Anda di halaman 1dari 126

1 Ekonomi Media: Pengantar

Pengantar Media massa seringkali hanya dipandang sebagai institusi sosial, politik, dan budaya belaka. Akan tetapi, perkembangan dewasa ini memperlihatkan media tidak lagi dilihat semata-mata sebagai institusi sosial dan politik, melainkan juga sebagai institusi ekonomi. Fakta menunjukkan bahwa media telah tumbuh bukan saja sebagai alat penyampai pesan-pesan sosial, politik dan budaya, tetapi juga sebagai perusahaan yang menekankan keuntungan ekonomi. Dennis McQuail menyebut enomena media massa modern ini sebagai dwi-karakter media atau karakter ganda media. McQuail lebih jauh menyebut media memiliki dwi karakter yang tak terpisahkan! karakter sosial-budaya- politik dan karakter ekonomi. Menurut McQuail, aktor ekonomi malah menjadi aktor penentu dalam mempengaruhi seluruh perilaku media massa modern. Faktor pasar bebas dalam seluruh proses komunikasi massa memberikan kontribusi yang tidak sedikit dalam membentuk aktor persaingan. "untutan ekonomi kini menjadi pertimbangan bagaimana media massa kontemporer dibentuk dan dikelola. Ekonomi Media: Definisi Perkembangan media massa menjadi institusi ekonomi melahirkan disiplin ilmu yang disebut ekonomi media #media economics$. %konomi media memandang media sebagai industri atau institusi ekonomi yang berupaya mencari keuntungan. &ebagai suatu disiplin ilmu, ekonomi media terbilang baru. Di negaranegara 'arat studi ini baru muncul pada ())*-an. Di +ndonesia studi ekonomi media baru muncul pada tahun ,***-an. &tudi ekonomi media umumnya baru menjadi bidang studi di dunia ilmu komunikasi. &tudi ekonomi media ini semestinya juga menjadi bidang studi di jurusan ekonomi. Apa itu ekonomi media- %konomi media tentu terdiri dari dua kata ./ekonomi// dan ./media.// 0leh karena itu, sebelum kita membahas de inisi ekonomi media, kita lihat dulu de inisi ekonomi dan media. %konomi, menurut &amuelson dan 1ordhaus, adalah studi tentang bagaimana manusia menggunakan sumber-sumber yang terbatas untuk memproduksi komoditas dan mendistribusikannya kepada manusia atau kelompok manusia lainnya. Dari de inisi di atas ada tiga konsep pokok dalam ekonomi! sumber #segala sesuatu yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa$, produksi #penciptaan barang dan jasa untuk konsumsi$, serta konsumsi #penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan$. &edangkan media secara umum bisa dide inisikan sebagai sarana atau perantara atau penyebar dalam suatu proses komunikasi. Melalui media pesan terdistribusi ke khalayak. Dalam konteks ekonomi, media adalah institusi bisnis (

atau institusi ekonomi yang memproduksi dan menyebarkan in ormasi, pengetahuan, pendidikan, hiburan kepada konsumen yang menjadi target. 2ang termasuk media antara lain tele3isi, radio, surat kabar, majalah, tabloid, buku, iklan, public relations, ilm serta rekaman. Dalam konteks ekonomi media, tele3isi, radio, surat kabar dan media lainnya tentu harus dipandang sebagai industri atau institusi bisnis. Ada sejumlah de inisi ekonomi media. Albarran mende inisikan ekonomi media bisa dide inisikan sebagai studi tentang bagaimana industri media menggunakan sumber-sumber yang terbatas untuk menghasilkan jasa yang didistribusikan kepada konsumen dalam masyarakat untuk memenuhi berbagai keinginan dan kebutuhan. Picard menyebutkan ekonomi media berkaitan dengan bagaimana industri media mengalokasikan berbagai sumber untuk menghasilkan materi in ormasi dan hiburan untuk memenuhi kebutuhan audiens, pengiklan, dan institusi sosial lainnya. Dengan begitu, berdasarkan de inisi di atas, kita mengetahui terdapat tiga konsep pokok ekonomi media! sumber ekonomi #sumber daya manusia, kamera, 3ideo tape, dll$, produksi #proses produksi media cetak, media elektronik, ilm, rekaman, buku, dll$, konsumsi #konsumen atau pasar$. Problem Ekonomi Media Problem ekonomi merupakan suatu proses yang berhubungan erat dengan masalah produksi dan konsumsi. 4al ini meliputi pertanyaan sebagai berikut! (. &eberapa banyak barang atau jasa yang diproduksi5 ,. 'agaimana barang atau jasa itu diproduksi 6. &iapa yang akan mengonsumsi barang dan jasa itu5 &ebagai institusi ekonomi, media punya problem ekonomi pula. Problem ekonomi media merupakan proses yang berhubungan erat dengan masalah produksi dan konsumsi media. "erkait dengan seberapa banyak barang atau jasa yang diproduksi oleh industri media, produser tele3isi atau radio, misalnya, harus mempertimbangkan harus mempertimbangkan jumlah content atau program yang diproduksi serta metode produksinya. Menyangkut bagaimana barang atau jasa apa yang diproduksi oleh industri media, reporter koran, misalnya, menulis berita dengan teknik feature, hardnews atau in-depth report5 sedangkan produser tele3isi menyampaikan program secara taping #rekaman$ atau live. 'erkenaan dengan siapa yang menjadi konsumen, media punya berbagai pilihan, antara lain terkait dengan positioning media. "ele3isi berita, seperti Metro"7 dan "70ne, membidik konsumen kelas atas. 8ontoh lain, konsumen tele3isi siaran #free to air television$ bisa siapa saja, namun, konsumen tele3isi berlangganan adalah hanya pelanggan.

Ekonomi Media: Antara Makroekonomi dan Mikroekonomi %konom membedakan studi di bidang ekonomi menjadi makroekonomi dan mikroekonomi. Makroekonomi mempelajari ekonomi sebagai sistem secara menyeluruh, terutama pada le3el nasional. Makroekonomi meliputi topik seperti pertumbuhan ekonomi, ekonomi politik #kebijakan publik yang berkaitan dengan ekonomi, produksi serta konsumsi nasional, tenaga kerja, in lasi$. Mikroekonomi memusatkan perhatian pada akti3itas tertentu dalam sistem ekonomi, seperti indi3idu sebagai pasar, perusahan, serta konsumen. Mikroekonomi mempelajari struktur dan perilaku pasar, akti3itas produsen dan konsumen. %konomi media termasuk makroekonomi atau mikroekonomi- &tudi ekonomi media mencakup mikroekonomi maupun makroekonomi. &ebagai contoh, regulasi tentang keharusan tele3isi nasional bekerjasama dengan tele3isi lokal atau tele3isi berjaringan jika ingin bersiaran di daerah #makroekonomi$ akan mempengaruhi pola in3estasi atau permodalan tele3isi nasional maupun lokal #mikroekonomi$ . Pentingnya Mempelajari Ekonomi Media Mempelajari ekonomi media setidaknya membawa tiga man aat, baik dari sisi teoretis maupun praktis. Pertama, ekonomi media berguna untuk mempelajari dimensi ekonomi media massa, untuk melengkapi subyek-subyek ./tradisional// lain dari media massa, seperti penulisan, pengambilan gambar, manajemen media massa, dampak media massa, promosi ataupun iklan, sosiologi media, komunikasi politik. 9edua, mempelajari ekonomi media menjadikan kita bisa mengembangkan karir di industri media. Dengan mempelajari ekonomi media, kita paham industri media mana yang beroperasi secara lebih e ekti dan e isien. 9etiga, mempelajari ekonomi media membuat kita mampu menganalisis berbagai industri media. 9ita akan mampu memahami bagaimana struktur pasar mempengaruhi berbagai industri media, bagaimana media tertentu membidik pasar tertentu, serta bagaimana regulasi pemerintah serta perkembangan teknologi mempengaruhi perilaku pasar di masa mendatang. Ruang Lingkup Ekonomi Media :uang lingkup ekonomi media mencakup ruang lingkup teoretis dan praktis. :uang lingkup ekonomi media juga menjadi ruang lingkup pembahasan buku ini. :uang lingkup teoretis meliputi konsep-konsep dasar ekonomi #pasar, sistem ekonomi, dll$, regulasi, kompetisi, kepemilikan, teknologi, serta riset. :uang lingkup praktis meliputi ekonomi industri tele3isi siaran, radio siaran, tele3isi berlangganan #tele3isi kabel, tele3isi satelit$, koran, majalah, buku, media online atau internet, ilm, rekaman, periklanan, dan public relations. ;<

2 Media sebagai Institusi Ekonomi


Pengantar +lmuwan komunikasi 4arold =aswell menyebut media massa sebagai media in ormasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Akan tetapi, kecenderungan dewasa ini memperlihatkan media telah menjadi industri atau institusi ekonomi. Perkembangan global dewasa ini tak ayal telah menjadikan media massa bukan hanya sebagai media in ormasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial, melainkan juga sebagai industri atau institusi ekonomi. 'anyak pengusaha besar yang menanamkan modalnya dalam bisnis media massa. Para pengusaha yang terjun ke indistri media tentu berharap modal yang mereka sudah tanamkan bisa kembali, bahkan menghasilkan keuntungan. "erjunnya pengusaha besar dalam industri media memunculkan enomena konglomerasi media. >ntuk menghasilkan keuntungan, perusahaan media tentu saling berkompetisi. 9ompetisi antarindustri media adalah kompetisi memperebutkan khalayak dan pengiklan. 9halayak dan pengiklan dalam ekonomi media disebut pasar. Dalam upaya memenangkan persaingan memperebutkan pasar, media kadang mengabaikan kepentingan publik. Media seringkali mengabaikan kualitas produk yang mereka hasilkan demi mengejar keuntungan. >ntuk itu, media dalam perspekti ekonomi media membutuhkan regulasi. >ntuk berkompetisi dan menghasilkan keuntungan, media juga harus mengetahui selera pasar dan perubahannya. 'agaimanapun, sebagai institusi ekonomi media massa harus mampu memenuhi kebutuhan pasar. &ebabnya pasarlah yang ./membiayai// kelangsungan hidup media. >ntuk mengetahui selera atau kebutuhan pasar tersebut media perlu melakukan riset. Melihat enomena media sebagai institusi ekonomi, banyak ilmuwan komunikasi yang mengembangkan pemikiran atau teori tentang media massa sebagai institusi ekonomi. Fenomena media massa telah menjadi institusi ekonomi bahkan melahirkan disiplin ilmu ekonomi media. eori Ekonomi!Politik Media Dennis McQuail menyebut teori ini sebagai pendekatan yang memusatkan perhatian lebih banyak pada struktur ekonomi daripada muatan #isi$ ideologis media. "eori ini mengemukakan ketergantungan ideologi pada kekuatan ekonomi dan mengarahkan penelitian pada analisis empiris terhadap struktur kepemilikan dan mekanisme kerja kekuatan pasar media. Menurut teori ekonomi-politik media ini, institusi media harus dipandang sebagai bagian dari sistem ekonomi yang juga berkaitan erat dengan sistem politik. "eori ini memusatkan perhatian pada media sebagai proses komunikasi yang menghasilkan komoditas #isi$. Mengutip ?arnhan, McQuail menyebutkan kualitas pengetahuan tentang masyarakat yang diproduksi oleh media, sebagian besar dapat ditentukan oleh transaksi berbagai ragam isi dalam kondisi yang memaksakan perluasan pasar, @

dan juga ditentukan oleh kepentingan ekonomi para pemilik media. 'erbagai kepentingan tadi terkait erat dengan kebutuhan untuk memperoleh keuntungan dari hasil kerja media dan juga untuk kepentingan bidang usaha lainnya untuk memperoleh keuntungan, sebagai akibat dari adanya kecenderungan monopolistis dan proses integrasi, baik secara 3ertikal maupun horiAontal. Belas sekali bahwa teori ekonomi politik media memandang media sebagai institusi ekonomi. "eori ekonomi-politik media menjadi landasan teoretis dalam memandang media sebagai institusi ekonomi. Dengan begitu, memandang media sebagai institusi ekonomi mempunya landasan teori yang kuat dalam dunia ilmu komunikasi Media sebagai Institusi Ekonomi 4erman dan 8homsky menyebut media massa sebagai mesin atau pabrik penghasil berita #news manufacture$ yang sangat e ekti dan mendatangkan keuntungan besar. Menurut mereka, media massa telah menjadi industri. Burgen 4abermas dalam buku The Theory of Communicative Action menyebut media sebagai institusi sosial-politik sekaligus sebagai institusi ekonomi. &ebagai institusi sosial-politik, media berupaya menjembatani publik dalam menyampaikan aspirasi sosial-politik metreka terhadap pengauasa dan kekuasaan. &ebagai institusi ekonomi media bekerja berdasarkan rasionalitas ekonomi atau bisnis, yakni mencari keuntungan. Dennis McQuail yang dikenal sebagai ilmuwan komunikasi bahkan menempatkan media massa sebagai industri atau institusi ekonomi sebagai dalil pertama yang mendasari bukunya Mass Communication Theory. Di situ, McQuail mengatakan media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait5 media massa juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan atau regulasi dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat atau institusi sosial lainnya. Dennis McQuail selanjutnya mengajukan (* prinsip yang menunjukkan media sebagai institusi ekonomi! (. Media berbeda atas dasar apakah media tersebut mempunyai struktur fixed dan variabel cost. ,. Pasar media mempunyai karakter ganda! dibiayai oleh konsumen dan atau oleh para pengiklan. 6. Media yang dibiayai oleh pendapatan iklan lebih rentan atas pengaruh eksternal yang tidak diinginkan. @. Media yang didasarkan pada pendapatan konsumen rentan krisis keuangan jangka pendek. C. Perbedaan utama dalam penghasilan media akan menuntut perbedaan ukuran kinerja media. D. 9inerja media dalam satu pasar akan berpengaruh pada kinerja di tempat lain #pasar lain$. E. 9etergantungan pada iklan dalam media massa berpengaruh pada masalah homogenitas program media.

F. +klan dalam media yang khusus akan mendorong keragaman program acara. ). Benis iklan tertentu akan menguntungkan pada masalah konsentrasi pasar dan khalayak. (*. Persaingan dari sumber pendapatan yang sama akan mengarah pada keseragaman.

Pasar Media
Pasar Media: Definisi &ebagai institusi ekonomi, media tentu mempunyai pasar. Pasar adalah target atau sasaran dari produk, baik barang ataupun jasa, yang dihasilkan oleh media. Menurut Picard dan McQuail, industri media itu unik karena memiliki pasar ganda! khalayak #audience$ dan pengiklan. Media dalam operasinya membidik khalayak dan pengiklan. Media memasarkan produk bagi khalayak dan pengiklan. "ele3isi menyiarkan sinetron agar ditonton oleh penonton dan agar pengiklan memasang iklan pada program sinetron tersebut. 9halayak adalah orang-orang yang mengonsumsi produk yang dihasilkan oleh media. Dalam dunia media, tingkat, besar atau jumlah khlayak suatu media bisa dilihat dari jumlah orang yang mengonsumsi media tersebut. "ingkat atau besar khalayak bisa dilihat dari rating atau share untuk tele3isi dan sirkulasi atau oplah untuk media cetak. Pengiklan adalah lembaga atau perorangan yang menggunakan media untuk mengin ormasikan atau memasarkan produk mereka. Output dari pengiklan sebagai pasar adalah revenue atau penghasilan dari iklan bagi suatu media. &ecara teoretis-kuantitati , khalayak dan pengiklan sebagai pasar mempunyai hubungan yang erat. Bika suatu produk media dikonsumsi oleh banyak khalayak, pengiklan pun akan banyak, sehingga media tersebut memperoleh keuntungan. Artinya, secara teoretis-kuantitati , makin besar khalayak, maka akan makin besar pendapatan dari pengiklan dan makin besar keuntungan perusahaan media. Dalam konteks hubungan khalayak, iklan, dan keuntungan ekonomi media, maka klahayak adalah buruh tanpa gaji yang bekerja untuk media sehingga perusahaan media mendapat keuntungan ekonomi. Di sisi lain, bisa pula dikatakan khalayaklah yang menggaji pekerja media. 1amun, hubungan antara khalayak dan iklan tidak selalu berbanding lurus secara kuantitati . Ada media massa yang jumlah khalayaknya relati sedikit, tetapi karena media massa tersebut punya citra tertentu #kualitati $, banyak pengiklan mengiklankan produk di media massa tersebut. "idak semua media mempunyai pasar ganda. Pasar buku hanya khalayak atau pembaca. Film dan rekaman umumnya tergantung hanya pada khalayak, meski sejumlah ilm dan rekaman memperoleh penghasilan dari iklan atau sponsor. Pemasukan tele3isi berlangganan terutama berasal dari pelanggan. Pasar public relations juga hanya pelanggan atau pengguna jasa. ipe "truktur Pasar "ipe struktur pasar adalah kondisi pasar tempat beroperasinya media. "ipe struktur pasar terkait erat dengan persaingan. Ada empat tipe struktur pasar! monopoli, oligopoli, kompetisi monopolistik, dan kompetisi sempurna. Monopoli adalah tipe struktur pasar ketika hanya ada satu produsen yang menguasai pasar. &truktur pasar monopoli kebanyakan terjadi di negara-negara E

komunis atau otoriter. Di +ndonesia, "ele3isi :epublik +ndonesia #"7:+$ memonopoli industri tele3isi siaran di masa pemerintahan 0rde 'aru. 0ligopoli adalah tipe struktur pasar ketika ada beberapa produsen yang bermain di pasar, tetapi ada satu produsen yang relati lebih dominan dibanding lainnya. "ele3isi berjaringam, industri ilm dan industri rekaman beroperasi atau bekerja dalam struktur pasar oligopoli. Dalam industru surat kabar di +ndonesia, beroperasi banyak koran. 1amun, Kompas seringkali dianggap mendominasi pasar surat kabar nasional. 9ompetisi monopolistik adalah tipe struktur pasar ketika banyak produsen di pasar yang memproduksi produk yang nyaris sejenis. +ndustri buku, majalah, dan radio merupakan contoh industri media yang beroperasi dalam pasar kompetisi monopolistik. 9ompetisi sempurna adalah tipe struktur pasar ketika banyak produsen yang menghasilkan produk sejenis dan tak satu pun yang dominan. "ele3isi swasta di +ndonesia yang cenderung menghasilkan program seragam sering dianggap beroperasi dalam pasar kompetisi sempurna. "truktur Pasar &truktur pasar pasar adalah kondisi atau karakteristik pasar tempat media beroperasi. &truktur pasar sebaiknya dipahami melalui penilaian karakteristik ekonominya. 2ang termasuk dalam struktur pasar adalah jumlah pembeli atau penjual, di erensiasi produk, rintangan bagi kompetitor, struktur biaya, dan integrasi 3ertikal. umlah !rodusen Bumlah produsen dalam suatu pasar menentukan konsentrasi pasar. Pasar terkonsentrasi bila ia didominasi oleh hanya beberapa perusahaan besar. Makin sedikit jumlah produsen, makin besar peluang menguasai pasar. &elama beberapa tahun, jaringan tele3isi A'8, 8'1, 1'8 menguasai pasar tele3isi jaringan, terutama dalam perolehan iklan. 1amun, ketika "7 berlangganan, teknologi 3ideo dan FoG "7 muncul sebagai kompetitor, kompetisi memperoleh iklan dan khalayak menjadi ketat. "iferensiasi !rodu# Di erensiasi produk mengacu pada upaya produsen membedakan produknya dengan produk produsen lain secara tegas #baik secara nyata maupun dalam tataran citra atau image$ bagi konsumen. MetroT$ memposisikan dirinya sebagai "7 berita. %epubli#a memposisikan dirinya sebagai koran muslim kelas menengah. %adio &lshinta memposisikan dirinya sebagai radio radio berita. Pass FM memposisikan diri sebagai radio bisnis. 'arta &#onomi adalah majalah ekonomi. Kontan, bisnis (ndonesia, investor daily, adalah harian atau koran ekonomi.

%intan)an ba)i !rodusen *ain +ni mengacu pada rintangan bagi produsen baru ketika memasuki pasar tertentu. :intangan itu bisa berupa terbatasnya modal atau aktor lain, misalnya regulasi. &ebagai contoh, regulasi Amerika mengharuskan pemilik media massa di sana berkewarganegaraan Amerika. 0leh karena itu, :upert Murdoch yang sebelumnya berkewarganegaraan Australia pindah kewarganeraan Amerika sebelum membeli jaringan +ox. Modal mendirikan stasiun tele3isi sangat besar sehingga bisa //merintangi// orang mendirikan stasiun tele3isi. ,tru#tur -iaya &truktur biaya berkaitan dengan biaya atau ongkos produksi dalam pasar tertentu. "otal biaya terdiri dari biaya langsung #fixed cost.direct cost$ dan biaya lain-lain #variable cost.inderect cost$. 'iaya langsung adalah biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit barang atau jasa. 'iaya lain-lain adalah biaya tak langsung untuk memproduksi satu unit barang dan jasa. Dalam memproduksi program tal#show tele3isi, misalnya, ada biaya langsung seperti membayar honor narasumber dan biaya tidak langsung, seperti penggunaan kamera. Mengapa penggunaan kamera masih harus dihitung sebagai biaya- 'ukankah kamera yang dipakai adalah kamera stasiun tele3isi itu sendiri9amera merupakan pengeluaran atau belanja untuk modal #capital expenditure$. "entu terjadi penyusutan nilai kamera sebagai modal. 'iaya penyusutan itulah yang disebut biaya tak langsung. (nte)rasi $erti#al +ni merupakan integrasi, sinergi, atau kerjasama berbagai aspek dalam organisasi, seperti aspek produksi, distribusi, eksebisi. Dengan perkataan singkat, integrasi 3ertikal adalah perusahaan media yang menghasilkan produk dari hulu ke hilir. Film ./"he =ast Action 4ero// #())6$ mengilustrasikan bagaimana sinergi bekerja di 4ollywood. Film itu dibuat oleh 8olumbia Pictures yang dimiliki oleh &ony. ,oundtrac#-nya dari 8'& yang juga dimiliki oleh &ony. Film ini ditayangkan di bioskop dengan teknik suara digital yang dibuat oleh &ony. &ony kemudian membuat video )ames berdasarkan ilm tersebut. Perilaku Pasar Perilaku pasar mengacu pada kebijakan atau perilaku yang diperlihatkan oleh produsen dan konsumen dalam pasar. 2ang termasuk perilaku pasar adalah perilaku harga, strategi produkHiklan, riset dan ino3asi, rencana in3estasi, taktik legal. !erila#u /ar)a Picard mengidenti ikasi empat orientasi harga! #a$ harga berdasarkan permintaan, yaitu harga yang diatur oleh pasar5 #b$ harga berdasarkan target keuntungan, yaitu harga yang didasarkan pada keinginan memperoleh besar keuntungan tertentu5 #c$ harga bersaing, yaitu harga yang ditentukan dengan

melihat harga yang ditawarkan kompetitor5 #d$ harga normal industri, yaitu harga yang ditentukan oleh industri itu sendiri, bukan ditentukan oleh pasar. Dalam industri rekaman, pasar menentukan harga kaset pemusik atau penyanyi dalam negeri :p ,* ribu, misalnya, sementara kaset pemusik atau penyanyi luar negeri :p ,C ribu. Pasar menentukan harga tersebut berdasarkan pajak penjualan, royalti, dll. Di akhir tahun, perusahaan media biasanya menetapkan target pendapatan dengan margin keuntungan tertentu. Dari situ, stasiun tele3isi atau surat kabar, misalnya, menetapkan tari iklan tertentu. Persaingan antarmedia bisa membentuk harga. "ele3isi berlangganan dewasa ini saling bersaing menetapkan biaya berlangganan yang murah demi memperebutkan konsumen. 1amun, perusahaan media yang mapan akan menerapkan harga sesuai dengan keinginan mereka. 'ahkan, meski harga yang mereka tetapkan relati lebih mahal dibanding produk lain, orang tetap mengonsumsinua. Dia tidak terpengaruh dengan pesaingnya yang menerapkan harga yang lebih murah. ,trate)i !rodu# dan (#lan &trategi produk mengacu pada keputusan yang didasarkan pada produk aktual yang dihasilkan produsen, termasuk cara mengemas dan mendesainnya. Dalam industri media, ini berkaitan dengan, misalnya, bagaimana mengemas tayangan berita tele3isi yang eksklusi , cepat, dan akurat. &trategi iklan adalah akti3itas mempromosikan produk agar dikenal konsumen. Makin kompetiti pasar, makin dibutuhkan strategi dalam mempromosikan produk. Di tengah persaingan yang makin ketat, stasiun-stasiun tele3isi berlangganan di +ndonesia makin strategis dalam mempromosikan produk, mulai promosi di mal, door to door, hingga paket-paket berlangganan dengan harga murah. %iset dan (novasi :iset dan ino3asi merupakan akti3itas perusahaan untuk mendi erensiasi dan meningkatkan produk dari waktu ke waktu. Media, misalnya, melakukan riset pasar untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan khalayak. "ele3isi kini mengembangkan ino3asi di bidang teknologi, misalnya, dengan satellite news gathering #&1?$, electronic news gathering #%1?$, 3ideo streaming dll, untuk mengirim gambar secara cepat. &ejumlah koran di +ndonesia, seperti Kompas dan Tempo melakukan cetak jarak jauh. &ejumlah koran, seperti Kompas, ,indo, dan Media (ndonesia, pernah terbit dua edisi setiap hari. (nvestasi +n3estasi mengacu pada pengadaan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa. Pembelian kamera atau pendirian pemancar atau transmisi merupakan in3estasi bagi industri tele3isi siaran.

(*

Ta#ti# *e)al "aktik legal merupakan upaya yang berkaitan dengan hukum, yang dilakukan oleh perusahaan dalam suatu pasar. "aktik legal kadang dilakukan oleh perusahaan untuk ./memenangi// persaingan. Dalam industri media, hak cipta merupakan salah satu taktik legal. #inerja Pasar 9inerja pasar mencakup analisis kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan berdasarkan kriteria tertentu. 9inerja pasar biasanya dilihat dari perspekti orang luar, ketimbang dari perspekti perusahaan sendiri. Artinya, orang atau institusi luar yang melihat kinerja pasar, bukan perusahaan itu sendiri. Para pengambil keputusan, misalnya, menilai e isiensi ekonomi industri tertentu melalui kriteria tertentu, dan jika perlu melakukan berbagai perbaikan untuk meningkatkan kinerja pasar. Dalam konteks ini, kinerja pasar dinilai berdasarkan orientasi makroekonomi. 9inerja pasar terdiri dari e isiensi produk, e isiensi alokasi, kemajuan, keadilan. &fisiensi % isiensi adalah kemampuan perusahaan memaksimalkan kekayaannya. % isiensi terdiri dari e isiensi teknis dan e isiensi alokasi. % isiensi teknis adalah penggunaan sumber-sumber perusahaan dalam cara yang lebih e isien untuk memaksimalkan hasil. Dalam industri tele3isi, penggunaan teknologi 3ideo streaming yang berbasis internet berbiaya lebih murah ketimbang mengirim secara isik dengan kargo. Dalam industri media cetak, teknologi cetak jarak jauh dalam jangka panjang akan membuat //ongkos kirim// makin murah % isiensi alokasi terjadi jika pasar perusahaan ber ungsi secara optimal, mendatangkan keuntungan bagi produsen dan konsumen. Media sebagai produsen memproduksi in ormasi. Bika in ormasi yang disajikan media dianggap berkualitas, makin banyak atau makin tersegmentasi khalayak yang mengonsumsi media tersebut. Makin banyak atau makin tersegmentasi khalayak yang mengonsumsi suatu media, pengiklan sebagai pasar atau konsumen pun makin banyak memasang iklan di media tersebut. Bika pengiklan merasakan produk yang diiklankan di media tersebut laku di pasar, pengiklan akan terus-menerus memasang iklan di media tersebut. 9euntungan media bersangkutan pun makin besar. Keadilan %kuitas atau keadilan berkaitan dengan hasil atau kepuasan yang terdistribusi di antara produsen dan konsumen. +dealnya, sistem ekonomi pasar menyediakan distribusi yang merata sehingga tak cuma satu perusahaan yang menikmati keuntungan. 9enyataannya, keadilan lebih problematik dalam sistem pasar monopolistik dan oligopolistik karena keuntungan lebih dinikmati oleh segelintir perusahaan. Dalam industri media, tentu ada media yang menghasilkan keuntungan berlimpah, sementara media lain mendapat keuntungan ala kadarnya. +tu sangat ((

tergantung pada struktur pasar, apakah bersi at monopolistik, oligopolistik, kompetisi monopolistik, dan kompetisi sempurna. Kema0uan 9emajuan mengacu pada kemampuan perusahaan dalam suatu pasar untuk meningkatkan kualitas produk dari waktu ke waktu. Di +ndonesia, teknologi digital akan meningkatkan kualitas gambar tele3isi siaran. "eknologi jarak jauh dalan industri media cetak menjadikan distribusi media cetak relati lebih luas. Dalam industri rekaman, teknologi 8D lebih berkualitas ketimbang teknologi kaset rekaman. E$aluasi Pasar %3aluasi pasar meliputi! Apakah suatu industri media sudah menempatkan in3estasinya secara tepat, termasuk mengidenti ikasi pemain-pemain utama. 9onsentrasi pasar! konsentrasi kepemilikan dan konsentrasi mar#et share. Di3ersi ikasi usaha. Pengaruh regulasi pada industri media. Pengaruh perkembangan teknologi pada industri media. (nvestasi dan (dentifi#asi !esain) 1tama +ndustri media harus jeli menanamkan in3estasinya, antara lain karena industri media terkait dengan teknologi yang begitu cepat berkembang. 1amun, industri media harus mengin3estasikan modalnya secara tepat. &ebagai contoh, stasiun tele3isi hiburan mungkin tidak harus membeli banyak &1?5 tetai stasiun tele3isi berita harus memiliki banyak &1?. +ndustri media juga harus mengidenti ikasi pesaing utama. C22 tentu mengidenti ikasi +ox T$ sebagai pesaing utama. %CT( tentu menempatkan ,CT$ dan TransT$ yang juga stasiun tele3isi hiburan sebagai kompetitor utama karena . MetroT$ pasti menjadikan T$One yang juga stasiun tele3isi berita sebagai kompetitor utama karena sama-sama tele3isi berita. Dalam konteks ini, industri media bahkan harus menciptakan pesaing, jika pesaing yang produknya sejenis tidak di pasar. 9etika T$One belum lahir, MetroT$ menjadikan ,CT$ dengan program berita ./=iputan D//-nya sebagai kompetitor utama. &ebaliknya ./=iputan D// ,CT$ juga menjadikan MetroT$ sebagai pesaing utama. Konsentrasi !asar 9onsentrasi pasar terdiri dari konsentrasi kepemilikan dan konsentrasi mar#et share. 9onsentrasi pasar terkait dengan monopoli. 9onsentrasi kepemilikan mengacu pada tingkat kontrol atau kepemilikan perusahaan pada sejumlah industri media. +ndi3isu atau perusahaan yang memiliki sejumlah media bisa disebut melakukan konsentrasi kepemilikan atau monopoli kepemilikan media. (,

"erkait dengan konsentrasi market share, berbagai metode digunakan untuk mengukurnya dalam industri tertentu. &alah satu metode yang dianggap paling baik untuk mengukur konsetrasi mar#et share adalah rasio konsentrasi #concentration ratio$. :asio konsentrasi membandingkan rasio pendapatan total dari sejumlah pemain utama dengan rasio industri secara keseluruhan, dengan menggunakan empat besar perusahaan #8:@$ atau delapan besar perusahaan #8:F$. Bika rasio empat perusahaan sama dengan atau lebih besar dari C* persen, maka konsentrasi pasar tinggi5 antara 6 persen sampai C* persen konsentrasi pasar rendah5 kurang dari 66 persen konsentrasi rendah. Bika rasio delapan perusahaan sama atau lebih besar dari EC persen, maka pasar dalam kondisi konsentrasi tinggi5 C*I persen sampai EC persen konsentrasi sedang5 dan kurang dari C* persen konsentrasi rendah. "iversifi#asi 1saha +ndustri media seharusnya melakukan e3aluasi untuk memutuskan apakah akan melakukan di3ersi ikasi atau perluasan usaha. Bika sudah melakukan di3ersi ikasi usaha, apakah di3ersi ikasi usaha tersebut punya kinerja yang baik. 9elompok 9ompas-?ramedia yang dikenal sebagai ./raja media cetak// melakukan di3ersi ikasi usaha dengan mendirikan tele3isi siaran T$3. 1amun, ketika kinerja T$3 tidak begitu baik, 9ompas-?ramedia menjual sebagian besar saham T$3 kepada "rans 8orps. Di3ersi ikasi usaha juga terkait dengan perluasan pasar. Bika suatu media awalnya memproduksi content untuk kelas menengah atas dan kemudian memproduksi content untuk kelas menengah bawah, media tersebut telah melakukan di3ersi ikasi usaha. +ndo3ision yang merupakan tele3isi berlangganan untuk kelas menengah ke atas dan kemudian mendirikan "op"7 yang merupakan tele3isi berlangganan untuk kelas menengah bawah, telah melakukan di3ersi ikasi usaha. !en)aruh %e)ulasi pada (ndustri Media :egulasi sangat mempengaruhi industri media. 0leh karena itu, industri media senantiasa harus memperhatikan regulasi serta perkembangannya. Di +ndonesia, regulasi tentang keharusan stasiun tel3isi ./nasional// menjalin kerjasama atau jaringan dengan stasiun tele3isi daerah, tentu akan mempengaruhi kinerja ekonomi stasiun teke3isi nasional, misalnya dalam hal in3estasi. !en)aruh Te#nolo)i pada (ndustri Media +ndustri media merupakan industri padat teknologi. 0leh karena itu, industri media harus senantiasa memperhatikan perkembangan teknologi yang begitu cepat. +ndustri media juga senantiasa harus menge3aluasi apakah teknologi yang saat ini digunakan sudah compatible dengan perkembangan Aaman. Dalam industri media, peningkatan teknologi yang digunakan merupakan upaya berkesinambungan.;<

(6

% #ompetisi Media
Pengantar

(@

Media pasti berkompetisi dengan media lainnya. Media berkompetisi memperebutkan sumber-sumber kehidupan atau sumber-sumber ekonomi untuk kelangsungan hidup mereka. 9ompetisi seringkali menjadi aktor penting untuk meningkatkan kinerja media. 9ompetisi membuat media berupaya terus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya. 9ompetisi membuat media punya pembanding untuk mengukur apakah kinerja yang ditampilkannya sungguh-sungguh berkualitas. "anpa kompetisi, media tidak bisa mengukur atau membandingkan secara baik kinerjanya. 9etiadaan kompetisi atau kompetitor membuat media tidak berkembang. Media selalu merasa kinerjanya sudah baik. 0leh karena itu, kendatipun tidak ada kompetitor, media semestinya ./menciptakan// kompetitor. Metro"7 sebagai tele3isi berita, misalnya, sebelum "70ne lahir, ./menciptakan// &8"7 sebagai kompetitor karena &8"7 terbilang kuat dalam tayangan berita melalui program ./=iputan D//. 9ompetisi pada akhirnya akan menguntungkan khalayak dan pengiklan sebagai pasar media, asalkan kompetisi berlangsung secara sehat. &ebagai contoh, kompetisi di antara stasiun tele3isi berlangganan membuat tari berlangganan makin murah. 4al seperti itu baik bagi khalayak asalkan murahnya biaya berlangganan tidak lantas menurunkan kualitas program. Akan tetapi, kompetisi seringkali dikhawatirkan berlangsung secara tidak sehat sehingga merugikan masyarakat. 0leh karena itu, diperlukan regulasi untuk mengatur kompetisi. #ompetisi Media& Perspektif Ekologi Media Dalam ilmu komunikasi terdapat teori ekologi media. %kologi media memandang media sebagai makhluk hidup yang berupaya mempertahankan kehidupan. >ntuk mempertahankan kehidupan, media membutuhkan sumbersumber kehidupan. Dalam perspekti ekologi media, sumber-sumber kehidupan media adalah isi #content$, khalayak #audiences$, iklan #capital4. Media saling berkompetisi dalam memperebutkan sumber-sumber kehidupan tersebut. &ecara teoretis, terdapat hubungan antara isi, khalayak, dan iklan. Bika isi suatu media baik secara kualitati , banyak penonton yang akan mengonsumsi media tersebut, sehingga banyak pemasang iklan menempatkan iklannya pada media tersebut. 1amun, dalam tataran praktis, hubungan tersebut tidak selamanya berlaku. &ebagai contoh, banyak sinetron yang tidak berkualitas, namun disukai penonton, dan iklan yang terpasang pada sinetron tersebut melimpah. 5eneralis versus ,pesialis Dalam perspekti ekologi media dikenal istilah generalis dan spesialis. Media disebut generalis jika memiliki sumber-sumber kehidupan yang beragam. Media spesialis adalah media yang sumber kehidupannya relati seragam. 9ompas, Media +ndonesia, :epublika, adalah media generalis karena mereka memiliki pemberitaan yang beragam, mulai politik, hukum, internasional, metropolitan, olahraga, dll. 'isnis +ndonesia adalah koran spesialis karena sebagian besar pemberitaannya ekonomi dan bisnis. :8"+, &8"7, "rans"7 (C

adalah media generalis yang memiliki beragam isi, mulai berita, olahraga, musik, ilm, sinetron. Metro"7 dan "70ne adalah tele3isi spesialis karena sebagian besar isinya berita dan in ormasi. &tasiun tele3isi terestrial #free to air television$ seperti :8"+, Metro"7, Ant3 merupakan media generalis. Mereka menggantungkan hidupnya pada isi, klayak, dan iklan. Akan tetapi, stasiun tele3isi berbayar #pay television$ seperti +ndo3ision, Aora"7, "elkom3sion, merupakan media spesialis karena mereka menggantungkan hidupnya lebih kepada isi dan penonton #iuran penonton$. &ecara teoretis, media generalis lebih bisa bertahan hidup dibanding media spesialis. Bika satu sumber kehidupan habis, media tersebut masih bisa ./mengonsumsi// sumber kehidupan lain. Bika situasi dunia aman dan tentram dan tidak ada berita yang menarik, Metro"7 dan "70ne akan kehilangan sumber kehidupan. 1amun, :8"+, &8"7, dan "rans"7 masih memiliki sinetron, ilm, atau musik, meski tidak ada berita menarik. &tasiun tele3isi berlangganan akan mati jika penonton berhenti berlangganan, sementara stasiun tele3isi terestrial masih bisa mengandalkan iklan. 1amun, dalam tataran praktis, media spesialis ternyata bisa juga bertahan hidup. Dulu orang meramalkan Metro"7 tidak bisa bertahan lama karena pemasang iklan enggan memasang iklan akibat kecilnya jumlah penonton stasiun tele3isi berita itu. Metro"7 ternyata bisa bertahan, bahkan =ati3i yang sebelumnya tele3isi generalis bermetamor osis menjadi "70ne yang lebih spesialis. +tu artinya pemasang iklan memperhatikan segmentasi. Penonton yang tersegmentasi menjadi sasaran iklan yang jitu bagi pemasang iklan. Dalam perspekti ekologi media, kompetisi sengit terjadi antara media yang karakternya sejenis. 9oran tidak bersaing dengan tele3isi. 9oran bersaing secara ketat dengan sesama koran. "ele3isi bersaing secara ketat dengan sesama tele3isi. 9oran nasional tidak bersaing dengan koran lokal. 9oran nasional bersaing secara ketat dengan sesama koran nasional. "ele3isi hiburan tidak bersaing dengan tele3isi berita. "ele3isi berita bersaing dengan sesama tele3isi berita. 1amun, kenyataannya dewasa ini terjadi persaingan antarmedia. 9oran kini berkompetisi dengan tele3isi dan media online. 9ompetisi ini melahirkan kon3ergensi media. 9ompas, misalnya, kini memiliki koran, mediaonline, bahkan tele3isi. #ompetisi: Perspektif Ekonomi Media Dalam perspekti ekonomi media, media massa berkompetisi memperebutkan pasar. Pasar media adalah khalayak dan pengiklan. Dengan begitu, dalam perspekti ekonomi media, media massa bersaing memperebutkan khalayak dan pengiklan. Dilihat dari perspekti ekonomi media, derajat kompetisi bisa dilihat dari konsentrasi pasar dan konsentrasi kepemilikan. Media yang pasarnya relati sejenis akan berkompetisi secara ketat. Metro"7 dan "70ne bersaing secara ketat karena mereka membidik penonton dan pengiklan yang relati sama. >ntuk mengurangi derajat persaingan, media biasanya memperluas pasar. >ntuk

(D

mengurangi derajat persaingan dengan Metro"7 yang membidik penonton kelas A dan ', "70ne membidik juga penonton kelas 8 selain kelas A dan '. 9onsentrasi kepemilikan justru akan mengurangi derajat persaingan #lihat 'ab C tentang 9epemilikan Media$. Bika, misalnya, di suatu wilayah terdapat lima koran, dan tiga koran kemudian bergabung dalam satu kelompok, sementara dua koran lainnya membangun satu kelompok lagi, maka, jika sebelumnya ada lima koran yang bersaing, kini tinggal dua kelompok koran yang berkompetisi. Puncak konsentrasi kepemilikan media adalah monopoli. 9etika media memonopoli pasar, dia tidak punya kompetitor. 9etiadaan kompetitor membuat media tidak berkembang. 9etiadaan kompetitor membuat media yang memonopoli akan berbuat sesuka hati sehingga seringkali merugikan publik 0leh karena itu, banyak negara melarang konsentrasi kepemilikan dan monopoli melalui berbagai regulasi.;<

' #epemilikan Media


(E

Landasan eoretis "erdapat empat teori ekonomi-politik yang terkait dengan kepemilikan media! libertarianisme, kapitalisme, sosialisme, dan liberalisme modern. =ibertarianisme adalah teori ekonomi yang menganggap kebebasan manusia sekaligus peran pemerintah sangat penting keberadaannya. 9ebebasan indi3idu tetap harus dikontrol oleh pemerintah agar kebebasan tersebut tidak berlebihan. "eori ekonomi-politik ini menghalalkan kepemilikan sumber-sumber ekonomi oleh swasta sejauh diperoleh melalui kompetisi yang sehat. Media boleh dimiliki oleh swasta. Media boleh saja memiliki keuntungan sebesar-besarnya asalkan melalui persaingan yang sehat. Pemerintah mengawasi agar persaingan berlangsung sehat. 9apitalisme adalah sistem ekonomi yang mengijinkan indi3idu atau korporasi bisnis #bukan pemerintah, publik, atau negara$ memiliki dan mengontrol sumber-sumber kekayaan atau kapital negara. Menurut teori ini indi3idu atau perusahaan bebas berkompetisi untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, misalnya melalui harga, promosi dll. +ndustri media dimiliki oleh swasta. +ndustri media bebas berkompetisi untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. &osialisme adalah sistem ekonomi-politik yang berpandangan pemerintah harus memiliki dan mengontrol sumber-sumber kekayaan negara. &istem ekonomi ini mengakui monopoli negara atas sumber-sumber ekonomi sehingga tak ada persaingan di dalamnya. 1egara menguasai media sehingga tidak ada persaingan ekonomi di bidang industri media massa. Media dengan demikian akan menjunjung tinggi etika sebagaimana telah ditetapkan oleh negara. =iberalisme modern adalah sistem ekonomi yang memadukan sistem ekonomi libertarianisme, kapitalisme, dan sosialisme. =iberalisme modern mengambil hal-hal positi dari ketiga sistem ekonomi tersebut. &ebagai contoh, tele3isi berlangganan boleh dimiliki oleh swasta dan pemerintah mengontrol kompetisi di antara "7 berlangganan itu. 1amun, pemerintah juga menyediakan "7 publik bagi masyarakat yang tidak mampu berlangganan "7 kabel, misalnya. (entuk #epemilikan Media Produksi, distribusi dan keberadaan industri tele3isi, 3ideo rumah tangga, koran, majalah, buku, rekaman, dan ilm membutuhkan modal yang besar. Dalam konteks ekonomi media, tentu hanya pemodal besar yang mampu mendirikan industri media. Pada gilirannya, para pemodal ini berupaya memperoleh keuntungan dari in3estasi yang mereka tanamkan dalam industri media. Fenomena inilah yang disebut media komersial. "entu saja ada media yang dimiliki oleh pemerintah, seperti di negaranegara otoriter atau di negara komunis. 1amun, media milik pemerintah ini, dalam perspekti ekonomi media, tidaklah ditujukan untuk menghasilkan keuntungan ekonomi. Media pemerintah bertujuan mencapai keuntungan politik bagi penguasa. Di negara-negara demokratis, kita mengenal media publik. Media publik dibiayai oleh publik lewat pajak. &ebagaimana media pemerintah, media publik (F

tidak mencari keuntungan ekonomi. Media publik berupaya mendapatkan keuntungan sosial, politik, dan budaya bagi publik. Ada pula media yang dimiliki oleh komunitas. Media komunitas juga tidak mencari keuntungan ekonomi. Media komunitas sama dengan media publik. 4anya saja target atau sasaran media komunitas tidak seluas media publik. Dennis McQuail merangkum bentuk-bentuk kepemilikan media di atas menjadi tiga bentuk kepemilikan! perusahaan komersial #media swasta$, institusi nir-laba #media komunitas dan media pemerintah$, serta lembaga yang dikontrol publik #media publik$. 'entuk-bentuk kepemilikan media ini terkait erat dengan masalah kebebasan pers. 9ebebasan pers sendiri mendukung hak kepemilikan untuk memutuskan isi media itu sendiri. Dengan demikian, bentuk-bentuk kepemilikan mempunyai pengaruh pada pembentukan dan produksi isi media. 0leh sebab itu, penggandaan dan peragaman sistem kepemilikan dan persaingan bebas adalah cara atau hal yang perlu dipakai dalam pengembangan media modern. 4al itu tentunya didasarkan pada sistem cek dan keseimbangan #chec# and balance$ in ormasi dalam sistem untuk membatasi pengaruh yang tidak diinginkan dari pemilik media. ipe #epemilikan Media "erdapat tiga tipe kepemilikan media! monopoli, oligopoli, dan kompetisi monopolistik. Dalam monopoli, suatu industri media mendominasi pasar. "ipe kepemilikan monopoli biasanya terdapat di negara-negara otoriter atau komunis. 1egara memiliki media yang memonopoli dan mendominasi pasar. 4anya saja, media pemerintah seperti ini lebih merupakan institusi sosial, politik, dan propaganda, tidak bertujuan mencari keuntungan ekonomi. "7:+ di masa otoriatarianisme 0rde 'aru pernah menjadi stasiun tele3isi yang mendominasi atau memonopoli ./industri tele3isi// di +ndonesia. Pilihan bagi khalayak adalah ta#e it or live it. Dalam tipe oligopoli, ada beberapa industri media yang dimiliki oleh pemilik berbeda yang bermain di pasar. Mereka saling bersaing di dalam pasar. 1amun, ada satu produsen atau pemilik media yang relati lebih dominan dibanding lainnya. Kompas dalam tingkat tertentu merupakan bentuk kepemilikan oligopoli dalam industri media cetak di +ndonesia. Dalam kompetisi monopolistik, banyak industri media yang memproduksi jasa sejenis yang dimiliki oleh pemilik yang berbeda-beda yang beroperasi di pasar. 9epemilikan tele3isi di +ndonesia cenderung bersi at kompetisi monopolistik dalam hal content yang diproduksi. Content atau materi stasiun tele3isi di +ndonesia dinilai relati seragam.

#onsentrasi #epemilikan Proses ekonomi media menuntut maksimalisasi keuntungan. "idak mengherankan apabila media juga memerlukan sistem persaingan dan proses konsentrasi kapital. 9onsentrasi dalam istilah ekonomi media adalah seberapa ()

tingkat keberbedaan atau kesamaan #identik$ sebuah produk dalam sebuah pasar dan apakah ada atau tidak adanya halangan masuk dalam pasar tersebut. Permasalahan konsentrasi kapital oleh media dibedakan dalam beberapa hal yaitu le3el konsentrasi, arah konsentrasi dan le3el pengamatan, serta derajat konsentrasi media. 9onsentrasi media biasanya terjadi di antara situasi monopoli dan persaingan sempurna. 9onsentrasi diperhitungkan secara eksesi ketika ada tiga atau empat perusahaan yang menguasai C*I jangkauan pasar. 9onsentrasi media dipicu dengan adanya persaingan itu sendiri, untuk mendapatkan sinergi dan keuntungan maksimal. 'eberapa hal atau derajat konsentrasi justru menguntungkan konsumen. % ek yang tidak diinginkan dengan masalah konsentrasi adalah hilangnya keragaman, harga yang lebih tidak ekonomis, dan keterbatasan akses kepada media. Dengan demikian penting juga untuk melakukan pengaturan tentang konsentrasi media dengan mendorong hadirnya pemain baru dalam pasar media. 9enyataannya, tidak semua industri media mampu menghadapi persaingan. Ada dua kemungkinan yang terjadi pada media yang tak mampu menghadapi persaingan! bangkrut atau diakuisisi oleh media lain. Akuisisi ini akan mengurangi derajat persaingan. Ada juga konsep lain untuk mengurangi persaingan! merger. Merger adalah bergabungnya dua atau lebih media yang kedudukannya relati seimbang dalam pasar. Merger seringkali juga dilakukan untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan media lainnya. Pada tahun ()DF di Amerika &erikat terjadi lebih dari (6* merger dan akuisisi yang melibatkan perusahaan komunikasi. Peneliti media 'en 'agdikian, pada ()F* menemukan terdapat ,* kelompok media di seluruh A&. &epuluh tahun kemudian, jumlahnya menyusut menjadi hanya belasan. Pada ())E, kelompok pemilik media tinggal lima saja, yang mengasai D* persen jumlah media. 9elima kelompok itu adalah A0=-"ime Jarner, Disney, 7iacom, "he 1ews 8orporation, dan &ony 8olumbia. Akuisisi dan merger memang memperluas kapital atau modal dan mengurangi persaingan. 1amun, sebagaimana ditunjukkan dalam kasus merger dan akuisisi di Amerika, merger dan akuisisi menyebabkan konsentrasi kepemilikan atau konglomerasi. Fenomena konglomerasi media juga terjadi di +ndonesia. "rans corps. memiliki Trans T$ dan Trans3. 9elompok 'akrie memliki Antv dan T$One. Media 1usantara 8itra #M18$ menguasai %CT(, T!(, 5lobal T$, :adio Tri0aya, 9oran ,eputar (ndonesia, O#e6one.com. &urya Paloh mememiliki Metro"7, harian Media (ndonesia, harian *ampun) !ost. 9elompok 9ompas ?ramedia merupakan konglomerasi media cetak. Bawa Pos ?rup, selain merupakan konglomeasi media cetak, juga menguasai sejumlah stasiun tele3isi lokal. Dampak #onglomerasi Media 9onglomerasi memiliki dampak positi dan dampak negati . Paling tidak terdapat dua dampak positi konglomerasi media atau konsentrasi kepemilikan media. Pertama, konglomerasi mengurangi derajat kompetisi media. &ebagai ,*

contoh, di +ndonesia awalnya terdapat (* stasiun tele3isi swasta di +ndonesia. 9esepuluh stasiun tele3isi swasta itu saling bersaing memperebutkan khalayak dan pengiklan. &etelah adanya merger, akuisisi, atau kemitraan strategis, kini tinggal lima kelompok stasiun tele3isi yang saling bersaing.

(. :8"+ ,. &8"7 6. "rans"7 @. +ndosiar C. Ant3 D. "7 E E. "P+ F. ?lobal"7 ). =ati3i (*. Metro"7

(. M18! :8"+, ?lobal "7, "P+ ,. "rans 8orps! "rans"7, "ransE 6. &urya 8itra Media! &8"7, +ndosiar @. 'akrie ?rup! Ant3, "70ne C. Metro"7

9edua, kinerja ekonomi media yang diakuisisi atau dimerger diharapkan lebih baik dibanding sebelumnya. &ebagai contoh, kinerja ekonomi "ransE #dulu "7E$ makin baik setelah diakuisisi oleh "rans"7 ke dalam "rans 8orps. "rans E, berdasarkan data Media Partners Asia menduduki posisi keempat dalam perolehan iklan pada ,**F, setelah :8"+, &8"7 dan "rans "7. #=ihat bab tentang %konomi +ndustri "ele3isi &iaran subbab Pasar$ "erdapat setidaknya empat dampak konglomerasi media. Pertama, konglomerasi pada gilirannya memicu komersialisasi. Pemilik media lebih mengutamakan mencari keuntungan, ketimbang mendidik, memberi in ormasi, atau melakukan kontrol sosial, serta menghibur. Media, misalnya stasiun tele3isi, berupaya meningkatkan rating melalui program seram #mistik$, saru #seks$, dan sadis #kekerasan, kriminalitas$, tanpa memikirkan kualitas. +ni sejalan dengan pernyataan 4erman dan 8homsky tentang kepemilikan media, bahwa kebutuhan media akan keuntungan amat mempengaruhi content media secara keseluruhan. 9edua, konglomerasi juga bisa menyebabkan keseragaman content atau isi atau materi program. 9eseragaman menyebabkan publik tidak memiliki banyak pilihan. Di bidang pemberitaan, misalnya, stasiun-stasiun tele3isi yang punya hubungan kepemilikan biasanya menerapkan sistem newsroom. 'erita-berita yang diperoleh oleh newsroom akan didistribusikan ke stasiun-stasiun tele3isi yang berada di bawah satu payung perusahaan. Akibatnya, materi atau isi program berita cenderung seragam, hanya berbeda kemasannya. Buga, program-program yang pernah ditayangkan di satu stasiun tele3isi boleh jadi kemudian juga ditayangkan oleh stasiun tele3isi lain yang berada dalam satu grup. 9eseragaman content media juga menunjukkan hanya segelintir perusahaan media yang mengendalikan content media. %mpat agensi berita 'arat #Associated !ress.A!, 1nited !ress (nternational.1!(, %euters, A)ence +rance,(

!resse.A+!$ menyuplai )* persen pers, radio, dan tele3isi di dunia. 'erita-berita tele3isi global disuplai oleh C22, C2-C, --C 'orld ,ervice, dan dalam beberapa kasus, "7 global itu adalah cabang dari agensi berita itu. =ebih dari separo dari seluruh program "7 di Asia diimpor dari 'arat. Musik rekaman secara total dikendalikan oleh lima perusahaan! Polygram, "ime Jarner, &ony, %M+, dan 'ertelsman. Produksi ilm global didominasi oleh studio-studio yang dipunyai oleh Disney, "ime Jarner, 7iacom, >ni3ersal, &ony, Polygram, M?M, dan 1ews 8orporation. 9etiga, melemahnya ungsi kontrol jurnalistik, terutama yang terkait dengan kepentingan pemilik. Dampak ketiga ini terkait erat dengan kebebasan pers. Dalam konteks kebebasan pers ini, sebagaimana dikatakan Kiauddin &ardar, kebebasan menjadi milik mereka yang menguasai pers. Dalam konteks teori hegemoni Antonio ?ramsci, pemilik atau konglomerat media menghegemoni, menguasai dan mendominasi media semata untuk kepentingan diri mereka. &ebagai ilustrasi, seorang konglomerat media menguasai dua tele3isi siaran, satu koran, dan satu radio. 9etika sang konglomerat tersangkut kasus korupsi, misalnya, semua media yang dimilikinya tidak akan memberitakan perkara korupsi tersebut. Andai dia hanya menguasai satu tele3isi, mungkin hanya tele3isi miliknya yang tidak memberitakan, tetapi media-media lainnya akan memberitakannya. Dengan perkataan lain, makin banyak media dikuasai oleh segelintir konglomerat, makin banyak pula media yang lemah kontrol jurnalistiknya terhadap kepentingan sang pemilik. Di sisi lain, pemilik media punya kekuasaan mewajibkan media yang dimilikinya itu menayangkan berita yang menguntungkan dirinya, meski berita tersebut barangkali tidak memiliki nilai jurnalistik. Bika sang pengusaha menguasai banyak media, maka makin banyak pula media yang memberitakan peristiwa atau isu yang sesungguhnya tidak memiliki nilai berita. Dampak konsentrasi kepemilikan ini juga terkait dengan kontrol pemilik terhadap media dan para pro esional yang bekerja di dalamnya. Pemilik seringkali memiliki kekuatan, pengaruh, atau kontrol pada media dan para pro esional media. Pemilik punya kekuatan untuk melarang memproduksi suatu berita, atau sebaliknya, memerintahkan memproduksi suatu berita, bahkan memecat para pro esional media. "ele3isi milik Murdoch, +ox T$, misalnya, pernah menghentikan penayangan ilm tentang pelecehan seksual yang dituduhkan kepada 8larence "homas pada ())F, seorang teman Murdoch yang menjabat hakim agung. :upert Murdoch juga memaksa 4arold %3ans mundur dari "imes dalam perselisihan tentang suatu kebijakan politik. >ntuk membatasi konsentrasi kepemilikan, negara menerbitkan regulasi. Di Amerika, misalnya, terdapat aturan yang melarang konsentrasi kepemilikan. Di +ndonesia, Peraturan Pemerintah 1o. C,H,**C membatasi kepemilikan silang untuk tele3isi berlangganan. Di +ndonesia, terdapat satu lembaga yang mengawasi monopoli dan persaingan usaha! 9omisi Pengawas Persaingan >saha #9PP>$. 9eempat, menurunnya kualitas content media. Columbia ournalism %eview melaporkan, untuk meningkatkan keuntungan korporasi, media membuat ./penyusutan anggaran yang timpang//Lmengurangi peliputan internasional, ,,

mempekerjakan orang yang tak bisa menulis berita, dan memenuhi kolom yang ada dengan meteri yang tidak karuan. #epemilikan Asing 0rang atau lembaga asing bisa memiliki saham media di negara lain. Di +ndonesia, ,tarT$ pernah memiliki saham Antv dan T$One. AstroT$ milik pengusaha Malaysia pernah beroperasi di +ndonesia. 1amun, biasanya ada regulasi terkait kepemilikan asing di industri media. Di Amerika &erikat, terdapat regulasi yang mengharuskan orang asing yang ingin memiliki media di sana untuk menjadi warga negara Amerika terlebih dahulu. Dalam ekonomi media, ini yang disebut rintangan bagi produsen lain. >ntuk memenuhi regulasi tersebut, :upert Murdoch yang sebelumnya berkewarganegaraan Australia rela menjadi warganegara Amerika. +ndonesia, seperti dalam kasus ,tarT$ dan Astro, juga membolehkan orang atau lembaga asing memiliki saham secara terbatas di perusahaan media dalam negeri. >ndang-undang Penyiaran 1o. 6, "ahun ,**, melegalkan kepemilikan ,* persen saham oleh asing di perusahaan media penyiaran. >ndangundang Pokok Pers 1o. @* tahun ())) tidak mengijinkan modal asing mencapai saham mayoritas. 9epemilikan asing tentu juga punya dampak positi dan negati . Dampak positi nya antara lain masuknya modal, trans er ketrampilan serta alih teknologi di bidang media. Dampak negati nyaLmeski kadang dinilai terlampau berlebihan Lantara lain dominasi dan eksploitasi modal, sumber daya manusia dan budaya dalam negeri. 9ekhawatiran akan dampak negati tersebut sepertinya yang membuat adanya regulasi yang membatasi kepemilikan asing.;<

) eknologi Media dan Ekonomi Media


Landasan eoretis ,6

"eknologi pada dasarnya merupakan cara manusia memenuhi kebutuhan dasarnya untuk bertahan hidup. "eknologi pada gilirannya digunakan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan demikian pencapaian teknologi oleh suatu masyarakat juga merupakan pencapaian eksistensi. Media massa berawal dari teknologi. Ditemukannya teknologi mesin cetak oleh ?uttenberg acap disebut sebagai awal berkembangnya media massa. "eknologi merupakan cara media memenuhi kebutuhan dasarnya untuk bertahan. "eknologi kemudian digunakan media untuk meningkatkan kualitas content yang disampaikannya. Pencapaian teknologi oleh suatu media menunjukkan eksistensi media tersebut. Dari perspekti ekonomi media, teknologi memegang peran penting dalam industri media. +ndustri media massa harus senantiasa mengikuti perkembangan teknologi. Bika tidak, eksistensi media massa sebagai industri akan tergilas oleh kemajuan dan perkembangan teknologi. Paling tidak ada dua pendapat atau teori tentang teknologi media. "eori pertama dikemukakan oleh kaum optimis kultural, pendapat kedua oleh kaum pesimis kultural. 9aum optimis kultural mengatakan teknologi baru mengarah kepada peningkatan akses terhadap in ormasi, dan oleh karena itu ada pemberdayaan baru. 'eberapa pakar yang memandang optimis teknologi media adalah 'ell, "o ler, 8astells, &le3in, 9ranAberg. 9aum pesimis kultural mengatakan perusahaan-perusahaan multimedia akan menjadi sangat kuat luar biasa, menuju eksploitasi komersial yang lebih besar dan kesenjangan yang lebih lebar antara yang kaya in ormasi dan yang miskin in ormasi. Jebster, 9umar, JeiAenbaum, :osAak, dan Jinner termasuk yang pesimis memandang teknologi media. #aitan eknologi dan Ekonomi Media "eknologi terkait erat dengan ekonomi media. 9aitan teknologi dan ekonomi media bisa dirumuskan sebagai berikut! "eknologi media memerlukan in3estasi. &ebagai contoh, di industri tele3isi, teknologi satellite news gatheringH&1? #teknologi untuk melaporkan berita secara liveHlebih cepat$ membutuhkan in3estasi yang besar. Pada ,**F, satu &1? membutuhkan in3estasi sekitar :p @ miliar. "eknologi pada gilirannya bisa menciptakan e isiensi proses produksi sehingga memperkecil cost production. &ebagai contoh, teknologi cetak jarak jauh membuat distribusi surat kabar menjadi lebih e isien. 0rang di &urabaya, Bawa "imur, misalnya, bisa membaca koran Kompas, 9oran Tempo, dan %epubli#a, dalam waktu yang bersamaan dengan pembaca di Bakarta. &ebelum ada teknologi jarak jauh, orang di Bakarta membaca koran jauh lebih pagi ketimbang pembaca di daerah lain, karena koran harus diangkut secara isik atau manual dengan menggunakan alat transportasi kon3ensional, seperti pesawat udara atau mobil. % isiensi dalam cost production pada gilirannya menguntungkan konsumen! harga media menjadi lebih murah. ,@

"eknologi menciptakan pasar baru. &ebagai contoh, media massa, baik media cetak maupun elektronik, telah merambah ke dunia maya #internet$. +ni dapat menciptakan pasar baru di kalangan kaum muda yang lebih suka mengakses in ormasi maupun hiburan melalui internet. Di sisi lain, teknologi bisa mengubah pasar media yang tadinya berupa massa, menjadi komunitas, bahkan indi3idual. "eknologi dikhawatirkan bisa ./meniadakan// bentuk media tertentu. Media elektronik akan menggantikan atau meminggirkan teknologi yang sudah ada sebelumnya. 9emunculan teknologi tele3isi dan internet dikhawatirkan bisa //meniadakan// surat kabar.

=okakarya kebijakan komunikasi bertajuk ./"he Power o "he indi3idual in the in ormation Age// di Aspen +nstitut, 8olorado, A&, Agustus ()F(, menyebut kemajuan teknologi di bidang komunikasi media akan memperkokoh ekonomi! "eknologi yang lebih e isien membuat pekerjaan di bidang in ormasi lebih produkti . "eknologi in ormasiHmedia dapat menjadi substitusi berupa ener)y-clean bagi prosesHteknologi lain yang menimbulkan polusi dan menghabiskan energi. +n ormasi pasar lebih mudah diperoleh, menghasilkan transaksi yang e isien dan langkah yang lebih jitu untuk memperbaiki kegagalan. Penyampaian jasa akan lebih murah, sebab sistem baru memperluas ./kehadiran// penyedia jasa dan membantu dalam membangkitkan pasar. Dengan berkurangnya ketidakpastian, ./kerjasama// antara pasar dan pemerintah pada kondisi-kondisi baru akan makin cepat dan e isien. &allstrom 8onsulting dalam sur3einya menemukan ada korelasi positi antara kenaikan ?ross Domestic Product #?DP$ dan pembelajaan teknologi komunikasi dan in ormasi #"+9$. &etiap kenaikan pembelajaan "+9 sebasar (* persen akan memberi kontribusi kenaikan ?DP sebesar (6 persen. =aporan ?lobal +nsight #,**D-,**E$ menunjukkan penetrasi broadband di suatu negara dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Di 'raAil, penetrasi broadband sebesar ,* persen telah menaikkan ?DP sebesar F** dolar A& per kapita. Di +ndia, penetrasi broadband sebesar 6 persen, telah menaikkan ?DPsebesar (.@** dolar A& per kapita. #Majalah (nfo Komputer, Agustus ,**)$

eknologi Media dan Pengaru*nya pada Industri Media+ #onsumen+ Pemerinta*+ serta Industri Lainnya yang erkait "eknologi Media akan mendatangkan pengaruh pada industri media, konsumen, pemerintah serta industri lainnya yang terkait. &ebagai contoh, ,C

teknologi "7 digital akan membawa pengaruh bagi stasiun tele3isi, industri pmbuat pesawat tele3isi, konsumen, serta pemerintah! &tasiun tele3isi berin3estasi untuk membeli teknologi digital, yaitu untuk pemancar digital. +ndustri pembuat pesawat tele3isi menghentikan produksi "7 analog dan memulai produksi "7 digital serta memproduksi set-top boG #alat yang dipasang ke "7 analog sehingga bisa menangkap siaran t3 digital$. 9onsumen mau tidak mau membeli pesawat "7 digital yang relati lebih mahal dibanding "7 analog atau membeli set-top boG. 9onsumen juga punya pilihan content yang melimpah. Di negara-negara maju, konsumen mendapat subsidi dari pemerintah untuk bermigrasi dari "7 analog ke "7 digital. Pemerintah membuat regulasi terkait alokasi kanal, tayangan, content, dan sejenisnya.

=aporan 9ebijakan Publik ''8 memperingatkan bahwa teknologi baru menciptakan tekanan yang kuat terhadap industri penyiaran yang tidak kompetiti , tetapi juga menimbulkan khalayak yang ter ragmentasi dan kepemilikan terkonsentrasi pula. 4al ini dikarenakan content media berkualitas tinggi harganya mahal untuk diproduksi, tetapi murah untuk menyunting atau mengubah dan murah pula untuk diproduksi. 0leh karena itu, industri ini memiliki biaya tetap yang tinggi dan biaya marjin yang rendah. 'iaya tetap yang tinggi dan biaya marjin yang rendah menjadi penyebab alamiah munculnya monopoli. Bika kita coba rumuskan laporan ''8, kita melihat teknologi berpengaruh terhadap industri media, konsumen, dan pemerintah! Akan terjadi monopoli dan keseragaman content pada industri media. 9onsumen akan makin ter ragmentasi. Pemerintah harus membuat regulasi untuk mengontrol kepemilikan dan content media. (erapa ,onto* eknologi Media "eknologi yang dewasa ini berkembang dalam industri media adalah media digital serta teknologi media yang terkait dengan teknologi internet. Dalam industri tele3isi, teknologi yang dewasa ini sedang berkembang antara lain satellite news gathering #&1?$, 3ideo streaming, podcast #+pod broadcast$, tele3isi digital, high de inition tele3ision #4D"7$, internet protocol tele3ision #+P"7$. Dalam industri ilm juga telah berkembang teknologi digital. >ntuk industri radio, teknologi yang sedang berkembang antara lain li3e streaming, radio internet, radio digital, radio with picture. Dalam industri buku, yang kini sedang berkembang adalah e-boo# atau buku elektronik. Di industri media cetak penggunaan kamera digital, teknologi jarak jauh, koran transparan atau e-paper, serta inte)rated newsroom telah berkembang di berbagai belahan dunia dewasa ini. Dalam industri periklanan di +ndonesia, sejak akhir ,**F, mulai digunakan teknologi streetboard "7. Media ini berupa layar dua layar liMuid crystal display ,D

#=8D$ berukuran DC inchi dan satu layar light emitting diode #=%D$ berukuran 6 G ,,@ meter yang dipasang di sebuah mobil. Mobil ini akan berkeliling ke lokasilokasi strategis. 9euntungannya, selain bisa mendatangi target market secara langsung, juga bisa menarik perhatian di tengah kemacetan. eknologi Media dan Ekonomi Media: Masa Depan Dewasa ini ./layar// atau screen menjadi media utama. Ada tiga tahap layar atau screen! first screen #layar tele3isi$, second screen #layar komputer$, dan third screen #layar handphone$. Awalnya, orang menonton siaran tele3isi hanya bisa melalui layar tele3isi. 1amun, kini orang bisa membaca berita atau menonton program tele3isi melalui layar komputer bahkan handphone. 4ilangnya bentuk-bentuk media massa tertentu merupakan satu hal yang paling dikhawatirkan dari kemajuan teknologi media. 9etika tele3isi muncul, orang meramalkan the end of radio, musnahnya radio. 9etika teknologi media elektronik berkembang, orang meramalkan the end of paper. Dengan perkataan singkat, media elektroknik akan menggantikan atau meminggirkan teknologi media yang sudah ada sebelumnya. Mungkin kekhawatiran itu terlampau berlebihan. 9etika media cetak muncul, toh orang tidak berhenti berbicara. 9etika radio dan tele3isi muncul, orang juga tidak berhenti membaca dan menulis. 9etika tele3isi muncul, ternyata radio tidak mati. Dengan kemajuan teknologi, kita hanya harus belajar mengkomunikasikan ide-ide kompleks dengan media 3isual atau elektronik. Di masa depan yang terjadi adalah kon3ergensi media. Media cetak, radio, dan stasiun tele3isi kini harus memiliki website sehingga content mereka bisa diakses melalui jaringan internet. &ebaliknya, media online kini punya "7, seperti Kompas tv dan deti# tv. 'anyak surat kabar kini mempunyai e-paper. 9ompas bahkan kini juga bisa diakses melalui layar handphone melalui teknologi Quick :esponse code #Q: code$. +tu artinya di masa depan media massa harus bisa diakses melalui berbagai medium #multimedia$. Dalam konteks ekonomi media, untuk mengadakan multimedia atau kon3ergensi media, perusahaan media harus berin3estasi untuk kon3ergensi media tersebut. 1amun, kon3ergensi media pada gilirannya akan menghasilkan e isiensi ekonomi dan memperluas pasar. Bim Dator, Pro esor Future &tudies >ni3ersitas 4awaii, bahkan meramalkan teknologi komunikasi yang kuat di abad ke-,( bukanlah media elektronik, tetapi biologis. D1A adalah sumber in ormasi paling mutakhir. Dengan memanipulasi D1A, kita akan bisa menciptakan kapabilitas komunikasi yang baru, lebih e isien, dan jauh lebih kuat dari media elektronik apa pun. ;<

E Regulasi Media dan Ekonomi Media


Pengantar: #aitan Regulasi dan Ekonomi Media

,E

&ecara teoritis, ilmu komunikasi menyebutkan media punya pengaruh yang dahsyat pada khalayak. Media bisa membentuk opini publik. Media mungkin saja mengubah perilaku khalayak. Pengaruh media umumnya merupakan dampak dari media sebagai institusi ekonomi. Dari sisi ekonomi, media adalah institusi ekonomi yang menekankan keuntungan. Demi mendapat keuntungan atau demi memenangi persaingan, media kadang mengabaikan dampak pesan-pesan yang dibawanya bagi publik. 0leh karena itu, media memerlukan regulasi. :egulasi berguna untuk mengontrol dampak media terhadap publik. :egulasi di satu sisi bersi at pre3enti , mencegah dampak buruk media. Di sisi lain, regulasi bersi at represi , ./menghukum// media yang mendatangkan dampak buruk bagi publik. Di sisi lain, media sebagai institusi ekonomi harus dilindungi. :egulasi media yang ber ungsi melindungi media antara lain regulasi terkait monopoli dan kepemilikan serta undang-undang hak cipta. Pelanggaran terhadap regulasi bisa mendatangkan kerugian secara ekonomi bagi media. &ebagai contoh, penyensoran ilm yang dianggap melanggar regulasi berupa penarikan ilm dari peredaran, pasti mendatangkan kerugian bagi produser yang telah mengeluarkan biaya produksi. 8ontoh lain, tudingan pelanggaran terhadap undang-undang larangan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, bisa mengantarkan suatu institusi media ke persidangan. 'ukan tidak mungkin peradilan memutuskan menutup perusahaan media yang melanggar undang-undang larangan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Model Regulasi =een d/4aenens membagi model regulasi media menjadi lima model! model otoriter, model komunis, model barat-paternalistik, model barat-liberal, dan model demokratis-partisipan. Dalam model otoriter, media merupakan alat negara yang diarahkan mendukung kebijakan negara. =embaga sensor negara berwenang menyensor isi media. +ndonesia di masa 0rde 'aru dan sejumlah negara berkembang seperti Malaysia menerapkan model otoriter ini. Model komunis merupakan subkategori dari model otoriter. Dalam model komunis media ber ungsi sebagai alat propaganda, agitasi, dan organisasi. &wasta tak boleh memiliki media. Media juga ber ungsi sebagai sarana sosialisasi, edukasi, in ormasi, moti3asi, dan mobilisasi. Prinsip ekonomi media tidak berlaku di negara-negara komunis. Model barat-paternaslitik diterapkan di banyak negara %ropa 'arat, terutama +nggris. Disebut paternalistik karena si atnya yang top down. 9ebijakan media bukan apa yang diinginkan khalayak, tetapi lebih sebagai keyakinan penguasa bahwa kebijakan yang dibuat memang dibutuhkan dan diinginkan oleh rakyat. Media punya ungsi sosial. Model demokratis-partisipan menganggap media sebagai powerful medium. 0leh karena itu, model ini mensyaratkan adanya regulasi untuk mengontrol power media yang berlebihan. Model ini terinspirasi oleh mashab kritis.

,F

Model barat-liberal secara umum serupa dengan model barat-paternalistik, hanya berbeda dalam ungsi komersialnya. Di samping sebagai penyedia in ormasi dan hiburan, media juga punya ungsi ./mengembangkan hubungan yang penting dengan aspek-aspek lain yang mendukung independensi ekonomi dan keuangan.// Ruang Lingkup Regulasi 8olin :owat membagi regulasi penyiaran dalam dua ruang lingkup! ekonomi dan non-ekonomi. :egulasi ekonomi mencakup antara lain regulasi tentang kompetisi dan kepemilikan. :egulasi non-ekonomi antara lain regulasi tentang content, perlindungan terhadap kaum minoritas, serta dampak iklan. Akan tetapi, ruang lingkup regulasi seperti sebutkan oleh :owat sepertinya juga berlaku untuk media secara umum. &ebagai contoh, >ndangundang Pokok Pers 1o. @* tahun ())) mengatur tentang larangan kepemilikan saham mayoritas pada media cetak #regulasi ekonomj$ serta tidak adanya pembredelan pada pers nasional #regulasi non-ekonomi$. ipe Regulasi Menurut Jol gang 4o man-:iem, paling tidak terdapat dua tipe regulasi dan kontrol! regulasi imperati dan regulasi strukrural. :egulasi imperati diberlakukan dengan membuat kontrol atau pedoman perilaku. "ipe ini terkait pengaturan secara langsung melalui petunjuk, kebutuhan, larangan, dan hal terkait yang dapat diberi sanksi secara langsung. &ebagai contoh, permberlakuan sanksi terhadap tayangan negati , misalnya mengandung kekerasan, mistis yang kurang mendidik, ataupun porno. Dalam regulasi struktural pemerintah menetapkan suatu bingkai yang mengandung struktur tertentu dan dapat memengaruhi secara tidak langsung industri media dan lembaga lain yang terkait. Dalam cara ini, ditetapkan berbagai standar tertentu misalnya terkait struktur kemampuan ekonomi dasar, jenis pembiayaan, atau melalui penciptaan aturan khusus terkait organisatoris atau pendirian dan pengelolaan industri media. Regulasi #epemilikan Media Michele Polo mengidenti ikasi sejumlah model regulasi kepemilikan media. (. Pembatasan kepemilikan :egulasi di sejumlah negara dalam hal ini membatasi kepemilikan perusahaan media. Pembatasan kepemilikan media meliputi! 9epemilikan hanya satu perusahaan media5 Pembatasan kepemilikan silang5 Pembatasan kepemilikan asing5 Pembatasan mutlak #misalnya larangan partai politik memiliki media penyiaran$. ,. Pembatasan jumlah lisensi

,)

6. @. C.

D.

&ejumlah negara membatasi jumlah lisensi media. +nggris, misalnya, hanya mengijinkan perusahaan memiliki satu lisensi tele3isi siaran nasional. Pembatasan market share Berman, misalnya, memberlakukan regulasi bahwa tele3isi siaran tidak boleh menjangkau lebih dari 6* persen khalayak. Pembatasan iklan Di +ndonesia dan di banyak negara terdapat aturan iklan tidak boleh melebihi content. Pembatasan content :egulasi seperti ini di banyak negara antara lain diberlakukan pada masa pemilihan umum. Media harus memberi porsi pemberitaan yang relati sama pada partai politik. Media publik Dalam hal ini regulasi mengatur keharusan ./kehadiran// negara di dalam pasar media melalui media publik. Di +nggris, untuk menghindari kecenderungan industri siaran yang monopolistik, Pemerintah +nggris secara parsial menerapkan kebijakan state-monopoly. 1egara memonopoli kepemilikan media penyiaran di +nggris. 9ebijakan tersebut baru diubah ketika "atcher berkuasa pada ()F*-an menjadi kebijakan publicmonopoly. Media penyiaran menjadi milik publik.

Regulasi #ompetisi &elain untuk menghindari dominasi pasar, regulasi kompetisi juga dimaksudkan untuk menetapkan model ekonomi untuk kepentingan publik yang produkti , dan untuk menumbuhkan persaingan yang sehat. &etidaknya terdapat dua model regulasi kompetisi! model neoklasik dan model alternati . Model neoklasik mensyaratkan jumlah perusahaan yang berkompetisi atau paling tidak derajat kontestabilitas pasar merupakan dua hal yang harus dijaga negara dari distorsi monopoli dan oligopoli. Model alternati menyebutkan kompetisi sehat tidak terletak pada jumlah perusahaan yang berkompetisi, tetapi lebih pada derajat persaingan berusaha dan derajat ino3asi. Di +ndonesia, regulasi kompetisi diatur dalam >ndang-undang 1omor C tahun ())) tentang =arangan Monopoli dan Persaingan >saha tidak &ehat. "ele3isi berlangganan Astro pada tahun ,**E-,**F pernah diperkarakan dengan undang-undang ini dengan tuduhan memonopoli siaran =iga +nggris.

