsip-prinsip hidup yang
diyakini dan dipegang. Untuk mencapai disiplin diri, kita menjalani 3 hidup
dengann berkiblat pada prinsip-prinsip hidup yang benar dan pada selera, rsa atau
perasaan, minat sesat, keinginan mendadak, atau cita-cita kabur, dan bukakn pula
pada faktor-faktor yang ada diluar diri kita, seperti menyenangkan orang,
mendapatkan nama baik dan pujian, diberi kepercayaan dan jabantan, dan
sebagianya. Jika kita berpegang pada prinsip, kita mendapatkan patokan dan
tuntunan hidup untuk mewujudkan bisi, mewujudkan misi, dan melaksanakan peran
kita. Sebaliknya, jika kita tidak berpegantg pada prinsi[, kita mudah terombang-
ambing dan akhirnya kehilangan visi dan misi, serta lupa akan peran kita.

3) Kegigihan dan kebijaksanaan


Gigih berarti mau terus bekerja meski pekerjaan yang kita lakukan berat dan
menekan. Dengan sikap gigih, pribadi kita ditempa, tekad kita diperkuat, dan
motivasi kita di perkokoh. Bijaksanan berrti berani mengambil resiko, tetapi sudah
mempertimbangkan masak-masak segala konsenkuensi negatif dan positifnya.
Dengan kebijaksanaan, kita berani mengambil inisiatif, berani memulai sesuau yang
baru, berani merintis yang belum ada dengan menyadari dan mengetahui resikonya,
serta siap menanggung konsekuensi-konsekuensinya.

12
4) Etika kerja
Etika kerja adalah pemikiran yang mendalam-mulai dari sebab sampai alasan yang
terakhir-mengenai lingkup, seluk-beluk, makna, tujuan, manfaat, cara melaksanakan,
dan dampak kerja bagi pribadi manusi, masyarakat, dan dunia. Etika kerja
membantu kita memendang pekerjaan bukan melulu sebagai sumber nafkah,
melainkan sebagai pangagilan hidup, sarana untuk mengembangkan dirk, dan
medan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan pekerjaan yang kita
emban, kita mau mengisi hidup secara berarti, mengembangkan kemampuan dan
kecakapan kita, dan membangun hubungan dengan orang lain untuk bersama-sama
membangun masyarakat dan dunia.

 Sifat yang harus dikembangkan dalam kepribadian seseorang:

1. Berminat dan mampu mengembangkan dan dikembangkan

kita berminat dan mampu berkembang dan dikembangkan jika kita berminat untuk
mengembangkan diri serta mempunyai kemampuan untuk dikembangkan. Dengan
minat untuk berkembang, kita akan mudah menerima masukan-masukan dan
pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk pengembangan diri dan kerja kita.
Dengan kemampuan untuk dikembangkan, kita mempunyai modal untuk
dikembangkan. Jika mempunyai minat dan kemampuan untuk berkembang dan
dikembangakan, melalui sistem dan metode pengembangan diri yang bagus dan
sesuai, kita mempunyai kemungkinan besar untuk berhasi l berkembang dan
dikembangkan.

2. Murah hati

Murah hari (generous) merupakan sikap untuk tidan setengahsetengah dalam hidup
dan bekerja. Sebagai pekerja, dengan kemurahan hati, kita bersedia mengerjakan
apa saja yang diserahkan kepada kita untuk mencapai tujuan lembaga, juga jika
pekerjaan itu tidak termasuk ke dalam tugas kita. Kesediaan ini menjadi petunjuk
bahwa kita memiliki kebesaran hati dan mau menerima tugas dengan tanggung
jawab yang lebih besar. Dengan demikian, berarti juga bersedia menerima pelatihan
dan pendidikan yang diperlukan untuk mengemban tugas yang lebih berat.

13
3. Bertanggung jawab dalam bekerja

Bertanggung jawab mempunyai dua sisi, yaitu responsibilitas dan akuntabilitas.


Dari sisi responsibilitas, bertanggung jawab berarti mau menerima tugas dan
mengerjakan tugas itu dengan sepenuh hati, pikiran, dan tenaga ssampai tuntas
dan siap menerima segala konsekuensinya. Dari sisi akuntabilitas, bertanggung
jawab berarti siap memberi pertanggungjawaban dan siap diminta pertanggungan
atas tugas yang sudah kita laksanakan. Ketika kita gagal atau tidak berhasil
dalam melaksanakan tugas, kita tidak memberi dalih, melemparkan tanggung
jawab kepada orang lain, atau mencari kambing hitam. Bertanggung jawab
berarti kitalah yang telah melaksanakan tugas itu dan kita juga yang menanggung
segala akibat dari hasil pelakasanaan tugas itu, baik positif maupun negatif.
Dengan bertanggung jawab, kita berusahan menjadi pekerja yang mandiri dan
tetap bekerja baik walaupun tidak diawasi. Selain itu, kita loyal terhadap lembaga
dan berdeidikasi untuk membantu lembaga mencapai tujuannya.

