Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN MEDIA DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI

Kelompok 5

1.Aini Salsabila (20103119)


2. Nurul Fadillah (20103040)
3. Putri Sahilatur Roziqoh (20103079)

Perencanaan Komunikasi E
A. Pendahuluan
Seorang pakar ahli bernama Waterson mengatakan, perencanaan adalah
usaha yang sadar, terorganisir dan terusmenerus guna memilih alternative yang
terbaik untuk mencapai tujuan tertentu.1 Menurut George dan Michael Belch
(2001:178) perencanaan media (media planning) the series of decision involved in
delivering the promotional message to the prospective purchase and/or users of the
commit to user product or brand (serangkaian keputusan yang terlibat dalam
menyampaikan pesan promosi kepada calon pembeli dan/atau pengguna produk atau
merek). Dengan demikian menurut definisi tersebut perencanaan media adalah suatu
proses untuk mengambil keputusan.2
Perencanaan komunikasi pada dasarnya yang menjadi kepentingan dari
kegiatan ini. Sesuatu yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Adanya suatu organisasi tidak lepas dari suatu ide atau gagasan dari
seseorang atau sekelompok orang yang memiliki tujuan dan cita-cita yang sama. 3
Mempelajari tentang komunikasi organisasi dapat membantu perencana komunikasi
mengetahui seorang individu yang hidup dalam lingkungan atau kelompok organisasi
tertentu dapat memahami posisi individu dalam organisasi atau kelompok tersebut.
Perencanaan merupakan tahap awal dalam mekanisme pengelolaan
komunikasi atau informasi. Jika perencanaan disusun dengan baik dan matang, maka
pada hakikatnya, pelaksanaan komunikasi itu sebagian telah dianggap berhasil.
Sebaliknya, bila perencanaannya kurang mantap dan tidak seksama, maka sulit untuk
mencapai tingkat keberhasilan secara optimal, bahkan mungkin cenderung
mengalami kegagalan atau hasilnya sangat minimal. Itu sebabnya, penyusunan suatu
rencana program komunikasi termasuk perencanaan pesan dan media sangat
diperlukan.
1
Affiifi. Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, “Toward a Media History of Documents,” Paper
Knowledge. Toward a Media History of Documents, no. 1972 (2014): 8–27.
2
John D. C. Little and Leonard M. Lodish, “A Media Planning Calculus,” Operations Research 17, no. 1
(February 1969): 1–35, https://doi.org/10.1287/opre.17.1.1.
3
Fifi Hasmawati and Zhila Jannati, “ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM
PENGEMBANGAN ORGANISASI,” Jurnal Komunikasi Islam Dan Kehumasan (JKPI) 5, no. 1 (June
30, 2021): 53–63, https://doi.org/10.19109/jkpi.v5i1.9023.
Karena adanya beberapa hal tersebut, penulis menjabarkan apa saja yang
perlu diketahui tentang perencanaan media dalam komunikasi organisasi yang mana
meliputi media sebagai saluran komunikasi organisasi dan strategi pemilihan media
dalam perencanaan komunikasi organisasi.

B. Pembahasan
1. Komunikasi dalam organisasi
Berelson & Stainer (dalam Dani Vardiansyah, 2008) menyatakan
bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan,
emosi, keahlian, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-
gambar, angka-angka, dan lain-lain.4
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan
berkomunikasi manusia dapat berhubungan satu sama lain dalam kehidupan
sehari-hari dimanapun manusia itu berada. Organisasi adalah sistem yang
mapan dari mereka yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, melalui
jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. Salah satu ciri komunikasi
organisasi yang paling nyata adalah konsep hubungan (relationship).
Organisasi sebagai sebuah jaringan hubungan yang saling bergantung. Jika
sesuatu saling bergantung, ini berarti bahwa hal-hal tersebut saling
mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lain.5
Komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu
organisasi, ia merupakan proses penyampaian dan menafsirkan ide-ide, pesan
dan perintah yang terjadi di dalam totalitas unit suatu organisasi, dengan
menggunakan komunikasi yang relevan untuk mencapai pertumbuhan,
perkembangan dan konsistensi kehidupan organisasi.

