Observasional Eksperimental
Community Trial
Deskriptif Analitik
Clinical Trial
Case report
Cross sectional
Case series
Case control
Studi korelasi
Cohor
Observasional
Penelitian Observasional
dibagi menjadi dua, yaitu :
Penelitian deskriptif
Penelitian analitik
Studi Deskriptif
1. Studi yang menggambarkan karakter umum sebaran
suatu penyakit yang berhubungan dengan orang
(person), tempat (place), dan waktu (time) (who,
where and when).
2. Memberikan bukti untuk mengembangkan
hipotesis.
3. Memberikan informasi untuk pelayanan kesehatan
dan administrator bagi pengalokasian sumber daya
dan perencanaan program pencegahan (preventif)
dan pendidikan (promotif).
Tujuan penelitian
deskriptif
kris/studiepid/ppt 12
• Kelemahan :
• gambaran distribusi, frekwensi
penyakit yang diperoleh
tidak dapat mewakili populasi
• hanya berdasarkan kasus-kasus yang
dilaporkan saja
• Kelebihan :
• sebagai langkah awal untuk
mempelajari suatu penyakit
• sebagai jembatan antara penelitian
klinis dan penelitian epidemilogi
• dapat digunakan untuk sebagai dasar
penelitian lebih lanjut :
• dengan melihat kelompok yang
berisiko tinggi
• dengan membuktikan hipotesis
yang dibangun
Keterbatasan Case
Reports
•Kelebihan :
• sebagai langkah awal untuk mempelajari
gambaran epidemiologi suatu penyakit
• sebagai jembatan antara penelitian klinis
dan penelitian epidemilogi
• dapat digunakan sebagai dasar untuk
penelitian epidemiologi lebih lanjut :
• dengan melihat kelompok yang diduga
berisiko tinggi
• dengan membuktikan hipotesis yang
dibangun
kris/studiepid/ppt 18
Contoh Laporan Seri Kasus
50
minimal
jum lah Kasus
40
30 maksimal
20
tahun yang
10
dipantau
0
Waktu (Bulan)
3. Studi Ekologi/Korelasi
1. Studi eksplorasi
- adalah jenis studi termudah dimana dalam
studi ini dilakukan observasi terhadap
perbedaan geografis dalam hubungannya
dengan disease rate diantara berbagai region
atau group.
- Tujuan studi ini untuk mendapatkan
gambaran yang mengarah pada etiologi
lingkungan atau hipotesis etiologik khusus.
2. Multiple Group Comparison
Studi ini mengamati hubungan antara rata-rata
derajat keterpaparan (exposure) dan disease rate
diantara berbagai group (kelompok populasi)
4. Mixed Study
Studi yang mengamati perubahan rata-rata derajat
keterpaparan (exposure) dengan perubahan
disease rate pada berbagai populasi
Keterbatasan Studi
• Mengevaluasi adanya
hubungan antara faktor
risiko & penyakit/keadaan.
• Membuktikan hipotesa.
• Mencari hubungan kausal
f. resiko mendahului
penyakit
Hub. Antara f.risiko &
penyakit kuat
1. STUDY CROSS SECTIONAL
A/(A+C) B/(B+D)
= : =A/C:B/D=AD/BC
C/(A+C) D/(B+D)
D+ D-
FR + A B
FR - C D
KEUNTUNGAN
1 Kadang kadang merupakan satu satunya
cara untuk kasus yang jarang atau masa
laten/inkubasi yang panjang
2 Hasil cepat, biaya murah
3 Subyek penelitian sedikit
4 Identifikasi lebih dari satu faktor resiko
Kerugian
1 Data mengenai faktor resiko
mengandalkan daya ingat dan atau
catatan medik.( recall bias,
memory bias, catatan medik sering
tidak akurat)
2 Kesalahan memilih kontrol yang
tepat (Selection bias)
3 Hanya berkaitan dengan satu
penyakit/efek
Studi Kohort
Studi cohort disebut juga sebagai studi follow-up,
insidensi, longitudinal atau studi prospektif, merupakan
penelitian analitik pada sekelompok orang (kohort) yang
memiliki atribut sama, seperti tempat tinggal, jenis
kelamin, pekerjaan, dan lain-lain. Studi kohort dilakukan
dengan menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok
studi (sekelompok orang yang terpajan pada faktor
risiko) dan kelompok kontrol (sekelompok orang yang
tidak terpajan faktor risiko). Kedua kelompok itu
selanjutnya diikuti terus menerus selama periode waktu
tertentu untuk memastikan apakah individu yang
terpajan atau tidak terpajan faktor risiko itu menjadi
sakit atau tidak.
LANGKAH STUDI COHORT
1 Merumuskan pertanyaan penelitian dan
hipotesis.
2 Menetapkan kohort
Menentukan subyek tanpa sakit atau tanpa
problem kesehatan atau tanpa efek.
3 Memilih kelompok kontrol
Kelompok kontrol terbentuk secara alamiah.
4 Identifikasi variabel penelitian dan cara
pengamatannya
Buat definisi faktor resiko dan effect
5.Analisa hasil
Resiko relatif = A/ (A+B) : C/ ( C+D )
D+ D-
FR + A B
FR - C D
1.Terbaik menerangkan hubungan antara faktor
resiko dan efek
2. Menentukan insiden
3. Meneliti beberapa efek
4. Direct calculation of relative risk
5. Minimizes bias
1. Waktunya lama, mahal.
2. Rumit
3. Loss to follow up
4. Tidak efisien
5. Etika.
6. Sampel besar
Eksperimental
Sengaja memberikan
perlakuan pd subyek
penelitian
Langkah pelaksanaan uji klinis
(contoh studi experimental)