Konsep Sharpening our concept and tools (SHOOT) yang dikembangkan oleh
lembaga manejemen terapan trustco berikut ini dapat kita jadikan sebagai contoh
daftar aktifitas pengembangan diri yaitu:
 Memperluas pengetahuan mengenai fakta situasional. Jangan bersikap tak acuh
kepada lingkungan sekitar.
 Menjalin hubungan dengan orang lain.
 Mengelola waktu secara efektif.
 Menjaga keaktualan pengetahuan agar tidak tertinggal dan relavan. Jangan malas
untuk mencari pengetahuan yang baru.
 Berlatih untuk mengumpulkan fakta dan membuat asumsi.
 Membuat jurnal pribadi dengan menggunakan catatan harian agar jadwal kita
menjadi teratur.

14
 Faktor-faktor yang menghambat pengembangan kepribadian:
1. Faktor yang berasal dari lingkungan
Sistem yang dianut, kadang-kadang sistem yang berlaku dalam lingkungan kita,
apakah dalam pekerjaan, pendidikan atau lingkungan sosial di mana kita berada,
tanpa di sadari menghambat pengembangan diri kita, misalnya diberlakukannya
sistem senioritas dalam jenjang jabatan di mana kita bekerja. Tanggapan atau
sikap/kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan, kadang- kdang tradisi atau
kebiasaan yang berlaku menghambat perwujudan dari perkembangan diri seseorang.
2. Faktor yang berasal dari diri sendiri
Tujuan hidup yang belum tergambar dengan jelas. Takut untuk menerima kenyataan
bahwa dia memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.
3. Faktor usia
Orang yang sudah tua dalam usia tidak melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan
dapat dicapainya. Mereka cenderung memandang bahwa usia muda lebih hebat
karena produktif.

15
BAB III

PEMBAHASAN

Nilai-nilai etik keperawatan merupakan perilaku yang mengarah pada sikap benar atau
salah, serta menjadi pedoman untuk menjalankan suatu tugas untuk melayani pasien.
Dalam semua situasi, perawat secara etik memiliki kewajiban untuk mempertahankan sikap
tidak menghakimi, jujur, dan melindungi hak privasi dan kerahasiaan klien. Untuk
meningkatkan pengambilan keputusan etik mereka, perawat dapat berusaha memilik
pemahaman yang lebih baik mengenai nilai mereka dan profesional perawatan kesehatan
lain; berpartisipasi dalam komite etik, kelompok etik keperawatan, dan ronde pendidikan;
dan membantu menetapkan etik yang berlandaskan penelitian. Komite etik adalah badan
mutidisiplin yang meninjau kasus, membuat panduan dan kebijakan tertulis, serta
memberikan pendidikan dan konseling.

 Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu dipahami oleh
perawat.

Pilihan:(1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap


individu
(2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang
diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan
yang diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan.
(3) Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan
konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat.
Penghargaan: (1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa
senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasien atau
klien serta sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan
hubungan interpersonal yang dilakukan;
(2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak
bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.
Tindakan: (1) Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari
(2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam
kehidupan pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan
yang dilakukan.

16
Norma adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam
kehidupan bermasyarakat.Akademik adalah pendidikan tinggi yang di arahkan
terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni tertentu. Sedangkan Norma akademik adalah ketentuan-ketentuan serta
peraturan yang harus di taati oleh seluruh individu yang berada dalam lingkup
tempat menuntut ilmu berkaitan dengan aktivitas akademik.
Hal-hal yang termasuk dalam norma akademik yaitu:
1. Menghargai dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian
2. Menegakkan kebenaran ilmiah
3. Menegakkan kejujuran intelektual
4. Belajar tekun
5. Berdisiplin,bekerja keras, dan bersemangat
6. Melaksanakan peraturan akademik kampus
7. Mematuhi semua peraturan tata tertib yang berlaku
8. Tidak menganggu dan menghambat penyelenggaraan akademik
9. Tidak menganggu dan menghambat pejabat,dosen,pegawai administrasi dan
mhasiswa lain dalam melaksanakan tugas dan aktifitas akademik.
10. Tidak melakukan pemaksaan (tanpa izin, dengan ancaman, atau tindak kekerasan
dan sebagainya) untuk menggunakan fasilitas pendidikan dan fasilitas umum.
11. Bersikap berdasarkan 7 budaya akademik
12. Menerapkan 5s (salam,senyum,sapa,sopan,santun)
13. Tidak merusak dan mencuri fasilitas pendidikan dan fasilitas umum
14. tidak membawa, mengonsumsi, mengedarkan dan memperdagangkan obat-obatan
terlarang, narkoba dan minuman keras.

 Bidang yang perlu kita kembangkan dalam diri yaitu:

1. Integritas diri
Integritas diri adalah sikap yang melekat pada diri kita yang membuat kita mampu
tampil dan bekerja secara utuh, tak terpecah antara lahir dan batin, antara kata-kata
dan perbuatan, antara prinsip dan tindakan, antara cita-cita dan kenyataan. Integritas
kita capai dengan mengambil prinsip-prinsip hidup yang benar, kita yakini dan kita
resapkan ke dalam diri, lalu kita usahankan untuk dipraktekan sebagai pegangan
hidup secara konsekuen.