4
Sartono - and Emiraldo Win Pazqara, “URGENSI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PADA SUATU
ORGANISASI,” Majalah Ilmiah Dinamika Administrasi 17, no. 2 (February 10, 2021): 19–24,
https://doi.org/10.56681/da.v17i2.26.
5
Ida Suryani Wijaya, “KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN IKLIM KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI,” Jurnal Dakwah Tabligh 14, no. 1 (2013).
Komunikasi dalam organisasi memerlukan pemahaman yang jelas dan
harus efektif tentang kebutuhan orang-orang dalam organisasi, hal ini
diperlukan agar organisasi berjalan dengan efektif dan efisien. Istilah proses
dalam komunikasi pada dasarnya menjelaskan tentang bagaimana komunikasi
itu berlangsung melalui berbagai tahapan yang dilakukan secara terus menerus,
berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya dalam rangka penyampaian pesan.
Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si
pengirim dan si penerima pesan saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Dalam proses komunikasi akan ditemukan berbagai elemen-elemen,
elemen inilah yang membuat komunikasi berjalan secara efektif dan efisien.
Jika elemen-elemen ini tidak digunakan maka komunikasi tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya. Menurut Djatmiko (2002:57). Klemen-elemen yang
dibutuhkan dalam suatu proses komunikasi adalah sebagi berikut:
a) Pengirim (Sender) yang memulai komunikasi. Dalam suatu organisasi,
pengirim adalah mengkomunikasikannya kepada satu atau lebih orang
lain.
b) Pengkodean (Encoding) adalah pengirim pengkodean informasi yang
akan disampaikan dengan cara menerjemahkan ke dalam serangkaian
simbol atau isyarat.
c) Pesan (Message) adalah bentuk fisik yang digunakan oleh pengirim
untuk
mengkodekan informasi. Pesan dapat berupa segala bentuk yang dapat
dirasakan atau diterima oleh satu atau lebih indra penerima.
d) Saluran (Chcmnel) atau kanal ialah media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan, misalnya udara untuk pesan yang disampaikan
dengan kata-kata, atau kertas untuk pesan yang disampaikan dalam
bentuk tulisan.
e) Penafsiran kode (Decoding) adalah proses di mana penerima menafsirkan
pesan dan menerjemahkanya menjadi informasi yang berarti baginya.
f) Penerima (Receiver) adalah orang yang menafsirkan pesan dari pengirim.
g) Gangguan (Noise) adalah semua faktor yang mengganggu,
membingungkan atau mengacaukan proses komunikasi.
h) Umpan balik (Feed- back) adalah kebalikan dari proses komunikasi yang
menyatakan reaksi terhadap komunikasi dari pengirim.6

2. Jenis Saluran Komunikasi


1) Saluran Komunikasi Tatap Muka

Merupakan suatu bentuk komunikasi yang mempertemukan secara tatap muka pihak
komunikator dan komunikan. Pesan disampaikan secara langsung dari komunikator, dan
secara langsung dapat langsung menerima umpan balik/feedback dari komunikan.
Keuntungan menggunakan komunikasi interpersonal tatap muka adalah kita dapat
melihat respon balik atau umpan balik komunikan saat melakukan proses interaksi. Jika
umpan balik yang diberikan bersifat positif, maka kita pesan kita dapat diterima dengan
baik oleh komunikasn. Sebaliknya bila respon bersifat negative, maka kita sebagai
komunikator harus memperbaiki cara penyampaian pesan yang dimaksud.

Kelebihan komunikasi tatap muka :

a. Komunikasi lebih efektif dalam hal membujuk lawan bicara karena


tanpa menggunakan media dalam penyampaian pesannya serta dapat
langsung melihat reaksi dari lawan bicara.
b. Komunikasi sering dilakukan oleh semua orang dalam berhubungan
dengan masyarakat luas.
c. Komunikator dapat mengetahui diri komunikan selengkap-lengkapnya.
Komunikator dapat mengetahui secara psikologis komunikan yang
sedang dihadapinya. Contohnya seorang ibu yang mengetahui setiap
teman yang bermain dengan anaknyasetiap pulang sekolah.

