Anda di halaman 1dari 13

SKENARIO 1

PENELITIAN EPIDEMIOLOGI

Pemduduk Desa Sukasukses jarang sekali yang berpendidikan tinggi, 90% dari mereka hanya
lulus Sekolah Dasar dengan pekerjaan sebagai buruh kebun tembakau.Masyakarakat tidak
pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan gigi maupun umum.Hasil suervey pendahuluan
yang dilakukan oleh drg.Darmaga yang merupakan kepala Puskesmas Sukasukses ,
dihasilkan 95% penduduk laki laki mempunyai kebiasaan merokok , tidak jarang mereka
menghabiskan 5-6 bungkus rokok per harinya.Hasil laporan tahunan puskesmas didapatkan
angka kejadian Ca lidah yang meningkat selama 3 tahun terakhir.Drg Darmaga ingin
melakukan penelitian tentang resisko kebiasaan merokok dengan kerjadian Ca lidah pada
penduduk laki laki.Beliau akan meneliti dengan melihat riwayat merokok pada penduduk
yang terkena Ca lidah pada saat dilakukan penelitian.Diskusikan jenis Penelitian
epidemiologi pada kasus diatas!

1
STEP 1
Clarifiying Unfamiliar Term

1.Angka kejadian: Kasus yang terjadi pada suatu populasi dalam watu tertentu dalam
bentuk data
2.Carcinoma Lidah : Tumor non odontogen yang berasal dari sel squamous
3.Penelitian Epidemiologi : Peneletian yang bertujuan untuk mengetahui penyebab
penyebab penyakit
4.Survey Pendahuluan : Survei yang sebelumnya sudah ada data datanya

STEP 2
Rumusan Masalah

1.Jenis penelitian epidemiologi ?


2.Bagaimanakah ciri ciri penelitian epidemiologi?
3.Apa kelebihan penelitian epidemiologi dari masing masing jenis?
4.Berdasarkan skenario termasuk jenis penelitian yang mana ?
5. Apa kekurangan penelitian epidemiologi dari masing masing jenis?
6. Apa langkah langkah penelitian epidemiologi dari masing masing jenis?
7. Apa tujuan penelitian epidemiologi dari masing masing jenis?

STEP 3
Brainstorming

1.Terdapat 2 jenis penelitian epidemiologi :


a.Observasional yang terdapat deskriptf(case sectional) dan analitik(cas control dan
case report
b.Eksperimental terdapat semu dan murni

2.Case sectional : 1.Menghasilkan hipotesa sementara


2.Tidak terdapat kelompok pembanding
Cohort : Menghasilkan kelompok pembanding

3.Case Sectional :1.Dapat meneliti banyak variabel


2.Cepat
3.Dapat digunakan untuk penelitian lanjutan
Case Control : 1.Cocok untuk penelitian penyakit langka
2.Efisien
3.Murah
Cohort: 1.Menjelaskan hubungan sebeb akibat
2.Dapat meneliti paparan langka

2
4.Pada skenario termasuk penelitian cohort karena menjelaskan hubungan sebab akibat
antara perokok dengan carcinoma lidah

5.Cross Sectional : 1.Data yang diperoleh tidak mendalam


2.Mudah berubah karena dilakukan pada waktu bersamaan
Cohort: 1.Kurang efisien
2.Mahal
3.Butuh data sekunder yang banyak

6.Cohort : 1.Mengidentifikasi variabel terkait


2.Menentukan populasi sampel
3.Menentukan besarnya sampel
4.Mengidentifikasi subjek
5.Memilih kelompok kontrol
Case Control : 1.Melihat variabel
2.Menentukan objek
3.Mengidenfikasi kasus

7.Tujuan secara umum penelitian epidemiologi adalah memperoleh kejelasan tentang


faktor penyakit dan menilai keberhasilan intervensi di masyarakat

3
STEP 4
Mapping

Penelitian
Epidemiologi

Observasional Tujuan Eksperimental

Semi Murni
Deskriptif Analitik

Case Sectional Case Cohort


Control Study

1.Kelebihan
2.Kekurangan
3.Ciri ciri

STEP 5
LEARNING OBJEKTIF

1.Mahasiswa Mampu Mengetahui Memahami dan Menjelaskan Pengertian dan


Tujuan dari tiap jenis jenis penelitian epidemiologi.

