Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN GIGI

“Proses Komunikasi dalam Ruang


Lingkup:Komunikasi kelompok”

DISUSUN OLEH:
1. Nurfa Richa (P1337425119067)
2. Yunita Istikhomah (P1337425119068)
3. Razyta Rosa Irsalina (P1337425119069
4. Shinta Unnes Wisudanti (P1337425119070)
5. Aprillia Sephia Herawati (P1337425119071)
6. Annisa Ma’Rifatul Husnaa (P1337425119072)
7. Maulida Nabila (P1337425119073)
8. Melina Risdiana (P1337425119074)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


D III KEPERAWATAN GIGI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Komunikasi dalam Kesehatan Gigi dengan
judul “Proses Komunikasi dalam Ruang Lingkup:Komunikasi kelompok” Kami tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu,kami mengharapkan kritik serta saran untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Komunikasi dalam Kesehatan Gigi yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Semarang,22 Januari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam keseharian, semua orang tentu membutuhkan akan yang namanya komunikasi,
baik dari berbicara secara langsung, melalui telepon, menulis surat, bahasa isyarat, ataupun
contoh komunikasi dalam bentuk lainnya.

Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang berarti
“pemberitahuan atau pertukaran”. Kata sifat communis, yang bermakna umum atau bersama.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi baik itu pesan, ide, maupun gagasan
dari satu pihak kepada pihak lain.

Tujuan dari komunikasi adalah sebagai berikut:


1. Hal yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan.
2. Orang lain bisa memahaminya.
3. Supaya apa yang disampaikan dapat diterima orang lain.
4. Bertujuan menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu hal sesuai dengan
keinginan komunikator.

Adapun fungsi dari komunikasi,diantaranya:


1. Sebagai Informasi
2. Sebagai Kendali
3. Sebagai Motivasi

Syarat-syarat komunikasi,diantaranya adalah:


1. Sumber (Source)
Sumber (source) adalah dasar dalam penyampaian informasi/ pesan yang tujuannya untuk
memperkuat isi pesan tersebut.
2. Komunikator
Komunikator adalah pelaku yang menyampaikan pesan kepada pihak lain.
3. Komunikan
Komunikan adalah pihak yang menerima pesan atau informasi dari komunikator.
4. Pesan
Pesan adalah keseluruhan informasi yang disampaikan oleh komunikator.
5. Saluran (Kanal)
Saluran atau kanal adalah media yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan
pesannya kepada pihak lain.
6. Hasil (Effect)
Effect adalah hasil akhir dari komunikasi dimana bentuknya adalah perubahan perilaku
dan sikap dari komunikan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian komunikasi kelompok
2. Proses komunikasi kelompok
3. Faktor yang menjadi penghambat komunikasi kelompok
4. Contoh komunikasi kelompok

C. Tujuan
1. Mampu memahami mengenai komunikasi
2. Mampu memahami proses yang didalam komunikasi
3. Mampu berkomunikasi baik dengan sesama
4. Mampu berikan contoh komunikasi yang baik dan benar
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi yang berlangsung


antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,
konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005)
mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang
atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri,
pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.

Komunikasi kelompok merupakan hubungan antara manusia dengan masyarakat secara


dialektis dalam eksternalisasi, obyektifitas, dan internalisasi.

Ekternalisasi adalah pencurahan kehadiran manusia, baik dalam aktifitas maupun


mentalitas. Melalui eksternalisasi, manusia mengekspresikan dirinya dengan
membangun dunianya.
Obyektifitas adalah disandangnya produk-produk aktifitas suatu realitas yang
berhadapan dengan para produsennya (manusia) dalam suatu kefaktaan yang eksternal
terhadap yang lain, dari pada podusennya sendiri.
Internalisasi adalah peresapan kembali realitas oleh manusia dan
mentranformasikannya sekali lagi struktur-struktur dunia obyektif ke dalam struktur-
struktur kesadaran subyektif.

Terdapat empat elemen yang tercakup dalam beberapa definisi


tentang komunikasi kelompok di atas, yaitu interaksi tatap muka, jumlah partisipan yang
terlibat dalam interaksi, maksud atau tujuan yang dikehendaki dan kemampuan anggota untuk
dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya.

1. Terminologi tatap muka (face-to face) mengandung makna bahwa setiap anggota
kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota lainnya dan juga harus dapat
mengatur umpan balik secara verbal maupun nonverbal dari setiap anggotanya.
2. Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar antara 3 sampai
20 orang. Pertimbangannya, jika jumlah partisipan melebihi 20 orang, kurang
memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi di mana setiap anggota kelompok
mampu melihat dan mendengar anggota lainnya. Dan karenannya kurang tepat untuk
dikatakan sebagai komunikasi kelompok.
3. Maksud atau tujuan yang dikehendaki sebagai elemen ketiga dari definisi di atas,
bermakna bahwa maksud atau tujuan tersebut akan memberikan beberapa tipe
identitas kelompok.
4. Kemampuan anggota kelompok untuk menumbuhkan karateristik personal anggota
lainnya secara akurat. Ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok secara tidak
langsung berhubungan dengan satu sama lain dan maksud/tujuan kelompok telah
terdefinisikan dengan jelas, di samping itu identifikasi setiap anggota dengan
kelompoknya relatif stabil dan permanen.
secara garis besar komunikasi kelompok memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Menjalin hubungan sosial antar individu


2. Menyalurkan ide, pikiran, gagasan, saran hingga kritik
3. Menjadi sarana atau alat terapi diri
4. Sarana untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan
5. Membuat sebuah keputusan
6. Menghasilkan sebuah solusi
7. Menjadi media penghubung antar pihak
8. Menyusun rencana atau kegiatan kelompok
9. Memecahkan masalah yang dihadapi
10.Mengembangkan kelompok kecil menjadi kelompok besar

B. Proses Komunikasi Kelompok

Syarat untuk terjadinya proses komunikasi adalah tersedianya unsur-unsur


komunikasi. Unsur-unsur komunikasi terdiri dari enam hal yaitu source (sumber),
communicator (komunikator – penyampai pesan), message (pesan),
channel (saluran), communican (komunikan = penerima pesan), dan effect (efek/
hasil).

Proses komunikasi dapat terjadi apabila terdapat interaksi dan terjadi


penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Tahapan komunikasi
terbagi ke dalam tujuh tahap, yakni:
1. Penginterpretasian
Penginterpretasian adalah langkah awal dalam proses komunikasi, hal ini
berlangsung di dalam diri komunikator. Hal yang diinterpretasikan adalah motif
komunikasi yang mendasari komunikator melakukan proses komunikasi. Proses
komunikasi yang pertama ini berlangsung sejak motif komunikasi muncul hingga
komunikator mampu menginterpretasiakan pikiran dan perasaannya tersebut ke
dalam sebuah pesan yang masih abstrak.
2. Penyandian
Tahap ini masih berlangsung di dalam diri komunikator. Pada proses komunikasi
ini, pesan abstrak yang diciptakan dalam tahap sebelumnya berhasil diwujudkan
oleh komunikator ke dalam lambang komunikasi melalui proses encoding.
3. Pengiriman
Proses komunikasi pengiriman terjadi ketika komunikator mengkomunikasikan
pesannya kepada komunikan. Dalam tahap ini, komunikator mengirim lambang
komunikasi melalui transmitter (dapat berupa apapun) sebagai alat pengirim pesan.
4. Perjalanan
Tahapan dalam proses komunikasi ini terjadi antara komunikator dan
komunikan, tepatnya sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Proses komunikasi ini terjadi ketika lambang komunikasi yang dikirimkan oleh
komunikator telah diterima oleh komunikan. Penerimaan dalam proses komunikasi
diterima melalui receiver berupa peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian balik
Proses komunikasi penyandian balik terjadi dalam diri komunikan, yakni sejak
lambang komunikasi diterima melalui receiver hingga pesan tersebut diolah dan
diuraikan dalam diri komunikan (decoding).
7. Penginterpretasian
Proses komunikasi penginterpretasian kembali terjadi dalam diri komunikan.
Proses komunikasi ini terjadi sejak lambang komunikasi berhasil diuraikan dalam
bentuk pesan hingga menimbulkan feedback.

C. Faktor Penghambat Komunikasi kelompok


Hambatan adalah faktor-faktor yang dapat mengganggu penerimaan pesan. Karena
pesan yang diterimanya terganggu maka penerima pesan bisa saja salah memaknai pesan
yang diterimanya. Faktor-faktor yang berpotensi menjadi penghambat terbangunnya
komunikasi yang efektif, diantaranya adalah:

1. Bahasa
Misalnya saja, A yang berasal dari Sunda sedang berpergian ke Jogjakarta,
dan diundang makan malam di rumah koleganya. Saat makan malam tuan rumah
menghidangkan beberapa menu makanan dan menyebutkan satu persatu
menunya. Tuan rumah mengatakan “Ini Jangan asem”, “Ini Jangan lodeh” dan
beberapa “Jangan”, menu terakhir tuan rumah mengatakan “Ini tahu dan tempe”.
Alhasil A yang berasal dari Sunda itu pun hanya makan nasi dengan tempe dan
tahu.Faktanya adalah kata “Jangan” dalam Bahasa Jawa berarti “Sayur” dalam
Bahasa Indonesia. Karena adanya hambatan bahasa tersebut, A yang berasal dari
Sunda itu memaknai kata “jangan” tersebut dengan “jangan dimakan”. Artinya
komunikasi antara tuan rumah dan A tidak efektif karena maksud komunikasi tuan
rumah dimaknai secara berbeda oleh A.

2. Lingkungan
Berkomunikasi dilingkungan yang kurang mendukung untuk berkomunikasi
dengan baik seperti dekat dengan mesin yang mengeluarkan bunyi bising akan
dapat mengganggu proses komunikasi. Kata-kata yang diucapkan oleh pengirim
bisa saja tidak diterima secara sempurna, dan pada akhirnya dapat menimbulkan
salah memaknai pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim.

3. Fisik
Keterbatasan fisik dari si pengirim maupun si penerima dapat menjadi
hambatan untuk berkomunikasi secara efektif. Misalnya jika pengirim pesan
memiliki keterbatasan fisik untuk berbicara seperti bisu atau sebaliknya penerima
pesan memilki keterbatasan fisik untuk mendengar seperti tuli maka hal ini
berpotensi menjadi hambatan untuk komunikasi yang efektif.
4. Psikologi
Faktor psikologis dapat menjadi hambatan untuk terciptanya komunikasi
yang efektif. Jika si pengirim dan/atau penerima berada dalam keadaan psikologis
yang kurang memungkinkan untuk berkomunikasi secara sehat, misalnya dalam
keadaan marah, maka hal ini berpotensi menjadi hambatan untuk komunikasi yang
efektif.

D. Contoh Komunikasi Kelompok

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan salah satu jenis komunikasi kelompok yang secara positif
mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Melalui proses komunikasi
kelompok, seorang pemimpin kelompok lahir atau ditunjuk oleh anggota kelompok

2. Diskusi Panel

Diskusi panel adalah format diskusi yang khusus. Dalam diskusi panel, setiap anggota
kelompok saling berinteraksi, baik secara tatap muka atau langsung maupun melalui seorang
mediator.

3. Forum atau Ceramah

Forum adalah tanya-jawab yang terjadi setelah diskusi terbuka. Khalayak memiliki
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan. Terdapat lima macam
forum, yaitu forum ceramah, forum debat, forum dialog, forum panel, dan forum simposium

4. Berbagi Informasi

Kelompok yang ditujukan untuk berbagi informasi biasanya memiliki anggota kelompok
yang saling berinteraksi dengan tujuan untuk saling mendidik dan belajar dari anggota lainnya.

5. Penyelesaian Masalah

Biasanya, sebuah kelompok dihadapkan pada sebuah dilema dalam mengambil


keputusan guna menyelesaikan permasalahan tertentu. Ketika hal ini terjadi, setiap anggota
kelompok menentukan apa yang menjadi masalah, mengidentikasi penyebab permasalahan,
mengevaluasi berbagai solusi yang mungkin terkait dengan konsekuensi yang mungkin timbil,
serta memilih solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan yang

6. Pengambilan Keputusan

Ada beberapa jenis proses pengambilan keputusan kelompok, dan perawatan harus
dilakukan untuk memilih proses yang paling sesuai dengan situasi. Proses pengambilan
keputusan dapat mencakup proses kelompok seperti pengumpulan dan berbagi informasi,
solusi, brainstorming, pilihan evaluasi, prefrerensi pemeringkatan, dan pemungutan suara.

7. Rapat

Berbagai bentuk rapat seperti rapat-rapat inovasi dan rapat-rapat kreatif seringkali
diawali dengan adanya pemikiran yang out of the box atau pemikiran yang tidak biasa.

8. Pembentukan Tim
Pembentukan tim adalah istilah kolektif untuk berbagai jenis kegiatan yang digunakan
untuk meningkatkan hubungan sosial dan menentukan peran dalam sebuah tim, yang seringkali
melibatkan tugas kolaboratif.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang berlangsung antara seorang


komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang yang memiliki
tujuan yang sama dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut.Komunikasi
yang berlangsung dalam suatu kelompok atau group tentang masalah - masalah yang
menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok. Maka komunikasi kelompok nampak
lebih terbuka bila dibanding dengan komunikasi perseorangan.

B. Saran

Berkomunikasilah dengan baik dan benar.Hendaknya berkomunikasi dengan


menggunakan bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia supaya lawan bicara kita mengerti apa
yang kita bicarakan atau apa yang sedang dibahas dalam diskusi.
DAFTAR PUSTAKA

https://pakarkomunikasi.com/macam-macam-komunikasi-kelompok
https://www.ubm.ac.id/faktor-hambatan-barriers-dalam-komunikasi-yang-efektif/\
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/proses-komunikasi-efektif-dan-hambatannya
https://pakarkomunikasi.com/tujuan-komunikasi-kelompok
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-komunikasi-kelompok-group-
communication/9000/2
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
https://www.yuksinau.id/pengertian-komunikasi/
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-komunikasi.html

Anda mungkin juga menyukai