Kekurangan komunikasi tatap muka :

6
“Dody Hermana, ‘KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI,’ Jurnal Administrasi Pendidikan 15, No.2
(2004).Pdf,” n.d., 5.
a. Ketidak efektifan waktu karena komunikator dan komunikan harus
bertemu dalam proses komunikasi dan menghabiskan waktu bersama di
sebuah tempat.
b. Selain itu tidak ada karena komunikasi tatap muka merupakan tahap-
tahap yang kemudian harus dilalui sehingga antara komunikan kemudian
memiliki rasa keterbukaan satu sama lain yang nantinya dapat
mengembangkan atau memperluas komunikasinya.
2) Saluran Komunikasi Bermedia

Komunikasi bermedia adalah komunikasi dimana proses penyampaian dan penerimaan


pesan dengan menggunakan ( melalui ) cyberspace / ruang maya yang bersifat
interaktif.

Saluran komunikasi bermedia terbagi menjadi dua yakni, media cetak dan media
elektronik.

a. Media cetak adalah media yang proses penyebaran


informasinya dilakukan dengan menggunakan teknologi cetak,
dan dalam bentuk cetak. Media cetak merupakan sarana
penyebaran informasi yang paling tua. Karakteristik utamanya
adalah bersifat hard copy atau mempunyai wujud fisik yang
diproduksi dengan bahan kertas dan tinta menggunakan mesin
cetak. komunikasi yang termasuk dalam media cetak adalah
surat kabar, majalah, tabloid.
b. Media elektronik adalah suatu alat digunakan sebagai perantara
untuk menginformasikan suatu hal atau masalah kepada
masyarakat dalam bentuk elektronik. Media elektronik dapat
berbentuk analog maupun digital. media elektronik adalah
bentuk perkembangan baru media komunikasi massa melalui
perangkat elektronik untuk menyebarkan berita. Ini misalnya
televisi, radio, dan gawai dengan internet yang penggunaannya
kian meluas pada era digital ini. Perangkat-perangkat tersebut
dapat memuat berita dalam bentuk audio, visual, multimedia,
konten online, dan sebagainya

Kelebihan komunikasi bermedia7 :

1. Lebih efisien karena melalui media, seperti telepon maka


komunikasi dapat dilakukan kapan saja dengan waktu
yang tidak terbatas.
2. Selain itu juga menghemat waktu dan biaya bagi
komunikan.

Kekurangan komunikasi bermedia :

a. Komunikan harus memiliki keahlian untuk menggunakan media yang


akan digunakan berkomunikasi.
b. Komunikator tidak dapat menerima feedback dengan segera karena
proses pengiriman pesan keduanya berbeda dan menbutuhkan proses.

3. Media Sebagai Saluran Komunikasi Organisasi


Media mempunyai banyak jenis, yang dibagi dengan target dan fungsinya.
Menurut Patterson dan Radtke dalam buku Perencanaan Komunikasi, terdapat
tujuh jenis saluran komunikasi, enam diantaranya menggunakan media8:

1. Media Cetak, media visual yang memiliki cara tertentu dalam menarik
perhatian dari pembacanya. Sifat media cetak adalah komunikasi satu
arah, sehingga membutuhkan beberapa elemen untuk menarik perhatian,
seperti foto, keterangan foto, judul, desain, catatan khusus, grafik, dan
warna.
2. Media elektronik, media dua arah yang dapat diatur kepada siapa iklan
itu ditujukan. Media elektronik yang banyak digunakan semacam email

8
“RISET PENGGUNAAN MEDIA DAN PERKEMBANGANNYA KINI RESEARCHES ON MEDIA USES AND ITS
DEVELOPMENT,” n.d., https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/jskm/article/view/170106/119.
3. Media Audio, media yang hanya menampilkan iklan dengan suara saja
Dan memiliki keuntungan dalam membangun emosi khalayak, terjadi
hubungan personal, serta berguna untuk target yang buta huruf.
4. Media Audio Visual, dalam berbagai hal media audio visual merupakan
media yang paling efektif dalam menyampaikan iklan kampanye dan
dapat menjangkau khalayak yang beragam
5. Media Online, merupakan media dengan komunikasi yang proaktif.
bersifat dua arah, dan terus menerus. Keuntungan media online adalah
beroperasi 24 jam, dapat dengan mudah dicari, dan interaktif
6. Media Alternatif, dalam hal ini media alternatif dibuat oleh perusahaan
maupun organisasi sebagai kenang-kenangan seperti souvenir, mug.
gantungan kunci, dan lain-lain9.