2.Mahasiswa Mampu Mengetahui Memahami dan Menjelaskan Kelebihan ,


Kekurangan dan Ciri Ciri dari tiap jenis penelitian epidemiologi.

3.Mahasiswa Mampu Mengetahui Memahami dan Menjelaskan Langkah Langkah


tiap jenis penelitian epidemiologi.

4
STEP 7
Menarik Kesimpulan dari Seluruh Informasi yang di Dapat

1. Mahasiswa Mampu Mengetahui Memahami dan Menjelaskan Pengertian dan Tujuan dari
tiap jenis jenis penelitian epidemiologi.

Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu yang menekankan pada upaya menerangkan
bagaimana frekuensi & distribusi penyakit serta bagaimana berbagai factor dapat menjadi
factor penyebab penyakit. Kaitannya dengan ilmu kesehatan atau bidang kedokteran adalah
suatu proses logis untuk menganalisis serta memahami hubungan interaksi antara proses fisik,
biologis, dan fenomena sosial yang berhubungan erat dengan derajat kesehatan, kejadian
penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya (Noor, 2008).
Penelitian Epidemiologi merupakan bagian dari tugas pokok disiplin ilmu
epidemiologi dalam mencari faktor penyebab maupun hubungan sebab-akibat terjadinya
penyakit serta gangguan kesehatan lainnya dalam masyarakat. Penelitian epidemiologi
mempunyai tujuan untuk menjelaskan etiologi dari suatu penyakit / sekelompok penyakit,
gangguan, efek, kondisi, sindrom, ketidakmampuan, / kematian melalui analisis pada data
medis serta epidemiologi dengan memakai manajemen informasi serta informasi yang
bersumber dari setiap bidang / disiplin ilmu yang benar, termasuk ilmu sosial /
perilaku. Penelitian ini juga untuk memberikan dasar terhadap pengembangan langkah-
langkah pengendalian serta prosedur pencegahan bagi populasi dan kelompok yang beresiko,
serta untuk pengembangan langkah dan kegiatan kesehatan bagi masyarakat yang
membutuhkan, dan kesemuanya itu akan dipakai untuk mengevaluasi kesuksesan langkah –
langkah, program intervensi dan kegiatan (Irwan, 2016).

Menurut WHO, secara umum tujuan penelitian epidemiologi yaitu


1. Menggambarkan status kesehatan populasi
2. Menjelaskan etiologi dan determinan dari penyakit tersebut
3. Memprediksi jumlah kejadian penyakit di populasi
4. Mengontrol distribusi penyakit di masyarakat

Tujuan Secara khusus adalah :


Tujuan penelitian cross sesctional menurut Budiarto (2004) yaitu sebagai berikut:
a) Mencari prevalensi serta indisensi satu atau beberapa penyakit tertentu yang
terdapat di masyarakat.
b) Memperkirakan adanya hubungan sebab akibat pada penyakit-penyakit tertentu
dengan perubahan yang jelas.
c) Menghitung besarnya resiko tiap kelompok, resiko relatif, dan resiko atribut
Tujuan penelitian kohort:

5
a. Mengetahui pertumbuhan normal yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu
(ontogenik)
b. Untuk mengetahui perjalanan penyakit alamiah (patogenik) yang dimaksud kan untuk
mengetahui hubungan antara factor resiko dengan penyakit yang ditimbulkan
c. Mempelajari perjalanan klinis suatu penyakit (patogresif) yaitu sejak timbul sampai
sembuh, menjadi semakin parah, atau meninggal
d. Untuk menentukan ada atau tidakadanya hubungan sebab-akibat antara terpajan oleh
factor risiko dengan insiden penyakit yang ditimbulkan

2. Mahasiswa Mampu Mengetahui Memahami dan Menjelaskan Kelebihan , Kekurangan dan


Ciri Ciri dari tiap jenis penelitian epidemiologi.

2.1 CROSS SECTIONAL


Penelitian cross sectional atau transversal, adalah suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasional, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).
Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan
terhadap status karakter atau variable subjek pada saat pemeriksaan (Kelsey et al, 1996).
Data yang dihasilkan penelitian potong lintang adalah data prevalensi dan bukan
insidensi, artinya, seorang penderita yang datang berulang-ulang ke rumah sakit akibat suatu
penyakit akan terhitung beberapa kali sesuai dengan jumlah kedatangannya di rumah sakit
untuk periksa. Dengan kata lain, semua pasien dengan diagnosis yang sama akan dihitung
sebagai numerator tanpa melihat apakah kasus baru atau kasus lama. Prinsip utama dari studi
cross sectional adalah bahwa studi ini tidak dapat digunakan untuk menjawab hubungan
sebab-akibat. Karena baik outcome (penyakit) maupun eksposur (faktor resiko) diukur pada
saat yang bersamaan, sehingga tidak dapat diketahui secara definitif apakah eksposur
mendahului outcome atau sebaliknya outcome mendahului eksposur (Kelsey et al, 1996).