17
2. Kedisiplinan
Disiplin adalah sikap menundukan diri pada prinsip-prinsip hidup yang
diyakini dan dipegang. Untuk mencapai disiplin diri, kita menjalani 3 hidup
dengann berkiblat pada prinsip-prinsip hidup yang benar dan pada selera, rsa atau
perasaan, minat sesat, keinginan mendadak, atau cita-cita kabur, dan bukakn pula
pada faktor-faktor yang ada diluar diri kita, seperti menyenangkan orang,
mendapatkan nama baik dan pujian, diberi kepercayaan dan jabantan, dan
sebagianya. Jika kita berpegang pada prinsip, kita mendapatkan patokan dan
tuntunan hidup untuk mewujudkan bisi, mewujudkan misi, dan melaksanakan peran
kita. Sebaliknya, jika kita tidak berpegantg pada prinsi[, kita mudah terombang-
ambing dan akhirnya kehilangan visi dan misi, serta lupa akan peran kita.

3. Kegigihan dan kebijaksanaan


Gigih berarti mau terus bekerja meski pekerjaan yang kita lakukan berat dan
menekan. Dengan sikap gigih, pribadi kita ditempa, tekad kita diperkuat, dan
motivasi kita di perkokoh. Bijaksanan berrti berani mengambil resiko, tetapi sudah
mempertimbangkan masak-masak segala konsenkuensi negatif dan positifnya.
Dengan kebijaksanaan, kita berani mengambil inisiatif, berani memulai sesuau yang
baru, berani merintis yang belum ada dengan menyadari dan mengetahui resikonya,
serta siap menanggung konsekuensi-konsekuensinya.

4. Etika kerja
Etika kerja adalah pemikiran yang mendalam-mulai dari sebab sampai alasan yang
terakhir-mengenai lingkup, seluk-beluk, makna, tujuan, manfaat, cara melaksanakan,
dan dampak kerja bagi pribadi manusi, masyarakat, dan dunia. Etika kerja
membantu kita memendang pekerjaan bukan melulu sebagai sumber nafkah,
melainkan sebagai pangagilan hidup, sarana untuk mengembangkan dirk, dan
medan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan pekerjaan yang kita
emban, kita mau mengisi hidup secara berarti, mengembangkan kemampuan dan
kecakapan kita, dan membangun hubungan dengan orang lain untuk bersama-sama
membangun masyarakat dan dunia.

18
 Faktor-faktor yang menghambat pengembangan kepribadian:
1. Faktor yang berasal dari lingkungan
Sistem yang dianut, kadang-kadang sistem yang berlaku dalam lingkungan kita,
apakah dalam pekerjaan, pendidikan atau lingkungan sosial di mana kita berada,
tanpa di sadari menghambat pengembangan diri kita, misalnya diberlakukannya
sistem senioritas dalam jenjang jabatan di mana kita bekerja. Tanggapan atau
sikap/kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan, kadang- kdang tradisi atau
kebiasaan yang berlaku menghambat perwujudan dari perkembangan diri seseorang.
2. Faktor yang berasal dari diri sendiri
Tujuan hidup yang belum tergambar dengan jelas. Takut untuk menerima kenyataan
bahwa dia memiliki kekurangan ataupun kelebihan pada dirinya.
3. Faktor usia
Orang yang sudah tua dalam usia tidak melihat bahwa kearifan dan kebijaksanaan
dapat dicapainya. Mereka cenderung memandang bahwa usia muda lebih hebat
karena produktif.

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima
dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus
memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai
komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya.Dengan demikian
perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan
secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar,
melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi
keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan akan berdampak
terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu dalam menyelesaikan
permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu pihak.
Norma-norma akademik semuanya harus di patuhi karena dengan begitu kita dapat
menjadi seorang tenaga kesehatan yang berlandaskan kedisiplinan dan peraturan-
peraturan yang mendorong ke arah pribadi yang lebih baik dalam lingkup kerja
nantinya. Serta dengan adanya norma dan nilai etik maka secara perlahan
kepribadian kita akan berkembang sesuai dengan proses. niat dapat memberikan
energi positif dalam pengembangan diri. Nabi juga bersabda bahwa sangatlah
beruntung seseorang yang senatiasa menyibukkan diri dengan kekurangannya,
ketimbang mengorek kekuarangan orang lain.

B. Saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang
keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya
mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau
bertindak sesuai nilai etik dan norma akademik.

20
BAB V

Daftar Pustaka

https://hendrapriyatnanto.wordpress.com/tag/nilai-estika/.

Blais,koenig kathleen,janice S. Hayes,Barbara kozier,Glenora Erb.2002.praktik


keperawatan profesional edisi 4.jakarta:indonesia

https://retnopalupi1105.files.wordpress.com/2013/04/personality1.pdf.

http://digilib.uinsby.ac.id/1964/5/bab%202.pdf

file:///D:/pengemb-kepribadian-mhsw.pdf

file:///D:/pengembangan%20keprib%202.pdf

Hardjana, Agus M,1999.pengembangan kepribadian. Surabaya: Kanisuius

21

Anda mungkin juga menyukai