4. Strategi Pemilihan Media dalam Perencanaan Komunikasi Organisasi

Strategi memilih saluran media dalam komunikasi organisasi, menurut Jones


(2008) ia menjelakan ada enam kriteria utama menentukan saluran komunikasi
yang efektif, dalam perencanaan media, yaitu:

a. Apakah (saluran komunikasi) menyediakan umpan balik atau


cukup satu arah?
b. Apakah (pilihan saluran komunikasinya) memadai? Dapatkan
saya mengontrol pesan yang disampaikan melalui (saluran
komunikasi) tersebut?
c. Dapatkah saya berkomunikasi dengan pesan yang kaya atau
cukup yang sederahana saja?
d. Akankah (saluran komunikasi) sampai ke banyak orang ataukah
hanya beberapa saja (menyiarkan atau mengirim ke sedikit
orang)? Akankah pesannya pribadi atau tidak pribadi (umum)
e. Berapa lama persiapannya?
f. Berapa lama (proses) komunikasi berlangsung, ketika sudah
siap?

9
Hasmawati and Jannati, “ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI.”
Adapun komponen Perencanaan Media yang harus menjadi pegangan para
perencana media menurut Sissors dan Baron adalah :

a. Mengungkapkan Latar Belakang. Membuat perencanan media


harus dimulai dengan melihat latar belakang, apa dan mengapa
sebuah perencanaan komunikasi ditujukan.
b. Menyatakan Sasaran. Yang dimaksud statemen of objectives
adalah menetapkan pernyataan tujuan komunikasi, atau istilah
lain, mendeklarasikan pernyataan kepada semua orang sehingga
dengan begitu tujuan komunikasi akan menjadi sebuah gerakan
kolektif.
c. Menetapkan Target Pasar. Menetapkan target pemasaran adalah
hal yang juga penting sehingga perencana media bisa dengan
tepat memilih media mana yang akan menjadi kendaraan
komunikasi.
d. Media Mix atau Bauran Media. Istilah ini digunakan untuk
pemilihan beberapa media yang akan digunakan dalam
kampanye komunikasi melalui media, sebagai bagian dari
strategi komunikasi.
e. Mempertimbangkan Skema Penjadwalan. Membuat skema
penjadwalan yang menyeluruh dari media yang dipilih, juga
harus menjadi bagian dari proses perencanaan media.10

Adapun proses perencanaan media menurut Katz setidaknya ada 3 elemen


mendasar, yakni:

1. Menetapkan Khalayak Sasaran

Berarti seorang perencana media (media planner) harus membuat klasifikasi


atau kategorisasi khalayak berdasarkan beberapa apsek, misalnya:

1) aspek demografi seperti usia, jenis kelamin, status social, dll.;


10
- and Pazqara, “URGENSI DAN FUNGSI KOMUNIKASI PADA SUATU ORGANISASI.”
2) aspek psikografi seperti kebiasaan, hobi, atau kesukaan;

3) aspek status sosial ekonomi misalnya pendapatan, pengeluaran, dsb.

Menetapkan khalayak sasaran merupakan bagian penting dari proses


perencanaan media, karena berhubungan erat dengan pemilihan media itu
sendiri dan bagaimana pengemasan pesan dibuat secara kreatif. Secara
sederhana bisa diilustrasikan dari sebuah produk susu misalnya. Jika dilihat
peruntukannya maka konsumen produk susu adalah anak‐anak atau balita.
Pertanyaannya, apakah itu berarti pembuatan iklan ditujukan kepada anak‐anak
atau balita? Tentu saja jawabannya tidak. Target sasaran khalayak produk susu
adalah kaum wanita, khususnya kalangan ibu rumah tangga11.