Karakteristik studi potong lintang adalah sebagai berikut:


 Hanya terdapat satu kelompok studi
 Menggambarkan distribusi penyakit distribusi penyakit menurut menurut variabel
tempat, orang, dan waktu

6
 Outcome (penyakit) maupun eksposur (faktor resiko) diukur pada saat yang
bersamaan. Sehingga kadang sulit membedakan antara exposure dan outcome
 Tidak ada kesimpulan (hipotesis) tentang hubungan antara exposure dan
outcome(Pramono Dibyo, 20xx).

Kelebihan
 Dapat digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan sebab-akibat
 Dapat menggunakan data sekunder dari puskesmas, rumah sakit, dan lain lain
 Dapat digunakan untuk membandingkan besarnya kelompok resiko yang terpajan
oleh faktor yang dianggap sebagai penyebab terjadinya penyakit dengan kelompok
yang tidak terpajan; dan hasilnya digunakan untuk memberikan informasi kepada
masyarakat
 Hasil penelitian berguna untuk menyusun perencanaan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan masyarakat (Budiarto Eko, 2003).

Kekurangan
 Tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi dengan berjalannya
waktu karena pengamatan pada subjek studi hanya dilakukan satu kali
 Sulit untuk menentukan komparabilitas antara kedua kelompok yang dibandingkan
karena tidak diketahui apakah insidensi terjadi sebelum atau sesudah terpajan
 Tidak dirancang untuk penelitian analitik
 Tidak dapat digunakan untuk menghubungkan sebab-akibat (Budiarto Eko, 2003).

2.2 CASE CONTROL


Penelitian Case Control :
Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kontrol status paparannya
(diketahui penyakitnya lalu ditelusuri penyebabnya).

Ciri – ciri :
1. Bersifat observasional
2. Terdapat kelompok kontrol
3. Tidak mengukur insidensi (kecepatan kejadian penyakit)

Kelebihan :

7
1. Untuk mempelajari masalah kesehatan yang jarang terjadi
2. Untuk mempelajari penyakit yang masa latennya lama
3. Lebih murah dibandingkan kohort karena masa studi yang relative pendek
4. Hasil diperoleh dengan cepat

Kekurangan :
1. Tidak dipakai untuk menentukan lebih dari 1 variabel, hanya berkaitan dengan 1
penyakit
2. Validasi mengenai informasi kadang-kadang sukar diperoleh
3. Bias mungkin terjadi

2.3 KOHORT

Penelitian kohort adalah penelitian yang digunakan untuk mempelajari hubungan serta
besarnya resiko, antara tingkat keterpaparan dengan kejadian penyakit. Pengamatan ini
diikuti kedepan, yaitu dimulai dari populasi/kelompok subjek yang bebas dari penyakit, dan
secara alami kelompok ini akan terbagi menjadi kelompok terpapar dan tidak terpapar.
Kemudian dengan berjalannya waktu akan dilihat ada tidaknya efek yang terjadi pada subjek
tersebut (Slamet ryadi, 2011)
Dalam urutan kekuatan hubungan sebab akibat, penelitian kohort berada di bawah penelitian
eksperimen tapi di atas cross sectional dan case control. Oleh karena arah penelitian ini
mengikuti kedepan ke masa depan yang akan di follow up sepanjang masa, dan karena
kejadian kasusnya adalah kasus baru terjadi maka studi ini juga dinamakan studi insiden.
Nama lainnya yaitu prospektif, studi follow up dan studi longitudinal (Nasry Nur, 2007).
Kelebihan
1. Merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden dan laju insiden
2. Terbaik dalam menerangkan hubungan temporal antara faktor resiko dan faktor efek
3. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor resiko tertentu
4. Bias pada paparan minim
5. Cocok untuk papapran langka (Amiruddin dkk, 2011)
Kekurangan
1. Membutuhkan waktu yang lama
2. Sarana dan biaya yang dibutuhkan besar
3. Tidak efisien untuk penyakit (kasus) langka

8
4. Terancam adanya drop out
5. Menimbulkan masalah etika karena peneliti membiarkan subjek terpajan paparan
yang dapat merugikan subjek penelitian (Amiruddin dkk, 2011)

Penelitian Experimental
Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang dilakukan peneliti dengan
melakukan kegiatan intervensi atau perlakuan khusus pada objek atau sasaran yang diteliti.
Peneliti dapat mengatur perlakuan sesuai dengan keinginannya dan dapat mengamati proses
kejadian secara langsung, baik pada individu maupun pada kelompok.
Ciri-ciri
1. (dapat dilakukan) terhadap hewan atau manusia
2. (dapat dilakukan) dalam situasi alami atau disimulasi
3. Membandingkan kelompok manipulasi dan non manipulasi
4. Lebih nyata jika melihat efek yang ditimbulkan
5. Dilakukan secara bertahap
6. Tidak selalu dapat dilakukan mengingat etika
7. Interpretasi hasil penelitian terbatas

Keuntungan
1. Merupakan desain terbaik untuk mengendalikan / menyeimbangkan (balancing)
confounding variables.
2. Validitas internal tinggi.
3. Desain ini mempunyai pembanding yang bersamaan waktu (concurrent). Jadi
intervensi luar tidak mempengaruhi hasil akhir.
4. Analisis mudah.

Kerugian
1. Rancangannya kompleks.
2. Kadang-kadang tidak etis.
3. Populasi studi dapat berbeda dengan populasi target / sasaran.
4. Validitas eksternal rendah.

9
5. Double blinding sulit dilakukan.

Penelitian experimental dibagi menjadi dua kelompok besar antara lain:


1. Eksperimental murni
Penelitian experimental murni sering dilakukan di laboratorium maupun klinik
dengan menggunakan teknik randomisasi. Selain itu dpat digunakan pada kelompok
komunitas untuk menentukan resiko tinggi dan untuk menilai berbagai kegiatan klinis
dalam komunitas tertentu. Penelitian yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
a. Penelitian di laboratorium untuk uji hipotesan tentang penyebab dan faktor
resiko
b. Percobaan klinis (ex: uji coba pengobatan)
c. Pencegahan dan intervensi klinis.
2. Eksperimental semu (quasy experimental)
Penelitian eksperimental semu merupakan penelitian yang tidak menggunakan teknik
randomisasi. Bila pada penelitian eksperimental murni lebih banyak menggunakan
binatang percobaan maka eksperimental semu dapat dilakukan pada kelompok
populasi tertentu yang merupakan satu kesatuan unit yang tidak terpisahkan. Dalam
penelitian ini, hasil yang diperoleh dapat dibandingkan dengan keadaan pada
kelompok penduduk lainnya atau kelompok yang sama sebelum penelitian.
Penelitian yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
a. Intervensi komunitas
b. Uji coba sistem pelayanan kesehatan terpadu bagi masyarakat
c. Analisis biaya pelaksanaan usaha kesehatan pada kelompok penduduk tertentu

3.Mahasiswa Mampu Mengetahui Memahami dan Menjelaskan Langkah Langkah tiap jenis
penelitian epidemiologi.

3.1 Penelitian cross sectional adalah sesuatu penelitian dimana variabel-variabel


yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus
pada waktu yang sama. Oleh karena itu, rancangan (desain) penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

10
Dari skema di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penelitian cross sectional
dalah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2002):
a) Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor resiko dan
faktor efek.
b) Menetapkan subjek penelitian.
c) Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor resiko
dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel pada saat itu (pengumpulan data).
d) Melakukan analisis korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar kelompok-
kelompok hasil observasi (pengukuran.

3.2 Langkah-Langkah Penelitian Kohort


1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh peneliti, adalah merumuskan masalah atau
pertanyaan penelitian, menentukan apa yang menjadi variabel dalam penelitian, baik variabel
dependen, maupun variabel independen, dan yang selanjutnya peneliti akan merumuskan
hipotesa penelitian.
2. Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar
Pada studi kohort, harus diperhatikan mengenai penentuan kelompok yang akan mendapat
paparan dengan kelompok yang tidak akan mendapat paparan. Pemilihan kelompok terpapar
yang berasal dari populasi umum memungkinkan peneliti mendapatkan informasi yang
lengkap dan akurat dari subjek penelitian. Populasi umum merupakan pilihan yang tepat pada
beberapa keadaan, seperti:
a. Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi
b. Batas geografik jelas, dan secara demografik stabil
c. Ketersediaan catatan demografi yang lengkap dan up to date
Selain populasi umum, kita dapat menggunakan populasi khusus. Populasi khusus merupakan
alternatif pada keadaan apabila prevalensi paparan dan kejadian penyakit pada populasi
umum rendah, dan adanya kemudahan untuk memperoleh informasi yang akurat.
Kelompok tidak terpapar atau kelompok kontrol dalam penelitian kohort
adalah kumpulan subjek yang tidak mengalami pemaparan, atau pemaparannya berbeda
dengan kelompok target. Penentuan kelompok tidak terpapar dapat dipilih dari populasi yang
sama dengan populasi kelompok terpapar, dan dapat dipilih dari populasi yang bukan asal
kelompok terpapar, tetapi harus dipastikan kedua populasi harus sama dalam hal faktor faktor
yang merancukan penilaian hubungan antara paparan dan penyakit yang sedang diteliti.

11
Kelemahan dalam menggunakan populasi umum adalah derajat kesehatan
berbeda, data kependudukan, kesehatan, dan catatan medik pada populasi umum tidak
seakurat pada populasi khusus.
3. Menentukan Sampel
Langkah selanjutnya dalam studi kohort adalah menetapkan besarnya sampel yang akan
digunakan dalam penelitian.
4. Pengambilan data dan pencatatan
Kedua kelompok yang telah ditetapkan, yaitu kelompok terpapar dan kelompok tidak
terpapar, kemudian diikuti selama jangka waktu tertentu sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan dalam penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan pencatatan semua keterangan
yang telah diperoleh sesuai tujuan penelitian.
5. Pengolahan dan analisi data hasil penelitian
Semua data yang telah diperoleh, meliputi data kejadian penyakit yang dialami oleh
kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar, dilakukan pengolahan data agar dapat
ditangani dengan mudah, meliputi kegiatan editing, coding, processing, dan cleaning.
Selanjutnya data yang diperoleh disajikan dalam tabel.

3.3 Langkah-Langkah Penelitian Case Control


1. Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
2. Menetapkan variabel penelitian
3. Menetapkan subjek penelitian
4. Melakukan pengukuran variable
5. Analisis hasil Karakteristik Penelitian Case Control

3.4 Langkah-langkah melakukan penelitian eksperimental


1. Memilih populasi eksperimen
2. Melakukan randomisasi pada populasi eksperimen untuk memilih kelompok studi dan
kelompok kontrol
3. Kelompok studi diberikan perlakuan khusus atau manipulasi, sedangkan kelompok
khusus tidak diberikan perlakuan khusus
4. Kedua kelompok dilakukan follow up selama periode waktu tertentu
5. Dilihat hasil outcome yang terjadi
6. Dianalisis dan dibandingkan satu sama lain

12
DAFTAR PUSTAKA

Noor, N.N. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta


Irwan. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Yogyakarta: Deepublish
Budiarto, E. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Emzir, 2009, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : PT
Grafindo Raja Persada.
Rajab, W. 2009. Buku Ajar EpidemiologiuntukMahasiswaKebidanan. Jakarta : EGC
Budiarto Eko. 2003. METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN Sebuah Pengantar.
Jakarta : EGC.
Rajab Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :
EGC.
Kelsey JL, Whittemore AS, Evans AS, Thomson WD. 1996. Methods in Observational
Epidemiology. 2nd Ed. Oxford University Press : New York, pp 244-268.
Pramono Dibyo, RANCANGAN PENELITIAN DI BIDANG KESEHATAN. Yogyakarta :
Magister Epidemiologi Lapangan - Universitas Gadjah Mada
Kleinbaum, Kupper L Laurence, Hal Morgenstern. 1982. Epidemiology Research, Principles
and Quantitative Methods. California:Life Time Publication
Nasry Nur. 2007. Epidemiologi. Makassar:Lembaga penerbitan Universitas Hasanudin
Slamet Ryadi, Wijayanti. 2011. Dasar-dasar Epidemiologi. Jakarta:Salemba Medika
Amiruddin, R., A, Arsunan Arsin., Dkk. 2011. Modul Epidemiologi Dasar. Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Makassar

13

Anda mungkin juga menyukai