Regulasi Penyiaran %e)ulasi !enyiaran versus %e)ulasi Media

6*

Media penyiaran bisa disebut sebagai media yang paling banyak memiliki aturan atau regulasi dibanding media jenis lainnya. :egulasi media penyiaran relati lebih ketat dibanding media jenis lainnya. &ebagai contoh, jika media cetak diperbolehkan bera iliasi pada kelompok politik atau kelompok kepentingan tertentu, tidak demikian halnnya media penyiaran. 0leh karena itu, regulasi tentang media penyiaran paling banyak dibahas dibanding dengan media jenis lainnya. 'isa dikatakan lebih banyak buku yang membahas tentang regulasi penyiaran dibanding regulasi media jenis lainnya. %e)ulasi !enyiaran7 *andasan Teoretis "erdapat sejumlah teori yang menjelaskan mengapa media penyiaran cenderung lebih regulati dibanding media jenis lain. "eori-teori tersebut dikemukakan oleh Boseph :. Dominic, Dennis McQuail, dan Bankwoski. Boseph :. Dominic menggagas dua teori berkaitan dengan regulasi, yaitu the scarcity theory atau teori keterbatasan dan the pervasive presence theory. The scarcity theory mengemukakan bahwa gelombang elektromagnetik bersi at terbatas dan hanya bisa dipakai oleh stasiun penyiaran secara terbatas sehingga hanya segelintir orang yang bisa menggunakannya. 1egara memilih atau menyeleksi pengguna rekuensi yang dianggap paling potensial dan mampu mengelola secara pro esional. The pervasive presence theory mengasumsikan media penyiaran sangat dominan pengaruhnya bagi masyarakat. Pesan yang dibawa media penyiaran dianggap o ensi dan masuk ke wilayah pribadi sehingga perlu pengaturan atau regulasi. McQuail menyebutkan media perlu dikontrol dalam dua wilayah, yaitu wilayah isi dan wilayah in rastruktur. Jilayah isi perlu dikontrol karena alasan politik dan kultural atau moral. Dalam hal isi, regulasi mengontrol isi media agar tidak berdampak buruk secara politik, kultural maupun moral. Jilayah in rastruktur dikontrol karena alasan ekonomi dan teknologi. Dalam hal in rastruktur, regulasi mengatur kepemilikan media berikut teknologinya serta persaingan antarmedia agar tidak merugikan publik. Menurut Bankwoski, ada dua alasan sehingga diperlukan regulasi media penyiaran. Pertama, regulasi diperlukan karena terbatasnya jumlah rekuensi. 9edua, kuatnya e ek media penyiaran dalam mempengaruhi khalayak. :egulasi juga dimaksudkan untuk memudahkan akses terhadap medium penyiaran. Dengan pengaturan yang tepat akan diperoleh in ormasi yang obyekti . !rinsip %e)ulasi !enyiaran Menurut Muhammad Mu id, regulasi mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut! Menetapkan sistem tentang bagaimana dan siapa yang berhak mendapatkan lisensi penyiaran. Memupuk rasa nasionalitas. &ecara ekonomis melindungi institusi media dari ./kekuatan// asing. Mencegah konsentrasi dan membatasi kepemilikan silang. Di >ni %ropa ada komisi khusus yang mengatur tata laksana merger dan pengawas kuota media. 6(

Memuat apa yang disebut 4ead #()FC$ sebagai ./regulation airness// yang mengandung prinsip obyekti3itas, imparsialitas, dan akuntabilitas. Mengatur tata aliran keuangan dari sumber yang berbeda. Dana komersial, misalnya, mesti dibatasi guna melindungi konsumen dari iklan yang eksesi , pali ng tidak dari bentuk promosi tertentu untuk mencegah pengaruh pengiklan yang berlebihan terhadap suatu acara.;<

6,

Riset Ekonomi Media


Pentingnya Riset Dunia sosial senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan. Media memerlukan instrumen untuk mengidenti ikasi perubahan dan perkembangan tersebut. +nstrumen tersebut adalah riset. Dengan riset, media bisa menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan tersebut. 9emampuan beradaptasi dengan perubahan akan menjadikan media sebagai institusi ekonomi mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam tataran praktis, selera pasar senantiasa berubah dan berkembang. &elera khalayak berkembang dari waktu ke waktu. &elera pengiklan juga berubah dari masa ke masa. Media sebagai institusi ekonomi harus mampu mengidenti ikasi selera pasar dan perkembangannya. Dengan mengetahui selera pasar dan perubahannya, media akan mampu beradaptasi dan memenuhi keinginan pasar. 4anya media yang mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pasar yang dapat bertahan dalam dunia ekonomi yang penuh persaingan ini. Dalam tataran teoretis, para ilmuwan komunikasi atau akademisi senantiasa mendiskusikan konsep-konsep ekonomi media, seperti pasar, konglomerasi, atau kompetisi. Di satu sisi, sejumlah ilmuwan komunikasi melontarkan kritik terhadap konglomerasi, misalnya. Akan tetapi, di sisi lain, tak sedikit ilmuwan yang menyebut konglomerasi merupakan suatu keniscayaan pasar. 0leh karena itu, para ilmuwan dituntut untuk terus mengembangkan penelitian terhadap sejumlah enomena ekonomi media dan kaitannya dengan enomena sosial lainnya. &elain untuk menguji, menerapkan, atau bahkan menghasilkan konsep atau teori dalam disiplin ekonomi media, penelitian seperti ini boleh jadi akan menjadi dasar pembuatan kebijakan atau regulasi di bidang media. 9ebijakan atau regulasi pada akhirnya akan berpengaruh pada praktik atau kegiatan ekonomi media. ipe Riset Ekonomi Media &ecara umum terdapat dua tipe riset media. "ipe riset media ini terkait dengan kepentingan, keperluan atau tujuan riset tersebut. 9edua tipe riset tersebut adalah riset teortetis-akademis dan riset praktis. Riset Teoretis-Akedemis :iset teoretis-akademis dilakukan untuk kepentingan penerapan, pengembangan atau penemuan teori, pengembangan ilmu pengetahuan, serta memperkaya khasanah akademis di bidang ekonomi media. Penelitian untuk keperluan penyusunan skripsi, tesis, disertasi, atau buku, termasuk dalam kategori riset teoretis-akademis. :iset teoretis-akademis biasanya berupaya mencari relasi antara enomena ekonomi media dengan enomena sosial lain. &ejumlah topik riset yang bersi at teoretis-akademis antara lain terkait dengan kepemilikan atau konglomerasi, globalisasi atau kepemilikan asing, teknologi, regulasi, dan kompetisi. "entu saja 66

topik-topik riset yang bersi at teoretis-akademik bisa diperluas. :iset teoretisakademis ini bisa dilakukan denganm metodologi kualitati maupun kuantitati . Kepemili#an atau Kon)lomerasi 9onglomerasi atau konsentrasi kepemilikan sudah menggejala dalam dunia industri media. Fomenomena ini menarik untuk menjadi bahan penelitian. Apa pengaruh konglomerasi ini terhadap produk atau content media- Apakah konsentrasi kepemilikan ini memunculkan enomena oligopoli- Apakah konglomerasi mempersempit ruang publik untuk memperoleh in ormasiTe#nolo)i Perkembangan teknologi senantiasa mempengaruhi industri media. +ndustri media mau tak mau berjuang menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi ini. 'agaimana media menyesuaikan diri secara ekonomi dengan perkembangan teknologi- Akankah audience atau konsumen mengadopsi layanan teknologi yang disediakan oleh industri media- &eberapa banyak ino3asi teknologi ini yang akan bertahan- &eberapa banyak khalayak yang akan menggunakan waktu dan uangnya untuk memperoleh layanan dan produk dengan tekonologi baru ini- Apakah kemajuan teknologi baru dalam media akan meminggirkan teknologi media yang sudah ada sebelumnya- Adakah kaitan antara penggunaan teknologi dalam media dengan peningkatan perolehan keuntungan ekonomi-

Kepemili#an Asin) atau 5lobalisasi Pertumbuhan dan ekspansi ekonomi merambah banyak wilayah di dunia. +ni menyebabkan terbukanya pasar baru, termasuk di dunia industri media. Asing dimungkinkan memiliki perusahaan media di suatu negara. Masuknya &tar "7 ke Antv dan T$One merupakan salah satu gejala globalisasi di bidang ekonomi media. 'agaimana globalisasi yang ditandai dengan masuknya modal asing mempengaruhi content media%e)ulasi :egulasi industri media massa senantiasa berubah dan berkembang mengikuti perkembangan dan perubahan sosial. :egulasi tentu saja akan mempengaruhi kinerja industri media. >ndang-undang Penyiaran 1omor 6, tahun ,**, tentang siaran tele3isi berjaringan tentu akan mempengaruhi kinerja tele3isi nasional. :egulasi tentang penggunaan teknologi juga mempengaruhi kinerja media. Pula, regulasi berupa peraturan Menkomin o tentang penggunaan sumberdaya dalam negeri dalam produksi iklan tentu akan mempengaruhi industri periklanan. 'agaimana pengaruh regulasi tertentu di bidang media massa terhadap kinerja ekonomi mediaKompetisi 6@

9ompetisi atau persaingan dalam industri media makin ketat. >ntuk memenangkan kompetisi, media kadang tidak ragu menambah in3estasi. 'agaimana kinerja ekonomi media dalam menghadapi persaingan dengan media lain- 9ompetisi pada gilirannya berakibat pada content media. Apakah kompetisi di antara media akan meningkatkan kualitas isi yang dikunsumsi audience atau justru menurunkannya- Apakah kompetisi akan meningkatkan perolehan iklanRiset Praktis :iset praktis biasanya bertujuan meningkatkan kualitas content. Pada gilirannya, content yang berkualitas dapat meningkatkan pendapatan iklan. Dengan perkataan singkat, riset praktis bertujuan mengidenti ikasi selera pasar #khalayak dan pengiklan$ serta perubahannya. 0leh karena itu, riset praktis idealnya dilakukan secara berkala. 4asil riset praktis dipergunakan untuk menge3aluasi dan meningkatkan kinerja media. :iset praktis bisa bersi at kualitati maupun kuantitati . %iset Kuantitatif >ntuk media penyiaran, khususnya tele3isi, riset kuantitati dilakukan untuk mengetahui share, ratin), index, dan revenue atau penghasilan dari iklan. Di atas kertas atau secara teoretis, makin tinggi share, ratin), dan index, makin tinggi revenue atau penghasilan dari iklan. Pengiklan biasanya memutuskan memasang iklan pada program dengan ratin), share, dan index yang tinggi. >ntuk media cetak, secara kuantitati , juga berlaku hubungan seperti dalam media penyiaran. Makin besar oplah dan jumlah pembaca, makin besar pendapatan dari iklan. &ebagaimana dalam media penyiaran, pengiklan biasanya memutuskan memasang iklan di media cetak yang bertiras tinggi. Perusahaan media tidak perlu melakukan riset kuantitati semacam ini sendiri. Perusahaan media cukup melibatkan lembaga riset. 'ahkan, ada lembaga riset yang secara rutin melakukan riset khalayak. Perusahaan media tinggal //membeli// data dari lembaga riset ini. Dalam bisnis penyiaran, 1ielsen merupakan lembaga riset yang secara rutin melakukan riset kepemirsaan. 1ielsen antara lain melakukan riset tentang ratin), share, dan indeG. &ecara teoretis-kuantitati , makin tinggi ratin), share, dan index, makin besar revenue atau pemasukan dari iklan. :ating !ro)ram ratin) adalah jumlah rata-rata audience yang menonton suatu program tele3isi yang merupakan persentase dari keseluruhan populasi atau orang yang potensial menonton program tersebut. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, yang dalam hal ini rumah tangga yang dipasangi alat pengukur rating #peoplemeter$ :umus pro)ram ratin) #I$N audience yang menonton satu program G (**I 6C

total populasi Bika suatu program "7 punya rating (*I, itu artinya dari seluruh populasi ,I di antaranya menonton program tersebut. Bika populasi, katakanlah, (*.***, itu berarti ada (.*** orang yang menonton program tersebut. &hare !ro)ram share adalah jumlah orang yang menonton suatu program di suatu tele3isi dibagi jumlah orang yang menonton berbagai program di tele3isi lain pada waktu yang sama dan dikali (** persen. :umus program share #I$N program rating G (**I total rating Bika suatu program punya share C*I, itu artinya separo dari jumlah penonton pada waktu yang sama menonton program tersebut. Bika pada saat yang sama total penonton berbagai program di berbagai stasiun tele3isi, katakanlah, (**.*** orang, dan share program suatu program O di stasiun tele3isi 2 adalah C*I, itu artinya penonton program O di stasiun tele3isi 2 tersebut berjumlah C*.*** orang. >ntuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan rating dan share serta perbedaan di antara keduanya, kita ambil sebuah contoh. &ebagai contoh, populasi berjumlah (*.***. "7 A meraih ,.*** penonton, "7 ' (.*** penonton, dan "7 8 (.*** penonton. - :ating "7 A N ,.*** ! (*.*** G (**I N ,*I5 "7 ' dan 8 N (.*** ! (*.*** G (**I N (*I - &hare "7 A N ,*I G (**I! @*I N C*I "7 ' dan 8 N (*I G (** I ! @*I N ,CI

+ndeG - +ndeG adalah angka untuk mengukur apakah suatu program tepat sasaran. Dengan perkataan lain, indeks adalah angka untuk mengetahui apakah penonton yang menonton suatu program sudah sesuai dengan target sehingga program tersebut e ekti . - >kuran! P (** kurang e ekti Q (** lebih e ekti N (** e ekti

6D

Angka ratin), share, dan index, diperoleh setelah 1ielsen melakukan sur3ei di (* kota rating. 9esepuluh kota rating itu adalah Bakarta, 'andung, &emarang, 2ogyakarta, &urabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar, 'anjarmasin. Angka ratin), share, dan indeG diperoleh melalui alat peoplemeter yang dipasang di rumah-rumah tangga yang menjadi sampel sur3ei. !eoplemeter dilengkapi remote control yang di tombolnya terdapat angka-angka. Angka-angka itu berguna untuk mengategorikan penonton. &ebagai contoh, jika ingin menonton suatu program, ayah harus menekan tombol (, ibu ,, anak 6, pembantu @. >kuran waktu terkecil hingga sampel dianggap menonton adalah satu menit. 'ila seseorang menekan satu tombol dan berhenti di suatu program selama minimal ( menit, dia dianggap menonton program tersebut. Pengukuran ratin), share, dan index seperti itu memiliki kelemahan metodologis. Pertama, de inisi menonton yang tidak de initi . 9etika seseorang menonton suatu program menimal satu menit, per de inisi atau secara kuantitati dia sudah disebut menonton, meski si penonton mungkin mengeritik bahkan mungkin mencaci-maki program tersebut. 9edua, bisa saja ayah ketika hendak menonton suatu program, dia memencet tombol untuk pembantu, dan sebaliknya. 9etiga, 1ielsen satu-satunya lembaga sur3ei kepemirsaan tele3isi di +ndonesia dan tidak pernah diaudit oleh suatu lembaga independen. 9elemahan-kelemahan itu membuat suatu program yang ratin), share, dan index tinggi secara kuantitati belum tentu merupakan program yang bagus secara kualitati . &ebaliknya, program yang secara kualitati bagus, belum tentu rating, share, dan indeksnya tinggi secara kuantitati . Di sisi lain, ada program-program yang, meski ratin)-nya rendah, memperoleh pendapatan dari iklan secara signi ikan. Program seperti ini biasanya program yang segmentasinya jelas atau program yang punya citra baik. 9enyataan ini menunjukkan, pengiklan tidak hanya melihat dari sisi kuantati seperti rating dan share, tetapi juga sisi kualitati , misalnya segmentasi dan citra. %iset Kualitatif 9elemahan riset kuantitati membuat stasiun tele3isi atau lembaga riset melakukan riset kualitati . &tasiun tele3isi bisa menggunakan hasil riset kualitati ini untuk menjaring iklan, dengan mempresentasikannya kepada agensi iklan atau pengiklan. &ekurang-kurangnya terdapat dua metodologi riset kualitati ! focus )roup discussion #F?D$ dan ratin) kualitati . Focus group Discussion #F?D$ Diselenggarakan oleh lembaga independen yang diminta oleh suatu stasiun tele3isi. =embaga independen menjaring penonton setia tele3isi bersangkutan dan membaginya dalam sejumlah kelompok. =embaga riset independen menetapkan ukuran penonton setia, misalnya, mereka yang menonton suatu stasiun tele3isi minimal , jam per hari. =embaga riset independen

6E

ini membagi para partisipan sesuai dengan latar belakang mereka ke dalam, misalnya, kelompok mahasiswa, eksekuti , ibu rumah tangga, dll. 9elompok-kelompok ini kemudian mendiskusikan dan menilai berbagai program di stasiun tele3isi bersangkutan. 4asil diskusi digunakan untuk menetapkan kualitas program-program di stasiun tele3isi bersangkutan. Pada gilirannya hasil diskusi dijadikan pedoman untuk meningkatkan kualitas program-program stasiun tele3isi tersebut. :ating 9ualitati :ating kualitati dilakukan sebagai alternati bagi rating kuantitati yang memiliki banyak kelemahan. Metode yang digunakan adalah peer review assesment, yakni meminta penilaian terhadap berbagai program tele3isi dari responden yang merupakan sekelompok orang yang berkompeten dengan berbagai latar belakang. 9elompok responden bukanlah kalangan awam, melainkan kalangan yang paham dengan program-program tele3isi. :esponden diminta menilai aspek kualitas suatu program, misalnya, apakah suatu program ./menambah pengetahuan//, ./meningkatkan empati sosial,// ./meningkatkan daya kritis,// dan sebagainya. Penilaian responden kemudian dihitung rekuensinya dan dipersentasekan.

6F

. Ekonomi Industri "urat #abar


"ejara* "ingkat &urat kabar bisa dikatakan merupakan media massa tertua di dunia, setelah buku. Pada Aaman :omawi 9uno sudah ada surat kabar yang disebut Acta "iurna. Acta "iurna tentu saja merupakan media untuk menyampaikan in ormasi politik. Memang awalnya, surat kabar merupakan media untuk menyampaikan in ormasi politik, sosial, dan kultural. Di Amerika &erikat pun di masa-masa awal, surat kabar merupakan media penyampai in ormasi politik. 'elum muncul kecenderungan media menjadi suatu institusi ekonomi yang mencari keuntungan sehingga bisa menghidupi diri. 9oran -oston 2ews-*etter yang berdiri pada (E*@, misalnya, bisa bertahan hidup karena subsidi pemerintah. 1amun, perkembangan berikutnya memperlihatkan surat kabar telah menjadi instusi bisnis yang menjual in ormasi. Di Amerika, menjelang abad ke(), koran the 2ew 8or# ,un sudah menjadi institusi ekonomi. 'anyak perusahaan penerbit surat kabar yang kemudian menjadi korporasi besar. Di +ndonesia, di masa-masa prakemerdekaan, banyak koran yang didirikan atau disubsidi oleh pemerintah kolonial 'elanda. 9oran menjadi alat propaganda pemerintah kolonial. 9oran-koran kaum nasionalis menjadi media politik yang memberitakan kritik atau perlawanan terhadap pemerintah kolonial. Di masa demokrasi liberal, surat kabar di +ndonesia bersi at partisan. Mereka bera iliasi pada partai politik tertentu. /arian %a#0at bera iliasi dengan Partai 9omunis +ndonesia #P9+$, !edoman bera iliasi dengan Partai &osialis +ndonesia #P&+$, Abadi bera iliasi dengan Partai Masyumi, serta Kompas bera iliasi dengan Partai 9atolik. &ejak masa-masa awal kemerdekaan hingga awal 0rde 'aru, pers +ndonesia pun belum menjadi suatu industri yang menjanjikan keuntungan. 'elum masuknya surat kabar ke dalam dunia industri tampaknya terkait dengan kondisi ekonomi, yang ketika itu sangat buruk. "itik awal pers +ndonesia memasuki era industri ketika terbit >ndangundang Penanaman Modal Dalam 1egeri pada Buli ()DF. >ndang-undang ini memasukkan pers sebagai industri yang berhak mendapat pinjaman pemerintah, insenti pajak, dan insenti barang impor #kertas koran$. Pasar Pasar surat kabar terdiri dari pembaca dan pengiklan. &urat kabar memproduksi jasa berupa in ormasi. Pembaca membeli dan mengonsumsi in ormasi yang diproduksi oleh surat kabar. Pengiklan kemudian memasang iklan atas pertimbangan kuantitati berupa besarnya pembaca, tiras, atau sirkulasi, maupun atas pertimbangan kualitati berupa segmentasi pembaca maupun citra surat kabar bersangkutan. Pasar suratkabar bersi at monopolistik. Picard mencoba menghitung rasio konsentrasi pasar surat kabar lokal dan nasional berdasarkan data sirkulasi, dia 6)

menemukan bahwa meski pasar suratkabar sangat terkonsentrasi, konsentrasi tersebut meningkat akibat menurunnya pasar. ,ir#ulasi &irkulasi atau jumlah pembaca surat kabar belakangan memang menurun. Pasar surat kabar cenderung mengerucut atau terkontrasi. &ejumlah perusahaan surat kabar kecil tidak mampu merebut pasar yang makin mengerucut itu. Perusahaan surat kabar besar kemudian membeli perusahaan surat kabar kecil sehingga terjadi konsentrasi kepemilikan dan konsentrasi pasar. "abel + :ata-rata oplah surat kabar nasional di Amerika per hari #dalam eksemplar$ #oran >&A "oday Jall &treet Bournal 1ew 2ork "imes 1..2 (,@ juta (,F juta (,* juta 2//2 ,,D juta ,,( juta (,E juta

"abel ++ :ata-rata oplah surat kabar nasional di Amerika per hari #dalam eksemplar$ #oran =os Angeles "imes Jashington Post 8hicago "ribune 4ouston 8ronicle 1..2 (,( juta F** ribu E** ribu @C* ribu 2//2 (,6 juta (,( juta )C* ribu E** ribu

&ecara umum di Amerika &erikat terdapat sekitar (.CDD surat kabar harian. &ebagian besar surat kabar ini beredar di perkotaan. Menurut asosiasi surat kabar Amerika #())@$, total sirkulasi surat kabar pagi sebanyak @6.C6@.E@E #Media ,ciene, ,**C$. Di +ndonesia, berdasarkan =aporan Penerangan, Pers dan 9omunikasi &osial Departemen Penerangan, oplah surat kabar pada tahun ()F)H())F meningkat dibandingkan dengan ()FFH()F) dan sebelumnya. Pada tahun ()F)H)* jumlah oplah surat kabar mencapai @,) juta eksemplar per hari, sedangkan pada tahun ()FFH()F) baru mencapai @,@ juta eksemplar per hari. Peningkatan oplah surat kabar di +ndonesia itu menghasilkan peningkatan rasio surat kabar dan jumlah penduduk. :asio surat kabar terhadap penduduk yang berumur (* tahun ke atas pada tahun ()F)H)* adalah (!,F, meningkat dari (!6* pada tahun ()FFH()F). 'eralihnya kondisi politik +ndonesia dari 0rde 'aru yang otoriter menuju 0rde :e ormasi yang relati lebih demokratis menyebabkan meningkatnya oplah @*

surat kabar. Di awal re ormasi oplah surat kabar membengkak menjadi D juta eksemplar per hari. Menurut perkiraan, jumlah pembaca surat kabar pada tahun ,**C mencapai E.,DE.***, sangat kecil dibanding dengan jumlah penduduk yang mencapai ,(C.,ED juta jiwa pada saat itu. &ebagian besar surat kabar atau DC persen beredar di Bakarta, sementara 6C persen lainnya beredar di luar Bakarta. Per juni ,**F, berdasarkan catatan &erikat Penerbit &uratkabar #&P&$ jumlah koran mencapai E,@) juta eksemplar per hari dari ,)* penerbit. Menurut data :oy Morgan &ingle &ource #0ktober ,**D-&eptember ,**E$, surat kabar menjangkau 6),* persen penduduk +ndonesia. 9ompas merupakan koran dengan tiras terbesar, baik untuk edisi &enin&abtu maupun edisi Minggu. "abel +++ :ata-rata jumlah pembaca (* surat kabar terbesar di +ndonesia ,**DH,**E untuk edisi &enin-&abtu! #oran 0umla* Pemba1a 9ompas (.@C@.*** Bawa Pos (.6)C.*** Pos 9ota (.(,(.*** Pikiran :akyat D@(.*** Jarta 9ota CC6.*** &eputar +ndonesia @C*.*** :adar Malang 6(,.*** =ampu Merah ,E@.*** Media +ndonesia ,@E.*** :adar 'ogor ,@C.*** &umber! Diolah dari :oy Morgan &ingle &ource Buli ,**D-Buni ,**E seperti dikutip Media !lannin) 5uide (ndonesia 9::;. "abel +7 Bumlah pembaca (* surat kabar terbesar di indonesia tahun ,**DH,**E untuk edisi Minggu #oran 9ompas Bawa Pos Pikiran :akyat Pos 9ota &eputar +ndonesia Jarta 9ota :adar Malang &uara Merdeka "op &kor =ampu Merah 0umla* Pemba1a (.(@6.*** (.*F(.*** CDE.*** C,D.*** 6*@.*** ,CE.*** ,@).*** ,@,.*** ,66.*** ,(*.***

@(

&umber! Diolah dari :oy Morgan &ingle &ource Buli ,**D-Buni ,**E seperti dikutip Media Planning ?uide ,**F. 0plah koran sedunia, menurut hasil sur3ei itu disampaikan pada kongres ke-D( Jorld Association o 1ewspaper #JA1$ di ?oteborg, &wedia, ,-@ Buni ,**F, memang mencatat kenaikan penjualan ,,CE persen pada ,**E, dengan total tiras mencapai C6, juta lembar per hari. 9enaikan ini sedikit di atas tahun ,**D dengan tiras C(C juta per hari. 1amun, dibandingkan tahun ,**, yang tirasnya hanya @FF juta per hari, kenaikan oplah tahun ,**E cukup signi ikan. #Kompas, (6 Agustus ,**F$ 1amun, secara teoretis, diprediksikan sirkulasi surat kabar di masa-masa mendatang cenderung menurun. %lastisitas permintaan #sirkulasi$ atau ./spiral sirkulasi// merupakan satu aktor yang menyebabkan menurunnya sirkulasi suratkabar. Memang, permintaan khalayak atas surat kabar sangat elastis. 'erbeda dengan tele3isi free to air atau tele3isi terestrial yang bisa dikonsumsi secara gratis, khalayak harus mengeluarkan uang untuk mengonsumsi surat kabar. Di banyak negara, termasuk +ndonesia, ada dua tipe permintaan pembaca atas surat kabar! berlangganan dan eceren. Permintaan eceran elastisitasnya sangat besar, tergantung pada peristiwa yang tengah terjadi di masyarakat yang diangkat oleh surat kabar. 9etika terjadi peristiwa atau isu besar di masyarakatLmisalnya serangan )H((, serangan +srael ke ?aAa, atau Piala DuniaLpermintaan akan meningkat, dan sebaliknya. Persaingan dengan media lain, seperti tele3isi dan terutama internet juga menghasilkan kecenderungan menurunnya oplah koran di masa-masa mendatang. 'ahkan :upert Murdoch, konglomerat media, meramalkan bakal datangnya <<the end of paper<< atau //matinya surat kabar// akibat dominasi tele3isi dan internet. Philip Meyer, penulis buku R"he 7anishing 1ewspaperR, meramalkan koran terakhir terbit pada April ,*@*. &ecara praktis, data lain memperlihatkan penurunan oplah surat kabar akibat tele3isi dan internet. Data yang dikeluarkan Asosiasi &urat 9abar Dunia, sepanjang ())C-,**6, oplah koran turun CI di Amerika, 6I di %ropa, dan ,I di Bepang. Di negara-negara Asia yang masyarakatnya sudah akrab dengan teknologi, seperti Bepang dan 9orea &elatan- mulai muncul kekhawatiran bahwa media cetak cepat atau lambat akan ditinggalkan khalayak. Di +ndonesia, &ur3ei 9ementerian 9omunikasi dan +n ormasi menunjukkan oplah koran juga cenderung menurun. 0plah koran yang semula D juta eksemplar di awal re ormasi #())FH()))$, tinggal @,6 juta eksemplar pada ,**6. :amalan Murdoch dan Meyer, bahwa koran akan terkalahkan oleh tele3isi dan internet, mulai terbukti berdasaran sejumlah data. 'ila pada ()D*-an empat dari lima orang Amerika membaca koran, di tahun ,**C tinggal , dari lima orang saja yang masih membaca koran. 2ang tiga orang lagi telah terbenam di dunia elektronik atau digital. Penelitian A8 1ielsen pada ,**F juga menyebutkan oplah media cetak turun sementara konsumsi media digital justru naik. 0plah koran turun @ persen, majalah ,@ persen, tabloid (, persen, sementara penonton tele3isi naik , persen dan pengakses internet naik (E persen. @,

>ntuk memperluas pasar, koran di +ndonesia melakukan teknologi jarak jauh. "eknologi jarak jauh ini disertai dengan penyisipan edisi lokal. Kompas, misalnya, menyisipkan edisi Bawa "imur, untuk pasar di Bawa "imur. Bika majalah melakukan internasionalisasi, surat kabar justru melakukan lokalisasi. &atu koran +ndonesia, Manado Post, koran lokal yang dimiliki oleh kelompok Bawa Pos, pada ())D melakukan ekspansi pasar ke luar negeri. Manado Post dalam hal ini menerbitkan sisipan mingguan berbahasa +nggris dan +ndonesia bernama Polygon 1ews, yang diedarkan di sejumlah negara Asean seperti 'runei, Malaysia, dan Filipina. (#lan &uratkabar memperoleh persentase iklan terbesar dalam industri media #di Amerika &erikat dan dunia$. 9enyataannya, iklan mengambil C*-D* persen space surat kabar harian, dan pada hari Minggu iklan suratkabar lebih banyak lagi. Di Amerika &erikat, pengiklan nasional mewakili kategori terkecil dari revenue dan digunakan terutama oleh perusahaan besar untuk membantu pemasaran produk dan jasa yang didistribusikan secara nasional. "otal iklan di surat kabar A& diharapkan tumbuh rata-rata C,@ persen pada ())E. 1amun kenyataannya, iklan surat kabar di Amerika cenderung menurun dari tahun ke tahun. Pada ()F* iklan surat kabar mencapai 6*I dari total belanja iklan. 1amun, pada ())* iklan di surat kabar Amerika menurun menjadi ,CI, dan menurun lagi pada ,*** menjadi hanya ,*I. Di negara Bepang iklan untuk surat kabar memperlihatkan penurunan. Dewasa ini, pemasukan iklan untuk media-media cetak di Bepang umumnya menurun (*-,* persen #Kompas, ,C Maret ,**)$. Di +ndonesia, Kompas merupakan peraih iklan terbesar dalam industri surat kabar. 'erdasarkan data A8 1ielsen, pada ,**C Kompas meraih iklan sebesar :p (,6C triliun atau (),, persen dari total belanja iklan nasional untuk surat kabar. "otal belanja iklan nasional untuk surat kabar pada tahun ,**C sebesar :p E,*6 triliun. "abel 7 &epuluh &urat 9abar Peraih +klan "erbesar ,**D #dalam juta$ #oran 9ompas Bawa Pos Media +ndonesia &umatera %kspres Fajar &riwijaya Pos Manado Pos Bambi +ndependent Perole*an Iklan 2juta rupia*3 (.6@*.ECC C**.F@D ,FD.CC6 ,E(.,*, ,*(.CD, ()).6*@ ()C.DE* ()6.)F, @6

'ali Pos Pikiran :akyat

()(.DF) (E).)DF

"etapi, di +ndonesia, surat kabar harian berada di urutan kedua dalam perolehan iklan setelah tele3isi. +klan surat kabar cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada Bannuari-Marert ,**D iklan surat kabar sebesar :p C.)(D miliar meningkat ()I pada Ban-Mar ,**E menjadi :p E.*() miliar, dan meningkat lagi ,6I pada Ban-Mar ,**F menjadi :p D.DD( miliar. 1amun, secara keseluruhan, iklan surat kabar masih di bawah tele3isi. Pada Banuari-Marert ,**F, porsi iklan tele3isi D,I, surat kabar 6@I, majalah dan tabloid @I. #A8 1ielsen, seperti dikutip Kompas ,6 April ,**F$ . (iaya Produksi 9onsentrasi menjadi perhatian khusus dalam industri suratkabar, karena surat kabar beroperasi tak hanya dalam pasar barang dan jasa, tetapi juga dalam pasar ide. 9onsentrasi pasar surat kabar serta biaya in3estasi yang dibutuhkan untuk memulai usaha penerbitan suratkabar menjadi penghalang bagi pengusaha yang ingin masuk ke industri ini. >ntuk memproduksi ./terbitan pertama// dibutuhkan fixed cost dan biaya tak terduga. &etelah beroperasi cost production surat #abar dibedakan antara! ($ biaya peliputan #cost of )atherin)$ dan penyiapan #preparin)$ produk5 ,$ biaya pencetakan #cost of printin)$ dan biaya distribusi #cost of disseminatin)$. "enaga kerja masih merupakan pengeluaran utama dalam industri surat kabar, menghabiskan @* persen dari total cost. Menurut Picard, struktur biaya produksi surat kabar yang seperti ini berkontribusi membangkitkan struktur pasar yang monopolistik. "abel 7+ &truktur biaya produksi dan penghasilan dari iklan serta keuntungan industri surat kabar Operatin) %evenue +klan D*I-F*I -lokalHretail CCI-D*I -8lassi ied ,*I-6CI -1asional (*I-(CI -&irkulasi ,*I-6*I 'iaya 0perasional #Operatin) &xpenses$ -%ditorial EI-(*I -+klan CI-DI -&irkulasi )I-(*I -Promosi (I-,I -MekanikH"eknik (6I-(CI -Percetakan (CI-6*I @@

-Administrasi -?edung dan tanah

FI-(,I (I-6I

Margin 0perasional 2Operatin) Mar)in3 &ebelum pajak dan bunga (CI-,*I

Di +ndonesia, setidaknya hingga tahun ,**), harga jual surat kabar ratarata :p ,.C** per eksemplar. Padahal biaya cetak mencapai :p C.*** per eksemplar. &ebagai ilustrasi, jika satu eksemplar koran dijual :p 6.***, setelah dikurangi diskon untuk agen dan loper koran sebesar 66,6 persen, perusahaan penerbitan hanya menerima :p ,.***. Ditambah pengenaan PP1 (* persen, pendapatan bersih dari penjualan hanya :p (.F** per eksemplar. "ak pelak, industri penerbitan sangat tergantung pada iklan. Mar#et share media cetak di +ndonesia hanya 6* persen. Di negara-negara maju, mar#et share media cetak mencapai D* persen. +ni sepertinya berkaitan dengan budaya baca dan kegagalan media cetak menarik perhatian publik. "ahun ,**6, belanja masyarakat +ndonesia untuk rokok :p (C* tirliun per tahun, sementara belanja surat kabar hanya :p @,) triliun per tahun. "etapi, rendahnya mar#et share ini boleh jadi juga berkaitan dengan kegagalan media cetak dalam memproduksi berita yang akurat dan dapat dipercaya. Dengan perkataan lain, boleh jadi kecilnya mar#et share surat kabar di +ndonesia karena rendahnya kualitas. &atu data menyebutkan hanya 6* persen surat kabar di +ndonesia yang berkualitas. #epemilikan &ebagian besar perusahaan surat kabar di Amerika &erikat dimiliki oleh korporasi atau kelompok. Dalam industri surat kabar, terminologi jaringan digunakan untuk menggambarkan kelompok pemilik surat kabar, dan ini dimulai sejak (FF*-an, ketika penerbit besar mulai memiliki sejumlah suratkabar. "abel 7++ ./&epuluh 'esar// penerbitan surat kabar di Amerika &erikat! Penerbitan (. ,. 6. @. C. D. E. F. 8ommunity 1ews 4oldings ?annet 8o. Media 1ews ?roup 9night :ider Morris 8ommunication Freedom 1ewspaper Ad3ance Publications =ee %nterprises 0umla* *arian ((C harian )) harian @D harian 6@ harian 6* harian ,) harian ,E harian ,E harian Persentase E,F D,E 6,( 6,, ,,* ,,* (,F (,F @C

). Media ?eneral (*. %.J. &cripps 8o.

,C harian ,, harian

(,E (,C

'erdasarkan data &erikat Penerbit &urat 9abar #&P&$ hingga Agustus ,**E, terdapat ,C( surat kabar harian. Akan tetapi, hanya sekitar 6* persen yang sehat secara bisnis. 9elompok 9ompas-?ramedia dan Bawa Pos ?rup merupakan contoh dua perusahaan pers yang sehat bahkan telah mengukuhkan diri sebagai konglomerasi surat kabar di +ndonesia. 9ompas-?ramedia memiliki surat kabar utama! Kompas. &ejak ()F), di bawah bendera ./Pers Daerah// atau Persda, 9ompas menerbitkan koran lokal dari Aceh hingga Papua, melalui skema bisnis berupa suntikan modal serta kemitraan editorial dan manajerial. 9oran lokal di bawah bendera Persda antara lain Tribun Kaltim, ,urya, Tribun Manado. Bawa Pos merupakan kerajaan bisnis koran terbesar kedua setelah 9ompas. Bawa Pos memiliki jaringan surat kabar di daerah, seperti %adar -o)or, %adar Kediri, %adar Malan). &ejumlah pengusaha besar terjun ke dunia pers. &urya Paloh, pemilik usaha perhotelan, katering, dan tele3isi swasta MetroT$, memiliki koran Media +ndonesia di Bakarta, *ampun) !ost di lampung, dan -orneo 2ews di 9alimantan. 4ari "anoe &oedibjo, pemilik 9elompok Media 1usantara 8itra #M18$, pemilik %CT(, T!(, dan 5lobal T$, menerbitkan koran ,eputar (ndonesia. M18 bahkan +ndonesia, melakukan ekspansi kepemilikan media ke &ingapura. M18 dalam hal ini menjalin kemitraan strategis serta keuangan dengan Media8orp memiliki koran Today di &ingapura. 4arian ,eputar (ndonesia menyertakan satu halaman untuk berita koran Today. 4alaman ini diberi nama ./"oday &eputar &ingapura.// %rick "ohir, pemilik kelompok Mahaka, pada ())) membeli sebagian besar saham harian %epubli#a,. %epubli#a merupakan koran muslim yang sebelumnya sebagian besar sahamnya dimiliki oleh +katan 8endekiawan Muslim se-+ndonesia #+8M+$. %rick juga memiliki saham di T$One. #ompetisi 9ompetisi dalam industri surat kabar terjadi antar-surat kabar atau antara surat kabar dengan media lain. &ecara teoretis, kompetisi sesama surat kabar lebih ketat dibanding kompetisi surat kabar dengan media lain. 9ompetisi antara Kompas dan awa !os sangat ketat dalam industri surat kabar di +ndonesia. >ntuk memenangi persaingan dengan sesama surat kabar, baik antar surat kabar nasional maupun dengan surat kabar daerah, sejumlah koran melakukan cetak jarak jauh. Kompas, Koran Tempo, dan ,eputar (ndonesia adalah korankoran yang melakukan cetak jarak jauh. Penerbitan edisi lokal menyertai penggunaan teknologi jarak jauh. Dengan begitu, penyisipan edisi lokal pada koran-koran nasional dilakukan untuk memenangi persaingan dengan koran daerah. Akan tetapi, kenyataannya surat kabar juga bersaing secara ketat dengan media lain, terutama tele3isi dan internet. &ejumlah pakar berpendapat, justru persaingan dengan tele3isi dan internet inilah yang mengancam kelangsungan @D

hidup industri surat kabar. .Di Amerika, misalnya, dari C,F media cetak beroplah di atas @** ribu eksemplar, sekitar @* di antaranya sudah tutup #Kompas, ,F Februari ,**F$. 0leh karena itu, surat kabar harus melakukan berbagai upaya untuk ./memenangi// persaingan dengan media lain, baik dari sisi teknis pencetakan maupun dari sisi teknik penulisan laporan. Dari sisi teknis pencetakan, terutama untuk menyaingi kecepatan tele3isi, sejumlah surat kabar, melakukan dua kali pencetakan, edisi pagi dan edisi sore. Di +ndonesia, Kompas, misalnya, selain memiliki edisi pagi, juga memiliki edisi //up-date//. Media (ndonesia juga pernah melakukan hal yang sama. 1amun, taktik seperti ini tidak lagi dilakukan. Dari sisi teknis pencetakan pula, terutama terkait dengan kenyamanan, koran-koran di +ndonesia dan di banyak belahan dunia lainnya, memperkecil ukuran lembarannya. 9oran di +ndonesia umumnya mengurangi lebar halaman dari semula sembilan kolom menjadi tujuh kolom. Koran Tempo bahkan memperkecil ukuran halaman menjadi seukuran tabloid. Perbaikan juga merambah ke persoalan desain demi kenyamanan membaca. Dari sisi teknis pelaporan, surat kabar menampilkan banyak gra is serta menuliskan hardnews dengan teknik feature yang lebih mendalam. Bika tidak khalayak enggan membaca koran, karena mereka sudah menontonnya di tele3isi. >ntuk menyaingi media online, surat kabar kini memiliki website. &elain website, sejumlah koran, seperti Kompas dan Koran Tempo, memiliki e-paper atau koran 3ersi online. >ntuk menyaingi tele3isi yang bisa dikonsumsi secara gratis, muncul enomena koran gratis, seperti -isnis a#arta, -isnis Ma#assar, -isnis ,urabaya. 9abarnya, kemunculan -isnis a#arta membuat koran-koran lain banting harga eceran. Persaingan tentu saja membawa dampak bagi industri surat kabar. Menurut Bames 1. :osse, ada beberapa dampak persaingan bagi industri surat kabar! 4ilangnya segmentasi pasar surat kabar. Dengan perkataan lain, surat kabar tidak mampu mencari pembaca yang berbeda dengan pembaca surat kabar lain. &egmentasi merupakan salah satu aktor yang membuat pengiklan memasang iklan di satu surat kabar. Menurunnya pendapatan iklan akibat pengiklan lebih suka memasang iklan di tele3isi. Penurunan jumlah pembaca di rumah tangga. Penduduk berubah, dari penduduk kota yang sangat beragam menjadi penduduk pinggiran yang homogen yang kebutuhan in ormasinya bisa dipenuhi oleh media komunitas.

eknologi &ebagaimana kaitan antara teknologi dan ekonomi media, teknologi dalam industri surat kabar membawa paling tidak empat konsekwensi ekonomi. @E

9eempat konsekwensi ekonomi itu adalah in3estasi, e isiensi, terciptanya pasar baru, dan hilangnya bentuk teknologi sebelumnya. +n3estasi Perusahaan surat kabar harus berin3estasi untuk membeli teknologi cetak jarak jauh, oto digital, perangkat teknologi untuk website, sistem newsroom, dll. % isiensi Menurut Picard, surat kabar kini dapat diproduksi dengan sedikit tenaga kerja akibat adanya teknologi canggih. &urat kabar kini dapat diproduksi secara lebih cepat, sehingga memungkinkannya dicetak dengan deadline yang lebih longgar. Pasar baru 9on3ergensi surat kabar dengan internet memungkinkan terciptanya pembaca baru di kalangan anak muda. Dengan teknologi internet, surat kabar kini dikonsumsi secara lebih personal. "eknologi jarak jauh memungkinkan terciptanya pasar baru di daerah. Meniadakan bentuk teknologi lain 'anyak orang meramalkan e-paper atau surat kabar 3ersi online akan menghapuskan surat kabar 3ersi cetak. :amalan itu boleh jadi tepat jika dikaitkan dengan isu lingkungan. >ntuk membuat pulp yang menjadi bahan kertas koran, orang harus menebang hutan.

+no3asiLsekurang-kurangnya untuk saat iniLdiharapkan bermuara pada peningkatan tiras atau oplah. +no3asi #cetak jarak jauh, koran transparan, newsroom$ membuat oplah koran meningkat. 4asil sur3ei menunjukkan, penjualan koran sedunia mencatat kenaikan ,,CE persen, dengan total tiras mencapai C6, juta lembar per hari. 9enaikan ini sedikit di atas tahun ,**D dengan tiras C(C juta per hari. 1amun, dibandingkan tahun ,**, yang tirasnya hanya @FF juta per hari, kenaikan oplah tahun ,**E cukup signi ikan. #Kompas, (6 Agustus ,**F$ Regulasi 4anya beberapa regulasi yang mengatur suratkabar. 'erkaitan dengan meningkatnya jumlah konglomerasi surat kabar utama, konsentrasi pengawasan dan kepemilikan asing tetap menjadi isu penting dalam industri suratkabar. &ensor dan bredel juga menjadi tetap menjadi isu regulasi, terutama di negara berkembang. Di Malaysia, misalnya, perusahan surat kabar setiap akhir tahun harus mengurus perpanjangan iAin terbit kepada pemerintah. 0leh karena itu, di akhir tahun, sangat sedikit surat kabar yang mengeritik pemerintah. Di +ndonesia masa 0rde 'aru, untuk mendirikan pers diperlukan &urat +Ain >saha Penerbitan Pers #&+>PP$. Dua regulasi terkait dengan &+>PP adalah Peraturan Menteri Penerangan :+ 1o. *(HP%:HM%1P%1H()F@ tentang &+>PP dan &9 Menpen 1o.,(@AH9%PHM%1P%1H()F@ tentang Prosedur dan Persyaratan mendapatkan &+>PP. :egulasi ini mengharuskan adanya jaminan :p C** juta di bank untuk mendirikan perusahaan penerbitan pers. :egulasi ini mengancam @F

kebebasan pers, karena sewaktu-waktu Menteri Penerangan berwenang mencabut &+>>P atau membredel pers, seperti yang pada ())C terjadi pada Tempo, &ditor dan "eti#. Di masa re ormasi, lahir >ndang-undang 1o. @* tahun ())). :egulasi ini mengatur bahwa tidak tidak diperlukan &+>PP untuk mendirikan penerbitan pers, serta tidak ada pembredelan pers. "erkait dengan kepemilikan asing, >ndang-undang Pokok Pers 1omor (( tahun ()DD menyebutkan seluruh modal perusahaan pers adalah modal nasional. Akan tetapi, pada Buli ())@, terbit Aturan Pemerintah 1o. ,*, yang mengijinkan modal asing masuk ke berbagai sektor, termasuk perusahaan pers. 1amun, >ndang-undang Pokok Pers melarang kepemilikan saham mayoritas oleh asing dalam industri pers. &ebagian kecil saham %epubli#a dimiliki oleh in3estor asal +nggris. Masa Depan Di masa mendatang surat kabar menghadapi sejumlah tantangan yang berdampak pada kinerja ekonominya, seperti menurunnya oplah suratkabar harian, berkurangnya jumlah industri surat kabar, meningkatnya ongkos cetak, makin mahalnya harga kertas koran, perubahan dan perkembangan teknologi, krisis keuangan serta persaingan dengan jenis media lain, terutama tele3isi dan internet. 9risis keuangan bahkan krisis ekonomi menjadi ancaman serius pada industri surat kabar. Di +ndonesia, ketika krisis ekonomi melanda pada ())EH())F, hampir seluruh surat kabar melakukan penghematan, mulai pengurangan halaman, pengurangan tenaga kerja, hingga pemotongan gaji karyawan. Di Amerika, ketika krisis keuangan global melanda dunia pada ,**F,**), empat perusahaan surat kabarLPhiladelphia Media 4oldings "he Bournal :egister 8o, "ribune 8o, dan "he &tar "ribuneLmengajukan permohonan bangkrut. 9oran tertua di Amerika, ,eattle !ost (ntele)encer #,eattle (-!$ yang berusia (@D tahun dan koran The Christian ,cience Monitor =C,M4 yang berusia (** tahun pada Maret ,**) mengakhiri edisi cetak mereka akibat krisis ekonomi. ,eattle !-( dan 8&M kini hanya terbit dengan 3ersi online. Di masa depan diprediksikan banyak koran cetak yang beralih ke media online. &alah satu langkah strategis yang bisa dilakukan oleh surat kabar untuk menghadapi tantangan itu adalah menciptakan inte)rated newsroom. (nte)rated newsroom merupakan ruang kerja terpadu yang disiapkan minimal bagi para jurnalis media cetak dan online. (nte)rated newsroom bahkan tidak hanya merupakan ruang kerja terpadu untuk media cetak dan online, tetapi juga untuk 3ideo, audio, dan mobile. +ntegrated newsroomLseperti hasil sur3ei dilaporkan pada kongres ke-D( Jorld Association o 1ewspaper #JA1$ Buni ,**FL merupakan salah satu aktor meningkatnya oplah sebesar ,,CE persen, dari C(C juta eksemplar per hari pada ,**D menjadi C6, juta lembar per hari pada ,**E. ;<

@)

1/ Ekonomi Industri Majala*


"ejara* "ingkat 9halayak mencari berita, laporan, atau artikel mendalam di majalah. Ada majalah yang terbit mingguan, dua mingguan, atau bulanan. "erdapat dua jenis majalah! majalah umum dan majalah khusus. Majalah beritaLseperti Time, Tempo, atau 5atraLtermasuk kategori majalah umum. Majalah khusus bersi at lebih segmented dan specialist, semisal majalah perempuan, majalah ekonomi, majalah ilm, majalah olahraga, dll. Majalah telah menjadi sumber berita, in ormasi dan literatur yang penting. Majalah memberi kontribusi dalam mentransmisikan nilai-nilai budaya, seraya memperkenalkan pendekatan jurnalisme dan ino3asi baru. &ebagai media 3isual, majalah memuat in ormasi tentang sejarah dunia. Artikel dan oto tentang Perang "eluk, hancurnya komunisme, dan Perang &ipil, kepada generasi berikutnya. Majalah telah menjadi media a3orit bagi kalangan elite +nggris sejak (E**-an. Pada (E@( di Philadelphia Andrew 'rad ord menerbitkan American Ma)a6ine, atau Monthly $iew of the !olitical ,tate of The -ritish Colonies. 'enjamin Franklin menyusul menerbitkan 5eneral Ma)a6ine and /istorical Cronicle for All the -ritish !lantation in America. &ejak (F**-an, majalah mulai memasuki era industri. Pada tahun (F,( terbit the ,aturday &venin) !ost yang bertahan selama (@F tahun. Majalah lain yang sukses secara ekonomi adalah /arper<s yang terbit pada (FC* dan Atlantic Monthly yang terbit pada (FCE. 0ngkos cetak yang murah serta tingkat melek huru yang membaik menjadi salah satu aktor pemicu industri majalah. "erjadi boomin) dalam industri majalah. Pada (F,C terdapat (** majalah5 dan pada (FC* meningkat menjadi D** majalah. Di +ndonesia, majalah yang pertama kali diterbitkan adalah $erhandelin)en van /et -ataviache 5enootschap van Kustenen 'etenschappen pada (FE) di 'ata3ia. Majalah di +ndonesia mulai menjadi institusi bisnis atau institusi ekonomi sejak ()F*-an. Pasar Pasar majalah terdiri dari pembaca dan iklan. Majalah dapat dibagi ke dalam sejumlah subpasar, seperti pasar untuk majalah spesialis #misalnya majalah bisnis, majalah perempuan, atau jurnal pro esi$. 9ita juga dapat membaginya dari sisi waktu terbitnyaLapakah bulanan, dwibulanan, mingguan. Di kebanyakan negara, industri majalah beroperasi dalam struktur pasar monopolistik yang kompetiti . Dalam struktur pasar seperti ini, terdapat banyak produsen yang menyediakan produk yang nyaris sama, tetapi satu sama lain saling menggantikan. Khalaya# Jaktu yang dihabiskan untuk membaca majalah di A& serta belahan dunia lain cenderung menurun. Pada tahun ())C orang menghabiskan waktu rata-rata C*

((6 jam untuk membaca, tahun ,**( rata-rata (*D jam, tahun ,**, rata-rata (*@ jam dan tahun ,**C rata-rata (** jam. Meski sirkulasi total majalah agak datar selama ())*-an, tingkat pelanggan cenderung meningkat, sementara jumlah pembeli eceran cenderung menurun. &ejumlah masalah sukses menerbitkan edisi khusus. Ada tiga tipe sirkulasi majalah! eceran, berlangganan, dan controlled circulation. Pembeli eceran membeli majalah tergantung pada kebutuhan atau isu yang diangkat suatu majalahLatau secara teoretis sirkulasi uses and )ratification. Pembeli berlangganan membeli suatu majalah dalam rentang waktu yang rutin dan cukup lama, tanpa tergantung pada isu yang ditampilkan majalah bersangkutan. Dalam controlled circulation, pembaca mengonsumsi majalah tanpa harus mengeluarkan uang karena majalah bersangkutan disediakan oleh suatu instansi atau institusi seperti perusahaan penerbangan atau hotel. Majalah spesialis dan majalah berita umum biasanya paling diminati pembaca. Di A& majalah Modern Maturity, termasuk %eader<s "i)est, T$ 5uide, 2ational 5eo)raphy termasuk majalah yang sangat diminati. 4arga majalah relati stabil, kecuali akibat luktuasi nilai mata uang. Di +ndonesia, berdasarkan data :oy Morgan &ingle &ource #0ktober ,**D&eptember ,**E$, majalah menjangkau hanya F,F persen penduduk +ndonesia. Data yang sama menunjukkan sebanyak @F,( persen pembaca majalah berusia (@,@ tahun, ,C,@ persen berusia ,C-6@ tahun, (F,) persen berusia 6C-@) tahun, dan E,D persen berusia di atas C* tahun. Dalam jumlah pembaca, majalah +slam 4idayah menempati urutan pertama dengan oplah lebih dari C** ribu orang, disusul majalah ?adis #lebih dari @** ribu orang$ dan 9awanku #lebih dari ,** ribu orang. "abel 7+++ &epuluh Majalah "erbesar di +ndonesia dalam Bumlah Pembaca Majala* 0umla* Pemba1a 4idayah C6(.*** ?adis @,*.*** 9awanku ,(6.*** Aneka 2ess (FC.*** 9artini (E).*** =iga +talia (ED.*** 4ai (@@.*** Femina (6*.*** Motor (,F.*** "empo (,D.*** &umber! Diolah dari :oy Morgan &ingle &ource #0ktober ,**D-&eptember ,**E$ seperti dikutip Media !lannin) 5uide (ndonesia 9::;.

C(

(#lan Di Amerika, nilai total iklan majalah mencapai lebih dari ,6 miliar dolar A& pada ,**C #Ma)a6ines !ublishers of America, ,**C$. &epuluh kategori produk pemasang iklan terbesar di majalah Amerika adalah otomoti , perhiasan dan asesoris, urniture atau perlengkapan rumah tangga, perlengkapan mandi dan kosmetik, minuman keras, media, perusahaan jasa, retail, keuangan #keuangan asuransi dan real estate$, produk makanan. Di Amerika majalah People menempati urutan pertama dalam perolehan iklan mauoun sirkulasi, disusul berturut-turut oleh &port +lustrated, "ime, "7 ?uide, 'etter 4omes S ?ardens, 1ewsweek, oarade, :eader Digest, ?ood 4ouse 9eepping dan 8osmolopitan. "abel +O &epuluh Majalah Amerika 'erpenghasilan "erbesar Majala* People &ports +llustrated "ime "7 ?uide 'etter 4omes S ?ardens 1ewsweek Parade :eader Digest ?ood 4ousekeeping 8osmopolitan Peng*asilan 2juta dolar A"3 (,E(,( (*6(,F (*(F,( )(E,D FFF,* DD,,@ D(D,( CCD,6 C@6,D @E,,F

#sumber! %ndicott, ,**C seperti dikutip oleh 'aran, ,**F$ Permintaan untuk iklan pada majalah rata-rata mencapai F-(*I dari total belanja iklan di +ndonesia. +klan majalah didominasi oleh (* kategori iklan, berdasarkan data &tandard S Poor/s! otomoti , kosmetik, toiletries, direct response, layanan bisnis dan konsumen, sepatuHkaos kaki dan asesoris, makanan, komputer dan perlengkapan kantor, agen perjalanan dan hotel, minuman keras, serta media dan penerbitan. Di +ndonesia, Femina merupakan majalah dengan perolehan iklan terbesar pada ,**D, disusul "empo, 8osmopolitan, dan Ayah 'unda

C,

"abel O &epuluh Majalah di +ndonesia dengan Penghasilan +klan terbesar pada ,**D Majala* Femina "empo 8osmopolitan Ayah 'unda Dewi Aneka 2ess &wa &embada 9artini ?atra ?adis Perole*an Iklan 2juta rupia*3 DD.@6( CD.D*6 6).D(C ,,.DE, ,,.@,6 ,,.(D) ,(.(6F ,*.,,@ ().FF( ().E*)

&umber! A8 1ielsen sebagaimana dikutip majalah 8akram +klan untuk majalah khusus, seperti in-fli)ht ma)a6ines, majalah rumahtangga, cenderung meningkat. 1amun, majalah minggu, majalah remaja, dan metropolitan iklannya cenderung menurun. #epemilikan 9onglomerasi telah memasuki industri majalah. Di Amerika, :upert Murdock yang dikenal sebagai raja media pemilik 1ews 8orporation menguasai majalah Time. Perusahaan Pergamon 4olding Foundation milik :obert MaGwell menguasai sejumlah majalah, antara lain !eople. Di +ndonesia, kita mengenal kelompok penerbit majalah besar, seperti kelompok 9ompas ?ramedia ?rup, kelompok Femina, serta kelompok "empo. Media 1usantara 8itra #M18$ yang dikenal sebagai pemilik %CT(, T!( dan 5lobal T$, juga menguasai majalah Trust. Model kepemilikan yang dewasa ini menggejala adalah franchise. Majalah dewasa !layboy, misalnya, punya edisi franchice di sejumlah negara. Di +ndonesia, majalah The %ollin) ,tones, Maxim, Cospolitan, 2ational 5eo)raphy, Men<s /ealth, merupakan beberapa contoh majalah ranchice. +stilah lain untuk kepemilikan model ranchise adalah internasionalisasi. #ompetisi Majalah berkompetisi dengan sesama majalah. 0plah majalah Time, misalnya, pernah turun sebesar F persen dalam persaingan dengan majalah 1, 'ee#ly. 9ompetitor terbesar majalah lainnya adalah tele3isi. >ntuk menyiasasinya, majalah lebih terspesialisasi. 1amun, ketika majalah tersepesialisasi, kompetitor lain muncul! "7 kabel. "7 kabel juga bersi at spesialis. Majalah juga berkompetisi dengan media online. C6

&etidaknya, ada tiga cara yang bisa diterapkan oleh majalah untuk menghadapi persaingan itu! internasionalisasi, teknologi, dan penjualan dengan cara kerjasama dengan pemasang iklan. +nternasionalisasi identik dengan franchise. Majalah di satu negara merebut pasar di negara lain dengan menerbitkan edisi negara tersebut. Time dan 2ewswee#, misalnya, menerbitkan satu atau lebih edisi luar negerinya dalam bahasa +nggris. "ime Jarner dan perusahaan Prancis 4achette bekerjasama menerbitkan majalah +ortune berbahasa Prancis. Cosmopolitan menerbitkan C* edisi di seluruh dunia dalam ,F bahasa. Di +ndonesia, internasionalisasi, dalam tingkat yang terbatas dilakukan oleh majalah Tempo dengan menerbitkan edisi berbahasa +nggris. Dengan teknologi, majalah melakukan distribusi secara instan dengan meman aatkan teknologi komputer dan satelit. +ni identik dengan cetak jarak jauh. Penggunaan teknologi ini tentu menghemat biaya distribusi. Dari sisi teknologi ini, majalah mulai beradaptasi dengan media online. Di Amerika, (6 malajah beralih ke media online #Kompas, ,F Februari ,**F$ Dengan cara ketiga, majalah menjual data atau da tar pelanggannya kepada pengiklan. Pengiklan membeli halaman di majalah-majalah spesialis untuk menjangkau pembaca tersegmentasi #se)mented audiences$ secara langsung. eknologi Penggunaan teknologi cetak jarak jauh oleh industri majalahLseperti dijelaskan di atasLmerupakan suatu keniscayaan untuk menghadapi persaingan. "eknologi cetak jarak jauh tentu saja membutuhkan in3estasi. 1amun, pada gilirannya in3estasi itu bisa mendatangkan keuntungan berupa penghematan ongkos distribusi dan penciptaan pasar baru di suatu wilayah. &elain teknologi cetak jarak jauh, majalah online merupakan jenis teknologi lain yang dewasa ini digunakan oleh majalah. Majalah melakukan kon3ergensi ke internet. &elain 3ersi cetak, sejumlah majalah memiliki 3ersi online. "eknologi internet pada majalah ini, tentu juga membutuhkan in3estasi di satu sisi, tetapi di sisi lain menghasilkan e isiensi cost production dan menciptakan pasar baru. 7ersi online bahkan menyediakan sarana interaksi yang tidak didapatkan dalam edisi cetak. Majalah Time dan Mother ones, misalnya, kini memiliki 3ersi online yang menyediakan feature-feature interakti yang tidak didapatkan di 3ersi cetak. Majalah-majalah di +ndonesia juga sudah memiliki 3ersi online. "eknologi oto digital juga merupakan jenis teknologi yang digunakan oleh majalah. "eknologi ini bisa mempercantik sampul serta halaman-halaman majalah. +ni bisa menarik minat orang membeli majalah. Di sinilah letak kelebihan majalah dibanding media lain. 1amun, permainan digital maupun gra ik bisa mendatangkan kritik bahkan tuntutan hukum pada majalah. Jajah 0.B. &impson yang diberi kesan lebih hitam lewat teknologi gra ik dan digital pada sampul majalah Time menuai kritik karena majalah terkemuka di dunia ini seolah memberi label orang negro C@

berwajah kriminal kepada &impson. &ampul majalah Tempo yang menggambarkan mantan presiden &oeharto dan anak-anaknya seolah sedang dalam perjamuan terakhir menuai kritik dari kalangan 9ristiani. ?ambar Menko 9esra Abu :iAal 'akrie dengan simbol DDD #simbol iblis$ di dahinya membuat majalah Tempo disomasi. Regulasi :egulasi majalah umumnya sama dengan regulasi surat kabar atau media cetak lainnya. :egulasi media cetak biasanya antara lain terkait dengan persoalan politik. Pembredelan Tempo, &ditor, dan "eti# pada ())@ oleh reAim 0rde 'aru, misalnya, terkait dengan persoalan politik. Di +ndonesia di era re ormasi, regulasi antara lain terkait dengn pornogra i. Pemimpin :edaksi majalah !layboy +ndonesia pernah diajukan ke pengadilan atas tuduhan menyebarkan pornogra i. :egulasi terkait pornogra i makin ketat ketika >ndang-undang Pornogra i disahkan oleh parlemen. Di negara-negara maju, regulasi terkait pornogra i berbentuk pengelompokan berdasarkan umur. Mereka yang berusia kurang dari (F tahun, misalnya, dilarang mengonsumsi majalah dewasa, seperti !layboy atau !enthouse. Masa Depan Penerbit majalah menghadapi tantangan untuk mempertahankan tingkat pembaca dan iklan serta mengontrol pengeluaran. Penerbit majalah juga harus mulai memasuki pasar dengan teknologi baru dan menjajaki kemungkinan mendistribusikannya secara internasional. +ndustri majalah bersaing dengan industri majalah lainnya serta tele3isi dan tele3isi kabel. Di masa mendatang, majalah spesialis lebih menarik perhatian pengiklan. ;<

CC

11 Ekonomi Industri (uku


"ejara* "ingkat 'uku telah lama menjadi media atau sarana penting bagi kehidupan intelektual, kultural, serta ekonomi. 'isa dikatakan, buku menjadi salah satu indikator peradaban. Penyebaran media cetak secara luas di %ropa sebagai akibat ditemukannya mesin cetak oleh ?utenberg dimulai sejak paro terakhir abad ke-(C. 1amun, perkembangan teknologi sosial, kultural dan ekonomi yang menjadi prakondisi untuk menjadikan buku sebagai medium utama telah dimulai sejak tiga abad sebelumnya. 9aum pendatang datang ke Amerika untuk dua tujuan! melarikan diri dari hukuman gereja dan mencari kehidupan ekonomi lebih baik. 9ebanyakan buku yang mereka bawa ke Amerika merupakan buku-buku keagamaan. Penerbitan pertama, 8ambride Press, berdiri di Amerika >tara pada (D6F. Awalnya, penerbitan ini hanya mencetak dokumen keagamaan dan pemerintahan. 'uku pertama, 'hole -oo#e of !salms, dicetak pada (D@@. &ebagai industri, buku berkembang lebih lamban dibanding surat kabar. 4arga buku terbilang mahal, seringkali setara dengan gaji buruh sepekan. "ingkat melek huru masyarakat ketika itu pun rendah. 1amun, sejak ()**-an, tingkat pendidikan dan melek huru di Amerika berangsur membaik, bahkan yang terbaik di dunia. 'ersamaan dengan itu jumlah pembaca meningkat. 9emajuan teknologi juga membuat harga buku makin murah. Di +ndonesia, sejarah industri buku berawal dengan didirikannya Penerbit 'alai Pustaka oleh Pemerintah 9olonial 'elanda pada ()*F. &etelah Proklamasi 9emerdekaan, 'alai Pustaka menjadi perusahaan penerbitan negara. Pada ())D, sebagian saham 'alai Pustaka dipri3atisasi. Pasar Bika media lain memiliki pasar berupa khalayak dan pengiklan, buku hanya men aatkan khalayak sebagai pasar. Dibanding dengan media massa lain, khalayak sebagai pasar buku bersi at lebih indi3idual. 1amun, menurut suatu sur3ei, waktu yang dihabiskan manusia untuk membaca buku cenderung menurun dari tahun ke tahun. Pada ())C orang menghabiskan waktu (*( jam untuk membaca buku, tahun ,**( rata-rata F) jam, tahun ,**, tetap F) jam, dan tahun ,**D rata-rata F@ jam. Data yang dikemukakan oleh =indsay, setiap orang Amerika menghabiskan rata-rata hanya >&T (** per tahun untuk membeli buku. 0rang Amerika rata-rata membaca buku hanya (E menit per hari. FraAier mengemukakan, di Amerika penjualan buku berjumlah >&T C6 miliar pada ,**D. Di negara yang sama, sebagaimana diungkapkan oleh "eague, industri buku menerbitkan ()C.*** judul buku pada ,**@, meningkat (@I dibanding tahun ,**6. Di Amerika, industri buku dibagi ke dalam sejumlah kategori. Pertama, kategori trade boo#s #misalnya buku remaja dan dewasa$ yang meraup D,@ miliar CD

dolar A& di pasar A& #atau ,D,FI$. 9edua, buku pro esional #buku non-textboo# yang ditulis untuk kaum pro esional, termasuk hakim, jaksa, bankir$ yang meraup @,E miliar dolar A& #atau ,*I atau (DF juta eksemplar$. 9etiga, buku teks sekolah yang meraup @,, miliar dolar A& #atau (E,DI atau 6@) juta eksemplar$. 9eempat, buku-buku uni3ersitas yang meraup @@6 juta dolar A&. +katan Penerbit +ndonesia #+kapi$ menyebutkan, pada ,**F, buku yang diterbitkan mencapai (* ribu judul buku. Bumlah ini meningkat dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, ketika penerbit buku hanya menerbitkan C.*** sampai D.*** judul buku per tahun. 1amun, jumlah terbitan (* ribu buku pada tahun ,**F, masih terbilang kecil bila dibandingkan dengan jumlah penduduk +ndonesia. Bika penduduk +ndonesia berjumlah ,C* juta jiwa, hanya tersedia @@ judul buku untuk tiap satu juta penduduk. &tandar >1%&80 mematok C(6 judul buku baru untuk negara maju dan CC judul buku untuk negara berkembang per satu juta penduduk. Data statistik ())D menyebutkan, dalam (* tahun terakhir +ndonesia baru menerbitkan ,.C** judul buku. Malaysia yang berpenduduk sepersepuluh dari negara kita sudah memproduksi ).D** judul buku. Di +ndonesia, oplah buku pelajaran lebih tinggi dibanding buku umum. Menurut catatan +kapi, oplah buku pelajaran sekitar EC persen dan buku umum ,C persen dari keseluruhan buku yang diterbitkan oleh penerbit anggota +kapi. &atu judul buku umum biasanya dicetak sekitar 6.***- C.*** eksemplar, sedangkan buku pelajaran satu judul bisa dicetak mencapai (** ribu eksemplar. Dalam dunia penerbitan buku umum di +ndonesia, ada istilah //kutukan 6.***.// 0plah buku di +ndonesia paling tinggi 6.*** eksemplar. Pengecualian ada pada beberapa no3el, seperti =askar Pelangi karya Andrea 4irata dan Ayat-ayat 8inta karangan 4abiburrahman %l &hiraAy yang terjual lebih dari D** ribu eksemplar. Pemasaran "oko buku menjadi ujung tombang pemasaran buku. Di Amerika terdapat sekitar ,* ribu toko buku. Baringan toko buku terbesar di sana adalah 'arnes S 1oble, 'orders, dan 'ooks-A-Million. 9etiganya menguasai toko buku di mal dan trotoar padat. 'arnes S 1oble serta 'orders menguasai ,.*** toko buku. 'arnes S 1oble mengklaim melayani @** juta pembeli setiap tahun. Di +ndonesia, menurut catatan +katan Penerbit +ndonesia #+kapi$, terdapat sekitar E** toko buku besar dan kecil. Bumlah ini masih kurang untuk melayani sekitar (** juta pembeli buku di +ndonesia. +tu artinya setiap satu toko buku melayani hampir (C*.*** orang. &ebagai perbandingan, sebuah kota di 'angladesh yang ditinggali oleh C*.*** penduduk miskin memiliki (, toko buku. Artinya, satu toko buku mampu melayani sekitar @.,** orang. Data lain menyebutkan, ada C.*** toko buku yang terda tar dalam ?abungan "oko 'uku +ndonesia. 1amun, yang dewasa ini bertahan hanya sekitar ,.*** toko buku. "oko-toko buku yang masih bertahan itu umumnya berada di ibukota pro3insi. #Kompas, ,6 Februari ,**)$

CE

Baringan toko buku terbesar tentu saja ?ramedia milik kelompok 9ompas?ramedia. Baringan toko buku lainnya adalah ?unung Agung. "oko buku online belakangan juga banyak berdiri di +ndonesia. Pada ())F, ?ramedia meluncurkan ?eramedia 0nline 'ookstore. Penerbit MiAan juga mengoperasikan toko buku online. >ntuk merangsang pembeli datang, banyak toko buku yang dilengkapi dengan ka e. >ntuk meningkatkan penjualan, sejumlah toko buku diskon berdiri di +ndonesia, antara lain toko buku "oga Mas. >ntuk merangsang penjualan buku, Pusat 'uku +ndonesia memperbanyak toko buku mobil. "oko buku mobil ini dioperasikan untuk merangsang penjualan di kabupatenHkota. Pada tahun ,**) ditargetkan ada (.*** toko buku mobil di berbagai wilayah +ndonesia. #Kompas, ,6 Februari ,**)$ "oko buku online belakangan bermunculan di berbagai belahan dunia, sebagai alternati bagi toko buku kon3ensional. "oko buku online yang terkenal di seluruh dunia adalah AmaAon.comU"oko buku online ini mengklaim menjual lebih dari ,,C juta judul. "oko buku online lainnya bisa ditemukan di powells.com dan books.com. Di +ndonesia, hingga pertengahan Buli ,**), menurut catatan &trategic De3elopment ?oogle, terdapat (C* toko buku online. #epemilikan Di Amerika &erikat terdapat setidaknya ,.DF@ perusahaan penerbitan buku yang mempekerjakan F).F)F orang dengan gaji mencapai 6,D miliar dolar A&. Data lain menyebutkan terdapat F(.*** usaha bisnis yang menyebut diri sebagai penerbit buku. Di Amerika penerbitan buku dikuasai oleh sejumlah penerbit besar! 4earst 'ooks, the Penguin ?roup, 'antam Doubleday Dell, "ime Jarner Publishing, Farrar, &traus S ?irouG, 4arcourt ?eneral, 4arper8ollins, dan &imon S &chuster. Penerbit-penerbit ini menguasai F* persen penjualan buku di Amerika. Di +ndonesia, data +kapi memperlihatkan terdapat sekitar @E, penerbit buku. &ebesar ),,)D penerbit terkonsentrasi di Bawa, C(,DI di Bakarta. &ejumlah penerbit besar di +ndonesia antara lain ?ramedia dan MiAan. 9elompok ?ramedia bisa disebut konglomerat penerbitan buku yang memiliki perusahaan penerbitan seperti ?rasindo, %leG Media 9omputindo, 9epustakaan Populer ?ramedia. ?ramedia memproduksi sekitar ,* persen penerbitan buku nasional. Penerbit MiAan yang bermarkas di bandung juga merupakan kelompok penerbitan besar. MiAan memiliki penerbit MiAania, 4ikmah, dan 'entang. 'entang awalnya merupakan penerbitan mandiri di 2ogyakarta yang kemudian menjalin kemitraan strategis dengan MiAan.. ?ramedia dan MiAan bisa disebut sebagai pemain utama dalam industri buku umum. Pemain utama lainnya dalam penerbitan buku umum adalah 9anisius dan %rlangga. Di 2ogyakarta juga terdapat sejumlah penerbitan besar, seperti Pustaka Pelajar dan =kis. &edangkan pemain utama dalam penerbitan buku pelajaran atau buku teks adalah 2udhistira, %rlangga, dan "iga &erangkai.

CF

'elakangan penerbitan buku agama menjadi enomena di +ndonesia. +ni memperlihatkan makin banyaknya penerbit yang tertarik menerbitkan buku-buku agama. 9husus untuk agama +slam pada periode ,**,-,**6 terdapat ,* penerbit buku agama +slam baru. &ebelumnya, pada periode ()F(-()F), hanya terdapat D penerbit buku +slam. #ompetisi 9ompetisi dalam pasar untuk memperebutkan penulis, pembeli, serta persaingan dengan media lain, terutama tele3isi dan internet. Di negara-negara maju, menjadi penulis merupakan pekerjaan yang bisa mendatangkan kekayaan. Dengan minat baca dan daya beli yang tinggi, penjualan buku di sana juga tinggi. 4illary 8linton, misalnya, memperoleh bayaran F juta dolar A& di muka, untuk otobiogra inya, sementara suaminya 'ill 8linton mendapat mendapat (, juta dolar A&. Di +ndonesia, penulis buku hanya memperoleh royalti (* persen. 'anyak intelektual yang lebih suka menulis untuk surat kabar daripada menulis buku. Penerbit buku kesulitan mendapatkan penulis buku. 0leh karena itu, penerbit kadang memperebutkan penulis-penulis buku ternama. 9eengganan menulis buku juga terkait oplah buku yang kecil. &eperti telah disebut di atas, ada istilah ./kutukan 6.***// dalam penjualan buku di +ndonesia. Pengecualian memang terjadi pada no3el =askar Pelangi dan Ayat-ayat 8inta. Penulis kedua no3el tersebut mencapat royalti lebih dari :p ( miliar. Dalam memperebutkan pembeli, penerbit melakukan berbagai upaya, seperti desain co3er, tata letak, harga bersaing, harga diskon, promosi, serta menerjemahkan buku-buku best seller dunia. &eperti disebutkan di atas, waktu yang digunakan orang membaca buku makin berkurang dari tahun ke tahun. "ampaknya, itu antara lain diakibatkan oleh tele3isi dan internet. +tu artinya, tele3isi dan internet juga menjadi pesaing buku. eknologi 'uku kon3ensional #printed boo#s$ telah dipublikasikan sejak era ?utenberg. 1amun, berkembangnya teknologi sistem dan jaringan komputer membuat penerbit mulai berpikir ulang tentang cost buku kon3ensional. 1amun, secara teoretis, distribusi materi #content$ buku secara elektronik tidak serta merta menghapus keberadaan printed boo#s. 'uku elektronik biasa disebut e-book. "oko buku online amaAon.com menyebutnya e-docs. Penerbit Penguin menyebutnya e-pub. 'uku elektronik kadang juga disebut buku digital. 'uku elektronik atau buku digital pertama dibuat tahun ()E( oleh Michael 4art, inisiator ?utenberg Project #proyek ?utenberg$ di >ni3ersitas +llinois, Amerika &erikat. ?utenberg Project adalah proyek pembangunan perpustakaan digital untuk umum yang lebih berkonsentrasi pada digitalisasi buku-buku karya pengarang-pengarang klasik seperti Jilliam &hakespeare, dan %dgar Allan Poe. 'uku elektronik komersial pertama di dunia terbit pada ()F(. Penerbit :andom 4ouse meluncurkan kamus berbentuk buku elektronik yang dijual di C)

pasaran dengan judul ./"he :andom 4ouseVs %lectronic "hesaurus. ./ Meski demikian, boomin) e-boo# baru terasa pada awal ,***-an, ketika pengarang iksi misteri terkenal &tephen 9ing menerbitkan bukunya yang berjudul ./:iding "he 'ullet// secara eksklusi di internet melalui penerbit buku elektronik &imon S &chuster. Di +ndonesia, pencinta buku juga sudah mulai menikmati alih teknologi perbukuan dengan adanya e-book, ketika MiAan membuka akses gratis di situsnya untuk para pengunjung yang ingin membaca buku berjudul Jasiat &u i +mam 9homeini kepada Putranya, Ahmad 9homeini #2amani$ dalam bentuk elektronik. Proyek yang dikatakan sebagai proyek percobaan itu berhasil menjaring ribuan peminat yang mengunduh e-book tersebut. 9eterbatasan buku yang akan dibuat dalam ormat e-book menyebabkan MiAan berhenti memproduksi buku-buku digital selanjutnya. 9eterbatasan ini disebabkan tidak adanya pengarang yang bersedia bukunya dibuat dalam 3ersi digital yang dapat diunduh secara gratis oleh pembaca &ejak ,**,, distribusi elektronis isi atau meteri buku #lewat e-boo#s, jaringan komputer, PDA, dll$ tidak begitu diminati konsumen, meski banyak perpustakaan yang membeli e-boo#s untuk meminimalisasi dampak model ./satu buku, satu penggunaan pada satu waktu.// Di +ndonesia, sejak ,**F, Departemen Pendidikan 1asional menyediakan &ekitar @** judul buku pelajaran elektronik. 'uku-buku pelajaran ini bisa diunduh melalaui situs bse.depdiknas.go.id. ?oogle memiliki ?oogle 'ook &earch yang sejak ,**, melakukan digitalisasi buku. 4ingga awal ,**), sekitar tujuh juta buku telah digitalisasi oleh ?oogle. 'anyak perpustakaan uni3ersitas besar dunia yang memiliki e-library atau perpustakaan digital. 1amun, para analis industri percaya bahwa konsumen baru menerima buku yang didistribusikan secara elektronis pada ,*(* #dan mungkin sebelum ,*,*$ karena! Pembaca e-book terlalu sedikit dan terlalu mahal. Membaca teks panjang di layar komputer sangat tidak nyaman. !rinted boo# murah, bisa dibawa-bawa, dan mudah dibaca #tak perlu batere atau listrik$. Pada ,*,* banyak penerbit besar secara sendiri-sendiri kembali mendorong penggunaan e-boo#.

Regulasi :egulasi buku antara lain adalah penyensoran. Di Amerika, berdasarkan data "he American =ibrary Association 0 ice or +ntelectual Freedom mencatat terdapat D.6D@ judul buku dilarang beredar antara tahun ())*-,***. Alasan penyensoran! seks 3ulgar #(.D*E judul$, bahasa kasar #(.@,E$, tidak pantas dibaca kelompok umur tertentu #(.,CD$, penistaan agamaHkepercayaan #F@,$, kekerasan #E6E$, mempromosikan homoseksualitas #C(C$, penyebaran agama #@()$, ketelanjangan #6(E$, rasis #,DE$, pendidikan seks #,,@$, antikeluarga #,*,$. D*

&erial 4arry Potter karya B9 :owling dan ./"o 9ill a Mockingbird// karangan 4arper =ee termasuk buku yang pernah dilarang beredar di Amerika. 1amun, kedua buku ini kini sudah beredar luas bahkan diterjemahkan ke berbagai bahasa. Di +ndonesia, berdasarkan berlaku regulasi berupa Penetapan Presiden :epublik +ndonesia 1o @ "ahun ()D6 tentang Pengamanan "erhadap 'arangbarang 8etakan 2ang +sinya dapat Mengganggu 9etertiban >mum #Penpres 1o @H()D6$. :egulasi ini mengharuskan penerbit menyerahkan satu kopi buku, meski, aturan ini tidak diberlakukan secara sistematis. Akan tetapi, regulasi ini secara sistematis diberlakukan untuk melarang peredaran sejumlah judul buku yang dianggap ./mengganggu ketertiban umum.// 9rishna &en dan Da3id ". 4ill mencatat sekitar ,.*** buku dilarang beredar antara ()DC-())D.'uku-buku itu dilarang karena mengandung ajaran komunisHMarGis, &A:A #melecehkan agama tertentu$, politis, serta seks. 1amun, di masa re ormasi, sejumlah judul buku, misalnya buku-buku karangan Pramodya Ananta"oer yang dianggap //ke-kiri-kiri-an,// bebas beredar. Di era re ormasi, 9ejaksaan Agung melarang peredaran buku-buku sejarah yang mencantumkan //? 6* &//, bukan //? 6* & P9+.// 9ejaksaan Agung juga melarang bukuAtlas Jest +rian yang memuat gambar bintang 9ejora dan buku 9utemukan 9ebenaran &ejati dalam Al-QurUan karangan M. &imanungkalit yang diterbitkan 2ayasan Al 4ani . Dalam hal ini, 9ejaksaan Agung menggunakan Penpres 1o @H()D6. +tu artinya, regulasi yang diterbitkan lebih dari C* tahun lalu itu masih diberlakukan. 'anyak kalangan menilai pelarangan peredaran buku bertentangan dengan >ndang-undang 4ak 8ipta 1omor () tahun ,**,. >ndang-undang 4ak 8ipta memberikan perlindungan terhadap ciptaan atau karya-karya di bidang seni, sastra, dan ilmu pengetahuan. 9arya-karya itu akan mencakup karya tulis, karya lisan, karya pertunjukan, karya siaran, karya ilm, karya seni dalam berbagai bentuk, dan karya-karya lainnya. :egulasi lain yang perlu diperhatikan oleh industri buku adalah >ndangundang Pornogra i. Masa Depan &ebagai indikator peradaban suatu bangsa, buku semestinya tak lekang dimakan Aaman. &ecara umum, tantangan industri buku adalah minat menulis buku dari para penulis, menurunnya minat baca di era digital ini, pembajakan, regulasi berupa sensor atau larangan beredar, serta perkembangan teknologi. +ndustri buku akan menghadapi tantangan berupa mahalnya harga kertas. 'uku digital menjadi jalan keluar untuk mengatasi masalah ini. 'uku digital di masa depan menjadi alternati penting, apalagi jika dikaitkan dengan isu lingkungan hidup karena bahan baku pembuat kertas diperoleh dengan menebang pohon. ./'ooks aren/t dead. "hey/re just going digital,// tulis majalah 2ewswee#, ,D 1o3ember ,**E. Dalam konteks +ndonesia, industri buku memiliki prospek cerah. Dengan penduduk berjumlah sekitar ,@* juta jiwa lebih pada ,**F, +ndonesia D(

sesungguhnya merupakan pasar yang besar bagi industri buku. Andai ,* persen penduduk +ndonesia belanja buku :p (**.*** per tahun, sekurang-kurangnya pasar buku di +ndonesia bisa mencapai :p @F triliun per tahun. Dewasa ini, pasar industri buku di +ndonesia hanya menghasilkan sekitar :p 6,C triliun per tahun. ;<

D,

12 Ekonomi Industri ele$isi "iaran


"ejara* "ingkat "ele3isi siaran adalah tele3isi free to air atau tele3isi yang bisa dinikmati siarannya secara gratis. "ele3isi siaran menggunakan teknologi antena terestrial pada tele3isi analog atau kanal pada tele3isi digital. Paul 1ipkow dari Berman pada (FF@ meletakkan dasar-dasar teknologi pertele3isian. +a menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Bantra 1ipkow atau 1ipkow &heibe. Penemuan ini menghasilkan tele3isi elektris. 8harlesh Benkins #A&$ Bohn =ogic 'airds #+nggris$ melakukan eksperimen transmisi "7 pertama kali pada (),C. ''8 merupakan tele3isi siaran pertama yang mengudara pada ()6D. Penyiaran regular untuk "7 elektronik pertama di A& dimulai pada ()6). Pada periode ()@F-()C,, "7 tumbuh dengan cepat. "ahun ()@*-an disebut ./?olden Age// bagi tele3isi di A&. Pada ()C*-an "7 menjadi sumber utama hiburan dan in ormasi bagi kebanyakan rumah tangga di A&. "7 begitu mempengaruhi budaya A&. Pada ()C*-an, tele3isi kabel mulai diperkenalkan. "7 kabel memiliki stasiun kecil di 0regon dan Pennsyl3ania. Di abad in ormasi ini, mulai terbit regulasi untuk "7 #telecommunication Act ()))$ di A&. :egulasi menandai mulai masuknya tele3isi ke era industri. Perusahaan penyiaran tele3isi kini menjadi suatu industri yang berupaya mencari keuntungan. 'anyak konglomerat, seperti :upert Murduck, terjut ke industri tele3isi. Di +ndonesia, tele3isi siaran tentu berawal dari "ele3isi :epublik +ndonesia #"7:+$. "7:+ memulai siaran percobaan dengan acara peringatan 4ari Proklamasi kemerdekaan :+ O7++ pada (E Agustus ()D,, dengan bantuan ahli dari Bepang dan pelatihan dari +nggris. Pada ,@ Agustus "7:+ menyiarkan langsung pembukaan Asean ?ames. Pada tahun ()FF, stasiun tele3isi swasta pertama, %CT(, lahir. :8"+ awalnya adalah stasiun tele3isi berbayar #pay television$. Pada Agustus ())*, :8"+ mendapat iAin menjadi tele3isi siaran #free to air television$. Pada tahun-tahun berikutnya menyusul lahir sejumlah stasiun tele3isi swasta! ,CT$ #()F)$, T!( #())*$, Antv #())6$, (ndosiar #())C$. Pasca 0rde 'aru tele3isi swasta MetroT$, Trans T$, T$ 3 yang kemudian menjadi Trans 3, *ativi yang kemudian menjadi T$One dan 5lobal T$ muncul . "ele3isi lokal juga bermunculan. 9ehadiran tele3isi swasta menandai masuknya tele3isi siaran ke era industri. 'ahwa tele3isi siaran telah memasuki era industri makin nyata dengan terbitnya >ndang-undang Penyiaran yang mengatur kepemilikan, modal, jaringan, periAinan, serta isi siaran. ipe ele$isi "iaran &etidaknya ada tiga tipe tele3isi siaran! tele3isi swasta atau tele3isi komersal, tele3isi publik, dan tele3isi negara. "ele3isi swasta terdiri dari dua jenis! tele3isi swasta independen dan tele3isi swasta berjaringan. "ele3isi siaran swasta independen memperoleh revenue semata-mata dari iklan. &umber penghasilan tele3isi swasta berjaringan, D6

selain iklan, juga kompensasi. "ele3isi induk yang biasanya tele3isi swasta independen harus memberi kompensasi kepada tele3isi berjaringan yang ikut menyiarkan atau menyebarluaskan program tele3isi induk tersebut. Di Amerika &erikat hanya (* persen dari total revenue industri tele3isi berjaringan yang diperoleh dari konpensasi. Penghasilan tele3isi publik berasal dari pajak dan subsidi negara. Di negara-negara maju, seperti di +nggris dengan --C-nya, tele3isi publik tidak diperkenankan menayangkan iklan komersial. Di +ndonesia, tele3isi publik, berdasarkan >ndang-undang Penyiaran 1omor 6, tahun ,**,, masih diperbolehkan menayangkan iklan. 1amun, iklan tampaknya bukan untuk mendapatkan keuntungan, sekadar menambah biaya operasional. "ele3isi publik memang tidak mencari keuntungan. "ele3isi komunitas bisa dikategorikan sebagai tele3isi publik. "ele3isi komunitas dibiayai oleh komunitas atau pemerintahan lokal dan tidak mencari keuntungan. "ele3isi negara sepenuhnya dibiaya oleh negara. "ele3isi negara beroperasi di negara-negara otoriter dan negara-negara komunis. T$%( di masa 0rde 'aru adalah tele3isi negara. 9ini T$%( sedang berbenah menjadi "7 publik. Dari ketiga tipe tele3isi siaran jelas tele3isi swasta atau tele3isi komersial adalah sebuah institusi ekonomi atau institusi bisnis yang berupaya mencari keuntungan. Pembahasan tentang tele3isi siaran lebih ter okus pada tele3isi swasta atau tele3isi komersial. In$estasi dan Cost Production "ele3isi siaran adalah industri mahal. Disebut mahal karena tingginya biaya in3estasi dan biaya operasional. "7 siaran memerlukan in3estasi yang besar. >ntuk sekadar impas, stasiun tele3isi kecil memerlukan dana in3estasi operasi sebesar C**.*** dolar A&, dan ( juta dolar A& untuk bangunan dan peralatan. 9etika para astronot Apollo (( mendarat di bulan, Buli ()D), biaya liputannya mencapai (( juta dolar A&. Di +ndonesia, ?lobal "7 beroperasi dengan modal :p C** miliar. =ati3i #kini "70ne$ mengalokasikan modal awal :p 6** juta. "7E memulai siarannya dengan modal :p ,** miliar, setara dengan modal dasar Metro"7. Modal kerja terpakai "rans "7 hingga pertengahan ,**6 atau setelah beroperasi (F bulan mencapai :p D** miliar. "rans "7 menghabiskan biaya operasional :p 6C juta per jam siaran, tidak termasuk biaya membeli program. Pada tahun ,**(, &8"7 menghabiskan biaya :p 6* juta per jam siaran. 0ngkos siaran Metro"7 hingga ,**) sebesar :p 6* juta per jam. 'agaimana dengan in3estasi "7 lokal di +ndonesia- Pendirian "7 lokal kelas menengah membutuhkan in3estasi :p (*-,C miliar, "7 lokal kelas atas dibutuhkan in3estasi :p 6*-C* miliar, kendati ada "7 lokal yang berin3estasi lebih dari :p (** miliar. -rea# event point 6-C tahun. #Majalah -ehind the ,creen, 1o. *,)$

D@

Pasar Pasar tele3isi siaran adalah khalayak dan iklan. Praktik memperebutkan khalayak dan iklan dalam industri tele3isi suaran menghasilkan struktur pasar tertentu. ,tru#tur !asar Televisi &truktur pasar industri tele3isi adalah oligopoli. 0ligopoli adalah struktur pasar ketika terdapat lebih dari satu produsen suatu produk, dan produk yang ditawarkan umumnya seragam. Dalam industri, oligopoli tampak dari seragamnya program yang diproduksi oleh sejumlah stasiun tele3isi. 0ligopoli makin terasa terjadi pada "7 jaringan. Pada "7 jaringan struktur oligopolistik diperkuat oleh integrasi 3ertikalLkontrol berbagai aspek produksi, distribusi, dan eksebisi. "7 jaringan A'8, 8'&, 1'8, FoG disebut sebagai ./"he 'ig Four// dalam industri tele3isi siaran. "iga yang disebut pertama menguasai D** stasiun tele3isi. 2-C menguasai ,(6, C-, (),, dan A-C (C) stasiun a iliasi primer dan )D a iliasi sekunder. Khalaya# >ntuk membaca surat kabar, orang harus membeli surat kabar. >ntuk menikmati siaran tele3isi berlangganan, khalayak harus membayar langganan. 1amun, untuk menonton tele3isi siaran, khalayak tidak harus mengeluarkan uang. 0leh karena itu, khalayak sebagai pasar tele3isi siaran tidak menghasilkan keuntungan langsung kepada perusahaan penyedia jasa tele3isi siaran. 9elak secara teoretis, jika jumlah penonton suatu tele3isi siaran terbilang besar yang diukur dengan rating dan share, stasiun tele3isi bersangkutan akan ./kebanjiran// iklan. 'erdasarkan sur3ei 1ielsen Media :esearch #())6-())@$, )F persen rumah tangga di A& memiliki setidaknya satu pesawat "7, dengan D) di antaranya memiliki lebih dari satu "7. Data tahun ,**D yang dipublikasipan oleh www.t3b.org menyebutkan, terdapat (((,D juta pesawat tele3isi di rumah tangga Amerika &erikat. :ata-rata setiap rumah tangga memiliki lebih dari dua pesawat tele3isi. Data yang sama menyebutkan, tele3isi dihidupkan rata-rata selama F jam setiap hari di rumah tangga Amerika. =aki-laki Amerika rata-rata menonton siaran tele3isi selama empat jam (( menit per hari. Perempuan Amerika rata-rata menonton siaran tele3isi selama C jam (E menit per hari. Anak-anak Amerika rata-rata menonton siaran tele3isi selama empat jam 6, menit per hari. 'erdasarkan data dari suatu proyek penelitian yang dilakukan pada ,**@, sebesar F6 persen orang dewasa di Amerika memperoleh in ormasi atau berita dari tele3isi. &ebagai perbandingan, @, persen orang dewasa Amerika mendapat in ormasi dari surat kabar, () persen dari radio, dan (C persen dari internet. Penonton tele3isi siaran di +ndonesia bisa dikatakan terus bertambah. &ejak ()F*-an, jumlah pesawat "7 bertambah enam kali lipat. 'andingkan dengan radio yang bertambah hanya tiga kali lipat. Data 'iro Pusat &tatistik menunjukkan bahwa sejak ()F*-an, lebih banyak orang +ndonesia yang DC

menyaksikan tele3isi secara rutin dibanding membaca koran, majalah atau mendengar radio. &elama satu dekade #())C-,**D$ jumlah rumah tangga yang memiliki tele3isi di lima kota utama di +ndonesia meningkat tiga kali lipat #6CCI$. Bumlah total penonton tele3isi di (* kota utama #kota rating$ mencapai @,.*(F.EFF orang. &ebagian besar tinggal di Bakarta #CCI$. 'erdasarkan status sosial ekonomi di (* kota rating, sekitar ,) persen penonton "7 masuk kategori A'. &ebagian besar penonton "7 masuk kategori 8 #sekitar C(I$. "ingkat menonton dari kelas 8D% di prime time sangat tinggi, sementara kelas A8 sedikit lebih tinggi pada waktu-waktu tertentu lainnya #daypart4. &ebagian besar penonton tele3isi di +ndonesia adalah perempuan. Perbandingan penonton perempuan dan laki-laki kira-kira CC!@C. 'erdasarkan data :oy Morgan &ingle &ource #0ktober ,**D-&eptember ,**E$, tele3isi menjangkau )),6 persen penduduk +ndonesia. :8"+ merupakan tele3isi di +ndonesia dengan jangkauan terluas. "abel O+ Bangkauan stasiun tele3isi di +ndonesia "tasiun ele$isi 0angkauan 2persen3 :8"+ )@,, &8"7 )(,6 "rans"7 FE,F +ndonesiar FD,@ "P+ E*,E "7E #kini "ransE$ D),@ Ant3 D6,) Metro"7 C*,) ?lobal "7 C*,D =ati3i #kini "70ne$ 6F,6 B"7 E,) "7:+( C,( :iau"7 (,D "7:+( (,( &umber! :oy Morgan &ingle &ource #0ktobert ,**D-&eptember ,**E$ seperti dikutip Media Planning ?uide ,**F. 'anyaknya penonton tele3isi biasanya dihitung antara lain berdasarkan rating. 'erdasarkan data Media Partners Asia, pada tahun ,**F, :8"+ menempati posisi pertama dalam hal rating, diikuti &8"7, dan "rans "7. 9etiganya menguasai lebih dari D* persen penonton. Memang, ada kecenderungan, dari tahun ke tahun, tiga besar dalam hal rating tele3isi di +ndonesia, senantiasa ditempati oleh ketiga stasiun tele3isi.

DD

"abel O++ :ating "ele3isi di +ndonesia #,**F$

&umber! Media Partners Asia (#lan &ecara teoretis, makin besar jumlah penonton suatu stasiun "7, makin banyak iklan yang masuk ke "7 tersebut. Meski mahal, "7 menjadi media ter a3orit untuk memasang iklan. Di A&, iklan di tele3isi merupakan industri miliaran dolar.'elanja iklan untuk "7 di A& meningkat terus dari ,* ribu dolar A& pada ()FC menjadi lebih dari ,F ribu dolar A& pada ())@. Data yang dipublikasikan oleh www.t3b.org menyebutkan total belanja iklan untuk tele3isi siaran di Amerika pada ,**D mencapai D* persen. :ata-rata tari iklan di stasiun tele3isi Amerika per 6* detik #satu spot$ di prime time sebesar (**.*** dolar Amerika. >ntuk acara menarik seperti ./American +dol// tari iklan mencapai E*C.*** dolar A& per spot. 'ahkan, pada ,**E tari iklan untuk program ./&uper 'owl 'ears-8olts// mencapai ,,D juta dolar A& per spot. Data yang sama juga menyebutkan F, persen pengiklan menilai tele3isi sebagai medium paling berpengaruh5 DE persen menilai tele3isi sebagai media paling persuasi 5 C( persen memandang tele3isi sebagai media paling otoritati 5 EE persen menilai tele3isi sebagai media paling menyenangkan. Di +ndonesia, menurut 9rishna &en dan Da3id ". 4ill, tele3isi telah menjadi medium paling ekspansi . 0leh karena itu, produsen dan distributor barang-barang kunsumsi memandang tele3isi sebagai media yang paling e ekti dalam menjangkau khalayak. +klan T$%( meningkat dari 6D) juta pada ()E( menjadi :p E,D miliar pada ()F*. Pada periode yang sama subsidi pemerintah turun dari F persen menjadi (,@ persen dari total pendapatan T$%(. Akan tetapi, pada C Banuari ()F(, Presiden &oeharto tiba-tiba menyerukan penghentian penayangan iklan di "7:+. Penghentian iklan di "7:+ disebut-sebut berawal dari adanya protes Partai Persatuan Pembangunan #PPP$ yang menyebut DE

iklan dapat memicu perilaku konsumti masyarakat. "epat ( &pril ()F(, iklan menghilang dari layar "7:+. &ebagai kompensasinya, pemerintah menambah subsidi hampir (* kali lipat, yakni sebesar :p (* triliun per tahun. &etelah lahirnya "7 swasta, total belanja iklan nasional meningkat tiga kali lipat, dari :p D6) miliar tahun ())* #padahal "7 swasta hanya ada di Bakarta dan &urabaya$, menjadi :p (.6F( triliun. Pada ())C, ketika terdapat lima "7 swasta, anggaran iklan meningkat menjadi :p 6.66C triliun. Pada tahun tersebut, %CT( menyumbang 6@ persen dari pendapatan 'imantara. Akibat krisis, perolehan iklan tele3isi menurun menjadi hanya :p (,) triliun. Dari jumlah ini, %CT( meraup 6) persen, sisanya dibagi di antara T!(, ,CT$, A2T$, (ndosiar. 4ingga Mei ,**@, +ndosiar memperoleh iklan tertinggi, disusul ,CT$ dan %CT( yang mengantongi kisaran :p E,( miliar, kemudian Trans T$ :p 6)C miliar, lalu T$3 :p ,(, miliar. Akan tetapi, konstalasi perolehan iklan berubah pada ,**D. +ni bisa dilihat dari keuntungan stasiun tele3isi swasta di +ndonesia. Pada ,**D, :8"+ menempati posisi pertama dalam perolehan keuntungan, yaitu sebesar :p , triliun, disusul &8"7 :p (,@ triliun dan "rans "7 :p (,( triliun #majalah &wa 0ktober1o3ember ,**E$. 'erdasarkan data Media Partners Asia, :8"+, &8"7, dan "rans "7 menempati posisi tiga besar dalam perolehan suara. 9etiga stasiun tele3isi ini menguasai D@ persen perolehan iklan. "abel O+++ Pendapatan +klan &tasiun "ele3isi di +ndonesia #,**F$

&umber! Media Partners Asia

DF

"ari iklan tele3isi tergantung pada sejumlah aktor, antara lain si at tele3isi serta waktu penayangan program, serta rating program. Dalam hal si at tele3isi, makin besar nama atau makin mapan suatu stasiun tele3isi, makin besar tari iklan. Dalam konteks waktu penayangan, tari pemasangan iklan di prime time tentu lebih mahal dibanding non-primetime. "erkait rating program, makin tinggi rating program, makin mahal tari iklan di program tersebut. #epemilikan "7 jaringan A-C, C-,, 2-C, +ox disebut sebagai ./"he 'ig Four// dalam industri tele3isi siaran. "iga yang disebut pertama menguasai D** stasiun tele3isi. 2-C menguasai ,(6, C-, (),, dan A-C (C) stasiun a iliasi primer dan )D a iliasi sekunder. Di +ndonesiat, tele3isi swasta pada awal berdirinya dimiliki oleh anakanak Presiden &oeharto atau pengusaha yang dekat dengan &oeharto. :8"+ dimiliki oleh 'ambang "rihatmojo, anak ketiga &oeharto. "P+ dimiliki oleh &iti 4ardianti :ukmana, anak sulung &oeharto. &8"7 dikuasai oleh 4enry Pribadi, yang punya hubungan dekat dengan sepupu &oeharto, &udwikatmono. +ndosiar dikuasai oleh keluarga &alim yang punya hubungan dekat dengan &oeharto. 'ersamaan dengan berjalannya waktu, terjadi perubahan kepemilikan stasiun tele3isi swasta. 4ingga ,**), terdapat lima kelompok pemilik stasiun tele3isi siaran nasional! Media 1usantara 8itra milik 4arry "anoesoedibjo #%CT(, T!(, 5lobal T$, tele3isi berjaringan ,un T$$, "rans 8orps milik 8haerul "anjung #Trans T$ dan T$ 3$, &urya 8itra Media milik &ariatmadja #&8"7, +ndosiar, dan "7 lokal Bakarta 0-8hannel$, kelompok 'akri-&tar"7 #Antv, T$One$, dan P" Media "ele3isi milik &urya Paloh #MetroT$$. 9epemilikan asing, dalam hal ini &tar "7, seperti disebut di atas, sudah masuk ke tele3isi siaran di +ndonesia, yaitu Ant3 dan "70ne, melalui kelompok 'akrie. 9elompok Bawa Pos menguasai sejumlah tele3isi siaran lokal, antara lain awa !os T$, a# T$, -atam T$. #ompetisi &tasiun tele3isi siaran berkompetisi dengan sesama stasiun tele3isi siaran. 9ompetisi antarstasiun tele3isi siaran adalah kompetisi memperebutkan audience dan iklan. &ecara teoretis, makin besar audience, makin banyak pengiklan. 9etatnya kompetisi antarstasiun tele3isi menyebabkan kinerja ekonomi sejumlah stasiun tele3isi kurang baik. &tasiun tele3isi yang kinerja ekonomia kurang baik ini kemudian diakusisi oleh stasiun tele3isi yang baik kinerja ekonominya. Di +ndonesia, T$3 diakuisisi oleh TransT$. "ele3isi siaran juga berkompetisi dengan tele3isi berlangganan. 9arena untuk menonotn tele3isi berlangganan orang harus membayar, program-program di tele3isi berlangganan relati lebih baik. Dalam kasus tele3isi swasta di +ndonesia yang programnya seragam, monoton, dan terlalu general, tele3isi berlangganan menjadi alternati . Bika tele3isi swasta tidak memperbaiki kualitas programnya, bukan tidak mungkin tele3isi berlangganan kelak menjadi pilihan utama, bukan lagi alternati . D)

Di sisi lain, kualitas gambar tele3isi berlangganan, baik yang menggunakan teknologi kabel maupun satelit, jauh lebih baik ketimbang tele3isi siaran, sekurang-kurangnya untuk kasus +ndonesia. Perbaikan kualitas stasiun transmisi bisa menjadi kualitas gambar tele3isi siaran menjadi lebih baik. "eknologi tele3isi digital juga menjadikan kualitas gambar tele3isi siaran lebih baik. &ebagai ilustrasi, di Amerika jumlah penonton tele3isi berlangganan terus meningkat dari tahun ke tahun, sementara tele3isi siaran menurun. &hare penonton "' kabel di seluruh rumah tangga A& meningkat dari E,,I pada ()F, menjadi 6(I pada ())D. &ebaliknya, tingkat penonton untuk "7 jaringan, termasuk oG, menurun dari D),6I pada ()F@ menjadi CF,) pada ())@, dan penonton tele3isi terestrial menurun dari FD,6I pada ()F@ menjadi D),) pada ())@. "ele3isi juga bersaing dengan media online atau internet. Anak-anak muda Amerika, misalnya, lebih suka menonton siaran tele3isi melalui layar komputer melalui jaringan internet, ketimbang melalui pesawat tele3isi kon3ensional. eknologi "ele3isi kini mulai memasuki era digital. 'eberapa negara maju sudah bermigrasi dari tele3isi analog ke tele3isi digital. +ndonesia telah melakukan berbagai persiapan untuk memasuki era "7 digital. Pada ,*(F, tele3isi siaran di +ndonesia sudah menggunakan teknologi digital. Dengan tekonologi digital, siaran tele3isi hanya bisa ditangkap oleh pesawat tele3isi digital, bukan pesawat tele3isi analog. "ele3isi analog menghilang karena tidak diproduksi lagi. &elain tele3isi digital, siaran tele3isi dapat ditangkap melalui layar komputer bahkan layar telepon genggam. "ele3isi juga mulai melakukan kon3ergensi dengan media internet. 'anyak stasiun tele3isi yang memiliki website. 9halayak bisa mengakses bahkan men-download siaran tele3isi melalui internet. 9on3ergensi ke media internet bisa menciptakan pasar baru di kalangan remaja dan anak muda, yang menurut banyak sur3ei menyukai internet. Regulasi Amerika &erikat memiliki "he Federal 8ommunication 8ommission #F88$, lembaga pemerintah yang mengatur bisnis tele3isi. F88 mengatur lisensi dan perpanjangannya, larangan konsentrasi kepemilikan, kesempatan yang sama untuk menjadi karyawan media, "7 digital, distribusi, dll. Pada ())D, 9ongres mengesahkan "elecommunication Act o ())D #>> telekomunikasi ())D$. >> ini lebih liberal! mengijinkan kepemilikan silang, mengijinkan konsentrasi kepemilikan media, kompetisi pasar bebas. Dengan perkataan singkat, >ndangundang "elekomunikasi ())D merupakan sebuah deregulasi. +ndonesia memiliki 9omisi Penyiaran +ndonesia #9P+$, organisasi independen yang mengatur segala hal tentang media penyiaran, termasuk tele3isi siaran. 9P+, selain Departen 9omunikasi dan +n ormasi, adalah regulator industri penyiaran di +ndonesia, termasuk industri tele3isi siaran. 9P+ menerbitkan regulasi berupa Pedoman Perilaku Penyiaran dan &tandar Program &iaran. E*

+ndonesia memiliki >ndang-undang Penyiaran 1omor 6, tahun ,**,. Peraturan Pemerintah 1omor @), C*, C(, C, tahun ,**C kemudian terbit sebagai ketentuan pelaksana >ndang-undang Penyiaran tersebut. Peraturan Pemerintah ini mengatur kepemilikan, saham atau modal, tele3isi berjaringan, materi atau isi siaran, dll. Peraturan Pemerintah ini mengukuhkan tele3isi siaran sebagai industri yang komersial. Masa Depan "ele3isi merupakan media paling populer bagi khalayak. Dari sisi teknologi, tele3isi harus mengikuti perkembangan teknologi dengan menggunakan teknologi tele3isi digital dan kon3ergensi ke media internet. "eknologi tele3isi digital akan memperbaiki kualitas gambar tele3isi siaran sehingga mampu bersaing dengan tele3isi berlangganan. 9on3ergensi ke media internet akan menciptakan pasar baru bagi industri tele3isi siaran. Di masa depan, tele3isi siaran harus memperbaiki kualitas programnya untuk bersaing dengan tele3isi berlangganan. 9reati3itas program harus terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas program, sehingga program tele3isi siaran tidak lagi seragam dan monoton. Di masa depan, program satu stasiun tele3isi siaran semestinya tidak monoton dan seragam dibanding stasiun tele3isi siaran lainnya. &pesialisasi programLsekurang-kurangnya di tingkat positioning Lpada industri tele3isi siaran niscaya diperlukan di masa mendatang. Di +ndonesia, tele3isi siaran masa depan adalah siaran tele3isi berjaringan, sebagaimana yang telah berlangsung di negara maju seperti Amerika. "ele3isi berjaringan akan menumbuhkan local content dan local ownership.;<

E(

14 Ekonomi Industri ele$isi (erlangganan


"ejara* "ingkat "ele3isi berlangganan terdiri dari tele3isi kabel dan satelit. 'elakangan berkembang tele3isi berlangganan yang disebut internet protocol tele3ision #+P"7$. &ebenarnya "7 kabel pertama dibangun untuk mengatasi kesulitan menerima siaran tele3isi yang dialami oleh daerah dengan penerimaan sinyal buruk. 'iasanya sebuah antena dipasang di menara yang terletak di puncak gunung atau tempat-tempat tinggi lain di daerah itu. 9emudian, kabel digunakan untuk menghubungkan antena dengan pesawat "7 di beberapa rumah sekitarnya. "ernyata kesulitan penerimaan siaran tele3isi tidak hanya terjadi di daerah-daerah terpencil, tetapi juga di kota-kota yang penuh dengan gedunggedung tinggi. 9arena itu, "7 kabel juga berkembang di daerah perkotaan. "ele3isi kabel di Amerika &erikat berawal ketika pada tahun ()@F, %d Parson yang tinggal di Astoria, 0regon, membuat sistem community antenna tele3ision #8A"7$ dengan media kabel twin-lead dan dipasang dari satu atap rumah ke atap rumah lain. "ahun ()C*, 'ob "arlton membangun sistemnya di =ans ord, Pennsyl3ania, dengan menggunakan kabel coaGial yang dipasang pada tiang. +a mendapat hak monopoli di kotanya dan menyiarkan tiga saluran bagi pelanggannya. Di Amerika belakangan juga berkembang tele3isi berlangganan dengan menggunakan satelit serta +P"7. "7 satelit di Amerika mulai tersedia pada ())@ dengan teknologi direct broadcast satelite #D'&$. Di Amerika, salah satu penyedia +P"7 adalah 7eriAon yang menawarkan Fi0& dan telah memiliki C** ribu pelanggan hingga akhir ,**F. Di +ndonesia sendiri "7 berlangganan muncul pada awal tahun ())*-an. "7 berlangganan di +ndonesia umumnya menggunakan satelit, meski ada pula yang menggunakan teknologi kabel. +P"7 di +ndonesia hingga akhir ,**F masih dirintis keberadaannya. eknologi50enis ele$isi (erlangganan &eperti telah disinggung di awal bab ini, setidaknya dewasa ini terdapat tiga jenis tele3isi berlangganan. Benis tele3isi berlangganan ini terkait erat dengan teknologi yang digunakan. 9etiga jenis atau teknologi tele3isi berlangganan adalah tele3isi kabel, tele3isi satelit dan +nternet Protocol "ele3ision #+P"7$ Televisi Kabel "ele3isi kabel di +ndonesia kebanyakan menggunakan teknologi hybrid iber-coaGial #4F8$. &ecara sederhana, teknologi ini menggabungkan dua tipe kabel, yaitu kabel serat optik dan kabel metal biasa. 9abel serat optik membawa sinyal dari stasiun pusat hingga ke stasiun-stasiun penghubung atau hub. Dari hub sinyal disalurkan ke rumah-rumah dengan kabel coaGial biasa. "eknologi kabel

E,

punya kelebihan pada kapasitas pengantaran data yang sangat besar serta tahan terhadap cuaca. 9arena kelebihan teknologi kabel membuat sebagian besar tele3isi berlangganan di Amerika menggunakan teknologi ini. Di +ndonesia, setidaknya dua operator tele3isi berlangganan yang menggunakan teknologi kabel, yakni First Media dan +ndosatM, #+M,$. Televisi ,atelit "7 satelit mengantarkan siaran kanal-kanal tele3isi langsung ke satelit #direct broadcast satelliteHD'& atau direct-to-home signalsHD"4&$ ke antena berbentuk parabola kecil di rumah-rumah pelanggan. 0perator tele3isi satelit di +ndonesia menggunakan satelit berbeda-beda sehingga memiliki jaungkauan rekuensi dengan karakter masing-masing. Di +ndonesia tele3isi berlangganan yang menggunakan teknologi satelit adalah +ndo3ision dan Aora"7. "elkom3ision menggunakan teknologi kabel maupun satelit. +ndo3isian menggunakan satelit +ndostar-( atau dikenal juga sebagai 8akrawala-( yang beroperasi di Aona &-'and. "elkom3ision menggunakan satelit yang beroperasi di Aona 8-'and. Di Amerika operator tele3isi berlangganan yang menggunakan satelit adalah Direct "7 dan Dish 1etwork. 9eduanya menggunakan satelit 700M yang dimiliki oleh M&0 8able3ision. &ecara teknis, satelit &-'and berada paling dekat ke permukaan bumi sehingga kekuatan sinyalnya lebih baik daripada satelit 8-'and atau Q-'and dan lebih tahan dengan perubahan cuaca. Dari sisi cuaca, teknologi kabel lebih tahan terhadap perubahan cuaca ketimbang teknologi satelit. "eknologi satelit kurang praktis dibanding kabel, karena jika ingin menambah kapasitas operator harus menambah satelit. 1amun, jangkauan "7 satelit lebih luas dibanding "7 kabel. (!T$ +P"7 adalah tele3isi berlangganan berbasis internet. +P"7 ditransmisikan lewat in rastruktur jaringan internet dan ditonton di rumah melalui peralatan penerima "7 dengan tambahan suatu set top boG #&"'$ khusus untuk +P"7. +P"7 memungkinkan khalayak memesan program kepada operator #on demand$ serta bersi at interakti . #'roadcast Media, Desember ,**F$. Ada sejumlah layanan on demand! true 3ideo on demand #"70D$, near 3ideo on demand #170D$, &ubcription #70D$, Free 70D #F70D$, %3erything on demand #%0D$. Ada juga layanan rekaman! personal 3ideo recorder #P7:$, 1etwork P7: #1P7:$, pay per 3iew #PP7$. Pasar Pasar tele3isi berlangganan adalah khalayak dan iklan. 1amun, industri tele3isi berlangganan sepertinya lebih menggantungkan hidupnya pada pelanggan atau khalayak ketimbang kepada iklan.

E6

Khalaya# &eperti diungkapkan sebelumnya, share penonton "7 kabel di seluruh rumah tangga A& meningkat dari E,,I pada ()F, menjadi 6(I pada ())D. &ebaliknya, tingkat penonton untuk "7 jaringan, termasuk FoG, menurun dari D),6I pada ()F@ menjadi CF,) pada ())@, dan penonton tele3isi terestrial menurun dari FD,6I pada ()F@ menjadi D),) pada ())@. &elain Amerika, 8ina merupakan negara dengan pelanggan tele3isi kabel tersebesar di dunia. 1amun, terdapat kecenderungan penurunan jumlah pelanggan (* tele3isi kabel terbesar di Amerika. "abel O+7 Penurunan jumlah pelanggan (* tele3isi kabel terbesar di Amerika #dalam juta$! >rutan 0perator ,**6 ( 8omcast ,(,) , "ime Jarner (,,) 6 8oG D,6 @ 8harter E,* C Adelphia C,F D 8able3ision 6,* E 'right 4ouse F Mediacom (,D ) +nsight (,6 (* 8able0ne *,F &umber! 18"A, ,**C, seperti dikutip 'aran, ,**F ,**C ,(,C (*,) D,6 C,) C,, ,,) (,C (,@ (,, *,D

Bika jumlah pelanggan tele3isi kabel di Amerika cenderung menurun, jumlah pelanggan tele3isi satelit justru meningkat. Dua operator "7, satelit Direct "7 mempunyai (@,C juta pelanggan, dan Dish 1etwork ((,, juta pelanggan. Bika dimasukkan dalam da tar di atas, kedua tele3isi satelit ini akan menempati posisi kedua dan ketiga sebagai tele3isi berlangganan dengan jumlah pelanggan terbesar di Amerika. Di +ndonesia, pertumbuhan pelanggan tele3isi berlangganan terbilang pesat. +ni antara laian karena biaya berlangganan makin murah. 4ingga tahun ,**F biaya berlangganan antara :p 6* ribu hingga :p 6** ribu. Menurut satu data, pelanggan "7 berlangganan di +ndonesia tumbuh ratarata 6D persen per tahun. 4ingga ,**D, jumlah pelanggan "7 berlangganan *,E persen dari total C@ juta rumah tangga.

E@

"abel O7 Bumlah pelanggan tele3isi berlangganan di +ndonesia a*un #abel "atelit ,**( E*.*** D*.*** ,**( F*.*** C).*** ,**6 (*C.*** C(.*** ,**@ (6*.*** FC.*** ,**C (D@.*** ()*.*** ,**D ()*.*** 6**.*** &umber! Media Planning ?uide +ndonesia ,**F otal (6*.*** (6).*** (CD.*** ,(C.*** 6C@.*** @)*.***

Data lain memperlihatkan pertumbuhan pelanggan tele3isi berlangganan pada akhir ,**F meningkat DC persen dibanding akhir ,**E. Pada ,**E jumlah pelanggan hanya @C* ribu orang. Pada ,**F jumlah pelanggan meningkat menjadi E** ribu orang. Bumlah pelanggan sebanyak E** ribu orang hanya E persen dari potensi pelanggan yang mencapai (* juta penonton dari kalangan kelas A dan ' #menengah atas$ #9ompas, F Februari ,**)$. 4ingga akhir ,**F, pelanggan +ndo3ision sebanyak @F* ribu pelanggan, "elkom3ision ,,* ribu pelanggan, dan First Media (,C ribu pelanggan. Pada ,*(*, jumlah pelanggan tele3isi berlangganan diperkirakan mencapai (,, juta orang. 'erikut data market share tele3isi berlangganan di +ndonesia "abel O7+
MARKET SHARE TV BERLANGGANAN (2007) OPERATOR MULAI BEROPERASI MARKET SHARE (%) Indovision First Media Astro Telkom Vision Indosat M2 1996 1996 2006 1997 2000 47 21 20 11 1

Sumber: Asia Pacific Pay-TV & Broadband Markets 2007

Dengan iuran pelanggan rata-rata :p 6** ribu per bulan, +P"7 juga mulai memperlihatkan pertumbuhan pasar pelanggan. Pertumbuhan pelanggan +P"7 sangat signi ikan dibanding "7 kabel atau "7 satelit. Menurut Multimedia :esearch ?roup kenaikan pelanggan +P"7 kira-kira @C persen per tahun #&umber! 'roadcast Media, Desember ,**F$ EC

Di +ndonesia, "elkom tengah menjajaki kerjasama dengan P88J 4ongkong. 9erjasama itu meliputi aspek bisnis, konsultasi teknis, desain, solusi pembangunan dan teknologi, dan manajemen. Dengan jumlah penduduk ,,* juta jiwa, +ndonesia merupakan pasar yang menjanjikan untuk +P"7 #'roadcast Media, Desember ,**F$ (#lan 'elanja iklan untuk "7 berlangganan di Amerika meningkat rata-rata ((,)I per tahun sejak ())F. Di (, negara Asia Paci ik antara 0ktober ,**6 hingga 0ktober ,**@, menurut 1ielsen Media, iklan tele3isi berlangganan mencapai sekitar (@ persen. 9edua belas negara tersebut adalah 9orea &elatan, 8ina, 4ongkong, "aiwan, Filipina, +ndia, "hailand, Malaysia, &ingapura, +ndonesia, Australia dan &elandia 'aru. +klan pada tele3isi berlangganan memang relati kecil dibanding pada tele3isi siaran atau bahkan surat kabar sekalipun. +tu karena tele3isi berlangganan terutama menggantungkan sumber pemasukannya dari pelanggan ketimbang dari iklan. #epemilikan Perusahaan tele3isi berlangganan di Amerika dikuasai oleh korporasi besar. Direct"7 dikuasai oleh korporasi 1ews 8orporation milik :upert Murdoch. Dish 1etwok dimiliki oleh %cho&tar. "abel O7++ &epuluh pemain utama dalam tele3isi industri tele3isi kabel di Amerika "ele-8ommunication, +nc. "ime Jarner 8able 8ontinental cable3ision, +nc. 8omsat 8orporation FoG 8able 8ommunication 8able3ision &ystem 8orp. Adelphia 8ommunication Bines +ntercable, +nc. Falcon 8able "7 &ammons 8ommunication

Di +ndonesia, perusahan atau korporasi besar menguasai tele3isi berlangganan. Media 1usantara 8itra #M18$ menguasai +ndo3ision. 9elompok =ippo menguasai First Media. "abel O7+++ ED

9epemilikan sejumlah tele3isi berlangganan di +ndonesia P" Adiwarta Perdana P" 'roadband Multimedia "bkH9abel3ision P" Fasiondo Baya 9abel "7 P" ?emilang Putri 1usantaraH'ali +nterakti P" ?lobal Jisata Mandiri +nternasionalH?lobal 7ision P" +ndonesia 'roadband 8ommunicationHMega 7ision P" +ndonusa "elemediaH"elkom3ision P" +ndosat Mega MediaH+M, P" Matahari =intas 8akrawalaH+ndo3ision P" Mentari Multimedia P" Media Multi 1usantaraH&mart P" "riutama 9omunikomH7isicom P" 9arya Megah AdijayaHAora"7

9epemilikan asing pernah terjadi dalam industri tele3isi berlangganan di +ndonesia. Astro "7 milik konglomerat Malaysia pernah berin3estasi di +ndonesia melalui P" Direct 7ision milik 9elompok =ippo. 1amun, Astro dan Direct 7ision pecah kongsi sehingga Astro hengkang dari +ndonesia. #ompetisi "ele3isi berlangganan berkompetisi dengan sesama tele3isi berlangganan. &esama tele3isi berlangganan bersaing dalam hal teknologi, audience, serta content. Dalam hal teknologi, tele3isi berlangganan bersaing dalam pilihan teknologi, apakah teknologi kabel, teknologi satelit, atau +P"7. &eperti telah disebutkan di atas, tele3isi satelit menyebabkan jumlah pelanggan tele3isi kabel menurun. Di +ndonesia "elkom3ision menggunakan kedua jenis teknologi. &ejumlah tele3isi berlangganan di Amerika telah melakukan kon3ergensi ke +P"7. >ntuk menjaring audience sebanyak-banyaknya, tele3isi berlangganan bersaing dalam harga berlangganan. Di +ndonesia, tele3isi berlangganan berlomba menawarkan paket murah. "elkom3ision menyediakan 3oucher prabayar antara :p 6* ribu sampai :p 6** ribu. +ndo3ision meluncurkan "op "7 yang harga berlangganannya lebih murah dari +ndo3ision sendiri, yaitu :p FC ribu. Persaingan dalam memperebutkan content di +ndonesia terlihat dalam kasus hak siar =iga +nggris. 9etika Astro "7 mendapat hak siar =iga >tama +nggris, "7 berlangganan lainnyaL"elkom3ision dan +ndo3isionLmemprotes hal ini dan membawa kasus ini ke 9omisi Pengawas Persaingan >saha #9PP>$. 9PP> memutuskan %&P1 &tar &ports dan All Asia Multimedia 1etwork sebagai penyedia siaran =iga +nggris bersalah telah melakukan persaingan usaha tidak sehat dalam kasus ini. EE

Dalam hitung-hitungan ekonomi, keuntungan yang didapat dengan menayangkan =iga +nggris sangat menggiurkan. 1ilai transaksi =iga >tama +nggris sendiri, menurut, mencapai :p C* miliar per tahun. Astro memiliki FC ribu pelanggan diasumsikan bisa meraup :p (E miliar per bulan. Bika diasumsikan tak ada pelanggan baru, Astro bakal mengantongi :p ,*@ miliar setahun, yang berasal dari pembayatan paket awal :p (C* ribu dan paket olahraga :p C* ribu. #"empo ,D Agustus ,**E$ Regulasi Di Amerika, Federal 8ommunication 8ommision #F88$ membuat batasan bagi "7 kabel untuk menerima siaran tele3isi jarak jauh. Pada awal tahun ()E*, F88 memperkuat kebijakan tadi dengan membuat undang-undang yang membatasi kemampuan operator "7 kabel dalam menyiarkan! ilm, sekilas peristiwa, dan lain-lain. "ahun ()E, dikeluarkan kebijakan deregulasi bertahap untuk "7 kabel. Akibatnya, aturan-aturan semakin diperlonggar. Pada ()F@ terbit 8able Act yang membebaskan operator "7 kabel menentukan harga langganan. Pada ()),, 9ongres menunjuk F88 untuk mengatur harga dasar berlangganan. Pada tahun yang sama, F88 mengatur kepemilikan "7 kabel. Pada ()),, 9ongres mengesahkan 8able "ele3ision 8onsumer Protection and 8ompetition Act. Pada ())@, F88 memberlakukan serangkaian regulasi yang memungkinkan operator "7 kabel menambah saluran. Pada ())D, "elekomunication Act membuat sejumlah perubahan bagi industri "7 kabel, seperti harga langganan. Di +ndonesia "7 berlangganan diatur Dalam >ndang-undang Penyiaran 1o. 6,H,**, Pasal ,C, ,D, ,E, ,F, dan ,). >ndang-undang Penyiaran antara lain mengatur bentuk badan hukum lembaga penyiaran berlangganan, sensor, penggunaan satelit dan kabel, dan sumber penghasilan. Masa Depan "ele3isi berlangganan menghadapi tantangan berupa perkembangan teknologi. 9on3ergensi antara berbagai jenis teknologi, seperti kabel, satelit, dan internet menjadi suatu keniscayaan. Di +ndonesia, masa depan industri tele3isi berlangganan bisa dikatakan punya prospek cerah dilihat dari potensi jumlah pelanggan. "ele3isi berlangganan punya potensi mengalihkan perhatian penonton tele3isi terestrial atau ree to air tele3ision ke tele3isi berlangganan tersebutyang cenderung menoton dan seragam. &atu data menyebutkan, hingga akhir ,**F, tele3isi berlangganan baru mampu menggarap E persen dari potensi pelanggan yang mencapai (* juta orang. Data lain menyebutkan, hingga tahun ,**D tele3isi berlangganan baru mampu menggarap *,E persen dari potensi pelanggan yang mencapai @,C juta rumah tangga. "ele3isi berlangganan juga relati lebih independen dari pengiklan, karena dia lebih mengandalkan pelanggan dalam memperoleh re3enue. "ele3isi terestrial yang tergantung pada iklan seringkali dipengaruhi bahkan diatur oleh pengiklan.

EF

1amun, tele3isi berlangganan relati lebih rentan pada krisis keuangan. Bika keuangan mengalami krisis, pelanggan pertama-tama akan berhenti berlangganan "7 berlangganan-;<

E)

1% Ekonomi Industri Radio


"ejara* "ingkat "he ./Father o :adio// ?uglielmo Marconi pada (F)D berhasil mengirim sinyal tanpa kabel sejauh dua mil. "iga tahun kemudian Marconi berhasil mengirim sinyal tanpa kabel melintasi "erusan +nggris. Pada ()*D, Fessenden pertama kali menyiarkan suara dan musik kepada publik. 9emunculan radio sebagai unit usaha besar yang penuh oersaingan mulai terjadi pada (),* dengan berdirinya radio 9D9A. Awalnya radio ini hanya meliput pemilihan presiden. &umber keuntungannya bukan dari iklan, namun dari pengjualan radio-radio di masyarakat. Program radio yang disponsori mulai diudarakan oleh stasiun J%AF pada (),,. &ejak itulah, radio mulai menayangkan iklan dan menjadikan iklan sebagai sumber pendapatan. Di +ndonesia, cikal bakal radio siaran sudah ada sejak masa Prakemerdekaan. Pada ()((, asilitas radio siaran milik angkatan laut mengudara di &abang. 4ingga akhir Perang Dunia Pertama, pemerintah kolonial 'elanda melarang indi3idu mendengar siaran radio. 'ersamaan dengan mengendurnya pembatasan selama masa perang, para radio amatir mendirikan Masyarakat :adio 'ata3ia yang sejak (),C mengudara secara regular. Pada ()6E, pemerintah 'elanda memberikan iAin terbatas bagi Perikatan Perkumpulan :adio 9etimuran untuk menyiarkan materi sosial budaya. Di masa pendudukan Bepang, pemerintah Bepang menempatkan seluruh stasiun radio di bawah pengawasan Departemen propadanda dan +n ormasi, &endenbu. Pada (( &eptember ()@C, delapan stasiun radio lokal yang sebelumnya berada dalam pengawasan Bepang, mendirikan :adio :epublik +ndonesia #::+$. &ejak April ()@D, ::+ berada dalam naungan Departemen Penerangan. ipe Radio &ebagaimana tele3isi siaran, terdapat tiga tipe radio siaran! radio negara, radio publik, dan radio komersial. :adio negara seluruh biasa operasionalnya berasal dari negara. :adio negara tidak mencari keuntungan. :adio negara bertujuan politik dan propaganda. :adio tipe ini terdapat di negara-negara komunis dan otoriter. :adio :epublik +ndonesia #::+$ di masa 0rde 'aru termasuk radio negara. 'iaya operasional radio publik berasal dari pajak warganegara dan subsidi pemerintah. :adio publik juga tidak mencari keuntungan. "ujuannya adalah memenuhi kebutuhan publik akan in ormasi, pendidikan, hiburan. ''8 merupakan salah sayu radio publik. ::+ sejak tahun ,**C mencanangkan diri sebagai radio publik. :adio komersial adalah radio swasta. Modal awal radio komersial berasal dari pengusaha swasta. :adio komersial berupaya mendatangkan keuntungan melalui iklan. %konomi industri radio ter okus pada radio komersial atau radio swasta ini. Pasar F*

Pasar radio adalah khalayak atau pendengar dan iklan. :adio beroperasi dalam pasar duopoli. Dalam duaopoli satu orang atau satu perusahaan menguasai banyak stasiun radio dalam suatu pasar. Dari sisi pasar ini, di Amerika, radio mencapai masa keemasan #golden age$ pada ()@*-an. Di +ndonesia, masa keemasan radio berlangsung sekitar tahun ()F*-an, ketika pemerintah melarang "7:+ menayangkan iklan, sehingga iklan beralih ke radio. Khalaya# 'erdasarkan data Project or %Gellence in Bournalism tahun ,**E, )@ persen orang Amerika mendengarkan radio, 6) persen di antaranta mendengarkan radio di rumah, 6E persen di mobil, dan ,6 persen di tempat kerja. Di Amerika, pada (),@, sudah ada tiga juta pesawat radio. Bumlah rumah tangga di Amerika yang memiliki radio meningkat dari (, juta pada ()6* menjadi 6* juta pada ()@*, dan separonya memiliki dua radio. Dewasa ini terdapat lebih dari dua radio untuk setiap orang di Amerika. &etiap pekan, rata-rata lebih dari ,,C juta atau )@ persen orang Amerika berusia (, tahun ke atas mendengarkan radio. Pada hari-hari kerja antara pukul *D.**-(*.**, F( persen orang Amerika berusia (, tahun ke atas mendengarkan radio. &ebagian besar orang Amerika pertama kali mendengar suatu berita melalui radio, terutama di dalam mobil. 1amun, berdasarkan sejumlah data, jumlah pendengar radio di Amerika tidak bertambah, bahkan cenderung menurun. Data di atas bahwa )@ persen orang Amerika yang secara rutin mendengarkan radio sesungguhnya merupakan penurunan (,D persen dari )C,D persen pada ())F. Data %dision :esearch #,**E$ menunjukkan antara tahun ,**, dan ,**E, jumlah orang Amerika yang menganggap radio sebagai media utama menurun dari ,D persen menjadi (E persen. 9ecenderungan menurunnya jumlah pendengar radio di Amerika, menurut kalangan industri radio sendiri, diakibatkan oleh meluasnya musik online, ketidakpuasan pendengar dengan program yang tidak imajinati #unimaginati3e programming$, dan hiperkomersialisme. 4iperkomersialisme ditunjukkan dengan panjangnya durasi iklan yang mencapai (, menit per jam pada sejumlah stasiun radio. Di +ndonesia, antara ()E* dan ()F*, jumlah pesawat radio yang digunakan meningkat enam kali lipat. Pada ()E* terdapat ,,C juta pesawat radio, tahun ()F* ada (C juta, dan tahun ())@ menjadi ,F,F juta. =ebih dari 6,( juta radio portable terjual pada ())C saja, menjadikan +ndonesia salah satu pasar terbesar radio. 4ingga pertengahan ())*-an, lebih dari setengah juta orang di Bakarta mendengar radio setiap hari. Pada ())@, terdapat sekitar (C radio untuk (** orang di +ndonesia. Menurut data :oy Morgan &ingle &ource #0ktober ,**D-&eptember ,**E$, radio menjangkau 6),6 persen penduduk +ndonesia.

F(

(#lan Di A& Pada (),) perolehan iklan radio sebesar @* juta dolar A&. Antara tahun ())6*-()@*, re3enue dari iklan meningkat dari @* juta dolar A& menjadi (CC juta dolar A&. Pada ()CC perolehan iklan radio mencapai C** juta dolar A&. Pada ()D), perolehan iklan radio mencapai (,, miliar dolar A&. Menurut data "ele3ision 'ureau Ad3ertising ,**D, dewasa ini iklan radio mencapai ,* miliar dolar A&. Di +ndonesia, iklan radio mengalami booming pada ()F*-an ketika pemerintah melarang penayangan iklan di "7:+. 'elanja iklan media radio selama kurun waktu ()FD-,**, meningkat secara meyakinkan. 'erdasarkan data Persatuan Perusahaan Periklanan +ndonesia #PPP+$, pada ()FD belanja iklan radio menjadi :p ,6 miliar, tahun ())D :p ,6* miliar, tahun ())E :p ,*D miliar, tahun ())F :p (6D miliar, tahun ())) :p (FE miliar, tahun ,*** :p ,CE miliar, ,**( :p 6@( miliar, dan tahun ,**, menjadi :p DCF miliar. #epemilikan Di A& Bumlah stasiun radio melonjak dari D*C pada tahun ()6C menjadi lebih dari ,.C** di tahun ()CC, dan meningkat lagi menjadi lebih dari C.*** pada ()D). Dewasa ini terdapat (6.F6E stasiun radio siaran yang beroperasi di seluruh Amerika! @.EC@ stasiun komersial yang beroperasi di gelolmbang AM, D,,DD radio komersial FM, dan ,.F(E radio nonkomersial FM. Di Amerika terdapat sejumlah korporasi pemilik stasiun radio siaran. 8lear 8hannel memiliki (.,*E stasiun, 8umulus ,DF stasiun radio, dan 8itadel ,@6 stasiun radio. 9etiga korporasi mengklaim menguasai F* persen pendengar Amerika. 9onsentrasi kepemilikan ini mengundang kritik dari para pekerja radio maupun para intelektual. Akti3is dan intelektual media :obert Mc8hesney menyebut konsentrasi kepemilikan sudah merusak radio. Mc8hesney menyatakan radio telah menjadi mesin pencari keuntungan semata. Di +ndonesia, hingga pertengahan ())*-an terdapat sekitar E** stasiun radio. 'banyak pengusaha yang mendirikan stasiun radio. &ejumlah korporasi atau konglomerasi besar menguasai banyak stasiun radio. "abel O+O 9epemilikan &tasiun :adio di +ndonesia 9elompok 9ompas-?ramedia memiliki jaringan radio &onora #Bakarta, &urabaya, 2ogyakarta, Palembang, Pangkalpinang, Pontianak$. Media 1usantara 8itra #M18$ memiliki jaringan radio "rijaya #Bakarta, &emarang, 2ogyakarta, &urabaya, Medan$. M:A ?roup menguasai M"7 &ky, 4ard :ock FM, +-:adio #Bakarta$, 4ardrock 'ali. 8PP ?roup memiliki lebih dari C* stasiun radio di Bawa "engah. Baringan Delta FM! Bakarta, 'andung, Medan, Makassar, Manado. Baringan Pass FM! Bakarta, &urabaya, 'andung, &emarang, dan &urakarta. &mart FM! Bakarta, Manado, Makassar, 'anjarmasin, dan Palembang. F,

M:A ?roup! M"7 &ky, 4ard :ock FM, (-:adio #Bakarta$, 4ardrock 'ali. Baringan %lshinta! Bakarta, 'andung, &emarang, &urabaya, Medan, Bambi, :iau, "ernate, "idore, Ambon, &orong, 'iak. :amaco ?roup! =ite FM, 9iss FM, Mustang, Koo, 'atam FM. #ompetisi &tasiun radio tentu berkompetisi dengan sesama stasiun radio. &tasiun radio saling berkompetisi memperebutkan pendengar dan iklan. Di +ndonesia, karena begitu banyaknya stasiun radioLyang hingga pertengahan ())*-an mencapai E** stasiun radioLkompetisi di antara stasiun radio dalam memperebutkan pendengar dan pengiklan sangatlah ketat. >ntuk mengurangi derajat kompetisi, stasiun radio mengukuhkan positionin) tersendiri agar berbeda dengan stasiun radio lain. Dengan media lain, stasiun radio terutama berkompetisi dengan tele3ise, sejak pesawat tele3isii diciptakan. 9ehadiran tele3isi mengakhiri masa keemasan radio. Di Amerika, kehadiran tele3isi menurunkan penghasilan radio dari iklan hingga C* persen antara tahun ()@C hingga pertengahan ()C*-an. 0leh karena itu, kehadiran tele3isi membuat orang meramalkan kematian radio #the end o radio$. Pesaing radio lainnya datang dari musik online. Di Amerika, musik online menjadi salah satu penyebab turunnya pendapatan iklan radio dari ,D persen menjadi (E persen antara tahun ,**,-,**E. eknologi "eknologi yang dewasa ini merambah industri radio adalah radio digital, li3e streaming atau radio internet. "eknologi yang tengah dikembangkan adalah radio bergambar #radio with picture$. "erkait dengan radio internet di +ndonesia, Djwirya dikenal sebagai radio internet komersial pertama yang berdiri pada 0ktober ,**C. :adio ini diakses rata-rata (.C** orang per hari. Ada pula radio internet bernama 9askusradio yang lahir dari orum komunitas anak +ndonesia yang kebanyakan tinggal di luar negeri. 'iaya membuat radio internet sekitar :p (* juta. 'iaya ini meliputi komputer, lisensi piranti lunak, sewa hosting, hingga biaya operasional. Peluang bisnis radio internet dibidik oleh sejumlah radio kon3ensional. :adio yang berada di jalur FM seperti Prambors, %lshinta, :amako, Delta FM pun merambah ke ranah maya. Regulasi Di Amerika, telah terjadi deregulasi dalam industri radio. Federal 8ommunication 8ommision #F88$ awalnya membatasi kepemilikan! satu orang atau perusahaan hanya boleh memiliki satu stasiun radio AM dan satu radio FM lokal, serta E radio AM dan S radio FM nasional. "elecommunication Act ())D tidak membatasi kepemilikan stasiun radio. "elecommunication Act ())D makin mengukuhkan radio sebagai industri. =ebih jauh, telecommunication Act F6

menciptakan sistem duopoli! satu orang atau perusahaan memiliki dan mengatur banyak stasiun radio dalam ssuatu pasar. Di +ndonesia, pada ()E*, keberadaan radio swasta disahkan, tetapi dengan kewajiban merelai berita ::+. Pada ()ED terbit Peraturan Pemerintah 1o. CC "ahun ()ED tentang :adio &iaran 1on-pemerintah yang mengatur kriteria kepemilikan #pemilik warganegara +ndonesia, tak terlibat P9+, bukan penguus partai$, melaksanakan ungsi sosial, tak boleh untuk politik$. Pada ()E( lahir 9eputusan Menhub tahun ()E( yang memberi kewenangan atas stasiun radio nonpemerintah kepada gubernur dan kopkamtib. Pada tahun yang sama lahir 9eputusan Menteri Penerangan tahun ()E( tentang muatan lokal. >ndang-undang Penyiaran tahun ())E menghilangkan pembatasan kepemilikan dan manajemen stasiun radio. "idak ada larangan eksplisit terhadap mereka yang terlibat komunisme untuk memiliki radio. "idak ada pula larangan bagi partai politik atau organisasi massa untuk berin3estasi di stasiun radio. Akan tetapi, kepemilikan asing tetap dilarang oleh undang-undang ini. Pasca 0rde 'aru lahir >ndang-undang Penyiaran 1omor 6, tahun ,**, yang mengatur kepemilikan radio, modal, materi atau sisi siaran, rekuensi, dll. >ndang-undang Penyiaran menegaskan radio sebagai industri, institusi ekonomi atau institusi komersial. "erkait dengan iAin rekuensi masih terjadi sentralisasi regulasi. +Ain rekuansi dikeluarkan oleh Departemen 9omunikasi dan +n ormatika selaku regulator. Akibat sentralisasi regulasi ini, di Bawa 'arat, misalnya, hingga awal ,**), 6DD lembaga penyiaran selama empat tahun menanti iAin rekuensi tersebut. #Kompas, E januari ,**)$. :egulasi lain yang mengatur industri radio siarran adalah Pedoman Perilaku Penyiaran dan &tandar Program &iaran yang diterbitkan oleh 9omisi Penyiaran +ndonesia sebagai regulator independen. Masa Depan Radio &ebagai media elektronik tertua, industri radio telah beradaptasi terhadap berbagai kekuatan yang mempengaruhi potensi ekonominya. :adio bukan hanya bertahan, tetapi juga makin kuat. 0rang, ketika tele3isi muncul, meramalkan ./the end o radio.// "etapi, nyatanya radio tetap bertahan. 9elebihan radio membuatnya tak lekang di makan Aaman. :adio bersi at personal, lokal, ter ragmentasi, terspesialisasi #minimal dalam tataran positioning$, serta bersi at mobile. Positioning atau spesialisasi akan mengurangi derajat kompetisi dalam industri radio siaran. &aat ini industri radio merupakan industri yang mapan, dan punya masa depan yang menjanjikan. Apalagi, ongkos membangun radio siaran relati murah. Di masa depan mungkin radio tak berbentuk kon3ensional berupa radio dengan gelombang rekuensi, tetapi berupa radio internet.;<

F@

1' Ekonomi Industri 6ilm


"ejara* "ingkat Film atau gambar bergerak yang kita kenal berawal ketika 1iepce mengembangkan otogra i pada (F(D. Pada (F6) diperkenalkan kertas ilm. Pada (FEE Muybridge mengambil sejumlah gambar diam #still picture$ balapan kuda dalam sekuens, sehingga ketika sekuens tersebut diputar seolah gambar menjadi bergerak. Pada (FFE, ?oodwins mengembangkan pita seluloid. &etahun kemudian atau tahun (FFF, Dickson memproduksi kinetograph. Pada (FF), %astmen mengembangkan kamera ilm praktis. Pada (F)(, "homas %dison menciptakan kinetoskop. Pada (F)C, kakak-beradik =umiere memulai debut sinematogra i mereka. &inematogra adalah alat yang memadukan otogra i dan proyektor. 'ersama "homas Armat, %dison mematenkan proyektor pada ,6 April. Pada April (F)D, %dison meluncurkan %dison 7itascope di 1ew 2ork yang menandai kelahiran industri atau bisnis ilm. Film %dison dan =umiere durasinya hanya beberapa menit. Film awal tersebut tanpa editing dan tanpa narasi. Pembuat ilm asal Prancis ?eorge Melies kemudian membuat ilm yang diserta narasi dengn judul ./A "rip to the Moon. ./ Pada (),D, ilm mulai menampilkan suara. Dari perkembangan sejarah itu, ilm berkembang ke seluruh dunia sebagai industri. +ndustri ilm di A& menjadi sumber hiburan utama selama beberapa dekade. 4ollywood menjadi pusat industri ilm di A&. Di +ndonesia, ilm sudah ada sejak (),*-an. Film bisu pertama ./=oetoeng 9asaroeng// diproduksi di 'andung pada (),D. Pemerintah kolonial 'elanda mendirikan lembaga sensor pada (),C. Pada ()6D, pemerintah kolonial mendirikan perusahaan ilm negara Algemeen 1ederlandsch +ndisch Film #A1+F$ yang memproduksi eatures dan dokumenter. Di masa pendudukan Bepang #()@,()@C$, peran pemerintah makin kuat. Pemerintah melatih orang +ndonesia memproduksi berita dan ilm propaganda. Di era Demokrasi "erpimpin #()CE()DC$, Perusahaan Film 1egara #PF1$ menayangkan gambar-gambar &oekarno dan 'adan &ensor Film bertugas menjaga kebudayaan +ndonesia serta mencegah pengaruh politik dan seks ilm- ilm 4ollywood. Film di +ndonesia mulai memasuki era industri pada ()@*. &aat itu terdapat enam perusahaan ilm. 9eenam perusahaan ilm itu adalah Ba3a +ndustrial Film, "an/s Film 8oy, Populair/s Film 8oy, 0riental Film 8oy, >nion Film, dan &tar Film 8oy. +ndustri ilm +ndonesia surut pada masa kemerdekaan, pada masa pendudukan Bepang, serta masa Demokrasi terpimpin. +ndustri ilm +ndonesia bangkit kembali pada pertengahan ()E*-an hingga pertengahan ()F*-an, masa yang sering disebut paling produkti dalam industri ilm +ndonesia. "ahun ()F*an bisa disebut puncak industri ilm +ndonesia. "ahun ())*-an, industri ilm +ndonesia seolah mati suri. +ndustri ilm +ndonesia menggeliat kembali pada tahun ,***-an FC

(iaya Produksi dan Peng*asilan 'iaya produksi ilm di A& terus meningkat sejak dekade lalu. Pada ()F6, rata-rata biaya produksi ilm sekitar ((,6 juta dolar A&. Pada ())6, rata-rata biaya produksi ilm menjadi @@ juta dolar A&, dan pada ())@ melonjak menjadi C*,@ juta dolar A&. =embaga analis keuangan Jedbush Morgan &ecurities melaporkan sejak tahun ,**6 pendapatan ilm- ilm 4ollywood terus meningkat. "ahun ,**D pendapatan 4ollywood naik C,CI atau setara ),C miliar dolar A&. "ahun ,**E pendapatan 4ollywood diperkirakan mencapai (* miliar dolar A& atau hampir :p (** triliun. Peningkatan pendapatan 4ollywood meningkat antara lain akibat naiknya harga tiket sebesar C*I dibanding tahun sebelumnya. +ndustri ilm 4ollywood antara lain berasal dari ilm- ilm boG o ice. "itanik menjadi salah satu ilm 4ollywood dengan penghasilan terbesar sepanjang masa. "abel OO Penghasilan (* ilm boG o ice Amerika sepanjang masa untuk penayangan di seluruh Amerika 6ilm "itanic #())E$ &tar wars #()EE$ &hrek , #,**@$ %.". #()F,$ &tar Jars! "he Panthom Manace #()))$ Pirates o "he 8aribbean! Dead Man 8hest #,**D$ &prider Man #,**,$ &tar Jars! :e3enge o "he &ith #,**C$ =ord o the :ing! :eturn o the 9ing #,**6$ &pider Man , #,**@$ Peng*asilan 2juta dolar3 D*( @D( @6E @6C @6( @,6 @*F 6F* 6EE 6E6

&umber! +nternet Mo3ies Database ,**E seperti dikutip baran, ,**F 'iaya produksi ilm +ndonesia berkisar antara :p (,C miliar hingga :p , miliar #tahun ())E$. Film- ilm istimewa dibuat dengan biaya produksi :p @-C miliar. 'iaya produksi ilm 0pera Bawa garapan ?arin 1ugroho mencapai :p 6,C miliar. 'iaya ilm horor terbilang murah, bisa di bawah :p (,C miliar, karena pemain utama tidak harus bintang ternama, cukup pendatang baru dengan honor relati murah. 'iaya termahal yang pernah dikeluarkan dalam memproduksi ilm +ndonesia sebesar :p (( miliar, karena pengambilan gambar dilakukan di luar negeri. Film ./Merah Putih// yang dirilis untuk memperingati Proklamasi (E Agustus ,**), dengan melibatkan pro esional 4ollywood menelan biaya produksi D* miliar dolar A&.

FD

'iaya produksi ilm di +ndonesia, selain dari kocek produser, bisa berasal dari sponsor #rokok, operator ponsel$ atau sponsor dari negara lain. 0pera Bawa, misalnya, biaya pembuatannya berasal dari Austria, 'elanda, 'elgia. #-ehind The ,cene, 7ol ,W((, &eptember ,**D$. Bika penonton 6**.*** orang, dengan modal :p , miliar, keuntungan :p ,C* juta. Asumsinya harga tiket rata-rata :p ,C.*** per lembar, seteah dipotong pajak untuk negara dan dibagi dua dengan pemilik bioskop dan distributor, maka pemilik ilm atau produser menerima :p E.C** per lembar tiket. Bika penonton 6**.*** orang, produser memperoleh 6**.** G :p E.C** N :p ,.,C*.***.***. Bika biaya produksi , miliar, maka keuntungan :p ,C*.***. Pasar &truktur pasar industri ilm di A& adalah oligopoli. 4ingga ())@ terdapat setidaknya delapan pemain utama di dalamnya! Disney dengan market share (F,DI, Jarner 'rothers (C,)I, Paramount (@,,I, >ni3ersal (6,CI, FoG (*,(I, "ri&tar C,,I, 8olumbia @,EI, M?M ,,CI Khalaya# +ndustri ilm memperoleh revenue dari audience melalui berbagai teknologi atau cara, seperti penjualan tiket #bioskop$, home 3ideo, distribusi internasional, pay-per-3iew. 'erdasarkan riset 1ielsen, penggemar ilm rata-rata mengonsumsi (*,C judul ilm di layar bioskop. &ebanyak @DI di antaranya adalah pelanggan 1et liG dan DFI pemilik home theatre. &ebanyak D6 persen penonton lebi suka menonton ilm di bioskop ketimbang di rumah. "ahun ,**E, penonton diperkirakan tumbuh sebesar D,@I. Di Amerika, penjualan tiket mencapat rekor pada ()@D, yaitu sebanyak lebih dari @ miliar tiket. Dewasa ini, (,6 miliar tiket terjual setiap tahun di Amerika &erikat. Di +ndonesia, dari tahun (),D-,**C diproduksi ,.,D( judul ilm #9atalgog Film +ndonesia (),D-,**C$. 'erdasarkan data Departemen Penerangan, ((, judul ilm diproduksi pada ())*H())(, @( di tahun ())(H()),, ,F di tahun ()),H())6. Pada ())EH())F hanya tujuh ilm +ndonesia yang diproduksi. Pada ,**D, jumlah ilm +ndonesia yang diproduksi mencapai @* judul. Pada ,**E, beredar C6 judul ilm di bioskop-bioskop +ndonesia. Film +ndonesia umumnya mengandalkan penonton sebagai pasar. >ntuk meraih penonton, ilm +ndonesia hanya meman aatkan beberapa teknologi! penjualan tiket bioskop, D7DH78D. Diperkirakan saat ini hanya ,* persen rakyat +ndonesia yang bisa mengonsumsi ilm. Pada tahun ,**D dengan jumlah produksi sebanyak @* judul, ilm +ndonesia mampu meraih (, juta penonton. Dengan produksi dan jumlah penonton sebanyak itu, ilm +ndonesia meraih 6@ persen dari total ilm. Pada tahun ,**E dengan jumlah produksi C6 judul ilm, (E ilm di antaranya meraih lebih dari C** ribu penonton, bahkan empat lainnya meraih sejuta penonton.

FE

"abel OO+ Film- ilm +ndonesia dengan Bumlah Penonton "erbesar #,**E$ 0udul 6ilm (. ?et Married ,. 1agabonar Badi , 6. "erowongan 8asablanca @. Quicky %Gpress C. Film 4oror D. &uster 1gesot E. Pulau 4antu F. Pocong 6 ). =antai (6 (*. 9untilanak , &umber! +ndonesian Film 8atalogue ,**F Pada tahun ,**F, ilm +ndonesia yang diproduksi mencapai FE judul. Film yang paling banyak ditonton adalah *as#ar !elan)i dengan jumlah penonton @,C juta orang, dan Ayat-ayat Cinta dengan jumlah penonton 6,C juta orang. 4ingga Maret ,**), ilm yang diproduksi mencapai (D judul. Iklan: Product Placement dan "ponsor +ndustri ilm kadang memperoleh pendapatan lain dari apa yang disebut penempatan produk #product placement$ atau build in product dalam istilah industri tele3isi siaran. Dalam industri ilm 4ollywood, mainan bermerek "ran ormer tampil dalam ilm "rans ormer #,**E$5 Mobil Audi berulangkali muncul dalam ilm "ransporter , #,**C$5 8al3in 9lein tampak dalam ilm "he +sland. +ni sesungguhnya bukan enomena baru dalam industri ilm. Dalam ilm "he A rican Queen, bintang ilm 9hatarine 4epburn membuang botol minuman bermerek ?ordon ke sungai. &pancer "racy disemprot dengan 8oca-8ola dalam ilm Father o the 'ride #()C*$. Di +ndonesia, banyak ilm yang disponsori oleh perusahaan atau lembaga tertentu. Perusahaan yang acap mensponsori ilm +ndonesia adalah perusahaan telepon seluler atau perusahaan rokok. 0pera Bawa, seperti telah disinggung sebelumnya, biaya pembuatannya berasal dari Austria, 'elanda, 'elgia. (ioskop 0umla* Penonton (,@ juta (,6 juta (,, juta Q(,* juta )** ribu F** ribu DC* ribu D** ribu CC* ribu CC* ribu

FF

'ioskop merupakan sarana eksibisi dalam industri ilm. Bumlah penonton ilm antara lain ditentukan oleh jumlah bioskop. Di Amerika terdapat sekitar 6D.@FC layar bioskop. =ebih dari F* peresn bioskop punya dua atau lebih layar dengan rata-rata 6@* tempat duduk. Pada ()F*-an, berdasarkan Paramount Decision, bioskop dimiliki oleh studio. &omyH=oews "heaters, &ony-+MAO "heaters, Magic Bohnson "heaters, dan =oews-&tar "heaters menguasai 6.*** layar biskop. Jarner 'rothers +nternational "heaters memiliki (.*** layar bioskop di (, negara bagian. Pemerintahan :eagen membuat deregulasi kepemilikan bioskop. &ejak ())*-an, studio tak memiliki layar bioskop lagi. 'iskop dimiliki oleh jaringan besar. 8entury "heaters memiliki F** layar dan berencana menambah @** layar lagi di (( negara bagian. :egal %ntertainment ?roup #:egal 8inemas, >nited Artist "heaters, %dwards "heaters$ memiliki D.*D( layar di ,D negara bagian. "ujuh jaringan biskop serta jaringan studio menguasai F* persen penjualan tiket bioskop di Amerika. Di +ndonesia, jumlah bioskop belum sebanding dengan jumlah penduduk. 4ingga Buni ,**), di +ndonesia terdapat CC@ layar bioskop untuk ,,* juta penduduk. &ebagai perbandingan, di 9orea dengan jumlah penduduk jauh lebih sedikit dibanding +ndonesia, terdapat 6D* layar bioskop. Dewasa ini bioskop di +ndonesia dikuasai oleh jaringan ,( dan 'litA. &ejak ()FD hingga ,**F sekitar (*E bioskop tutup akibat tidak bisa mengikuti irama permainan dalam peredaran ilm di +ndonesi. 9ematian biskokp dipercepat oleh maraknya peredaran 78D dan D7D. #Kompas, ,6 mei ,**F$. &ur3ei yang dilakukan oleh :oy Morgan #April ,**D-Maret ,**E$ terhadap penduduk di ,* kota utama di +ndonesia menunjukkan lebih dari , juta orang mengunjungi bioskop lebih dari dua kali dalam tiga bulan terakhir, sekitar (,E juta orang mengunjungi bioskop satu kali dalam tiga bulan terakhir, dan sekitar C** ribu orang mengunjungi bioskop antara 6 sampai (, bulan terakhir. 'ioskop juga menjadi sarana beriklan. Di tingkat global, iklan bioskop meningkat dari tahun ke tahun. 'erdasarkan data Kenith 0ptimedia seperti dikutip Me dia Planning ?uide +ndonesia ,**F, pada ,**D, iklan bioskop global mencapai (,) miliar dolar A&. Diperkirakan iklan bioskop meningkat menjadi hampir 6 miliar dolar A& pada ,*(*. Di +ndonesia, pendapatan bioskop dari iklan meningkat dari tahun ke tahun. "abel OO++ Pendapatan 'ioskop di +ndonesia dari iklan a*un ,**6 ,**@ ,**C ,**D ,**E #perkiraan$ ,**F #perkiraan$ ,**) #perkiraan$ Pendapatan Iklan 2miliar rupia*3 (( (6 (@ (C (D () ,, F)

&umber! Kenith 0ptimedia seperti dikutip Media Planning ?uide +ndonesia ,**F #epemilikan Di Amerika, hingga ())@ terdapat setidaknya delapan pemain utama di dalamnya! Disney dengan market share (F,DI, Jarner 'rothers (C,)I, Paramount (@,,I, >ni3ersal (6,CI, FoG (*,(I, "ri&tar C,,I, 8olumbia @,EI, M?M ,,CI . 9onglomerasi dalam industri ilm dunia merupakan kepemilikan internasional. 8olumbia dimiliki oleh perusahaan Bepang &ony. FoG dimiliki oleh perusahaan Australia. Di +ndonesia, pengusaha yang terjun ke industri ilm cenderung meningkat. Menurut catatan 9ementerian 9ebudayaan dan pariwisata, pada ,**E terdapat penguasaha, dan hingga Buli ,**) tercatat (.(D6 penguasa. #9ompas, ) &eptember ,**)$. 'eberapa perusaahan ilm di +ndonesia merupakan perusahaan besar. Produsen utama dalam industri ilm di +ndonesia antara lain :eGinema, 9harisma &tar3ision, &inemArt Pictures, MaGima, dan Multi3ision Plus. Multi3ision Plus dimiliki oleh raja sinetron :aam Punjabi. Dalam hal kepemilikan bioskop, jaringan bioskop ,( merupakan kepemilikan yang bersi at monopolistik, hingga munculnya jaringan biskop 'litA. Baringan bioskop ,( dituding sebagai penyebab tutupnya bioskop-bioskop non-,(. #ompetisi Di Amerika, kompetisi terjadi di antara delapan pemain utama dalam industri il di sana. 9ompetisi ini melahirkan apa yang disebut blockbuster mentalityLpembuatan ilm lebih didasarkan pada upaya mencari keuntungan sebesar-besarnya. Di Amerika, industri ilm berkompetisi dengan tele3isi berlangganan, terutama yang memutar ilm, seperti 4ome 'oG 0 ice #4'0$. Di +ndonesia, ilm bersaing dengan sinetron di tele3isi. Film +ndonesia juga berkompetisi dengan ilm 4ollywood dan sinetron di tele3isi atau ilm tele3isi. Pada tahun ())*-an, untuk mempertahankan eksistensi ilm +ndonesia dalam persaingan dengan ilm 4ollywood, sineas +ndonesia membuat ilm- ilm bernuansa seks. Di +ndonesia, persaingan juga terjadi antarbioskop. Pada ())*-an, bioskop jaringan ,( berkompetisi dengan bioskop non-,(. >ntuk mempertahankan kelangsungan hidup, bioskop-bioskop non-,( memutar ilm- ilm +ndonesia bernuansa seks. 1amun, bioskop non-,( tak mampu bersaing dengan bioskop ,( sehingga banyak yang bangkrut. Dewasa ini, kompetisi terjadi antara jaringan bioskop ,( dan jaringan jaringan bioskop 'litA. 9ompetisi terjadi dalam hal harga tiket, ilm- ilm yang diputar, serta kenyamanan menonton.

)*

eknologi "erdapat dua jenis teknologi yang mempengaruhi industri ilm. Pertama, penggunaan secara lebih luas teknologi produksi ilm, seperti penggunaan kamera digital, special effects, komputer, dll. 9edua, berkaitan dengan teknologi konsumsi ilm, seperti video on demand, gambar digital, home 3ideo, private theatre, internet, dll. Dalam hal konsumsi ilm, dewasa ini mulai berlangsung kon3ergensi teknologi. Film kini tidak hanya diproduksi untuk bioskop, tetapi juga D7D, tele3isi jaringan dan tele3isi kabel. >ntuk keperluan perawatan atau pengarsipan, dalam industri ilm telah berkembang teknologi digital. 1amun, biaya mendigitalisasi ilm terbilang mahal. >ntuk mendigitalisasi satu ilm dibutuhkan biaya :p (C juta #tahun ,**F$. Regulasi Di Amerika, regulasi awalnya berhubungan dengan kompetisi. 'elakangan regulasi dalam industri ilm umumnya berkaitan dengan sensor. &elama lebih dari setengah abad, banyak negara bagian dan kota yang memiliki lembaga sensor ilm. &ensor umumnya berkaitan dengan masalah politik dan moral. 1amun, pada ()C*-an, Mahkamah Agung melarang pemerintah negara bagian menyensor atau melarang peredaran ilm- ilm tertentu. 1amun, 4ollywood kemudian melakukan sensor mandiri dengan menciptakan sistem rating. :ating berupa penggolongan ilm berdasarkan materi atau isi ilm. :ating terdiri dari! ? ! )eneral audiences P? ! parental )uidence> for mature audiences4 P?-(6 ! parental )uidence =advised for children under ?@ years old4 : ! restricted> no one under ?3 years old admitted unless accompanied by an adult 18-(E ! no children under ?3> replaces the old A ratin) :egulasi lainnya di Amerika adalah copy right atau hak cipta. Penerapan hak cipta di sana relati baik sehingga industri terkait hak cipta, seperti ilm, berkembang pesat. +ndustri hak cipta di Amerika, menurut laporan +nternational +ntellectual Property Alliance#++PA$, menyumbang T(,6F triliun atau ((,(,I D?P A& tahun ,**C. +ndustri ini juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi ((,6 juta orang. Di +ndonesia, regulasi per ilman yang berlaku di masa penjajahan adalah 0rdonansi Film 1o. C*E. Pemerintah 0rde =ama memberlakukan >ndang-undang 1omor ( Pnps tahun ()D@. Di masa 0rde 'aru berlaku >ndang-undang Per ilman 1o. F "ahun ()),. Pada ,**), DP: mengesahkan berlakunya >ndang-undang Per ilman baru untuk menggantikan >ndang-undang ;per ilman 1o. F tahun ()),. Di +ndonesia regulasi juga berupa sensor. +ndonesia di masa 0rde 'aru memiliki lembaga sensor bernama 'adan &ensor Film #'&F$. Di masa re ormasi, ia berganti nama menjadi =embaga &ensor Film #=&F$. )(

Di +ndonesia, antara ()E* hingga ,**C setidaknya @* ilm +ndonesia terkena sensor. Pada ,**E, =&M menyensor C6 judul ilm +ndonesia dan ,**E judul ilm impor. #Koran Tempo, ,C Mei ,**F$ Film- ilm tersebut disensor kebanyakan karena menampilkan seks, kekerasan, dan &A:A. 'erdasarkan data =&F, sepanjang ,**E, adegan seks yang disensor sepanjang ,.6F6,C meter #(F rol ilm$, sadistis C6),6 meter #@ roll ilm$, dan &A:A atau ketertiban umum ,D*,C meter #, rol ilm$ :egulasi lainnya adalah berkaitan dengan perlindungan ilm dari pembajakan #>> 4ak 8ipta$. Pelaku pembajakan umumnya membajak ilm- ilm +ndonesia ke dalam D7D. >ntuk mengurangi pembajakan, di masa awal distribusi, ilm- ilm +ndonesia hanya dibuat untuk bioskop. &etelah ilm tidak diputar di bioskop, baru dibuatkan D7D-nya. &ebagaimana di Amerika, =&F menetapkan rating ilm. :ating ilm terdiri dari semua umur, (6 tahun ke atas, (E tahun ke atas. :ating seperti ini penerapannya tidak begitu ketat. 'ioskop seringkali meloloskan anak-anak menonton ilm (E tahun ke atas. Masa Depan Dilihat dari kemampuannya beradaptasi dengan berbagai teknologi untuk meraih penonton, masa depan industri ilm bisa dikatakan cerah. 1amun, dilihat dari sisi cost production yang cenderung makin mahal, selera penonton yang berubah-ubah, pembajakan, serta munculnya industri ilm di negara lain, membuat masa depan industri ilm masih merupakan tantangan. Di masa depan, industri tele3isi harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, baik teknologi produksi maupun teknologi konsumsi. 9on3ergensi teknologi diperlukan untuk mempertahankan kelangsung hidup industri ilm. Film +ndonesia kini mulai bergerak ke era industri. Mulai banyak produser ilm yang membuat ilm untuk tujuan komersil, menciptakan pasar, menggunakan tenaga pro esional, dan metode pro esional. Penyediaan tenaga pro esional harus didukung oleh ketersediaan sekolah ilm. >ntuk penduduk yang berjumlah ,,C juta jiwa, +ndonesia hanya punya satu sekolah ilm. 'andingkan dengan +ndia yang punya 6* sekolah ilm, 9orea E, Filipina C, dan +ran ,. "antangan lain industri ilm di +ndonesia adalah pembajakan. Pemerintah juga harus menerapkan regulasi tentang hak cipta secara ketat untuk mengurangi pembajakan demi kelangsungan industri ilm. 9ampanye antipembajakan serta strategi distribusiLmisalnya dengan hanya membuat ilm untuk bioskop di masa awal distribusiLmerupakan langkah lain untuk mengurangi pembajakan.;<

),

17 Ekonomi Industri Rekaman


"ejara* "ingkat +ndustri rekaman merupakan salah satu industri hiburan. Meski mengalami pasang surut, tetapi secara umum industri rekaman sangat menjanjikan. Di Amerika +ndustri rekaman mengalami tingkat penjualan yang tinggi pada (),*-an, namun menurun drastis di masa depresi, dan meningkat kembali pada ()@*-an. :e3enue #disesuaikan dengan tingkat in lasi$ mengalami pasang surut pada awal ()C*-an. Penjualan cenderung datar dari ()EF-()F,, dan pada ()F*-an serta awal ())*-an perkembangan industri rekaman tersendat akibat in lasi. &ejarah industri rekaman di +ndonesia berawal ketika onogra buatan Amerika diimpor ke 4india 'elanda pada awal ()**-an. Pada masa pra Perang 9emerdekaan terdapat tiga perusahaan rekamanLdua di 'ata3ia dan satu di &urabayaLyang dimiliki oleh orang 8ina. Pada ()C( perusahaan rekaman yang dimiliki oleh orang pribumi berdiri. Perusahaan bernama +rama itu memproduksi rekaman berbentuk onogram. Pada ()C@, berdiri perusahaan rekaman :emaco dan Dimita. &etahun kemudian di &olo, Bawa "engah, lahir =okananta, perusahaan rekaman milik pemerintah, yang terutama memproduksi musik atau lagu Bawa. Perusahaan rekaman +rama di Menteng, Bakarta, kemudian melahirkan lagu-lagu pop hiburan yang dinyanyikan oleh :achmat 9artolo, 1ien lesmana, Patty &ister . Pasar Pasar industri rekaman di A& bersi at oligopoli. +ndustri musik di A& juga melakukan intergrasi 3ertikal. +ndustri musik umumnya merupakan industri hulu ke hilir. +ndustri rekaman umumnya juga memiliki industri publikasi, asilitas rekaman, manu aktur, distribusi, serta promosi. Pasar industri musik rekaman umumnya adalah khalayak. 1amun, belakangan ini, industri rekaman memperoleh ongkos produksi dari sponsor. Khalaya# "ingkat konsumsi musik publik A& merupakan yang terbesar kedua setelah konsumsi "7. Pada ())C, setiap orang di A& rata-rata mendengar musik selama (FC jam. Pada tahun ,**( konsumsi musik di A& meningkat menjadi ,6F jam per orang. Pada ()FC setiap orang di A& rata-rata menghabiskan ,C,( dolar untuk mengonsumsi musik. Pada ,**(, setiap orang A& rata-rata menghabiskan D*,D dolar untuk mendengar atau mengonsumsi musik. Produksi industri musik atau rekaman bisa dikatakan relati berkembang dari tahun ke tahun. Pada ()E6, produksi industri rekaman mencapai D** juta unit lebih. &epuluh tahun kemudian meningkat menjadi sekitar )** juta unit. Puncak produksi industri rekaman di A& mencapai puncaknya pada tahun ,***, yakni (,, miliar unit lebih, namun menurun pada ,**( menjadi ( miliar unit. "he 'eatles merupakan grup musik dengan jumlah penjualan rekaman tertinggi. )6

"abel OO+++ Penjualan rekaman grup atau artis penyanyi di Amerika sepanjang masa! Musisi "he 'eatles %l3is Presley ?arth 'rooks =ed Kepelin %agles 'illy Boel Pink Floyd 'arbra &treisand %lton Bohn A8HD8 Rekaman erjual 2juta kopi3 (D) ((F,C ((D (*),C )( E),C E6,C E( D) DF

&umber! Asosiasi +ndustri :ekaman Amerika seperti dikutip 'aran #,**F$. Dalam hal inansial, industri rekaman di +ndonesia terbilang jauh dari standar dunia, tetapi yang terbesar di Asia "enggara. Pada ())C, total penjualan musik rekaman di +ndonesia hanya sekitar ,)* juta dolar A&, kurang 6 persen dari penjualan musik rekaman di Amerika yang mencapai (,.FF* juta dolar A& atau Bepang yang mencapai (*.*() juta dolar A&. Akan tetapi, nilai penjualan di Filipina hanya (D persen dari nilai penjualan di +ndonesia, &ingapura 6( persen, Malaysia C* persen, dan "hailand DC persen. Akan tetapi, tren penjualan rekaman di +ndonesia antara ,**( hingga ,**D cenderung menurun. Penyebabnya adalah maraknya pembajakan. Padahal, tahun ())D, sebelum krisis, industri rekaman di +ndonesia mampu menjual F-(* juta keping rekaman per bulan atau sekitar (,* juta keping setahun. "abel OO7+ Penjualan 9aset :ekaman =egal #unit$ "ahun ,**( ,**, ,**6 ,**@ ,**C ,**D =okal ,F.*E6.C@* ,*.),C.F@@ (E.**C.CE* ,*.(EC.6(* (@.@FC.FD* ((.DC).(6E %tnik @.)D@.*C) @.EEF.,FC @.6E,.6D* ,.)E*.E() :egional (.C66.6F@ (.6C*.C(* 6**.*@D (((.D6D +nternasional (,.E**.,,* ((.(*,.E(* F.DF).(ED E.DC,.F)* C.E**.FF@ ,.(,(.*F@

&umber! Asosiasi +ndustri :ekaman +ndonesia #Asiri$ seperti dikutip majalah &JA 0ktober-1o3ember ,**E.

)@

"abel OO7++ Penjualan 8D :ekaman =egal #unit$ "ahun ,**( ,**, ,**6 ,**@ ,**C ,**D =okal DC).*E* E,*.FD* (.,)E.()D ,.@*(.(C* ,.@(C.C6* ,.6EE.6@@ %tnik :egional D*.E@, (*).6() )E.E*( )@.F(* +nternasional ,.*CE.@** (.*D6.E@* (.(C@.*)F ,.*EE.*D( (.FCD.6() (.F*(.6)C

&umber! Asosiasi +ndustri :ekaman +ndonesia #Asiri$ seperti dikutip majalah &JA 0ktober-1o3ember ,**E. "abel OO7+++ Penjualan 78D :ekaman =egal #unit$ "ahun ,**( ,**, ,**6 ,**@ ,**C ,**D %konomis =okal ,)E.E@F 6F6.,@* (.*ED.,)* FF).@E* @@,.@C* DFC.E)* +nternasional ,@6.E,* EE.CF* CC.6C* @6.,)* (D.((* (*.*F*

,E).()* ,@C.,** (.)*@.6D*

&umber! Asosiasi +ndustri :ekaman +ndonesia #Asiri$ seperti dikutip majalah &JA 0ktober-1o3ember ,**E. 9ecenderungan menurunnya jumlah penjualan rekaman antara ,**(-,**D praktis menyebabkan menurunnya nilai penjualan rekaman. Dibanding tahun ,**(, nilai penjualan rekaman turun hingga sekitar C* persen pada ,**D. "abel OO+O "otal 1ilai Penjualan :ekaman #:upiah$ "ahun ,**( ,**, ,**6 ,**@ ,**C ,**D 1ilai Penjualan (.*D6.,6E.)D*.*** E)F.,@D.(**.*** E*C.C*,.@FE.*** F6E.C@(.E,,.*** E*6.DCC.EF(.*** CDE.)C).@)E.***

&umber! Asosiasi +ndustri :ekaman +ndonesia #Asiri$ seperti dikutip majalah &JA 0ktober-1o3ember ,**E. )C

&epanjang ,**D tak satu pun label rekaman yang penjualan albumnya mencapai ( juta keping. :ekaman ./1aluri =elaki// dari &amson hanya terjual E** ribu keping, album ./Melayang// dari >ngu hanya terjual F** ribu keping, dan album rohani ./&urgamu// juga dari >ngu hanya terjual D** ribu keping. Album 1idji ./'reakthru// dengan kampanye promosi masi hanya terjual 6C* ribu keping. ,ponsor 1amun, belakangan banyak rekaman yang meman aatkan sponsor. Produksi kaset dan 8D grup musik =etto, misalnya, disponsori oleh +ndosat. &ejumlah stasiun tele3si swasta di +ndonesia juga mensponsori produksi kaset atau 8D kompilasi. #epemilikan +ndustri musik kadang merupakan sebuah konglomerasi. Ada empat pemain utama dalam industri musik di Amerika &erikat, yang disebut ./"he 'ig Four.// 9eempat pemain utama ini mengontrol FF pertsen pasar rekaman di Amerika. Dua di antaranya, &ony 'M? dan >ni3ersal, bahkan menguasai lebih dari D* persen dari total pasar rekaman dunia yang mencapai ,F miliar dolar A&. 9eempat pemain utama dalam industri musik di Amerika &erikat itu adalah! &ony 'M? menguasai ,F persen pasar musik Amerika, dimiliki oleh dua konglomerat media global, &ony Bepang dan 'ertlesmann Berman. =abep rekamannya meliputi 8olumbia, %pic, :8A, dan Arista. Jarner Music ?roup menguasai (D persen pasar musik Amerika, dimiliki oleh %dgar 'rontman dan beberapa in3estor swasta. =abal rekamannya menliputi Atlantic, %lectra, dan warner 'rothers. >ni3ersal Music ?roup menguasai 6C persen pasar kaset di Amerika, dimiliki oleh konglomerat Prancis 7i3endi >ni3ersal dan mengusai label seperti M8A. %M+ :ecord, menguasai ) persen pasar kaset Amerika, dimiliki oleh %M+ ?roup +nggris, serta mengusai lebal seperti 'M+, capitol, dan De Bam :ecords. Di +ndonesia, tidak tidak ada pembatasan kepemilikan asing dalam industri rekaman. &ejumlah produsen musik rekaman di +ndonesia punya kaitan dengan konglomerasi industri rekaman AmerikaHdunia, sebagaimana bisa dilihat dari (* produsen musik rekaman papan atas dilihat dari sisi penjualan. 9onglomerasi industri rekaman AmerikaHdunia yang masuk ke +ndonesia adalah &ony 'M?, %M+, >ni3ersal Music, dan warner Music, serta 'lackboard.

)D

"abel OOO ./"op "en// =abel :ekaman berdasarkan Penjualan ,**D Musica &tudio &ony 'M? Music %ntertainment +ndonesia %M+ Music +ndonesia >ni3ersal Music +ndonesia 7irgo :amayana :ecord AMuarius Musikindo &wara &apta ?ita Jarner Music +ndonesia Dian Pramudita 9usuma Arga &wara 9encana Musik #'lackboard$

9onglomerasi dan internasionalisasi dalam kepemilikan industri rekaman Mengakibatkan terjadinya homogenisasi kultural #keseragaman budaya$, dominasi keuntungan atas kreasi, serta promosi berlebihan untuk menutupi kekurangan pada musik. eknologi+ Ino$asi+ dan #ompetisi :ingtone merupakan teknologi baru untuk menjaring pasar #audience$ musik +ndonesia. Para musisi atau mencipta lagu memperoleh pendapatan dari royalti ringtone. Pada tahun ,**,, ringtone atau nada dering menghasilkan royalti bagi pencipta lagu sebesar :p (EF.@C*.***. Bumlah ini meningkat menjadi (.*(E.F,D.@E, di tahun ,**6 dan mencapai :p ,.,DF.6@,.)DD pada tahun ,**@. "ahun ,**C, royalti dari ringtone meningkat sekitar 6* persen. Musisi juga menjual lagu mereka melalui internet. 9onsumen makin bebas memperoleh rekaman musik tanpa harus membeli 8D atau kaset, cukup mengunduh secara gratis di internet. ?rup musik :adio 4ead Buni ,**E melelang album .+n :ainbows// lewat situs resmi mereka. Pengguna internet bisa mengunduh (* lagu dengan membayar *-(** poundsterling, meski kebanyakan yang membayar * poundsterling. Di +ndonesia, ?rup +ndie "he >pstairs Agustus ,**F menggratiskan mini albumnya ./9unobatkan Badi Fantasi// yang berisi enam lagu lewat situs www.yesnowa3e.com. Buli ,**F, "he >pstairs melepas single di situs myspace dan diunduh oleh ,C* ribu orang secara gratis. 'elakangan memang banyak musisi yang melakukan ino3asi distribusi musik mereka dengan membagikan secara gratis album atau lagu mereka #&umber! 9ompas 6( Agustus ,**F$. ?rup rock alternati +nggris ./radio head// disebut sebagai pelopor album gratis. ?rup :ock Mettalica menggratiskan beberapa lagu dalam album ./Death Magnetic//, Buli,**F. 8old Play

)E

menggratiskan dua lagu dalam album keempat mereka melalui sebuah majalah di +nggris, Buli ,**F. Di indonesia, grup cadas asal 'andung 9oil mencetak C* ribu 8D berisi album ketiga mereka ./'lack =ight &hines 0n// dan dibagikan gratis kepada para penggemar. ?rup musik 1ai membagikan gratis album rekaman mereka ./=et/s ?o// April ,**F. Fenomena musik, lagu atau album gratis, baik dengan membagikan kaset atau 8D kepada konsumen maupun dengan mengijinkan kounsumen mengunduh melalui internet, merupakan protes atas pembajakan. Di sisi lain, album gratis ini membuat lesu industri rekaman, sementara musisi makin independen. Dengan demikian, dalam enomena album gratis ini, industri rekaman berkompetisi dengan musisi. Apalagi, pendapatan dari penjualan kaset atau 8D bukanlah satu-satunya penghasilan musisi. Musisi bisa memperoleh penghasilan dari konser atau merchandise, yang kadang jumlahnya lebih besar dibanding penjual kaset atau 8D. Album gratis sekadar menjadi sarana promosi konser dan merchandise. &ebagai contoh, royalti Merchandise 9oil dibanding royalti 8D D*!@*. >ntuk grup 1ai , royaltinya setara dengan seperempat kali manggung. 9oil ratarata manggung dua kali sepekan dengan tari :p 6C juta-@C juta. Regulasi :egulasi industri rekaman terkait dengan hak cipta. +ndustri hak cipta A& yang antara lain terdiri dari bisnis musik, ilm, "7, D7D, buku so tware dan sebagainya, menurut laporan +nternational +ntellectual Property Alliance#++PA$ menyumbang T(,6F triliun atau ((,(,I D?P A& tahun ,**C. +ndustri ini juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi ((,6 juta orang. >ntuk melindungi industri rekaman terutama dari pembajakan, banyak negara memberlakukan >ndang-undang 4ak 8ipta dan 9ekayaan +ntelektual. Australia memiliki dua undang-undang, yakni >ndang-undang 4ak 8ipta ()DF dan >ndang-undang >ndang-undan 4ak 8ipta Digital tahun ,***. +ndonesia memiliki >ndang-undang 4ak 8ipta dan 9ekayaan +ntelektual 1omor () tahun ,**,. Akan tetapi, penegakan regulasi tentang hak cipta ini belum dilakukan secara ketat di dunia, termasuk +ndonesia. Di seluruh dunia, menurut catatan +nternational Federation o the Phonographic +ndustry #+FP+$, organisasi yang mewakili (.C** perusahaan rekaman di E* negara, diperkirakan nilai rekaman bajakan mencapai @,D miliar dolar A& pada ,**,, meningkat E persen dibanding tahun ,**(. Menurut organisasi yang sama, pada ,**,, )* persen musik online diperoleh secara ilegal. Peredaran musik bajakan di +ndonesia dewasa ini mencapai )* persen. +tu berarti produk asli yang beredar di pasaran hanya (* persen. Data terbaru seperti dirilis majalah :ollin &tone +ndonesia #Maret ,**F$, produk bajakan telah menguasai )C,E persen sementara musik legal kini penjualannya hanya @,6 persen. Akibatnya, ((E label rekaman lokal bangkrut. &aat in hanya terdapat E* label rekaman anggota Asosiasi +ndustri :ekaman +ndonesia #Asiri$. )F

Di +ndonesia regulasi lain dalam industri rekaman terkait dengan kepemilikan. Pada Buni ())@ 9ementerian %konomi menyetujui paket deregulasi yang membuka peluang in3estasi asing dalam industri musik. Pada Buni ())D, 4emagita :ecord menjual sahamnya kepada Jarner Music +nternasional. Pemilik 4emagita, &anjaya Jihaya, hanya menguasai C persen saham, sedangkan Jarner Music +ndonesia dan Jarner +nternational menguasai )C persen saham. Masa Depan +ndustri rekaman di masa depan menghadapi sejumlah tantangan . "antangan itu adalah i teknologi #rin)tone, internet$, musisi yang makin independen, serta pembajakan.;<

))

17 Ekonomi Industri Media 8nline


"ejara* "ingkat 8ar3eth dan MetA mencatat ada argumentasi bahwa pertumbuhan internet melalui tiga tahap. Pertama, tahap pionir. "ahap ini diawali oleh para pionerL kebanyakan ilmuwan dan insinyur yang peduli dengan keamanan nasional. +nternet dalam hal ini dikembangkan oleh >& De ence Ad3ance :esearch Project Agency #DA:PA$ pada ()E6. Mereka mengupayakan agar orang bisa berkomunikasi dengan sistem komputer yang bisa terhubung satu sama lain. Para ilmuwan dan programer awalnya bekerja untuk mengeksplorasi teknologi baru yang memungkinkan orang bekerja bersama meski mereka berada di tempat berbeda. 9edua tahap penetap #settler$. "ahap kedua ini diawali dengan munculnya para akademisi dan ilmuwan yang menggunakan mesin untuk saling berbagi dan berkomunikasi. Mulai terbentuk komunitas di antara mereka yang terus menerus menggunakan sistem tersebut untuk saling berbagai dan berkomunikasi. Mereka berkeyakinan bahwa jaringan komputer itu tidak terbatas. Para settler ini melihat internet sebagai sarana publik, yang bisa digunakan oleh semua orang. 9etiga, tahap pemilik modal. "ahap ini mulai pada awal ()F*-an, dan muncul kembali pada ())*-an. Para pemilik modal melihat peluang dari dunia in ormasi mutakhir ini. Pada tahap ketiga inilah, media online menjadi institusi ekonomi atau bisnis. Di +ndonesia, 9hrisna &en dan dan Da3id ". 4ill mencatat perkembangan internet berawal pada ()FD. Dewan :iset 1asional merekomendasi pengembangan sains dan dan layanan teknologi in ormasi. Pada ()F) 'adan Pengembangan dan Penerapan "eknologi #'PP"$ merancang jaringan in ormasi yang disebut +P"%9net. &ejumlah perguruan tinggi, seperti +nstitut "eknologi 'andung #+"'$, +nstitut "eknologi &urabaya #+"&$, >ni3ersitas ?ajah Mada #>?M$, dan >ni3ersitas +ndonesia #>+$ menjadi tempat eksperimen internet. Mereka berkolaborasi sejak ()FD dalam mengembangkan jaringan antaruni3ersitas >ni1et$. +nternet di +ndonesia mulai menggeliat menjadi industri pada ())*-an ketika sejumlah orang mendirikan :AD1%". :AD1%" adalah perusahaan internet komersial pertama. Pada akhir ())C, diperkirakan terdapat (C ribu pengguna internet di +ndonesia. &ejak saat itu dapat dikatakan internet telah menjadi tren di setiap organisasi di +ndonesia, baik institusi pro it, nonpro it, pemerintah, =&M, serta media. :epublika bisa disebut sebagai media pertama yang memiliki situs di internet, diikuti 9ompas, dan kemudian semua media cetak dan tele3isi, serta radio. "eti#.com menjadi situs berita pertama di +ndonesia, diikuti asta)a.com, satunet.com, dll. 1amun, untuk media situs berita yang masih bertahan adalah deti#.com. &ejumlah stasiun tele3isi, seperti Metro T$, ,CT$, kini bisa ditonton secara online serta melalui layar handphone. :adio kini bisa diakses juga melalui internet. (**

&en dan 4ill melihat perkembangan internet +ndonesia tak terlepas dari berakhirnya era pemerintahan &oeharto, yang mereka sebut sebagai ./+ndonesia media in the end o an authoritarian order.// Media online adalah satu-satunya media yang tidak bisa dijangkau oleh otoritarian &oeharto. Pasar Pasar atau pendapatan media online secara umum adalah pembaca atau khalayak dan iklan. Media online memperoleh penghasilan dari pembaca melalui sistem berlangganan atau pembelian per content. 0leh karena itu, ada yang menyebutkan media online memperoleh pendatapannya melalui tiga cara! berlangganan #ser3ice subscribership$, iklan online, dan pembelianHpembayaran per content. Fokus pembahasan ekonomi media online umumnya terhadap internet ser3ice pro3ider #+&P$ yang menerima nilai ekonomis dari ketiga cara tersebut. Khalaya# Menurut data www.internetworldstats.com, dari sekitar D,C miliar penduduk dunia pada ,**F, sudah hampir (,C miliar menggunakan internet. Pembaca atau khalayak media online memang terus tumbuh. &ebaliknya, pembaca media cetak terus menurun. 0leh karena itu, hampir semua media cetak kini memiliki situs untuk mengimbangi perilaku pembaca. %delman Asia Pasi ik meneliti (.*C* pelaku usaha di Bepang, 9orea, 8hina, 4ong 9ong, "aiwan, +ndia, Malaysia, &ingapura, +ndonesia, dan Australia. Penelitian itu menemukan surat kabar menduduki posisi pertama selama dua tahun ini sebagai media yang bisa dipercaya dalam memberikan in ormasi. Posisi surat kabar meningkat dari @* persen pada ,**D menjadi @6 persen pada ,**E. Pada tele3isi justru terjadi penurunan dari 6( persen pada ,**D menjadi ,C persen pada ,**E. &edangkan untuk memperoleh berita ekonomi bisnis di kalangan pelaku usaha, media online atau internet melampaui tele3isi. #Kompas online$ . Di Amerika &erikat perempuan merupakan pengguna internet terbesar. "abel OOO+ Persentase pengguna internet di Amerika Pengguna :umah "angga Perempuan 6C-C@ tahun =aki-laki 6C-C@ tahun Perempuan ,C-6@ tahun =aki-laki ,C-6@ tahun Anak-anak ,-(E tahun :emaja (F-,@ tahun &enior CC tahun ke atas Persentase E@,* F(,E F*,, EE,* EC,D EC,D EC,* D6,@

#&umber! 9im, ,**@, seperti dikutip 'aran, ,**F$ (*(

Pengguna internet di Asia "enggara memperlihatkan peningkatan. Pada tahun ,***, pengguna internet di sejumlah negara Asia "enggara kurang dari C juta orang. +ndonesia merupakan negara dengan pengguna internet terbesar di Asia "enggara. "abel OOO++ Pengguna +nternet di Asia "enggara 1egara Bumlah Pengguna #dalam juta orang$ +ndonesia ,C Malaysia (* "hailand (,F Filipina ,,F 7ietnam C,F &ingapura ,,@ &umber! Asosiasi Pengguna Basa +nternet di +ndonesia seperti dikutip Kompas ,C Maret ,**) Pengguna internet di +ndonesia sendiri terus meningkat dari tahun ke tahun. 'egitu pula, jumlah pelanggan internet di +ndonesia meningkat dari tahun ke tahun. "abel OOO+++ Pengguna dan pelanggan internet di +ndonesia a*un 0umla* pengguna 0umla* Pelanggan ())F C**.*** (6@.*** ())) (.***.*** ,CD.*** ,*** (.)**.*** @**.*** ,**( @.,**.*** CF(.*** ,**, @.C**.*** DDE.*** ,**6 F.(**.*** FDC.E** ,**@ ((.,**.*** (.*FE.@** ,**C (D.***.*** (.C**.*** ,**D ,(.***.*** ,.***.*** &umber! Diolah dari Media Planning ?uide +ndonesia ,**F Menurut situs www.internetworldstats.com dari jumlah total ,6* juta lebih penduduk +ndonesia pada ,**F, pengguna internet ,C juta orang lebih. Padahal pada tahun ,*** yang lalu, pemakai internet di +ndonesia baru mencapai , jutaan orang. +tu artinya ada peningkatan sekitar )**I dalam waktu hanya F tahun. Asia Paci ik "elecom :esearch memperkirakan pengguna internet +ndonesia pada ,**) sebesar @F,E juta dan pada ,*(* sebanyak CF,D* juta.

(*,

(#lan +klan media online terus meningkat, meski menurut catatan +nternational Ad3ertising Association baru mencapai ,-6 persen. "ahun ,*((, seperti diperkirakan 8hie %Gecuti3e "he +nternet Ad3ertising 'ureau #+A'$, belanja iklan internet akan melampauai belanja iklan tele3isi # 8akram *FH,**E$. Di Amerika, pengiklan menghabiskan (),C miliar dolar A& pada ,**E untuk menjangkau para pengguna internet. "abel OOO+7 Pendapatan iklan media online di A& "ahun ,** * ,**( ,** , ,**6 ,** @ ,** C ,** D ,** E ,** F ,**) Bumlah +klan #miliar dolar A&$ F.( E.( D.* E.6 ).( ((., (6.C (),C ,*,( ,,,6 #perkiraan$

(*6

&umber! 'ig 'attle, ,**C seperti dikutip 'aran, ,**F +klan juga kini menjadikan blog sebagai media. Di +ndonesia, seorang blogger bisa mendapat penghasilan :p (,C juta per bulan dari iklan. 1amun, pemasukan iklan bagi blog baru sekitar ( persen dari :p D* miliar dalam setahun. 9ebanyakan iklan masuk ke media online seperti deti#.com, #ompas. co.id, dan tempointera#tif.com. Menurut data 7irtual 8onsulting, pada tahun ,**E, perusahaanperusahaan di +ndonesia membelanjakan :p F* miliar untuk iklan di media online, seperti Detik-com, 9ompas-com, 'isnis-com, dan media online lain #Majalah 'arta &#onomi$. #epemilikan Pelaku bisnis online atau internet antara lain adalah Microso t, ?oogle, 2ahooX, American 0n =ine #A0=$. Microso t melakukan in3estasi global dengan menyuntikkan dana sebesar (6 juta dolar Amerika &erikat ke sebuah perusahaan teknologi in ormasi di 8ina. Dana itu digunakan untuk mengembangkan so tware. &ebelumnya, pada Agustus ,**C, Microso t juga pernah menyuntikkan dana di 8ina. Microso t mengadakan perjanjian dengan =angchao ?rup senilai >&T ,C juta untuk memproduksi so tware yang akan digunakan konsumen 8ina. Melalui perjanjian tersebut, Microso t mengembangkan so tware %nterprise :esources Planning #%:P$, ego3ernment serta layanan pendukung lainnya. 9apitalisme global seperti microso t jelas memiliki agenda atau 3isi besar dalam mengin3estasikan modalnya di negara-negara komunitas yang telah menerapkan sistem ekonomi liberal. ?oogle merupakan satu perusahaan media komunikasi online yang enomenal di abad ini. ?oogle menjelma menjadi perusahaan media raksasa dunia dengan nilai pasar saham yang tak terdandingi. &etelah listing di bursa e ek 1ew 2ork, nilai sahamnya terus melambung dan hingga ,**D memiliki kekayaan >&TF* miliar. &ebagai pembanding, perusahaan media lain seperti "ime Jarner, hanya pernah mencapai nilai kekayaan >&TEF miliar dalam jangka waktu yang sangat panjang. &edangkan ?oogle hanya butuh waktu (* bulan sejak tercatat di bursa saham untuk mencapai aset yang demikian besar itu. &edangkan kapitalis media lainnya yang telah puluhan tahun menemukini bisnis media, ilm misalnya, seperti 7iacom dan walt Disney, hanya memperoleh nilai kapital antara >&TC@ miliar hingga >TCC miliar. &truktur persaingan pasar mesin pencari saat ini, ?oogle memimpin industri mesin pencari di A& dengan pasar @F,F persen, menyusul 2ahoo ,(,@ persen dan M&1 (*,) persen. Pada ,**F, pendapatan ?oogle, menurut 1ew 2ork "imes, mencapai (),D miliar dolar A&. Portal internet asal A& 2ahooX Menyebutkan keuntungan portalnya pada kuartal keempat ,**C naik 6@ persen dari tahun sebelumnya menjadi >&T ),F (*@

juta. Pendapatan operasional 2ahooX Pada ,**C naik D( persen dari tahun sebelumnya menjadi >&T(,(*F miliar. 'egitu pula dengan keuntungannya. Pada ,**C keuntungan kotor 2ahooX Meningkat @, persen menjadi >&T 6,6,C miliar. Ditilik secara total, pendapatan 2ahooX Pada ,**C mencapai >&T C,,CF miliar, naik @E persen dari tahun sebelumnya. &edangkan pendapatan bersih pada ,**C mencapai dua kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi >&T (,F)D miliar. 2ahooX Meraih pendapatan bersih >&T ,@E juta pada kuartal akhir ,**C. Ditilik secara internasional, pendapatan 2ahooX meningkat E6 persen menjadi >&T (,C) miliar. Perusahaan internet America 0nline #A0=$ merupakan salah satu perusahaan yang awalnya bersinar namun kemudian meredup. AmaAon.com dikenal sebagai situs e-commerce selain e-'ay sebagai situs lelang terkenal. A0= bernaung di bawah "ime Jarner dan kemudian bermitra dengan Microso t di bawah M&1 0nline 'usiness dengan menawarkan concert, news, sports dan emailLhingga the Jorld Jide Jeb gratis. Menurut situs ini, pengunjungnya mencapai (*E juta pada &eptember ,**C dengan menawarkan merek-merek top pada situsnya. &edangkan situs 2ahooX 4anya meraih )),6 pengunjung. 9ondisi keuangan yang merosot memaksa A0= menjual sahamnya kepada ?oogle senilai >&T ( miliar dan ?oogle berkepentingan meraup iklan melalui A0=. Di +ndonesia, sejumlah konglomerasi media menguasai media online. ?rup 9ompas-?ramedia memiliki kompas.co.id. 9elompok Media 1usantara 8itra #M18$ memiliki okeAone.com. 9elompok 'akrie memiliki 9anal0ne +ndonesia #www.3i3anews.com$. 9elompok "empo memiliki tempointerakti Detik.com sebagai situs berita pertama di +ndonesia telah tumbuh menjadi perusahaan media online yang sehat. #ompetisi Derajat persaingan ber3ariasi antara perusahaan-perusahaan di dalam industri. Para ekonom mengukur derajat persaingan melalui indikator konsentrasi #jumlah pemain$ dalam industri, yang disebut sebagai concentration ratio #8:$. 8: yang tinggi menunjukkan bahwa inudtsri tersebut dikuasai oleh bebarapa pemain saja. &ebaliknya, 8: yang rendah menunjukkan pemain dalam industri tersebut banyak sehingga lebih kompetiti . +ntensitas persaingan dapat dilihat dalam beberapa perilaku pemain di dalamnya! Perubahan harga! ketika M&1 memperkenalkan strategi harga lat pada ())D berdasarkan jumlah hitungan jam, menyebabkan terjadinya perubahan harga dan menjadi patokan bagi semua pemain. Di erensiasi produk! &etiap +nternet &er3ice Pro3ider kemudian memperkaya iturnya dan melakukan ino3asi. Penggunaan jaringan kanal yang lebih kreati ! A0= menjadi pioner dalam mengembangkan kanal distribusinya melalui jalur perdagangan 3ideo dan konten audio. =angkah A0= ini memicu persaingan dengan "7 dan "7 berlangganan. Di +ndonesia, media online juga mulai bersaing menyajikan berbagai

(*C

layanan dan content. Detik.com, misalnya, kini memiliki detik.t3. 9ompas.com juga memiliki layanan kompas.t3. 9edua media online juga menyediakan layanan berlangganan in ormasi melalui handphone. Media online di +ndonesia juga bersaing memperebutkan pembaca. Dibanding dengan media lain seperti media cetak atau tele3isi yang bisa dimanipulasi, jumlah khalayak media online relati lebih akurat. 9ompas.com, misalnya, berdasarkan data Februari ,**), setiap bulan situs kompas.com dikunjungi DD juta kali, sementara pa)e per view mencapai hampir ,** juta kali. #Kompas, ,C Maret ,**)$ Media online di +ndonesia juga berkompetisi memperebutkan iklan. Pendirian banyak perusahaan media online di +ndonesia tidak terlepas dari alokasi belanja iklan untuk media online yang makin prospekti . 6enomena (log 'isnis media online kini telah memasuki wilayah pribadi melalui blog. 'log adalah situs pribadi yang berisi berbagai in ormasi, tulisan, oto, yang diupload oleh pemilik situs. Pemilik situs pribadi atau blog ini disebut blogger. 4ingga tahun ,**E terdapat sekitar D,,DD juta blog di dunia, ,@,C juta di antaranya ada di Asia, (C juta di 9orea &elatan, 6,6C juta di Bepang, @ juta di 8ina, dan baru (6* ribu di +ndonesia. 'log kini menjadi sarana iklan bagi banyak pemasang iklan. #blogherald, internetworldstats seperti dikutip "empo (F 1o3. ,**E$ Di +ndonesia, hingga tahun ,**E, terdapat lebih dari (6* ribu blog. 'log di +ndonesia juga menjadi sasaran bagi pemasang iklan lokal. &eorang blogger bisa mendapat :p (,C juta per bulan dari pemasangan iklan. 1amun, pemasukan iklan bagi blog baru sekitar ( persen dari :p D* miliar dalam setahun. #Tempo, (F 1o3. ,**E$ eknologi Perkembangan teknologi media online antara lain ditandai oleh makin nyamannya perangkat teknologi online, pertumbuhan telepon internet, pertumbuhan radio internet, perpindahan dari pembaca media cetak ke pembaca media online, 3ideo online, teknologi iPod, pencarian content "7 di internet. Microso t dan kantor Associated Press #AP$ beraliansi untuk meningkatkan penerimaan mereka melalui ad3ertising-supported online 3ideo news network sejak April ,**D. Microso t menyuplai teknologi, 3ideo player dan dukungan perlengkapannya, sementara di3isi penyiaran AP menyiapkan 3ideo dengan C* itur berbeda setiap hari. 0nline 3ideo membuat pengguna internet di seluruh dunia makin mudah menonton ilm kesukaan mereka. 9alangan muda di A& kini menonton "7 bukan lagi di layar "7 kon3ensional, tetapi di layar komputer melalui internet. ?oogle mempunyai layanan pencarian acara-acara "7 dari para penyuplai acara "7. Di tingkat Asia, ada jump.t3 yang merupakan pro3ider untuk mengakses acara-acara "7 dari sejumlah stasiun tele3isi di Asia "enggara.

(*D

:adio internet dipelopori oleh 8arl Malaud, pro esor dari Massachusetts +nstitute o "echnology pada ())6, yang dikenal dengan +nternet "alk :adio. &etelah itu muncul radio tradisional pertama yang menayangkan iklannya melalui internet pada ())@. :adio online murni pertama kali muncul pada 6( Desember ())C, yakni 4ard:adio yang memutar musik hardrock dan hea3y metal. :adio ini menggunakan teknologi Oing &treamworks lalu :ealaudio, Microso t netshow, dan Quick"ime. :aksasa perusahaan komputer Asus memperkenalkan Asus +nternet :adio. Pada April ,**F, muncul "he ?race Jireless +nternet:adio dan :e3o 'lik Ji-Fi +nternet :adio. Bumlah pendengar radio internet atau radio online di dunia hingga April ,**F mencapai ,D juta orang. &ejumlah perusahaan membuat pesawat radio khusus internet. #Tempo, ,E April ,**F$ ?oogle +nc. memperluas cakupan program iklannya. "idak hanya sebatas internet, kini ?oogle merambah radio. ?oogle membeli perusahaan dMarc 'roadcasting +nc., sebuah perusahaan penyedia teknologi untuk memudahkan penjadwalan, pemantauan dan penempatan iklan di radio. 4ingga kini terdapat sekitar (,* perusahaan yang mengaplikasikan ./7oice o3er internet protocol #7o+P$//. 9ini makin banyak teknologi online yang diciptakan manusia. &alah satunya adalah iPod. "eknologi ini makin memudahkan orang mengakses in ormasi dan hiburan.

Regulasi Media online atau internet sering disebut sebagai media bebas sensor. +n ormasi apa pun bisa tampil di media online. Pornogra i, berita bohong, atau gosip bisa menyusup ke internet atau media online dengan leluasa. 0leh karena itu, banyak negara yang memberlakukan regulasi bagi media online atau internt. >ntuk mencegah pornogra i anak di internet, Amerika memiliki "he 8hild Pornography Pre3ention Act ())D. >ntuk menjaga pri3asi atau wilayah pribadi, Amerika menerapkan %lectronic 8ommunication Pri3acy Act ()FD. Amerika juga memiliki Digital Millennium 8opyright Act ())F untuk melindungi hak cipta. +ndonesia memiliki sejumlah regulasi terkait media online. >ndangundang tersebut antara lain >ndang-undang Pornogra i, >ndang-undang +n ormasi dan "ransaksi %lektronik #+"%$, serta >ndang-undang 4ak 8ipta. "erkait hak cipta, ?oogle pernah digugat dan harus berurusan dengan pengadilan. Pada ,**,, ?oogle memulai proyek ?oogle &earch 'ook. ?oogle memindai buku secara rahasia. 4ingga awal ,**F, ?oogle telah memindai tujuh juta buku. Penerbit dan pengarang menggugat ?oogle sehingga google harus berurusan dengan pengadilan. 1amun, pada ,F 0ktober ,**F, ?oogle, pengarang, dan penerbit sepakat menyelesaikan kasus ini diluar pengadilan. ?oogle bersedia membayar (,C juta dolar A& untuk hak cipta buku-buku yang telah dipindai, biaya pengadilan, dan mendirikan entitas bernama 'ook :ights :egistrasi. Masa Depan

(*E

Media online atau internet bisa disebut sebagai media yang paling cerah masa depannya. &emua jenis media melakukan kon3ergensi dengan media online atau internet untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. :egulasi sangat diperlukan untuk menjamin masa depan internet atau media online dari in ormasi bohong, gosip, pelanggaran hak cipta, pornogra i, dan pelanggaran hak-hak pribadi.;<

1Ekonomi Industri Periklanan


"ejara* "ingkat +klan dalam berbagai bentuknya sudah ada sejak berabad-abad silam. Para pedagang di 'abiloniapada 6.*** tahun sebelum masehi mengiklankan barang dagangan mereka dengan membayar orang untuk meneriakkannya. 0rang :omawi mengiklankan pertunjukan gladiator melawan binatang buas dengan menempelkan semacam pamplet di dinding kota. Pada tahun (D,C, terbit buku berita #newsbook$, "he Jeekly 1ews, yang berisi iklan. +klan mulai dikenal di Amerika melalui +nggris. 'en Franklin menjual ruang untuk iklan di koran Pennsyl3ania ?aAett. +klan sebagai industri mulai terbentuk secara ormal pada akhir abad ke(), ketika banyak agensi iklan berdiri. &ejak itu, iklan memainkan peran yang amat penting dalam industri media. 'anyak industri media yang tergantung pada iklan. Di +ndonesia sejarah periklanan bisa dibagi menjadi sejumlah tahap! awal periklanan +ndonesia #(E@@-()6*-an$, melewati masa depresi ekonomi #()6*()@,$, iklan propadanda #()@,-()@C$, masa kemerdekaan #()@C-()@)$, uang dan iklan memburu barang #()C*-()E,$, periklanan +ndonesia modern #()DD-()E,$, dan masa ketika Persatuan Perusahaan Periklanan +ndonesia terbentuk #setelah ()E,$. (*F

Pasar +klan merupakan industri pendukung dalam ekonomi media. +ndustri periklanan bekerja dalam pasar dengan struktur kompetisi monopolistik. Ada banyak perusahaan atau agensi iklan tetapi mereka berbeda dalam hal reputasi, tingkat pelayanan, lokasi, kapabilitas, dan ukuran. Ada perbedaan tari atau harga, meski struktur tari atau harga itu relati sama dengan industri lain ketika dibandingkan antara industri sejenis. "ak seperti bisnis lain, struktur harga yang berlaku dalam industri periklanan didasarkan pada sistem komisi. 9lien biasanya membayar komisi (CI untuk setiap media yang dipasangi iklan produk mereka. Badi, makin besar klien dan makin ambisius rencana dan penempatan iklan, makin besar uang yang harus dibayar. +klan punya dua terget mendasar. Pertama, adalah khalayak konsumen #consumer audience$ yang menjadi sasaran iklan melalui berbagai tipe media. 9edua, perusahaan barang dan jasa yang menggunakan iklan untuk menjalin komunikasi dengan konsumen yang mengunsumsi barang dan jasa mereka serta konsumen yang potensial akan mengonsumsi barang dan jasa mereka. Pengiklan Di Amerika, pada ,**D, pengiklan menghabiskan lebih dari ,), miliar dolar A& untuk menjangkau publik Amerika dan D*@ miliar dolar A& untuk publik dunia. Bumlah tersebut tidak termasuk miliaran dolar untuk perencanaan, produksi, dan distribusi iklan tersebut. "abel OOO7 'elanja iklan (* agensi iklan di Amerika tahun ,**C Agensi B. Jalter "homson #JJP$, 1ew 2ork Mc8ann %rickson #interpublic$, 1ew 2ork =eo 'urnett #Publicis$, 8hicago ''D0 Jorldwide #0mnicom$, 1ew 2ork 0gil3y S Mather #JPP$, 1ew 2ork DD' Jorldwide #0mnicom$, 1ew 2ork ?rey Jorldwide #JJP$, 1ew 2ork Foote, 8one S 'elding #+nterpublic$, 1ew 2ork Publicis #Publicis$, 1ew 2ork &aatchi S &aatchi #Publicis$, 1ew 2ork (elanja Iklan #juta dolar A&$ @D),@ @6C,D 6C,,, ,F(,* ,EF,* ,DE,, ,C*,C ,**,F ()C,E ()6,)

&umber! Ad Age &pecial :eport #,**D$ seperti dikutip 'aran #,**F$ "abel OOO7+ 'elanja +klan (* perusahaan global tahun ,**D (*)

Perusa*aan Proter and ?amble >nile3er ?eneral Motors "oyota =/oreal Ford Motors "ime Jarner Daimler8hrysler 1estle Bohnson S Bohnson

(elanja Iklan 2miliar dolar A"3 F,()* @,,E, @,(E6 ,,F** ,,EE6 ,,D@C ,,@E) ,,(*@ ,,*66 (,)DF

&umber! Ad3ertising Age, Banuari (, ,**E seperti dikutip 'aran #,**F$ Di +ndonesia, belanja iklan pada januari sampai &eptember ,**F mencapai hampir :p 6(,C miliar, atau naik ,, persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai :p ,C,F miliar.

+klan dipasang di berbagai media di +ndonesia terdiri dari berbagai kategori produk, mulai lotion pembersih wajah hingga pemerintah dan partai politik. Perlengkapan komunikasi atau layanan komunikasi menempati uritan pertama dalam belanja iklan, disusul rokok. "abel OOO7++ 'elanja +klan 'erbagai 9ategori Produk untuk &eluruh Benis Media #dalam miliar rupiah$ !

#ategori

0an!"ept 2//7

0an!"ept 2//- #enaikan

((*

(,)E,,(C@ 6,@@D,(,@ ECI Perlengkapan dan layanan komunikasi E)),6(, (,6F),*6D E@I Pemerintah, parpol (,((E,F)D (,6*D,E*C (EI &epeda motor, skuter, sepeda (,(6@,)(( (,*@D,(,D 6@I :okok (,*)C,*C, (,*,@,(,) -FI Perawatan rambut @@,,,EC )*F,ECD -DI 4otline ser3ice, party line, horoskop EFC,@FD F6F,ED6 (*CI 'ank, keuangan, peminjaman E,E,)6, F((,E(@ (,I Media, Agensi +klan, P4 F(D,FF, F((,C(* -(I =otion pembersih Jajah &umber! 1ielsen Media :esearch seperti dikutip Majalah Marketing (,H7+++HDes ,**F Dari sisi merek produk, iklan sampo 8lear Antiketombe menempati urutan pertama dalam belanja iklan pada tahun ,**D, disusun rokok Djarum &uper dan minuman isotonik %Gtra Boss. "abel OOO7+++ 'elanja iklan 'erdasarkan Merek Produk Banuari-&eptember ,**D #dalam juta rupiah$ Produk (. 8lear anti ketombe #sampo$ ,. Djarum &uper #rokok$ 6. %Gtra Boss #isotonik$ @. &edaap #mi instan$ C. 1okia #ponsel$ D. ?udang ?aram +ntl #rokok$ E. Pond/s #perawatan wajah$ F. 4onda &upra #motor$ ). :inso #deterjen$ (*. +ndomie #mi instan$ ((. "elkomsel #&+M card$ (,. Pond/s #pemutih$ (6. &uAuki &mash #motor$ (@. 7aseline (C. &ur #deterjen$ (D. "elkomsel &impati #&+M card$ (E. "elkom (elanja Iklan 2juta rupia*$ ,(,.66) (EF.(,F (DC.6@( (D(.6F* (CC.(C, (@(.D@E (66.@*( (6,.*D( (,C.@)) ((E.)E, ((*.)@D F(.E)* E,.6)F ED.,C@ EC.6,, EC.,(@ E@.@C( (((

(F. &ony %rricson #ponsel$ (). &ampoerna A Mild #rokok kretek ilter$ ,*. &ampoerna A Mild #seluruh rokok kretek- ilter$ #&umber! majalah Ca#ram$

E,.E*C E(.,,F DC.E(D

Khalaya# Apakah khalayak mengonsumsi iklan. Di tele3isi, misalnya, ketika break iklan, rating merosot. Apalagi, khalayak acap memandang iklan sebagai pemicu perilaku konsumti . 9halayak lain menganggap iklan tidak menyampaikan in ormasi yang sebenarnya tentang suatu produk. &uatu penelitian menyebutkan C@ persen orang Amerika tidak mempedulikan iklan5 CD persen mengatakan mereka menghindari membeli produk yang mengiklankan diri secara masi 5 D) persen mengatakan mereka tertarik pada produk yang tidak mengiklankan diri #2ankelo3ich Marketing :ecepti3ity &tudi ,**D seperti dikutip 'aran, ,**F$. Di +ndonesia, suatu penelitian menyebutkan e ekti3itas iklan di media hanya ,* persen. Martin =indstrom, konsultan merek kelas dunia, dalam buku -rand ,ense #,**C$, memaparkan, di Amerika selama lima tahun pertama abad ini biaya iklan naik F persen tiap tahun, rata-rata tiap konsumen terpapar iklan lebih banyak ) persen tiap tahun di tele3isi, tetapi yang bisa mereka ingat sangat sedikit. Menurut =indstrom, bila pada ()DC rata-rata konsumen bisa mengingat 6@ persen iklan yang ditayangkan tele3isi, pada tahun ())*, rata-rata konsumen hanya bisa mengingat F persen. #Kompas, (C Februari ,**)$ 1amun, pengiklan berpendapat iklan penting sebagai in ormasi bagi khalayak 9halayak menggunakan iklan untuk mengumpulkan in ormasi sebelum memutuskan membeli produk, barang, atau jasa. 0leh karena itu, biro iklan dituntut membuat iklan semenarik mungkin untuk memancing khalayak menonton, membaca, atau melihat iklan sehingga pada gilirannya khalayak membeli produk yang diiklankan. 9halayak mengonsumsi iklan melalui media. 4ubungan khalayak, media dan iklan bisa dilihat secara teoretis-kuantitati dan praktis-kualitati . &ecara teoretis-kuantitati , hubungan khalayak, media, dan iklan bisa dirumuskan sebagai berikut! Makin besar khalayak suatu media, makin banyak iklan dipasang di media itu. Makin murah harga berlangganan media, makin banyak khalayak, dan makin banyak iklan. Bika suatu media bisa dikonsumsi secara gratis, "7 siaran misalnya, maka makin besar khalayak, dan makin besar pula iklan. >ntuk media cetak, penurunan harga langganan, membuat tari iklan makin mahal. &ebagai contoh "he "imes! penurunan harga berlangganan dari @Cp menjadi 6*p menyebabkan kenaikan (*I tari iklan untuk media tersebut.

((,

&ecara praktis-kualitati , hubungan khalayak, media, dan iklan bisa dirumuskan sebagai berikut! Pemasang iklan mulai memperhitungkan image media. Pemasang iklan mulai mempertimbangkan kualitas khalayak! tingkat pendidikan, pendapatan, status sosial-ekonomi. Iklan dan Media "idak semua industri media tergantung pada iklan. Film, musik, dan buku merupakan industri media yang tak tergantung pada iklan. 9oran bisa hidup tanpa iklan selama dua hingga tiga abad, demikian pula majalah. Majalah %eader<s "i)est sejak pertama terbit tahun (),, hingga ()CC hidup tanpa iklan, dan hanya mengandalkan pelanggan. "7 publik, seperti ''8, tidak menayangkan iklan. Di sisi lain, pengiklan seringkali mempengaruhi isi media. Pengiklan tak jarang mengancam akan menarik iklan dari satu media jika media tersebut memberitakan hal-hal buruk tentang pengiklan. &ur3ey yang dilakukan oleh &oley dan 8raig #()),$ terhadap para editor suratkabar A& menemukan bahwa )*I mengalami tekanan dari pengiklan untuk mengubah laporan atau editorial mereka. "etapi kenyataannya, banyak media yang tidak bisa hidup tanpa iklan. "ele3isi siaran di +ndonesia, misalnya, sepenuhnya dibiayai iklan. Di +ndonesia, D* persen penghasilan suratkabar diperoleh dari iklan. Pengiklan menganggap media punya pengaruh yang berneda-beda terhadap e ekti3itas iklan. &uatu sur3ei di Amerika menunjukkan F, persen pengiklan menganggap tele3isi sebagai media paling berpengaruh, DE persen menyebut surat kabar sebagai media paling persuasi , @) persen menilai majalah sebagai media paling otoritati , dan F* persen menilai internet sebagai media paling menyenangkan #'aran, ,**F$.

"abel OOO+O Alokasi belanja iklan di Amerika berdasarkan Media#persen$ Media 9oran "ele3isi Direct mail :adio 'ussiness paper 0ut door 2ellow pages =ain-lain 1.-/ 6* ,6 (C E 6 ( (C 1../ ,C ,, (F E , ( E (6 2/// ,* (F (F F , C ((6

Di kawasan Asia Pasi ik, pengiklan lebih mempercayai tele3isi dalam menempatkan iklan mereka. Demikian pula yang terjadi dalam tataran global. 1amun, dalam konteks global, dibanding tahun ,**(, alokasi belanja iklan pada ,**C untuk tele3isi cenderung menurun. Peningkatan sigini ikan justru terjadi pada internet. "abel O= Alokasi belanja iklan dunia berdasarkan Media C)th Jorld Paper 8ongress di Moskwa pertengahan tahun ,**D #dalam persen$ Media "ele3isi 9oran :adio 0utdorr +nternet 8inema 2//1 6D,, 6,,( F,E C,C ,,D *,6 2//' 6,,( 6*,6 F,D C,C @,C *,@

"abel =+ PerolehanHAlokasi +klan berdasarkan Media di Asia Pasi ik ,**D (. ,. 6. @. C. D. E. Media "ele3isi &uratkabar Majalah! Media luar ruang :adio! +nternet 'ioskop Persentase CCI ,@I CI CI @I 6I ,I

#sumber! AFAA 1o3 ,**D seperti dikutip 8akram (,H,**D$ Di +ndonesia, tele3isi juga menjadi media a3orit beriklan. 'ahkan alokasi belanja iklan untuk tele3isi meningkat dari tahun ke tahun. "abel =++ "otal 'elanja +klan all media di +ndonesia #dalam miliar rupiah$
9oran (,*EC (,,*, (,C@* )CF (,@(C (,FF, Majalah ,(( ,E* 6(( ()( ()@ 6*F "7 (,D6F ,,,*6 ,,DEF ,,,(6 6,@@) @,)66 :adio (E* (F) ,*D (6D (FE ,DE &inema (( (* ) @ D F 0utdoor ,6* ,DD 6C* ,D( ,D) ,D) +nternet * * * ( ( ( "otal 6,66C @,(@* C,*)@ 6,ED, C,C,( E,EDF

())C ())D ())E ())F ())) ,***

((@

,**( ,**, ,**6 ,**@ ,**C ,**D ,**E ,**F ,**)

,,D)6 6,C*, @,6EF C,E(( C,C,@ F,(DC ),ED* ((,E(, (6,)6F

@,, C,( DDE (,*)E (,,(, (,,@E (,CD( (,FE@ ,,,6*

D,**E F,6F6 (*,6(( (C,,)F (E,E), ,*,D@F ,@,DF6 ,),D() 6C,,@E

6,) @(6 C(D C)C EF( FC* )C* (,(@* (,6FE

) ) (( (6 (@ (C (D () ,,

,*, ,6, ,E) E() FF@ (,(C* (,@6E (,E,E ,,*C,

( , 6 6 @ C D F )

),D(6 (6,*D, (D,(DC ,6,@6@ ,E,6(( 6,,*EE 6F,@(6 @D,*)D C@,FC@

&umber! Kenith 0ptimedia seperti dikutip Media Planning ?uide ,**F 8atatan! data tahun ,**E, ,**F, dan ,**) merupakan perkiraan "abel =+++ 'elanja +klan pada 'erbagai Media di +ndonesia Ban-&ept ,**E #miliar rupiah$ "7 9oran Majalah, tabloid (D,)D@ E,FD* )FD Ban-&ept ,**F #miliar rupiah$ (),DCF (*,C@E (,,@, 9enaikan (DI 6@I ,DI

&umber! 1ielsen Media :esearch seperti dikutip Majalah Marketing (,H7+++HDes ,**F

Agensi Iklan Dunia periklanan melahirkan agensi atau biro iklan. Pengiklan memasang iklan di media melalui agensi atau biro iklan pro esional. Di Amerika terdapat sekitar D.*** agensi iklan yang mempekerjakan sekitar C** ribu orang. &ejumlah agensi memperoleh keuntungan ( juta dolar A& setiap tahun. 'anyak agensi yang memproduksi iklan serta membeli ruang atau slot iklan di berbagai media. Agensi memperoleh ongkos produksi iklan dari pengiklan. Agensi biasanya memperoleh konpensasi berupa komisi, biasanya sebesar (C persen, dari media tempat agensi membeli ruang atau slot iklan. Di +ndonesia terdapat sejumlah pemain utama atau agensi iklan dalam industri periklanan. "iga pemain utama dalam industri periklanan adalah Matari Ad3ertising, =owe +ndonesia, dan Dwi &apta Ad3ertising.

((C

Matari Ad3ertising didirikan oleh #almarhum$ 9en t. &udarto dan Paul 9armadi. Perusahaan periklanan ini diakui sebagai pemain lokal terbesar dan merupakan biro iklan papan atas dalam industri periklanan di +ndonesia. 9lien yang pernah bekerjasama dengan Matari Ad3ertising antara lain 'ogasasi, 4onda, 9onimeG, teh 'otol &osro, ?aruda dan "elkom. =owe +ndonesia merupakan perusahaan periklanan multinasional dengan )* kantor perwakilan yang tersebar di seluruh dunia. =owe menjadi salah satu dari (* perusahaan periklanan terbesar di dunia. 9liennya antara lain >nile3er, Mead Bohnson, 4yundai, Bohnson S Bohnson, &ampoerna, ProO=, dan 'ank 1iaga. Dwi &apta Ad3eritsing yang berdiri pada ()F( merupakan perusahaan periklanan yang berciri inte)rated advertisin). Dwi &apta menempati urutan ke(6 top agency Persatuan Perusahaan Periklanan +ndonesia #P6+$ serta termasuk (* top agency di stasiun tele3isi. 9liennya antara lain Adem &ari, &o ek, Djarum ED, "olak Angin, dan 7egeta. eknologi +ndustri periklanan di masa mendatang harus mampu mengemas materi iklan sesuai dengan perkembangan teknologi. Di negara-negara Asia lain seperti di Malaysia, &ingapura, dan 4ong 9ong berkembang media iklan dengan meman aatkan dinding gedung-gedung tinggi. &ebuah lampu sorot yang mengambarkan produk tertentu mengarah ke gedung-gedung tinggi yang lat dindingnya. Di +ndonesia, pada ,**F, P" =omaro Media Digital memperkenalkan media iklan yang disebut streetboard "7. Media ini berupa layar dua layar liMuid crystal display #=8D$ berukuran DC inchi dan satu layar light emitting diode #=%D$ berukuran 6 G ,,@ meter yang dipasang di sebuah mobil. Mobil ini akan berkeliling ke lokasi-lokasi strategis. 9euntungannya, selain bisa secara langsung mendatangi target market secara langsung, juga bisa menarik perhatian di tengah kemacetan. Dewasa ini berkembang pula apa yang disebut cyberad3ertisingL kon3ergensi iklan media cetak dan media penyiaran dengan internet. Pada ,**C, perusahaaan-perusahaan di Amerika menghabiskan (,,) miliar dolar untuk beriklan di media online. Diperkirakan pada tahun ,**), belanja iklan media online mencapai ,,,6 juta dolar A&. Regulasi :egulasi dalam industri periklanan antara lain diberlakukan untuk menghindari dampak negati iklan. Di +ndonesia, misalnya, ada regulasi yang membolehkan penayangan iklan rokok di tele3isi mulai pukul ,(.6* untuk menghindari pengaruh iklan rokok tersebut pada anak-anak. :egulasi seperti ini diatur dalam >ndang-undang 1omor F tahun ())) tentang Perlindungan 9onsumen. &ensor juga berlaku pada iklan yang akan ditayangkan di tele3isi Di Amerika regulator yang mengatur periklanan adalah ederal "rade 8ommission #F"8$. F"8 memutuskan apakah suatu iklan menipu, berbohong, atau curang. Pada gerakan deregulasi tahun ()F*, F"8 mengubah peran dari ((D

lembaga yang memutuskan apakah suatu iklan menipu atau tidak menjadi lembaga yang mengatur dan menindak keluhan terhadap iklan yang menipu. Masa Depan Di masa mendatang masyarakat makin kritis terhadap iklan. +ndustri periklanan dituntut makin kreati dalam mengemas iklan. +ndustri periklanan harus menjalin hubungan dengan konsumen secara intensi . +ndustri periklanan juga tak boleh lagi hanya mempertimbangkan sisi kuantitati #jumlah penonton atau pembaca$ dalam memasang iklan di media, melainkan juga sisi kualitati #citra media, karakteristik khalayak$. :egulasi di masa depan kadang menganggu kreati3itas orang iklan. Di +ndonesia, misalnya, Peraturan Menteri 9omunikasi dan +n ormatika 1o. ,CHP%:HM.90M+1F0HCH,**E yang mengharuskan penggunaan sumber daya dalam negeri untuk produk iklan yang disiarkan melalui lembaga penyiaran. +ndustri periklanan juga harus mengantisipasi perkembangan teknologi. +nternet atau media online serta kon3ergensinya menjadi saranan yang ampuh ntuk beriklan. 'elanja iklan dunia memang cenderung meningkat. 1amun, krisis keuangan bisa menghambat peningkatan belanja iklan. "etapi, di masa krisis, perusahaan semestinya tidak berhenti beriklan, melainkan hanya selekti beriklan. Media online bisa menjadi sarana yang murah namun e ekti untuk beriklan di masa krisis.;<

() Ekonomi Industri Publi1 Relations


"ejara* "ingkat Para arkeolog di +rak telah mengungkap arte ak dari tahun (F** sebelum masehi, yang pada masa sekarang dikenal sebagai buletin in ormasi. Arte ak itu menyediakan in ormasi bagi petani tentang 3ara bercocok tanam, dari penanaman benih, irigasi, hingga panen. Bulius 8aesar mempropaganda rakyat :omawi dengan laporan rutin yang berisi keberhasilannya untuk mempertahankan moralitas dan soliditas reputasi dan posisinya dalam kekuasaan. ?engis 9han senatiasa mengirim //tim pendahulu// untuk menyampaikan kisah-kisah heroismenya untuk menakut-nakuti musuhnya atau membuat musuhnya menyerah. ((E

9ampanye P: dilakukan di tanah jajahan Amerika dan sangat membantu menciptakan koloni-koloni baru. Pedagang, petani, dan lain-lain dipengaruhi untuk bermigrasi ke tanah jajahan #Dunia baru$ lewat in ormasi berlebihan, in ormasi yang setengahnya benar, bahkan in ormasi bohong. A -rief and True %eport of The 2ew +ound *and of $ir)inia, oleh Bohn Jhite, dipublikasikan pada (CFF, guna menarik $rang %ropa bermigrasi ke Amerika. "he 'oston "ea Party yang diselenggarakan pada (EE6 merupakan media e3ent yang diorganisasi secara terencana untuk menarik perhatian publik terhadap persoalan-persoalan penting. 'enjamin Franklin mengorganisasi kampanye canggih untuk menggagalkan &tamp Act, usaha :atu untuk membatasi kebebasan pers di tanah kolonial Amerika. 'enjamin Franklin mengorganisasi kampanye itu melalui serangkaian publikasi dan orasi. Bohn Bay, Bames Madison, dan AleGander 4amilton menerbitkan the +ederalist !aper yang awalnya merupakan FC edisi surat yang diterbitkan antara (EFE dan (EF). the +ederalist !aper dirancang untuk mempengaruhi opini publik dalam 1egara &merika yang baru saja merdeka dan ditujukan sebagai dukungan dan jalan menuju konstitusi baru. Pada (FF6, Andrew Backson merekut Amos 9endall sebagai sekretaris pers presiden. Pada (FF), Jestinghouse mendirikan departemen P: pertama dalam suatu korporasi. Pada ()FD, Jilliam Bennings 'ryan and Jilliam Mc9inley meluncurkan kampanye politik nasional pertama. Pada ()*D perusahaan publisitas pertama, "he Publicity 'ureau, berdiri. Pada ()@D Federal regulation o =obying Act diberlakukan. Pada ()@D, Public :elations &ociety o America #P:&A$ berdiri. Pada ()CD, P:&A memberlakukan 9ode %tik P:&A. Di +nggris, pada (F*), Departemen 9euangan 9erajaan +nggris menunjuk seorang juru bicara resmi. Pemerintah +nggris mulai menerapkan praktik kehumasan yang terarah pada ()(, ketika =lyod ?eorge, 8hancellor o %GcheMuer atau 'endahara 1egara, mengorganisasi tim yang bertugas menjelaskan rancangan pensiun bagi kaum lanjut usia. Antara (),D-()66, &ir &tephen "allents, atas nama Dewan Pemasaran 9erjaan membelanjakan satu juta poundsterling #jumlah sangat besar ketika itu$ untuk menjadikan buah-buahan dan produk +nggris lainnya dikenal oleh rakyat +nggris sendiri. &ir &tephen "allents menjalankan praktik P: ini melalui serangkaian ilm, poster, dan pameran. &ir &tephen "alents kemudian menjadi presiden lembaga ormal pertama yang bertujuan mengembangkan P:, yaitu +nstitute o Public relations #+P:$ pada ()@F. Public :elations #P:$ secara konsepsional dalam pengertian Y&tate o 'eing Y di +ndonesia baru dikenal pada tahun ()C*-an, setelah pengakuan kedaulatan +ndonesia oleh 9erajaan 'elanda pada tanggal ,E Desember ()@). Pemerintah menganggap penting akan adanya badan atau lembaga yang menjadi pedoman dalam mengetahui Ywho we are, and what should we do irst-// Pemerintah membentuk Departemen Penerangan. Pada ()D,, Presidium 9abinet Perdana Menteri Buanda menginstruksikan setiap instansi pemerintah membentuk bagian atau di3isi humas. Periode ini

((F

disebut periode pertama cikal bakal P: di +ndonesia. Pada periode kedua, ()DE()E(, terbentuklah 'adan 9oordinasi 9ehumasan #'akohumas$. Pada periode ketiga, ()E,-()FE, tepatnya tanggal (C Desember ()E,, berdiri Perhumas yang mewadahi P: pro esional pada lembaga swasta umum. 9on3ensi 4umas di 'andung tahun ())6, telah menetapkan 9ode %tik 9ehumasan +ndonesia # 9%9+ $. Perhumas tercatat sebagai anggota +nternational Public :elations Associations #+P:A$ dan Forum Asean Public :elations 0rganiAations # FAP:0 $. Pada tanggal (* April ()FE di Bakarta dibentuk suatu wadah pro esi P: lainnya yang disebut Asosiasi Perusahaan Public :elations +ndonesia # APP:+ $, yang bergerak dalam konsultan jasa kehumasan. Di periode keempat, tahun ())C hingga sekarang, perkembangan P: sangat pesat. "ernyata perkembangan P: tumbuh dikalangan swasta bidang pro essional khusus #spesialisasi$ 4umas bidang industri pelayanan jasa. +ni ditandai dengan terbentuknya 4impunan 4umas 4otel 'erbintang pada tanggal ,E 1o3ember ())C, disusul berdirinya Forum 4umas Perbankan pada tanggal (6 &eptember ())D. &ejarah mencatat sejumlah kasus yang melibatkan P: dalam upaya penyelesaiannya. &alah satu yang paling enomenal adalah kasus likuidasi 'ank &umma, pada ()),. Pemilik 'ank &umma, keluarga Jilliam &oeryajaya merasa perlu menunjuk juru bicara sekaligus konsultan P: 9en &udarto untuk menangani krisis manajemen yang mengancam kelangsungan bisnis perbankan mereka. Definisi 'anyak de inisi tentang public relations. &emua de inisi bisa dikatakan memiliki substansi sama! public relations adalah komunikasi timbal balik. Dalam perspekti ilmu komunikasi, komunikasi timbal balik itu terjadi antara institusi dengan khalayak. Dalam perspekti ekonomi media, komunikasi timbal balik itu terjadi antara institusi public relations dengan pasar. +tulah sebabnya kita menyebutnya public relations #dengan huru s$, bukan public relation #tanpa huru s$. 'erikut beberapa de inisi public relations! Z Praktik humas atau public relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. #+nstitute o Public :elations$ Z 4umas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesi ik yang berlandaskan pada saling pengertian. #Frank Be kins$ Z Praktik kehumasan adalah suatu seni sekaligus suatu disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensi darinya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayak. #"he MeGican &tatement$ (()

Dua ipe Publi1 Relations Ada dua tipe P:! Departemen P: dan Perusahaan P:. Perusahaanperusahaan besar biasanya memiliki Departemen P: sendiri untuk menjalankan ungsi P:. 1amun, tak sedikit perusahaan yang menggunakan perusahaan atau konsultan untuk menjalankan kegiatan P: di perusahaan mereka. Dalam konteks ekonomi media, P: sebagai instutusi ekonomi atau industri, pembahasan ter okus pada perusahaan atau konsultan P:. Praktik perusahaan atau konsultan P: adalah penyelenggaraan jasa-jasa teknis dan kreati tertentu oleh seorang atau sekelompok orang yang memiliki keahlian berdasarkan pengalaman dan latihan yang telah mereka dapatkan sebelumnya, serta di dalam menjalankan ungsi- ungsi itu mereka memiliki suatu identitas badan hukum. Perusahaan P: memperoleh revenue dari klien. 9lien P: biasanya suatu organisasi, perusahaan, indi3idu atau sekelompok indi3idu yang meminta atau yang membutuhkan jasa pro esional di bidang kehumasan, baik itu dalam bentuk paket program maupun sekadar saran-saran dan kegiatan tertentu yang terbatas, selama periode tertentu yang ditetapkan oleh kedua belah pihak. 9lien inilah yang dalam konteks ekonomi media disebut pasar. Industri Publi1 Relations: Perkembangan+ Pasar+ dan #epemilikan !ublic relations sering disebut sebagai industri pendukung bagi industri media pada umumnya. 9ehadiran "he Publicity 'ureau sebagai perusahaan publisitas pertama pada ()*D, yang kemudian diikuti oleh pendirian konsultan P: oleh +3y =edbetter =ee, bisa disebut sebagai tonggak bahwa P: telah menjadi institusi ekonomi atau industri. ?lobalisasi turut mendorong perkembangan P: sebagai industri. &ecara lebih spesi ik, 'aran #,**F$ mengidenti ikasi lima hal yang menjadi simbol perkembangan P: sebagai institusi ekonomi, baik dalam dunia bisnis maupun politik. 9elima hal tersebut adalah kemajuan teknologi, pertumbuhan kelas menengah, perkembangan organisasi, riset yang makin maju, dan pro esionalisme. Di Amerika dewasa ini #,**F$, terdapat ,** ribu orang yang mengidenti ikasi diri mereka sebagai orang yang bekerja dalam dunia P:. 4ampir semua perusahaan besar di Amerika memiliki departemen P:, yang beberapa di antaranya mempekerjakan sampai sekitar @** pegawai. "erdapat lebih dari @.*** perusahaan P: di Amerika. Perusahaan P: besar mempekerjakan ,.*** orang, tetapi ada perusahaan P: yang hanya mempekerjakan empat pegawai. Perusahaan P: Amerika menghasilkan revenue 6,E miliar dolar A& pada ,**C. Diharapkan re3enue perusahaan P: meningkat ) persen pada menjadi C,6 miliar dolar A& pada ,**). :e3enue ini mereka peroleh dari klien atau pasar yang menggunakan jasa perusahaan P: tersebut. "abel =+7 Pendapatan (* perusahaan P: terbesar di Amerika #,**C$

(,*

Perusahaan P: %delmen Public :elations Jorldwide, 1ew 2ork :uder Finn ?roup, 1ew 2ork Jaggener %dstrim, 'elle3ue, JA AP80 Jorldwide, Jashington D8 &chwartA 8ommunication, Jaltham, MA Keno ?roup, 1ew 2ork Dan 9lores 8ommunications, 1ew 2ork Qor3is 8ommunication, Jashington D8 ?ibbs S &oell, 1ew 2ork AS: Partners, &an Mateo, 8A

Pendapatan #juta dolar A&$ ,D(,) ),,( F@,) E6,6 ,,,( (),) (),C (F,, (E,, (@,(

&umber! 0/Dwyer/s Public :elations seperti dikutip 'aran #,**F$ Ada perusahaan P: yang memberikan layanan menyeluruh, tetapi ada pula perusahaan P: yang hanya memberi pelayanan tertentu. "ari perusahaan P: tergantung pada layanan yang diberikan. Ada perusahaan P: yang dibayar per jam, atau ada perusahaan P: yang siap diminta layanannya kapan pun dan dibayar bulanan. 4ill and 9nowlton, misalnya, menerapkan tari minimal C.*** dolar A& per bulan. Ada pula perusahaan P: yang menerapkan tari berdasarkan persetujuan dengan klien. 'anyak pula perusahaan P: yang menerapkan tari tambahan paling tinggi (E,DC persen untuk menangani pencetakan, riset, dan otogra i. 'anyak perusahaan P: yang merupakan korporasi global. &ebagai contoh, tiga dari (* perusahaan P: dengan re3enue terbesar, dimiliki oleh perusahaan yang berbasis di =ondong, yaitu JPP ?roup. 9etiga perusahaan itu adalah 4ill and 9nowlton, 'urson-Marsteller, dan 0gil3y P: Jorldwide. 4ill and 9nowlton mempekerjakan ,.*** pegawai yang bekerja di E( kantor di 6E negara. :owland 8ompany Jorldwide dimiliki oleh agensi iklan +nggris &astchi S &aatchi. Jeber &handwick, perusahaan dengan perolehan revenue terbesar di Amerika, berbasis di =ondon. &ejumlah perusahaan P: asing beroperasi di +ndonesia atau menjalin kerjasama dengan perusahaan P: lokal. +ndo Paci ic :eputation Management dan 0gil3y P: merupakan contoh perusahaan P: asing yang beroperasi di +ndonesia. Perusahaan P: lokal juga bertumbuhan di +ndonesia. 'amboedoea 8ommunication, A a 8om, dan +nke Maris S Association, dan Fortune P: Management merupakan beberapa contoh P: lokal +ndonesia. Fortune P: pernah menangani kasus lemak babi Dancow, 9omisi Pemilihan >mum #9P>$ tahun ,**@, dan Partai Amanat 1asional #PA1$. 'amboedoea ditunjuk oleh >1DP untuk mengelola program P: Pemilu ())) dan ,**@. 9ecenderungan lain yang berkembang dalam industri P: adalah spesialisasi. P: lingkungan hidup menarik banyak orang, baik industriawan maupun para penggiat lingkungan hidup. %. 'ruce 4arrison 8onsulting menarik perhatian perusahaan-perusahaan yang menjadi kliennya antara lain karena (,(

reputasinya sebagai perusahaan P: dengan keterampilan di bidang lingkungan hidup. 9esehatan dan pengobatan kini juga muncul sebagai bidang spesialisasi industri P:. eknologi +ndustri P: meman aatkan hampir seluruh teknologi media yang berkembang dewasa ini. P: menggabungkan teknologi media tradisional #surat kabar, tele3isi, radio, dll$ dengan media modern #internet$. +nternet, in ormasi online dan periklanan menjadi teknologi yang tumbuh pesat dalam total public relations media mix. P: juga menggunakan teknologi video news release, videoconferencin), satellite-delivered media tour, inte)rated mar#etin) communication, serta viral mar#etin). Regulasi Praktik P: biasanya lebih banyak diatur oleh kode etik. Pelanggaran kode etik menyebabkan perusahaan P: mendapat sanksi sosial atau administrati dari organisasi pro esi P: tempat perusahaan P: menjadi anggota. 1amun, bukan berarti tidak ada regulasi yang berlaku bagi praktisi dan industri P:. 9arena P: dalam praktiknya menggunakan hampir seluruh jenis media, regulasi yang berlaku pada media berlaku juga bagi P:. Perusahaan P: harus memperhatikan >ndang-undang Penyiaran, >ndang-undang Pokok Pers, >ndang-undang 4ak 8ipta, dll. Pelanggaran terhadap regulasi-regulasi tadi bisa mendatangkan sanksi hukum. Masa Depan &ebagaimana telah disebutkan di atas, perkembangan P: tidak terlepas dari perkembangan lima hal! kemajuan teknologi, pertumbuhan kelas menengah, pertumbuhan organisasiHperusahaan, riset yang makin maju, dan pro esionalisme. Di masa depan kelima hal tersebut tentu makin tumbuh, sehingga industri P: juga makin berkembang. Perkembangan media massa yang sangat pesat, makin kritisnya masyarakat terhadap berbagai persoalan, juga bisa membuat industri P: akan berkembang di masa mendatang. Di masa depan, perusahaan P: dalam praktiknya setidaknya harus memperhatikan dua hal! kon3ergensi teknologi dan spesialisasi. =ewat kon3ergensi teknologi, perusahaan P: harus menggabungkan teknologi media tradisional #pam let, radio, tele3isi, surat kabar$ dan media modern #internet, media online$ secara pro esional. 'idang lingkungan hidup dan politik bisa menjadi spesialisasi pilihan suatu perusahaan P:.;<

(,,

Daftar Pustaka Albarian Alan ', Media &conomics7 1nderstandin) Mar#ets, (ndustries, and Concept, +owa! +owa &tate >ni3ersity Press, ())D. AleGander, Alison et.al #ed$, Media &conomics7 Theories and !ractice, 1ew Bersey! =awrence %rlbaum Associates Publishers, ())F. AleGander, Alison #et.al$, Media &conomics7 Theory and !ractice, 1ew Bersey! =awrence %rlbaum associate Publisher, ,**@. 'aran, B. &tanley, (ntroduction to Mass Communication7 Media *iteracy and Culture, 1ew 2ork! Mc?raw 4ill, ,**F. 'iran, Misbach 2usa, ,e0arah +ilm ?B::-?BC:, Depok! 9omunitas 'ambu, ,**). (,6

'urton, ?raeme, 8an) Tersembunyi di -ali# Media7 !en)antar #epada Ka0ian Media, 2ogyakarta S 'andung! Balasutra, ,**F. 'urton, ?raeme, Membincan)#an Televisi, Bogjakarta! Balasutra, ,**E. 'lumenthal 4oward B S ?oodenough 0li3er :, This -usiness of Television, 1ew 2ork! 'illboard 'ooks, ())(. Dimmick, B S :othenbuhler, %.J, The Theory of 2iche7 Duantifyin) Competition amon) Media (ndustries, Bournal o 8ommunication #()F@$. 4abermas, Burgen, The Theory of Communicative Action, 'oston5 'eacon Press, ()F). 4ardiman, +ma, Karir !ublic %elations7 the Most 'anted ob, Bakarta! gagas >lung Publisher, ,**E. 4erman, %dward & dan 8homsky, 1oam, Manufacturin) Consent7 The !olitical &conomy of Massa Media, 1ew 2ork! Pantheon, ()FF. 4oskins, 8olin, Media &conomics, =ondon! &age Publication, ,**@. Be kins, Frank, !ublic %elations, Bakarta! %rlangga, ())C. Bunaedhi, 9urniawan, &nsi#lopedi !ers (ndonesia, Bakarta! P" ?ramedia Pustaka >tama, ())(. 9ristanto, B', Katalo) +ilm (ndonesia ?B9E-9::C, Bakarta! 1alar S akultas Film dan "ele3isi, +nstitut 9esenian Bakarta &inematek +ndonesia, ,**C. 9ristanto, B' dan :ahman, =isabona, (ndonesia +ilm Catalo)ue 9::;, Bakarta! 1alar, ,**F. 9urnia, 1o3i, !osisi dan %esistensi7 &#onomi !oliti# !erfilman (ndonesia, 2ogyakarta! Penerbit Fisipol >?M, ,**F. Masduki, %e)ulasi !enyiaran7 dari Otoriter #e *iberal, 2ogyakarta, =9is, ,**E. McQuail, Dennis, Teori Komuni#asi Massa, Bakarta! Penerbit %rlangga, ())(. Mu id, Muhammad, Komuni#asi dan %e)ulasi !enyiaran, Bakarta! Prenada Media dan >+1, ,**C.

(,@

1asution, Kulkarimein, Te#nolo)i Komuni#asi, Bakarta! =embaga Penerbit Fakultas %konomi >ni3ersitas +ndonesia, ()F*. 0uthwaite #ed$, Kamus *en)#ap !emi#iran ,osial, Bakarta! Prenada Media ?rup, ,**F. :i3ers, Jilliam, et. al., Media Massa dan Masyara#at Modern, Bakarta! Prenada Media, ,**@. &amuelson, Paul A S 1ordhaus Jilliam D, &#onomi, Bakarta! %rlangga, ()),. &ardar, Kiauddin, Membon)#ar Kuasa Media, 2ogyakarta! :esist 'ook, ,**F. &eabright, Paul S 3on 4agen, Burgen #editors$, The &conomic %e)ulation of -roadcastin) Mar#et7 &volvin) Technolo)y and Challen)e for !olicy, 8ambridge! 8ambridge >ni3ersity Press, ,**E. &el3a Bames, et, al, Media !lannin) 5uide (ndonesia 9::;, Bakarta! Perception Media +nternasional, ,**F. &en, 9rishna S 4ill, Da3id, ", Media, Culture, and !olitics in (ndonesia, &ingapore! %MuinoG Publishing #Asia$ P"% ="D, ,**E. &e3erin, Jarner B. S "ankard, Bames J, Teori Komuni#asi> ,e0arah, Metode dan Terapan di dalam Media Massa, Bakarta! 9encana, ,**F. &ubagya, P.D, dan Putra, Masri &areb, !romosi dan !emasaran -u#u di di (ndonesia, Bakarta! +kapi Bakarta, ,**C. &udibyo, Agus, &#onomi !oliti# Media !enyiaran, Bakarta S 2ogyakarta, +&A+ dan =ki&, ,**@. Jahyuni, 4ermin +ndah, -roadcastin) Media %e)ulation, 2ogyakarta! Penerbit Fisipol >?M, ,**F.

(iodata Penulis >sman 9ansong lahir di Bakarta, (6 April ()E*. &uami &unting Demiasih dan ayah Ali 4ani in >sman dan 4ai a +lmi >sman ini menyelesaikan (,C

pendidikan tinggi pada Burusan +lmu 9omunikasi Fisip >&>, Medan, tahun ())@. Pada ,**C, >sman menamatkan pendidikan pascasarjana pada jurusan &osisologi Fisip, >+. >sman pernah mendapat beasiswa mengikuti short course bertajuk ./"ransition to Democracy// di +nggris pada ,**6. &elesai menempuh pendidikan sarjana, >sman selama sekitar satu tahun mengajar di almamaternya dan sejumlah uni3ersitas swasta di Medan. Pada ())@, dia hijrah ke Bakarta menjadi wartawan harian %epubli#a. &ekitar C tahun bekerja di :epublika, pada tahun ,*** >sman pindah ke MetroT$ ketika tele3isi berita itu baru berdiri. Di MetroT$, >sman kini menjabat 9epala Departemen atau Manajer 8urrent A airs, departemen yang menangani program-program talkshow. &elesai menempuh pendidikan pascasarjana, >sman mengajar di jurusan 'roadcasting +nstitut 'isnis dan +n ormatika +ndonesia #+'++$ dan program pascasarjana +lmu 9omunikasi >ni3ersitas Mercua 'uana. Di kedua uni3ersitas, dia antara lain mengajar mata kuliah %konomi Media.

(,D

Anda mungkin juga menyukai