2. Menetapkan Tujuan Komunikasi

Katz menyebutkan bahwa tujuan komunikasi sangat bergantung pada apa yang
akan disampaikan, apakah memasarkan produk atau jasa, membangun citra
atau mendorong khalayak untuk memilih sesuatu, seperti dalam konteks
pemilihan umum atau pilkada. Katz mengatakan ada tiga faktor yang harus
dipertimbangan dalam menetapkan tujuan komunikasi dalam proses
perencanaan media, yakni:

a. Penetapan Waktu Berkampanye (Menyebarkan Pesan).

Adalah salah satu faktor yang penting diperhatikan para perencana media dalam
kampanye melalui media. Penentuan momen yang tepat akan berdampak pada
efektivitas dan keberhasilan komunikasi (melalui media).

b. Dinamika Kategori dan Brand

Dalam konteks ini Katz mengaitkan dinamika kategori dan brand ini dengan
bagaimana perencana media menangkap kecenderungan khalayak dengan
kemampuan perusahaan mengemas pesan iklan atau komunikasi

11
Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, “Toward a Media History of Documents.”
c. Daya Jangkau dan Frekuensi (Media)

Menurut Katz, seorang perencana media harus mengetahui daya jangkau


(media) dalam proses perencanaan media. Dalam konteks ini pilihan media
secara sederhana terbagi atas dua kategori yakni media nasional atau media
lokal. Seperti di Indonesia saat ini, televisi terbagi atas dua kategori televisi
nasional atau televisi lokal. Dengan begitu, perencana media kemudian akan
dapat menentukan berapa frekuensi yang akan ia beli untuk menyebarluaskan
pesan komunikasi atau iklan.

3. Mempertimbangkan Aspek Kreativitas

Katz mengatakan, kreativitas menjadi bagian terakhir yang juga penting


dibahas dalam proses perencanaan media. Ia menjelaskan, kreativitas konten
pesan atau komunikasi pada akhirnya akan bermuara pada pilihan media.
Misalnya jika sebuah perusahaan otomotif akan “melaunching” merek baru,
maka aspek kreativitasnya harus ditekankan pada tampilan dan performa dari
kendaraan tersebut. Bisa jadi pilihan utamanya adalah media televisi dan cetak
saja. Untuk membuat perencanaan media diperlukan data‐data yang digunakan
sebagai indikator kerberhasilan sebuah perencanaan komunikasi. Sissors dan
Baron menyebutkan setidaknya ada tiga aspek yang harus diketahui para
perencana media atau komunikasi, yakni :

1) Sumber Data Pemasaran, yang meliputi

a) pola distribusi

b) pola area penjualan

c) pola persaingan iklan

d) pola kalender (pola penjualan dari periode bulan ke bulan)

2) Creative Sources atau Sumber Data Kreatif, yang meliputi :

a) karakteristik tema
b) karakteristik pesan

c) penelitian terhadap performa aspek kreatif

3) Sumber Data Media, yang meliputi :

a) kepopuleran

b) profil media (karakteristik media)

c) biaya penayangan

Selain itu, perencana media dalam membuat perncanaan komunikasi


media harus mempertimbangkan sejumlah variabel perencanaan media yang
oleh Sissors dan Baron disebutkan ada lima pertanyaan mendasar, yakni:

a. Siapa khalayak yang akan dituju? Adalah pertanyaan tentang siapa target
khalayak yang ingin dituju berdasarkan sejumlah kategori demografi, status
sosial ekonomi, psikografi seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan dsb.
Sebagai contoh: iklan sampo akan menargetkan khalayaknya pada kalangan
wanita dan media yang akan dipilih adalah media dengan wanita sebagai
khalayak terbesarnya, seperti majalah wanita.12

b. Di mana lokasi? Adalah pertanyaan tentang lokasi pasar yang tepat dan
prospektif untuk kegiatan komunikasi. Apakah sebuah strategi pemasaran
membutuhkan peningkatan atau penurunan dukungan media ? Sebagai contoh:
jika sebuah produk tidak dimaksudkan untuk dipasarkan di daerah daerah kota
besar maka media yang dipilih media lokal.

c. Kapan? Adalah pertanyaan mengenai kapan waktu yang tepat untuk


melakukan kampanye di media. Dan kapan dibutuhkan peningkatan atau
penurunan dukungan media pada satu kegiatan komunikasi. Sebagai contoh:

12
Gayatri Atmadi and Sri Riris Wahyu Widati, “Strategi Pemilihan Media Komunikasi LPPOM MUI Dalam
Sosialisasi & Promosi Produk Halal di Indonesia,” Vol ., no. 2 (2013).
iklan produk pengusir nyamuk akan lebih tepat jika ditayangkan pada saat
wabah demam berdarah tengah terjadi di masyarakat.13

d. Berapa lama? Adalah pertanyaan tentang berapa lama sebuah kampanye akan
efektif ditayangkan di media. Sebagai contoh: iklan layanan masyarakat tentang
pentingnya memelihara lingkungan bersih seperti membuang sampah tidak
boleh sembarangan, akan efektif hanya pada saat musim hujan tiba.

e. Seberapa sering? Adalah pertanyaan tentang berapa banyak pesan akan


ditayangkan di media untuk mencapai tujuan komunikasi. Sebagai contoh: Jika
sebuah produk lama yang ditayangkan di media, maka tidak dibutuhkan
frekuensi yang tinggi, karena dikhawatirkan akan menimbulkan kejenuhan pada
khalayak sehingga tujuan pesan tidak tercapai

C. Penutup
Kesimpulan

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia


dapat berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari dimanapun manusia
itu berada. Organisasi adalah sistem yang mapan dari mereka yang bekerjasama
untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas.
Salah satu ciri komunikasi organisasi yang paling nyata adalah konsep hubungan
(relationship). Organisasi sebagai sebuah jaringan hubungan yang saling
bergantung. Jika sesuatu saling bergantung, ini berarti bahwa hal-hal tersebut saling
mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lain. Ada dua jenis saluran komunikasi

13
yakni saluran komunikasi tatap muka dan saluran komunikasi bermedia yang terdiri
dari media cetak dan media elektronik.
Menurut Patterson dan Radtke dalam buku Perencanaan Komunikasi, terdapat 6
jenis saluran komunikasi, enam diantaranya menggunakan media. Berikut keenam
media tersebut:
1. Media Cetak
2. Media elektronik
3. Media Audio
4. Media Audio Visual
5. Media Online
6. Media Alternatif

Daftar Pustaka

-, Sartono, and Emiraldo Win Pazqara. “URGENSI DAN FUNGSI KOMUNIKASI


PADA SUATU ORGANISASI.” Majalah Ilmiah Dinamika Administrasi 17, no.
2 (February 10, 2021): 19–24. https://doi.org/10.56681/da.v17i2.26.
Atmadi, Gayatri, and Sri Riris Wahyu Widati. “Strategi Pemilihan Media Komunikasi
LPPOM MUI Dalam Sosialisasi & Promosi Produk Halal di Indonesia.” Vol .,
no. 2 (2013).
“Dody Hermana, ‘KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI,’ Jurnal Administrasi
Pendidikan 15, No.2 (2004).Pdf,” n.d.
Hasmawati, Fifi, and Zhila Jannati. “ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM
PENGEMBANGAN ORGANISASI.” Jurnal Komunikasi Islam Dan
Kehumasan (JKPI) 5, no. 1 (June 30, 2021): 53–63.
https://doi.org/10.19109/jkpi.v5i1.9023.
Little, John D. C., and Leonard M. Lodish. “A Media Planning Calculus.” Operations
Research 17, no. 1 (February 1969): 1–35. https://doi.org/10.1287/opre.17.1.1.
Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, Affiifi. “Toward a Media History of
Documents.” Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, no.
1972 (2014): 8–27.
“RISET PENGGUNAAN MEDIA DAN PERKEMBANGANNYA KINI
RESEARCHES ON MEDIA USES AND ITS DEVELOPMENT,” n.d.
https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/jskm/article/view/170106/119.
Wijaya, Ida Suryani. “KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN IKLIM
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI.” Jurnal Dakwah Tabligh 14, no. 1
(2013).
.Arsyad Azhar, Prof. Dr. Ed. 11, 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Sasiman Arief S. Dr. M.Sc. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Garafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai